Anda di halaman 1dari 104

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kepentingan air di suatu daerah adalah mutlak dan perlu bagi setiap penduduknya. Air,
sebagai salah satu kebutuhan pokok, banyak sekali kegunaannya. Mulai dari air bersih untuk minum
dan dikonsumsi, sampai air limbah yang merupakan hasil buangan dari penduduk suatu wilayah itu
sendiri. Termasuk air hujan dan segala air yang mengalir, dibuat sebuah sistem untuk mengatur
keberadaan dan kelancaran. Hal ini tentu saja sangat penting mengingat air adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan seluruh makhluk hidup. Jumlah dan komoditas air sendiri di bumi
ini sangat banyak. Karena banyaknya itulah kemudian air disebut sebagai sumber daya alam yang
dapat terbarukan. Padahal sebenarnya jumlah air tidak pernah bertambah dan berkurang setiap
detiknya. Jumlah air yang menguap maupun yang jatuh ke bumi adalah sama.
Pengelolaan sistem yang baik akan sangat menunjang kestabilan jumlah air agar dapat
dinikmati oleh seluruh penduduk yang ada di dunia. Apabila sistem yang dirancang tepat sasaran,
maka tidak akan ada daerah yang kekurangan air sementara di lain tempat ada daerah yang
kelebihan air. Salah satu dari sistem perairan yang harus dirancang dengan sangat tepat adalah
sistem penyediaan air minum. Air bersih keberadaannya saat ini cukup sulit, karena tercemar. Ada
yang tercemar di sumbernya, tetapi ada juga yang tercemar di pipa saat penyaluran sedang
dilakukan. Oleh karena itu sistem penyediaan air bersih harus sangat tepat agar air yang bersih bisa
sampai ke konsumen dengan hasil yang memuaskan. Kebanyakan pipa sistem penyaluran air minum
yang ada di Indonesia adalah pipa yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda. Hal ini tentu saja
sangat memprihatinkan mengingat penjajahan Belanda telah lama berlalu, menandakan bahwa
kemungkinan bahwa pipa dan sistem penyediaan air bersih itu tidak lagi bagus lagi. Ada pipa yang
berkarat, bocor, bahkan keropos akibat sudah lama berkarat. Ada baiknya setiap sepuluh tahun
sekali sistem ini diperiksa dan di cek kelayakannya untuk sepuluh tahun yang akan datang
kemudian.
Selain sistem perpipaannya, perlu juga diperiksa penyediaan air bersihnya yang di ambil di
sumber air baku. Sumber air baku itu yang dapat digunakan antara lain adalah air hujan, mata air,
air tanah, dan air sungai/ danau/ waduk/ bendungan. Oleh karena itu, sistem penyaluran air minum
harus di rancang melihat berbagai detail yang mendasar.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari perencanaan sistem penyediaan air minum adalah untuk membuat suatu
rancangan penyediaan air minum yang memudahkan konsumen untuk mendapatkannya tanpa harus
pergi ke sumbernya. Air minum yang dimaksudkan disini adalah air bersih yang terjamin
kualitasnya, kontinuitas, dan kuantitasnya. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk dianggap
sebagai air minum yang baik antara lain yaitu:
 Syarat kualitas
Kualitas air terjamin secara fisik, kimia, dan bakteriologis.

I-1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Syarat kuantitas
Debit air tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Syarat kontinuitas
Keberadaan air terjamin secara kontinyu setiap waktu.
Sedangkan tujuan dari sistem penyaluran air minum ini adalah untuk menyalurkan air
minum secara merata ke seluruh lapisan masyarakat agar kebutuhan air minum terpenuhi.

I.3 Ruang Lingkup


Adapun beberapa ruang lingkup dalam batasan perencanaan sistem penyaluran air minum
ini antara lain:
1. Teori
Mencakup semua teori yang akan dipakai atau mendukung perhitungan.
2. Perhitungan
 Kebutuhan air
 Jaringan distribusi
 Sistem jaringan
 Blok pelayanan
3. Gambar-gambar
Gambar disajikan selengkap mungkin dari gambar tipikal sampai gambar khusus.
 Tipikal
 Penanaman pipa, diameter, dan jalur (aspal, berm, tanah) yang dilalui
 Sambungan tanah
 Kran umum
 Jembatan pipa
 Wash out
 Air valve
 dll
 Khusus
 Pengukuran jalur pipa
 Ground reservoir dengan volume sesuai hitungan
 Menara air (bila diperlukan)
 Rumah pompa
 Detail junction
 dll
4. BOQ (Bill of Quantity)
5. RAB (Rencana Anggaran Biaya)

I-2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Metode Proyeksi Penduduk


Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas-fasilitas yang ada sangat diperlukan untuk
kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi penyediaan air bersih. Kebutuhan akan
air bersih semakin lama semakin meningkat sesuai dengan semakin berkembangnya jumlah
penduduk di masa yang akan datang. Untuk suatu perencanaan diperlukan suatu proyeksi penduduk.
Walaupun proyeksi bersifat ramalan di mana keberadaannya dan ketelitiannya bersifat subjektif,
bukan berarti tanpa pertimbangan dan metoda. ( Fair, 1996 )
Perhitungan Proyeksi penduduk ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu :
1. Jumlah populasi penduduk dalam suatu area
Bila perkembangan penduduk pada masa lampau tidak terdapat penurunan, maka
proyeksi penduduk akan semakin teliti.
1 Kecepatan pertambahan penduduk
Bila angka kecepatan pertambahan penduduk pada masa lampau semakin besar,
maka proyeksi penduduk akan berkurang ketelitiannya.
2 Kurun waktu proyeksi
Semakin panjang kurun waktu proyeksi, maka proyeksi penduduk akan semakin
berkurang ketelitiannya.
Data penduduk di masa lampau sangat penting untuk menentukan proyeksi penduduk
pada masa yang akan datang. Jadi pada dasarnya proyeksi penduduk pada masa yang akan datang
sangat bergantung pada data penduduk saat sekarang maupun masa lampau.
Macam-macam metoda proyeksi penduduk :
1. Metoda Perbandingan
Digunakan jika data penduduk pada daerah tinjauan tidak lengkap, yaitu dengan
cara membandingkan pertambahan penduduk daerah tinjauan dengan daerah pola. Hal
yang harus diperhatikan dalam memilih daerah pola adalah :
 Kebijaksanaan pembangunan dan perkembangan sosial ekonomi kedua daerah relatif
sama.
 Kondisi tersebut di atas relatif tetap selama periode proyeksi.
2. Metoda Ektrapolasi Grafis
Prinsip metoda ini adalah dengan memperpanjang grafik kecenderungan
perkembangan retrospektif menuju perkembangan prospektif. Metoda ini cocok untuk
daerah yang perkembangan penduduknya prospektif tidak jauh berbeda dengan
perkembangan retrospektif.
Pada metoda ini, hasil perkiraan akan berbeda satu dengan yang lain, tergantung
pada garis yang dipilih dan interval waktu yang digunakan.

II - 1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

3. Metoda Rata-Rata Aritmatik


Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu naik
secara konstan, dan dalam kurun waktu yang pendek. ( Mangkoedihardjo,1985 )
Rumus yang digunakan :
Pn = Po + r (dn) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Di mana : Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
4. Metoda Berganda (Geometri)
Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan penduduk secara
otomatis berganda. Dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini memeperhatikan
suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan
penduduk mendekati maksimum. ( Mangkoedihardjo,1985 )
Rumus yang digunakan :
Pn = Po ( 1 + r )dn . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Dimana : Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
5. Metoda Selisih Kuadrat Minimum (Least Square)
Metoda ini digunakan untuk garis regresi linear yang berarti bahwa data
perkembangan penduduk masa lampau menggambarkan kecenderungan garis linear,
meskipun perkembangan penduduk tidak selalu bertambah. Metoda ini dilakukan untuk
mendapatkan hubungan antara sumbu Y (jumlah penduduk) dengan sumbu X (tahun)
dengan cara menarik garis linear antara data-data tersebut, dan meminimkan jumlah
pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat.
( Mangkoedihardjo,1985 )
Rumus yang digunakan :
Pn = a + b N . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Dimana : Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
N = selisih tahun proyeksi
Nilai a dan b dicari berdasarkan rumus :

a = [ ∑y (∑x2)] + [(∑x)(∑x.y)] . . . . . . . . . . . . . . (4)


2 2
[ n (∑x )] + (∑y)
n (∑x.y) – (∑x)(∑y)
b = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
n(∑x2) – (∑x)2
Dimana : n = jumlah data

II - 2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Dalam penggunaan metoda perhitungan yang akan digunakan dipilih berdasarkan


harga koefisien korelasi yang paling mendekati 1. Sesuai atau tidaknya analisa yang akan
dipilih ditentukan dengan menggunakan nilai koefisien korelasi yang berkisar antara 0
sampai 1. Persamaan koefisien korelasinya adalah sebagai berikut :

n (∑x.y) – (∑x)(∑y)
r = . . . . . (6)
{[n(∑y ) - (∑y)2] [n(∑x2) - (∑x)2]}0,5
2

Dimana : n = jumlah data

II.2 Perkiraan Jumlah Fasilitas


Jumlah serta jenis fasilitas yang ada pada daerah pelayanan menentukan besarnya
kebutuhan air non domestik. Adanya pertambahan penduduk akan menyebabkan pertambahan
fasilitas. Perlu diketahui bahwasanya jumlah suatu fasilitas yang sudah ada, tidak dapat
diproyeksikan. Namun jumlah fasilitas yang ada tersebut dapat diperkirakan untuk tahun yang akan
datang. Sehingga tidak ada proyeksi fasilitas, namun yang ada adalah perkiraan jumlah fasilitas
yang ada di tahun yang akan datang.
Selain pertambahan penduduk, pertambahan fasilitas juga dipengaruhi faktor-faktor
berikut :
 Jenis fasilitas.
 Perluasan fasilitas yang ada.
 Perkembangan sosial ekonomi.
Perkiraan jumlah fasilitas dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
perbandingan jumlah penduduk.
Penduduk tahun ke n fasilitas tahun ke n
= . . . . . (7)
Penduduk tahun awal fasilitas tahun awal

Dalam menentukan kebutuhan air non domestik, selain melalui cara di atas, ada juga yang langsung
diasumsikan sebesar 25 % dari kebutuhan domestik yang telah diketahui dari proyeksi penduduk.
Namun cara ini kurang representatif karena tidak memperhatikan jenis fasilitas yang ada pada
daerah pelayanan tersebut, meskipun pertambahan penduduk dianggap sebanding dengan
pertambahan fasilitas.

II.3 Kebutuhan Air Dan Fluktuasinya


Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan oleh suatu unit konsumsi air, dimana
kehilangan air dan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran juga ikut dipertimbangkan. Kebutuhan
dasar dan kehilangan air tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan skala jam, hari,bulan,
selama kurun waktu satu tahun. Banyaknya air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan
tersebut dikenal dengan pemakaian air. Besarnya konsumsi air yang digunakan dipengaruhi oleh:
 Ketersediaan air, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontiniutas

II - 3
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Kebiasaan penduduk setempat


 Pola dan tingkat kehidupan
 Harga air
 Faktor teknis ketersediaan air, seperti:
- Fasilitas distribusi
- Fasilitas penyambungan saluran limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih
- Kemudahan dalam mendapatkannya
 Keadaan sosial ekonomi setempat
Menurut Sarwoko M (Penyediaan Air Bersih, 1985), kebutuhan air dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1. Kebutuhan Domestik
2. Kebutuhan Non-Domestik
II.3.1 Kebutuhan Domestik
Kebutuhan air domestik dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Kebiasaan dan pola
hidup serta tingkat hidup yang didukung perkembangan sosial ekonomi memberi kecenderungan
meningkatkan kebutuhan air dasar. Demikian pula dengan semakin baiknya sanitasi yang
memerlukan lebih banyak air untuk menggelontor limbah, terkadang perlu diambil kebijaksanaan
untuk mengurangi banyaknya sambungan langsung dan memperbanyak hidran umum.
Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air, yang dikenal dua kategori
fasilitas penyediaan air minum yaitu:
1) Fasilitas Perpipaan meliputi:
 Sambungan Rumah (SR)
Kran disediakan sampai dalam rumah atau bangunan
 Sambungan Kran Umum (KU)
Bak air yang dipakai bersama oleh sekelompok rumah atau bangunan
2) Fasilitas Non-Perpipaan meliputi:
Sumur umum, mobil air, dan mata air.
Berikut ini adalah tabel 2.1 yang merupakan kebutuhan air domestik menurut P.U Cipta
Marga dan P3KT (PELITA V):
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Domestik Berdasarkan P.U. CIPTA MARGA

Penyedian air
Jumlah Penduduk
No Kategori Kota (liter/orang/hari) Kehilangan air
(orang)
SR HU
1 Metropolitan >1.000.000 190 30 20%
2 Besar 500.000-1.000.000 170 30 20%
3 Sedang 100.000-500.000 150 30 20%
4 Kecil 20.000-100.000 130 30 20%
5 IKK <20.000 100 30 20%
Sumber: P.U. CIPTA KARYA UNTUK PELITA V

II - 4
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Domestik Berdasarkan P3KT


Penyedian air
Jumlah Penduduk
No Kategori Kota (liter/orang/hari) Kehilangan air
(orang)
SR HU
1 Metropolitan >1.000.000 120 30 15-25%
2 Besar 500.000-1.000.000 100 30 15-25%
3 Sedang 100.000-500.000 90 30 15-25%
4 Kecil 20.000-100.000 60 30 15-25%
5 IKK 3.000-20.000 45 30 15-25%
6 Sub IKK <20.000 30 30 15-25%
Sumber : P3KT
II.3.2 Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan dasar air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non domestik yang
berupa fasilitas-fasilitas antara lain sebagai berikut:
 Perkantoran (pemerintah dan swasta)
 Pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi)
 Tempat-tempat ibadah (masjid, gereja, dll)
 Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll)
 Komersial (Toko, Hotel, Bioskop, dll)
 Umum (Terminal, Pasar, dll)
 Industri
Seiring dengan perkembangan sosial ekonomi, penggunaan air berkembang untuk
keperluan non domestik seperti untuk proses produksi industri, penyediaan air kolam renang,
pemadam kebakaran, dan lain-lain. Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non
domestik perlu diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya. Bila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk Dimana konsumen non domestik dapat
dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan air dasar konsumen domestik. Untuk kebutuhan air
non domestik dapat dilihat pada Tabel 2.3.

II - 5
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik


Kategori Kebutuhan Air
Umum:
Masjid 20 – 40 (liter/orang/hari)
Gereja 5 – 15 (liter/orang/hari)
Terminal 15 – 20 (liter/orang/hari)
Sekolah 15 – 30 (liter/orang/hari)
Rumah Sakit 220 – 300 (liter/orang/hari)
Kantor 25 – 40 (liter/orang/hari)
Industri:
Peternakan 10 – 35 (liter/orang/hari)
Industri Umum 40 – 400 (liter/orang/hari)
Komersial:
Bioskop 10 – 15 (liter/orang/hari)
Hotel 80 – 120 (liter/orang/hari)
Pasar 65 – 90 (liter/orang/hari)
Pertokoan 5 (liter/orang/hari)
Sumber : Standar PPPKT
Banyaknya air yang dipakai untuk berbagai penggunaan dikenal sebagai konsumsi atau
pemakaian air. Konsumsi air tergantung dari fungsi pemakai air (konsumen) dan jenis pelayanan air,
termasuk didalamnya ketergantungan pada variabel penggunaan air. Untuk mempredikasikan
perkembangan kebutuhan air non domestik, perlu diketahui rencana pengembangan kota dan
aktivitasnya. Bila tidak diketahui maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk
Dimana konsumen non domestik dapat diperhitungkan mengikuti perkembangan kebutuhan air
konsumen domestik.
II.3.3 Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water supply) dengan air
yang dikonsumsi (water consummtion). Dalam kenyataannya, kehilangan air dalam suatu
perencanaan sistem distribusi selalu ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non
teknis. Kebocoran bersifat teknis, misalnya kebocoran pada pipa itu sendiri. Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi.
Menurut Sarwoko M. (Penyediaan Air Bersih, 1985), ada 3 macam kehilangan air, yaitu:
 Kehilangan air rencana
Kehilangan air ini dialokasikan untuk kelancaran operasi dan pemeliharaan fasilitas air
bersih (untuk mencuci filter, sebagai zat pelarut khlor). Kehilangan air ini akan
diperhitungkan dalam penetapan harga air, Dimana biayanya akan dibebankan pada
konsumen.
 Kehilangan air percuma
Kehilangan air percuma, menyangkut aspek penggunaan fasilitas penyediaan air bersih
dan pengelolaannya. Kehilangan air ini terbagi menjadi dua, yaitu:

II - 6
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Leakage, yaitu kehilangan air percuma pada komponen fasilitas air yang tidak
dikendalikan dengan baik oleh pengelola, biasanya menyangkut pengontrolan dan
pemeliharaan.
 Wastage, yaitu kehilangan air pada saat pemakaian fasilitas oleh konsumen.
 Kehilangan air insidentil
Kehilangan air insidentil adalah kehilangan air yang di luar kekuasaan manusia, misalnya
kehilangan air yang disebabkan oleh bencana alam.
Dalam perhitungan perencanaan penyediaan air bersih, dipakai istilah kehilangan air
rencana dengan anggapan bahwa kehilangan air percuma dan insidentil telah termasuk didalamnya.
Besarnya kehilangan air pada umumnya diambil pada nilai 15 – 25 % dari keseluruhan kebutuhan
domestik dan non domestik.
II.3.4 Fluktuasi Kebutuhan Air
Dalam memenuhi kebutuhan air penduduk, sebenarnya tidak ada patokan yang pasti karena
jumlah konsumsi air masing-masing orang tentu akan berbeda satu dengan yang lain. Kebutuhan air
tergantung pada faktor-faktor berikut:
 populasi penduduk
 iklim
 kebiasaan hidup
 industri
 fasilitas plumbing
 sistem pembuangan air limbah
Namun untuk memudahkannya pelaksanaanya perencanaan dan juga untuk keseragaman, dapat
digunakan standar yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Proyek Pengembangan
Prasarana Kota Terpadu (P3KT) yang keduanya didasarkan pada kriteria komunitas wilayah.
Penggunaan air di Indonesia mengalami fluktuasi setiap harinya. Pagi dan sore hari merupakan
waktu penggunaan air terbanyak dibandingkan waktu-waktu lainnya. Dari keseluruhan aktivitas dan
konsumsi sehari itu, dapat diketahui pemakaian air rata-rata. Dengan memasukkan besarnya faktor
kehilangan air ke dalam kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut fluktuasi kebutuhan air.
Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air harian maksimum dan
kebutuhan air pada saat jam maksimum dengan referensi kebutuhan air rata-rata.
1. Kebutuhan Air Rata-Rata Harian (Qrh)
Kebutuhan air rata-rata harian adalah banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan domestik, non domestik, dan kebocoran air. Secara umum, kebutuhan air
rata-rata harian dapat dituliskan sebagai berikut:

Qrh = Q domestik + Q non domestik + Q kebocoran ................. (2.5)

Q kebocoran = 20% (Q domestik + Q non domestik) ................. (2.6)

2. Kebutuhan Air Harian Maksimum (Qhm)

II - 7
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Kebutuhan air harian maksimum adalah kebuthan air terbesar pada suatu hari dalam
satu tahun berdasarkan pada (Qrh) untuk menghitung (Qhm) diperlukan faktor fluktuasi
kebutuhan harian maksimum yang diperlukan.
................ (2.7)
Qhm = fhm x Qrh

Dimana:
fhm = 1,15 – 1,20
3. Kebutuhan Air Jam Maksimum (Qjm)
Kebutuhan air jam maksimum adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada jam
tertentu pada satu hari saja.Tedapat suatu faktor fluktuasi kebutuhan air jam
maksimum (fjm). Jadi, Qjm merupakan hasil dari faktor fluktuasinya dengan Qhm.
............... (2.8)
Qjm = fjm x Qhm
Dimana:
fjm = 1,75 – 2,00

II.4 Sistem Hidrolika Dalam Distribusi


Setelah air yang berasal dari sumber air mengalami pengolahan atau pada saat pengambilan
air dari sumbernya, pada perjalanan tersebut akan memerlukan suatu sisitem pengaliran. Pada
dasarnya sistem pengaliran atau distribusi air dapat berupa:
1. Sistem gravitasi
2. Sistem pemompaan
3. Sistem kombinasi
II.4.1 Sistem Gravitasi
Sistem ini digunakan apabila tinggi elevasi sumber air baku ataupun tempat pengolahannya
berada cukup jauh di atas daerah pelayanan. Sistem ini dapat berjalan secara optimal selama pada
daerah perjalanan distribusi air tersebut tidak ada halangan yang dapat mengganggu perjalanan air.
Sistem ini diharapkan pula dapat memberikan nilai energi potensial yang cukup tinggi (gravitasi)
hingga pada daerah pelayanan terjauh.
Sistem ini umumnya merupakan saluran terbuka dan alirannya tidak bertekanan sebab
dalam pengaliraannya lebih memanfaatkan gaya gravitasi sebagai sumber tenaga. Karena sistem
pengoperasian dan pemeliharaanya relatif lebih mudah dan murah, maka sistem ini merupakan
sistem yang paling memuaskan dan menguntungkan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah
dalam perjalanan air mulai dari sumber, tempat pengolahan ataupun pada waktu pendistribusian
air tersebut hendaknya sarana atau perlengkapan yang digunakan adalah tertutup, meskipun sifat
salurannya terbuka dan alirannya tidak bertekanan. Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan sehingga air yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas serta kontinuitas yang
diinginkan.

II - 8
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

II.4.2 Sistem Pemompaan


Sistem digunakan bila beda tinggi elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan air
dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan alir yang cukup, sehingga debit dan
tekanan air yang diinginkan akan dipompa langsung ke jaringan pipa distribusi.
II.4.3 Sistem kombinasi
Sistem ini merupakan sistem pengaliran dimana air bersih dari sumbernya atau instalasi
pengolahan akan dialirkan ke jaringan pipa distribusi dengan menggunakan pompa dari reservoir
distribusi, baik diopersikan secara bergantian atau bersama-sama. Apabila beda tinggi elevasi muka
air pada sumber air ataupun reservoir lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi elevasi muka air pada
daerah pelayanan maka pengalirannya tidak memerlukan pompa. Tetapi tidak semua tinggi elevasi
daerah pelayanan itu datar, melainkan ada yang lebih tinggi daripada tinggi elevasi sumber air
ataupun reservoir. Untuk itu diperlukan suatu alat bantu yaitu pompa yang pengoperasiannya
dapat dilakukan bersama-sama atau bergantian.

II.5 Sistem Distribusi Air


Ada dua macam distribusi air yang digunakan, yaitu:
1. Sistem distribusi continous
2. Sistem distribusi intermitten
II.5.1 Sistem distribusi continous
Dalam sistem air bersih yang akan didistribusikan pada konsumen akan mengalir secara
terus-menerus selama 24 jam, kuantitas air bersih yag ada dapat disuplai untuk memenuhi seluruh
kebutuhan konsumen pada daerah pelayanan tersebut. Sistem ini dapat diterapkan pada kota-kota
besar atau metropolis dimana aktifitas penduduknya berlangsung terus-menerus selama 24 jam
sehingga kebutuhan air bersih berlangsung secara kontinu.
konsumen dapat memperoleh air bersih setiap saat
 Keuntungan
air yang diambil dari reservoir di dalam jaringan pipa
distribusi selalu segar
pemakaian air cenderung boros

 Kerugian
bila terjadi kebocoran, jumlah air yang terbuang besar

II.5.2 Sistem distribusi intermitten


Pada sistem ini air bersih yang dihasilkan akan disuplai dan didistribusikan kepada
konsumen hanya selama beberapa jam dalam satu harinya. Biasanya antara 2 sampai 5 jam pada
pagi hari dan antara 2 sampai 5 jam pada siang hari atau sore hari. Sistem ini dipilih terutama bila
kuantitas dan tekanan air yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan atau daerah pelayanan
tersebut dikarenakan daerah tersebut aktifitas penduduknya hanya pada selang waktu tertentu dan
berlangsung selama beberapa jam saja, sehingga jam efektif dalam pemenuhan kebutuhan airnya
juga relatif singkat. Perlu diingat, meskipun jam efektif kebutuhan airnya relatif singkat, tempat
pengolahan, harus terus memproduksi pada saat jam non efektif. Hal ini bertujuan untuk

II - 9
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

mengimbangi kebutuhan air pada jam-jam puncak setiap harinya sehingga meskipun pada saat jam
puncak kebutuhan airnya meningkat, reservoir masih dapat memenuhinya. Sistem ini cocok untuk
daerah atau kota-kota kecil.
bila ada kebocoran, jumlah air yang terbuang relatif sedikit
 Keuntungan

pemakaian air kebih hemat

setiap rumah memerlukan tandon

 Kerugian dimensi pipa lebih besar (untuk memenuhi kebutuhan air


pada jam puncak = Q jam puncak)

bila terjadi hal yan tidak diinginakan (misalnya kebakaran) pada saat
jam non efektif, tidak ada pemadam kebakaran.

II.6 Sistem Jaringan Induk Distribusi


Sistem jaringan induk distribusi yang dipakai dalam pendistribusian air bersih ada dua
macam, yaitu:
1. Sistem Cabang atau Branch (Dead End System)

Gambar 2.1 Pola jaringan distribusi cabang


Sistem pengaliran air ini hanya menuju ke satu arah saja menuju ujung jaringan pipa
akhir daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end), serta pipa distribusi tidak saling
berhubungan. Area konsumen disuplai air melalui satu jalur pipa utama.
Sistem ini biasanya digunakan pada daerah dengan karakteristik sebagai berikut:
 Perkembangan kota ke arah memanjang.
 Sarana jaringan jalan tidak saling berhubungan.
 Keadaan topografi dengan kemiringan medan yang menuju satu arah.
Keuntungan sistem jaringan induk ini:
 Jaringan distribusi lebih sederhana sehingga mempermudah dalam perhitungan dimensi
pipa.
 Pemasangan pipa lebih mudah karena penggunaan pipa yang relatif lebih sedikit
sehingga biaya pemasangannya lebih murah.

II - 10
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Kerugian sistem jaringan induk ini:


 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa tidak
dapat dihindari, sehingga harus dilakukan pemberrsihan yang intensif untuk mencegah
timbulnya bau.
 Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup bila ada sambungan baru.
 Suplai air terganggu jika ada kebakaran dan kerusakan pada salah satu bagian sistem.
 Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin karena kemungkinan terjadinya
tekanan kritis pada ujung pipa terjauh.
2. Sistem Melingkar atau Loop (Grid Iron)
Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang
lain membentuk lingkaran–lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak terdapat titik mati
(dead end) dan air akan mengalir ke titik yang dapat melalui beberapa arah.

Gambar 2.2 Pola jaringan distribusi tertutup


Sistem ini diterapkan pada:
 Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan.
 Daerah yang perkembangan kotanya cenderung ke segala arah.
 Keadaan topografi yang relatif datar.
Keuntungan sistem jaringan induk ini:
 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan dapat dihindari (air
dapat disirkulasi dengan bebas).
 Jika terjadi kerusakan/perbaikan/pengambilan air untuk pemadam kebakaran pada
bagian tertentu, maka suplai air pada bagian sistem lainnya tidak terganggu.
 Keseimbangan aliran air mudah tercapai.
Kerugian sistem jaringan induk ini:
 Sistem perencanaan perpipaan rumit.
 Penggunaan pipa dan perlengkapannya sangat banyak.

II - 11
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

II.7 Sistem Perpipaan Distribusi


Macam–macam pipa yang pada umumnya ada dan yang akan digunakan dalam perencanaan
sistem distribusi air minum adalah sebagai berikut :
1. Pipa primer atau pipa induk (Supplay Main Pipe)
Pipa ini berfungsi membawa air bersih dari instalasi pengolahan atau reservoir distribusi
ke satu zona atau daerah pelayanan. Pipa primer ini berdiameter relatif besar.
2. Pipa sekunder (Arterial Main Pipe)
Pipa ini disambungkan langsung pada pipa primer dan diameternya sama atau lebih kecil
dibandingkan dengan diameter pipa primer.
3. Pipa tersier
Pipa ini dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer. Gunanya untuk
melayani pipa servis, karena pemasangan langsung pipa servis ke pipa primer akan
mengganggu pengaliran air dalam pipa dan lalu lintas di daerah pemasangan.
4. Pipa servis (pemberi air)
Pipa ini dihubungkan langsung ke konsumen dan dapat disambungkan langsung pada pipa
sekunder atau tersier. Diameternya relatif kecil.
Jenis pipa yang umum digunakan dalam pekerjaan sistem distribusi adalah Cast Iron Pipe
(CIP), Ductile Iron Pipe (DIP), Asbes Cement Pipe (ACP), Galvanized Iron Pipe (GIP), dan Polivynil
Chloride (PVC).
Pemilihan bagian dan bahan pipa tergantung pada faktor–faktor harga, tekanan air dalam
sistem, korositivitas oleh air dan tanah, kondisi lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor
dan kepadatan daerah permukiman). Sedangkan kedalaman atau penanaman pipa disesuaikan
dengan data–data yang ada pada brosur pipa yang bersangkutan.

II.8 Jenis Pipa, Tekanan Kerja Dan Perlengkapannya


II.8.1 Jenis Pipa
Beberapa jenis pipa yang umumnya digunakan dalam pekerjaan sistem distribusi air minum
adalah:
a. Cast Iron (CI)
Jenis pipa ini dibuat dari bahan grew cast iron dan merupakan logam yang kuat dan tahan
terhadap korosi. Keuntungan pipa ini adalah kuat, tidak mudah bocor, tidak menyerap air
serta tidak meneruskan aliran dalam pipa. Kerugian pipa ini adalah berat dan tidak
praktis dalam pengerjaannya.

II - 12
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 2.3 Cast Iron (CI)


b. Ductile Iron (DI)
Pipa jenis ini tersedia hingga diameter 1500 mm
dan terbuat dari logam sehingga kuat dan berat.
Pipa ini jarang digunakan karena harganya mahal
dan memerlukan perlindungan, misalnya catodic
protection, yang biasanya tidak murah. Pipa ini
juga tidak dianjurkan untuk dipasang pada
daerah yang memiliki air tanah tinggi atau asin.
Gambar 2.4 Ductile Iron (DI)
c. Galvanized Steel (GS)
Bahan ini adalah dari mild karbon, baik berupa
welded pipe maupun stainless pipe. Keuntungan
pipa ini adalah kuat, murah dan tidak mudah rusak
akibat pengangkutan kasar serta tahan terhadap
tegangan.

Gambar 2.5 Galvanized Steel (GS)


d. Polyvinyl Chloride (PVC)
Karakteristik PVC adalah bebas dari korosi,
ringan sehingga mempermudah dalam
pengangkutan, mudah dalam penyambungan
dan mempunyai umur yang relatif lama.

Gambar 2.6 Polyvinyl Chloride (PVC)


Dalam pemilihan pipa pada sistem distribusi air minum, perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Pemilihan bahan pipa
Bahan pipa yang akan dipakai dan dipasang tergantung pada faktor-faktor:
 Harga pipa
 Tekanan air dalam sistem

II - 13
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Korosifitas terhadap air dan tanah


 Kondisi lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor dan kepadatan daerah
pemukiman)
 Debit yang dialirkan
2. Kedalaman dan peletakan pipa disesuaikan dengan yang terdapat didalam brosur pipa.
II.8.2 Tekanan Kerja Pipa
Pada kenyataannya, pipa yang ditanam dalam tanah memperoleh dua tekanan yang datang
dari dalam pipa itu sendiri akibat dari aliran fluida dan tekanan lain yang bekerja pada pipa
merupakan gaya luar, yaitu gaya berat tanah pelindung dan beban lain yang melewati jalan dimana
pipa tersebut ditanam.
Menurut Marsono (Hidrolika Teknik Penyehatan dan Lingkungan, 1996), tekanan karena fluida
yang berada dalam pipa (dalam hal ini adalah air), yang paling berpengaruh adalah tekanan
statisnya, sedangkan tekanan dinamis sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Tekanan statis terjadi
karena beda muka air yang terjadi, yaitu muka air tertinggi dengan muka air terendah.
Tekanan yang bekerja pada dinding pipa yang berasal dari luar, dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain:
1. Berat beban di atas tanah, yang terdiri dari beban hidup dan beban mati (akibat berat
tanah itu sendiri).
2. Homogenitas lapisan tanah (pasir pelapis).
3. Konsentrasi tekanan pada pipa.
Pipa akan lebih mudah pecah bila dipasang pada dinding, bekerja pada tanah terpusat (misal
dengan adanya batu atau benda keras lainnya pada dinding pipa). Tekanan kerja pipa yang
diizinkan telah disebutkan oleh produsen atau pabrik pembuat pipa tersebut.
II.8.3 Perlengkapan Pipa
Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem jaringan air
minum, antara lain:
1. Gate Valve
Fungsinya untuk mengontrol aliran dalam pipa dengan menutup suplai air atau
membagi aliran ke bagian lain.
Gate valve umumnya diletakkan pada :
 setiap titik persimpangan atau cabang pipa (2 buah valve
untuk tee dan 3 buah valve untuk cross)
 sistem pengurasan (sebagai blow off valve)
 pipa tekan setelah pompa dan check valve (untuk
melindungi pompa terhadap back flow)
Gambar 2.7 Gate Valve
2. Air Release Valve
Berfungsi untuk melepaskan udara yang ada dalam aliran air yang dipasang pada setiap
jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih dari 1 atm, karena udara cenderung
akan terakumulasi pada daerah itu.

II - 14
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 2.8 Air Release Valve


3. Wash Out Valve (katup pembuang lumpur)
Merupakan gate valve yang dipasang pada setiap titik mati atau titik terendah jalur pipa.
Fungsinya untuk mengeluarkan kotoran–kotoran yang mengendap dalam pipa serta
mengeluarkan air bila akan dilakukan perbaikan.
4. Check Valve (Non Return Valve)
Check valve dipasang bila pengaliran air di dalam pipa
diinginkan hanya menuju satu arah. Biasanya check
valve dipasang pada pipa tekan diantara pompa dan
gate valve, dengan tujuan menghindari pukulan akibat
arus balik saat pompa mati.
Gambar 2.9 Check Valve
5. Manhole
Merupakan tempat pemeriksaan/perbaikan bila
terjadi gangguan pada valve. Penempatannya pada
tempat aksesoris yang penting dan pada jalur pipa
setiap jarak 300 – 600 meter, terutama pada pipa
berdiameter besar.

Gambar 2.10 Manhole


6. Bangunan Perlintasan Pipa
Diperlukan bila jalur pipa harus memotong sungai, rel kereta api dan memotong jalan,
untuk memberi keamanan pada pipa.
7. Thrust Block (Angker Blok Beton)
Ditempatkan pada pipa dengan beban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada
pergantian diameter, akhir pipa dan belahan untuk menahan agar fitting tidak bergerak
dimana lebih praktis memasang thrust block
setelah saluran ditimbun dengan tanah dan
dipadatkan, sehingga menjamin mampu
menahan getaran atau gaya hidrolik atau
beban lain. Thrust block hendaknya dipasang
pada sisi parit atau menggali sebuah lubang
masuk ke dalam dinding parit untuk menahan
gaya geser. Gambar 2.11 Thrust Block

II - 15
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

8. Meter Tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan
kerja pompa.
Kontrol perlu dilakukan untuk:
 Menjaga keamanan distribusi dari tekanan kerja pipa
 Menjaga kontinuitas air
Gambar 2.12 Meter Tekanan
9. Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah
pemakaian air dan juga sebagai alat pendeteksi
kebocoran. Meter air dipasang pada setiap sambungan
yang dipasang secara kontinu.

Gambar 2.13 Meter Air


10. Clamp Saddle (Saddle Tapping)
Alat ini berfungsi untuk tapping air, sehingga pengukuran
debit dapat dilakukan pipa distribusi. Clamp saddle ini
tidak boleh langsung dipasang pada pipa primer, karena
untuk menjaga pemerataan pemakaian air dan tekanan
air yang tersedia.
Gambar 2.14 Clamp Saddle
11. Sambungan Pipa dan Perlengkapannya
a. Bell dan Spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam
bell (socket) pipa lainnya. Untuk menghindari
kebocoran, menahan pipa, serta
memungkinkan defleksi (berubahnya sudut
sambungan) maka sambungan dilengkapi
dengan gasket.
Gambar 2.15 Flange Joint
b. Flange Joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan dekat dengan
instalasi pipa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur baut, maka di antara
flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.

II - 16
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

c. Ball Joint
Digunakan untuk sambungan dua pipa dalam air.

Gambar 2.16 Ball Joint


d. Increaser dan Reducer
Increaser digunakan untuk menyambung pipa
dari diameter kecil ke diameter besar (arah
aliran dari diameter kecil ke diameter
besar). Sedangkan reducer untuk
menyambung pipa dari diameter besar ke
diameter kecil.

Gambar 2.17 Increaser dan Reducer


e. Bend
Merupakan asesoris untuk belokan pipa. Sudut belokan
pipa adalah : 90o, 45o, 22 1/2 o dan 11 1/4 o.

Gambar 2.18 Bend 90o


f. Tee
Untuk menyambung pipa pada percabangan dengan ukuran diameter tertentu.
Gambar 2.19 Tee Gambar 2.20 Tee
All Flange Socket and Spigot

Gambar 2.21 Tee Gambar 2.22 Tee


All Socket All Spigot

II - 17
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

g. Tapping Bend
Dipasang pada tempat yang perlu ditapping (disadap), untuk dialirkan ke tempat lain.
Dalam hal ini, pipa distribusi dibor dan tapping bend dipasang dengan baut di
sekeliling pipa dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada keliling lubang
dan tidak menutupi lubang tapping. Bila dimensi penyadapan terlalu basar, maka pipa
distribusi dapat dipotong selanjutnya dipasang perlengkapan yang sesuai.

II.9 Perhitungan Dimensi Pipa


Metoda perhitungan dimensi pipa dapat dibedakn menjadi dua macam, yaitu secara manual
dan dengan menggunakan program komputer. Penggunaan metoda secara manual yaitu dengan
menggunakan persamaan Hardy-Cross, sedang dengan menggunakan program komputer digunakan
program Epanet.
II.9.1 Hardy-Cross
Langkah-langkah perhitungan analisa jaringan pipa induk secara manual, yaitu sebagai
berikut :
1. Asumsikan kecepatan aliran (min 0.3) dan debit yang mengalir
2. Dicari diameter pipa dengan menggunakan persamaan kontinuitas
Q = Ax V
3. Hitung head loss dengan persamaan Hazen Williams

L x Q 1.85
Hf 
(0,00155 x C x D 2.63 )1.85
Dimana :
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit (L/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = Diameter pipa (cm)
Hf = Head loss (m)
4. Hitung Hf/Q untuk mencari delta Q

  Hf
Q 
1.85  Hf 
 Q
Dimana : Hf = Headloss (m)
Q = Selisih debit (L/detik)
5. Jika belum mendekati 0, maka Q harus dikoreksi dengan rumus :
Qkoreksi = Q + Delta Q
6. Lakukan trial beberapa kali hingga delta Q mendekati 0
II.9.2 Program Epanet

II - 18
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Untuk perhitungan dimensi menggunakan komputer, program yang digunakan pada


perencanaan ini adalah Epanet2. Program ini dipilih karena murah (merupakan software gratis) dan
cukup mudah untuk digunakan. Berikut cara penggunaannya :
a. Buka program Epanet2
b. Setelah muncul tampilan program Epanet2, yang pertama kali dilakukan adalah mengeset
dimension dan default-nya sesuai satuan dan persamaan yang kita gunakan.
• Untuk membuka dimension, klik view pada toolbar, pilih dimension Selanjutnya akan
muncul tampilan seperti gambar 2.21. Pilihlah map units dalam meter. Ini
menunjukkan satuan yang dipakai nanti adalah dalam meter (Gambar 2.3)

Gambar 2.21 Menentukan Satuan Dimensi


Dengan cara yang sama pada toolbar – Project – default , akan muncul tampilan
(Gambar 2.22) untuk mengatur mengenai pipa, satuan aliran yang digunakan, dan lain-
lain yang perlu untuk diperhatikan.

Gambar 2.22 Menentukan rumus dan satuan yang digunakan


c. Masukkan peta daerah perencanaan melalui perintah backdrop, kemudian pilih peta yang
akan dimasukkan (Gambar 2.23)

II - 19
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 2.23 Memasukkan Peta


d. Buatlah loop jaringan pipa distribusi dengan memasang node, reservoir/pompa, dan pipa,
atau aksesoris lain yang diperlukan pada peta (Gambar 2.24)

Gambar 2.24 Memasang Node, pipa dan Reservoir


e. Buka Property masing-masing node, pipa dan reservoir dengan meng-kliknya dua kali
(Gambar 2.25). Masukkan data-data mengenai node, pipa dan reservoir:
 Untuk node perlu diisi data mengenai elevasi dan kebutuhan air
 Untuk pipa perlu diisi data mengenai panjang dan asumsi diameter
 Untuk reservoir perlu diisi data mengenai total head (elevasi+ketinggian reservoir)

II - 20
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 2.25 Memasukkan Data


f. Setelah semua diisi, jalankan program (run), bila sistemnya benar dan air dapat mengalir,
maka run akan sukses. Akan tetapi tidak semudah itu, karena air yang mengalir harus
memenuhi kriteria yaitu dengan velocity minimal 0,3 dan pressure minimal 10 m (Gambar
2.26)
g. Jika masih belum sesuai maka, ubah-ubahlah diameter pipa atau ketinggian dari resevoir
hingga dapat memenuhi kriteria.

Gambar 2.26 Menjalankan Program


h. Untuk menampilkan nilai dari pressure, velocity, base demand, Diameter, panjang pipa,
elevasi di layar, dapat di klik kanan, pilih option, pilih notation, dan klik node value dan
links value. Kemudian klik pada data atau map dan me-klik apa yang diinginkan
i. Jika menginginkan data berupa tabel, klik pada report, pilih table, pilih network table
links atau network table nodes, kemudian pilih apa yang anda ingin masukkan dalam
tabel.
Langkah-langkah Komputer (EPANET 2)
a. Masuklah ke dalam program EPANET 2.
b. Gambaralah secara digital peta kota yang diiginkan pada AUTOCAD.

II - 21
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

c. Kliklah menu VIEW dan masuklah pada pilihan program Backdroup lalu pilih program
loadkan peta kota yang diinginkan dan telah disimpan pada AUTOCAD ke layer EPANET.
d. Letakkan node – node, reservoir, pipa – pipa, dan pompa ( bila perlu) sesuai dengan
kebutuhan pada peta dengan menggunakan gambar – gambar
e. Aturlah dimensi yang akan digunakan untuk data – data yang akan dimasukkan pada menu
VIEW (DIMENSION) dan DATA (OPTIONS).
f. Isilah data – data yang diinginkan pada tiap node, links (pipa), reservoir dan pompa (bila
ada) ;
 Untuk Node data yang dimasukkan :
f.1 elevasi
f.2 debit tapping
f.3 patterns (bila perlu)
 Untuk pipa data yang dimasukkan :
f.4 panjang pipa
f.5 diameter pipa (asumsi)
f.6 angka kekasaran (roughness = 140 : pipa pvc)
 Untuk Reservoar datanya :
f.6 total head
g. Bila semua data yang diperlukan telah dimasukkan, maka kliklah menu RUN (gambar
PETIR) lalu kliklah menu TABEL sehingga akan didapat yang diinginkan baik untuk node dan
pipa (linksnya).
h. Untuk mencetaknya dalam bentuk print – printan, maka hasil yang akan diperoleh untuk:
h.1 semua node adalah ;
 elevasi
 base demand
 head dan pressure
h.2 semua pipa ;
 velocity
 headloss
 diameter
 roughness
 length (panjang pipa)
 friction factor
Bila semua prosedur dari a – g telah dilakukan dengan teliti dan hasil yang telah
diperoleh dapat dilihat pada proses ke-h sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka
hasilnya dapat dicetak.
i. Pada program EPANET 2 ini dapat pula diperoleh gambar sistem loopnya (bisa tanpa
gambar peta) dan dapat diprintkan pula.

II - 22
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Perhatian :
Bila pada data yang diperoleh terdapat pressure negatif dan ada juga yang velocitynya
kurang dari 0,3 m/det maka hasilnya jangan diprintkan dulu, kita dapat mengecek pada tiap
node dan pipa yang perlu perubahan khususnya untuk elevasi dan debit tapping (pada node)
dan diameter & panjang (untuk pipa) tanpa merubah semua data inputnya kemudian daia di
RUN-kan dan lihat kembali pada TABLE.

II - 23
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
III.1 Umum
Kota Mojokerto adalah salah satu kota yang ada di Jawa Timur. Pembentukan Pemerintah
Kota Mojokerto melalui suatu proses kesejahteraan yang diawali melalui status sebagai
staadsgemente, berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918
tanggal 20 Juni 1918. Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota Mojokerto didalam
pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh
seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah. Daerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto
berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian
berubah status sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.
Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya
Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Selanjutnya dengan adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah
yang lain berubah Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto.

III.2 Aspek Fisik


III.2.1 Keadaan Topografi
Wilayah Kota Mojokerto terletak pada ketinggian ±22 meter dari permukaan laut dan
kemiringan tanah 0% - 3%. Dengan demikian dapat diperlihatkan bahwa Kota Mojokerto mempunyai
permukaan tanah yang relatif datar, sehingga alirah sungai / saluran menjadi relatif lambat dan hal
ini mempercepat terjadinya pendangkalan yang pada akhirnya timbul kecenderungan ada genangan
pada berbagai bagian kota apabila terjadi hujan.
III.2.2 Keadaan Geografi
Wilayah Kota Mojokerto berada di antara 7°33' LS dan 122°28' BT dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Sungai Brantas
 Sebelah Timur : Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
 Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko dan Puri Kabupaten Mojokerto
 Sebelah Barat : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
III.2.3 Keadaan Geologi
Berdasarkan bentuk morfologi dan kemiringan lereng, daerahnya terdiri dari daerah
dataran, daerah medan bergelombang dan perbukitan. Daerah dataran hingga perbukitan
bergelombang berkemiringan lereng antara 0 – 10%, ketinggian wilayah antara 4 – 50 meter di atas
permukaan laut, dibentuk oleh aluvial sungai, rawa dan pada medan bergelombang dijumpai
breksi, batu lempung dan batu gamping. Sedangkan daerah perbukitan kemiringan lerengnya
mencapai > 70% dengan ketinggian wilayah 250 meter di atas permukaan laut, dibentuk oleh batuan
breksi vulkanik dan batu gamping.

III - 1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

III.2.4 Keadaan Hidrologi


Wilayah Mojokerto merupakan DAS Brantas sepanjang 3,50 km, DAS Kali Brangkal sepanjang
2,25 km dan Kali Sadar sepanjang 2 km, yang manfaatnya cukup besar bagi kehidupan penduduk,
khususnya untuk keperluan irigasi pertanian.
III.2.5 Keadaan Demografi
Kota Mojokerto mempunyai penduduk sebanyak 116.355 jiwa yang tersebar di 2 (dua)
kecamatan dan 18 (delapan belas) kelurahan. Penduduk Laki-laki sebanyak 57.243 jiwa atau sebesar
49,2 persen; dan Penduduk yang berjenis kelamin Perempuan adalah sebanyak 59.112 atau sebesar
50,8 persen. Dari komposisi penduduk laki-laki dan perempuan itu bisa dilihat bahwa Rasio Jenis
Kelamin (Sex Ratio) Kota Mojokerto adalah sebesar 96,84 persen; artinya di setiap 100 penduduk
wanita terdapat 96 penduduk laki-laki.
Besarnya jumlah penduduk di Kota Mojokerto dengan luas wilayah yang sangat kecil akan
menyebabkan kepadatan Kota Mojokerto menjadi sangat tinggi, yaitu 7.018 penduduk per kilometer
persegi (km2) di tahun 2007 dan sebesar 7.069 penduduk per kilometer persegi di tahun 2008. Pada
tahun 2008 wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan tertinggi adalah Kelurahan Mentikan, yaitu
sebesar 23.674 jiwa per km2; disusul oleh Kelurahan Sentanan sebesar 21.507; selanjutnya
Kelurahan Kauman sebesar 21.179 jiwa per km2.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, perkembangan penduduk Kota Mojokerto
memiliki pertumbuhan yang fluktuatif. Namun pada tahun 2008 pertumbuhan penduduk Kota
Mojokerto mengalami penurunan yang sangat siginifikan hingga sebesar 0,72 persen dibanding
dengan tahun sebelumnya. Penurunan laju pertumbuhan penduduk ini disinyalir terkait dengan
perpindahan penduduk ke luar Kota Mojokerto yang meningkat, menurunnya angka kelahiran serta
meningkatnya angka kematian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1.

III - 2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 3.1 Data Penduduk kota Mojokerto 1984-2010

Tahun Jumlah Penduduk

1984 89.578

1985 90.815

1986 93.559

1987 94.587

1988 95.583

1989 97.011

1990 97.896

1991 98.898

1992 99.913

1993 101.480

1994 107.321

1995 104.158

1996 105.401

1997 106.135

1998 107.123

1999 108.027

2000 108.858

2001 109.911

2002 111.249

2003 112.547

2004 113.275

2005 113.193

2006 114.088

2007 115.519

2008 118.534

2009 119.500

2010 119.402

Sumber: BPS, 2010

III - 3
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 3.2 Data Penduduk Kota Mojokerto tahun 2010 per Kelurahan

Data Penduduk Kota Mojokerto


No. Kecamatan Desa/ Kelurahan
tahun 2010

Surodinawan 5.439

Kranggan 11.739

Miji 8.339

Prajurit Kulon 6.339


1 Prajurit Kulon
Blooto 5.139

Mentikan 6.839

Kauman 3.039

Pulorejo 6.639

Jumlah 53.512

Meri 6.939

Gunung Gedangan 6.139

Kedundung 12.239

Balongsari 7.239

Jagalan 2.839
2 Magersari
Sentanan 2.339

Purwotengah 1.539

Gedongan 2.439

Magersari 5.539

Wates 18.639

Jumlah 65.890

Jumlah Penduduk Total 119.402

Sumber: BPS, 2010

III.2.6 Keadaan Tata Guna Lahan


Aspek penggunaan tanah / lahan di Kota Mojokerto dapat menggambarkan dominasi
penggunaan antara kawasan terbangun dan belum terbangun serta penyebarannya pada tahun 1999
penggunaan tanah / lahan di Kota Mojokerto dapat di diskripsikan sebagai berikut (berdasar wilayah
kota Mojokerto dengan luas 16,46 km2) :
 Pemukiman = 44,14 %
 Pendidikan = 0,79 %

III - 4
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Industri = 4,34 %
 Pertanian = 41,76 %
 Usaha Perdagangan = 2,76 %
 Perkantoran = 2,46 %
 Kesehatan = 0,66 %
 Sarana Perhubungan= 2,40 %
 Kuburan / makam = 0,04 %
 Lapangan Olahraga = 0,15 %
 Peribadatan = 0,21 %
 Lain-lain = 0,24 %
Pada tugas besar kali ini jumlah fasilitas umum per kecamatan tercantum pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Fasilitas Umum kota Mojokerto

Fasilitas Umum
Jenis
No
Fasilitas
Prajurit
Magersari
Kulon

1 Kantor 47 25

Rumah
2 2 6
Sakit

3 Sekolah 22 30

4 Masjid - 40

5 Industri - 12
Sumber: Tugas Besar dari Dosen Asistensi

III.2.7 Sumber Air Baku


Penyediaan air bersih bagi kegiatan sehari-hari penduduk Kota Mojokerto dalam skala
rumah tangga maupun industri dikelola oleh PDAM Kota Mojokerto, dengan memanfaatkan sumber
air dari sumur dalam berkapasitas 200 liter/detik. Menurut data dari Kantor PDAM Kota Mojokerto,
konsumsi air yang telah disalurkan pada tahun 2007 adalah sebesar 665.549 m 3 untuk memenuhi
kebutuhan 4.688 pelanggan, sedangkan untuk tahun 2008 adalah sebesar 781.496 m 3 untuk
memenuhi kebutuhan 4.254 pelanggan. Ditilik dari jumlah pelanggannya memang terjadi
penurunan, namun dari segi kuantitas air yang dikonsumsi tampak adanya kenaikan yang cukup
signifikan. Hal ini tentunya merupakan suatu tekanan tersendiri bagi sumberdaya air di Kota
Mojokerto karena tentunya dengan adanya peningkatan konsumsi air bersih akan meningkatkan pula
volume air limbah yang dibuang ke lingkungan.
Selain disuplai oleh PDAM Kota Mojokerto, penduduk Kota Mojokerto memenuhi kebutuhan
air bersihnya dengan memanfaatkan sumber daya air tanah dengan menggunakan sumur pompa
tangan dan sumur gali.

III - 5
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

III.2.8 Sumber Data


Beberapa data yang didapat pada tugas ini ditentukan oleh Dosen Asisten dan di asumsikan
sendiri. Data-data tersebut contohnya fasilitas umum yang didapat pada lembaran diatas
ditentukan oleh Dosen Asisten. Selain itu, data penduduk pada tahun 2010 diambil dari data
penduduk tahun 2009 dimana 2 angka terakhir pada data penduduk tahun 2009 diganti dengan 2
angka terakhir NRP mahasiswa. Untuk letak atau posisi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
ditentukan oleh masing-masing dosen asistensi.

III.3 Peta Wilayah


Peta wilayah mojokerto ada pada Gambar 3.1, lengkap dengan peta sungai dan jalannnya.

III - 6
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB IV
PERHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH

IV.1 Perhitungan Proyeksi Penduduk


Jumlah penduduk merupakan faktor yang paling utama dalam penentuan perencanaan
sistem distribusi air minum ini. Karena dari jumlah penduduk maka dapat diperhitungkan kuantitas
air minum yang dilayani oleh suatu area pelayanan. Untuk itu diperlukan proyeksi jumlah penduduk
pada tahun perencanaan. Pada perencanaan ini periode perencanaan adalah 10 tahun, terhitung
mulai tahun 2011 sampai tahun 2021. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air minum pada tahun
2021 maka dilakukan proyeksi penduduk yang ada dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2021.
Penentukan metoda yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu kita mencari
nilai korelasi (r) untuk tiap-tiap metoda. Pada metoda yang mempunyai nilai korelasi paling
mendekati nilai 1, itulah yang akan dipakai.
Rumus nilai korelasi (r) adalah sebagai berikut :

n (  XY )  (  Y )(  X )
r
2 2 2 2
{n (  Y )  (  Y ) }{n (  X )  (  X )

Proyeksi penduduk ini dapat dilakukan dengan beberapa metode. Untuk mendapatkan
proyeksi penduduk yang akurat, dilakukan perhitungan dengan semua metode, lalu dicari
korelasi tiap-tiap metode. Hasil perhitungan korelasi yang mendekati nilai 1 merupakan metode
yang dipilih untuk proyeksi penduduk.
Untuk jumlah penduduk dari tahun 1996 sampai tahun 2004 Kotamadya Mojokerto
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

IV - 1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Mojokerto dari Tahun 2005-2010

Tahun Jumlah Penduduk

1984 89.578

1985 90.815

1986 93.559

1987 94.587

1988 95.583

1989 97.011

1990 97.896

1991 98.898

1992 99.913

1993 101.480

1994 107.321

1995 104.158

1996 105.401

1997 106.135

1998 107.123

1999 108.027

2000 108.858

2001 109.911

2002 111.249

2003 112.547

2004 113.275

2005 113.193

2006 114.088

2007 115.519

2008 118.534

2009 119.500

2010 119.402
Sumber : Data BPS Kota Mojokerto
 Persentase Pertambahan Penduduk
Diperoleh dari :
[ penduduktahunke  n   penduduktahunke  (n  1)]
% x100 %
 penduduktahunke  (n  1)
Untuk proyeksi penduduk dilakukan dengan 3 (tiga) metode, yaitu metode
aritmatik, metode geometri, dan metode least square. Dari ketiga metode tersebut
dihitung korelasinya dan diambil korelasinya yang mendekati nilai 1 (satu).

IV - 2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Metode Aritmatik
Rumus yang digunakan :

Pn = Po + r (n)

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun
n = kurun waktu proyeksi

IV - 3
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Dengan Metode Aritmatik

Persentase
Jumlah Pertambahan
Tahun Pertambahan x x2 y y2 x.y
Penduduk Penduduk
Penduduk

1984 89.578 - - -
- - - -
1985 90.815 1.237 1,381 1
1 1.237 1.530.169 1.237
1986 93.559 2.744 3,022 2
4 2.744 7.529.536 5.488
1987 94.587 1.028 1,099 3
9 1.028 1.056.784 3.084
1988 95.583 996 1,053 4
16 996 992.016 3.984
1989 97.011 1.428 1,494 5
25 1.428 2.039.184 7.140
1990 97.896 885 0,912 6
36 885 783.225 5.310
1991 98.898 1.002 1,024 7
49 1.002 1.004.004 7.014
1992 99.913 1.015 1,026 8
64 1.015 1.030.225 8.120
1993 101.480 1.567 1,568 9
81 1.567 2.455.489 14.103
1994 107.321 5.841 5,756 10
100 5.841 34.117.281 58.410
1995 104.158 -3.163 -2,947 11
121 -3.163 10.004.569 -34.793
1996 105.401 1.243 1,193 12
144 1.243 1.545.049 14.916
1997 106.135 734 0,696 13
169 734 538.756 9.542
1998 107.123 988 0,931 14
196 988 976.144 13.832
1999 108.027 904 0,844 15
225 904 817.216 13.560
2000 108.858 831 0,769 16
256 831 690.561 13.296
2001 109.911 1.053 0,967 17
289 1.053 1.108.809 17.901
2002 111.249 1.338 1,217 18
324 1.338 1.790.244 24.084
2003 112.547 1.298 1,167 19
361 1.298 1.684.804 24.662
2004 113.275 728 0,647 20
400 728 529.984 14.560
2005 113.193 -82 -0,072 21
441 -82 6.724 -1.722
2006 114.088 895 0,791 22
484 895 801.025 19.690
2007 115.519 1.431 1,254 23
529 1.431 2.047.761 32.913
2008 118.534 3.015 2,610 24
576 3.015 9.090.225 72.360
2009 119.500 966 0,815 25
625 966 933.156 24.150
2010 119.402 -98 -0,082 26
676 -98 9.604 -2.548
Jumlah 2.853.561 29.824 29,135 351 6.201 29.824 85.112.544 370.293
Rata-
105.687 1.147 1,121 14 239 1.147 3.273.559 14.242
rata
Sumber : Hasil Perhitungan
X= Nomor data
Y= Jumlah penduduk
n= Banyaknya data
 Perhitungan Nilai Koefisien Korelasinya:

IV - 4
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

n XY    X  Y 
r

n Y
2
  Y 2 n X 2   X
2

( 26 x370.293)  (351x 29.824)
r
(26  85.112.544)  (29.8242 )(26x6.201)  (351) 2 
r  -0,1185
2. Metoda Geometrik
Rumus yang digunakan :

Pn = Po (1 + r) n

Dimana :
Po = Jumlah Penduduk tahun awal terakhir
Pn = Jumlah penduduk tahun akhir proyeksi
n = kurun waktu
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk pertahun
Untuk metode ini, x didefinisikan sebagai nomor data dan y sebagai nilai ln
dari jumlah penduduk tiap tahun. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

IV - 5
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometri

Persentase
Jumlah Pertambahan
Tahun Pertambahan x x2 y y2 x.y
Penduduk Penduduk
Penduduk

1984 89.578 - -
1 1 11,403 130,025 11,403
1985 90.815 1.237 1,381
2 4 11,417 130,338 22,833
1986 93.559 2.744 3,022
3 9 11,446 131,019 34,339
1987 94.587 1.028 1,099
4 16 11,457 131,269 45,829
1988 95.583 996 1,053
5 25 11,468 131,509 57,339
1989 97.011 1.428 1,494
6 36 11,483 131,850 68,895
1990 97.896 885 0,912
7 49 11,492 132,058 80,442
1991 98.898 1.002 1,024
8 64 11,502 132,292 92,015
1992 99.913 1.015 1,026
9 81 11,512 132,527 103,608
1993 101.480 1.567 1,568
10 100 11,528 132,886 115,276
1994 107.321 5.841 5,756
11 121 11,584 134,179 127,419
1995 104.158 -3.163 -2,947
12 144 11,554 133,487 138,644
1996 105.401 1.243 1,193
13 169 11,566 133,761 150,352
1997 106.135 734 0,696
14 196 11,572 133,922 162,015
1998 107.123 988 0,931
15 225 11,582 134,137 173,726
1999 108.027 904 0,844
16 256 11,590 134,331 185,442
2000 108.858 831 0,769
17 289 11,598 134,509 197,163
2001 109.911 1.053 0,967
18 324 11,607 134,732 208,934
2002 111.249 1.338 1,217
19 361 11,620 135,013 220,771
2003 112.547 1.298 1,167
20 400 11,631 135,283 232,623
2004 113.275 728 0,647
21 441 11,638 135,433 244,389
2005 113.193 -82 -0,072
22 484 11,637 135,416 256,011
2006 114.088 895 0,791
23 529 11,645 135,600 267,829
2007 115.519 1.431 1,254
24 576 11,657 135,890 279,773
2008 118.534 3.015 2,610
25 625 11,683 136,491 292,074
2009 119.500 966 0,815
26 676 11,691 136,681 303,968
2010 119.402 -98 -0,082
27 729 11,690 136,662 315,637
Jumlah 2.853.561 29.824 29,135 378 6.930 312,250 3.611,304 4.388,747
Rata-
105.687 1.147 1,121 14 257 11,565 133,752 162,546
rata
Sumber : Hasil Perhitungan
X= Nomor data
Y= Jumlah penduduk
n= Banyaknya data
 Perhitungan Nilai Koefisien Korelasinya:

