Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR PROSES & LIMBAH

Disusun oleh

Nama : Diva Mustopa

NPM : 17020026

Grup : 3K2

Dosen : Octianne D., M.T.

Asisten : Mia E,. S.ST

Witri A, S., S.ST.

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2019
Analisa Kualitatif Klorida, Sulfat, dan Kalsium dalam Air Proses

I. Maksud dan Tujuan


Maksud : Melakukan analisa kualitatif pada air proses
Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya kandungan klorida, sulfat, dan kalsium di air
proses
II. Teori Dasar
Analisis kualitatif memberikan indikasi identitas spesies kimia di dalam sampel.
Definisi analisis kualitatif yaitu pekerjaan yang bertujuan untuk menyelidiki dan
mengetahui kandungan senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel uji. Analisa
kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengujian standard di dalam
laboraturium.

Memahami pengertian analisis kualitatif dan metodenya sangat penting dalam ilmu
kimia. Pengujian pencemaran sungai, tanah, kasus keracunan makanan, semuanya
menggunakan metode analisis kualitatif dalam ilmu kimia.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Penjepit tabung
- Penangas air
- Pipet tetes
3.2 Bahan
- CH3COOH 10%
- Amonium oksalat
- HNO3 4 N
- AgNO3 0,1 N
- HCL 4 N
- BaCl 0,5 N

IV. Cara Kerja


1. Klorida (𝐶𝑙 − )
- 2 mL air sampel + 2-3 tetes HNO3 4 N + 2-3 tetes AgNO3 0,1 N
- Terdapat endapan putih
2. Sulfat (SO4-)
- 2 mL air sampel + 5 tetes HCL 4 N + 5 tetes BaCl2 0,5 N
- Terdapat endapan putih
3. Kalsium (Ca2+)
- 2 mL air sampel + 2-3 tetes CH3COOH 10% + 5 tetes ammonium oksalat
- Lalu panaskan dan terdapat endapan putih

4. Magnesium (Mg2+)
- 2 mL air sampel + 5-10 tetes quinalionin alkali -> Merah
- Tambah 5 tetes NaOH 10% -> Biru ungu panaskan
- 2 mL CU + NaOH 10% + 5 tetes magneson panaskan
5. Ferro (Fe2+)
- 1 mL CU + 1 tetes HCL + 2-3 tetes K3F3(CN)6
6. Ferri (Fe3+)
- 1 mL CU + KCNS
- 1 mL CU + 1 tetes HCL + 2-3 tetes K3F3(CN)6
7. Zat Organik
- 2 ml CU + 5 tetes H2SO4 10% panaskan suhu 70o + 4 tetes KMnO4 0,01 N

V. Data Pengamatan
Analisis Hasil Keterangan
Kalsium (Ca2+) (+) Endapan putih
Magnesium (Mg2+) (-) Tidak berwarna
Ferro (Fe2+) (-) Kuning
Ferri (Fe3+) (-) Tidak berwarna
Klorida (Cl-) (+) Endapan putih
Sulfat (SO42-) (+) Endapan putih
Zat organic (-) -

VI. Pembahasan
Pada saat melakukan analisa kualitatif diharuskan teliti sebab bisa saja hasil yg
didapatkan tidak sesuai. Maka dari itu saat melakukan uji ini diharapkan dilakukan
pengulangan yaitu pengujian dilakukan 2 kali, agar hasil yg didaptkan lebih maksimal

VII. Kesimpulan
Setelah melakukan berbagai macam percobaan didapatkan hasil bahwa adanya
kandungan Ca2+, SO42-, Cl- dalam air proses.
Analisa Kuantitatif Kadar Sulfat dalam Air Proses

