Anda di halaman 1dari 47

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Tugas, Fungsi, Struktur dan Tata Kerja


Organisasi

Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi


Materi

POKOK
BAHASAN

Tugas, Fungsi, Struktur dan Tata Kerja Organisasi


01
1. Kementerian Perhubungan

Tugas, Fungsi, Struktur dan Tata Kerja Organisasi 02


Dasar Hukum Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan

UUD 1945 UU 39 TH.2008 Tentang Kementerian


Negara

Perpres 23 Tahun 20 22 tentang Kementerian Permenhub No. PM. 17 Tahun 2022 tentang
Perhubungan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan

Keputusan/Peraturan Menteri Perhubungan


yang menetapkan Organisasi dan Tata Kerja
UPT atau unit kerja lainnya

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
03
UUD 1945
• Pasal 1 ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
yang berbentuk Republik.
• Pasal 4 ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
• Pasal 17 Ayat (1), (2), & (3) Presiden dibantu oleh Menteri-
Menteri Negara, Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden, dan Setiap menteri
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
UU 39 Tahun 2008
Tentang Kementerian Negara
• Pasal 3 : Kementerian berada di bawah dan bertanggung Pasal 9 ayat (2) Susunan Organisasi
jawab kepada Presiden. Kementerian terdiri atas unsur :
• Pasal 7 ayat (2) tugas : a. pimpinan, yaitu Menteri
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan b. Pembantu pimpinan, yaitu
tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden sekretariat jenderal
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara c. Pelaksana, yaitu direktorat
• Pasal 8 ayat (2) fungsi: jenderal
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di d. Pengawas, yaitu inspektorat
bidangnya; jenderal
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang e. Pendukung, yaitu badan
menjadi tanggung jawabnya; dan/atau pusat
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian di daerah; dan
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional
Kedudukan Kementerian Perhubungan
Dalam Kerangka RI
1. Kementerian Perhubungan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.

2. Kementerian Perhubungan dipimpin oleh Menteri.

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
04
2. Tugas dan Fungsi

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
06
Tugas dan Fungsi

TUGAS FUNGSI
Pekerjaan yang wajib Penjabaran tugas
dilaksanakan oleh organisasi

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
07
Tugas Kemenhub
Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang transportasi untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
01
ADMINISTRASI
08
Fungsi Kementerian Perhubungan
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan
pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan
aksesibilitas, konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perhubungan;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelalsanaan urusan
Kementerian Perhubungan;
f. pelaksanaan analisis dan rekomendasi kebijakan transportasi;
g. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia transportasi; dan
h. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
09
Cascading Tugas dan Fungsi

Setiap unit
kerja memiliki
tugas Tugas suatu
unit kerja
dijabarkan Setiap fungsi
menjadi suatu unit kerja
sejumlah fungsi diturunkan Unit kerja
menjadi tugas terendah hanya
unit kerja di memiliki tugas
bawahnya dan tidak
memiliki fungsi

1 2 3 4

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
10
3. Susunan Organisasi

Tugas, Fungsi, Struktur Dan Tata Kerja Organisasi 11


Susunan Organisasi KEMENHUB
a.Staf Ahli Bidang Teknologi dan Energi Perhubungan;
MENTERI PERHUBUNGAN STAF AHLI b.Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Perhubungan;
c.Staf Ahli Bidang logistik dan Multimoda Perhubungan;
d.Staf Ahli Bidang Kawasan dan Lingkungan Perhubungan; dan
e.Staf Ahli Bidang Keselamatan dan Konektivitas Perhubungan
INSPEKTORAT SEKRETARIAT
JENDERAL JENDERAL

BADAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN BADAN PENGELOLA
DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL BADAN KEBIJAKAN
PERHUBUNGAN SUMBER DAYA TRANSPORTASI
PERHUBUNGAN LAUT PERHUBUNGAN UDARA PERKERETAAPIAN TRANSPORTASI
DARAT MANUSIA JABODETABEK
PERHUBUNGAN

PUSAT FASILITASI
PUSAT DATA DAN PUSAT PENGELOLAN PUSAT PEMBINAAN PUSAT PEMBIAYAAN
KEMITRAAN DAN SEKRETARIAT MAHKAMAH
TEKNOLOGI TRANSPORTASI JABATAN FUNGSIONAL INFRASTRUKTUR
KELEMBAGAAN KNKT PELAYARAN
KOMUNIKASI BERKELANJUTAN TRANSPORTASI TRANSPORTASI
INTERNASIONAL

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
13
SEKRETARIS JENDERAL
1. Setjen mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan.
2. Setjen menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Perhubungan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Perhubungan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Perhubungan;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah;
dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
1. Ditjen Hubdat mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang transportasi darat.
2. Ditjen Hubdat menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu lintas dan angkutan jalan,
sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan keselamatan
transportasi darat;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu lintas dan angkutan jalan,
sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan keselamatan
transportasi darat;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu
lintas dan angkutan jalan, sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar
moda dan keselamatan transportasi darat;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem
lalu lintas dan angkutan jalan, sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem
antar moda dan keselamatan transportasi darat;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu lintas dan
angkutan jalan, sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan
keselamatan transportasi darat;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
1. Ditjen Hubla mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayaran.
2. Ditjen Hubla menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraanangkutan di perairan, kepelabuhanan, sarana dan prasarana
pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan, kepelabuhanan, sarana dan
prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan keselamatan dan keamanan
pelayaran;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, sarana dan prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan
keselamatan dan keamanan pelayaran;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, sarana dan prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan
keselamatan dan keamanan pelayaran;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan, kepelabuhanan, sarana
dan prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan keselamatan dan keamanan
pelayaran;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
1. Ditjen Hubud mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penerbangan.
2. Ditjen Hubud menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara, penyelenggaraan angkutan udara dan
navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup penerbangan, sertapemanfaatan fasilitas
penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara, penyelenggaraan angkutan udara dan
navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dankualitas lingkungan hidup penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas
penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara,
penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup
penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara,
penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup
penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara, penyelenggaraan
angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup penerbangan, serta
pemanfaatan fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
1. Ditjen Perkeretaapian mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang perkeretaapian.
2. Ditjen Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana
transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana
transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,
sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,
sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana dan
prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
INSPEKTORAT JENDERAL
1. Itjen mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan interri di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
2. Itjen menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Perhubungan;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
BADAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. BKT mempunyai tugas menyelenggarakan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan transportasi.
2. BKN menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis dan penyusunan rekomendasi kebijakan
transportasi;
b. Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan transportasi;
c. Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
transportasi;
d. Pengelolaan manajemen pengetahuan kebijakan transportasi;
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang transportasi;
f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan
transportasi;
g. Pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Transportasi; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
1. BPSDM mempunyai tugas menyelenggarakan pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi.
2. BPSDM menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi;
b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
transportasi;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan
sumber daya manusia di bidang transportasi;
d. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.
BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI
JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI
1. BPTJ mempunyai tugas mengembangkan, mengelola dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi dengan menerapkan tata kelola organisasi yang baik.
2. BPTJ menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana umum dan rencana program kegiatan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi berdasarkan Rencana
Induk Transportasi Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
b. koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kebutuhan anggaran dalam rangka pelaksanaan rencana umum dan - 4 - rencana program kegiatan dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, danBekasi;
c. fasilitasi teknis, pembiayaan, dan/ atau manajemen dalam rangka peningkatan penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi;
d. fasilitasi teknis, pembiayaan, dan/atau manajemen dalam rangka pengembangan serta peningkatan sarana dan prasarana penunjang penyediaan pelayanan
angkutan umum perkotaan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
e. fasilitasi teknis, pembiayaan, dan atau manajemen dalam rangka pelaksanaan manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi;
f. penyusunan rencana pelaksanaan, perencanaan kebutuhan anggaran, dan pelaksanaan program kegiatan transportasi dalam Rencana Induk Transportasi
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang tidak termasuk dalam rencana umum dan rencana program kegiatan transportasi dari
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
g. penyiapan bahan usulan regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi;
h. pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum massal;
i. pemberian perizinan angkutan umum yang melampaui batas provinsi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
j. pemberian rekomendasi untuk angkutan terusan (feeder Service);
k. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan rencana umum serta program - 5 - pengembangan dan pelayanan transportasi yang terintegrasi
di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
l. melakukan koreksi dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dilakukan
oleh instansi, operator, dan pihak lainnya; dan m. pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
STAF AHLI MENTERI
• SAHLI mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Perhubungan mengenai masalah tertentu sesuai dengan bidang
keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat
Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan, dan Inspektorat Jenderal.
• Kelompok Staf Ahli dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional.
Fungsi Kemenhub dan Unsur Organisasi
FUNGSI KEMENHUB UNSUR NOMENKLATUR
ORGANISASI
A Perumusan dan penetapan kebijakan Pimpinan Menteri
B Koordinasi pelaksanaan tugas, Pembinaan dan Pembantu Setjen
pemberian dukungan administrasi dan pengelolaan Pimpinan
barang milik/kekayaan negara
C Pengawasan atas pelaksanan tugas Pengawas Itjen

D Pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis dan Pelaksana Direktorat Jenderal dan


supervisi BPTJ
E Pelaksanaan analisis dan rekomendasi kebijakan Pendukung Badan Kebijakan
Transportasi
F Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia Pendukung BPSDMP

G Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif Pendukung PPTB, PUSDATIN PHB ,


PFKKI, PUSBIN JFT, PPIT
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
14
UNIT PELAKSANA TEKNIS

• Unit Pelaksana Teknis (UPT), adalah satuan kerja yang bersifat


mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu
dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi induknya.
• Organisasi yang bersifat mandiri adalah satuan kerja yang diberikan
kewenangan mengelola kepeqawaian, keuangan dan perlengkapan
sendiri dan tempat kedudukannya terpisah dari organisasi induk.
• Tugas teknis operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan
teknis tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan
masyarakat
Rekapitulasi Jumlah Unit Kerja dan
Jumlah Jabatan Struktural KEMENHUB
JUMLAH ESELON I ESELON II ESELON III ESELON IV JUMLAH JABATAN
NO. UNIT ORGANISASI ESELON VA
UNIT KERJA A B A B A B A B STRUKTURAL

1. UPT DITJEN PHB. DARAT 35 0 0 0 0 29 0 123 0 0 152


2. UPT DITJEN PHB. LAUT 296 0 0 4 25 44 112 237 413 0 835
3. UPT DITJEN PHB UDARA 172 0 0 1 7 27 43 211 109 0 398
4. UPT DITJEN KA 11 0 0 0 0 5 6 20 19 0 50
5. UPT BPSDM PERHUBUNGAN 27 0 0 1 1 33 17 15 6 0 73
TOTAL UNTUK ORGANISASI
541 0 0 6 33 138 178 606 547 0 1508
TINGKAT UPT

TOTAL UNTUK ORGANISASI


21 9 5 57 0 200 0 12 0 0 283
TINGKAT PUSAT

JUMLAH 562 9 5 63 33 338 178 618 547 0 1791

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
15
UPT DITJEN HUBDAT

NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH

A 1
Balai Pengujian laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor
B 33
Balai Pengelola Transportasi Darat
C 1
KSOP Penyeberangan Danau Toba

JUMLAH 35

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
16
UPT DITJEN HUBLA
NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH

A. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama 4


B. Kantor Kesyahbandaran Utama 4
C. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I 9
D. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II 18
E. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III 17
F. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV 49
G. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I 3
H. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II 38
I. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III 121
J. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus 1
K. Distrik Navigasi Tipe A Kelas I 10
L. Distrik Navigasi Tipe A Kelas II 7
M. Distrik Navigasi Tipe A Kelas III 7
N. Distrik Navigasi Tipe B Kelas I 1
O. Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Kelas I 1
P. Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Kelas II 4
Q. Balai Kesehatan Kerja Pelayaran 1
R. Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran 1
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
17
UPT DITJEN HUBUD
NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH
A. Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas I Utama 2
B. Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas I 12
C. Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas II 23
D. Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III 121
E. Satuan Pelayanan Unit Penyelenggara Bandar Udara -
F. Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto 1
G. Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan 1
H. Balai Kesehatan Penerbangan 1
I. Balai Teknik Penerbangan 1
J. Otoritas Bandar Udara Kelas Utama 1
K. Otoritas Bandar Udara Kelas I 4
L. Otoritas Bandar Udara Kelas II 5
JUMLAH 172
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
18
UPT DITJEN PERKERETAAPIAN
NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH
A. BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS I 5

B BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS II 2

C. BALAI PERAWATAN PERKERETAAPIAN 1

D. BALAI PENGUJIAN PERKERETAAPIAN 1

E. BALAI PENGELOLA KERETA API RINGAN SUMATERA SELATAN 1

F. BALAI PENGELOLA KERETA API SULAWESI SELATAN 1

JUMLAH 11

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
19
UPT BPSDMP
NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH
A. Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BPPTD) 1

B. Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut 1


C. Balai Besar Pendidikan, Penyegaran, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) 1

D. Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan 1


F. Politeknik Penerbangan 5
G. Politeknik Ilmu Pelayaran 2
H. Politeknik Transportasi Darat Indonesia- STTD 1
I. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran 1
J. Politeknik Penerbangan Indonesia Curug 1
K. Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan 1
L. Politeknik Transportasi Darat 1
M. Politeknik Pelayaran 7
N. Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi 1
O. Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun 1
Q. Balai Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan Karakter Sumber Daya Manusia Transportasi 1

R. Politeknik Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Palembang 1

JUMLAH 27
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
20
4. Tata Kerja Organisasi

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
21
Tata Kerja/Tatalaksana Organisasi

01

Organisasi Tugas dan Peta Proses


Fungsi Bisnis SOP

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi.
ADMINISTRASI
22
Peta Proses Bisnis

• Proses Bisnis adalah sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling


terkait yang menghasilkan keluaran sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Peta Proses Bisnis adalah diagram yang mengidentifikasi secara jelas langkah langkah
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses bisnis.
• Peta Proses Bisnis adalah diagram yang mengidentifikasi secara jelas
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu Proses
Bisnis

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
23
Contoh Peta Proses Bisnis

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
24
Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya


disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai
Peta Proses Bisnis berbagai
adalah diagram prosessecara
yang mengidentifikasi penyelenggaraan
jelas langkah langkah
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses bisnis.
administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan
serta disusun dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsi.

