Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK

A. Dial Bore Gauge / Cylinder Bore Gauge


1. Penggunaan
1) Prosedur 1
Cara menggunakan cylinder gauge:
1) Ukurlah diameter silinder dengan jangka sorong
2) Mengukur diameter dalam silinder dengan jangka sorong. Misal diperoleh hasil
80 mm.

Gambar 1. Mengukur diameter dalam silinder dengan jangka sorong.


3) Memilih replacement rod dan washer sedikit lebih besar dari 80 mm,
toleransinya yaitu ± 1mm. maka diperlukan replacement rod ukuran 80 mm dan
washer 1 mm, jadi hasilnya 81 mm sesuai dengan toleransi.
4) Memasang replacement rod dan washer pada bore gauge, kemudian kunci
dengan memutar replacement rod securing thread searah putaran jarum jam.

Gambar 2. Memasang replacement rod dan washer pada bore gauge.


5) Menjepit micrometer luar pada ragum alat ukur.
6) Set nol jarum panjang pada dial gauge dengan memutar ring pemutar sehingga
jarum sejajar dengan garis angka nol pada dial gauge.
7) Mengukur Panjang replacement rod yang sudah terpasang pada bore gauge
dengan micrometer luar. Pada saat mengukur diusahakan jarum panjang pada
bore gauge tidak bergerak. Misal diperoleh hasinya 81,20 mm.

Gambar 3. Mengukur Panjang replacement rod.


8) Masukan bore gauge pada silinder dengan cara memiringkan salah satu sisi
bagian poros ukur, goyang kanan kiri untuk mencari posisi tegak lurus ditandai
dengan penunjukan jarum panjang paling tinggi.

Gambar 4. Posisi bore gauge pada silinder.


9) Bacalah hasil yang tertera pada dial gauge, misal hasil pembacaan diperoleh
0,05 mm.
10) Keluarkan alat ukur bore gauge dengan cara memiringkan ke kanan maupun ke
kiri dan tarik ke atas. Simpanlah alat ukur pada tempat yang bersih dan aman
dari jatuh maupun tertumpuk oleh alat lainnya.
11) Hasil pengukuran diperoleh dengan cara menghitung selisih antara hasil
pengukuran panjang replacement rod dengan penyimpangan jarum penunjuk
pada dial gauge, dengan demikian diperoleh hasil pengukuran diameter silinder
=81,20 mm – 0,05 mm = 81,15 mm.
12) Jika sudah selesai menggunakan semua alat ukur yang telah digunakan, maka
bersihkan menggunakan majun dan kembalikan pada tempatnya.
2) Prosedur 2
1) Mengukur diameter dalam silinder dengan jangka sorong. Misal diperoleh hasil
77 mm.

Gambar 5. Mengukur diameter dalam silinder dengan jangka sorong.


2) Memilih replacement rod dan washer sedikit lebih besar dari 77 mm,
toleransinya yaitu ± 1 mm. maka diperlukan replacement rod ukuran 75 mm dan
washer 3 mm, jadi hasilnya 78 mm sesuai dengan toleransi.
3) Memasang replacement rod dan washer pada bore gauge, kemudian kunci
dengan memutar replacement rod securing thread searah putaran jarum jam.
Gambar 6. Memasang replacement rod dan washer pada bore gauge.
4) Menjepit mikrometer luar pada ragum alat ukur.
5) Set mikrometer luar dengan skala pengukuran 78 mm, kemudian kunci dengan
memutar lock clamp agar spindle tidak berputar.
6) Menempatkan bore gauge pada mikrometer yang telah diset 78 mm, cari posisi
tegak lurus. Set nol jarum Panjang pada dial gauge dengan memutar ring
pemutar sehingga jarum sejajar dengan garis angka nol pada dial gauge.

Gambar 7. Set nol dial gauge.


7) Masukan pada silinder dengan cara memiringkan salah satu sisi bagian poros
ukur, goyang kanan kiri untuk mencari posisi tegak lurus ditandai dengan
penunjukan jarum panjang paling tinggi.

Gambar 8. Posisi bore gauge pada silinder.


8) Bacalah hasil yang tertera pada dial gauge, misal hasil pembacaan diperoleh
jarum panjang bergerak ke kanan sebanyak 12 divisi/ setrip.
9) Keluarkan alat ukur bore gauge dengan cara memiringkan ke kanan maupun ke
kiri dan tarik ke atas. Simpanlah alat ukur pada tempat yang bersih dan aman
dari jatuh maupun tertumpuk oleh alat lainnya.
10) Menghitung hasil pengukuran, jarum panjang ke kanan sebanyak 12 divisi/
setrip, 12 x 0,01mm = 0,12 mm. jadi diameter silinder = 78mm – 0,12 mm =
77,88 mm. Contoh lain bila jarum panjang bergerak ke kiri 3 divisi/strip, 3 x
0,01 mm = 0,03. Jadi diameter silinder = 78 mm + 0,03 mm = 78,03 mm
11) Jika sudah selesai menggunakan semua alat ukur yang telah digunakan, maka
bersihkan menggunakan majun dan kembalikan pada tempatnya.
3) Prosedur 3
1) Mengukur diameter dalam silinder dengan jangka sorong. Misal diperoleh hasil
80 mm.

Gambar 9. Mengukur diameter dalam silinder dengan jangka sorong.


2) Memilih replacement rod dan washer sedikit lebih besar dari 80 mm,
toleransinya yaitu ± 1mm. maka diperlukan replacement rod ukuran 80 dan
washer 1 mm, jadi hasilnya 81 mm sesuai dengan toleransi.
3) Memasang replacement rod dan washer pada bore gauge, kemudian kunci
dengan memutar replacement rod securing thread searah putaran jarum jam.

Gambar 10. Memasang replacement rod dan washer pada bore gauge.
4) Menempatkan bore gauge pada jangka sorong yang telah di set pada ukuran 81
mm, cari posisi tegak lurus. Set nol jarum panjang pada dial gauge dengan
memutar ring pemutar sehingga jarum sejajar dengan garis angka nol pada dial
gauge.
5) Masukan bore gauge pada silinder dengan cara memiringkan salah satu sisi
bagian poros ukur, goyang kanan kiri untuk mencari posisi tegak lurus ditandai
dengan penunjukan jarum panjang paling tinggi.

Gambar 11. Posisi bore gauge pada silinder.


6) Bacalah hasil yang tertera pada dial gauge, misal hasil pembacaan diperoleh
jarum panjang bergerak ke kiri sebanyak 5 divisi/ setrip.
7) Keluarkan alat ukur bore gauge dengan cara memiringkan ke kanan maupun ke
kiri dan tarik ke atas. Simpanlah alat ukur pada tempat yang bersih dan aman
dari jatuh maupun tertumpuk oleh alat lainnya.
8) Menghitung hasil pengukuran, jarum panjang ke kiri sebanyak 5 divisi/ setrip, 5
x 0,01 mm = 0,05 mm. jadi diameter silinder = 81 mm + 0,05 mm = 81,05 mm.
9) Jika sudah selesai menggunakan semua alat ukur yang telah digunakan, maka
bersihkan menggunakan majun dan kembalikan pada tempatnya.
2. Pembacaan
Pada Lingkaran luar dial gauge terdapat skala pengukuran berjumlah 100 divisi.
Apabila measuring point bergerak ke dalam sebesar 1 mm (memendek) maka jarum
panjang dial gauge akan berputar 1 kali. Tiap satu kali ada 100 divisi, sehingga nilai
tiap divisi dial gauge sama dengan 0,01mm. Apabila jarum panjang berputar satu kali
mak jarum pendek akan bergeser sebesar 1 divisi.

Gambar 12. Contoh pembacaan bore gauge.

Contoh pembacaan dial gauge dapat dilihat pada gambar 10. Pada gambar 10
sebelah kiri dial gauge sedang menunjukkan 1,06 mm karena jarum pendek sudah
melewati divisi pertama, sedang jarum panjang menunjuk ke 6. Pada gambar 10 sebelah
kiri dial gauge sedang menunjuk 0,43 mm karena jarum pendek belum melewati divisi
pertama, sedang jarum jam menujuk divisi ke-43.

Pembacaan pada bore gauge nantinya sesuai kebutuhan, dapat mencari


keovalan, ketirusan atau keausan. Keovalan silinder (out of round) adalah selisih antara
diameter silinder pada posisi melintang dan aksial (arah depan), misalnya A (arah
melintang) dengan A1 (arah depan). ketirusan silinder (taper) yaitu selisih antar
diameter silinder bagian atas dengan diameter silinder bagian bawah pada posisi yang
sama. Misalnya A dengan B atau A1 dengan B1. Keausan yaitu selisih antara diameter
terbesar dan diameter standar. sebagai contoh bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 10. Posisi pengukuran bore gauge.
Rumus untuk menentukan keovalan, ketirusan dan keausan silinder sebagai berikut :
- Oval = A-A1, B-B1, C-C1
- Tirus arah melintang = A-B, B-C, A-C
- Tirus arah depan = A1-B1, B1-C1, A1-C1
- Keausan = diameter terbesar – diameter standar
Contoh hasil pengukuran diameter silinder dengan bore gauge diperoleh data - data
sebagai berikut :
A = 80, 30 mm
A1 = 80, 20 mm
B = 80, 20 mm
B1 = 80, 15 mm
jadi :
- keovalan silinder bagain atas
= A – A1
= 80,30 – 80,20 = 0,10 mm
- keovalan silinder bagain atas
= B – B1
= 80,20 – 80,15 = 0,05 mm
- ketirusan silinder pada posisi melintang
= A–B
= 80,30 - 80,20 = 0,10 mm
- ketirusan silinder pada posisi aksial
= A1 – B1
= 80,20 - 80,15 = 0,05 mm

Anda mungkin juga menyukai