BAB II Contoh
BAB II Contoh
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karangka Teori
Dalam kerangka teori akan dibahas pengertian-pengertian dari beberapa
para ahli. Disini akan dibahas pengertian pengertian belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar, pembelajaran, hasil belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, analisis, matematika, pembelajaran
matematika, tujuan pembelajaran matematika di SD, langkah-langkah
pembelajaran matematika di sekolah dasar, pecahan, pecahan campuran, kesulitan
belajar, kesulitan belajar matematika, karakteristik kesulitan belajar, dan faktor-
faktor kesulitan belajar. Kemudian dilanjutkan dengan kerangka berfikir,
pertanyaan peneliti, dan definisi operasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut.
1. Pengertian Belajar
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui
pendidikan, proses transpormasi dan aktualisasi pengetahuan akan sulit untuk
diwujudkan. Belajar adalah suatu aktivitas yang terdapat sebuah proses dari tidak
tahu menjadi tahu, tidak mengerti jadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil optimal. Belajar merupakan akibat dari adanya intraksi antara
stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya
Ihsana El Khuluqo (2017:1-2) “Belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan tertentu”. Dirman dan Cicih Juarsih (2014:6) “Belajar adalah
perubahan, perubahan dimaksud menyangkut perubahan pengetahuan, sikap,
perilaku, kebisaan, kecakapan, keterampilan, dan kepribadian yang terjadi sebagai
akibat interaksi dengan lingkungan seperti guru, bahan ajar, dan lain-lain”.
Slameto (2015:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
6
7
f) Kematangan
g) Kesiapan
h) Faktor Kelelahan
2. Faktor-Faktor Ekstern.
a. Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
b) Relasi Antaranggota Keluarga
c) Suasana Rumah
d) Keadaan Ekonomi Keluarga
e) Pengertian Orang Tua
f) Latar Belakang Kebudayaan
b. Faktor Sekolah.
a) Metode Mengajar
b) Kurikulum
c) Relasi Guru dengan Siswa
d) Relasi Siswa dengan Siswa
e) Disiplin Sekolah
f) Alat Pelajaran
g) Waktu Sekolah
h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
i) Keadaan Gedung
j) Metode Mengajar
k) Tugas Rumah
c. Faktor Masyarakat
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
b) Mass Media.
c) Teman Bergaul
d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
3. Pengertian Pembelajaran
Di dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran merupakan aktivitas
yang paling utama karena keberhasilan mencapai tujuan tergantung pada
9
6. Pengertian Analisis
Dalam kegiatan manusia kegiatan analisis tentunya akan slalu ada, baik
dalam kegiatan pembelajaran, penelitian dan pekerjaan lainnya. Menurut Nana
Sudjana (2016:27) “Analisis adalah usaha memililah suatu integritas menjadi
unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.
Henry Guntur Tarigan (2013:77) menyatakan bahwa “Analisis merupakan suatu
proses pembagi-pembagi bahan bagi maksud-maksud penyingkapan”. Komaudin
(2016:65) menyatakan “Analisis adalah kemampuan peserta didik untuk
menganalisis atau menguraikan situasi tertentu ke dalam komponen-komponen
atau unsur-unsur pembentuknya. Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2015:203)
11
7. Pengertian Matematika
Di dalam kehidupan sehari-hari kata matematika sudah tidak asing lagi
didengar. Apalagi dalam dunia pendidikan, matematika merupakan salah satu
mata pelajaran yang ada di TK, SD, SMP, SMA bahkan sampai ketingkat
perguruan tinggi. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat
digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat
pula membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu.
Heris dan Utari (2014:4) menyatakan bahwa “Matematika adalah ilmu tentang
pola memuat kegiatan membuat sesuatu menjadi masuk akal dan memerluakan
kemampuan mengkomunikasikan idenya kepada orang lain”. Samidi dan Istarani
(2016:10) menyatakan bahwa “Matematika adalah pengetahuan atau ilmu
mengenai logika dan problem-problem numerik, matematika menolong manusia
menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan”. Kemudian
Yurniwati (2019:8) menyatakan “Matematika tidak hanya mengembangkan
keterampilan komputasi (operasi hitung) tetapi juga soft skill, seperti menemukan
konsep, mengolah informasi, mengomunikasikan ide dalam bentuk simbol, bagan,
gambar, atau kalimat secara lisan dan tulisan”. Rostina Sundayana (2014:2)
menyatakan bahwa “Matematika merupakan salah satu komponen serangkaian
mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan dan
merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetah
uan dan teknologi”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
pelajaran yang mempunyai peran penting dalam pendidikan, membuat sesuatu
menjadi masuk akal, mengembangkan keterampilan yang mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12
8. Pembelajaran Matematika
Pada umumnya guru mengajarkan matematika dengan menerangkan
konsep dan operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal, serta meminta
siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan
oleh guru. Guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman
siswa terhadap konsep dan operasinya, melainkan pada pelatihan simbol-simbol
matematika dengan penekanan pada pemberian informasi dan latihan. Guru
bergantung pada metode ceramah, siswa yag pasif, sedikit tanya jawab, dan siswa
mencatat dari papan tulis.
Ahmad Susanto (2016:186-187) menyatakan “Pembelajaran matematika
adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi matematika”. Ali Hamzah dan Muhlisrarini (2016:259)
menyatakan “Pembelajaran matematika merupakan proses membangun
pemahaman peserta didik tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill sesuai dengan,
guru dosen menyampaikan materi, peserta didik dengan potensinya masing-
masing mengkontruksikan pengertiannya tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill
serta problem solving”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
itu adalah suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa dapat membangun
pemahaman anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan penguasaan pada
materi matematika.
a
penyebut”. Dalam notasi himpunan, himpunan bilangan pecahan adalala F={ |a
b
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pecahan campuran adalah
pecahan yang tak sebenarnya yang menggabungkan bilangan cacah
a c ad bc
b d bd
Penyelesaian:
1 4 4 10
1 1
3 6 3 6
8 10 18
=3
6 6 6
1 4
Jadi 1 1 3
3 6
c
adalah sembarang pecahan, maka
d
a c ad bc
b d bd
Penyelesaian:
3 1 12 9
3 2 .
3 4 3 4
48 27 21
12 12 12
3 1 21 9
Jadi 3 2 ini dapat disederhanakan menjadi 1
3 4 12 12
2. Bahasa tulis
a. Kurang memahami struktur kalimat (kalimat tidak lengkap, tidak
memperhatikan tata bahasa, bingung dengan kalimat jamak)
b. Kesalahan dalam artikulasi
c. Tidak mampu mencatat dengan benar dari buku ke papan tulis atau
sebaliknya
d. Lemah dalam bahasa tulis, tapi baik dalam bahasa lisan
e. Lamban dalam menulis
f. Tulisan kurang rapi
3. Keterampilan bahasa lisan, ditandai dengan karakteristik berikut:
a. Tidak mampu berkonsentrasi dan memahamibahasa lisan
b. Sulit mengekspresikan ide secara lisan
c. Kata atau bagian kalimat yang diucapkan terbalik
d. Lemah dalam bahasa lisan namun baik dalam bahasa tulis
e. Sulit berbicara sesuai dengan tata bahasa
f. Sulit menyampaikan sebuah cerita sesuai urutan cerita, dan
g. Kebingungan dengan perintah lisan
4. Keterampilan matematika, ditandi dengan karakteristik berikut:
a. Angka-angka terbalik
b. Kebingungan dengan lambing operasi matematika (+. -, x, :, <, >, =)
c. Tidak mencatat dengan benar dari satu baris buku ke baris berikutnya
(misalnya pada buku catatan matematika berkotak)
d. Tidak bisa menghitung dengan benar
e. Sulit melakukan proses kalkulasi secara urut
f. Tidak bisa memahami konsep abstrak
g. Menyenangi penalaran verbal, barmasalah dengan penalaran abstrak
h. Sulit memahami soal cerita
i. Minim penalaran
j. Menunjukkan kecemasan berlebihan ketika dihadapi dengan soal
matematika
5. Keterampilan belajar dan organisasional
a. Sulit mengelola waktu
19
b. Menunda pekerjaan
c. Sulit mengulang kembali apa yang telah diajarkan
d. Sulit mengikuti perintah lisan dan tulisan
e. Tidak bisa memanfaatkan sumber belajar (seperti perpustakaan)
f. Kurang mampu untuk mengingat informasi auditoris
6. Gangguan lain, ditandai dengan karakteristik berikut:
a. Partisipasi di kelas bagus, tapi hasil ujian buruk
b. Pada saat-saat tertentu sangat baik dalam melakukan sesuatu, tapi
pada saat lain sangat buruk
c. Cerdik pada hari ini, tetapi sangat buruk dan lamban pada hari ini
d. Sangat baik dalam melakukan
e. Sering salah paham dengan lelucon
7. Keterampilan sosial
Anak berkesulitan belajar juga bermasalah dengan keterampilan social
karena gangguan perceptual yang dialami atau stress emosional yang
disebabkan oleh kesulitan belajar mereka sendiri serta frustrasi dengan
lingkungan belajar.
B. Kerangka Berfikir
Matematika merupakan pelajaran yang sukar dipahami. Hal ini salah
satunya disebabkan kurangnya siswa memahami mata pelajaran matematika.
Dampaknya motivasi untuk belajar matematika menurun yang berpengaruh juga
terhadap prestasi belajar siswa. Matematika merupakan salah satu pembelajaran
yang kurang diminati siswa. Mereka menganggap bahwa matematika itu
merupakan pelajaran yang sulit. Tanpa mereka sadari bahwa matematika
merupakan pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam pendidikan,
membuat suatu menjadi masuk akal, mengembangkan keterampilan yang
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.
Oleh karena itu, peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar siswa. Guru harus dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan
bukan membosankan sehingga siswa tidak merasa bosan dan proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Apalagi dalam proses belajar matematika
materi pecahan campuran operasi penjumlahan dan pengurangan penyebut yang
berbeda disini guru harus terampil dalam mengajar agar siswa tertarik dan mau
ikut serta dalam belajar. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kesulitan siswa
belajar matematika materi pecahan campuran guna untuk mengetahui kesulitan
apa yang menjadi penyebab siswa sulit belajar matematika materi pecahan
22
campuran agar dengan hasil penelitian ini dapat membantu para guru untuk
mengatasi kesulitan belajar matematika materi pecahan campuran.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran kemampuan menghitung pecahan campuran operasi
penjumlahan dan pengurangan penyebut berbeda siswa kelas V SDN 060937
Medan Johor Tahun Ajaran 2019/2020?
2. Apa kesulitan belajar matematika pada materi pecahan campuran operasi
penjumlahan dan pengurangan siswa kelas V SDN 060937 Medan Johor
Tahun Ajaran 2019/2020?
3. Apakah faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika materi
pecahan campuran operasi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas V SDN
060937 Medan Johor Tahun Ajaran 2019/2020?
B. Definisi Operasional
1. Belajar merupakan perubahan yang dilakukan secara sadar melalui latihan dan
pengalaman yang dilakukannya sehingga memperoleh suatu pemahaman dan
pengetahuan matematika materi pecahan campuran.
2. Pembelajaran merupakan suatu tindakan yang sengaja dilakukan agar
kesulitan belajar matematika materi pecahan dapat berjalan dengan lancar.
3. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes setelah mengikuti
proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi pecahan
campuran.
4. Analisis merupakan usaha memilah dan menjabarkan kesulitan belajar
matematika materi pecahan campuran.
5. Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan siswa dalam proses belajar
matematika materi pecahan campuran.
6. Pecahan adalah sebagian dibandingkan dengan keseluruhan dalam belajar
matematika materi pecahan campuran.