IV - 6
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

n XY    X  Y 
r
n Y 2   Y 2 n X 2   X 2 
( 27 x 4.388.747)  (378 x312.500)
r
(27  3.611.304)  (312.500) 2 (27 x6.930)  (378) 2 
r  0,98724668
3. Metoda Least Square
Rumus yang digunakan adalah :

Pn  a  b  n 
Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)

a, b = koefisien Least Square

  X   XY 
2
Y   X
a 2
n   X   X 
2

n   X  Y    X  Y 
b 2
n   X   X 
2

Untuk menentukan korelasi penduduk dengan metode ini, maka x didefinisikan


sebagai nomor data dan y sebagai jumlah penduduk. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

IV - 7
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk dengan Metode Least Square

Persentase
Jumlah Pertambahan
Tahun Pertambahan x x2 Y y2 x.y
Penduduk Penduduk
Penduduk

1984 89.578 - -
1 1 89.578 8.024.218.084 89.578
1985 90.815 1.237 1,381
2 4 90.815 8.247.364.225 181.630
1986 93.559 2.744 3,022
3 9 93.559 8.753.286.481 280.677
1987 94.587 1.028 1,099
4 16 94.587 8.946.700.569 378.348
1988 95.583 996 1,053
5 25 95.583 9.136.109.889 477.915
1989 97.011 1.428 1,494
6 36 97.011 9.411.134.121 582.066
1990 97.896 885 0,912
7 49 97.896 9.583.626.816 685.272
1991 98.898 1.002 1,024
8 64 98.898 9.780.814.404 791.184
1992 99.913 1.015 1,026
9 81 99.913 9.982.607.569 899.217
1993 101.480 1.567 1,568
10 100 101.480 10.298.190.400 1.014.800
1994 107.321 5.841 5,756
11 121 107.321 11.517.797.041 1.180.531
1995 104.158 -3.163 -2,947
12 144 104.158 10.848.888.964 1.249.896
1996 105.401 1.243 1,193
13 169 105.401 11.109.370.801 1.370.213
1997 106.135 734 0,696
14 196 106.135 11.264.638.225 1.485.890
1998 107.123 988 0,931
15 225 107.123 11.475.337.129 1.606.845
1999 108.027 904 0,844
16 256 108.027 11.669.832.729 1.728.432
2000 108.858 831 0,769
17 289 108.858 11.850.064.164 1.850.586
2001 109.911 1.053 0,967
18 324 109.911 12.080.427.921 1.978.398
2002 111.249 1.338 1,217
19 361 111.249 12.376.340.001 2.113.731
2003 112.547 1.298 1,167
20 400 112.547 12.666.827.209 2.250.940
2004 113.275 728 0,647
21 441 113.275 12.831.225.625 2.378.775
2005 113.193 -82 -0,072
22 484 113.193 12.812.655.249 2.490.246
2006 114.088 895 0,791
23 529 114.088 13.016.071.744 2.624.024
2007 115.519 1.431 1,254
24 576 115.519 13.344.639.361 2.772.456
2008 118.534 3.015 2,610
25 625 118.534 14.050.309.156 2.963.350
2009 119.500 966 0,815
26 676 119.500 14.280.250.000 3.107.000
2010 119.402 -98 -0,082
27 729 119.402 14.256.837.604 3.223.854
Jumlah 2.853.561 29.824 29,135 378 6.930 2.853.561 303.615.565.481 41.755.854
Rata-
105.687 1.147 1,121 14 257 105.687 11.245.020.944 1.546.513
rata
Sumber : Hasil Perhitungan

X= Nomor data
Y= Jumlah penduduk
n= Banyaknya data
 Perhitungan Nilai Koefisien Korelasinya:

IV - 8
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

n XY    X  Y 
r

n Y
2
  Y 2 n X 2   X
2

( 27 x 41.755.854)  (378 x 2.853.561)
r
(27  303.615.565.481)  (2.853.561) 2 (27 x6.930)  (378) 2 
r  0,990405
Dengan menggunakan tiga metoda proyeksi dari masing-masing kelurahan yang ada
di Kota Mojokerto, maka diambil nilai r yang paling mendekati nilai 1 (satu). Dan dapat
digunakan untuk menghitung proyeksi penduduknya dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2021 dengan data terakhir tahun 2010 per kelurahan atau desa yang ada dalam Kota
Mojokerto berdasarkan persamaan yang sesuai masing-masing metoda dengan nilai r paling
mendekati.
Dari ketiga metode tersebut, maka didapat nilai korelasinya adalah
Tabel 4.5 Perbandingan Korelasi Semua Metode
Metode Korelasi r
Arimatik -0,118496
Geometri 0,987246
Least Square 0,990405
Sumber: Hasil Analisa Data
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang paling mendekati satu
adalah Metode Least Square, yaitu sebesar 0,990405. Maka dengan menggunakan
persamaan Least Square dicari proyeksi penduduk dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2021. Pemilihan ini dengan pertimbangan bahwa nilai koefisien korelasi untuk metode
geometri ini mendekati satu dan pada Kota Mojokerto ini tingkat kepadatannya mendekati
maksimum. Dari persamaan di atas dan data yang ada maka proyeksi penduduk untuk Kota
Mojokerto per kelurahan tiap tahun dapat diperoleh, yang disajikan pada tabel 6.7.
Perhitungan r berdasarkan Metode Least Square

  X   XY 
2
Y   X
a 2
n   X   X 
2

2.853.561  6.930  378  41.755.854


a
2
27  6.930  378
a  107.756
n   X  Y    X  Y 
b 2
n   X   X 
2

IV - 9
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

27  378  2.853 .561  378  2.853 .561


b
2
27  6.930  378
b  1.102,564

Pn  a  b  n 
P2011  107.756  1.102,564  28

P2011  138.628
Untuk hasil selengkapnya dari proyeksi penduduk kota Mojokerto dari keseluruhan
dicantumkan dalam tabel 4.6 di bawah ini
Tabel 4.6 Proyeksi Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2021

Proyeksi Penduduk

Metode Least Square


Tahun a B x Pn

2011 107.756 1102,564 28 138.628

2012 107.756 1102,564 29 139.731

2013 107.756 1102,564 30 140.833

2014 107.756 1102,564 31 141.936

2015 107.756 1102,564 32 143.038

2016 107.756 1102,564 33 144.141

2017 107.756 1102,564 34 145.243

2018 107.756 1102,564 35 146.346

2019 107.756 1102,564 36 147.448

2020 107.756 1102,564 37 148.551

107.756 1102,564 38 149.654


2021
Sumber : Hasil Perhitungan
Untuk proyeksi masing-masing kelurahan, dilengkapi pada tabel 4.7 dibawah ini.

IV - 10
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.7 Proyeksi Penduduk Kota Mojokerto masing-masing Kelurahan 2010-2021

Jumlah Penduduk
Desa/
No. Kecamatan
Kelurahan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2021
Surodinawan 5.439
6.315 6.365 6.415 6.465 6.516 6.566 6.616 6.666 6.717 6.767 6.817
Kranggan 11.739
13.629 13.738 13.846 13.954 14.063 14.171 14.280 14.388 14.496 14.605 14.713
Miji 8.339
9.682 9.759 9.836 9.913 9.990 10.067 10.144 10.221 10.298 10.375 10.452
Prajurit
6.339
Prajurit Kulon 7.360 7.418 7.477 7.535 7.594 7.652 7.711 7.769 7.828 7.887 7.945
1
Kulon
Blooto 5.139
5.966 6.014 6.061 6.109 6.156 6.204 6.251 6.299 6.346 6.394 6.441
Mentikan 6.839
7.940 8.003 8.067 8.130 8.193 8.256 8.319 8.382 8.445 8.509 8.572
Kauman 3.039
3.528 3.556 3.584 3.613 3.641 3.669 3.697 3.725 3.753 3.781 3.809
Pulorejo 6.639
7.708 7.769 7.831 7.892 7.953 8.015 8.076 8.137 8.198 8.260 8.321
Jumlah 53.512
62.128 62.623 63.117 63.611 64.105 64.599 65.093 65.587 66.081 66.576 67.070
Sumber: Hasil Perhitungan

IV - 11
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.7 Proyeksi Penduduk Kota Mojokerto masing-masing Kelurahan 2010-2021 (lanjutan)

Jumlah Penduduk
Desa/
No. Kecamatan
Kelurahan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2021
Meri 6.939 8.056 8.120 8.184 8.249 8.313 8.377 8.441 8.505 8.569 8.633 8.697

Gunung
6.139 7.127 7.184 7.241 7.298 7.354 7.411 7.468 7.524 7.581 7.638 7.694
Gedangan

Kedundung 12.239 14.210 14.323 14.436 14.549 14.662 14.775 14.888 15.001 15.114 15.227 15.340

Balongsari 7.239 8.405 8.471 8.538 8.605 8.672 8.739 8.806 8.873 8.939 9.006 9.073

Jagalan 2.839 3.296 3.322 3.349 3.375 3.401 3.427 3.453 3.480 3.506 3.532 3.558
2 Magersari
Sentanan 2.339 2.716 2.737 2.759 2.780 2.802 2.824 2.845 2.867 2.888 2.910 2.932

Purwotengah 1.539 1.787 1.801 1.815 1.829 1.844 1.858 1.872 1.886 1.900 1.915 1.929

Gedongan 2.439 2.832 2.854 2.877 2.899 2.922 2.944 2.967 2.989 3.012 3.034 3.057

Magersari 5.539 6.431 6.482 6.533 6.584 6.635 6.687 6.738 6.789 6.840 6.891 6.942

Wates 18.639 21.640 21.812 21.984 22.157 22.329 22.501 22.673 22.845 23.017 23.189 23.361

Jumlah 65.890 76.500 77.108 77.716 78.325 78.933 79.542 80.150 80.759 81.367 81.975 82.584

Jumlah Penduduk Total 119.402 138.628 139.731 140.833 141.936 143.038 144.141 145.243 146.346 147.448 148.551 149.654
Sumber: Hasil Perhitungan

IV - 12
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

IV.2 Proyeksi Fasilitas


Proyeksi fasilitas merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan untuk merencanakan daerah
pelayanan penyediaan air minum. Karena perkembangan penduduk yang dari tahun ke tahun
semakin meningkat, maka fasilitas yang diperlukan pun juga ikut meningkat jumlahnya. Dengan
adanya data mengenai proyeksi fasilitas nantinya diharapkan dapat dihitung jumlah kebutuhan air
bersih non domestik.
Untuk memproyeksikan jumlah fasilitas yang ada harus mengacu pada rencana tata guna lahan
dan perkembangan kepadatan penduduk daerah tersebut. Selain itu proyeksi fasilitas juga
dipengaruhi oleh jumlah fasilitas yang ada dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada saat ini.
Dengan adanya perhitungan proyeksi fasilitas yang cermat diharapkan nantinya penyaluran
penyediaan air minum dapat berjalan lancar.
Proyeksi fasilitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

P  F n n

P F o o

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi yang diinginkan (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi (jiwa)
Fn = jumlah fasilitas pada tahun proyeksi yang diinginkan (unit)
Fo = jumlah fasilitas pada awal tahun proyeksi (unit)
Contoh Perhitungan Proyeksi Fasilitas per Kelurahan :

P  F n n

P F o o

6.767 = X
5.439 3

X = 4 buah
Untuk hasil selengkapnya Data Fasilitas dan Proyeksi Fasilitas per Kelurahan Kota
Mojokerto pada tahun 2021, dapat dilihat pada Tabel 6.8.

IV - 13
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.8 Proyeksi Fasilitas Kota Mojokerto Tahun 2021

Perkantoran Kesehatan Pendidikan Peribadatan Perindustrian


Desa/ Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
No. Kecamatan Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas
Kelurahan tahun tahun tahun tahun tahun
Awal Awal Awal Awal Awal
2021 2021 2021 2021 2021

Surodinawan 3 4 0 0 3 4 0 0 0 0

Kranggan 6 8 2 3 4 5 0 0 0 0

Miji 6 8 0 0 3 4 0 0 0 0
Prajurit
2 3 0 0 2 3 0 0 0 0
Prajurit Kulon
1
Kulon
Blooto 3 4 0 0 2 3 0 0 0 0

Mentikan 3 4 0 0 3 4 0 0 0 0

Kauman 6 8 0 0 3 4 0 0 0 0

Pulorejo 2 3 0 0 2 3 0 0 0 0

Jumlah 31 39 2 3 22 28 0 0 0 0
Sumber : Hasil Perhitungan

IV - 14
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.8 Proyeksi Fasilitas Kota Mojokerto Tahun 2021 (lanjutan)

Perkantoran Kesehatan Pendidikan Peribadatan Perindustrian


Desa/ Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
No. Kecamatan Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas
Kelurahan tahun tahun tahun tahun tahun
Awal Awal Awal Awal Awal
2021 2021 2021 2021 2021

Meri 2 3 0 0 2 3 10 13 2 3

Gunung
2 3 0 0 2 3 8 10 3 4
Gedangan

Kedundung 3 4 0 0 2 3 10 13 4 5

Balongsari 3 4 0 0 3 4 0 0 0 0

Jagalan 5 6 1 1 4 5 0 0 0 0
2 Magersari
Sentanan 5 6 1 1 3 4 0 0 0 0

Purwotengah 6 8 1 1 4 5 0 0 0 0

Gedongan 4 5 0 0 3 4 0 0 0 0

Magersari 5 6 2 3 3 4 0 0 0 0

Wates 6 8 1 1 4 5 12 15 3 4

Jumlah 41 51 6 8 30 38 40 50 12 15

Jumlah Fasilitas 72 90 8 10 52 65 40 50 12 15

Sumber : Hasil Perhitungan

IV - 15
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

IV.3 Pembagian Blok Pelayanan


Untuk mempermudah pelayanan dalam perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum,
maka daerah pelayanan ini dibagi menjadi blok-blok pelayanan. Pada perencanaan ini
periode perencanaan adalah 10 tahun, mulai tahun 2011 sampai tahun 2021. Pembagian blok
tersebut memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah:
a. Kepadatan penduduk dari luas daerah terbangun pada tiap desa/kelurahan
b. Topografi yang ada (untuk memudahkan dalam membuat jaringan pipa yang ada)
c. Tata guna lahan dari tiap desa/kelurahan tersebut (diwakili oleh luas daerah
terbangun pada tiap desa/kelurahan).
d. Batas wilayah desa/kelurahan juga terlalu diperhatikan, karena dalam 1 blok belum
tentu mencakup 100 % persen dari tiap desa/kelurahan yang ingin dilayani saja.
Untuk lebih jelasnya, pembagian blok pelayanan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Pembagian Blok Pelayanan Kota Mojokerto 2021


Jumlah
Jumlah Jumlah
Penduduk
Proyeksi Persentase Penduduk Penduduk
Blok Kelurahan Terlayani per
Penduduk Wilayah (%) Terlayani (%) Terlayani per
Kelurahan
2020 (jiwa) Blok (jiwa)
(jiwa)
Kauman 3.809 100 80 3.047
I 7.162
Mentikan 8.572 60 80 4.115

Purwo Tengah 1.929 100 80 1.543

II Gedongan 3.057 50 80 1.223 7.333

Magersari 6.942 40 80 2.221

Sentanan 2.932 100 80 2.346

III Jagalan 3.558 100 80 2.846 6.644

Balongsari 9.073 20 80 1.452

Magersari 6.942 60 80 3.332

IV Wates 23.361 30 80 5.607 9.428

Gedongan 3.057 20 80 489

Gedongan 3.057 30 80 734

V Kedundung 15.340 35 80 4.295 9.384

Balongsari 9.073 60 80 4.355

Kedundung 15.340 35 80 4.295


VI 8.033
Wates 23.361 20 80 3.738

VII Wates 23.361 45 80 8.410 8.410


Sumber : Hasil Perhitungan

IV - 16
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.9 Pembagian Blok Pelayanan Kota Mojokerto 2021 (lanjutan)


Jumlah
Jumlah Jumlah
Penduduk
Proyeksi Persentase Penduduk Penduduk
Blok Kelurahan Terlayani per
Penduduk Wilayah (%) Terlayani (%) Terlayani per
Kelurahan
2020 (jiwa) Blok (jiwa)
(jiwa)
Kedundung 15.340 30 80 3.682

VIII Gunung Gedangan 7.694 50 80 3.078 8.151

Meri 8.697 20 80 1.392

Miji 10.452 45 80 3.763


IX 6.705
Kranggan 14.713 25 80 2.943

Kranggan 14.713 50 80 5.885


X 7.558
Miji 10.452 20 80 1.672

Miji 10.452 35 80 2.927

Balongsari 9.073 40 80 2.903


XI 8.987
Kranggan 14.713 15 80 1.766

Meri 8.697 20 80 1.392

Meri 8.697 50 80 3.479


XII 6.556
Gunung Gedangan 7.694 50 80 3.078

Prajurit Kulon 7.945 50 80 3.178

XIII Blooto 6.441 40 80 2.061 9.329

Surodinawan 6.817 75 80 4.090

Pulorejo 8.321 65 80 4.327


XIV 7.070
Mentikan 8.572 40 80 2.743

Jumlah 110.749

Sumber : Hasil Perhitungan

IV.4 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih


Dalam perencanaan sistem distribusi air minum digunakan dasar-dasar bentuk acuan, yaitu:
1. Perkiraan pengembangan kota dan taat guna lahan berdasarkan kondisi kota sekarang
dan prospeknya di masa yang akan datang,
2. Kondisi fisik kota seperti topografi, potongan jaringan jalan dan sebagainya,
3. Kepadatan penduduk pada awal perencanaan dan proyeksi pertambahan penduduk kota
dalam jangka waktu perencanaan 10 tahun,
4. Aktivitas penduduk dan faktor lingkungan lainnya di daerah tersebut, misalnya keadaan
sosial ekonomi,
5. Perencanaan harus seekonomis mungkin.
Perhitungan kebutuhan air didasarkan peda perhitungan beberapa hal yang meliputi:

IV - 17
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Kebutuhan domestik
2. Kebutuhan non domestik
3. Kebutuhan air untuk kebocoran
Ada dua fasilitas pendistribusian air minum untuk masyarakat, yaitu:
a. Fasilitas perpipaan : sambungan rumah
b. Fasilitas non pipa : kran umum
Pada perencanaan ini akan digunakan fasilitas perpipaan yang terdiri dari sambungan rumah
(SR) dan Kran Umum (KU). Pada tahun 2021 prosentase penduduk yang dilayani adalah 80%
dari jumlah penduduk, dengan prosentase 80% untuk sambungan umum, 20% untuk kran
umum, fasilitas umum, komersial dan industri. Distribusi air minum dalam perencanaan ini
direncanakan untuk melayani:
1. Kebutuhan domestik
Yaitu perumahan penduduk, data perencanaan ini kebutuhan air tiap orang
dimana berdasarkan tabel sebesar 150 L/orang.hari untuk sambungan rumah dan
30 L/orang.hari untuk kebutuhan umum (seperti kran umum).
2. Kebutuhan non domestik
Yaitu fasilitas umum, sosial, komersial dan industri.

IV.4.1 Kebutuhan Air Bersih Domestik


Dalam sistem distribusi air minum ini menggunakan fasilitas perpipaan yang terdiri
dari sambungan rumah dan kran umum. Berdasarkan jumlah penduduk kota Mojokerto pada
tahun perencanaan yakni antara 100.000–250.000 maka kriteria perencanaan Sambungan
Rumah (SR) dan Kran Umum (KU) adalah sebagai berikut:
1. Sambungan Rumah (SR) :
- melayani 80% dari jumlah penduduk yang terlayani
- Kebutuhan air setiap orang adalah 150 L/orang.hari
- I unit SR untuk 5 orang
2. Sambungan Kran Umum (KU):
- melayani 20% dari jumlah penduduk yang terlayani
- kebutuhan air bersih sebesar 30 L/orang.hari
- 1 unit KU untuk 150 orang
Adapun contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
Blok I (tahun 2021)
Asumsi yang dibuat:
 Blok I terdiri atas kelurahan Kauman dan Mentikan. Kelurahan Kauman yang
termasuk blok I dipersentasekan 100%, sedangkan Kelurahan Mentikan 70%.
Masing-masing kelurahan, jumlah penduduk yang terlayani adalah 90% dari
wilayah yang terlayani.

IV - 18
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Untuk sambungan rumah dan kran umum, asumsi yang digunakan adalah
menggunakan ketentuan kota sedang wilayah Mojokerto berdasarkan
jumlah penduduknya.
1. Jumlah penduduk terlayani dalam blok = (100% x 90% x 3.809) +
(70% x 90% x 8.572)
= 8.828 orang
2. Jumlah penduduk terlayani SR = 80% x 8.828 orang
= 7.063 orang
Kebutuhan air bersih untuk SR = (150 x 7.603)/86400
= 12,26 L/detik
Jumlah SR = 7.063/ 5
= 1.413 unit SR
3. Jumlah penduduk terlayani KU = 20% x 8.828
= 1.766 orang
Kebutuhan air bersih untuk KU = (30 x 1.766)/86400
= 0,61 L/detik
Jumlah KU = 1.766/ 150
= 12 unit KU
4. Kebutuhan air domestik
Q domestik = Q sambungan rumah + Q kran umum
= 12,26 L/detik + 0,61 L/detik
= 12,87 L/detik

IV.4.2. Kebutuhan Air Non Domestik


Untuk perencanaan kebutuhan air non domestik sistem distribusi air minum kota
Mojokerto, Asumsi kebutuhan air non domestik masing-masing bidang, sekaligus asumsi
jumlah orang yang terlibat dalam fasilitas tersebut adalah sebesar:
a. Pendidikan: 20 L/orang/hari, diasumsikan ada 300 orang.
b. Perkantoran: 10 L/orang/hari, diasumsikan ada 100 orang.
c. Kesehatan: 200 L/orang/hari, diasumsikan ada 200 orang.
d. Peribadatan: 20 L/orang/hari, diasumsikan 150 orang.
e. Perindustrian: 70 L/orang/hari, diasumsikan 250 orang

IV.4.3. Kebutuhan Air Untuk Kebocoran


Kebocoran pada tahun 2021 direncanakan sebesar 20% dari kebutuhan air domestik
ditambah dengan kebutuhan air non domestik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
tabel perhitungan Kebutuhan Air (4.10).
Keterangan tabel 4.10

IV - 19
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1 = Data: Blok berasal dari peta


2 = Data: Pembagian blok terhadap masing-masing kelurahan
3 = Hasil Perhitungan: Jumlah proyeksi penduduk masing-masing kelurahan
4 = Perencanaan: Persentase wilayah terlayani
5 = Perencanaan: Persentase penduduk terlayani
6 = (4) x (5) x (6)
7 = Jumlah (6)
8 = 80% x (7)
9 = (8) / 5 orang
10 = (8) x (150 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
11 = 20% x (7)
12 = (11) / 150 orang
13 = (11) x (30 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
14 = (10) + (13)
15 = Data: Jumlah fasilitas perkantoran per kelurahan
16 = (15) x (100 orang) x (10 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
17 = Jumlah (16) tiap kelurahan dalam satu blok
18 = Data: Jumlah fasilitas kesehatan per kelurahan
19 = (18) x (250 orang) x (200 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
20 = Jumlah (19) tiap kelurahan dalam satu blok
21 = Data: Jumlah fasilitas pendidikan per kelurahan
22 = (21) x (300 orang) x (20 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
23 = Jumlah (21) tiap kelurahan dalam satu blok
24 = Data: Jumlah fasilitas peribadatan per kelurahan
25 = (24) x (150 orang) x (20 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
26 = Jumlah (23) tiap kelurahan dalam satu blok
27 = Data: Jumlah fasilitas perindustrian per kelurahan
28 = (27) x (250 orang) x (70 L/orang.hari) / (86400 detik/hari)
29 = Jumlah (25) tiap kelurahan dalam satu blok
30 = (17) + (20) + (23) + (26) + (29)
31 = (14) + (30)
32 = 20% x (31)
33 = (31) + (32)
34 = 1,25 x (33)
35 = 1,75 x (33)

IV - 20
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.10 Kebutuhan Air Bersih Kota Mojokerto

Kebutuhan Penduduk (Kebutuhan Air Domestik) Kebutuhan Fasilitas (Kebutuhan Air Non-domestik)

Jumlah Penduduk Terlayani per Kelurahan (jiwa)

Jumlah Penduduk Terlayani per Blok (jiwa)


Jumlah Proyeksi Penduduk 2021 (jiwa)
Pelayanan SR Pelayanan KU Perkantoran Kesehatan Pendidikan Peribadatan Perindustrian

Kebutuhan Air Bersih Total (L/detik)


Total Kebutuhan Air Non-domestik (L/detik)

Debit harian maksimum (L/detik)


Debit rata-rata harian (L/detik)
Total Kebutuhan Air Domestik (L/detik)

Debit jam puncak (L/detik)


Penduduk Terlayani (%)

Kebocoran air (L/detik)


Persentase Wilayah (%)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)


Jumlah penduduk terlayani (jiwa)

Jumlah penduduk terlayani (jiwa)


Kelurahan

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)


Jumlah Sambu-ngan (unit)

Jumlah Sambu-ngan (unit)


Blok

Jumlah Fasilitas (unit)


Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Kauman 3.809 100 90 3.428 8 0,09 0 0,00 3 0,21 0 0,00 0 0,00


I 8.828 7.063 1.413 12,26 1.766 12 0,61 12,87 0,14 0,00 0,42 0 0 0,56 13,43 2,69 16,12 20,15 28,20
Mentikan 8.572 70 90 5.400 4 0,05 0 0,00 3 0,21 0 0,00 0 0,00

Purwo Tengah 1.929 100 90 1.736 8 0,09 1 0,58 3 0,21 0 0,00 0 0,00

II Gedongan 3.057 50 90 1.376 8.250 6.600 1.320 11,46 1.650 11 0,57 12,03 2 0,02 0,13 0 0,00 2,31 0 0,00 0,35 0 0,00 0 0 0,00 0 2,79 14,82 2,96 17,78 22,23 31,12

Magersari 6.942 40 90 2.499 1 0,01 3 1,74 2 0,14 0 0,00 0 0,00

Sentanan 2.932 100 90 2.639 6 0,07 1 0,58 3 0,21 0 0,00 0 0,00

III Jagalan 3.558 100 90 3.202 7.474 5.979 1.196 10,38 1.495 10 0,52 10,90 6 0,07 0,14 1 0,58 1,16 3 0,21 0,42 0 0,00 0 0 0,00 0 1,71 12,61 2,52 15,14 18,92 26,49

Balongsari 9.073 20 90 1.633 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Magersari 6.942 60 90 3.749 5 0,06 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00

IV Wates 23.361 30 90 6.307 10.606 8.485 1.697 14,73 2.121 14 0,74 15,47 8 0,09 0,15 1 0,58 0,58 0 0,00 0,14 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,87 16,34 3,27 19,60 24,50 34,31

Gedongan 3.057 20 90 550 0 0,00 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00

Gedongan 3.057 30 90 825 3 0,03 0 0,00 2 0,14 0 0,00 0 0,00

V Kedundung 15.340 35 90 4.832 9.740 7.792 1.558 13,53 1.948 13 0,68 14,20 5 0,06 0,09 0 0,00 0 2 0,14 0,42 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,51 14,71 2,94 17,66 22,07 30,90

Balongsari 9.073 50 90 4.083 0 0,00 0 0,00 2 0,14 0 0,00 0 0,00

Kedundung 15.340 35 90 4.832 0 0,00 0 0,00 2 0,14 5 0,17 2 0,41


VI 9.037 7.230 1.446 12,55 1.807 12 1,05 13,60 0,00 0,00 0,42 0,38 0,81 1,61 15,21 3,04 18,25 22,81 31,93
Wates 23.361 20 90 4.205 0 0,00 0 0,00 4 0,28 6 0,21 2 0,41

VII Wates 23.361 45 90 9.461 9.461 7.569 1.514 13,14 1.892 13 1,10 14,24 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00 6 0,42 0,42 9 0,31 0,31 2 0,41 0,41 1,13 15,37 3,07 18,44 23,05 32,28

Kedundung 15.340 30 90 4.142 0 0,00 0 0,00 1 0,07 8 0,28 3 0,61

Gunung
VIII 7.694 50 90 3.462 9.170 7.336 1.467 12,74 1.834 12 1,06 13,80 0 0,00 0,00 0 0,00 0 2 0,14 0,35 4 0,14 0,63 0 0,00 1,22 2,19 15,98 3,20 19,18 23,98 33,57
Gedangan

Meri 8.697 20 90 1.565 0 0,00 0 0,00 2 0,14 6 0,21 3 0,61

Miji 10.452 45 90 4.233 3 0,03 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00


IX 7.543 6.035 1.207 10,48 1.509 10 0,52 11,00 0,07 1,74 0,14 0 0 1,94 12,95 2,59 15,53 19,42 27,19
Kranggan 14.713 25 90 3.310 3 0,03 3 1,74 1 0,07 0 0,00 0 0,00

IV - 21
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 4.10 Kebutuhan Air Bersih Kota Mojokerto (lanjutan)

Kebutuhan Penduduk (Kebutuhan Air Domestik) Kebutuhan Fasilitas (Kebutuhan Air Non-domestik)

Jumlah Penduduk Terlayani per Kelurahan (jiwa)

Jumlah Penduduk Terlayani per Blok (jiwa)


Jumlah Proyeksi Penduduk 2021 (jiwa)
Pelayanan SR Pelayanan KU Perkantoran Kesehatan Pendidikan Peribadatan Perindustrian

Kebutuhan Air Bersih Total (L/detik)


Total Kebutuhan Air Non-domestik (L/detik)

Debit harian maksimum (L/detik)


Debit rata-rata harian (L/detik)
Total Kebutuhan Air Domestik (L/detik)

Debit jam puncak (L/detik)


Penduduk Terlayani (%)

Kebocoran air (L/detik)


Persentase Wilayah (%)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)

Pemakaian rata-rata per blok (L/detik)


Jumlah penduduk terlayani (jiwa)

Jumlah penduduk terlayani (jiwa)


Kelurahan

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)

Pemakaian rata-rata (L/detik)


Jumlah Sambu-ngan (unit)

Jumlah Sambu-ngan (unit)


Blok

Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)

Jumlah Fasilitas (unit)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Kranggan 14.713 50 90 6.621 3 0,03 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00


X 8.502 6.802 1.360 11,81 1.700 11 0,59 12,40 0,07 0,00 0,14 0 0 0,21 12,61 2,52 15,13 18,91 26,48
Miji 10.452 20 90 1.881 3 0,03 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00

Miji 10.452 35 90 3.292 2 0,02 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00

Balongsari 9.073 30 90 2.450 2 0,02 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00


XI 9.294 7.435 1.487 12,91 1.859 12 1,08 13,98 0,10 0,00 0,28 0,00 0,00 0,38 14,37 2,87 17,24 21,55 30,17
Kranggan 14.713 15 90 1.986 2 0,02 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00

Meri 8.697 20 90 1.565 3 0,03 0 0,00 1 0,07 0 0,00 0 0,00

Meri 8.697 50 90 3.914 0 0,00 0 0,00 2 0,14 7 0,24 0 0,00


XII 7.376 5.901 1.180 10,24 1.475 10 0,51 10,76 0,00 0 0,35 0,45 0,81 1,61 12,37 2,47 14,84 18,55 25,97
Gunung
7.694 50 90 3.462 0 0,00 0 0,00 3 0,21 6 0,21 4 0,81
Gedangan

Prajurit Kulon 7.945 50 90 3.575 4 0,05 0 0,00 5 0,35 0 0,00 0 0,00

XIII Blooto 6.441 40 90 2.319 10.495 8.396 1.679 14,58 2.099 14 0,73 15,31 4 0,05 0,15 0 0,00 0 5 0,35 1,04 0 0,00 0 0 0,00 0 1,19 16,50 3,30 19,80 24,75 34,65

Surodinawan 6.817 75 90 4.601 5 0,06 0 0,00 5 0,35 0 0,00 0 0,00

Jumlah 115.778 90 10 70 51 16 16,70 187,3 37,45 224,71 280,9 393,2

Sumber: Hasil Perhitungan

IV - 22
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB V
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN PIPA, RESERVOAR, DAN POMPA

VI.1 Analisa Jaringan Pipa Induk

Analisa jaringan pipa induk ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
perhitungan manual dan perhitungan dengan komputer. Cara manual digunakan untuk
menganalisa kesesuaian diameter rencana untuk mengalirkan debit minimum (Qmin) dengan
kontrol kecepatan. Sedangkan dengan program komputer digunakan untuk mendapatkan
dimensi pipa yang tepat, efisien dan ekonomis seuai dengan kriteria perencanaan yang
digunakan/dipakai.

VI.1.1 Analisa Hardy Cross Secara Manual


Untuk mendapatkan dimensi pipa yang tepat, maka metode Hardy Cross ini dapat
digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :
 Keakuratan hasil perhitungan
 Kemudahan dalam melakukan perhitungan
 Umum digunakan dalam perhitungan analisa jaringan pipa induk
Adapun persamaan-persamaan yang digunakan dalam metode Hardy-Cross antara lain :
1. Persamaan Mass Balance
Untuk mengasumsi arah aliran, dengan persamaan ini debit aliran masuk sama dengan
debit aliran keluar (Qin = Qout).
2. Persamaan Kontinuitas
Q=AxV
Dimana :
Q : debit aliran (m3/detik)
A : luas penampang (m2)
V : kecepatan aliran (m/detik)
3. Persamaan Hazen-William

L x Q 1.85
Hf 
(0,00155 x C x D 2.63 )1.85
Dimana : L = Panjang pipa (m)
Q = Debit (liter/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = Diameter pipa (cm)
Hf = Head loss (m)
4. Koreksi debit

  Hf
ΔQ 
1,85  Hf 
 Q

V-1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Dimana : Hf = Headloss (m)


Q = Debit (liter/detik)
Q = Selisih debit (liter/detik)
Qkoreksi = Q + ∆Q
Cara Perhitungan :
1. Asumsikan arah dan debit aliran setiap pipa dalam sistem jaringan dengan jumlah debit
masuk pada tiap sambungan sama dengan debit keluar sambungan pipa.
2. Pilihlah loop per loop dalam sistem dan hitung headloss berdasarkan debit asumsi dengan
memperhatikan arah aliran :
 arah aliran searah jarum jam = “+”
 arah aliran berlawanan arah jarum jam = “-“
3. Tanpa memperhatikan tanda, hitunglah nilai Hf/Q atau kQ1,85
4. Hitung ∆Q dan Qkoreksi serta koreksi nilai Q tiap trial
5. Ulangilah prosedur di atas untuk setiap loop, sehingga debit koreksi yang diperoleh
nilainya kecil sekali (∆Q ≤ 0,01)
Pada perencanaan ini bentuk jaringan pipa distribusi beserta arah loop dapat dilihat
pada lampiran.
Contoh Perhitungan:
Trial 1 - Loop 1 – Pipa B-C
 L = 400 m
 Q asumsi = 215,23 liter/detik
 v = 1 m/ detik
maka: D2 = 4Q : 3,14 v
= ( 4 x 215,23 liter/detik) : ( 3,14 x 1 m/ detik)
Dterpakai = 630 mm
L
Hf =  Q 1.85
0,00155 120  D  2.63 1.85

400
=  215,231.85 = 0,3270693 m
0,00155  120  0,63 
2.63 1.85

Hf 0,3270693
 = 215,25
Q 215,23 / 1000
Bila semua jalur pada Loop 1 telah dihitung, maka dapat ditentukan Hf dan (Hf/Q).
Sehingga Q dapat ditentukan dengan persamaan:


Q  
 Hf 

  ( Hf / Q) x1,85 
 
= 0,000 liter/detik
Q koreksi = 215,25 + (0,02) = 215,25 liter/detikik

V-2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Dengan menggunakan cara yang sama, maka perhitungan untuk loop – loop selanjutnya
dapat dilihat pada tabel perhitungan Hardy Cross dibawah ini :
Tabel 6.1 Perhitungan Hardy Cross
Trial 1

Panjang Arah Debit Asumsi Diameter yang


Jalur Hf (m) Hf/Q ΔQ Koreksi
pipa (m) Aliran (L/ detik) digunakan (mm)

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Loop I
A-B 1482,27 - 215,23 630 -1,2120126 -5,6312436 -0,0127 215,217
B-C 861,22 + 79,95 450 0,5794605 7,2477862 -0,0127 79,937
C-D 1866,95 + 61,29 400 1,3626416 22,232691 -0,0127 61,277
E-D 922,92 - 20,54 225 -1,4649806 -71,323302 -0,0127 20,527
B-E 1758,96 - 117,98 630 -0,4729455 -4,0086922 -0,0127 117,967
-1,2078366 -51,482761
Loop II
D-F 1125 + 66,32 450 0,5356615 8,0769228 -0,0008 66,319
F-G 1000 + 46,72 355 0,7894875 16,898276 -0,0008 46,719
G-H 1280 + 28,47 280 1,2825681 45,04981 -0,0008 28,469
H-I 800 + 10,03 160 1,7711363 176,58388 -0,0008 10,029
I-P 1000 - 3,31 90 -4,6796774 -1413,7998 -0,0008 3,309
P-E 2000 - 82,55 450 -1,42775 -17,295578 -0,0008 82,549
-1,7285739 -1184,4865
Loop III
Q-J 900 + 38,73 355 0,5022216 12,96725 -0,0020 38,728
J-K 2500 + 26,85 280 2,2477117 83,713656 -0,0020 26,848
K-L 2000 + 15,22 225 1,8232831 119,79521 -0,0020 15,218
L-M 1200 - 7,58 160 -1,5824302 -208,76387 -0,0020 7,578
M-Q 3000 - 40,51 315 -3,2544864 -80,337852 -0,0020 40,508
-0,2637002 -72,625609
Loop IV
M-N 1359,1 + 21,8 250 1,4425134 66,170341 0,0086 21,809
L-O 1492,92 + 10,8 200 1,2797057 118,49127 0,0086 10,809
N-O 1006,62 - 1,8 110 -0,5749428 -319,41266 0,0086 1,809
2,1472763 -134,75106

V-3
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Trial 2

Diameter
Debit
Panjang Arah yang
Jalur Asumsi Hf (m) Hf/Q ΔQ Koreksi
pipa (m) Aliran digunakan
(L/ detik)
(mm)

1 2 3 4 5 6 7 8,0000 9
Loop I
A-B 1480 + 215,23 570 1,969354269 9,1499989 0,0004 215,230
B-C 860 - 79,95 407 -0,943261421 -11,798142 0,0004 79,950
C-D 1870 + 61,29 361,8 2,224255475 36,290675 0,0004 61,290
E-D 925 - 20,54 203,4 -2,399230967 -116,80774 0,0004 20,540
B-E 1780 - 117,98 570 -0,778856538 -6,6015981 0,0004 117,980
-
0,072260818
89,766805
Loop II
D-F 1125 + 66,32 407 0,873201222 13,166484 -0,0007 66,319
F-G 1005 + 46,72 321,2 1,291014098 27,633007 -0,0007 46,719
G-H 1280 + 28,47 253,2 2,092546888 73,500066 -0,0007 28,469
H-I 810 + 10,03 144,6 2,934228755 292,54524 -0,0007 10,029
I-P 975 - 3,31 81,4 -7,437798617 -2247,0691 -0,0007 3,309
P-E 1820 - 82,55 407 -2,117958454 -25,656674 -0,0007 82,549
-
-2,364766107
1865,8809
Loop III
Q-J 900 + 38,73 321,2 0,817174976 21,099276 -0,0024 38,728
J-K 2310 + 26,85 253,2 3,388498758 126,20107 -0,0024 26,848
K-L 2000 + 15,22 203,4 2,97931632 195,75009 -0,0024 15,218
L-M 1260 - 7,58 144,6 -2,718696946 -358,66714 -0,0024 7,578
M-Q 2880 - 40,51 285 -5,084356852 -125,50869 -0,0024 40,508
-
-0,618063745
141,12539
Loop IV
M-N 1360 - 21,8 226,2 -2,348554953 -107,73188 -0,0015 21,799
L-O 1500 + 10,8 180,8 2,10100612 194,5376 -0,0015 10,799
N-O 1010 - 1,8 99,4 -0,944480744 -524,71152 -0,0015 1,799
-1,192029577 -437,9058
Sumber: Hasil Perhitungan
VI.1.2 Analisa Dengan Komputer (Program Epanet)
Dalam perhitungan epanet diameter yang digunakan adalah diameter dalam pipa sesuai yang
tertera pada Tabel 6.2. Perhitungan dengan epanet dilakukan baik untuk debit pada rata-rata
harian maupun pada jam puncak. Hal ini dikarenakan agar diameter pipa yang digunakan mampu
untuk mengalirkan debit tidak hanya pada waktu rata-rata harian saja tetapi juga pada waktu jam
puncak.

V-4
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 6.2 Outside diameter yang ada di pasaran


Outside Inside Outside Inside
Diameter Diameter Diameter Diameter

(mm) (mm) (mm) (mm)

160 144,6 355 321,2

200 180,8 400 361,8

225 203,4 450 407

250 226,2 500 452,2

280 253,2 650 570

315 285

Sumber : Maspion
Berikut cara penggunaannya:
a. Buka program EPANET 2.0.
b. Setelah muncul tampilan program EPANET 2.0 yang pertama kali dilakukan adalah
mengeset Dimension dan Default-nya sesuai satuan dan persamaan yang kita gunakan.
c. Untuk membuka Dimension, klik View pada toolbar, pilih Dimension. Selanjutnya akan
muncul tampilan seperti Gambar 6.1 Pilihlah Map Units dalam meter. Ini menunjukkan
satuan yang dipakai nanti adalah dalam meter.
Dengan cara yang sama pada Toolbar – Project – Default, akan muncul tampilan untuk
mengatur mengenai pipa, satuan aliran yang digunakan, dan lain-lain yang perlu untuk
diperhatikan.
Dimasukkan juga Demand Multiplier, Head Loss Formula dan Flow Units melalui
perintah yang sama pada Toolbar – Project – Default – Hydraulics (Gambar 6.2).

V-5
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 6.1 Menentukan Satuan Dimensi

Gambar 6.2 Menentukan Hydraulics


d. Masukkan peta daerah perencanaan melalui perintah backdrop, kemudian pilih peta
yang akan dimasukkan (Gambar 6.3).

V-6
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 6.3 Memasukkan Peta Daerah Perencanaan


e. Buatlah loop jaringan pipa distribusi dengan memasang node, reservoir/pompa, dan
pipa, atau aksesoris lain yang diperlukan pada peta.
f. Buka Property masing-masing node, pipa dan reservoir dengan meng-kliknya dua
kali. Masukkan data-data mengenai node, pipa dan reservoir:
 Untuk node perlu diisi data mengenai elevasi dan kebutuhan air
 Untuk pipa perlu diisi data mengenai panjang dan asumsi diameter
 Untuk reservoir perlu diisi data mengenai Total Head (elevasi + ketinggian
reservoir)
g. Setelah semua diisi, jalankan program (Run), bila sistemnya benar dan air dapat
mengalir, maka Run akan sukses. Akan tetapi tidak semudah itu, karena air yang
mengalir harus memenuhi kriteria yaitu dengan Velocity minimal 0.3 dan Pressure
minimal 10 m.

V-7
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 6.4 Menjalankan Program (Run)


h. Jika masih belum sesuai maka, ubah-ubahlah diameter pipa atau ketinggian dari table hingga
dapat memenuhi table.
i. Untuk menampilkan nilai dari Pressure, Velocity, Base Demand, Diameter, panjang pipa,
elevasi di table, dapat di klik kanan, pilih Option, pilih Notation, dan klik Node Value dan Links
Value. Kemudian klik pada data atau map dan meng-klik apa yang diinginkan. Jika
menginginkan data berupa table, klik pada Report, pilih Table, pilih Network Table Links atau
Network Table Nodes, kemudian pilih apa yang anda ingin masukkan dalam table.
Hasil analisa jaringan induk dengan program komputer dapat dilihat sebagai berikut:

V-8
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 6.5 Hasil Analisa Epanet pada Q rata-rata harian

V-9
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 6.3 Hasil Analisa Node pada Q rata-rata harian


Network Table – Nodes

Elevation Demand Pressure


Node ID Head (m)
(m) (LPS) (m)

Debit Sisa tekan Tekanan


Nama Node Elevasi (m)
(L/detik) (m) (m)

1 2 3 4 5
Junc J1 20 17,3 54,09 34,09
Junc J2 19,6 18,66 53,13 33,53
Junc J3 18 15,52 50,87 32,87
Junc J4 19 14,88 53,31 34,31
Junc J5 18,7 19,6 49,99 31,29
Junc J6 19,2 18,25 48,68 29,48
Junc J7 19 18,44 46,55 27,55
Junc J8 19,3 13,34 43,58 24,28
Junc J9 19,1 0 51,16 32,06
Junc J10 19 11,88 50,17 31,17
Junc J11 19,2 11,63 46,69 27,49
Junc J12 20 12 43,61 23,61
Junc J13 19,6 11,13 45,87 26,27
Junc J14 19,1 0 51 31,9
Junc J15 20 20 43,36 23,36
Junc J16 22 12,6 41,7 19,7
Junc JP 23 0 74,38 51,38
Resvr R1 23 -215,23 23 0
Sumber : Program Epanet

V - 10
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 6.4 Hasil Analisa Pipes pada Q rata-rata harian

Network Table – Links

Unit
Flow Velocity
Pipe ID Length (m) Diameter (mm) Roughness Headloss
(LPS) (m/s)
(m/km)

Kehilangan
Panjang D hitungan D terpakai Kekasaran Debit Kecepatan
Nama Pipa tekan
Pipa (m) (mm) (mm) pipa (L/detik) (m/detik)
(m/km)

1 2 3 4 5 6 7 8
Pipe PP 1482,27 570 630 120 215,23 0,84 1,35
Pipe P2 861,22 407 450 120 79,95 0,61 1,11
Pipe P3 1866,95 361,8 400 120 61,29 0,6 1,21
Pipe P4 922,92 203,4 225 120 -20,54 0,63 2,64
Pipe P5 1758,96 570 630 120 -117,98 0,46 0,44
Pipe P6 1125,59 407 450 120 66,32 0,51 0,79
Pipe P7 1004,47 321,2 355 120 46,72 0,58 1,31
Pipe P8 1278,36 253,2 280 120 28,47 0,57 1,66
Pipe P9 806,14 144,6 160 120 10,03 0,61 3,68
Pipe P10 973,21 81,4 90 120 -3,31 0,64 7,79
Pipe P11 1819,54 407 450 120 -82,55 0,63 1,18
Pipe P12 893,99 321,2 355 120 38,89 0,48 0,93
Pipe P13 2306,73 253,2 280 120 27,01 0,54 1,51
Pipe P14 2000,15 203,4 225 120 15,38 0,47 1,54
Pipe P15 1266,34 144,6 160 120 -6,79 0,41 1,79
Pipe P16 2879,65 285 315 120 -40,35 0,63 1,78
Pipe P17 1359,1 226,2 250 120 22,42 0,56 1,85
Pipe P18 1492,92 180,8 200 120 10,18 0,4 1,28
Pipe P19 1006,62 99,4 110 120 -2,42 0,31 1,65
Pipe P20 140,69 407 450 120 79,24 0,61 1,1
Sumber : Program Epanet
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, perhitungan baik dengan menggunakan metode hardy
cross maupun dengan program epanet hasilnya sama. Jadi, dapat digunakan salah satu metode
tersebut. Dalam hal ini, digunakan hasil analisa dengan program epanet dengan dimensi pipa yang
telah didapatkan sebelumnya.

VI.2 Reservoir

V - 11
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Daerah pelayanan

Jarak (m)

Gambar 6.6 Pemompaan Ground Reservoir ke Daerah Pelayanan


Reservoir distribusi diperlukan karena konsumsi air yang berfluktuasi. Manfaatnya adalah
menampung suplai air yang berlebihan pada saat pemakaian air di bawah konsumsi air rata-rata
serta untuk memberikan tekanan yang cukup pada setiap titik air agar air dapat memancar dengan
tekanan yang didinginkan.
Reservoir dapat diletakkan di atas permukaan tanah sebagai elevated atau di bawah
permukaan sebagai ground reservoir. Elevated reservoir diletakkan pada daerah yang berkontur
tinggi, sedang tinggi reservoir ditentukan oleh kehilangan tekanan yang terjadi sampai titik yang
paling kritis (titik terjauh) sehingga pada titik tersebut tekanan air yang keluar masih mencukupi.
Besarnya suplai dari jaringan PDAM adalah 100%, dengan anggapan aliran air mengalir
secara kontinu selama 24 jam sehingga dapat ditentukan prosentase air per jamnya yaitu:
Prosentase suplai air per jam = besar suplai / 24 jam
= 100 % / 24 jam
= 4,167 % tiap jam
Fluktuasi kebutuhan air setiap hari kota Mojokerto tahun 2021 adalah tercantum pada tabel
berikut ini.

V - 12
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 6.5 Kebutuhan Air Per Hari Kota Mojokerto Tahun 2021

Kumulatif
Suplai PDAM Pemompaan
Waktu (jam) Pemakaian Selisih (%) Kumulatif (%)
(%) (%)
Air (%)

1 2 3 4 5 6
00.00-01.00 4,167 4,167 0,5 -3,667 -3,667
01.00-02.00 4,167 8,334 1 -3,167 -6,834
02.00-03.00 4,167 12,501 1 -3,167 -10,001
03.00-04.00 4,167 16,668 2 -2,167 -12,168
04.00-05.00 4,167 20,835 5 0,833 -11,335
05.00-06.00 4,167 25,002 8 3,833 -7,502
06.00-07.00 4,167 29,169 10 5,833 -1,669
07.00-08.00 4,167 33,336 5 0,833 -0,836
08.00-09.00 4,167 37,503 4 -0,167 -1,003
09.00-10.00 4,167 41,67 3 -1,167 -2,17
10.00-11.00 4,167 45,837 3 -1,167 -3,337
11.00-12.00 4,167 50,004 5 0,833 -2,504
12.00-13.00 4,167 54,171 7 2,833 0,329
13.00-14.00 4,167 58,338 4 -0,167 0,162
14.00-15.00 4,167 62,505 3 -1,167 -1,005
15.00-16.00 4,167 66,672 5 0,833 -0,172
16.00-17.00 4,167 70,839 10 5,833 5,661
17.00-18.00 4,167 75,006 8 3,833 9,494
18.00-19.00 4,167 79,173 5 0,833 10,327
19.00-20.00 4,167 83,34 4 -0,167 10,16
20.00-21.00 4,167 87,507 3 -1,167 8,993
21.00-22.00 4,167 91,674 2 -2,167 6,826
22.00-23.00 4,167 95,841 1 -3,167 3,659
23.00-24.00 4,167 100,008 0,5 -3,667 -0,008
100 100
Sumber: Hasil Perhitungan
Dengan demikian, maka kapasitas reservoir adalah:
Kapasitas reservoir = Pengisian maks – Pengosongan maks
= 10,327 % - (-12,168 %)
= 22,495 %
= 23 %
Dengan demikian kapasitas reservoir adalah 23% dari Q produksi PDAM Kota Mojokerto yaitu
sama dengan Qrata-rata harian pada tahun 2021 yaitu 224,7 L/detik.
Kapasitas reservoir = 23 % x 224,7 L/detik x 86.400 / 1.000 m3/hari
= 4.465.2384 m3
= 4.466 m3
Dalam perencanaan ground reservoir ini, diupayakan rancangan tidak mengalami over
design sehingga nantinya mempunyai dimensi yang sesuai. Direncanakan 2 buah ground reservoir
dengan volume yang sama, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila salah satu harus dibersihkan
atau dalam perawatan. Dan juga dapat digunakan untuk menampung kebutuhan konsumsi air
selama 10 tahun yaitu tahun 2021. Sehingga volume tiap ground reservoir tersebut adalah :

V - 13
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Volume ground reservoir = 4.465.2384 m3 : 2


= 2.232,6192 m3
= 2.233 m3
Dengan perhitungan di atas didapatkan volume reservoir (VGR) = 2.233 m3, Ground reservoir
yang direncanakan berbentuk persegi panjang dengan dimensi sebagai berikut:
Panjang = 29 m
Lebar = 15 m
Tinggi =5m
Free-board (ruang udara)= 0,3 m

VI.3 Pompa
Pada perencanaan ini, pompa diperlukan untuk menaikkan air dari ground reservoir dengan
waktu pemompaan 24 jam. Dengan perhitungan epanet didapatkan dengan perhitungan bahwa
perencanaan ini membutuhkan 2 pompa yang dipasang paralel. Debit dan head masing-masing
pompa adalah sebagai berikut.
 Head pompa sesuai dengan perhitungan pada program epanet, yaitu 50 m.

Gambar 6.7 Penentuan Head Pompa Pada Epanet 2.0

224,7
 Debit pompa = =112,35 L/ detik.
2
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dipilih pompa yang sesuai dengan kriteria tersebut
yaitu pompa Grundfos 1.450 RPM 200 x 150 -500 sebanyak 2 buah.

V - 14
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 6.8 Kurva Karakteristik Pompa Grundfos

V - 15
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VI.4 Perhitungan Diameter Pipa Tapping


Contoh perhitungan diameter pipa tapping:
 Q tapping = 17,3 L/dtk
 Vasumsi = 1,25 m/dtk
Maka :
Q = A.V
= ¼ π D2 .V

4Q 4  (17,3 / 1.000)


D = 
 V 3.14  1.25
= 0.13 m
= 140 mm ( diameter yang ada dipasaran )
Dpasang = 140 mm
Vcek = Q : (¼π D2)

17,3
=
0,25 x3.14 x0,14 2
Vcek = 1,12 m/dtk (memenuhi)
Perhitungan selanjutnya untuk tiap node dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6.6 Perhitungan Diameter Pipa Tapping

Junction V asumsi Vcek (m/


Q (L/ detik) A (m2) D (m) D (mm)
ID (m/ detik) detik)

J1 17,3 1,25 0,0138 0,13 140 1,12


J2 18,66 1,25 0,0149 0,14 140 1,21
J3 15,52 1,25 0,0124 0,13 140 1,01
J4 14,88 1,25 0,0119 0,12 125 1,21
J5 19,6 1,5 0,0131 0,13 140 1,27
J6 18,25 1,25 0,0146 0,14 140 1,19
J7 18,44 1,25 0,0148 0,14 140 1,20
J8 13,34 1,25 0,0107 0,12 125 1,09
J9 0 0 0 0 0 0
J10 11,88 1,25 0,0095 0,11 110 1,25
J11 11,63 1,25 0,0093 0,11 110 1,22
J12 12 1,25 0,0096 0,11 110 1,26
J13 11,13 1,25 0,0089 0,11 110 1,17
J14 0 0 0 0 0 0
J15 20 1,25 0,0160 0,14 140 1,30
J16 12,6 1,25 0,0101 0,11 110 1,33
JP 0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil Perhitungan

V - 16
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB VI
DETAIL JUNCTION
VI.1 Simbol yang Digunakan
Aksesoris yang digunakan pada gambar detail junction umumnya digambarkan dengan
simbol-simbol tertentu. Simbol dari detail junction yang digunakan dalam perencanaan ini dapat
dilihat pada tabel dibawah.
Tabel. 7.1 Simbol Detail Junction
No Nama Fungsi

1 Digunakan bila ada 3 percabangan

Tee All Flange

2. Digunakan bila ada 2 percabangan

CI Pipe with Flange

3. Digunakan untuk belokan 450

Bend Flange 45o

4. Digunakan untuk belokan 900

Bend Flange 90o


Dipakai sebagai penyambung yang kuat
5. dan fleksibel, agar mudah melepas
Giboult Joint aksesoris didekatnya bila ada kerusakan

6. Mengatur debit air yang keluar/mengalir


Gate Valve

Untuk sambungan pipa diperbesar atau


7.
diperkecil
Reducer

Sambungan pipa yang masuk tembok, agar


8.
pegangan pipa kuat pada tembok
Flange with Thrust

Mengetahui besarnya debit air yang


9.
mengalir
Meter air

VI - 1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII.2 Detail Junction


Gambar detail junction menunjukkan jenis-jenis aksesoris yang digunakan pada tiap node yang ada
pada jaringan pipa distribusi, yang dapat dilihat pada tabel 7.2.
Tabel 7.2 Detail Junction Setiap Node

Junction ID Node Detail Junction Keterangan


1. Tapping
2. Giboult joint Ø140
3. Gate valve Ø140
Ø450 4. Reducer 160 x 140
Ø140 5. Reducer 250 x 160
J1
6. Reducer 315 x 250
Ø630 Ø630 7. Reducer 400 x 315
8. Giboult joint Ø450
9. Gate valve Ø450
10. Tee all flange 450 x 400 x
450
11. Giboult joint Ø630
12. Gate valve Ø630
13. Tee all flange 630 x 450 x
630
14. Gate valve Ø630
15. Giboult joint Ø630
16. Bend flange Ø400

VI - 2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø140


Ø400 2. Gate valve Ø140
Ø140 3. Reducer 160 x 140
J2
4. Reducer 250 x 160
5. Reducer 315 x 250
Ø450 6. Reducer 450 x 315
7. Bend flange 45o Ø450
8. Tee all flange 450 x 400 x
450
9. Reducer 450 x 400
10.Gate valve Ø400
11.Giboult joint Ø400
12.Reducer 450 x 400
13.Gate valve Ø450
14.Giboult joint Ø450

1. Giboult joint Ø400


2. Gate valve Ø400
Ø400 3. Reducer 450 x 400
Ø400
4. Reducer 450 x 355
J3 5. Reducer 355 x 280
6. Reducer 280 x 225
7. Bend flange 90o Ø225
Ø140 Ø225 8. Giboult joint Ø400
9. Gate valve Ø400
10. Tee all flange 450 x 400 x
450
11. Tee all flange 450 x 400 x
450
12. Gate valve Ø225
13. Giboult joint Ø225
14. Bend flange 45o Ø450
15. Reducer 450 x 315
16. Reducer 315 x 250
17. Reducer 250 x 160
18. Reducer 160 x 140
19. Gate valve Ø140
20. Giboult joint Ø140

VI - 3
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø125


2. Gate valve Ø125
3. Reducer 160 x 125
Ø225 4. Reducer 250 x 160
Ø125 5. Reducer 315 x 255
J4
6. Reducer 400 x 315
Ø630 Ø450 7. Bend flange 45o Ø400
8. Tee all flange 450 x 450 x
450
9. Gate valve Ø450
10. Giboult joint Ø450
11. Giboult joint Ø225
12. Gate valve Ø225
13. Reducer 280 x 225
14. Reducer 355 x 280
15. Reducer 450 x 355
16. Tee all flange 450 x 400
x 450
17. Reducer 630 x 450
18. Gate valve Ø630
19. Giboult joint Ø630
1. Giboult joint Ø140
2. Gate valve Ø140
3. Reducer 160 x 140
Ø140 Ø355 4. Reducer 250 x 160
J5 5. Reducer 315 x 250
6. Tee all flange 400 x 315 x
400
7. Gate valve Ø400
Ø400
8. Bend flange 90o Ø400
9. Reducer 400 x 355
10. Gate valve Ø355
11. Giboult joint Ø355

VI - 4
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø355


2. Gate valve Ø355
Ø140
3. Reducer 160 x 140
4. Tee all flange 355 x 280 x
355
J6 5. Bend flange 90o Ø355
6. Gate valve Ø280
7. Giboult joint Ø280
Ø280
Ø355 8. Reducer 355 x 280
9. Reducer 280 x 225
10. Reducer 225 x 160
11. Giboult joint Ø140
12. Gate valve Ø140

1. Giboult joint Ø140


2. Gate valve Ø140
3. Reducer 160 x 140
Ø280 4. Reducer 225 x 160
5. Reducer 280 x 225
Ø140 6. Giboult joint Ø280
J7 7. Gate valve Ø280
Ø160 8. Bend flange 90o Ø280
9. Reducer 280 x 225
10.Reducer 225 x 160
11.Gate valve Ø160
12.Giboult joint Ø160
13.Bend flange 45o Ø225
14.Tee all flange 280 x 225 x
280

VI - 5
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø160


2. Gate valve Ø160
Ø160 3. Tee all flange 160 x 125 x
160
J8
4. Bend flange 90o Ø160
5. Reducer 160 x 110
Ø90 6. Reducer 110 x 90
Ø125
7. Gate valve Ø90
8. Giboult joint Ø90
9. Bend flange 45o Ø125
10.Gate valve Ø125
11.Giboult joint Ø125

1. Giboult joint Ø90


2. Gate valve Ø90
3. Reducer 90 x 110
4. Reducer 110 x 140
5. Reducer 140 x 200
6. Reducer 200 x 225
7. Reducer 225 x 280
Ø90 8. Reducer 280 x 355
Ø450 9. Reducer 355 x 450
J9 10.Tee all flange 450 x 450 x
450
11.Gate valve Ø450
Ø450 12.Giboult joint Ø450
13.Gate valve Ø450
14.Giboult joint Ø450

VI - 6
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø450


2. Gate valve Ø450
Ø450 3. Tee all flange 450 x 400 x
Ø280 450
J14 4. Reducer 450 x 400
5. Reducer 400 x 315
6. Gate valve Ø315
Ø315 7. Giboult joint Ø315
8. Reducer 400 x 355
9. Reducer 355 x 280
10.Gate valve Ø280
11.Giboult joint Ø280

