Anda di halaman 1dari 6

Pernahkah Anda mendengar kata aki?

Aki atau sering dikenal dengan nama


akumulator ini sering digunakan pada kendaraan bermotor untuk proses
pengapian pada businya. Akumulator atau aki merupakan sumber arus
listrik serarah dan merupakan elemen sekunder, karena bisa diisi ulang lagi
jika akumulator tersebut tidak mampu mengalirkan arus listrik lagi. Apa
bahan dari akumulator? Bagaimana reaksi kimia pada akumulator?
Bagaimana cara kerja akumulator?

Akumulator (Aki)
Sumber gambar: Wikipedia

Akumulator sering disebut dengan aki atau accu. Elektrode akumulator


baik anode dan katode terbuat dari timbal (Cu) berpori, sedangkan bagian
utama akumulator sebagai berikut.
a. kutup positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2),
b. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb),
c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan
30%.

Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan


akan membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan
dipisahkan oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang
dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari,
ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan starter mobil
atau untuk menghidupkan lampu sein depan dan belakang mobil.
Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang disusun
seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut
kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour (AH).
Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus
listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian
kembali.

a. Proses Pengosongan Akumulator


Pada saat akumulator digunakan, terjadi perubahan energi kimia
menjadi energi listrik dan terjadi perubahan anode, katode dan
elektrolitnya. Pada anode terjadi perubahan yaitu timbal dioksida (PbO2)
menjadi timbal sulfat (PbSO4). Perubahan yang terjadi pada katode adalah
timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Adapun pada larutan
elektrolit terjadi perubahan, yaitu asam sulfat pekat menjadi encer, karena
pada pengosongan akumulator terbentuk air (H2O). Susunan akumulator
adalah sebagai berikut.
a. Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2).
b. Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb).
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan
30%.
Iklan

Ketika akumulator digunakan, terjadi reaksi antara larutan elektrolit


dengan timbal dioksida dan timbal murni sehingga menghasilkan elektron
dan air. Reaksi kimia pada akumulator yang dikosongkan adalah sebagai
berikut.
Pada elektrolit : H2SO4→2H+ + SO42–
Pada anode: PbO2 + 2H+ + 2e + H2SO4 →PbSO4+2H2O
Pada katode : Pb + SO42–→ PbSO4

Pada saat akumulator digunakan, baik anode maupun katode


perlahan-lahan akan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4). Jika hal itu
terjadi, maka kedua kutubnya memiliki potensial sama dan arus listrik
berhenti mengalir. Terbentuknya air pada reaksi kimia menyebabkan
kepekatan asam sulfat berkurang, sehingga mengurangi massa jenisnya.
Keadaan ini dikatakan akumulator kosong (habis).

b. Proses Pengisian Akumulator


Akumulator termasuk elemen sekunder, sehingga setelah habis dapat
diisi kembali. Pengisian akumulator sering disebut penyetruman
akumulator. Pada saat penyetruman akumulator terjadi perubahan energi
listrik menjadi energi kimia. Perubahan yang terjadi pada anode, yaitu
timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal dioksida (PbO2). Perubahan
pada anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal murni
(Pb). Kepekatan asam sulfat akan berubah dari encer menjadi pekat,
karena ketika akumulator disetrum terjadi penguapan air. Bagaimanakah
cara menyetrum akumulator?

Untuk menyetrum akumulator diperlukan sumber tegangan DC lain


yang memiliki beda potensial yang lebih besar. Misalnya akumulator 6 volt
kosong harus disetrum dengan sumber arus yang tegangannya lebih dari 6
volt. Kutub-kutub akumulator dihubungkan dengan kutub sumber
tegangan. Kutub positif sumber tegangan dihubungkan dengan kutub
positif akumulator. Adapun, kutub negatif sumber tegangan dihubungkan
dengan kutub negatif akumulator. Rangkaian ini menyebabkan aliran
elektron sumber tegangan DC berlawanan dengan arah aliran elektron
akumulator.

Elektron-elektron pada akumulator dipaksa kembali ke elektrode


akumulator semula, sehingga dapat membalik reaksi kimia pada kedua
elektrodenya. Agar hasil penyetruman akumulator lebih baik, maka arus
yang digunakan untuk mengisi kecil dan waktu pengisian lama. Besarnya
arus listrik diatur dengan reostat. Pada saat pengisian terjadi penguapan
asam sulfat, sehingga menambah kepekatan asam sulfat dan permukaan
asam sulfat turun. Oleh sebab itu, perlu ditambah air akumulator kembali.

Susunan akumulator yang akan disetrum (diisi) dalam keadaan


masih kosong, yaitu
a. kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbSO4),
b. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (PbSO4),
c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) encer.

Reaksi kimia saat akumulator diisi, yaitu


pada elektrolit : H2SO4 →2H+ + SO42–
pada anode : PbSO4 + SO42– + 2H2O→ PbO2 + 2H2SO4
pada katode: PbSO4 + 2H+ → Pb + H2SO4

Jadi, saat penyetruman akumulator pada prinsipnya mengubah


anode dan katode yang berupa timbal sulfat (PbSO4) menjadi timbal
dioksida (PbO2) dan timbal murni (Pb).
Aki kendaraan

Besar ggl yang dihasilkan satu sel aki adalah 2 Volt. Sebuah aki mobil terdiri dari enam
buah aki yang disusun secara seri, sehingga ggl totalnya adalah 12 Volt. Accu mencatu
arus untuk menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo stater)
dan komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan aki dimuati (diisi)
kembali sebuah dinamo (disebut dinamo jalan) yang dijalankan dari putaran mesin
mobil atau motor.

Pada aki kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan dengan
kapasitas aki yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam). Contohnya untuk aki
dengan kapasitas arus 45 AH, maka aki tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere
selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam.

Penulis sempat melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik aki dan hasilnya
telah diseminarkan beberapa waktu yang lalu. Penelitian tersebut dilakukan baik saat
aki sedang di discharging maupun saat charging. Metodenya adalah dengan mengukur
tegangan jepit (Volt) antara kedua kutub dari aki yang dibandingkan per satuan waktu
(30 menit). Penelitian tersebut dilakukan untuk aki 12 Volt, 9 Volt dan 6 Volt (meliputi
aki mobil dan motor).

Pengamatan ini dilakukan selama kurang lebih lima sampai enam jam untuk tiap jenis
aki, dan hasilnya antara tegangan jepit diplot terhadap perubahan waktu. Ternyata aki
yang kutubnya terbuat dari timbal dan timbal peroksida dan dicelupkan dalam cairan
asam sulfat (yang banyak dipakai) cukup baik hasilnya dalam mempertahankan beda
potensial. Karena itu kedua kutub aki timbal dan timbal peroksida mampu
mempertahankan perbedaan potensial antara kedua kutub secara stabil, sekalipun arus
yang melalui rangkaian cukup besar.

Menghemat aki

Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel alias 'zwak',
ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki, mengingat
harganya cukup mahal.

1. Sebelum 'disetrum' ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam
aki. Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan
accu zuur. Setelah itu dapat 'disetrum'. Pada pemakaian normal, aki dapat
bertahan selama satu sampai tiga bulan.
2. Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel
pada kutub positif aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar
mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan
arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
3. Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi
permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki juga
harus diukur dengan hidrometer secara berkala.

Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu
membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis, artinya
setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan akan
berkurang kemampuannya dan rusak.

Anda mungkin juga menyukai