DISUSUN OLEH:
Nama Mahasiswa : Isjan Harisal Liambo
NIM : 20220305006
2
( ) Coma
GCS : E2, M4, V3
Antopometri : BB = 60 Kg, TB = 170 cm
IMT : 20,1 kg/m2
Skala nyeri : 18
TTV
Tegang
1
Merengut, menurunkan alis
Meringis
(2)
Semua gerakan wajah sebelumnya ditambah kelopak mata tertutup rapat (pasien bisa juga dengan mulut terbuka atau menggigit tabung
endotrakeal)
Gerakan tubuh
Adanya gerakan atau posisi normal
(0)
Tidak bergerak sama sekali (tidak selalu berarti tidak adanya rasa sakit) atau posisi normal (gerakan tidak ditujukan terhadap adanya lokasi nyeri
atau tidak dibuat untuk tujuan perlindungan)
Gerakan perlindungan
1
Lambat, gerakan hati-hati, menyentuh lokasi nyeri, mencari perhatian melalui gerakan
Gelisah
2
Menarik tabung, mencoba untuk duduk, bergerak badan atau meronta-ronta, tidak mengikuti perintah, mencoba untuk bangun dari tempat tidur
Kepatuhan dengan ventilator (pasien diintubasi)
Toleran terhadap ventilator dan gerakan
(0)
Alarm tidak aktif, ventilasi mudah
Melawan ventilator
2
Tidak sinkron : blocking ventilasi, alarm aktif secara terus menerus
vokalisasi (pasien diekstubas)
Berbicara dengan nada normal atau tidak ada suara
0
Berbicara dengan nada normal atau tidak ada suara
Mendesah, mengerang
(1)
Mendesah, mengerang
Menangis terisak-isak
2
3
Menangis terisak-isak
Ketegangan otot
Rileks
0
Tidak resisten terhadap gerakan pasif
Tegang
(1)
Resistan terhadap gerakan pasif
Sangat tegang
2
Skor Intepretasi Resisten kuat Skor Intepretasi terhadap gerakan pasif
0 Tidak Nyeri 0 Tidak Nyeri
1-2 Nyeri Ringan 1-3 Nyeri Ringan
3-4 Nyeri Sedang 4-6 Nyeri Sedang
5-6 Nyeri Berat 7-10 Nyeri Berat
7-8 Nyeri Sangat Hebat Interpretasi: Skala nyeri 4 (NPS)
Interpretasi: karena pasien sadar sehingga
pengkajian nyeri menggunakan numeric
pain scale
- Obstruksi jalan nafas : ( )Tidak suara paru terdengar ronchi di kedua lapang paru (√) Ya, penyebab:
- Sesak nafas : ( ) Tidak (√) Ya □ Apneu
- Pemakaian alat bantu nafas: ( )Tidak (√) Ya
- Oksigen : - Ventilator Vt 350
DAN OKSIGENASI
- Bentuk Dada : (√) Nomochest □ Barrel Chest □ Pigeon Chest □Funnel Chest
- Nafas Cuping Hidung : (√)Tidak ()Ya
- Retraksi dada : (√)Tidak ada □ Suprasternal () Substernal () Intercostal
- Krepitasi: : (√)Tidak □ Ya, area:
- Chest tube thoraks: : (√)Tidak □ Ya, jumlah : -
Jenis cairan : -
Warna: -
- Bunyi Nafas : ( )Normal (√)Abnormal (Wheezing/rales/ronchi)
- Nadi: 126 x/mnt
- Konjungtiva : (√) Anemis ( )Pink □Hiperemis Perdarahan: (√)Tidak □Ya
KARDIOVASLULER
- Iktus Cordis □ Terlihat (√) Tidak Iktus Kordir Teraba (√)Ya □ Tidak
- Batas Jantung (√)Normal ()Pembesaran
- Bunyi jantug: (√) Normal □ Abnormal (Murmur/Galop S3 / S4)*
- Ekstremitas (CRT): ()<2 dtk (√) >2dtk
- Akral: ( )Hangat (√) Dingin
- Edema: (√) Tidak □ Ya
- Terpasang NI Chiband/TR Band (√) Tidak □Ya
- Makan: ( ) Oral (√) Enteral (NGT) □Parenteral Frekuensi: 3 x 1 porsi (makanan lunak)
- Minum: ( ) Oral (√ ) Enteral Frekuensi : 3 gelas (750 cc) / hari
- Mual : (√) Tidak terkaji □Ya
- Muntah: (√) Tidak □Ya, warna:
GASTROINTESTINAL
4
- Fraktur: (√) Tidak □Ya, area
- Mobilitas: □ Mandiri (√) Dibantu
- Edema : (√)Tidak □ Ya
- Konsusio : (√) Tidak □Ya, area
- Laserasi : (√) Tidak □Ya, area
MUSKULOSKELETAL
N I Pembauan : +
SISTEM
UMENT
INTEG
Masalah perkawinan : (√) Tidak ada Ada : cerai / istri baru / siri / lain-lain :
Mengalami kekerasan fisik : (√) Tidak ada Ada Mencederai diri/orang lain : Pernah Tidak
ernah
5
Tinggal Bersama ( ) Istri ( ) Anak ( ) Orangtua Sendiri (√) Lainnya
Kebiasaan () Merokok Alkohol (√) Lainnya Jenis dan jumlah per hari:-
Budaya : Jawa
Agama Hindu (√) Islam Budha Kristen Katolik Kong Hu cu Lain-
Perlu (√) Tidak Y Jelaskan lain
Rohanian
SKRINING NUTRISI DENGAN MST ( Malnutrisi Screening Tools)
1. Apakah berat badan (BB) anda menurun Total Skor
akhir-akhir ini tanpa direncanakan? Catatan :
Tidak 0 Nilai MST : (√)Risiko Rendah (MST = 0 – 1 )
Ya, bila ya berapa penurunan berat badan Anda? () Risiko Sedang (MST = 2-3)
□ 1 – 5 kg 1 () Risiko Tinggi (MST = 4 – 5)
□ 6 – 10 kg 2 Monitoring lebih lanjut dilakukan oleh Ahli Gizi.
□ 11 – 15 kg 3 *Bila resiko rendah dilakukan skrinning ulang setiap 7 hari
□ > 15 kg 4 *Bila resiko sedang dan tinggi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut
Tidak yakin 2 oleh ahli gizi,
2. Apakah nafsu makan anda berkurang? *Bila Pasien resiko rendah dengan indikasi khusus yaitu DM, Gangguan
ginjal, Jantung, TB, Paliatif, pediatric, geriatric, Gastro, Hipertensi, HIV,
(√)Tidak 0
SARS, Flu Burung, Bedah/reseksi slauran cerna, penurunan imun, kanker
( )Ya 1
dan Pasien tidak sadar dilakukan pengkajian oleh ahli gizi
3. Sakit Berat
*Pasien dirawat di ruang intensif dilakukan pengkajian langsung oleh dr
() Tidak 0 gizi klinik
(√ ) Ya 1
Hasil Interpretasi: Pasien memiliki risiko rendah pada pengkajian
skrining nutrisi
PERHITUNGAN KALORI MENGGUNAKAN RUMUS MIFFLIN
Basal Metabolic rate (BMR)
Laki-laki = (10x 60 (kg)) + (6.25 x 170 (cm)) – (5x 55 tahun) + 5= 321,062 kkal
Perempuan = (10x BB (kg)) + (6.25 x TB (cm)) – (5x umur tahun) – 161= kkal
BMR Perempuan = (10x 46 kg) + (6.25 x 155 cm) – (5 x 44) -161= kkal
BMR laki-laki = 600 + 1.062,5 – 275 + 5 =
= 601.062 – 280 = 321,062 kkal
Level Aktivitas Fisik Nilai Level Aktivitas Fisik
Tidak aktif (tidak berolahraga sama sekali) 1.2
Cukup aktif (berolahraga 1-3x seminggu) 1.375
Aktif (berolahraga atau 3-5x seminggu) 1.55
Sangat aktif (berolahraga atau 6-7x seminggu) 1.725
6
Resiko Rendah 25 – 50 Intervensi jatuh standar
Resiko tinggi ≥ 50 Interven
i jatuh Resiko tinggi
Hasil Interpretasi: Pasien tidak beresiko
BRADEN SCALE
1 2 3 4 Skor
Persepsi Sensori Keterbatasan Penuh Sangat terbatas Keterbatasan ringan Tidak ada keterbatasan 1
Kelembaban Lembab terus menerus Sangat lembab Kadang-kadang lembab Tidak ada lembab 2
Aktivitas Ditempat tidur Diatas kursi Kadang-kadang Sering berjalan 1
berjalan
Mobilisasi Tidak Dapat bergerak Pergerakan sangat terbatas Keterbatasan ringan Tidak ada keterbatasan 1
Status Nutrisi Sangat Buruk Tidak adekuat Adekuat Baik sekali 3
Friksi/ Gesekan Bermasalah Potensi bermasalah Tidak ada masalah 2
Total Skor 10
Kesimpulan Tingkat risiko,
< 10= risiko sangat tinggi, 10 – 12= risiko tinggi, 13 – 14 = resiko sedang, 15 – 18= Berisiko, > 19= risiko rendah/ tidak berisiko
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Hasil Pemeriksaan tanggal 14 Feb 2023
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai R Satuan
jukan
7
HEMATOLOGI
Lengkap + Hitung jenis
Hemoglobin
14.2 12.0 ~ 16.0 g/dL
Leukosit
14300 4.000 ~ 10.000 sel/uL
Hematokrit
38 37 ~ 47 %
Trombosit
283000 150000 ~ 450000 sel/uL
Eritrosit
4.9 3.6 ~ 5.8 juta/uL
MCV
79 82 ~ 92 fL
MCH
29 27 ~ 31 pg
MCHC
37 32 ~ 36 %
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
Eosinofil 0 0~1 %
Batang 0 1~4 %
Segmen - 3~5 %
Limfosit - 40 ~ 70 %
Monosit 6 30 ~ 45 %
IMUNOSEROLOGI 6 2 ~ 10 %
Antibody SARS-CoV2
Protombine Time - Cut Off Index < 1.0 : Non Reaktif Cut Off Index >=1.0 :
PT Reaktif
INR - Detik
APTT - 9.1-13.1 Detik
GDS - 0.8-1.2 Detik
- 14.2-34.2 mg/dL
<140
2. EKG
Hasil : Sinus Takikardia
8
- CVC dengan tip di proyeksi vena brachiacephalica
- Chest tube dihemitoraks kiri dengan tip di setinggi Th 5-6
- Tidak tampak pneumothorak, pneumomediastinum, maupun emfisema subkutis
5. Catatan terintegrasi
-
TERAPI
Nama terapi dan Dosis pemberian
- Levofloxacin 750 mg / 24 jam (iv) → antibiotic yang bermanfaat untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti pneumonia,
sinusitis, prostatitis, konjungtivitis, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit. Bekerja dengan cara menghambat enzim yang diperlukan oleh
bakteri untuk memperbanyak diri.
- Ca Gluconas 3 x 1 gr (iv) → suplemen kalsium untuk mencegah atau mengatasi rendahnya kadar kalsium dalam darah
- Amlodipine 1 x 10 mg → Obat ini bekerja dengan cara melemaskan otot pembuluh darah. Kemudian pembuluh darah akan
melebar, darah dapat mengalir dengan lebih lancer, sehingga tekanan darah dapat menurun
- Citicoline 2 x 500 mg citicoline merupakan suplemen makanan yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah dan konsumsi oksigen
di otak
- Vip Albumin 3 x 4 caps 0,8 mcg/jam) → berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta meningkatkan kadar albumin dan
hemoglobin
- Meropenem drip 4 jam 4 x 500 mg (iv) → Obat ini merupakan golongan antibiotik yang dapat menekan dan menghentikan
pertumbuhan bakteri. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, seperti meningitis dan infeksi
saluran pernapasan
- ISDN 3 x 5 mg untuk meredahkan angina pektoris (nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner
- Atorvastatin 1 x 20 mg → berfungsi untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di
dalam darah.
- Novorapid (20/20) (IVFD)→ obat ini mengandung insulin aspart sebagai bahan aktif utamanya. Obat ini bekerja dengan
menggantikan insulin yang diproduksi secara alami di dalam tubuh dan dapat diserap dengan cepat. Obat ini biasa digunakan
untuk mengobati DM Tipe 1 dan DM Tipe 2
- Resfar (12,5/100) drip 4 jam (IVFD) → berfungsi untuk mengobati keracunan atau overdosis paracetamol, baik disengaja maupun tidak
- NaCl 0.9 % (IVFD) → merupakan larutan steril untuk injeksi intravena. Nacl digunakan untuk pengobatan dehidrasi isotonic ekstraseluler.
- Candesartan 1 x 16 mg → berfungsi untuk menurunkan tekanan darah bekerja dengan cara menghambat reseptor angiotensin II, saat
angiotensin di hambat pembuluh darah akan lemes dan melebar sehingga jantung lebih mudah dalam memompa darah dan tekanan darah pun
turun
- Furosemide 2 x40 mg →digunakan untuk mengobati penumpukan cairan karena gagal jantung, jaringan parut hati,atau penyakit ginjal. Dapat
digunakan juga untuk tekanan darah tinggi
- Ventolin + Nacl 3x/hari → Obat ini berfungsi untuk meredakan sesak napas. Cara kerja obat ini adalah melemaskan otot-otot
disekitar saluran pernapasan yang menyempit sehingga oksigen dapat mengalir lebih lancar menuju paru-paru.
KEBUTUHAN EDUKASI
1. Apa yang keluarga ketahui tentang penyakit pasien : tidak terkaji
2. Informasi apa yang ingin diketahui/ diperlukan oleh keluarga : tidak terkaji
3. Siapa dari keluarga yang akan ikut terlibat dalam perawatan Pasien selanjutnya : tidak terkaji
PERENCANAAN PULANG (DISCARGE PLANING)
Tempat tingal Pasien setelah pulang: rumah sendiri
No Kriteria Pasien Ya Tidak Ket
1 Usia diatas 70 tahun √
2 Pasien tinggal sendiri √
3 Tempat tinggal Pasien memiliki tangga √
4 Memerlukan perawatan lanjutan di rumah √
5 Memiliki keterbatasan kemampuan merawat diri √
6 Pasien pulang
dengan jumlah obat lebih dari 6 jenis/macam obat
7 Kesulitan gerak/ mobilitas √
8 Memerlukan alat bantu √
9 Memerlukan pelayanan medis √
1 Memerlukan pelayanan keperawatan √
11 Memerlukan bantuan dalam kehidupan sehari-hari √
12 Riwayat sering menggunakan fasilitas gawat darurat √
DATA FOKUS
9
Data Subyektif Data Obyektif
- Pasien tidak dapat dikaji Pasien tampak lemah
Pasien tampak sesak
Pasien tampak terpasang ventilator
Terdapat suara napas tambahan terdengar ronchi
Pasien tampak dilakukan suction. Sputum (+) berwarna merah
kental
Pasien tampak sulit untuk mengeluarkan sputum nya
SpO2 : 96 %
Hasil Laboratorium AGD
pH : 7.456 (Alkalosis)
PCO2 : 30.5 (Alkalosis)
PO2 : 164.4
HCO3 : 21.7 (Alkalosis)
BE : 0,7 (Acidosis)
SPO2 : 99.2 %
Alkalosis metabolik terkompensasi
TTV
TD : 150/80 mmHg
HR : 126 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 37,2 0C
Wajah pasien tampak pucat
Pasien tampak tugor kulit jelek dan kulit kering
CRT > 2 detik
Mukosa bibir pasien tampak kering
Konjungtiva anemis
BC : cc (24 jam)
Pasien mendapatkan susu 200 ml via NGT. Residu (-)
Cvp = +5 cmH2O
ANALISA DATA
Do :
Toksin, Coagulase
Pasien tampak dilakukan tindakan
10
suction. Sputum (+) berwarna
merah kental Permukaan lapisan pleura tertutup tebal eksudat trombus
SpO2 : 96 % vena pulmonalis
Pasien tampak sianosis
TTV
TD : 150/80 mmHg Nekrosis hemoragik
HR : 126 x/menit
RR : 28 x/menit Abses pneumatocele (kerusakan jaringan parut)
S : 37,2 0C
Terdengae suara ronchi di kedua
lapang paru
Ketidakefektifan pola nafas
3. Ds : Pasien tidak dapat dikaji Sel nafas bagian bawah pneumokokus Kekurangan volume cairan
(00027)
Do :
Eksudat masuk ke alveoli
Pasien tampak lemas
Wajah pasien tampak pucat Sel darah merah, leukosit, pneumokokus mengisi alveoli
Pasien tampak tugor kulit jelek dan
kulit kering
CRT > 2 detik Leukosit + fibrin mengalami konsolidasi
Mukosa bibir pasien tampak kering
Konjungtiva anemis
BC : cc (24 jam) Leukositosis
Pasien mendapatkan susu 200
ml via NGT. Residu (-)
Suhu tubuh meningkat
11
NURSING CARE PLAN
2 22 Ketidakefektifan Pola Nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC 1. Untuk memastikan ada atau tidaknya
selama 3 x 24 jam diharapkan pola nafas 1. Buka jalan nafas sumbatan pada jalan nafas
pasien normal 2. Pastikan posisi untuk 2. Agar pasien dapat bernafas dengan
NOC: memaksimalkan ventilasi optimal/lebih baik
Respiratory status: ventilasi 3. Auskultasi suara nafas, catat 3. Untuk mengetahui adanya suara
Respiratory status: airway adanya suara tambahan nafas tambahan
patency 4. Monitor vital sign (pernafasan) dan 4. Untuk mengetahui kondisi
Vital sign status status O2 pernafasan pasien dan status O
5. Keluarkan secret dengan batuk atau 5. Untuk mengeluarkan secret yang
Kriteria hasil: suction menghambat jalan nafas
Mendemonstrasikan batuk efektif,
suara nafas yang bersih, tidak ada
cyanosis, dyspneu
Menunjukkan jalan nafas yang
paten (irama nafas, tidak tercekik,
tidak ada nsuara nafas abnormal)
Tanda-tanda vital dalam rentang
normal
12
3333 Kekurangan Volume Cairan (00027) Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC
selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan 1. Monitoring status hidrasi (kelembaban 1. Untuk mengetahui status hidrasi pasien
volume cairan pasien terpenuhi. membrane mukosa, nadi yang adekuat) 2. Untuk memastikan jumlah cairan yang
NOC secara tepat masuk dan keluar
Fluid balance 2. Atur catatan intake dan output cairan 3. Untuk memenuhi kebutuhan cairan
Hydration secara akurat pasien
Nutritional status: food and fluid 4. Untuk mengetahui factor risiko
intake 3. Beri cairan yang sesuai ketidakseimbangan cairan dan mencegah
Kriteria hasil: secara dini factor tersebut
Mempertahankan urine output Fluid monitoring: 5. Komplikasi letal dapat terjadi selama
sesuai dengan usia, dn BB, BJ, 4. Identifikasi factor risiko awal periode pengobatan antimikroba.
urien normal, HT normal ketidakseimbangan cairan (hipertermi, Kurva suhu tubuh memberikan indeks
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh infeksi, muntah dan diare) respon pasien terhadap terapi. Hipotensi
dalam batas normal 5. Monitoring tekanan darah, nadi dan RR yang terjadi dini pada perjalanan
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, penyakit dapat mengindikasikan
elestisitas turgor kulit baik, hipoksia atau bakterimia. Antipiretik
membran mukosa lembab, tidak diberikan dengan kewaspadaan, karena
ada rasa haus yang berlebihan antipiretik dapat mengakibatkan
penurunan suhu dan dengan demikian
mengganggu evalusasi kurva suhu
6. Untuk memastikan terapi diberikan
secara benar
7. Untuk memastikan pemberian terapi
diberikan secara tepat
13
IMPLEMENTASI
Ketidakefektifan pola napas 1. Buka jalan nafas 1. Mendapatkan Ventolin untuk mengencerkan
2. Pastikan posisi untuk memaksimalkan ventilasi sputum. Sputum pasien tampak sedikit cair.
3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan 2. Memposisikan kepala sedikit lebih tinggi (semi
4. Monitor vital sign (pernafasan) dan status O2 fowler)
5. Keluarkan secret dengan batuk atau suction 3. Pasien terdengar suara ronchi (+)
4. RR : 12 x/menit by ventilator Vc- SIMV
5. Pasien di suction dan tampak sputum pasien
sedikit cair
1. Monitoring status hidrasi (kelembaban membrane 1. Mukosa pasien tampak kering, HR 110
Kekurangan Volume Cairan mukosa, nadi yang adekuat) secara tepat x/menit
2. Atur catatan intake dan output cairan secara akurat 2. BC = cc/ 24 jam
3. Beri cairan yang sesuai 3. Pasien mendapatkan susu 200 ml via NGT.
4. Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan Residu (-).
(hipertermi, infeksi, muntah dan diare) 4. Leukosit : 14300, Ureum : 148 mg/dL
5. Monitoring tekanan darah, nadi dan RR (20-50 mg/dL), Kreatinin : 3.5 mg/dL
(0.6 – 1.1 g/dL) Natrium : 132 mmol/L
(135-147 mmol/L)
Kalium : 3.9 mmol/L (3.5-5.1
5. Td : 151/88, HR : 110 x/menit
14
IMPLEMENTASI
Kekurangan Volume Cairan 1. Monitoring status hidrasi (kelembaban membrane Mukosa pasien tampak kering, HR 110
mukosa, nadi yang adekuat) secara tepat x/menit
2. Atur catatan intake dan output cairan secara akurat BC = cc/ 24 jam
3. Beri cairan yang sesuai Pasien mendapatkan susu 200 ml via
4. Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan NGT. Residu (-).
(hipertermi, infeksi, muntah dan diare) Leukosit : 14300, Ureum : 148 mg/dL
5. Monitoring tekanan darah, nadi dan RR (20-50 mg/dL), Kreatinin : 3.5 mg/dL (0.6
– 1.1 g/dL) Natrium : 132 mmol/L (135-
147 mmol/L), Kalium : 3.9 mmol/L (3.5-
5.1
Td : 130/81, HR : 110 x/menit
16
CATATAN PERKEMBANGAN
17
Senin, 13 Februari 2023 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas S: -
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak frekuensi dan pola napas berubah
Pasien tampak sesak
Pasien tampak terpasang ventilator
Terdapat suara napas tambahan terdengar ronchi
Pasien tampak dilakukan tindakan suction. Sputum (+) berwarna merah sedikit cair
Pasien tampak sulit untuk mengeluarkan sputum nya
Pasien tampak mendapatkan terapi nebulizer dengan Ventolin untuk mengencerkan sputum
Pasien tampak nyaman ketika diberikan posisi semi fowler
RR : 12 x/menit
SpO2 : 99 %
A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan nafas belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
Memonitor status pernafasan dan oksigenasi
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Memberikan suction
Memberikan terapi nebulizer
18
TTV
TD : 151/88
mmHg HR : 110
x/menit RR : 12
x/menit (ventilator)
S : 38,2 0C
Pasien tampak pergerakan dada simetris.
Dada pasien tampak adanya penggunaan otot tambahan saat bernafas.
Pasien tampak terdapat retraksi otot supraclavicular dan intercostal akibat adanya sputum di
tenggorokan.
A:
Masalah keperawatan gangguan pertukaran gas belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
Memberikan suction
Melakukan pemeriksaan auskultasi suara nafas
Melihat dan mencatat ada tidaknya kelainan pada pernafasan di dada
Monitor vital sign (pernafasan) dan status O2
S: -
Kekurangan Volume Cairan O:
Pasien tampak lemas
Wajah pasien tampak pucat
Pasien tampak tugor kulit jelek dan kulit kering
CRT > 2 detik
Mukosa bibir pasien tampak kering dan ada lesi
Konjungtiva anemis
BC : cc (24 jam)
Pasien mendapatkan susu 200 ml via NGT. Residu (-).
Hasil Laboratorium
Ureum : 148 mg/dL (20-50 mg/dL)
Natrium : 132 mmol/L (135-147 mmol/L)
Kalium : 3.9 mmol/L (3.5-5.0 mmol/L)
A:
Masalah keperawatan Kekurangan volume cairan belum
teratasi P:
Lanjutkan intervensi
19
Memonitor hasil laboratorium mengenai keseimbangan cairan
Mencatat intake/asupan dan output yang akurat
Selasa, 14 Februari 2023 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas S: -
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak frekuensi dan pola napas belum membaik
Pasien tampak sesak
Pasien tampak terpasang ventilator
Terdapat suara napas tambahan terdengar ronchi
Pasien tampak dilakukan tindakan suction. Sputum (+) berwarna merah kental
Pasien tampak sulit untuk mengeluarkan sputum nya
Pasien tampak mendapatkan terapi nebulizer dengan Ventolin untuk mengencerkan sputum
Pasien tampak nyaman ketika diberikan posisi semi fowler
RR : 12 x/menit (ventilator)
SpO2 : 99 %
A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan napas belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
Memonitor status pernafasan dan oksigenasi
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Memberikan suction
Memberikan terapi nebulizer
20
S : 38 0C
Pasien tampak pergerakan dada simetris.
Dada pasien tampak adanya penggunaan otot tambahan saat bernafas.
Pasien tampak terdapat retraksi otot supraclavicular dan intercostal akibat adanya sputum di
tenggorokan.
A:
Masalah keperawatan defisien volume cairan belum
teratasi P:
Lanjutkan intervensi
Memberikan suction
Melakukan pemeriksaan auskultasi suara nafas
Melihat dan mencatat ada tidaknya kelainan pada pernafasan di dada
Monitor vital sign (pernafasan) dan status O2
S: -
O:
Pasien tampak lemas
Wajah pasien tampak pucat
Pasien tampak tugor kulit jelek dan kulit kering
CRT > 2 detik
Mukosa bibir pasien tampak kering dan ada lesi
Konjungtiva anemis
BC : cc (24 jam)
Pasien mendapatkan susu 200 ml via NGT. Residu (-).
Hasil Laboratorium
Ureum : 80 mg/dL (20-50 mg/dL)
Natrium : 131 mmol/L (135-147 mmol/L)
Kalium : 3.8 mmol/L (3.5-5.0 mmol/L)
A:
Masalah keperawatan defisien volume cairan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Memonitor hasil laboratorium mengenai keseimbangan cairan
Mencatat intake/asupan dan output yang akurat
21
22
Rabu, 15 Februari 2023 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas S: -
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak frekuensi dan pola napas belum membaik
Pasien tampak sesak
Pasien tampak terpasang ventilator
Terdapat suara napas tambahan terdengar ronchi
Pasien tampak dilakukan tindakan suction. Sputum (+) berwarna merah kental
Pasien tampak sulit untuk mengeluarkan sputum nya
Pasien tampak mendapatkan terapi nebulizer dengan Ventolin untuk mengencerkan sputum
Pasien tampak nyaman ketika diberikan posisi semi fowler
RR : 12 x/menit (ventilator)
SpO2 : 98 %
A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan napas belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
Memonitor status pernafasan dan oksigenasi
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Memberikan suction
Memberikan terapi nebulizer
23
tenggorokan.
A:
Masalah keperawatan defisien volume cairan belum
teratasi P:
Lanjutkan intervensi
Memberikan suction
Melakukan pemeriksaan auskultasi suara nafas
Melihat dan mencatat ada tidaknya kelainan pada pernafasan di dada
Monitor vital sign (pernafasan) dan status O2
24
Jakarta, 6 Februari 20
25