Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Menurut Permen PU No. 18/PRT/M/2007, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


merupakan sarana dan prasarana air minum yang meliputi kesatuan fisik (teknis) dan non
fisik (Non Teknis).

a. Aspek Teknis, terdiri dari :


1. Unit air baku, merupakan sumber air untuk penyediaan air minum. Contohnya
yaitu air tanah, air permukaan, dan air hujan.
2. Unit produksi, dapat berupa sumur bor, mata air, dan instalasi pengolahan.
3. Unit distribusi, merupakan unit yang mendistribusikan air dari unit produksi ke
unti pelayanan di pelanggan. Unit ini terdiri dari tangki penyimpanan, pompa,
jaringan pipa, dan perlengkapannya.
4. Unit pelayanan, merupakan ujung terakhir dari sistem yang langsung bersentuhan
dengan pelanggan. Unit pelayanan dapat berupa sambungan rumah dan hidran
umum.
b. Aspek Non Teknis, mencangkup keuangan, sosial, dan institusi.

2.2 Sumber Air Baku

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan
aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut antara lain:

a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit


b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
c. Tidak berasa dan tidak berbau
d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga
e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan RI.

Air dikatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahanbahan kimia yang
berbahaya dan sampah atau limbah industri (Chandra, 2007).

Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber-
sumber air dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Air permukaan
meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan
sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah, maupun yang lainnya.
b. Air laut
Air laut mempunyai sifat asin karena kandungan garam NaCl. Kadar garam NaCl
dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk
air minum. Namun demikian, air laut ini juga dapat dipergunakan sebagai sumber
air minum di beberapa negara yang sudah tidak memiliki sumber air yang lebih
baik setelah melalui proses desalinasi yang masih sangat mahal biayanya
(Sutrisno, 2010).
c. Air angkasa (Hujan)
Air angkasa terjadi dari proses evaporasi dari air permukaan dan evotranspirasi
dari tumbuh-tumbuhan oleh bantuan sinar matahari dan melalui proses kondensasi
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju ataupun embun. Air angkasa
mempunyai sifat tanah (soft water) karena kurang mengandung garam-garam dan
zat-zat mineral sehingga terasa kurang segar juga boros terhadap pemakaian sabun.
Air angkasa juga bersifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun
bak-bak reservoir sehingga mempercepat terjadinya korosi. Air angksa atau air
hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walau pada saat presipitasi merupakan
air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika
berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat
disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon
dioksida, nitrogen dan amoniak (Chandra, 2007).
d. Air tanah
Air tanah (ground water) adalah cadangan air yang bersumber dari air presipitasi
dan merembes menjadi air infiltasi berada di bawah permukaan litosfer tertampung
dalam cekungan-cekungan dan mengalir membentuk sungai bawah tanah dan
muncul sebagai mata air (Arjana, Gusti B, 2013).
2.3 Penentuan Kebutuhan Air
2.3.1 proyeksi penduduk

Proyeksi jumlah penduduk digunakan sebagai langkah awal dalam menghitung


proyeksi kebutuhan air bersih. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketelitian
proyeksi jumlah penduduk pada masa yang akan dating adalah :

1. Kecepatan pertumbuhan penduduk.


2. Kurun waktu proyeksi dan jumlah tahun pengambilan data.

2.3.2 Metode Proyeksi Penduduk


1. Metode Least Square
Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara
sumbu Y yaitu jumlah penduduk dan sumbu X yaitu tahunnya dengan cara
menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah
pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan
garis yang dibuat. Persamaan yang digunakan adalah :
Pn=a+ ( b × n )
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
n : selisih tahun yang dihitung terhadap tahun awal
a, b : konstanta, yang dihitung rumus:

Penentuan metode yang dipakai dalam proyeksi penduduk dilakukan


dengan menghitung standar deviasi dari masing-masing metode yang
menggunakan rumus berikut (Sanjaya, 2013).

Setelah dilakukan perhitungan standar deviasi dari ketiga metode tersebut,


maka akan dipilih metode yang akan digunakan dalam perhitungan
proyeksi penduduk yaitu metode yang memiliki nilai standar deviasi
terkecil.

2. Metode Geometri
Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan
secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan
penurunan jumlah penduduk.
Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
r : rata-rata persentase pertambahan per tahun (%)
n : periode waktu proyeksi

3. Metode Aritmatik
Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek atau sama
dengan waktu perolehan data. Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
Tn : tahun ke-n
To : tahun awal
Ka : konstanta aritmatik
P1 : jumlah penduduk pada tahun I
P2 : jumlah penduduk pada tahun II
T1 : tahun I yang diketahui
T2 : tahun II yang diketahui

2.3.3 Kebutuhan Air


a. Kebutuhan air untuk rumah tangga (Domestik)
Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga dihitung berdasarkan :
1. Jumlah penduduk
2. Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3. Cara pelayanan air
4. Konsumsi pemakaian air (Lt/orang/hari)
Pelayanan air bersih untuk rumah tangga direncanakan sebesar 150
Lt/orang/hari dan 30 Lt/orang/hari untuk kran umum.
b. Kebutuhan air untuk Non Domestik
Kebutuhan air untuk keperluan non domestik dihitung sebesar 20 % dari
kebutuhan domestik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
18/PRT/M/2007, Standar kebutuhan air domestik dan non domestik adalah:
1. Domestik perkotaan : 120 – 150 Lt/orang/hari
2. Domestik pedesaan : minimal 60 Lt/orang/hari
3. Non domestik : tambahan 15% x kebutuhan domestik atau disesuaikan
dengan spesifikasi kebutuhan lokasi/daerah.

2.3.4 Fluktuasi Pemakaian Air


Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, faktor fluktuasi
pemakaian air bersih dapat menggunakan Standar Cipta Karya yaitu :
a. Hari maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata
b. Jam puncak = 1,75 x kebutuhan air rata-rata

2.4 Sistem Transmisi Air Bersih


2.4.1 Sistem Pengaliran Air
1. Jenis-jenis Pompa
Dalam pemakaian sehari-hari, secara umum pompa dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Pompa desak (Positif Displacement pump)
Pompa jenis ini digunakan untuk suatu system pemompaan yang mempunyai
head statis dan kapasitas yang dihasilkan oleh pompa ini tidak terus-menerus.
Jadi, pompa ini memberikan hasil secara berkala. Jenis pompa ini antara lain:
a. Pompa torak (reciprocating)
Pompa ini bekerja berdasarkan gerakan bolak-balik dari torak.
gambar 2. 1 Pompa reciprocating

b. Pompa Gear
Pompa ini terdiri dari sebuah rumah pompadengan sambungan isap dan
sambungan kempa dan didalamnya berputar dua buah roda gigi.

gambar 2. 2 pompa gear

c. Pompa Dinding
Pompa yang memiliki poros tumggal ini bekerja dengan sebuah rotor
berbentuk silinder yang diberi aluran-aluran lurus pada kelilingnya.

gambar 2. 3 pompa dinding


2. Pompa Dinamik
Prinsip kerja dari pompa ini berdasarkan prinsip sentrifugal yang
menggunakan momen putar untuk membaangkitkan momen rotasi. Ditinjau
dari mekanika fluida fenomena yang berlangsung pada pompa ini berlaku
aliran mampat (compressible), dimana densitas fluidanya besar dan konstan
dan perbedaan tekanan yang dihasilkan biasanya cukup besar sehingga
konstruksi-konstruksi peralatannya harus lebih kuat.
Pompa dinamik dibagi 2 jenis antara lain:
a. Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)
perpindahan fluida yang bersentuhan dengan impeler yang sedang berputar
menimbulkan gaya sentrifugal menyebabkan fluida terlempar keluar.
Kapasitas yang di hasilkan oleh pompa sentrifugal adalah sebanding
dengan putaran, sedangkan total head (tekanan) sebanding dengan kuadrat
dari kecepatan putaran.

gambar 2. 4 pompa sentrifugal

b. Air Lift Pumps (Mammoth Pumps)


Prinsip kerja pompa ini hampir sama dengan jet pump dan kapasitasnya
sangat tergantung pada aksi dari campuran antara cairan dan gas (two
phase flow).
c. Hydraulic Rams Pump
Pompa ini menggunakan energi kinetik dari aliran fluida yang menekan
bandul/pegas pada suatu kolom dan energi tersebut disimpan dan kemudian
melawan kembali sehingga terjadi aliran fluida secara terus menerus tanpa
bantuan tenaga dari luar.
gambar 2. 5 Hydraulic Rams Pump

3. Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan
menggunakan roda timbah,archimedean screw dan peralatan sejenis. Ini dapat
digunakan untuk zat cair yang mengandung slurry seperti pasir, lumpur dan
lainnya.

4. Electromagnetic Pumps
Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah
medan magnet ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu
penggunaan dari pompa ini sangat terbatas khususnya pada pemompaan
cairan metal.

2. Perhitungan Head dalam Pompa


2.4.2 Hidrolika Aliran dalam Pipa
Aliran pada pipa jaringan transmisi air pada sistem penyediaan air minum jika
aliran yang seluruh penampang pipanya dipenuhi air maka termasuk dalam
aliran dalam pipa atau aliran bertekanan. Apabila terdapat permukaan air bebas
di dalam aliran pipa maka aliran tersebut tidak termasuk dalam definisi aliran
dalam pipa.

2.5 Sistem Pipa Distribusi Air bersih


2.5.1 Reservoar Distribusi
Reservoir distribusi merupakan bangunan penampungan air minum sebelum
dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan di
atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.
Bangunan reservoir umumnya diletakkan di dekat jaringan distribusi pada
ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air secara baik dan merata ke
seluruh daerah konsumen. (Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum, Tri joko 2010:245)

2.5.2 Perpipaan Distribusi

Perpipaan distribusi yang berfungsi untuk mengaliri air dari reservoir distribusi
sampai dengan disambungkan pelanggan. (Peraturan Mentri No. 18 Tahun
2007:62)

1. Diameter Pipa Distribusi


Ukuran diameter pipa distribusi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Diameter Pipa Distribusi

Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi


Cangkupan Sistem Pipa Pelayanan
Utama Pembawa Pembagi

Sistem Kecamatan ≥ 100 mm 75 – 100 mm 75 mm 50 mm

Sistem Kota ≥ 150 mm 100 – 150 mm 75 – 100 mm 50 – 75 mm


Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007

2. Perlengkapan Pipa Distribusi


Untuk menunjang sistem distribusi agar dapat berfungsi secara teratur,
peralatan yang diperlukan antara lain :
a. Katup/valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa,
dipasang pada:
 Lokasi ujung pipa tempat aliran masuk atau aliran keluar; Setiap
percabangan;
 Pipa penguras atau wash out

Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah
Katup Gerbang (Gate Valve) dan Katup Kupu-Kupu (Butterly Valve).

b. Katup Penguras (Wash Out/Blow Off)


Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa,
ujung jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan.
c. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada titik tertinggi disepanjang pipa distribusi, di jembatan
pipa dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada
jalur lurus setiap jarak tertentu.
d. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran
maksimum tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran
kran komersil.
(Peraturan Mentri No. 18 Tahun 2007:65-66)

2.5.3 Hydraulic Grade Line (HGL) dan Energy Grade Line (EGL)
Fluida memiliki energi dalam tiga bentuk. Besarnya energi tergantung dari
pergerakan fluida (energi kinetik), elevasi (energi potensial), dan tekanan
(energi tekanan). Energi dari suatu fluida per berat satuan fluida tersebut
dinyatakan sebagai head. Energi kinetik disebut sebagai head kecepatan
(V2/2g), energi potensial disebut sebagai head elevasi (Z), dan energi tekanan
internal disebut sebagai head tekanan (P/γ ). Satuan yang umum digunakan
untuk energi adalah foot-pounds (Joule), sedangkan satuan dari head adalah
feet (meter).

gambar 2. 6 EGL dan HGL

Gambar 2.6 menunjukkan EGL dan HGL untuk saluran pipa sederhana. Setiap
titik di dalam sistem hidrolika memiliki nilai head tertentu. Di dalam sistem
hidrolika dikenal juga istilah lain yaitu EGL (energy grade line) dan HGL
(hydraulic grade line). EGL atau garis energi adalah pernyataan grafis dari
energi di tiap bagian. Sedangkan jumlah dari head elevasi dan head tekanan
menghasilkan suatu nilai HGL, yang menunjukkan ketinggian air yang naik di
dalam suatu tabung kecil yang melekat pada suatu pipa dan terbuka terhadap
atmosfer (Walski et al, 2002).

Persamaan energi yang dirangkai dengan persamaan headloss akan membantu


engineer untuk menentukan ke arah mana air mengalir secara hidrolis dan
seberapa cepat air tersebut mengalir di dalam saluran tertutup. Sebuah
persamaaan energi dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Semua variabel pada persamaan dapat bernilai positif ataupun negatif kecuali
variabel h, yang hanya bernilai positif. Energi yang hilang (headloss) tidak
dapat dikembalikan sehingga bentuk ini hanya akan menentukan arah aliran
saja. Jika aliran bergerak dari titik 1 ke 2 maka harga h akan positif. Namun
jika harga h bernilai negatif maka aliran tersebut sebenarnya bergerak
sebaliknya, yaitu dari titik 2 ke 1 (Walski, 1984).

2.5.4 Program (Software) dalam Penentuan Sistem Distribusi


Analisa jaringan air bersih merupakan suatu perencanaan yang rumit. Karena
membutuhkan proses trial and error. Jumlah trial dan error dan tingkat
kerumitannya dipengaruhi oleh banyaknya komponen yang berupa junction,
simpul, kebutuhan dan jumlah pipa. Untuk membantu perhitungannya yang
rumit dibutuhkan program komputer yang dapat menghitung perencanaan
jaringan pipa dengan kesalahan yang relatif kecil dan proses perhitungan yang
cepat. Salah satu program yang mendukung perhitungan ini adalah program
Epanet 2.0 Program ini dirancang untuk simulasi aliran air atau fluida lainnya
dalam pipa, baik loop maupun tidak. Epanet 2 dirancang untuk pengguna
dengan pengetahuan minimal namun memadai dalam jaringan pipa. Inputn dan
output dalam Epanet 2.0 dibuat interaktif sehingga memudahkan pengguna dan
memperkecil kesalahan.

Fasilitas EPANET 2.0

Kemampuan dan fasilitas Epanet 2.0 dalam melakukan simulasi jaringan


adalah sebagai berikut.

1. Menghitung debit dan tekanan di seluruh jaringan pipa dengan suatu


pipa dengan satu node merupakan titik dengan elevasi tidak berubah
(reservoir) dengan berbagai fasilitas seperti pompa, katup dan tangki.
2. Fasilitas pompa dengan debit dan tekanan pompa pada tipe daya tetap.
3. Fasilitas default diberikan untuk pengguna dalam input data. Data
default akan digunakan untuk setiap pompa, pipa, node yang akan
digunakan oleh penggunaannya.
4. Dalam Epanet 2.0 juga terdapat fasilitas untuk menghitung fluktuasi
kebutuhan air di setiap node yang dapat ditentukan oleh pengguna.
Fasilitas ini membuat simulasi jaringan distribusi menjadi lebih realistis
karena kebutuhan setiap node dapat diatur sesuai kebutuhan sebenarnya
di lapangan.

Pembuatan lembar kerja baru dalam program Epanet 2.0 dapat dilakukan
dengan menggunakan pilihan new pada menu file. Sebelum proses
penggambaran dan simulasi dilakukan, terlebih dahulu pengguna harus
menentukan satuan analisis option sesuai pilihannya. Dalam layar editor
hydraulic options pengguna diberikan beberapa pemilihan satuan, yaitu
satuan debit (Flow Units), formula kehilangan energy (Head loss Formula),
gravitasi, viskositas, maksimum trial, dan lainnya. Selanjutnya melakukan
penggambaran dan data yang ditampilkan kemudian diisikan, termasuk
data panjang dan diameter pipa, dimensi tangki, elevasi, pompa, katup-
katup, demand, koefisien kekasaran pipa, dan data lain yang tersedia pada
layer editor Epanet 2.0

Bila data keseluruhan telah diisi, dilakukan simulasi (Running Analisis)


jaringan pipa air bersih dengan pilihan berbagai periode. Hasil analisis
tersebut dapat dicetak (hard copy), baik itu berupa grafik, kurva dan
berbagai uraian analisis hidraulikanya. Contoh kertas kerja Epanet 2.0
seperti pada gambar berikut ini.
gambar 2. 7 Tampilan Kertas Kerja Epanet 2.0

Anda mungkin juga menyukai