1. Giboult joint Ø110


Ø355 2. Gate valve Ø110
J10 3. Reducer 140 x 110
4. Reducer 160 x 140
5. Reducer 225 x 160
Ø280 6. Reducer 280 x 225
7. Bend flange 45o Ø280
Ø110 8. Giboult joint Ø355
9. Gate valve Ø355
10.Tee all flange 355 x 280 x
355
11.Bend flange 90o Ø355
12.Reducer 355 x 280
13.Gate valve Ø280
14.Giboult joint Ø280

VI - 7
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø110


2. Gate valve Ø110
Ø110
3. Reducer 140 x 110
Ø280
4. Reducer 160 x 140
5. Reducer 225 x 160
J11 6. Giboult joint Ø280
7. Gate valve Ø280
Ø225 8. Tee all flange 280 x 225 x
280
9. Bend flange 45o Ø225
10.Bend flange 90o Ø280
11.Reducer 280 x 225
12.Gate valve Ø225
13.Giboult joint Ø225

1. Giboult joint Ø110


2. Gate valve Ø110
Ø110
3. Reducer 140 x 110
4. Reducer 160 x 140
Ø160 5. Reducer 225 x 160
6. Giboult joint Ø160
J12 7. Gate valve Ø160
Ø200 Ø225 8. Tee all flange 225 x 225 x
225
9. Bend flange 45o Ø225
10.Reducer 225 x 160
11.Reducer 225 x 200
12.Gate valve Ø200
13.Giboult joint Ø200
14.Tee all flange 225 x 225 x
225
15.Gate valve Ø225
16.Giboult joint Ø225

VI - 8
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Giboult joint Ø250


2. Gate valve Ø250
3. Reducer 280 x 250
Ø280 4. Tee all flange 280 x 225 x
J13 280
5. Gate valve Ø280
Ø250
Ø110 6. Giboult joint Ø280
7. Tee all flange 280 x 225
280
Ø160 8. Reducer 225 x 160
9. Giboult joint Ø160
10.Bend flange 45o Ø225
11.Reducer 225 x 160
12.Reducer 160 x 140
13.Reducer 140 x 110
14.Gate valve Ø110
15.Giboult joint Ø110
16.Gate valve Ø160

1. Giboult joint Ø110


J15
2. Gate valve Ø110
Ø140 Ø250 3. Reducer 140 x 110
4. Reducer 200 x 140
5. Bend flange 45o Ø250
Ø110
6. Giboult joint Ø140
7. Gate valve Ø140
8. Reducer 280 x 140
9. Tee all flange 250 x 200 x
250
10.Gate valve Ø250
11.Giboult joint Ø250

1. Giboult joint Ø110


2. Gate valve Ø110
3. Tee all flange 110 x 110 x
Ø110 110
4. Bend flange 45o Ø110
J16 Ø110 5. Gate valve Ø110
6. Gilbout joint Ø110
7. Reducer 140 x 110
8. Reducer 200 x 140
Ø200
9. Gate valve Ø200
10.Giboult joint Ø200

1. Flange with thrust


2. Tee all flange
3. Gate valve
4. Meteran air
Penjelasan Tapping 5. Gate valve
6. Giboult joint
7. Tee all flange
8. Flange with thrust
9. Bend flange 90o
10.Gate valve
11.Bend flange 90o
Sumber: Hasil Analisa

VI - 9
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

BAB VI
BILL OF QUANTITY DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

VII.1 Perpipaan
Dalam perhitungan kebutuhan perpipaan, setelah dihitung panjang total selanjutnya
disesuaikan dengan ukuran panjang pipa di lapangan.
Contoh perhitungan:
 Pipa a1-A1 dengan diameter 630 mm.
 Panjang = 1.480 m
 Panjang pipa per batang =6m
 Jumlah batang = 1.480 / 6 batang
= 247 batang
 Harga satuan = Rp 2.763.580,-/batang
 Harga total = Rp 2.763.580 x 543
= Rp 1.501.545.133
Perhitungan selengkapnya terdapat pada tabel 7.1 berikut ini.
Tabel 7.1 Perhitungan BOQ dan RAB Perpipaan
Satuan Jumlah
Panjang
No Uraian Kegiatan Material Batang Batang Harga Satuan Harga Total
(m)
(m) (buah)

Perpipaan

1 Pipa Ø 90 mm PVC 975 4 244 Rp 98.120,00 Rp 23.916.750,00

2 Pipa Ø 110 mm PVC 1.010 4 253 Rp 134.501,00 Rp 33.961.502,50

3 Pipa Ø 160 mm PVC 2.070 6 345 Rp 188.630,00 Rp 65.077.350,00

4 Pipa Ø 200 mm PVC 1.500 6 250 Rp 291.230,00 Rp 72.807.500,00

5 Pipa Ø 225 mm PVC 2.925 6 488 Rp 364.620,00 Rp 177.752.250,00

6 Pipa Ø 250 mm PVC 1.360 6 227 Rp 437.570,00 Rp 99.182.533,33

7 Pipa Ø 280 mm PVC 3.590 6 598 Rp 547.060,00 Rp 327.324.233,33

8 Pipa Ø 315 mm PVC 2.880 6 480 Rp 674.560,00 Rp 323.788.800,00

9 Pipa Ø 355 mm PVC 1.905 6 318 Rp 866.260,00 Rp 275.037.550,00

10 Pipa Ø 400 mm PVC 1.870 6 312 Rp 1.092.350,00 Rp 340.449.083,33

11 Pipa Ø 450 mm PVC 3.805 6 634 Rp 1.355.200,00 Rp 859.422.666,67

12 Pipa Ø 630 mm PVC 3.260 6 543 Rp 2.763.580,00 Rp 1.501.545.133,33

Total biaya perpipaan Rp 4.100.265.352,50

Sumber: Hasil Perhitungan

VII - 1
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII.2 Aksesoris
Perhitungan kebutuhan aksesoris dalam perencanaan sistem distribusi air minum ini
mencakup semua aksesoris yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 7.2
berikut ini.
Tabel 7.2 Kebutuhan Aksesoris

Jumlah
No Uraian Kegiatan Material Satuan Harga Satuan Harga Total
(buah)

Tee All Flange


1 630 x 450 x 630 PVC buah 1 Rp 1.950.000,00 Rp 1.950.000,00
2 450 x 400 x 450 PVC buah 8 Rp 1.850.000,00 Rp 14.800.000,00
3 400 x 315 x 400 PVC buah 1 Rp 1.750.000,00 Rp 1.750.000,00
4 355 x 280 x 355 PVC buah 2 Rp 1.650.000,00 Rp 3.300.000,00
5 280 x 225 x 280 PVC buah 4 Rp 1.550.000,00 Rp 6.200.000,00
6 250 x 200 x 250 PVC buah 1 Rp 1.450.000,00 Rp 1.450.000,00
7 225 x 225 x 225 PVC buah 2 Rp 1.350.000,00 Rp 2.700.000,00
8 160 x 140 x 160 PVC buah 1 Rp 850.000,00 Rp 850.000,00
9 140 x 140 x 140 PVC buah 12 Rp 750.000,00 Rp 9.000.000,00
10 125 x 125 x 125 PVC buah 4 Rp 650.000,00 Rp 2.600.000,00
11 110 x 110 x 110 PVC buah 13 Rp 550.000,00 Rp 7.150.000,00
Jumlah Rp 51.750.000,00
Reducer
1 630 x 450 PVC buah 1 Rp 1.750.000,00 Rp 1.750.000,00
2 450 x 400 PVC buah 3 Rp 1.675.000,00 Rp 5.025.000,00
3 450 x 355 PVC buah 5 Rp 1.600.000,00 Rp 8.000.000,00
4 400 x 355 PVC buah 1 Rp 1.525.000,00 Rp 1.525.000,00
5 400 x 315 PVC buah 3 Rp 1.450.000,00 Rp 4.350.000,00
6 355 x 280 PVC buah 8 Rp 1.375.000,00 Rp 11.000.000,00
7 315 x 250 PVC buah 4 Rp 1.300.000,00 Rp 5.200.000,00
8 280 x 250 PVC buah 1 Rp 1.225.000,00 Rp 1.225.000,00
9 280 x 225 PVC buah 8 Rp 1.150.000,00 Rp 9.200.000,00
12 250 x 160 PVC buah 4 Rp 925.000,00 Rp 3.700.000,00
13 225 x 200 PVC buah 2 Rp 850.000,00 Rp 1.700.000,00
14 225 x 160 PVC buah 10 Rp 775.000,00 Rp 7.750.000,00
16 200 x 140 PVC buah 3 Rp 625.000,00 Rp 1.875.000,00
17 160 x 140 PVC buah 11 Rp 550.000,00 Rp 6.050.000,00
18 160 x 125 PVC buah 1 Rp 475.000,00 Rp 475.000,00
20 140 x 110 PVC buah 8 Rp 325.000,00 Rp 2.600.000,00
22 110 x 90 PVC buah 1 Rp 175.000,00 Rp 175.000,00
Jumlah Rp 50.950.000,00

VII - 2
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Bend Flange 90o


3 Diameter Ø 400 mm PVC buah 1 Rp 1.825.000,00 Rp 1.825.000,00
5 Diameter Ø 355 mm PVC buah 2 Rp 1.475.000,00 Rp 2.950.000,00
6 Diameter Ø 280 mm PVC buah 1 Rp 1.325.000,00 Rp 1.325.000,00
8 Diameter Ø 225 mm PVC buah 2 Rp 1.025.000,00 Rp 2.050.000,00
11 Diameter Ø 140 mm PVC buah 12 Rp 675.000,00 Rp 8.100.000,00
12 Diameter Ø 125 mm PVC buah 4 Rp 625.000,00 Rp 2.500.000,00
13 Diameter Ø 90 mm PVC buah 12 Rp 575.000,00 Rp 6.900.000,00
14 Diameter Ø 110 mm PVC buah 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Jumlah Rp 26.150.000,00
Bend Flange 45o
2 Diameter Ø 450 mm PVC buah 1 Rp 850.000,00 Rp 850.000,00
3 Diameter Ø 400 mm PVC buah 3 Rp 800.000,00 Rp 2.400.000,00
6 Diameter Ø 280 mm PVC buah 1 Rp 700.000,00 Rp 700.000,00
8 Diameter Ø 225 mm PVC buah 4 Rp 600.000,00 Rp 2.400.000,00
9 Diameter Ø 200 mm PVC buah 1 Rp 550.000,00 Rp 550.000,00
10 Diameter Ø 160 mm PVC buah 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
14 Diameter Ø 110 mm PVC buah 1 Rp 350.000,00 Rp 350.000,00
Jumlah Rp 7.750.000,00
Gate Valve
1 Diameter Ø 630 mm PVC buah 3 Rp 4.500.000,00 Rp 13.500.000,00
2 Diameter Ø 450 mm PVC buah 6 Rp 4.350.000,00 Rp 26.100.000,00
3 Diameter Ø 400 mm PVC buah 4 Rp 4.200.000,00 Rp 16.800.000,00
4 Diameter Ø 315 mm PVC buah 1 Rp 4.050.000,00 Rp 4.050.000,00
5 Diameter Ø 355 mm PVC buah 3 Rp 3.900.000,00 Rp 11.700.000,00
6 Diameter Ø 280 mm PVC buah 6 Rp 3.750.000,00 Rp 22.500.000,00
7 Diameter Ø 250 mm PVC buah 2 Rp 3.600.000,00 Rp 7.200.000,00
8 Diameter Ø 225 mm PVC buah 4 Rp 3.450.000,00 Rp 13.800.000,00
9 Diameter Ø 200 mm PVC buah 2 Rp 3.300.000,00 Rp 6.600.000,00
10 Diameter Ø 160 mm PVC buah 4 Rp 3.150.000,00 Rp 12.600.000,00
11 Diameter Ø 140 mm PVC buah 25 Rp 3.000.000,00 Rp 75.000.000,00
12 Diameter Ø 125 mm PVC buah 8 Rp 2.850.000,00 Rp 22.800.000,00
13 Diameter Ø 110 mm PVC buah 25 Rp 2.700.000,00 Rp 67.500.000,00
14 Diameter Ø 90 mm PVC buah 2 Rp 2.550.000,00 Rp 5.100.000,00
Jumlah Rp 305.250.000,00

VII - 3
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Giboult Joint
1 Diameter Ø 630 mm PVC Buah 3 Rp 1.650.000,00 Rp 4.950.000,00
2 Diameter Ø 450 mm PVC Buah 6 Rp 1.525.000,00 Rp 9.150.000,00
3 Diameter Ø 400 mm PVC Buah 4 Rp 1.400.000,00 Rp 5.600.000,00
4 Diameter Ø 315 mm PVC Buah 1 Rp 1.275.000,00 Rp 1.275.000,00
5 Diameter Ø 355 mm PVC Buah 3 Rp 1.150.000,00 Rp 3.450.000,00
6 Diameter Ø 280 mm PVC Buah 6 Rp 1.025.000,00 Rp 6.150.000,00
7 Diameter Ø 250 mm PVC Buah 2 Rp 900.000,00 Rp 1.800.000,00
8 Diameter Ø 225 mm PVC Buah 4 Rp 775.000,00 Rp 3.100.000,00
9 Diameter Ø 200 mm PVC Buah 2 Rp 650.000,00 Rp 1.300.000,00
10 Diameter Ø 160 mm PVC Buah 4 Rp 525.000,00 Rp 2.100.000,00
11 Diameter Ø 140 mm PVC Buah 18 Rp 400.000,00 Rp 7.200.000,00
12 Diameter Ø 125 mm PVC Buah 6 Rp 275.000,00 Rp 1.650.000,00
13 Diameter Ø 110 mm PVC Buah 19 Rp 150.000,00 Rp 2.850.000,00
14 Diameter Ø 90 mm PVC Buah 2 Rp 75.000,00 Rp 150.000,00
Jumlah Rp 50.725.000,00
Meter Air
11 Diameter Ø 140 mm PVC Buah 6 Rp 2.600.000,00 Rp 15.600.000,00
12 Diameter Ø 125 mm PVC Buah 2 Rp 2.450.000,00 Rp 4.900.000,00
13 Diameter Ø 90 mm PVC Buah 6 Rp 2.300.000,00 Rp 13.800.000,00
Jumlah Rp 34.300.000,00
Flange with thrust
11 Diameter Ø 140 mm PVC Buah 12 Rp 1.100.000,00 Rp 13.200.000,00
12 Diameter Ø 125 mm PVC Buah 4 Rp 1.000.000,00 Rp 4.000.000,00
13 Diameter Ø 90 mm PVC Buah 12 Rp 800.000,00 Rp 9.600.000,00
Jumlah Rp 26.800.000,00

Jumlah Biaya Total Aksesoris Rp 526.875.000,00


Sumber: Hasil Perhitungan

VII.3 Penggalian Pipa


Untuk penggalian pipa direncanakan pada keadaan tanah dengan kemiringan sesuai kontur
dari daerah yang akan dilayani , yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

B
B

Gambar 7.1 Penggalian Pipa

VII - 4
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Gambar 7.2 Potongan A-A galian tanah

L pipa
Gambar 7.3 Potongan B-B galian tanah
Tabel 7.3 Standar Urugan yang Diperkenankan
Diameter Abcd W A b C
(mm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
50-100 100-115 55-60 65-75 15 15
150-200 120-125 65-70 75 15 15
250-300 130-135 75-80 75 15 15
350-400 140-150 85-95 75 15 15
500-600 160-170 100-110 75 15 15
600-700 180-190 120-130 75 15 15
700-900 190-200 140-150 75 15 15
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum
Adapun contoh dari perhitungan untuk penggalian pipa dengan diameter 630 mm dapat dilihat
sebagai berikut:
 Lebar = 0,12 m
 Kedalaman = 1,8 m
 Luas galian = lebar x kedalaman
= 1,2 x 1,8 = 2,16 m2

VII - 5
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

 Volume galian/m = luas galian x panjang pipa


= 2,16 x 1
= 2,16 m3
VII.3.1 Urugan Tanah
Berikut adalah contoh perhitungan urugan tanah untuk pipa dengan diameter 630 mm :
 Lebar = 0,75 m
 Kedalaman = 1,2 m
 Luas galian = lebar x kedalaman
= 0,75 x 1,2
= 0,9 m2
 Volume tanah/m = luas galian x panjang pipa
= 0,9 x 1
= 0,9 m3
VII.3.2 Urugan Pasir
Berikut adalah contoh perhitungan urugan pasir untuk pipa dengan diameter 200 mm:
 Lebar = 1,05 m
 Kedalaman = 1,2 m
 Luas galian = lebar x kedalaman
= 1,05 x 1,2
= 1,26 m2
 Volume galian/m = luas galian x panjang pipa
= 1,26 x 1
= 1,26 m3
 Volume pipa/m = ¼ x π x D2 x panjang
= ¼ x 3.14 x 0,632 x 1
= 0,312 m3

 Volume pasir =  pasir (volume galian-volume pipa)

= 1,2 (1,26 - 0,312)


= 1,138 m3
VII.3.3 Tanah Dibuang
Perhitungan volume tanah yang dibuang sama dengan perhitungan volume pasir yang
dibutuhkan untuk urugan pasir. Jadi volume tanah yang dibuang untuk diameter 200 mm adalah:
 Volume tanah yang dibuang/m = 1,1381 m3
Untuk standar urugan yang digunakan dan penggalian pipa untuk diameter lainnya dapat
dilihat selengkapnya pada Tabel 7.4 dapat berikut ini:

VII - 6
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 7.4 Standar Urugan yang Diperkenankan


Diameter Kedalaman W a b c

No. (cm) (m) (cm) (cm) (cm) (cm)

1 125 mm 115 60 75 40 12,5

2 140 mm 115 60 75 40 14

3 160 mm 120 65 75 45 16

4 200 mm 125 70 75 50 20

5 225 mm 125 70 75 50 22,5

6 250 mm 130 75 75 55 25

7 280 mm 135 80 75 60 28

8 355 mm 140 85 75 65 35,5

9 400 mm 150 95 75 75 40

10 450 mm 150 95 75 75 45

11 630 mm 180 120 75 105 63

Untuk perhitungan lebih detail dan lengkap tentang penggalian pipa, terdapat pada tabel di
bawah ini.

VII - 7
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII - 8
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 7.5 Perhitungan BOQ dan RAB Penggalian Pipa


Uraian Kegiatan

Penggalian Tanah Urugan Tanah


Diameter Pipa
yang
Digunakan
(mm) Kedalaman Luas Galian Volume Galian Kedalaman [W] Luas Galian Volume Tanah
Material Lebar [W](m) Harga Satuan Harga Total Material Lebar [a] (m) Harga Satuan Harga Total
[abcd](m) (m2) Per Meter (m3) (m) (m2) Per Meter (m3)

630 1,2 1,8 2,16 2,16 Rp 37.540,80 0,75 1,2 0,90 0,90 Rp 6.242,40
450 1 1,6 1,60 1,60 Rp 27.808,00 0,75 1 0,75 0,75 Rp 5.202,00
400 0,85 1,4 1,19 1,19 Rp 20.682,20 0,75 0,85 0,64 0,64 Rp 4.421,70
355 0,85 1,4 1,19 1,19 Rp 20.682,20 0,75 0,85 0,64 0,64 Rp 4.421,70
315 0,8 1,35 1,08 1,08 Rp 18.770,40 0,75 0,8 0,60 0,60 Rp 4.161,60
280 0,75 1,3 0,98 0,98 Rp 16.945,50 0,75 0,75 0,56 0,56 Rp 3.901,50
Tanah
250 - 0,75 1,3 0,98 0,98 Rp 17.380,00 Rp 16.945,50 0,75 0,75 0,56 0,56 Rp 6.936,00 Rp 3.901,50
Existing
225 0,7 1,25 0,88 0,88 Rp 15.207,50 0,75 0,7 0,53 0,53 Rp 3.641,40
200 0,65 1,2 0,78 0,78 Rp 13.556,40 0,75 0,65 0,49 0,49 Rp 3.381,30
160 0,65 1,2 0,78 0,78 Rp 13.556,40 0,75 0,65 0,49 0,49 Rp 3.381,30
140 0,6 1,15 0,69 0,69 Rp 11.992,20 0,75 0,6 0,45 0,45 Rp 3.121,20
110 0,6 1,15 0,69 0,69 Rp 11.992,20 0,75 0,6 0,45 0,45 Rp 3.121,20
90 0,55 1 0,55 0,55 Rp 9.559,00 0,75 0,55 0,41 0,41 Rp 2.861,10

Jumlah RAB Penggalian Tanah Rp 235.238,30 Jumlah RAB Urugan Tanah Rp 51.759,90

Uraian Kegiatan

Urugan Pasir Tanah Dibuang


Diameter Pipa
yang
Digunakan
(mm) Volume Tanah
Lebar [abc] Kedalaman Luas Galian Volume Galian
Material Volume Pipa (m3) Volume Pasir (m3) Harga Satuan Harga Total Material yang Dibuang Harga Satuan Harga Total
(m) [W](m) (m2) Per Meter (m3)
(m3)

630 1,05 1,2 1,26 1,26 0,312 1,138 Rp 110.340,75 1,138 Rp 8.661,09
450 1,05 1 1,05 1,05 0,159 1,069 Rp 103.663,30 1,069 Rp 8.136,95
400 1,05 0,85 0,89 0,89 0,126 0,920 Rp 89.221,15 0,920 Rp 7.003,33
355 1,05 0,85 0,89 0,89 0,099 0,952 Rp 92.323,98 0,952 Rp 7.246,88
315 1,05 0,8 0,84 0,84 0,078 0,915 Rp 88.663,69 0,915 Rp 6.959,57
280 1,05 0,75 0,79 0,79 0,062 0,871 Rp 84.457,72 0,871 Rp 6.629,43
250 Pasir 1,05 0,75 0,79 0,79 0,049 0,886 Rp 96.950,00 Rp 85.909,82 Sisa Tanah 0,886 Rp 7.610,00 Rp 6.743,41
225 1,05 0,7 0,74 0,74 0,040 0,834 Rp 80.886,48 0,834 Rp 6.349,11
200 1,05 0,65 0,68 0,68 0,031 0,781 Rp 75.748,97 0,781 Rp 5.945,85
160 1,05 0,65 0,68 0,68 0,020 0,795 Rp 77.064,08 0,795 Rp 6.049,07
140 1,05 0,6 0,63 0,63 0,015 0,738 Rp 71.504,19 0,738 Rp 5.612,66
110 1,05 0,6 0,63 0,63 0,009 0,745 Rp 72.189,14 0,745 Rp 5.666,42
90 1,05 0,55 0,58 0,58 0,006 0,685 Rp 66.446,60 0,685 Rp 5.215,66

Jumlah RAB Urugan Pasir Rp1.098.419,88 Jumlah RAB Tanah yang Dibuang Rp 86.219,45

Jumlah RAB Penggalian Pipa = Rp. 235.238,30 + Rp. 51.759,90 + Rp. 886.228,68 + Rp. 69.563,69 = Rp 1.471.637,52

VII - 9
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII.4 Pembetonan Trust Block


VII.4.1 Trust Blok untuk Bend 450

Gambar 7.4 Trust Block untuk Bend 450


Tabel 7.6 Dimensi A,B,C,D pada Trust Blok Bend 450

 Pembetonan untuk Trust block bend 450 untuk diameter 450 mm


A1 = A x B = 1,5 m x 1,5 m = 2,25 m2
A2 = d x D = 0,45 m x 0,2 m = 0,09 m2
H = C - D = 1,2 m – 0,2 m = 1 m
Volume Beton = Volume beton keseluruhan – Volume pipa

VII - 10
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Volume Beton = [ (H/3 x ( A1+ A2 + A1xA2 ) ) + (A x B x D) ]-[ ½ x ( ¼ x π x d2 x D ) ]

= [ (1/3 x ( 2,25 + 0,09 + 2,25 x0,09 ) ) + (1,5 x 1,5 x 0,2) ] - [ ½ x ( ¼ x


3,14 x 0,452 x 0,2 ) ]
= 0,43 m3
Karena ada 2 Bend 450 maka volume total = 1 x 0,184m3
= 43 m3
VII.4.2 Trust Blok untuk Bend 900

0
Gambar 7.5 Trust Block untuk Bend 90
Tabel 7.7 Dimensi A,B,C,D pada trust block bend 900

 Pembetonan untuk Trust block bend 900diameter 400 mm


A1 = A x B = 1,8 m x 1 m = 1,8 m2
A2 = d x D = 0,4 m x 0,25 m = 0,1 m2
H = C - D = 1 m – 0,25 m = 0,75 m

VII - 11
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Volume Beton = Volume beton keseluruhan – Volume pipa

Volume Beton = [ (H/3 x ( A1+ A2 + A1xA2 ) ) + (A x B x D) ]-[ ½ x ( ¼ x π x d2 x D ) ]

= [(0,75/3x(1,8+0,1+ 1,8 x 0,1 ) )+(1,8x1x 0,25)] -[ ½ x ( ¼ x 3,14 x 0,42 x


0,25 ) ]
= 0,43 m3
Karena ada 2 Bend 900 maka volume total = 1 x 0,43 m3
= 0,43 m3
VII.4.3 Trust Blok untuk Tee All Flange

Gambar 7.6 Trust Block untuk Tee


Tabel 7.8 Dimensi A,B,C,D pada trust block Tee

 Pembetonan untuk Trust block Tee diameter 450 mm

VII - 12
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

A1 =AxB = 1,4 m x 1,4 m = 1,96 m2


A2 =dxD = 0,45 m x 0,45 m = 0,2025 m2
H =C–D = 1,2 m – 0,45 m = 0,75 m
Volume Beton = Volume beton keseluruhan – Volume pipa

Volume Beton = [ (H/3 x ( A1+ A2 + A1xA2 ) ) + (A x B x D) ]-[ ½ x ( ¼ x π x d2 x D ) ]

= [(0,75/3x(1,96+ 0,2025+ 1,96 x0,2025 ) )+(1,4x1,4x 0,45)] -[ ½ x ( ¼ x


3,14 x 0,452 x 0,45 ) ]
= 0,85 m3
Karena ada 1 Tee maka volume total = 1 x 0,85 m3
= 0,85 m3
VII.4.5 Trust Blok untuk Reducer

a c a

D1 D2 D1
c a
a

a D1 a b b

Gambar 7.7 Trust Block untuk Reduser


Tabel 7.9 Dimensi pada trust block Reduser
D1(mm) D2 (mm) a (cm) b (cm)
630 500 10 20
630 450 10 20
450 400 10 20
450 315 10 20
355 250 10 20
355 250 10 20
315 250 10 20
250 140 10 20
250 125 10 20
 Pembetonan untuk Trust block Reduser diameter 250 x 160
Volume Beton = Volume beton keseluruhan – Volume pipa
= [(2a + ND1) x 2b] - (¼ x π x d1 2 x b) + (¼ x π x d2 2 x b]

VII - 13
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

2 2
= [((2x0,1) + 0,25 ) x (2x0,12)] - [(¼ x π x 0,25 x 0,2) + (¼ x π x 0,16 x
0,2)]
= 0,18 – (0,010 + 0,004)
= 0,166 m3
Karena ada 4 reduser, maka volume total = 1 x 0,166 m3
= 0,66 m3
Untuk perhitungan trust blok pada bend, tee dan reducer untuk diameter yang lainnya dapat dilihat
selengkapnya pada tabel –tabel berikut ini :

VII - 14
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII - 15
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 7.10 Perhitungan BOQ dan RAB Trust Blok


Bend Flange 45o

Diameter Pipa
Jumlah
yang Digunakan A B C D A1 A2 H Vol Beton (m3) Vol Beton Total (m3) Harga Satuan Harga Total RAB Trust Blok
Bend
(mm)

450 1 150 150 120 20 2,25 0,09 1 0,43 0,43 Rp 11.538,50


400 3 140 140 100 20 1,96 0,08 0,8 0,38 1,14 Rp 30.256,59
280 1 100 100 80 20 1 0,056 0,6 0,19 0,19 Rp 5.152,42
225 4 80 80 70 20 0,64 0,045 0,5 0,12 0,50 Rp 26.580,00 Rp 13.186,45 Rp 64.756,24
200 1 70 70 60 20 0,49 0,04 0,4 0,09 0,09 Rp 2.521,38
160 1 50 50 40 20 0,25 0,032 0,2 0,05 0,05 Rp 1.275,59
110 1 40 40 30 20 0,16 0,022 0,1 0,03 0,03 Rp 825,31
o
Bend Flange 90

Diameter Pipa
Jumlah
yang Digunakan A B C D A1 A2 H Vol Beton (m3) Vol Beton Total (m3) Harga Satuan Harga Total RAB Trust Blok
Bend
(mm)

400 1 180 100 100 25 1,8 0,1 0,75 0,43 0,43 Rp 11.543,71
355 2 160 160 100 25 2,56 0,08875 0,75 0,63 1,26 Rp 33.365,05
280 1 130 130 80 25 1,69 0,07 0,55 0,41 0,41 Rp 11.025,58
225 2 105 105 80 25 1,1025 0,05625 0,55 0,27 0,54 Rp 14.388,16
Rp 26.580,00 Rp 163.686,47
140 12 70 70 60 25 0,49 0,035 0,35 0,12 1,45 Rp 38.459,18
125 4 70 70 60 25 0,49 0,03125 0,35 0,12 0,48 Rp 12.861,20
90 12 70 70 60 25 0,49 0,0225 0,35 0,12 1,46 Rp 38.819,11
110 1 70 70 60 25 0,49 0,0275 0,35 0,12 0,12 Rp 3.224,49
Tee All Flange

Diameter Pipa
yang Digunakan Jumlah Tee A B C D A1 A2 H Vol Beton (m3) Vol Beton Total (m3) Harga Satuan Harga Total RAB Trust Blok
(mm)

450 1 140 140 120 45 1,96 0,2025 0,75 0,85 0,85 Rp 22.492,90
400 8 120 120 120 45 1,44 0,18 0,75 0,62 4,96 Rp 131.781,60
315 4 100 100 100 40 1 0,126 0,6 0,38 1,54 Rp 40.871,74
225 2 80 80 80 30 0,64 0,0675 0,5 0,19 0,37 Rp 9.889,83
280 4 100 100 100 40 1 0,112 0,6 0,39 1,55 Rp 26.580,00 Rp 41.219,35 Rp 293.361,32
200 1 80 80 80 30 0,64 0,06 0,5 0,19 0,19 Rp 4.978,17
140 13 60 60 60 25 0,36 0,05 0,35 0,09 0,09 Rp 2.287,87
125 4 60 60 60 25 0,36 0,035 0,35 0,09 1,14 Rp 30.434,06
100 13 60 60 60 25 0,36 0,03125 0,35 0,09 0,35 Rp 9.405,79

VII - 16
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Reducer

Diameter Vol
Vol
Pipa yang Jumlah D1 D2 Beton
a (cm) b (cm) Beton Harga Satuan Harga Total RAB Trust Blok
Digunakan Bend (mm) (mm) Total
(m3)
(mm) (m3)

630 x 450 1 630 450 10 20 0,24 0,24 Rp 6.323,23

450 x 400 3 450 400 10 20 0,20 0,61 Rp 16.194,20

450 x 355 5 450 355 10 20 0,21 1,04 Rp 27.699,23

400 x 355 1 400 355 10 20 0,20 0,20 Rp 5.185,60

400 x 315 3 400 315 10 20 0,20 0,60 Rp 15.892,32

355 x 280 8 355 280 10 20 0,19 1,52 Rp 40.381,46

315 x 250 4 315 250 10 20 0,18 0,72 Rp 19.202,37

280 x 250 1 280 250 10 20 0,17 0,17 Rp 4.515,38

280 x 225 8 280 225 10 20 0,17 1,37 Rp 26.580,00 Rp 36.519,45 Rp 326.634,14

250 x 160 4 250 160 10 20 0,17 0,66 Rp 17.667,01

225 x 200 2 225 200 10 20 0,16 0,31 Rp 8.280,83

225 x 160 10 225 160 10 20 0,16 1,58 Rp 42.005,09

200 x 140 3 200 140 10 20 0,15 0,45 Rp 12.012,26

160 x 140 11 160 140 10 20 0,14 1,51 Rp 40.027,87

160 x 125 1 160 125 10 20 0,14 0,14 Rp 3.655,49

140 x 110 8 140 110 10 20 0,13 1,05 Rp 27.860,75

110 x 90 1 110 90 10 20 0,12 0,12 Rp 3.211,62

Sumber: Hasil Perhitungan

VII.5 Reservoir

VII - 17
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

b
A

Gambar 7.8 Ground Reservoir dan Elevated

0,2 m

16. 8 m
0,25 m

b
0,25 m 0,25 m
Gambar 7.9 Potongan A-A Ground Reservoir

0,2 m

16. 8 m
0,25 m

b
0,25 m 0,25 m
Gambar 7.10 Potongan B-B Ground Reservoir dan Elevated

VII - 18
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1m 0,2 m

H 16. 8 m
0,25 m
Lantai kerja 0,05 m
Urugan pasir 45 0 0,10 m

0,45 m 0,3 m b 0,3 m 0,45 m


0,25 m 0,25 m
Gambar 7.11 Bentuk Galian Tanah Ground Reservoir dan Elevated
Perhitungan BOQ reservoir dapat digunakan cara yang sama seperti di bawah ini:
 Dimensi Ground reservoir :
Panjang ( b ) = 21 m
Lebar ( b ) = 21 m
Tinggi ( a ) = 5 + 0,3 = 5,3 m
 Pekerjaan galian tanah

Volume galian tanah = 2 x H/3 x ( A1+ A2 + A1xA2 )


= 2 x 5,3/3 x ((22,12) + (232) + (22,1x 23 )
= 5.390,84 m3
 Urugan pasir
Volume urugan pasir = 2 x tebal urugan pasir x A1
= 2 x 0,1 x (22,12)
= 97,68 m3
 Beton lantai kerja
Volume beton lantai kerja = 2 x tebal lantai kerja x tebal lantai kerja x luas dasar
reservoir
= 2 x 0,05 x (23)2
= 46,225 m3
 Urugan Tanah
Volume tanah urugan = Vol galian tanah – ( Vol reservoir + Vol beton lantai kerja + Vol
urugan pasir )
= 5.390,84 – [2 x (21,5 x 21,5 x 5,3)) + 46,225 + 97,68]
= 780,935 m3
 Tanah dibuang
Volume tanah dibuang = vol urugan pasir + vol lantai kerja
= 97,68 + 46,225
= 287,814 m3
 Beton lantai

VII - 19
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Volume beton lantai reservoir = 2 x tebal lantai x luas dasar reservoir


= 2 x 0,25 x (21,52)
= 231,25 m3
 Spesi dinding
Volume spesi dinding = 2 x tebal dinding x luas sisi dinding x 4
= 2 x 0,25 x (5,3 x 21,5) x 4
= 184,9 m3
 Beton atap
Volume beton atap = 2 x tebal atap x luas atap
= 2 x 0,2 x (232)
= 176,4 m3
 Pekerjaan bekisting
1. Volume bekisting untuk lantai
Volume bekisting untuk lantai adalah 25% dari Volume beton lantai reservoir dan elevated :
Volume = 0,25 x 231,251 m3 =57,78125 m3
2.Volume bekisting untuk dinding
Volume bekisting untuk dinding adalah 80% dari Volume beton dinding reservoir dan
elevated :
Volume = 0,80 x 184,9 m3 = 147,92 m3
3.Volume bekisting untuk atap
Volume bekisting untuk atap adalah 100% dari Volume beton atap reservoir dan elevated :
Volume = 1 x 176,4 m3 = 176,4 m3
 Pekerjaan pembesian
1. Berat besi untuk lantai adalah berat besi yang ada pada beton lantai reservoir dan
elevated. Dengan asumsi bahwa pada setiap 1m3 beton mempunyai berat besi
sebesar 150 kg, diperoleh:
= 231,251 x 150 / 200 kg
= 173,343 kg
2. Berat besi untuk dinding adalah berat besi yang ada pada beton dinding reservoir
dan elevated. Dengan asumsi 1m3 beton mempunyai berat besi sebesar 150 kg,
diperoleh:
= 184,9 x 150 / 200 kg
= 138,675 kg
3. Berat besi untuk atap adalah berat besi yang ada pada beton atap reservoir and
elevated. Dengan asumsi 1m3 beton mempunyai berat besi sebesar 150 kg,
diperoleh:
= 176,4 x 150 / 200 kg
= 132,3 kg
 Pekerjaan pemasangan keramik

VII - 20
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

1. Luas keramik untuk lantai adalah luas lantai ground reservoir dan elevated bagian
dalam, yakni:
= 2 x (21 x 21)
= 882 m2
2. Luas keramik untuk dinding adalah luas dinding reservoir bagian dalam, yakni:
= 3 x (5,3 x 5,3)
= 84,27 m2
Rincian selengkapnya ada di tabel 7.11 berikut.

VII - 21
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII - 22
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

Tabel 7.11 Rincian BOQ dan RAB Reservoir


No Uraian Pekerjaan Material Satuan Jumlah Harga Satuan RAB
A Pekerjaan Galian
1 Penggalian tanah biasa - m3 5390,842 Rp 17.380,00 Rp 93.692.833,96
3
2 Urugan tanah tanah m 780,935 Rp 5.780,00 Rp 4.513.804,30
3 Urugan pasir pasir m3 97,682 Rp 96.950,00 Rp 9.470.269,90
3
4 Pengangkutan tanah sejauh 30 m tanah dibuang m 287,814 Rp 7.610,00 Rp 2.190.264,54
B Pekerjaan Lantai
1 Pekerjaan dan bahan beton lantai kerja beton 1:3:5 m3 46,225 Rp 26.580,00 Rp 1.228.660,50
2 Pekerjaan dan bahan beton lantai reservoir beton 1:3:6 m3 231,125 Rp 26.580,00 Rp 6.143.302,50
3
3 Pekerjaan dan bahan bekisting kayu meranti m 497,66375 Rp 1.005.000,00 Rp 500.152.068,75
4 Pekerjaan dan bahan pembesian besi/ 200 kg kg 173,34375 Rp 2.900.543,00 Rp 502.791.000,66
3
5 Pekerjaan dan bahan keramik keramik uk 30 x 30 cm m 882 Rp 91.400,00 Rp 80.614.800,00
C Pekerjaan Dinding
1 Pekerjaan dan bahan beton dinding beton 1:3:5 m3 184,9 Rp 26.580,00 Rp 4.914.642,00
2 Pekerjaan dan bahan bekisting kayu meranti m3 147,92 Rp 1.005.000,00 Rp 148.659.600,00
3 Pekerjaan dan bahan pembesian besi/ 200 kg kg 138,675 Rp 2.900.543,00 Rp 402.232.800,53
4 Pekerjaan dan bahan keramik keramik uk 30 x 30 cm m3 84,27 Rp 91.400,00 Rp 7.702.278,00
D Pekerjaan Atap
1 Pekerjaan dan bahan beton atap beton 1:3:5 m3 176,4 Rp 26.580,00 Rp 4.688.712,00
3
2 Pekerjaan dan bahan bekisting kayu meranti m 176,4 Rp 1.005.000,00 Rp 177.282.000,00
3 Pekerjaan dan bahan pembesian besi/ 200 kg kg 132,3 Rp 2.900.543,00 Rp 383.741.838,90
E Pekerjaan Inlet
1 Pipa Inlet Ø 250 mm PVC m 21 Rp 437.570,00 Rp 9.188.970,00
2 Gate Valve Ø 250 mm PVC buah 3 Rp 3.750.000,00 Rp 11.250.000,00
3 Bend flanges 90o Ø 250 mm PVC buah 12 Rp 875.000,00 Rp 10.500.000,00
F Penguras
1 Pipa penguras Ø 200 mm PVC m 69 Rp 291.230,00 Rp 20.094.870,00
2 Gate Valve Ø 200 mm PVC buah 3 Rp 3.450.000,00 Rp 10.350.000,00
3 Bend flanges 90o Ø 200 mm PVC buah 6 Rp 775.000,00 Rp 4.650.000,00
4 Giboult joint Ø 200 mm PVC buah 3 Rp 775.000,00 Rp 2.325.000,00

VII - 23
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

G Overflow
1 Pipa overflow Ø 200 mm PVC m 15 Rp 120.170,00 Rp 1.802.550,00
o
2 Bend flanges 90 Ø 200 mm PVC buah 3
Total Rencana Anggaran Biaya Reservoir Rp 2.400.180.266,53
Sumber: Hasil Perhitungan

VII - 24
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII - 25
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mojokerto

VII.6 Pompa
Pompa yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 7.12 BOQ dan RAB Pompa

Jumlah
Spesifikasi Pompa Harga Satuan Harga Total
(buah)

Grundfos 1.450 RPM 200 x 150 -150 4 Rp 200.275.500,00 Rp 801.102.000,00

Sumber: Hasil Perhitungan

VII.7 Rekapitulasi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


Tabel 7.13 Rekapitulasi Perencanaan

No Uraian Kegiatan Rencana Anggaran Biaya

1 Perpipaan Rp 4.100.265.352,50
2 Aksesoris Rp 526.875.000,00
3 Penanaman Pipa Rp 166.978.833,33
4 Penggalian Tanah Rp 1.471.637,52
5 Pembuatan Reservoir Rp 2.400.180.266,53
6 Pengadaan Pompa Rp 801.102.000,00
Total rencana anggaran biaya Rp 7.996.873.089,89

Sumber: Hasil Pengamatan

VII - 26

Anda mungkin juga menyukai