Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA & KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Hipertensi
Sasaran : Masyarakat RW 03 dengan Hipertensi
Tempat : Rumah RT 09 RW 03 Kelurahan Semanan
Waktu : 09.00-11.00
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Mei 2023

A. Latar Belakang
Penyakit Hipertensi sering di temukan pada usia dewasa dan usia lanjut.
Adapun besarnya angka dari perkembangan penyakit Hipertensi ini merupakan
faktor resiko dari penyakit jantung dan stroke, dimana menurut para ahli angka
kematian akibat penyakit jantung pada usia dewasa dan usia lanjut dengan
Hipertensi adalah Tiga kali lebih sering. Hal ini berbading lurus dengan data yang
kami dapatkan di RW 03 dimana sebagian besar warga RW 03 mengalami
Hipertensi di usia dewasa dan lansia dengan perolehan persentasi 58%. Dari data
yang kami dapatkan di RW 03 kebanyakan penderita hipertensi tidak mengetahui
cara mengontrol hipertensinya.
Berdasarkan hal diatas maka kami merasakan perlu kiranya memberikan
suatu informasi atau pengetahuan kepada masyarakat khususnya pada warga
mengenai penyekit hipertensi. Diharapkan dengan adanya informasi yang
diberikan masyarakat mengerti tentang penyakit Hipertensi sehingga sehingga
dapat mengurangi timbulnya penyakit hipertensi serta dapat mencegah
meningkatnya angka kesakitan dari penderita Hipertensi khususnya pada warga
mengenai penyakit hipertensi.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosis keperawatan
Domain : D.0115
Kelas :
Diagnosis : Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami
konsep teori Hipertensi dan penderita hipertensi mampu mengontrol hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a) Menjelaskan pengertian hipertensi
b) Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c) Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
d) Mengetahui penatalaksanaan hipertensi denganjus mentimun
e) Menyebutkan pengertianseledri
f) Menyebutkan manfaat dari seledri
g) Mengetahui langkah-langkah pembuatan rebusan daun seledri

D. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
3. PPT
4. Sound System

F. MATERI : Terlampir
G. PELAKSANAAN
KEGIATAN
No TAHAP WAKTU
PERAWAT PESERTA
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam, a. Peserta
memperkenalkan diri menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Peserta
tentang POA menjawab sesuai
dengan
pengetahuan
yang dimiliki
2. Pelaksanaan 45 menit a. Melakukan Screening a. Peserta
b. Menjelaskan pengertian mendengarkan
Hipertensi, tanda gejala, dengan seksama
penyebab, komplikasi, b. Peserta
penatalaksanaan, dan memberikan
pencegahan hipertensi pertanyaan
( Penyuluhan ). kepada pemateri
c. Melakukan sesi tanya c. Peserta
jawab menjawab
d. Melakukan senam pertanyaan
hipertensi d. Peserta
e. Mengevaluasi secara memperhatikan
verbal pada peserta dan melakukan
penyuluhan senam hipertensi
3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan materi a. Peserta
penyuluhan memperhatikan
b. Mengakhiri kegiatan b. Peserta
dengan mengucapkan menjawab salam
salam c. Pesertamenerim
c. Membagikan leaflet a leaflet
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh
perhatian
3. Evaluasi hasil
a. Pasien dapat menyebutkan pengertian dari hipertensi.
b. Pasien dapat menjelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi.
c. Pasien dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.
d. Pasien dapat menjelakan penatalaksanaan penyakit hipertensi.
e. Pasien dapat menjelakan komplikasi penyakit hipertensi.
f. Pasien dapat menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi.
g. Pasien melakukan senam hipertensi
Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi
1. Definisi hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg jika diukur dua kali setiap lima menit dalam keadaan
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2019).
2. Penyebab
Faktor risiko hipertensi tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko
yang tidak dapat diubah dan dapat diubah (Black & Hawk, 2014).
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
Menurut Black & Hawk (2014) ada beberapa faktor risiko yang tidak
dapat diubah diantaranya yaitu:
1) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu pada seseorang
dengan riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteraksi dengan
yang lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah
meningkat seiring waktu. Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu
lebih rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar
natrium intraselular dan penurunan rasio kalsium-natrium, yang lebih sering
ditemukan pada orang kulit hitam. klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada resiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa
hipertensi meningkat dengan usia 50-60% klien berumur lebih dari 60 tahun
memiliki tekanan lebih dari 140/90 mmHg. Pembacaan TDS lebih baik daripada
TDD karena merupakan prediktor yang lebih baik untuk kemungkinan kejadian di
masa depan seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit
ginjal.
3) Jenis Kelamin
Secara keseluruhan, tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan wanita sampai usia sekitar 55 tahun. Pada usia 55 sampai 74, risiko
pria dan wanita hampir sama, dan setelah usia 74 risiko wanita lebih tinggi.
4) Ras
Statistik mortalitas menunjukan seseorang dengan berkulit hitam lebih
rentan terkena hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang berkulit putih.
Alasan peningkatan prevalensi hipertensi orang berkulit hitam masih belum jelas,
tetapi peningkatan tersebut dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah,
sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopresin, tingginya asupan garam, dan
tingginya stress lingkungan.
b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah
Menurut Black & Hawk (2014), faktor risiko yang dapat diubah yaitu
gaya hidup. Adapun gaya hidup yang dapat dimodifikasi diantaranya:
1) Nutrisi
Konsumsi natrium mungkin merupakan faktor penting dalam
perkembangan hipertensi esensial. Setidaknya 40% yang akhirnya menderita
hipertensi sensitif terhadap garam. Garam yang berlebihan bisa jadi penyebab
hipertensi pada tiap individu. Diet tinggi garam dapat menyebabkan pelepasan
hormon natriuretik yang berlebihan, yang secara tidak langsung meningkatkan
tekanan darah. Muatan natrium juga merangsang mekanisme vasopresor sistem
saraf pusat (SSP). Penelitian juga menunjukkan bahwa diet rendah kalsium,
kalium, dan magnesium berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
2) Stress
Stress meningkatkan resistensi vaskular perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Stressor bisa dari banyak hal, mulai
dari suara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnya suplai oksigen, panas, dingin,
trauma, pengerahan tenaga berkepanjangan, respons pada peristiwa kehidupan,
obesitas, usia tua, obat-obatan, penyakit, pembedahan dapat memicu repons stress.
Rangsangan berbahaya ini dianggap ancaman, jika respon stress menjadi
berlebihan atau berkepanjangan maka akan menyebabkan disfungsi organ sasaran
atau penyakit akan dihasilkan.
3) Obesitas
Peningkatan lemak di sekitar diafragma, pinggang, dan perut, dikaitkan
dengan pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dan faktor lain dapat
ditandai dengan sindrom metabolik yang juga meningkatkan risiko hipertensi.
4) Penyalahgunaan obat-obatan
Merokok, minum alkohol berat dan beberapa penggunaan obat-obatan
terlarang merupakan faktor risiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dan obat-
obatan seperti rokok dan kokain dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
secara langsung. Namun seiring berjalannya waktu, kebiasaan mengonsumsi zat
ini menyebabkan peningkatan kejadian hipertensi.
3. TANDA DAN GEJALA
Menurut Black & Hawk (2014), pada tahap awal perkembangan
hipertensi tidak adanya gejala apapun. Klien tidak akan menyadari bahwa tekanan
darahnya meningkat kemudian manifestasi klinis akan terlihat jelas dan klien akan
berobat ke rumah sakit dengan mengeluh sakit kepala terus menerus, kelelahan,
pusing, jantung berdebar, sesak napas, pandangan kabur atau penglihatan ganda
dan mimisan.
4. KOMPLIKASI
Menurut Wijaya & Putri (2013), jika tekanan darah tinggi tidak ditangani
dan dikendalikan, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan
arteri di dalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri
tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ berikut ini:
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gagal jantung dan penyakit
jantung koroner. Pada penderita hipertensi beban kerja jantung akan meningkat,
otot jantung akan mengendur dan elastisitasnya menurun yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak bisa lagi memompa sehingga banyak
cairan tetap berada di paru-paru atau jaringan tubuh lainnya, yang bisa
menyebabkan sesak napas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, meningkatkan risiko stroke. Jika tidak
ditangani, risiko stroke akan meningkat 7 kali lipat.
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada sistem filtrasi ginjal. Secara
bertahap, ginjal tidak dapat mengeluarkan zat yang tidak diinginkan dari dalam
tubuh. Zat tersebut masuk ke dalam tubuh melalui darah dan menumpuk di dalam
tubuh.
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat menyebabkan retinopati hipertensi dan
kebutaan
5. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Farmakologi :
Menurut Muttaqin (2014) obat-obatan antihipertensi dapat dipakai
sebagai obat tunggal atau dicampur dengan obat lain. Adapun sebagai berikut:
1) Diuretik
2) Simpatolitik
3) Penghambat Adrenergik-Alfa
4) Penghambat Neuron Adrenergik (Simpatolitik yang Bekerja Perifer)
5) Vasodilator yang Bekerja Langsung
6) Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)
b. Penatalaksanaan Non-Farmakologi
Menurut Black & Hawk (2014) penatalaksanaan hipertensi dengan
nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk
menurunkan tekanan darah diantaranya:
1) Pengurangan berat badan
2) Pembatasan natrium
3) Modifikasi diet lemak
4) Olahraga
5) Pembatasan alkohol
6) Pembatasan kafein
7) Terapi relaksasi
8) Menghentikan kebiasaan merokok
9) Terapi herbal
Beberapa penderita hipertensi mungkin akan membutuhkan bantuan obat
darah tinggi untuk mengatasi hipertensi. Jika berpikir alternatif, sejumlah tanaman
herbal bahkan buah-buahan sebenarnya tersedia juga untuk membantu
menurunkan tekanan darah tinggi diantaranya . Namun, penggunaan tanaman-
tanaman ini tetap harus dilakukan secara hati-hati atau akan lebih baik jika
dikonsultasikan dengan dokter (Kompas, 2020).

