POKOK
BAHASAN
Perpres 23 Tahun 20 22 tentang Kementerian Permenhub No. PM. 17 Tahun 2022 tentang
Perhubungan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
03
UUD 1945
• Pasal 1 ayat (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
yang berbentuk Republik.
• Pasal 4 ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
• Pasal 17 Ayat (1), (2), & (3) Presiden dibantu oleh Menteri-
Menteri Negara, Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden, dan Setiap menteri
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
UU 39 Tahun 2008
Tentang Kementerian Negara
• Pasal 3 : Kementerian berada di bawah dan bertanggung Pasal 9 ayat (2) Susunan Organisasi
jawab kepada Presiden. Kementerian terdiri atas unsur :
• Pasal 7 ayat (2) tugas : a. pimpinan, yaitu Menteri
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan b. Pembantu pimpinan, yaitu
tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden sekretariat jenderal
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara c. Pelaksana, yaitu direktorat
• Pasal 8 ayat (2) fungsi: jenderal
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di d. Pengawas, yaitu inspektorat
bidangnya; jenderal
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang e. Pendukung, yaitu badan
menjadi tanggung jawabnya; dan/atau pusat
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian di daerah; dan
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional
Kedudukan Kementerian Perhubungan
Dalam Kerangka RI
1. Kementerian Perhubungan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
04
2. Tugas dan Fungsi
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
06
Tugas dan Fungsi
TUGAS FUNGSI
Pekerjaan yang wajib Penjabaran tugas
dilaksanakan oleh organisasi
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
07
Tugas Kemenhub
Kementerian Perhubungan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang transportasi untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
01
ADMINISTRASI
08
Fungsi Kementerian Perhubungan
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan
pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan
aksesibilitas, konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perhubungan;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelalsanaan urusan
Kementerian Perhubungan;
f. pelaksanaan analisis dan rekomendasi kebijakan transportasi;
g. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia transportasi; dan
h. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
09
Cascading Tugas dan Fungsi
Setiap unit
kerja memiliki
tugas Tugas suatu
unit kerja
dijabarkan Setiap fungsi
menjadi suatu unit kerja
sejumlah fungsi diturunkan Unit kerja
menjadi tugas terendah hanya
unit kerja di memiliki tugas
bawahnya dan tidak
memiliki fungsi
1 2 3 4
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
10
3. Susunan Organisasi
BADAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN BADAN PENGELOLA
DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL BADAN KEBIJAKAN
PERHUBUNGAN SUMBER DAYA TRANSPORTASI
PERHUBUNGAN LAUT PERHUBUNGAN UDARA PERKERETAAPIAN TRANSPORTASI
DARAT MANUSIA JABODETABEK
PERHUBUNGAN
PUSAT FASILITASI
PUSAT DATA DAN PUSAT PENGELOLAN PUSAT PEMBINAAN PUSAT PEMBIAYAAN
KEMITRAAN DAN SEKRETARIAT MAHKAMAH
TEKNOLOGI TRANSPORTASI JABATAN FUNGSIONAL INFRASTRUKTUR
KELEMBAGAAN KNKT PELAYARAN
KOMUNIKASI BERKELANJUTAN TRANSPORTASI TRANSPORTASI
INTERNASIONAL
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
13
SEKRETARIS JENDERAL
1. Setjen mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan.
2. Setjen menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Perhubungan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Perhubungan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Perhubungan;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah;
dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
1. Ditjen Hubdat mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang transportasi darat.
2. Ditjen Hubdat menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu lintas dan angkutan jalan,
sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan keselamatan
transportasi darat;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu lintas dan angkutan jalan,
sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan keselamatan
transportasi darat;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu
lintas dan angkutan jalan, sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar
moda dan keselamatan transportasi darat;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem
lalu lintas dan angkutan jalan, sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem
antar moda dan keselamatan transportasi darat;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, prasarana, sistem lalu lintas dan
angkutan jalan, sungai, danau, penyeberangan, dan angkutan multimoda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan
keselamatan transportasi darat;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
1. Ditjen Hubla mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayaran.
2. Ditjen Hubla menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraanangkutan di perairan, kepelabuhanan, sarana dan prasarana
pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan, kepelabuhanan, sarana dan
prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan keselamatan dan keamanan
pelayaran;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, sarana dan prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan
keselamatan dan keamanan pelayaran;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, sarana dan prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan
keselamatan dan keamanan pelayaran;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan angkutan di perairan, kepelabuhanan, sarana
dan prasarana pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, serta peningkatan keselamatan dan keamanan
pelayaran;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
1. Ditjen Hubud mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penerbangan.
2. Ditjen Hubud menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara, penyelenggaraan angkutan udara dan
navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup penerbangan, sertapemanfaatan fasilitas
penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara, penyelenggaraan angkutan udara dan
navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dankualitas lingkungan hidup penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas
penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara,
penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup
penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara,
penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup
penerbangan, serta pemanfaatan fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar udara, penyelenggaraan
angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup penerbangan, serta
pemanfaatan fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
1. Ditjen Perkeretaapian mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang perkeretaapian.
2. Ditjen Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana
transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana
transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,
sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,
sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana dan
prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
INSPEKTORAT JENDERAL
1. Itjen mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan interri di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
2. Itjen menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perhubungan terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Perhubungan;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
BADAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. BKT mempunyai tugas menyelenggarakan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan transportasi.
2. BKN menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis dan penyusunan rekomendasi kebijakan
transportasi;
b. Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan transportasi;
c. Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
transportasi;
d. Pengelolaan manajemen pengetahuan kebijakan transportasi;
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang transportasi;
f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan
transportasi;
g. Pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Transportasi; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
1. BPSDM mempunyai tugas menyelenggarakan pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi.
2. BPSDM menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi;
b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
transportasi;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan
sumber daya manusia di bidang transportasi;
d. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.
BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI
JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI
1. BPTJ mempunyai tugas mengembangkan, mengelola dan meningkatkan pelayanan transportasi secara terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi dengan menerapkan tata kelola organisasi yang baik.
2. BPTJ menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana umum dan rencana program kegiatan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi berdasarkan Rencana
Induk Transportasi Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
b. koordinasi dan sinkronisasi perencanaan kebutuhan anggaran dalam rangka pelaksanaan rencana umum dan - 4 - rencana program kegiatan dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, danBekasi;
c. fasilitasi teknis, pembiayaan, dan/ atau manajemen dalam rangka peningkatan penyediaan pelayanan angkutan umum perkotaan di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi;
d. fasilitasi teknis, pembiayaan, dan/atau manajemen dalam rangka pengembangan serta peningkatan sarana dan prasarana penunjang penyediaan pelayanan
angkutan umum perkotaan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
e. fasilitasi teknis, pembiayaan, dan atau manajemen dalam rangka pelaksanaan manajemen permintaan lalu lintas di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi;
f. penyusunan rencana pelaksanaan, perencanaan kebutuhan anggaran, dan pelaksanaan program kegiatan transportasi dalam Rencana Induk Transportasi
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang tidak termasuk dalam rencana umum dan rencana program kegiatan transportasi dari
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
g. penyiapan bahan usulan regulasi dan kebijakan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan transportasi yang terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi;
h. pemberian rekomendasi penataan ruang yang berorientasi angkutan umum massal;
i. pemberian perizinan angkutan umum yang melampaui batas provinsi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
j. pemberian rekomendasi untuk angkutan terusan (feeder Service);
k. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan rencana umum serta program - 5 - pengembangan dan pelayanan transportasi yang terintegrasi
di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
l. melakukan koreksi dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dilakukan
oleh instansi, operator, dan pihak lainnya; dan m. pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
STAF AHLI MENTERI
• SAHLI mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri
Perhubungan mengenai masalah tertentu sesuai dengan bidang
keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat
Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan, dan Inspektorat Jenderal.
• Kelompok Staf Ahli dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional.
Fungsi Kemenhub dan Unsur Organisasi
FUNGSI KEMENHUB UNSUR NOMENKLATUR
ORGANISASI
A Perumusan dan penetapan kebijakan Pimpinan Menteri
B Koordinasi pelaksanaan tugas, Pembinaan dan Pembantu Setjen
pemberian dukungan administrasi dan pengelolaan Pimpinan
barang milik/kekayaan negara
C Pengawasan atas pelaksanan tugas Pengawas Itjen
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
15
UPT DITJEN HUBDAT
A 1
Balai Pengujian laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor
B 33
Balai Pengelola Transportasi Darat
C 1
KSOP Penyeberangan Danau Toba
JUMLAH 35
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
16
UPT DITJEN HUBLA
NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH
JUMLAH 11
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
19
UPT BPSDMP
NO. UNIT ORGANISASI/ NAMA JUMLAH
A. Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BPPTD) 1
JUMLAH 27
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
20
4. Tata Kerja Organisasi
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
21
Tata Kerja/Tatalaksana Organisasi
01
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi.
ADMINISTRASI
22
Peta Proses Bisnis
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
23
Contoh Peta Proses Bisnis
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
24
Standar Operasional Prosedur
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
23
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Penetapan tertulis mengenai aktivitas-aktivitas baku yang harus dilakukan dalam proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, kapan, dimana dan oleh siapa serta bagaimana hasilnya.
Proses
Proses lanjut
Konektor perpindahan aktifitas
ke halaman berikutnya
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
25
Manfaat Penyusunan SOP
• Sebagai standarisasi langkah-langkah kerja bagi aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan
yang menjadi tugasnya
• Meminimalisir terjadinya kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang
aparatur atau pelaksana dalam melaksanakan tugas
• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual
aparatur dan organisasi secara keseluruhan
• Mengurangi adanya intervensi manajemen/atau melawati kewenangannya dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari
• Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas
• Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan
• Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung dalam
berbagai situasi
• Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan
prosedur
Tugas, Fungsi, Struktur
KEBIJAKAN Dan TataPERKANTORAN
ADMINISTRASI Kerja Organisasi
26
Format SOP KEMENHUB
MANAJEMEN RESIKO
Permenhub PM 50 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Peta Proses Bisnis Dan Standar Operasional Prosedur Di Lingkungan
Kementerian Perhubungan
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
27
4. Jabatan
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
29
Jabatan ASN
b. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.
1. Jabatan fungsional keahlian terdiri atas:
a. ahli utama;
b. ahli madya;
c. ahli muda; dan
d. ahli pertama.
2. Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas:
a. penyelia;
b. mahir;
c. terampil; dan
d. pemula
Pasal 18
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
30
Jabatan ASN
c. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:
1. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
2. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; dan
3. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
31
Jabatan
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seorang PNS
dalam suatu satuan organisasi negara.
1. Menunjukkan tugas, berarti terdapat uraian jenis kegiatan, hasil kerja,waktu dan biaya.
2. Menunjukkan tanggungjawab, kewajiban yang melekat pada jabatan, yang terkait dengan benar atau salahnya
pelaksanaan tugas. Tanggung jawab jabatan dapat meliputi tanggung jawab terhadap:
◦ Bahan kerja (Kerahasiaan data)
◦ Alat Kerja (Kelengkapan peralatan kerja)
◦ Hasil Kerja (Keakuratan laporan)
◦ Proses Kerja (Kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap peraturan/SOP)
3. Menunjukkan wewenang, hak pemegang jabatan untuk memilih alternatif dalam mengambil keputusan/ tindakan
yang diakui secara sah oleh semua pihak. Wewenang dapat terkait dengan:
Bahan Kerja (a.l: Mengembalikan bahan kerja yang tidak sesuai)
Alat Kerja (a.l:Melakukan pemeliharaan perangkat kerja yang digunakan)
Hasil Kerja (a.l:Menyebarluaskan informasi yang dihasilkan kepada orang lain)
Proses Kerja (a.l:Menetapkan prosedur kerja)
4. Menunjukkan Hak, yaitu bahwa uraian jenis kegiatan atau beban kerja (core bussines) yang ada dalam jabatan,
mempunyai ciri, specifikasi, batasan dan perbedaan yang jelas, dengan jabatan lain
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
32
Pemanfaatan Informasi Jabatan
PERENCANAAN PEGAWAI - Analisis beban kerja (Analisis kebutuhan pegawai)
- Standar kualifikasi
REKRUTMEN DAN SELEKSI - Kriteria seleksi
Tugas,KEBIJAKAN
Fungsi, Struktur Dan TataPERKANTORAN
Kerja Organisasi
ADMINISTRASI
38
Terima Kasih