I. Maksud dan Tujuan


Maksud : Melakukan analisa kuantitatif kadar sulfat pada air proses
Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya kandungan sulfat di air proses
II. Teori Dasar
Analisis kuantitatif menentukan jumlah komponen tertentu dalam suatu zat.
Pemisahan komponen seringkali dilakukan sebelum melakukan analisis. Penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Ion sulfat (IUPAC bahasa Inggris: sulfate atau sulphate) adalah anion poliatomik
dengan rumus empiris SO42-. Garam, turunan asam, sulfat peroksida banyak digunakan
dalam industri. Sulfat digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Sulfat dapat
juga digunakan untuk menyebut garam dari asam sulfat dan beberapa senyawa lain yang
terbuat asam tersebut.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Pengaduk magnet
- Erlenmeyer 250 ml
- Spektofotometer
3.2 Bahan
- Barium klorida
- NaSO4 100 ml
- 50 ml gliserol, 30 ml HCL pekat
- 300 ml air suling, 100 ml etanol 95%
- Isopropil alcohol, 15 gram NaCl

IV. Cara Kerja


1. Masukkan 100 ml air sampel ke dalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 5 ml pereaksi kondisi
3. Tambahkan 8-10 gram kristal BaCl2, kocok cepat 1 menit
4. Ukur menggunakan spektofotmeter
V. Data Pengamatan

Konsentrasi (X) Absorbansi (Y) X.Y X2


10 0,128 1,28 100
20 0,392 7,84 400
30 0,491 14,73 900
40 0,695 27,8 1600
N=4 ∑= 100 ∑= 1,706 ∑= 51,65 ∑=3000

Persamaan Regresi -> y = ax + b


𝑛 (∑ . 𝑌)−(∑X)(∑Y)
a = 𝑛 (∑𝑋 2 )−(∑X)2

4 (51,56)−( 100)(1,706)
= 4 (3000)−(100)2

206,6−170,6
= 12000−10000

= 0,018
(∑ 𝑌)(∑X)2 −(∑X)(∑.𝑌)
b = 𝑛 (∑𝑋 2 )−(∑X)2

(1,706) (3000)−( 100)(51,65)


= 4 (3000)−(100)2

5118−5165
= 12000−10000

= -0,0235
y1 = 2,103
y2 = 2,160
yrata-rata = 2,1315
y = ax + b
2,1315 = 0,01753 – 0,0094
2,1409 = 0,01753 . X
X = 122,127 mg/L
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini menggunakan alat spektrofotometer, dimana kita harus cermat
saat menyiapkan sampel untuk selanjutnya dimasukkan kepada alat spektrofotometer,
salah satunya membersihkan kupet setiap penggantian sampel agar data yg dikeluarkan
tidak keliru. Melakukan uji ini juga dibutuhkan larutan blanko yg berfungsi untuk mereset
panjang gelombang setiap pengambilan data .
VII. Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian proses didapatkan hasil bahwa air proses memiliki kadar
sulfat sebesar 122,127 mg/L.
Analisa Kuantitatif Kadar Klorida dalam Air Proses

I. Maksud dan Tujuan


Maksud : Melakukan analisa kuantitatif kadar klorida pada air proses
Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya kandungan klorida di air proses
II. Teori Dasar
Analisis kuantitatif menentukan jumlah komponen tertentu dalam suatu zat.
Pemisahan komponen seringkali dilakukan sebelum melakukan analisis. Penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron
untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam klorida HCl
mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida
dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl−.
Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom
klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa
anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah
hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu
organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering disebut metil klorida.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Pengaduk magnet
- Erlenmeyer 250 ml
- Pipet volume 10 ml
3.2 Bahan
- Air suling bebas klorida
- Larutan AgNO3 0,01 N
- Indikator kalium kromat 5%

IV. Cara Kerja


1. Masukkan 100 ml air sampel, lalu tambah Al(OH)3
2. Kocok dan biarkan mengendap, lalu saring dan cuci
3. Campurkan filtrate dan air cuci
4. Tambah H2SO4 dan NaOH (atur pH)
5. Tambah ind. Kalium kromat 3 tetes
6. Titrasi denga AgNO3 0,01 N -> Merah kekuningan
V. Data Pengamatan
Titrasi 1 = 1 ml
Titrasi 2 = 0,9 ml
Titrasi rata-rata = 0,95
Kadar Cl = ml titrasi x N AgNO3 x BE Cl x 1000/10
= 0,95 x 0,1 x 35,5 x 100
= 33,725 mg/L
VI. Pembahasan
Pada pengujian ini yg harus diperhatikan adalah saat penambahan indicator,
sebab praktikan mengalami kesalahan cukup fatal saat terlalu banyak menambahkan
indicator saat pengujian, oleh sebab itu indicator disarankan cukup 2 tetes saja. Karena
jika terlalu banyak larutan yg diuji akan terlalu pekat dan saat dilakukan titrasi akan
mendapatkan hasil yg besar.
VII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan didapatkan hasil kadar klorida sebesar 33,725 mg/L
Analisis Alkalinitas Air Proses

I. Maksud dan Tujuan


Maksud : melakukan analisa alkalinitas pada air proses
Tujuan : untuk mengetahui kadar alkalinitas dari air proses yang dapat memengaruhi
kualitas air untuh basah tekstil.
II. Teori Dasar
Alkalinitas adalah ukuran kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa meurunkan pH
larutan. Alkalinitas dititrasi dengan titrasi asam basa, asam yang digunakan H2SO4/HCl.
Titik akhir titrasi ditentukan oleh :
- Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi
- Perubahan pH pada pH meter
Reaksi kimia yang terjadi :
OH- + H+ H2O (titik akhir pada pH 8,3)
CO2- + H+ HCO3 (titik akhir pada pH 8,3)
HCO3- + H+ H2O + CO2 terjadil pada pH 4,5
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Pipet volume 25 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret 50 ml
3.2 Bahan
- Indicator PP
- Indicator MO
- H2SO4 0,02 N
IV. Cara Kerja
1. Indicator PP / Alkalinitas PP
- Pipet air sampel 25 ml ke Erlenmeyer
- Teteskan 2 kali indikaotr PP
- Titar dengan larutan H2SO4 0,02 N -> tak berwarna
2. Alkalinitas MO
- Pipet 25 ml air sampel ke Erlenmeyer
- Tambah 2 tetes idikator MO
- Titar dengan larutan H2SO4 0,02 N -> orange
V. Data Pengamatan
Titrasi 1 = 0,5 ml
Titrasi 2 = 0,4 ml
Titrasi rata-rata = 0,45
P => tidak berwarna
M => ml titrasi x N H2SO4 x BE HCO3-
= 0,45 x 0,02 x 61
= 0,549 mg/L
Jika P=O , maka = kadar OH- = 0
Kadar CO32- = 0
Kadar HCO3- = 0,549 mg/L
VI. Pembahasan
Pada pengujian kali ini hasil dari indicator PP sama dengan 0, yang artinya kadar OH -
dan CO32- tidak ada, namun pada indicator MO terjadi perubahan warna menjadi sedikit
orange. Saat memberikan indicator disarankan cukup 2 tetes saja agar larutan tidak
terlalu pekat dan susah atau lama dititrasi selanjutnya.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan bahwa alkalinitas air sampel uji mengandung 0,549mg/L
Penetapan Kadar Fe dalam Air Proses dengan Metode Spektrofotmetri

I. Maksud dan Tujuan


Maksud : melakukan analisan kadar Fe dalam air proses dengan metode spektrofotmetri
Tujuan : untuk menentukan kadar besi dalam air proses dengan menggunakan metode
spektofotometri
II. Teori Dasar
Penetapan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa komplek berwarna
antara besi dengan CNS- yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada
panjang gelombang tertentu. Kadar besi dalam sampel akan sangat kecil dan dilakukan
metode spektrofotmetri UV-Vis menggunakan pengomplekkan CNS-.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Tabung reaksi
- Spektrofotometer
- Labu ukur
- Botol semprot
- Pipet tetes
3.2 Bahan
- Air sampel
- Larutan standar Fe3+
- KCNS
- HNO3 4 N
- Aquades

IV. Cara Kerja


1. Menentukan λ maksimal
- Pipet 1-5 ml Fe2+ ke labu ukur 100 ml
- Tambah 5 ml HNO3 4 N + 5 ml KCNS
- Homogenkan
- Ukur dengan spektro λ 400-600
2. Menentukan kadar Fe3+
- Pipet 1-5 ml larutan contoh Fe ke dalam labu ukur 100 ml
- Tambah 5 ml HNO3 4 N + 5 ml KCN
- Homogenkan
- Ukur spektro λ maks
𝑛 (∑ . 𝑌)−(∑X)(∑Y)
 a = 𝑛 (∑𝑋 2 )−(∑X)2
(∑ 𝑌)(∑X)2 −(∑X)(∑.𝑌)
 b = 𝑛 (∑𝑋 2 )−(∑X)2
V. Data Pengamatan

Konsentrasi (X) Absorbansi (Y) Konsentrasi Absorbansi


1 0,138 0,138 1
2 0,260 0,52 4
3 0,314 0,942 9
4 0,435 1,74 16
5 0,480 2,4 25
n=5 ∑=15 ∑= 1,627 ∑= 5,74 ∑= 55

 Persamaan regresi -> y= ax + b


𝑛 (∑ . 𝑌)−(∑X)(∑Y)
a = 𝑛 (∑𝑋 2 )−(∑X)2
5 (5,74)−( 15)(1,627)
= 5 (55)−(15)2
28,7−24,405
= 275−225
= 0,0859
(∑ 𝑌)(∑X)2 −(∑X)(∑.𝑌)
b = 𝑛 (∑𝑋 2 )−(∑X)2
(1,627) (55)−( 15)(5,74)
= 5 (55)−(15)2
89,485−86,1
= 275−225
= 0,0677
y = 0,0859 + 0,0677

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dengan


Absorbansi
0.6 y = 0.0859x + 0.0677
R² = 0.9781
0.5
Absorbansi (A)

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
A1 = 0,050
A2 = 0,070
Rata-rata = 0,06
y = ax + b
0,06 = 0,0859 x + 0,0677
0,0859 x + 0,0677 = 0,06
0,0859 x = 0,06 – 0,0677
−0,0077
X= 0,0859
X = -0,0896

VI. Pembahasan
Untuk pengujian kali ini data yang dipakai adalah data dari kelompok 2 karena
hasil dari kelompok 2 nilai R2 lebih besar yaitu 0,9781 sedangkan hasil R2 dari praktikan
sebesar 0,7209. Hal itu sudah terlihat dari perbedaan hasil data absorbansi antara
kelompok 1 dan kelompok 2 dimana nilai absorbansi kelompok 2 lebih kecil dibanding
kelompok 1.
Hal ini mungkin bias disebabkan kurangnya ketelitian dari kelompok 1 sehingga
didapatkan hasil yg kurang tepat.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan hasil bahwa kadar Fe air contoh uji sebesar -0,0896 mg/L.
Analisa Kesadahan Ca dan Mg dengan Cara Kompleksometri

I. Maksud dan Tujuan


Maksud : melakukan analisa kesadahan Ca dan Mg dengan cara kompleksometri
Tujuan : untuk menentukan kadar kesadahan dari air proses
II. Teori Dasar
Kesadahan dalam air disebabkan oleh kation-kation logam multivalensi yang sebagian
besar kalsium, ion-ion tersebut dapat mengendapkan sabun, mengurangi daya
pembersihan dan menyebabkan kerak CaCO3 dan Mg(OH)2 pada pipa-pipa ketel uap.
Kesadahan adalah jumlah garam-garam dan Ca dan Mg yang terkandung dalam air.
Ada 2 kesadahan yaitu kesadahan tetap dan kesadahan sementara. Disebut kesadahan
tetap apabila ion Ca2+ dan Mg2+ membentuk senyawa dengan nitrat, klorida dan sulfat.
Sedangkan apabila membentuk senyawa dengan bikarbonat deisebut kesadahan
sementara.
Penetapan kesadahan dalam air dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri
yaitu titrasi menggunakan larutan kompleksion (EDTA/Etilena Diamin Tetra Asetat). EDTA
adalah suatu senyawa dapat membentuk pasangan kimiawi secara ikatan kompleks
dengan ion-ion kesadahan. Indicator yang dipakai merupakan asam atau basa lemah
organic yang dapat membentuk ikatan kompleks dengan logam, dan warna senyawa
tersebut berbeda dengan warna indicator dalam kesadahan bebas. Indicator yang sering
digunakan adalah EBT (Eriochorme Black T) sejenis indicator warna merah apabila berada
pada larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10,0. Indicator lain
adalah murexid (Eriochorme Blue Black R) suatu senyawa warna merah apabila dalam
larutan yang mengandung ion kalsium saja.
Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya mengganggu
penetapan ion Ca dan Mg diantaranya adalah Al2+, Fe3+, Fe2+, dan Mn2+ dapat juga
bergabung denga EDTA membentuk senyawa kompleks. Jika kesadahan terlalu tinggi
endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit, oleh karena itu sampel
harus diencerkan.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas ukur 10 ml
- Pipet volume 10 ml
- Corong
3.2 Bahan
- Larutan EDTA (titrasi) 0,01 M
- Larutan buffer pH 10
- Indicator EBT
- Indicator murexid
- KCN 5%
- NaOH 4 N

IV. Cara Kerja


1. Penetapan kesadahan total
- Pipet 10 ml CU + 1 ml larutan buffer pH 10
- Tambah 2 ml KCN 5%
- Tambah 3-4 tetes ind. EBT sampai larutan warna merah
- Segera titar dengan larutan EDTA 0,01 M
- Sampai warna biru tosca
2. Penetapan kesadahan Ca
- Pipet 10 ml CU + 1 ml larutan buffer pH 10
- Tambah 2 ml KCN 5%
- Tambah 3-4 tetes ind. Murexid sampai larutan warna merah
- Segera titar dengan larutan EDTA 0,01 M
- Sampai warna ungu
3. Penetapa kesadahan tetap (cara pemanasan)
- Pipet 100 ml CU lalu panaskan ± 30 menit lalu dinginkan
- Saring endapan dengan kertas saring
- Sisa kesadahan diperiksa kesadahan tetapnya dengan EDTA seperti pada
penetapan kesadahan total

V. Perhitungan
Kesadahan total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
Kesadahan Ca = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
F = factor pengalir = 1000 ml / ml CU
Kesadahan Mg = kesadahan total – kesdahan Ca
a) Kesadahan total
ml titrasi 1 = 1,5 ml
ml titrasi 2 = 1,6 ml
ml titrasi rata-rata = 1,55 ml
kesadahan total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 1,55 x 0,01 x 1000/10
= 1,55 mmol/L x 5,6 = 8,68o dH
b) Kesadahan Ca
ml titrasi 1 = 0,8 ml
ml titrasi 2 = 0,8 ml
ml titrasi rata-rata = 0,8 ml
kesadahan total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 0,8 x 0,01 x 1000/10
= 0,8 mmol/L x 5,6 = 4,48o dH
c) Kesadahan Mg
Kesadahan Mg = Kesadahan total – kesadahan Ca
= 1,55 mmol/L – 0,8 mmol/L
= 0,75 mmol/L x 5,6o dH = 4,2 o dH
d) Kesadahan tetap
 Kesadahan tetap total
ml tiitrasi 1 = 1,3 ml
ml titrasi 2 = 1,2 ml
ml titrasi rata-rata = 1,25 ml
kesadahan tetap total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 1,4 x 0,01 x 1000/10
= 1,25 mmol/L x 5,6 = 7o dH
e) Kesadahan tetap Ca
ml tiitrasi 1 = 0,6 ml
ml titrasi 2 = 0,5 ml
ml titrasi rata-rata = 0,55 ml
kesadahan tetap total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 0,55 x 0,01 x 1000/10
= 0,55 mmol/L x 5,6 = 3,08o dH
f) Kesadahan tetap Mg
Kesadahan tetap Mg = Kesadahan tetap total – kesadahan tetap Ca
= 1,25 mmol/L – 0,55 mmol/L
= 0,7 mmol/L x 5,6o dH = 3,92 o dH
g) Kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total – kesadahan Ca tetap
= 1,55 mmol/L – 1,25 mmol/L
= 0,3 mmol/L x 5,6 = 1,68o dH
h) Kesadahan Ca sementara
Kesadahan Ca sementara = kesadahan Ca total – kesadahan Ca tetap
= 0,8 mmol/L – 0,55 mmol/L
= 0,25 mmol/L x 5,6 = 1,4odH
i) Kesadahan Mg sementara
Kesadahan Mg sementara = kesadahan sementara – kesadahan Ca sementara
= 0,3 mmol/L – 0,25 mmol/L
= 0,05 mmol/L x 5,6 = 0,28odH
VI. Pembahasan
Pada percobaan untuk menganalisa kadar kesadahan Ca dan Mg pada air proses
menggunakan 2 indikator. Indicator pertama untuk menetapkan kesadahan total
menggunakan indicator EBT dan untuk menetapkan kesadahan Mg menggunakan
indicator murexid.
Ada beberapa factor yg mengganggu penetapan kesadahan ion Ca dan Mg ini yaitu
Al2+, Fe3+,
Fe2+, dan Mn2+. Yg dapat bergabung saat melakukan titar dengan EDTA. Oleh
karena itu kesadahan yg memiliki nilai tinggi akan memakan waktu titrasi kurang lebih 5
menit.
VII. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum didapatkan hasil sebagai berikut :
- Kesadahan total = 8,68odH
- Kesadahan Ca = 4,48 odH
- Kesadahan Mg = 4,2 odH
- Kesadahan tetap total = 7 odH
- Kesadahan tetap Ca = 3,08 odH
- Kesadahan tetap Mg = 3,92 odH
- Kesadahan sementara = 1,68 odH
- Kesadahan Ca sementara = 1,4 odH
- Kesadahan Mg sementara = 0,28 odH
Perhitungan Resep
1. Soda kapur
- Ca(OH)2 (mg/L)= sadah sementara total + sadah tetap Mg + FeCl3
= 0,3 mmol/L + 0,7 mmol/L + 0
= 1 mmol/L x Mr Ca(OH)2
= 1 mmol/L x 74
= 74 mg/L
- Na2CO3 (mg/L) = sadah Ca tetap + sadah Mg tetap
= 0,55 mmol/L + 0,7 mmol/L
= 1,25 mmol/L x Mr Na2CO3
= 1,25 mmol/L x 106
= 132,5 mg/L
2. Soda-soda
- NaOH (mg/L) = sadah sementara total + sadah tetap Mg + FeCl3
= 0,3 mmol/L + 0,7 mmol/L + 0
= 1 mmol/L x Mr NaOH
= 1 mmol/L x 40
= 40 mg/L
- Na2CO3(mg/L) = sadah Ca tetap – sadah sementara total
= 0,55 mmol/L – 0,3 mmol/L
= 0,25 mmol/L x Mr Na2CO3
= 0,25 mmol/L x 106
= 26,5 mg/L
3. Konsentrasi soda kapur
- Ca(OH)2 = V1N1= V2N2
= X . 2000 = 100 . 74
X = 7400/2000 = 3,7 ml
- Na2CO3 = V1N1= V2N2
= X . 2000 = 100 . 132,5
- X = 13250/2000 = 6,625 ml
4. Konsentrasi soda-soda
- NaOH = V1N1= V2N2
= X . 2000 = 100 . 40
X = 4000/2000 = 2 ml
- Na2CO3 = V1N1= V2N2
= X . 2000 = 100 . 26,5
X = 2650/2000 = 1,325 ml
Pelunakan Air Sadah
I. Maksud dan Tujuan
Maksud : melakukan proses penurunan atau pelunakan air sadah yang akan digunakan
sebagai air proses
Tujuan : untuk menurunkan kesadahan yang terdapat pada air proses basah tekstil agar
sesuai ketentuan
II. Teori Dasar
Maksud dari pelunakan air disini adalah penghapusan atau penghilangan ion-ion
penyebab kesadahan air. Terutama kesadahan yang disebabkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+.
Air sadah akan mengendapkan sabun, akibatnnya penggunaan sabun akan lebih banyak.
Selain itu dapat merusak beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan. Kelebihan
ion Ca2+ dan CO3- juga mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh
endapan kalsium karbonat. Beberapa proses untuk pelunakan air sadah adalah cara
pemanasa, cara pengendapan, cara kompleksometri, cara penukar ion, dan cara kation
anorganik.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Piala gelas 500 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret
3.2 Bahan
- NaOH
- Na2CO3
- Pereaksi kompleksometri
- Resin penukar ion