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
23
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Penetapan tertulis mengenai aktivitas-aktivitas baku yang harus dilakukan dalam proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, kapan, dimana dan oleh siapa serta bagaimana hasilnya.

Simbol yang digunakan dalam penggambaran kegiatan:


Mulai atau selesai

Proses
Proses lanjut
Konektor perpindahan aktifitas
ke halaman berikutnya

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
25
Manfaat Penyusunan SOP
• Sebagai standarisasi langkah-langkah kerja bagi aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan
yang menjadi tugasnya
• Meminimalisir terjadinya kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang
aparatur atau pelaksana dalam melaksanakan tugas
• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual
aparatur dan organisasi secara keseluruhan
• Mengurangi adanya intervensi manajemen/atau melawati kewenangannya dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari
• Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas
• Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan
• Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam
berbagai situasi
• Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan
prosedur
Tugas, Fungsi, Struktur
KEBIJAKAN Dan TataPERKANTORAN
ADMINISTRASI Kerja Organisasi
26
Format SOP KEMENHUB

MANAJEMEN RESIKO

Permenhub PM 50 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Peta Proses Bisnis Dan Standar Operasional Prosedur Di Lingkungan
Kementerian Perhubungan

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
27
4. Jabatan

Tugas, Fungsi, Struktur Dan Tata Kerja Organisasi 28


Jabatan ASN
(UU NO 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA)

1. Jabatan ASN terdiri atas:


a. Jabatan Administrasi ;
b. Jabatan Fungsional ; dan
c. Jabatan Pimpinan Tinggi
a. Jabatan Administrasi terdiri atas:
1. Jabatan administrator: bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik
serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
2. Jabatan pengawas: bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
pejabat pelaksana
3. Jabatan pelaksana: bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan.
Pasal 13, 14,15

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
29
Jabatan ASN
b. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.
1. Jabatan fungsional keahlian terdiri atas:
a. ahli utama;
b. ahli madya;
c. ahli muda; dan
d. ahli pertama.
2. Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas:
a. penyelia;
b. mahir;
c. terampil; dan
d. pemula

Pasal 18

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
30
Jabatan ASN
c. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:
1. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
2. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; dan
3. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
31
Jabatan
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seorang PNS
dalam suatu satuan organisasi negara.
1. Menunjukkan tugas, berarti terdapat uraian jenis kegiatan, hasil kerja,waktu dan biaya.
2. Menunjukkan tanggungjawab, kewajiban yang melekat pada jabatan, yang terkait dengan benar atau salahnya
pelaksanaan tugas. Tanggung jawab jabatan dapat meliputi tanggung jawab terhadap:
◦ Bahan kerja (Kerahasiaan data)
◦ Alat Kerja (Kelengkapan peralatan kerja)
◦ Hasil Kerja (Keakuratan laporan)
◦ Proses Kerja (Kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap peraturan/SOP)
3. Menunjukkan wewenang, hak pemegang jabatan untuk memilih alternatif dalam mengambil keputusan/ tindakan
yang diakui secara sah oleh semua pihak. Wewenang dapat terkait dengan:
– Bahan Kerja (a.l: Mengembalikan bahan kerja yang tidak sesuai)
– Alat Kerja (a.l:Melakukan pemeliharaan perangkat kerja yang digunakan)
– Hasil Kerja (a.l:Menyebarluaskan informasi yang dihasilkan kepada orang lain)
– Proses Kerja (a.l:Menetapkan prosedur kerja)
4. Menunjukkan Hak, yaitu bahwa uraian jenis kegiatan atau beban kerja (core bussines) yang ada dalam jabatan,
mempunyai ciri, specifikasi, batasan dan perbedaan yang jelas, dengan jabatan lain

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
32
Pemanfaatan Informasi Jabatan
PERENCANAAN PEGAWAI - Analisis beban kerja (Analisis kebutuhan pegawai)

- Standar kualifikasi
REKRUTMEN DAN SELEKSI - Kriteria seleksi

HASIL ANJAB PERENCANAAN KARIER - Pola karier

PETA JABATAN PENGANGKATAN - Standar kompetensikerja/jabatan


URAIAN JABATAN DALAM JABATAN - Penilaian kompetensi
SYARAT JABATAN
- Standar kinerja
PENILAIAN KINERJA - Kriteria kinerja

REMUNERASI - Evaluasi jabatan (bobot dan peringkat jabatan)

DIKLAT - Analisis kebutuhan diklat

Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
38
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai