Anda di halaman 1dari 18

PETUNJUK PRAKTIKUM

TEKNIK ANALISA PENCEMARAN


LINGKUNGAN

LABORATORIUM TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

SEMESTER GANJIL 2016/2017


PERCOBAAN I
ANALISIS KLORIDA

I. TUJUAN
Menentukan konsentrasi klorida pada sampel air.

II. PRINSIP ANALISIS


Klorida dalam suasana netral diendapkan dengan adanya AgNO 3 dan
membentuk endapan putih AgCl. Adanya indikator K 2CrO4akan terbentuk
endapan merah bata pada titik akhir titrasi.
+ -
Ag + Cl → AgCl putih
2-
CrO4 + 2Ag → AgCrO4 merah tua
III. PERALATAN DAN REAKSI
A. Peralatan
1. Buret 6. Pipet Tetes
2. Clamp + Statif 7. Pipet
3. Erlemeyer 8. Neraca Analitis
4. Beker 9. Labu Ukur
5. Gelas ukur

B. Pereaksi
1. AgNO3 0,0141 N
- Larutkan 0,1198 gr AgNO3 dalam aquades, encerkan sampai 100 ml
- Simpan larutan dalam botol coklat dan letakkan di tempat gelap
2. HNO3 pekat
3. Larutan Standart NaCl 0,0141 N
- Larutkan 0,085 gr NaCl dalam aquades hingga 100 ml
4. K2CrO4 10%
- Larutkan 1,25 gr K2CrO4 dengan aquades, encerkan sampai 12,5 ml
5. MgO.
IV. CARA KERJA
1. Masukkan 100 ml larutan klorida ke dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 3 tetes HNO3 pekat.
3. Tambahkan 4 tetes K2CrO4 10 %.
4. Tambahkan 1 spatula MgO, sambil dikocok. Larutan akan berwarna kuning.
5. Titrasi dengan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna (kuning
menjadi merah bata/kuning keruh).
6. Catat banyaknya AgNO3 yang diperlukan.
7. Ulangi langkah 1-6 untuk sampel air yang berbeda.
8. Lakukan pengujian terhadap masing-masing sampel dua kali.

V. PERHITUNGAN
-
Cl (mg/l) =1000 x N AgNO3 x ml AgNO3 x35,45
100

VI. PERTANYAAN
1. Bandingkan data klorida air sampel saudara dengan standar kualitas
air yang berlaku. Apa pendapat saudara?
2. Jelaskan sumber klorida pada sampel air saudara?
3. Bagaimana cara menurunkan konsentrasi klorida dalam air yang saudara
ketahui?
4. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang
berhubungan dengan analisis klorida, sebutkan pula sumber artikel
tersebut.
PERCOBAAN II
ANALISIS ASIDITY-ALKALINITY

I. TUJUAN
Mengetahui asiditas-alkalinitas sampel air.

II. PRINSIP ANALISIS


Asiditas – alkalinitas dalam air akan dinetralkan oleh NaOH atau HCl dengan
menggunakan indikator phenolptalein dan metal orange.
Asiditas : PP
+ -
H + OH → H2O
2- + -
CO3 +H → HCO3
MO
- +
HCO3 +H → H2O + CO2
Alkalinitas :
- +
OH + H ↔ H2O
2- + -
CO3 + H ↔ HCO3
- +
HCO3 + H ↔ H2O + CO2
III. PERALATAN DAN PEREAKSI
A. Peralatan
1.Buret 6. Pipet Tetes
2.Clamp + Statip 7. Pipet
3.Erlemeyer 8. Neraca Analitis
4.Beker Gelas 9. Labu Ukur
5. Gelas Ukur
B. Pereaksi
1. Asam oksalat 0,1 N (H2C2O4.2H2O).
- Larutkan 0,189 gram H2C2O4.2H2O dengan aquades dalam labu ukur
30 ml, encerkan sampai tanda batas.
2. Larutan Natrium Borat 0,1 N.
- 0,572 gram Natrium Borat (Na2B4O7.10H2O) larutkan dengan aquades
dalam labu ukur 30 ml sampai tanda batas.
3. Indikator phenolptalein 0,035 % atau 3 tetes PP dari larutan jadi.
- 0,035 gram indikator phenolptalien larutkan dengan etanol 70% sampai
volume 100 ml.
- Netralkan dengan larutan NaOH.
4. Larutkan indikator metil orange 0,1% atau 3 tetes dari larutan jadi.
- 0,1 gram metal orange dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml.
5. Larutan NaOH 0,1 N
- Larutkan 0,6 gram kristal NaOH dalam 150 ml aquades yang telah
didihkan dan didinginkan.
- Pipet 25 ml asam oksalat 0,1 N ke dalam erlemeyer.
- Tambahkan 2-3 tetes indikator PP 0,035 %.
- Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai merah muda.
- Catat NaOH yang digunakan.
- Normalitas NaOH = 25 x 0,1000
ml NaOH
6. Larutan HCl 0,1 N
- 1,6 ml HCl pekat encerkan dengan aquades sampai 200 ml.
- 25 ml larutan natrium borat masukkan erlemeyer.
- Tambahkan 2-3 tetes indikator MO 0,1%.
- Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna berubah dari kuning ke
orange/jingga.
- Catat ml HCl.
- Normalitas HCl = 25 x 0,1000
ml HCl

IV. CARA KERJA


A. Tes pendahuluan
1) Masukkan 100 ml sampel dalam erlemeyer.
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator PP 0,035 %.
3) Jika tidak terjadi warna merah muda, lanjutkan cara kerja asidity (B).
4) Jika terjadi warna merah muda, lanjutkan cara kerja alkalinity (C).
B. Untuk Asidity
1) Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai cairan merah muda. Catat ml
NaOH yang digunakan (p ml).
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator metil orange 0,1 %.
3) Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna berubah dari kuning menjadi
jingga/oranye.
4) Catat ml yang digunakan.
C. Untuk Alkali
1) Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna tepat hilang. Catat ml HCl
yang digunakan (p ml).
2) Tambahkan indikator metil orange 2-3 tetes.
3) Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna berubah dari kuning menjadi
jingga/oranye.
4) Catat ml yang digunakan. (ml)

V. PERHITUNGAN
A. Untuk Asidity
a. Jika p = m : mengandung CO2
CO2 (mg/l) = 1000 x p ml x N NaOH x 44
100
-
b. Jika p < m : air mengandung CO2 dan HCO3
CO2 (mg/l) = 1000 x p ml x N NaOH x 44
100
-
HCO3 (mg/l) = 1000 x ((m ml x N HCl) – (p ml x N NaOH)) x 61
100
+
c. Jika p >m : air mengandung H dan CO2
CO2 (mg/l) = 1000 x p ml x N NaOH x 44
100
+
H (mg/l) = 1000 x ((p ml x N NaOH) – (m ml x N HCl)) x 1
100
B. Untuk Alkalinity
2-
a. Jika p = m : air mengandung CO3
2-
CO3 (mg/l) = 1000 x 2 p ml x N HCl x
60 100
2- -
b. Jika p < m : air mengandung CO3 dan HCO3
2-
CO3 (mg/l) = 1000 x 2 p ml x N HCl x
60 100
-
HCO3 (mg/l) = 1000 x ((m-p) ml x N HCl) x
61 100
- 2-
c. Jika p > m : air mengandung OH dan CO3
2-
CO3 (mg/l) = 1000 x 2 m ml x N HCl x 60
100
-
OH (mg/l) = 1000 x ((p-m) ml x N HCl) x
17 100

VI. PERTANYAAN
1. Bandingkan data alkalinity-asidity air sampel saudara dengan standar kualitas
air yang berlaku. Apa pendapat saudara?
2. Berdasarkan analisis saudara darimana asal asidity-alkalinity pada air sampel
yang anda gunakan?
3. Jelaskan proses-proses pengolahan air yang membutuhkan data alkalinitas.
4. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis asidity-alkalinity, sebutkan pula sumber artikel tersebut.
PERCOBAAN III
ANALISIS KESADAHAN

I. TUJUAN
- Mengetahui tingkat kesadahan sampel air.
- Mengetahui jenis kesadahan sampel air.

II. PRINSIP ANALISIS


2+ 2+
Ion Ca dan Mg dalam air dapat membentuk senyawa kompleks dengan
penambahan EDTA pada pH tertentu untuk mengetahui titik akhir titrasi
digunakan indikator logam (EBT dan Murexida).
2+ -
Ca Ca.ind
-2 +
+ 2H.ind + 2H
2+ -
Mg Mg.ind
2+
Ca Ca.EDTA
-
+ EDTA + 2H.ind
2+
Mg Mg.EDTA
III. PERALATAN DAN PEREAKSI
a. Peralatan
1. Buret 5.Gelas Ukur
2. Statif + Clamp 6.Pipet
3. Erlenmeyer 7.Labu Ukur
4. Neraca analitis 8.Beker glass
b. Pereaksi
1. Bufer pH 10
- Larutkan 1,35 gr NH4Cl dengan 5 ml aquades.
- Tambahkan 13,4 ml NH4OH pekat, tambahkan aquades hingga 20
ml.
2. Bufer pH 12
- Larutkan 2,4 gr NaOH dengan aquades sampai 20 ml.
3. Indikator EBT (1 spatula).
4. Indikator Murexida (1 spatula).
5. Larutan standar Kalsium (Ca).
- Larutkan 0,045 gr CaCO3 tambahkan HCl 0,2 ml.
- Masukkan labu ukur dan encerkan dengan aquades sampai 25 ml.
6. Larutan EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) 1/28 N
- Larutkan 0,66 gr Na2EDTA dalam 100 ml aquades yang telah di
didihkan.
- Tambahkan 0,001 mg MgCl2 atau MgSO4.
- Standarisasi EDTA :
a. Dengan Indikator EBT
Ø Masukkan 10 ml larutan standar Ca dalam erlenmeyer.
Ø Tambahkan 5 ml Buffer pH 10.
Ø Tambahkan 1 spatula indikator EBT.
Ø Titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna ungu ke
biru laut, catat ml EDTA.
f 10
EDTA  EBT 
ml EDTA
b. Dengan Indikator Murexida
Ø Masukkan 10 ml larutan standar Ca dalam erlenmeyer.
Ø Tambahkan 5 ml buffer pH 12.
Ø Tambahkan 1 spatula indikator Murexida.
Ø Titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna dari
merah ke ungu, catat ml EDTA.
10
fEDTAMUREXIDA
ml EDTA

IV. CARA KERJA


a. Kesadahan Total (Ca + Mg)
1. Masukkan 100 ml sampel (sumur dan sungai) dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 5 ml Buffer pH 10.
3. Tambahkan indikator EBT 1 spatula (warna larutan berubah merah tua).
4. Titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna (menjadi biru tua).
5. Catat ml EDTA.
b. Kesadahan Kalsium (Ca)
1. Masukkan 100 ml sampel (sumur dan sungai) dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 5 ml Buffer pH 12.
3. Tambahkan indikator Murexida 1 spatula (warna larutan berubah merah
tua).
4. Titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna (menjadi ungu).
5. Catat ml EDTA.

V. PERHITUNGAN
1000  ml EDTA  N EDTA 
Kesadahan Total = f
100
= ....................meq/l
= meq/l x 2,8
= .....................

VI. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan kesadahan total, kesadahan tetap dan
kesadahan sementara?. Bagaimana cara menghilangkannya, jelaskan.
2. Jelaskan manfaat analisis kesadahan bagi proses penyediaan air bersih
(minimal 4).
3. Apa dampak kesadahan pada sistem pengolahan dan distribusi air minum?
4. Hitung kebutuhan soda dan kapur secara teoritis, dengan menggunakan
data yang diperoleh dari percobaan asidity-alkalinity.
5. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis analisis kesadahan, sebutkan pula sumber artikel tersebut.
PERCOBAAN IV
ANALISIS ZAT PADAT

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan zat padat dalam sampel air.

II. PRINSIP ANALISIS


Penentuan kandungan zat padat dalam sampel air dengan cara pemanasan
sampel air pada suhu tertentu. Residu merupakan zat padat yang terdapat dalam
sampel air.

III. Peralatan
1. Cawan porselen 6.Desikator
2. Kertas saring 7.Neraca analitis
3. Gelas ukur 8.Penjepit
4. Oven 9.Beker Glass
5. Furnace

IV. Cara Kerja


A. Zat Padat Total
1. Cawan dipanaskan dalam furnace pada suhu 550C selama 1 jam.
2. Masukkan cawan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit.
3. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit, lalu timbang (a gr).
4. Kocok sampel dan masukkan sampel sebanyak 5 ml dalam cawan.
5. Panaskan dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam (sampai kering).
6. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (b gr).
B. Zat Padat Total Organik dan Anorganik
1. Cawan dan residu hasil analisis diatas dipanaskan dalam furnace pada
suhu 550C selama 15 menit.
2. Masukkan cawan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit.
3. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (d gr).
C. Zat Padat Tersuspensi
1. Cawan dipanaskan dalam furnace pada suhu 550C selama 1 jam.
2. Masukkan cawan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit.
3. Masukkan kertas saring/filter dalam oven pada suhu 105C selama 1
jam.
4. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (e gr).
5. Kocok dan saring sampel sebanyak 10 ml.
6. Letakkan filter diatas cawan lalu panaskan dalam oven pada suhu 105C
selama 1 jam.
7. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (f gr).
D. Zat Padat Tersuspensi Organik dan Anorganik
1. Cawan dan residu hasil analisis diatas dipanaskan dalam furnace pada
suhu 550C selama 15 menit.
2. Masukkan cawan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit.
3. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (h gr).
E. Zat Padat Terlarut
1. Cawan dipanaskan dalam furnace pada suhu 550C selama 1 jam.
2. Masukkan cawan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit.
3. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit, lalu timbang (i gr).
4. Masukkan filtrate (j ml) dalam cawan.
5. Panaskan dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam (sampai kering).
6. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (k gr).
F. Zat Padat Terlarut Organik dan Anorganik
1. Cawan dan residu hasil analisis diatas dipanaskan dalam furnace pada
suhu 550C selama 15 menit.
2. Masukkan cawan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit.
3. Dinginkan dalam desikator selama 10 menit, lalu timbang (m gr).
G. Zat Padat Terendap
1. Isi gelas ukur dengan 1000 ml sampel air yang telah dikocok.
2. Endapkan selama 45 menit.
3. Putar gelas ukur agar jonjot yang menempel bisa turun kebawah.
4. Endapkan selama 15 menit.
5. Catat volume lumpur terendap.

V. PERHITUNGAN
b a
1. Zat Padat Total (mg/l) = c 1000
b d
2. Zat Padat Total Organik (mg/l) = c 1000
d a
3. Zat Padat Total Anorganik (mg/l) = c 1000
f e
4. Zat Padat Tersuspensi (mg/l) = c 1000
f  (hx )
5. Zat Padat Tersuspensi Organik (mg/l) = c 1000

h (e  x )
6. Zat Padat Tersuspensi Anorganik (mg/l) = c 1000

7. Zat Padat Terlarut (mg/l) = k  i 1000


J

k
l
8. Zat Padat Terlarut Organik (mg/l) = 1000
j
9. Zat Padat Terlarut Anorganik (mg/l) = l  i 1000
j

10. Volume Lumpur = vol .lumpurtere dap (ml )


vol .sampel (l )

Dimana: c = volume sampel (liter)


j = volume filtrate (liter)
x = Berat kertas saring sesudah pemanasan

VI. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud: TSS, TS, TDS, VSS.
2. Apakah manfaat analisis zat padat dalam air?
3. Sebutkan unit bangunan pengolahan air minum yang memerlukan data analisis
zat padat!
4. Bagaimana cara pengolahan untuk menghilangkan zat padat pada air?
5. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis zat padat, sebutkan pula sumber artikel tersebut.
PERCOBAAN V
ANALISIS COD

I. TUJUAN
Untuk mengetahui jumlah oksigen (mg O 2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air.

II. PRINSIP ANALISIS


Senyawa organik dalam air dioksidasi oleh larutan kalium dikromat dalam
0
suasana asam sulfat pada temperatur 150 C selama ± 2 jam. Kelebihan
kalium dikromat (yang tidak tereduksi) di titrasi dengan larutan ferro amonium
sulfat (FAS) memakai indikator feroin. Materi organik yang teroksidasi akan
dikalkulasi dalam bentuk ekivalensi oksigen.

III. PERALATAN DAN PEREAKSI


A. Peralatan
1.Buret 6.Tabung COD
2.Statip 7.Pemanas COD
3.Erlenmeyer 8.Beaker Glass
4. Neraca analitis
5. Pipet
B. Pereaksi
1. Larutan standar kalium dikromat 0,0167 M
- Tambahkan 4,193 gr K2CrO7 yang sebelumnya telah dikeringkan pada
0
suhu 103 C selama 2 jam, pada 500 ml air destilasi.
- Tambahkan 167 ml H2SO4 pekat dan 3,33 gr HgSO4.
- Larutkan dan dinginkan.
2. Pereaksi asam sulfat
- Tambahkan AgSO4 (berbentuk kristal atau bubuk) pada H 2SO4 pekat
dengan perbandingan 5,5 gr Ag2SO4 per kg H2SO4.
- Biarkan selama 1 atau 2 hari hingga seluruh Ag 2SO4 larut
3. Larutan indikator feroin
- Larutkan 1,485 gr 1,10-phenanthrolin monohidrat dan 695 mg
FeSO4.7H2O dalam air destilasi dan encerkan hingga volumenya 100 ml.
4. Larutan ferro ammonium sulfat
- Larutkan 39,2 gr Fe(NH4)2SO4.6H2) dalam air destilasi.
- Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat dan encerkan hingga volumenya 100
ml.
- Larutan ini harus distandarisasi dengan cara sebagai berikut :
Masukkan 2,5 ml air destilasi; 1,5 ml kalium dikromat; 3,5 ml pereaksi
asam tambahkan 1 sampai 2 tetes indikator feroin. Titrasi dengan FAS.
Molaritas FAS yang dipakai diperoleh dengan rumus :
Molaritas FAS = (ml K2Cr2O7 x 0,1) / ml FAS

IV. CARA KERJA


1. Masukkan 2,5 ml sampel; 1,5 ml larutan dikromat; dan 3,5 ml pereaksi asam
sulfat kedalam erlemeyer. Panaskan larutan campuran tersebut sehingga
berubah warna dari kuning menjadi hijau.
2. Tambahkan indikator feroin sebanyak 2 tetes.
3. Titrasi dengan menggunakan larutan FAS sampai berwarna cokelat
kemerahan.
V. PERHITUNGAN

COD (mg O2/l) = ( A – B ) x M x 8000 / ml sampel

Dengan A = ml FAS yang dipakai untuk titrasi blanko.


B = ml FAS yang dipakai untuk titrasi sampel.
M = molaritas FAS.

VI. PERTANYAAN
1. Jelaskan gangguan yang dapat terjadi pada analisis COD.
2. Metode apa saja yang dapat digunakan untuk analisis COD, jelaskan.
3. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis COD, sebutkan pula sumber artikel tersebut.
PERCOBAAN VI
ANALISIS DO dan BOD

I. TUJUAN
- Menentukan kosentrasi oksigen terlarut dalam sampel air.
- Menentukan nilai kebutuhan oksigen biologis.
- Mengetahui kualitas sampel air.

II. PRINSIP ANALISIS


A. Prinsip reaksi DO
Pada analisis oksigen terlarut, sampel harus dianalisis sesegera
mungkin.
Reaksi :
-
MnSO4 + 2 KOH Mn(OH)2 + K2SO4
Mn(OH)2 + ½ O2 MnO2 + H2O
MnO2 + 2 H2O + 2 KI Mn(OH)2 + I2 + 2KOH
- - -
I2 + 2 S2O3 S4O6 + 2 I
B. Prinsip reaksi BOD
Reaksi oksidasi :
CnHaObNc + ( n + a/4 – b/2 – 3c/4 ) O2 nCO2 + ( a/2 – 3c/2 ) H2O + cNH3
Zat organis Oksigen bakteri karbon dioksida + air + amonia

III. PERALATAN DAN PEREKSI


A. Peralatan
1. Buret 6.Pipet
2. Statif 7.Beker
3. Erlemmeyer 8.Inkubator
4. Neraca analitis 9.Botol winkler
5. Gelas ukur
B. Pereaksi
1. Larutan MnSO4 ( mangan sulfat )
- Larutan 5,54 gr MnSO4. 4H2O dalam 15 ml aquadest
2. Larutan Alkali – Iodida – azidida
- 10 gr NaOH dilarutkan dalam 2 ml aquadest
- Tambahkan 0,2 gr NaN3 dalam 0,8 ml aquadest
- Tambahkan 3 gr KI dalam 2 ml aquadest
- Campurkan dan tambah aquadest hingga 20 ml.
3. Indikator amylum 0,5 %
- 0,1 gr amylum dilarutkan dalam 20 ml aquadest. Didihkan
dan didinginkan.
4. Asam sulfat pekat 2 ml untuk tiap sampel
5. Larutan Tio sulfat 0,1 N
- Larutkan 3,723 gr Na2S3O3. 5H2O dalam 150 ml aquadest
yang telah didihkan dan didinginkan.

IV. CARA KERJA


A. DO0
1. Isi botol winkler dengan sampel air hingga penuh
2. Tambahkan 2 ml larutan mangan sulfat ( MnSO 4) dengan pipet dibawah
permukaan air.
3. Tambahkan 2ml larutan alkali – iodide – azida
4. Botol ditutup, dikocok dengan membolak - balik beberapa kali
5. Biarkan 10 menit, kemudian buang 100 ml larutan jernih dengan pipet.
6. Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat ( H 2SO4), kocok dan lalu pindahkan
ke erlenmeyer.
7. Titrasi dengan tio sulfat hingga terjadi warna kuning muda.
8. Tambahkan 2 ml indikator amylum, sampai timbul warna biru.
9. Titrasi dengan tio sulfat sampai warna biru hilang pertama kali.
B. DO5
1. Isi botol winkler dengan sampel air hingga penuh.
2. Tambahkan 2 ml larutan mangan sulfat ( MnSO 4) dengan pipet dibawah
permukaan air.
3. Tambahkan 2 ml larutan alkali – iodide – azida
4. Botol ditutup, dikocok dengan membolak - balik beberapa kali, biarkan 10
menit.
0
5. Botol diinkubasi pada 25 C selama 5 hari.
6. Kemudian buang 100 ml larutan jernih dengan pipet
7. Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat ( H 2SO4), kocok dan lalu pindahkan
ke erlenmeyer.
8. Titrasi dengan tio sulfat hingga terjadi warna kuning muda.
9. Tambahkan 2 ml indicator amylum, sampai timbul warna biru.
10. Titrasi dengan tio sulfat sampai warna biru hilang pertama kali.

V. PERHITUNGAN
axNx8000
DO ( mg/l ) =
V 4

DO = Oksigen terlarut ( mg O2 / l )
a = Volume titrasi natrium tio sulfat ( ml )
N = Normalitas natrium tio sulfat ( ek/l )
V = Volume botol winkler ( ml )

BOD (mg/l) = OT0 – OT5

OT0 = Oksigen terlarut pada t = 0 hari


OT5 = Oksigen terlarut pada t = 5 hari

VI. PERTANYAAN
OKSIGEN TERLARUT
2. Jelaskan pengaruh dari jumlah bakteri dengan kelarutan oksigen ?
3. Dapatkah kosentrasi oksigen terlarut digunakan sebagai parameter
pencemar suatu badan air? jelaskan.
4. Jelaskan unit – unit bangunan yang dipengaruhi oleh kosentrasi oksigen dalam
bidang
- Air bersih
- Air limbah
5. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis oksigen terlarut, sebutkan pula sumber artikel tersebut.

KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGIS


1. Jelaskan gangguan pada analisis BOD ?
2. Mengapa diperlukan waktu 5 hari pada analisis BOD ?apa pengaruh apabila
waktu diperpanjang ? apa gangguannya ? Jelaskan ( dilengkapi dengan
grafik)
3. Apa kelebihan dan kekurangan analisis BOD di bandingkan dengan analisis
COD ?
4. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis BOD, sebutkan pula sumber artikel tersebut.
PERCOBAAN VII
ANALISIS KEKERUHAN

I. Tujuan
Menentukan kekeruhan air.

II. Prinsip Analisis


Mengukur nilai kekeruhan sampel air dengan metode spektrofotometri.

III. Peralatan dan Pereaksi


A. Peralatan
1. pH meter
2. Turbidimeter
3. Beaker glass
4. Termometer
B. Bahan
1. Air Sungai
2. Air Sumur

IV. Cara Kerja


A. Kekeruhan
1. Masukkan sampel air ke dalam 3 beaker gelas sebanyak 30 ml
2. Masukkan sampel air ke dalam botol turbidemeter hingga terisi penuh.
3. Standartkan turbidimeter hingga 0.
4. Masukkan sampel ke dalam turbidimeter dan amati angka yang muncul
yang menunjukkan nilai kekeruhan sampel air.
5. Ulangi langkah tersebut sebanyak dua kali.

B. pH
Masukkan
1. Masukkan sampel air ke dalam beaker gelas sebanyak 30 ml
2. Masukkan pH meter ke dalam beaker gelas dan amati angka yang
muncul yang menunjukkan nilai pH pada sampel air.
3. Ulangi langkah tersebut sebanyak dua kali.

C. Suhu
1. Masukkan sampel air dalam beaker gelas sebanyak 30 ml
2. Masukkan thermometer ke dalam beaker gelas dan amati angka yang
muncul yang menunjukkan suhu pada sampel air
3. Ulangi langkah tersebut sebanyak dua kali.
V. Perhitungan
- Nilai pH
pH rata-rata : nilai pH 1 + nilai pH 2 + nilai pH 3
3
- Nilai suhu
Suhu rata-rata : nilai suhu 1 + nilai suhu 2 + nilai suhu 3
3
- Nilai kekeruhan
Kekeruhan rata-rata :
nilai kekeruhan 1 + nilai kekeruhan 2 + nilai kekeruhan 3
3
VI. Pertanyaan
1. Apa saja penyebab terjadinya kekeruhan?
2. Jelaskan proses pengolahan air untuk menghilangkan atau mereduksi
kekeruhan dalam air!
3. Ada beberapa metode untuk mengukur kekeruhan, sebutkan dan jelaskan!
4. Bacalah artikel terbaru dari jurnal/majalah ilmiah/website yang berhubungan
dengan analisis kekeruhan, sebutkan pula sumber artikel tersebut.
PERCOBAAN VIII
ANALISIS KARAKTERISTIK SAMPAH

I. Tujuan
Mengetahui nilai kadar air (kelembaban), kadar organk (volatile solid),
fixed carbon dan abu.

II. Prinsip Analisis


Analisa karakteristeik sampah dibedakan menjadi dua bagian, yaitu proximate
analisys dan ultimate analisys. Proximate analisys adalaha analisa kelembaban
(kadar air), volatile solid (kadar organik), fixed carbon dan abu. Ultimate analisys
adalah analisa nitrogen, fosfat, sulfur dan unsure kimia lainnya.

III. Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
1. Timbangan biasa 6.Desikator
2. Cawan porselin 7.Nampan
3. Neraca analitis
o
4. Oven (dg. Suhu 105 C)
o
5. Furnace (dg. Suhu 550 C)
b. Bahan
1. Sampah

IV. Cara Kerja


A. Analisa Kadar Air
- Ambil sampah yang mewakili semua jenis sampah yang mewakili
semua jenis sampah sebanyak ± 10 kg dan aduk sampai merata.
- Ambil sampah yang sudah tercampur sebanyak 0,5Kg, dan letakkan
diatas nampan (sampah diusahakan mewakili semua jenis)
o
- Panaskan dalam oven 105 C selama 24 jam.
- Timbang dengan timbangan biasa.
- Hitung kadar air sampah dengan menggunakan rumus berikut:
(a-b)
Kadar air (%) = x 100%
a
dimana: a = berat nampan + sampah sebelum di oven pada suhu
o
105 C.
o
b = berat nampan + sampah setelah di oven pada suhu 105 C

B. Analisa Komponen Sampah Secara Fisisk


1. Ambil sampah sebanyak ± 10Kg
2. Pisah-pisahkan sampah menurut jenisnya yaitu :
a. Sampah makanan (organik)
b. Sampah kertas
c. Sampah plastik
d. Sampah kain
e. Sampah kayu
f. Sampah kaleng dll.
3. Timbang setiap jenis sampah yang telah terpisah tersebut dengan
timbangan biasa.
4. Hitung presentase dari tiap jenis sampah dengan menggunakan rumus
berikut:
A
Kadar sampah (%) = x 100%
10 Kg
Dimana : a = berat satu komponen sampah

C. Analisa Abu dan Volatile Solid (kadar Organik)


o
1. Bakar cawan porselin dengan furnace 550 C selama 1jam, setelah
o
itu masukkan kedalam oven 105 C selama 15menit kemudian
masukkan kedalam desikator selama 10menit.
2. Timbang dengan timbangan analitis.
3. Ambil sampah yang sudah kering dan ,masuukkan kedalam
cawan yang sudah ditimbang sebatas kemampuan cawan, dan
timbang dengan timbangan analitis.
o
4. Bakar dengan furnace 550 C selama 1jam.
o
5. Masukkan kedalam oven 105 C selama 15menit.
6. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit.
7. Timbang dengan timbangan analitis.
8. Hitung kadar volatile solid, kadar abu, kadar karbon, dan
kadar hydrogen dengan rumus-rumus berikut:

(c-(a-b))
Volatile solid (%) = x 100%
C

(a-b)
Abu (%) = x 100%
C
o
dimana : a = berat cawan + abu setelah pembakaran 550 C.
o
b = berat cawan kosong setelah pembakaran 550 C
c = berat cawan + sampah kering

% VS
Carbon (%) =
1,8

% VS
Hydrogen (%) =
15

V. Pertanyaan
1. Sebutkan klsifikasi sampah menurut tipe dan komposisisny.
2. Jelaskan dan sebutkan teknik sampling sampah.
3. Buat diagram pengelolaan sampah kota.
PERCOBAAN IX
ANALISIS MINYAK DAN LEMAK

9.1 Tujuan Percobaan


Mengetahui kandungan minyak dan lemak pada sampel

9.2 Prinsip Analisis


Minyak dan lemak dalam contoh uji air diekstraksi dengan pelarut organik
dalam corong pisah. Untuk menghilangkan air yang masih tersisa sampel di oven
o
pada suhu 105 C.

9.3 Peralatan dan Bahan


1. Cawan porselen
2. Oven
3. Desikator
4. Neraca Analitis
5. Beker gelas
6. Pipet volumetrik
7. Gelas ukur
8. Pipet tetes
9. Spatula

Bahan :
10.Larutan Petroleum ether
11.HCL (32 %)

9.4 Cara Kerja


1. Ambil cawan dicuci kemudian di oven selama 1 jam setelah di oven
kemudian dimasukan di desikator selama 10 menit. Timbang kemudian
catat berat cawan kosong.
2. Mengambil sampel air 100 ml
3. Dimasukan Hidroklorit 0,1 ml sampai terlarut
4. Sampel di campurkan Petroleum Ether (PE) 10 ml,lalu didiamkan minimal
selama 5 menit,setelah mengendap lapisan yang berada di atas diambil
(bagian bawah lapisan dibuang) dan ditampung di dalam cawan yang
sudah diketahui beratnya
5. Sampel dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105 ºC selama 1 jam
6. Sampel dinginkan di dalam desikator kemudian ditimbang
Perhitungan

Minyak Lemak (mg/l) = CI – CK x


Dimana :
CI = berat cawan + ekstraksi (mg)
CK = berat cawan kosong (mg)
V = volume sampel (ml)

9.5 Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip analisis minyak dan lemak ?
2. Bandingkan hasil analisis anda dengan standard baku mutu yang ada?
bagaimana pendapat anda ?
3. Jelaskan cara pengolahan untuk menghilangkan minyak dan lemak pada
beberapa contoh kasus pencemaran lingkungan ?
4. Tuliskan sebuah artikel baru tentang alat analisis minyak dan lemak lengkapi
dengan gambar ?

Anda mungkin juga menyukai