Lokasi
Desa : Lalabata
Kecamatan : Tanete Rilau
Kabupaten : Barru
Provinsi : Sulawesi Selatan
DAS : Bungin
Luas : ± 75 Ha
LEMBAR PENGESAHAN
Lokasi
Desa : Lalabata
Kecamatan : Tanete Rilau
Kabupaten : Barru
Provinsi : Sulawesi Selatan
DAS : Bungin
Luas : ± 75 Ha
Ansar
1. Dasar Hukum
3. Gambaran Umum
a. Letak Lokasi
Tabel 1. Letak Lokasi Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu Moppang
No Uraian Keterangan
1. Luas (Ha) ± 75 Ha
Letak
119° 38' 18,556" - 119° 38' 50,222" BT
a. Geografis
-4° 32' 26,184" - 4° 33' 07,779" LS
b. Kelompok Hutan Barru
Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Barru
2. c. Administrasi pemerintahan
Kecamatan Tanete Rilau
Desa Lalabata
1. Tutupan Lahan
Tabel 2. Tutupan Lahan Areal Izin Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu
Moppang
2. Topografi
Tabel 3. Topografi Areal Izin Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu Moppang
Kelerengan
No Kelas Lereng Luas (Ha) Luas (%)
(%)
3. Ketinggian Tempat
Tabel 4. Ketinggian Tempat Areal Izin Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu
Moppang
Keterangan
No Kelas Ketinggian (mdpl)
Ha %
1 0 - 100 - -
2 100 - 250 22.34 29.79
3 250 - 500 52.66 70.21
4 500 - 750 - -
Jumlah 75.00 100.00
4. Kondisi Vegetasi
Tabel 5. Kondisi Vegetasi Areal Izin Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu
Moppang
Persen
No Kategori Pohon Jenis Pohon Ha
%
1 Pohon Dominan Aren atau Enau - -
2 Pohon Lainnya (bisa Coklat atau Kakao,
disebutkan sampai 3 Jati Lokal, Jati Putih, - -
jenis pohon) dan Durian
c. Sosial ekonomi
1) Demografi (Kependudukan)
Keadaan sosial ekonomi penduduk, di wilayah ini dapat tergambar melalui
data kependudukan yang mencakup mengenai jumlah, umur, dan jenis kelamin
menjadi dasar pikiran. Desa Lalabata Kabupaten Barru pada tahun 2021 memiliki
penduduk sebanyak 4.490 jiwa yang terdiri atas laki-laki 2.293 jiwa dan
perempuan 2.197 jiwa. Jumlah penduduk Desa Lalabata menurut jenis kelamin
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Lalabata Berdasarkan Jenis Kelamin
2) Infrastruktur Wilayah
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang
keberhasilan pembangunan suatu daerah. Secara umum sarana dan prasarana yang
terdapat di Desa Lalabata sangat minim. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana yang terdapat di Desa Lalabata Kecamatan
Tanete Rilau Kabupaten Barru
1 Prasarana Komunikasi -
2 Prasarana Masjid 6 Unit
3 Gereja -
4 Klenteng -
5 Puskesmas -
6 Puskesmas Pembantu 1 Unit
7 Posyandu -
8 Sarana Olahraga -
9 Pasar 1 Unit
10 Prasarana Pendidikan
PAUD 4 Unit
TK 1 Unit
SD 7 Unit
SMP 1 Unit
SMA -
Perguruan Tinggi -
Sumber Data: Profil Desa Lalabata, 2021.
3) Kelembagaan Masyarakat
Desa Lalabata memiliki 3 dusun dan terdapat lembaga masyarakat yang
secara rinci kelembagaan di Desa Lalabata dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kelembagan di Desa Lalabata
No Lembaga Masyarakat Jumlah
1 Dusun 3
2 LKMD 1
3 Organisasi Pemuda 1
4 Kelompok Tani Hutan (KTH) 1
5 Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) 1
Total 7
Sumber Data: Profil Desa Lalabata, 2021.