B. Konsep Senam hipertensi


1. Definisi
Senam adalah suatu olahraga yang dilakukan dengan menggerakan
tubuh, dengan gerakan tertentu dan sudah dipilih dengan seksama. Gerakan-
gerakan ini memiliki ritme yang dinamis dan kemudia melatih otot untuk menjadi
kuat sekaligus fleksibel.
2. Manfaat Senam Hipertensi
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar
lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan
membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya seperti : pinggang, paha,
pinggul, perut dan lain lain. Meningkatkan kelenturan, keseimbangan koordinasi,
kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan dan olahraga
lainnya.
Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja
secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel,
jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena
sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan
curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri meningkat, setelah
tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu
menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas
saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi
perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2015).

3. Lamanya Senam Hipertensi


Senam hipertensi merupakan aktifitas fisik yang dilakukan berupa
gerakan senam khusus penderita hipertensi yang dilakukan dalam periode 20-30
menit dengan frekuensi 2 kali dalam 1 minggu.
4. Aspek Fisiologi Senam Hipertensi
Respon kimiawi menghasilkan penurunan pH dan kadar PO2,
terakumulasinya asam laktat, adenosine dan K+ oleh metabolisme selama otot
aktif berkontraksi. Akumulasi zat metabolic ini menyebabkan pembuluh darah
mnegalami dilatasi yang akan menurunkan tekanan arteri, namun berlangsung
sementara karena adanya respon arterial baroreseptor dengan meningkatkan
denyut jantung dan isi sekuncup sehingga tekanan darah meningkat (Roni,2019)
Tekanan darah yang meningkat akan meingkatkan stimulasi impuls

pada pusat baroreseptor di arteri karotis dan aorta. Impuls ini akan menujupusat

pengendalian kardiovaskuler di medulla oblongata melalui neuron sensorik yng

mempengruhi kerja saraf simpatis dan melepaskan NE (noreprinephrin dan

epinephrine). Dan saraf parasitisme yang akan melepas lebih banyak ACH ysng

mempengaruhi SA node yang akan menurunkan tekanan darah (Guyton.2011).

5. Teknik dan Cara Senam


1. Pemanasan (warming up)

Gerakkan umum (yang dilibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)

dilakukan secara lambat dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan

peregangan (stretching). Lamanya kira kira 8-10 menit. Pada 5 menit

terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan dimaksud


untukmengurangi cidera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar dapat turut

serta dalam proses metabolism yang meningkat.

2. Latihan inti

Tergantung pada komponen/faktor yang dilatih mka bentuk latihan

tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan

berurutan dan dapat disesuaikan dan diringi dengan music yang disesuikan

dengan gerakan.

3. Pendinginan

Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan ini perlu dilakukan

gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang

ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.

Pendingingan dilakukan seperti pemanasan hyaitu selama 8-10 menit.


DAFTAR PUSTAKA

Black, J., & Hawk, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan (Ed 8). Singapura: Elsevier.
Laili, N. (2020). Terapi Alternatif Komplementer Herbal pada Pasien Hipertensi
dalam Perspektif Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.
Martha, Karnia. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hiprtensi plus Aneka Jus
Pencegah Hipertensi. Yogyakarta: Askara
Pamplona. R, George D., M.D. (2016). Makanan menyehatkan. Seri Pola Hidup
Baru. Hal 232-233. Bandung:Indonesia Publishing House
Savitri, A. (2016). Tanaman Ajaib! Basi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat
Keluarga). Depok : Bibit Publisher
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai