Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FARMAKOTERAPI

INFEKSI SEPSIS

Disusun Oleh :

Kelompok :A–4

Ajeng Afriana (200106008)

Amanah Laeli Hastuti (200106013)

Amilia Nurjanah (200016016)

Anisa Udzatul Fadilah (200106018)

Bagas Aditya Nugroho (200106000)

Cindy Lidya Putri (200106000)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2023
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan seleksi terapi obat rasional berdasarkan kondisi
pasien pada penyakit sepsis serta monitoring terapi dan konselingnya sesuai
perkembangan bidang kesehatan dan kefarmasian terkini.

B. KASUS

No RM: 12345678
Nama : An. MI
Umur : 1 tahun 2 bulan
BB/TB : 13,6 Kg/ 89 m

Pasien datang ke rumah sakit dengan kondisi demam tinggi,sesak nafas, pilek dan
mengalami muntah.

Hasil pemeriksaan tanda vital :

Nadi : 150 x/menit


RR : 40 x/menit
Suhu : 41 ºC
Berat Badan : 13,6 kg
Tinggi Badan : 89 cm
Kondisi umum: lemah

Hasil pemeriksaan laboratorium darah:


SGOT : 1050 U/L
SGPT : 450 U/L
Hb : 10,5 g/dL
Hct : 29%
SCr : 5,4 mg/dL
K : 3,2 mmol/L
Na : 149 mmol/L
Leukosit : 22,8 mg/dL
LED : 25
Diagnosa : Sepsis

Terapi :
Oksigenasi : O2 2 lpm NK
Nutrisi : NS + KCL 40 ml/jam
Antibiotik : Cefotaxim 3x700 g iv
Suplementasi : Vitamin E 1x200 inj iv
Cegah stress ulcer : Omeprazole 1x20 inj iv
Cegah failure : Furosemide 3x15 inj iv
Mucociliary clearance: NaCl 0,9%
Cegah failure : captopril 2x3,125 mg po
Demam : Paracetamol 4x100mg

C. PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI PENYAKIT

 Patofisiologi

 Etiologi
D. PHARMACIST‘S PATIENT DATA BASE

I. IDENTITAS PASIEN
• No RM : 12345678
• Nama : An. MI
• Umur : 1 tahun 2 bulan
• Jenis kelamin : -
• BB/TB : 13,6 Kg/ 89 Cm

II. SUBYEKTIF (saat MRS)

2.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):

• Demam tinggi (3 hari)


• Pilek
• Sesak nafas
• Muntah

2.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)


• Sepsis

2.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)

• 1 tahun yang lalu pasien pernah dirawat selama 1 bulan karena ensefalitis,
kemudian pulang

• Rawat kembali selama 2 bulan dengan gejala endocarditis.

2.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)


2.5 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi
Penggunaan

III. OBYEKTIF

3.1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)


TD -
Suhu 41 C
Nadi 150 x / menit
RR 40 x / menit

3.2 Kondisi Klinis

• Demam tinggi
• Sesak nafas
• Pilek
• Mutah
3. 3. Data Laboratorium

a. Hematologi

Hasil
Parameter Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) 10,5
g/dL
11,0 – 16,0 (L)
Hematokrit (Htc) 40 – 50 (P) 29
%
37 – 54 (L)

b. Fungsi Hati

Hasil
Parameter Satuan Nilai Rujukan pemeriksaan
ALT (SGPT) U/L 5 - 450
30
AST (SGOT) U/L 5 - 1050
30

c. Elektrolit

Hasil pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Natrium mmol/L 132-147 149


Kalium mmol/L 3,30-5,40 3,2
Scr mg/dL 0,8-1,3 5,4

d. lain-lain

Hasil pemeriksaan
Paramete Satuan
r
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL -
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL -
CD4 - -
BTA - -
Leukosit 4 -12x103µl 22,8
LED 0-10 25
IV. ASSESMENT

4.1 Terapi Pasien

No Nama Obat Dosis Indikasi Frekuensi Rute


.

1 Cefotaxim 700 mg Antibiotik 3x1 i.v

2 Vitamin E 200 mg Suplemen 1x1 i.v

3 Omeprazol inj 20 mg Stress ulcer 1x1 i.v

4 Furosemid inj 15 mg Failure 3x1 i.v

5 Captopril 125 mg Failure 2x1 p.o

6 PCT 100 mg Analgetik, 4x1 p.o


antipiretik

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat

(Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)


4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems

4.3.1. Problem Medik


Problem Medik Subyektif,
Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Infeksi Sepsis Subjektif :
Cefotaxim inj Pada anak penderita sepsis pemberian
Demam Obat sudah tepat Digunakan sampai Monitoring
antibiotik broad spectrum merupakan
Sesak nafas didapat hasil kultur. infeksi, sel darah
first line untuk mengatasi shock sepsis
Pilek Dan diganti putih
(Dibb-fuller and Liversedge, 2013).
mutah antibiotik yang
Cefotaxime merupakan antibiotik
spesifik
spektrum luas yang digunakan untuk
Objektif :
terapi pertama pada sepsis. Digunakan
7-10 hari.

Selama dilakukan pengobatan dengan


menggunakan antibiotik broad
spectrum dilakukan kultur bakteri.
Kultur dilakukan agar pengobatan
infeksi menjadi lebih spesifik dan
mencegah resistensi.
Obat sudah tepat Obat dilanjutkan Monitoring suhu
Paracetamol Demam yang dialami pasien merupakan
hingga demam reda
salah satu penanda infeksi, maka
pemberian antipiretik (parasetamol)
disarankan sebagai pengobatan
simptomatis.

Obat sudah tepat Obat dilanjutkan Monitoring


Omeprazole inj Pada pasien critical illness
pendarahan
direkomendasikan perlu diberikan
lambung
pengobatan untuk mencegah stress
ulcer. Dan yang paling
direkomendasikan adalah proton pump
inhibitor yakni omeprazol (Widyanti,
2013).

Menurut Dibb-fuller and Liversedge,


2013. Protektif gastrin pada pasien
sepsis dapat diberikan proton pump
inhibitor untuk mencegah resiko
perdarahan GI. Golongan H2 blocker
dan proton pump inhibitor dapat
mencegah terjadinya stress ulcer pada
pasien sepsis (Pharmacotherapy
handbook, 2009)
4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)  EXAMPLE

DRUG
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
RELATED
PROBLEMS
(DRPs)
Korelasi obat dg Adakah obat tanpa indikasi medis? √
masalah medis
Adakah masalah medis yang tidak diobati √ Pasien mengalami
(Correlation between
demam 38,7 °C
drug therapy & medical
sehingga
problem)

perlu
adanya terapi
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan
(therapeutic outcome)?
Apakah obat yang digunakan .
dikontraindikasikan untuk
pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan
drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan?
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk
pasien?
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat?
Apakah lama pemberian obat sudah tepat?

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi?

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis


yang disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- makanan
yg berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi
terhadap obat ?
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami
hambatan/ kesulitan dalam
penggunaan obat?

V. KESIMPULAN REKOMENDASI

a. Untuk terapi sepsis diberikan terapi :

VI. KONSELING

a. Hindari konsumsi obat-obatan


Obat-obatan dengan dosis yang tinggi dapat menganggu aliran darah pasien sehingga dapat
memperburuk kondisi pasien. Oleh sebab itu jika tidak darurat atau penting jangan konsumsi
obat-obatan tanpa rekomendasi dokter.
b. Konsumsi makanan yang tinggi magnesium dan zat besi
Makanan yang banyak mengandung magnesium dan zat besi sangatlah baik apabila
dikonsumsi oleh penderita penyakit sepsis, terlebih pada pasie yang memiliki hipotensi atau
tekanan darah rendah. Makanan yang banyak mengandung magnesium dan zat besi antara lain
daging, sayur (bayam) dan lain sebagainya.
c. Hindari konsumsi gorengan
Gorengan banyak mengandung kolesterol jahat yang dapat menyebabkan gangguan sistem
peredarah darah.
d. Keluarga perlu diberitahukan mengenai kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada pasien
dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
DAFTAR PUSTAKA

British National Formulary (BNF) 54, 2008, United Kingdom, BMJ Group and RSP Publishing
Dibb-Fuller. E & Liversedge. T, 2013, Management Of Paediatric Sepsis Anaesthesia Tutorial Of The Week
278, Great Ormond Street Hospital, UK
Dipiro, J.T., et al, 2008, Pharmaco Therapy; A Pathophisiology Approach Seventh Edition.Mc-Graw Hill
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Shanley, Thomas et al., 2011, Management and TreatmentGudlines for Sepsis in Pediatric Patients, Open
Inflanm J, 7 (4): 101-109.
Wells,B.g., Dipiro ,J.T., Schwinghammer, T.I., Dipiro, C.V., 2009. Pharmacotherapy Handbook, 9th edition,
New York : McGraw-Hill Medical Publishing Division, p. 384.
Widyanti Ayu et al., 2012, Early Gold Therapy Pada Shock Septik, Jurnal ilmiah Kedokteran, 43:103-13.
Di Sario A., Candelaresi C., Omenetti A., Benedetti., 2007. Vitamin E in chronic liver diseases and liver
fibrosis, PubMed Vitam Horm. 2007;76:551-73.

Anda mungkin juga menyukai