IV. Cara Kerja


1. Cara pengendapan
- Pada cara ini garam-garam dari Ca diendapkan sebagai karbonat oleh natrium
karbonat, sedangkan CO2 bebas, Mg dan bikarbonat diendapkan oleh Ca(OH)2
- Hitung kebutuhan NaOH dan Na2CO3 sesuai kebutuhan
- Pipet 100 ml air contoh uji ke piala gelas
- Tambah NaOH dan Na2CO3 sesuai kebutuhan
- Didihkan 15-30 menit (akan terjadi endapan karbonat)
- Analisa kesadahan sisa saringan atau filtrate dengan cara kompleksometri
2. Cara penukar ion
- Pada cara ini Ca dan Mg akan didesak & diikat oleh resin penukar ion
- Tambah 100 ml air CU ke piala gelas
- Alirkan air CU tersebut melalui tabung yang berisi resin penukar ion, tamping ke
Erlenmeyer
- Kerjakan 3x aliran melalui tabung yg berisi resin
- Larutan yg lebih dialirkan melalui tabung resin dianalisa, kesadahannya secara
kompleksometri.

V. Data Percobaan
Cara Pengendapan
1) Soda-soda
ml titrasi 1 = 0,8 ml
ml titrasi 2 = 0,9 ml
ml titrasi rata-rata = 0,85 ml
kesadahan total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 0,85 x 0,01 x 1000/10
= 0,85 mmol/L x 5,6 = 4,76o dH
2) Soda kapur
ml titrasi 1 = 0,5 ml
ml titrasi 2 = 0,6 ml
ml titrasi rata-rata = 0,55 ml
kesadahan total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 0,55 x 0,01 x 1000/10
= 0,55 mmol/L x 5,6 = 3,08o dH
3) Efisiensi (%)
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
- Soda soda = x 100%
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
1,55 −0,85
= x 100%
1,55
= 45,16%
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
- Soda kapur = x 100%
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
1,55 −0,55
= x 100%
1,55
= 64,51%
Cara penukar ion
1) Resin
Efisiensi (%)
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= x 100%
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
1,55 −0
= x 100%
1,55

= 100%
2) Zeolite / Backwash
ml titrasi 1 = 1,4 ml
ml titrasi 2 = 1,5 ml
ml titrasi rata-rata = 1,45 ml
kesadahan total = ml titrasi x 0,01 M x F (mmol/L)
= 1,45 x 0,01 x 1000/10
= 1,45 mmol/L x 5,6 = 8,12o dH
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Efisiensi (%) = x 100%
𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
1,55 −1,45
= x 100%
1,55

= 6,45%
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan menggunakan 2 metode yaitu yg pertama
menggunakan metode pengendapan dan yg kedua menggunakan metode penukar ion.
Pada cara pengendapan garam-garam dari Ca diendapkan sebagai karbonat oleh natrium
karbonat. Sedangkan CO2 bebas, dan Mg bikarbonat diendapkan oleh Ca(OH)2. Sedangkan
metode penukar ion ini Ca dan Mg didesak dan diikat oleh resin penukar ion.
Pada metode penukar ion menggunakan 2 resin penukar ion yaitu resin dan
zeolite. Alirkan air CU itu melalui tabung yg berisi resin penukar tersebut sebanyak 3x.
jika resin penukar ion dirasa sudah terlalu banyak digunakan harus dinetralkan kembali
oleh larutan NaOH. Air yg mengalir dari tabung tersebut dianalisa kesadahannya secara
kompleksometri.
VII. Kesimpulan
Setelah dilakukan uji pelunakan air dengan cara pengendapan dan penukar ion. Dihasilkan
untuk cara pengendapan dengan soda-soda efisiensi 45,1% dan untuk hasil soda kapur
efisiensi 64,5%. Dan untuk hasil dengan cara penukar ion menggunakan resin efisiensi
100% dan untuk menggunakan zeolite efisiensi 6,45%.

Anda mungkin juga menyukai