TINJAUAN PUSKATA
4
5
4. Unit Pelayanan
Titik pengambilan air disebut unit pelayanan, pada titik tersebbut pelanggan atau
konsumen langsung memperoleh air, seperti pada sambungan langsung, hidran
umum, dan hidran kebakaran.
Menurut Peraturan Menteri PU (Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum), merancang suatu
denah (lay-out) pada sistem distribusi sudah semestinya memenuhi beberapa
ketetapan berikut:
1. Denah atau skema suatu sistem distribusi bisa ditentukan oleh kondisi topografi
dan lokasi instansi pengolahan air.
2. Jenis sistem pengaliran air yang digunakan harus berdasarkan topografi wilayah.
3. Jika kondisi studi tersebut tidak dapat dipasang sistem gravitasi, maka sebaiknya
menggunakan gabungan sistem gravitasi dan pompa. Apabila seluruh wilayah
memiliki permukaan datar, digunakan sistem pompa kemudian dikombinasikan
dengan menara air, atau dengan menambahkan pipa penguat.
4. Apabila terdapat perbedaan permukaan tanah yang sangat besar, maka daerah
pelayanan bisa dibagi menjadi bagian-bagian yang kecil.
dikonsumsi langsung oleh masyarakat, tentu juga air tersebut tidak memenuhi
persyaratan apabila digunakan sebagai air minum.
2. Atmosfir (Hujan)
Air hujan sangat bersih jika dalam kondisi murni, namun air hujan dapat menjadi
tercemar akibat pencemeran udara, jika menyediakan air hujan sebagai sumber
air sepatutnya saat hujan turun airnya harus langsung ditampung.
3. Air Permukaan
Air yang melewati permukaan bumi ini umumnya mendapatkan banyak
pencemaran saat air tersebut sedang mengalir, baik itu akibat kotoran industri,
batang kayu, lumpur. Ada beberapa macam air permukaan yaitu:
a. Air sungai, pada umumnya memiliki kualitas air yang sangat kotor, jika air
tersebut digunakan maka perlu melewati proses pengolahan yang baik dan
benar.
b. Air danau atau rawa, mayoritas air danau atau rawa memiliki warna, hal
tersebut karena ada lumut yang membuat warnanya hijau.
4. Air Tanah
Air yang terdapat di lapisan tanah atau batuan disebut air tanah. Air tanah adalah
salah satu dari beberapa sumber air yang memiliki fungsi dapat menjaga
keseimbangan kehidupan di muka bumi, hingga memiliki peran penting untuk
menjaga ketersediaan air baku.
Menurut Sutrisno dan Suciastuti (1991:16) beberapa macam air tanah antara
lain:
a. Air tanah dangkal, terjadi akibat meresapnya air dari permukaan tanah. Air
tanah akan jernih akibat proses peresapan dimana lumpur dan benda lain
akan tertahan diatas tanah. Air tanah dangkal lumayan baik ditinjau dari
kualitasnya, namun dari segi kuantitas termasuk kurang karena harus
bergantung pada musim.
b. Air tanah dalam, harus diambil dengan menggunakan bor dan memasukan
pipa ke dalam tanah sekitar 100 meter-300 meter. Jika tidak terdapat keluar
sendiri, maka air dalam tanah dikeluarkan menggunakan pompa.
c. Mata air, keluar dengan sendirinya menuju permukaan tanah. Mata air
asalnya dari tanah dalam yang nyaris tidak berpengaruh akibat musim..
7
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
Tn = tahun ke n
To = tahun dasar
Ka = konstanta arithmatik
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang diketahui
T2 = tahun ke II yang diketahui
2.3.2 Metode Geometrik
Pada metode ini pertumbuhan penduduk bertambah secara
geometrik dengan berdasar pada perhitungan bunga majemuk. Persamaan
yang digunakan pada metode geometrik yaitu:
Pn = Po (1 + R)n (2.3)
1
Po (n−1)
R = ( Pt ) −1 (2.4)
Dimana:
8
a=̅ ̅
Y − bX (2.8)
̅ dan Y
X ̅ merupakan rata-rata pada variabel X dan Y.
Kebutuhan air mencapai puncak pukul 06.00 pagi, dimana aktivitas mandi,
mencuci, bersih-bersih meningkat. Pukul 7.00 pagi sebagian warga masyarakat
meninggalkan rumah untuk melakukan aktivitas lain saat di luar rumah. Pada pukul
8 pagi sampai 4 sore tidak memerlukan air yang banyak karena berada di luar
rumah, sehingga kebutuhan air di jam tersebut relatif rendah. Pada jam 5 sore ketas
masyarakat mandi dan melakukan kegiatan bersih-bersih sehingga kebutuhan air
meningkat kembali.
2.8 Perpipaan
2.8.1 Jenis Pipa
Menurut Joko (2010:154-157) jenis pipa ditetukan menurut
material dari pipanya sendiri, seperti CI (cast iron), baja, beton, GI, AC,
plastik dan PVC.
1. Cast-Iron Pipe
Pipa Cast-Iron disediakan dengan diameter 50 mm sampai 900 mm,
dengan panjang 3,7 m sampai 5,5 m. Pipa CI mampu menahan tekanan
sampai 240 m tergantung dari besarnya diameter pipa
Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Cast-Iron Pipe
Kelebihan Kekurangan
Harga yang terjangkau Lama kelamaan pipa menjadi kasar membuat
kapasitas pengangkutan berkurang.
Ekonomis Pipa CI diproduksi dengan diameter yang besar
sehingga membuat pipa ini berat.
Tahan terhadap korosi jika dilapisi
Cenderung atau terlihat patah saat pengangkutan.
dengan bahan anti korosi.
16
5. Asbestos-Cement Pipe
Pipa AC (Asbestos-Cement) berdiameter 5-9 cm sehingga mampu
menahan tekanan sampai dengan 250 mka, namun disesuaikan dengan
tipe dari pipa dan pembuatannya, Pembuatan pipa ini dilakukan
dengan mencampur antara bahan serat asbes dan semen.
Tabel 2.10 Kelebihan dan Kekurangan Asbestos-Cement Pipe
Kelebihan Kekurangan
Mudah digunakan dan ringan. Mudah patah dan rapuh.
Tidak dapat digunakan pada
Dapat tahan terhadap air yang asam dan basa.
tekanan tinggi.
Permukaan dalam yang halus dan tahan akan proses korosi.
Tersedia dengan ukuran yang lebih panjang.
Dapat dipotong-potong menjadi beberapa ukuran panjang
yang diinginkan.
Sumber: Joko,2010
6. Plastic Pipe
Kelebihan pipa plastik tidaklah sekidit, beberapa keunggulan misalnya
dapat meminimalisir agar tidak terjadi proses korosi di pipa, murah
serta ringan. Pipa Polytene disediakan warna hitam, lebih tahan akan
suatu bahan kimia, namun tidak bisa tahan terhadap asam nitrat dan
minyak. Berikut dapat dilihat dua jenis pipa plastic:
1) Low-Density Polytene Pipe, merupakan pipa yang materialnya
fleksibel atau mudah disesuaikandan dibentuk, tersedia ukuran
diameter sampai 6,3 cm, dimanfaatkan untuk jalur yang panjang,
namun tidak disarankan untuk penyediaan air pada gedung.
2) High-Density Polytene Pipe, pipa ini lebih kuat dari Low-Density
Polytene Pipe dan diameter pipa yang tersedia antara 1,6-40 cm.
7. PVC Pipe (Unplasticised)
Pipa PVC lebih kuat dan mampumenahan tekanan karena memiliki
kekakuan tiga kali lebih besr dari Polytene biasa, untuk melakukan
penyembungan juga lebih mudah. Pipa ini tahan terhadap asam
organik, senyawa organik, dan korosi.
2.8.2 Perpipaan Distribusi
Menurut Peraturan Menteri PU (No 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum)
18
90 3”
110 4”
125
5”
140
160
6”
180
200
8”
225
250
10”
280
315 12”
355 14”
400 16”
500 20”
560 22”
630 24”
Keterangan:
16 Bar = 163,16 m
Sumber:Katalog Pipa PT. Wahana Duta Jaya Rucika
c. Katup Udara
Peletakan katup udara dipasang pada titik atau elevasi muka tanah
yang tertinggi, di jembatan pipa dengan perletakan ¼ panjang
bentang pipa, serta diletakan pada jalur tertentu yang lurus.
d. Hidran Kebakaaran
Hidran kebakaran dipasang dengan jarak antar hidran kebakaran
maksimal tidak lebih dari 300 meter di depan gedung kantor kran
komersil.
2.9 Reservoir
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (No 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum) Reservoir
merupakan tempat penampungan air smentara sebelumm didistribusikan kepada
pelanggan atau konsumen.
2.9.1 Lokasi dan Tinggi Reservoir
Menurut Peraturan Menteri PU (No 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum)
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi dan tinggi
reservoir, pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
1. Reservoir pelayanan ditempatkan didekat pusat daerah pelayanan,
kecuali karena keadaan yang tidak memungkinkan. Terlebih lagi saaat
pemasangan pipa secara paralel lebih dipertimbangkan.
2. Tinggi reservoir sistem gravitasi ditentukan agar tekanan minimum
sesuai dengan hitungan kriteria perencanaan. Muka air rencana
diperhitungkan dengan tinggi muka air minimum.
3. Apabila terdapat elevasi yang bervariasi, maka wilayah pelayanan
dibagi beberapa zona yang dilayani satu reservoir masing-masingnya.
2.9.2 Reservoir Penyeimbang
Reservoir penyeimbang merupakan reservoir yang gunanya
untuk menampung air jika terdapat kelebihan, saat masyarakat
menggunakan kebutuhan air yang relatif kecil daripada air yang masuk, air
tersebut akan disalurkan kembali saat pemakaian konsumen relatif besar.
21
Pada pipa bercabang, besarnya debit yang masuk ke cabang harus sama
besar dengan debit yang ditinggalkan.
Dimana:
V = Kecepatan aliran (m/detik)
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang (m2)
Dimana:
ZA = Elevasi pipa 1 dari datum (m)
23
Dimana:
hf = Kehilangan energi (m)
f = Koefisien gesek Darcy Weisbach
24
Dimana:
hf = Kehilangan energi (m)
Q = Debit (m3/detik)
D = Diameter pipa (m)
C = Koefisien Hazen Williams
25
Dimana:
hf = Kehilangan energi (m)
K = Konstanta konstraksi (berdasarkan karakteristik pipa)
V = Kecepatan aliran (m/detik)
g = Gravitasi = 9,81 m/detik2
3. Memasukkan Data
a) Time Patterns diisi dengan faktor jam puncak fluktuasi
pemakaian air tiap jam. Memasukkan faktor jam puncak dengan
klik Data – Pattern – Add
Hazen William pada pipa HDPE adalah 130, dan 110 untuk pipa
CI. Untuk mengisi data pipa dilakukan dengan double click kali
pada pipa.