4) Aksesibilitas
Dari Barru (Ibu Kota Kabupaten) ke Desa Lalabata jarak tempuh ± 14 km,
waktu tempuh ± 20 menit, kondisi jalan aspal dan beton, dan dapat
menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Dari Desa Lalabata ke areal kerja IUPHKm jarak tempuh ± 6 km, waktu
tempuh ± 90 menit, kondisi jalan aspal dan beton serta tanah dapat
menggunakan kendaraan roda 2 dan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
d. Potensi Kawasan
Tabel 9. Potensi Kawasan Areal Izin Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu Moppang
a. Jati Lokal
1 Hasil Hutan Kayu -
b. Jati Putih
a. Aren atau Enau
2 Hasil Hutan Bukan Kayu b. Coklat atau Kakao -
c. Durian
3 Jasa Lingkungan - -
II. RENCANA KEGIATAN
1 Pembibitan (H-1) - -
2 Penanaman (H) Penanaman Aren, Durian, Pembersihan Gulma, Pembuatan
dan Kakao Lubang tanam, dan Pengukuran
Jarak Tanam
3 Pemeliharaan Pemeliharaan Aren, Durian, Pemupukan, Penyulaman,
(H+1) s/d (H+10) dan Kakao Pemangkasan, serta Pencegahan
Hama dan Penyakit
4 Pemanenan Pemanenan Aren, Durian, Pemanenan dilakukan sesuai
Kakao Petunjuk Teknis
5 Pengolahan Pengolahan Aren, Durian, Pengolahan berupa Bahan Mentah,
dan Kakao Produk Setengah Jadi, dan Produk
Jadi
6 Pemasaran Pemasaran Aren, Durian, Pemasaran Lokal
dan Kakao
Pada lokasi izin KTH Batu Moppang telah terdapat potensi Hasil Hutan Bukan
Kayu yang dimanfaatkan diantaranya Aren, Durian, dan Kakao. Sebagian hasil
tanaman dipasarkan secara langsung tanpa ada proses pengolahan seperti Air Nira di
jual sebagai Tuak Manis. Air Nira juga dibuat menjadi produk Gula Batok yang
pemasaran lokal nya sangat baik. Untuk Tanaman Kakao hanya diolah menjadi Produk
setengah jadi dimana Biji Kakao dikeringkan dan di jual. Tanaman Durian saat ini
belum maksimal dalam menghasilkan buah dimana jumlah Pohon Durian masih
terbilang minim sehingga buah yang dihasilkan atau di panen masih sangat sedikit.
Kelompok KTH Batu Moppang untuk tahun 2022 ini merencakan untuk melakukan
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, dan pemasaran untuk tanaman
Aren, Durian, dan Kakao. Hal ini dilakukan untuk memperkaya jenis tanaman yang ada
dimana bertujuan untuk menambah nilai ekonomi bagi anggota Kelompok Perhutanan
Sosial (KPS).
Kegiatan Pemanfaatan Kawasan Hutan pada tahun 2022 di lokasi HKM Batu
Moppang yaitu diadakannya Tanaman Obat, Budidaya Hijauan Pakan Ternak,
Penggunakan konsep Agroforestry, Silvopasture, dan Avipastura. Tanaman Obat yang
direncanakan yaitu Jahe dan Kunyit yang berjumlah masing-masing sebanyak ± 100
batang. Budidaya Hijauan Pakan Ternak yang dipilih yaitu Rumput Gajah sebanyak ±
150 batang. Untuk tanaman Agroforestry yang akan dikembangkan seperti Aren,
Durian, dan Kakao masing-masing sebanyak ± 200 batang. Perpaduan dengan hewan
ternak seperti Sapi dan Lebah Madu Hutan juga turut dilakukan untuk memaksimalkan
potensi dari lokasi areal kerja HKM Batu Moppang tersebut. Ternak Sapi yang
diternakkan di lokasi HKM memberi keuntungan yang lumayan dimana kotoran ternak
tersebut dapat menjadi sumber pupuk bagi tanaman. Untuk madu sendiri masih
kebanyakan anggota KPS mencari dan mendapatkan di Alam/Hutan, Pemanenan madu
dilakukan sekali dalam setahun yaitu berkisar di bulan September - November. Adapun
hasil dari madu hutan yang biasanya dipanen pada setiap tahun sekitar 500 Botol
Kecap/Sirup ABC (±620 ml).
1 Ekowisata - -
2 Jasa Tata Air - -
3 Penyimpanan dan - -
Penyerapan Karbon
Di lokasi izin KTH Batu Moppang tidak ditemukan adanya objek yang bisa
dijadikan lokasi untuk Ekowisata. Untuk Jasa Tata Air dan Penyimpanan serta
Penyerapan Karbon juga menunjukkan ketidaktersediaan di lokasi KTH.
Pada Bulan Februari Tahun 2022 Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) Batu
Moppang telah menyelesaikan membuat 3 (dua) KUPS berdasarkan potensi yang telah
dimiliki yaitu KUPS Agroforestry, KUPS Aren, dan KUPS Madu yang difasilitasi oleh
Mahasiswa KKN UNHAS dan Penyuluh Kehutanan setempat. Penyusunan AD/ART
juga sudah terselesaikan pada Bulan Mei Tahun 2022 oleh Pendamping Perhutanan
Sosial dan Penyuluh Kehutanan setempat. Pelatihan teknis yang akan berjalan pada
Bulan Juli Tahun 2022 ini yaitu Pelatihan Perbanyakan Pupuk Trichoderma yang di
fasilitasi oleh Pendamping Perhutanan Sosial dan Penyuluh Kehutanan Setempat.
F. Rencana Pengembangan Usaha
Tabel 15. Jenis Dan Bentuk Produk/Jasa Yang Diusahakan
Jenis Bentuk Produk Pemasaran
No Volume Harga
Komoditas (Bahan Baku/Produk Turunan)
1.000 Kg/Thn Gula Batok Rp. 30.000 /Kg
1 Aren
- Kg/Thn Gula Semut Rp. - /Kg
2 Durian 100 Kg/Thn Buah Durian Rp. 25.000 /Kg
3 Kakao 90 Kg/Thn Biji Kakao Rp. 27.000 /Kg
4 Gaharu - Ltr/Thn Getah Gaharu (Resin) Rp. - /Ltr
5 Jahe - Kg/Thn Rimpang/Umbi Jahe Rp. - /Kg
6 Kunyit 80 Kg/Thn Rimpang/Umbi Kunyit Rp. 24.000 /Kg
Lebah Madu
7 310 Ltr/Thn Madu Hutan Rp. 242.000/Ltr
Hutan
Pada tahun 2022, untuk saat ini Aren hanya dijadikan Gula Batok. Durian,
Kakao, dan Kunyit masih sangat minim hasil panen dikarenakan bibit/pohonnya
memang sangat sedikit. Maka dipandang perlu untuk menambah kuantitas (jumlah)
dari tanaman/pohon tersebut. Saat ini Gaharu, Jahe, dan Lebah Madu Trigona belum
ada anggota KPS yang mengelolahnya. Anggota KTH Batu Moppang biasanya selalu
mencari madu di Alam liar/Hutan dan mendapatkan 310 Liter/Tahun serta mempunyai
harga jual yaitu 242.000/Liter. Untuk hasil panen sering dijual ke pengumpul-
pengumpul di Desa. Harganya pun terbilang tidak konsisten yang harga jualnya kadang
naik turun dan tidak stabil mengikuti harga pasar.
1 Sertifikasi produk -
2 Pengemasan Produk -
3 Labeling Produk -
4 Branding Produk -
5 Indikasi Geografis Produk -
6 Promosi Produk -
7 Temu Usaha -
8 Pameran Produk -
9 Pembentukan Koperasi/BUMDES -
10 Akses Permodalan -
Pada KTH Batu Moppang terdapat beberapa kearifan lokal berupa aturan-aturan
yang berlaku di masyarakat setempat diantaranya adalah Mappadendang, yaitu Upacara
syukuran panen padi. Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta tani
merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dalam menanam padi kepada yang
maha kuasa. Mappadendang sendiri merupakan suatu pesta yang diadakan dalam
rangka besar-besaran. Yakni acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat
besar sebagai penumbuknya. Paddengngeng merupakan kegiatan adat istiadat dimana
masyarakat desa melakukan pemburuan babi didesa tersebut.