Anda di halaman 1dari 7

MONITORING KETINGGIAN AIR SUNGAI BERBASIS IoT

Disusun oleh:
Wahyu Padliansyah Liambo (1900022079)

Pembimbing : Sunardi, S.T., M.T., Ph.D.


pendahuluan
Banjir menjadi salah satu bencana yang mengakibatkan banyak
kerugian bagi masyarakat. Akibat yang ditimbulkan oleh bencana
banjir bukan hanya kerugian secara material tetapi juga korban jiwa.
Dampak bencana banjir ini dapat diminimalisir apabila masyarakat
lebih siaga dalam menghadapi bencana tersebut. Kerugian yang
ditimbulkan dari bencana banjir dapat dihindari jika masyarakat
mendapatkan peringatan terhadap datangnya bencana banjir. Dengan
adanya peringatan, masyarakat dapat melakukan evakuasi sebelum
bencana banjir datang. Peringatan tersebut didapatkan dengan
membuat alat pendeteksi banjir. Sistem peringatan bahaya banjir
dibuat dengan kondisi air sungai normal, warning, dan alert.

2
KOMPONEN
01 02
ARDUINO UNO WATER LEVEL SENSOR
Arduino adalah sebuah Water level sensor adalah
rangkaian yang bersifat komponen yang di rancang
open source, dan untuk mengukur
mempunyai piranti keras ketinggian batas air
dan perangkat lunak yang
mana mudah di gunakan.

03 04
ULTRASONIC HC-SR04 Blynk
Ultrasonic HC-SR04 adalah
sensor yang berfungsi Blynk merupakan platform untuk IOS atau
untuk mengubah besaran ANDROID yang digunakan untuk
fisis (bunyi) menjadi mengendalikan module Arduino, Rasbery Pi,
besaran listrik wemos dan module sejenisnya melalui internet
Hasil dan Pembahasan
Flowchart dan Diagram blok

Ultrasonik HC-SR04
Ketinggian air Dan ARDUINO UNO
Water level sensor

LCD 16X2 I2C


Pengujian Sistem
● Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil data ketinggian air sungai yang digunakan pada
penelitian. Proses ini dilakukan dengan menggunakan Sensor ultrasonik. Jarak Ketinggian yang
diamati dengan Sensor ultrasonik adalah ketinggian air sungai. Data yang didapatkan berupa data
digital. Data tersebut disimpan dalam memori arduino UNO. Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi kondisi ketinggian air sungai yang dimana terdapat 3 kondisi yaitu normal, warning
dan alert. Setelah didapatkan 3 kondisi tersebut, maka langkah berikutnya adalah monitoring
ketinggian air sungai agar setiap kondisi didapatkan hasil 3 kondisi yang telah ditentukan. Kondisi
normal adalah kondisi yang dimana ketinggian air naik setinggi 10 cm dari ketinggian air yang telah
di tentukan, kondisi warning adalah kondisi ketika ketinggian air telah naik setinggi 20 cm dan
kondisi alert adalah ketika air naik setinggi >30 cm dari ketinggian yang telah di tentukan dari
permukaan air sungai.
● Proses berikutnya adalah peringatan dan pemberitahuan pasca banjir dan kenaikan air pada sungai
melalui apliaksi blynk dan sebagainya dengan ketentuan 3 kondisi yaitu kondisi normal, warning dan
alert. 3 kondisi tersebut merupakan peringatan yang sering digunakan dalam penelitian mengenai
monitoring ketinggian air sungai.
KESIMPULAN
01

Seiring perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, mitigasi bencana


banjir dapat dilakukan dengan teknologi-teknologi yang lebih efektif. Teknologi yang
dapat diterapkan untuk membantu dalam monitoring banjir yaitu sistem monitoring
ketinggian air sungai berbasis Internet of Things (IoT).
THANKS…!!!
Do you have any questions?
wahyu1900022079@webmail.uad.ac.id
081 398 054 744 | CV. Pajo Teknik

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai