Anda di halaman 1dari 2

Baterai Berbasis Timbal

Baterai berbasis timbal atau baterai asam timbal adalah salah satu jenis baterai yang
dikembangkan sebagai baterai dinamis. Baterai dinamis berarti dapat diisi ulang dan material
aktifnya dipisahkan pada wadah berbeda (Khairati, et al., 2018). Baterai asam timbal
biasanya digunakan dalam kendaraan bermotor dalam bentuk enam sel identik dan
dipasangkan dalam suatu rangkaian. Setiap sel tersebut memiliki anoda yang terdiri dari Pb
atau timbal, dan katoda yang terbuat dari PbO2 atau timbal dioksida dikemas pada suatu pelat
logam. Pada wadah bersamaan dengan anoda dan katoda terdapat elektrolit berupa asam
sulfat atau H2SO4 (Chang, 2009).

Gambar 1. Bagian dalam baterai berbasis timbal (Sumber : Chang, 2009)


Pada baterai asam timbal, biasanya akan dihasilkan 2 V pada tiap sel atau 12 V untuk
keenam sel dari hasil reaksi elektrokimia. Reaksi pada baterai asam timbal bekerja pada
masing-masing anoda dan katoda di pelat logamnya. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut (Chang, 2009):
Anoda : Pb(s) + SO42-(aq)  PbSO4(s) + 2e-
Katoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42- (aq) + 2e-  PbSO4(s) + 2H2O(l) +
Maka : Pb(s) + PbO2(s) + 4H+(aq) + 2SO42- (aq)  2PbSO4(s) + 2H2O(l)

Baterai asam timbal merupakan baterai sekunder. Baterai sekunder memiliki


kemampuan dalam diisi kembali atau disetrum. Pengisian baterai sekunder dapat dilakukan
dengan membalikkan reaksi elektrokimia pada baterai. Pembalikan reaksi ini dapat disebut
elektrolisis dan memerlukan aliran listrik eksternal pada katoda dan anoda baterai. Reaksi
elektrolisis dapat mengikuti rumus sebagai berikut (Chang, 2009):

Anoda : PbSO4(s) + 2e-  Pb(s) + SO42-(aq)


Katoda : PbSO4(s) + 2H2O(l)  PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42- (aq) + 2e- +
Maka : 2PbSO4(s) + 2H2O(l)  Pb(s) + PbO2(s) + 4H+(aq) + 2SO42- (aq)

Elektrolit asam sulfat perlu aktif dan ada agar baterai dapat berfungsi dengan benar.
Proses pembentukan listrik dengan reksi elektrokimia akan mengkonsumsi asam sulfat
sehingga memerlukan penyetruman agar kondisi baterai kembali pada keadaan semula.
Baterai yang terisi penuh seharusnya memiliki densitas elektrolit setara atau lebih dari 1,2
gram/ mL. Suhu dingin dapat menyebabkan energi baterai melemah karena kekentalan atau
viskositas pada elektrolit meningkat. Semakin kental elektrolit pada baterai menyebabkan
pergerakan ion semakin lambat. Hal tersebut menyebabkan resistansi atau hambatan pada
elektrolit meningkat yang berujung pada menurunnya output energi dari baterai (Chang,
2009).

Bibliography
Chang, R. (2009). Chemistry, Tenth Edition (10 ed.). New York: McGraw-Hill.

Khairati, N., Amirullah, A. A., Susilo, R. D., Setiawan, Y. E., Yusmawanto, M., Masruroh, et al. (2018).
Optimasi Kapasitas Baterai Dinamis Asam Timbal (Redox Flow Battery). SMARTICS Journal,
4(2), 44-48.

Anda mungkin juga menyukai