Uraian Pekerjaan
Uraian Pekerjaan
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan
oleh kontraktor pelaksana harus mendapat pengawasan secara teknis di
lapangan agar rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan sebagai
dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung secara efektif.
2. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh pemberi jasa
pengawasan yang kompeten, dan dilakukan secara penuh dengan menempatkan
tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas
pekerjaan.
3. Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi,
dari segi biaya, mutu, dan waktu kegiatan pelaksanaan.
4. Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas
pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.
C. LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum
Lembaga Administrasi Negara menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang
administrasi negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara. Tugas Lembaga Administrasi Negara tersebut
adalah :
a. meneliti, mengkaji, dan melaksanakan inovasi manajemen ASN sesuai dengan
kebutuhan kebijakan;
b. membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN
berbasis kompetensi;
c. merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai
ASN secara nasional;
d. menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan
pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan penjenjangan tertentu, serta
pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan
kementerian dan lembaga terkait;
1
e. memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan
penjenjangan;
f. membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan
publik; dan
g. membina JF di bidang pendidikan dan pelatihan.
Gedung bangunan yang ada di Kampus ASN Corporate University terdiri dari
beberapa bangunan gedung, yaitu :
(a) Kamar asrama peserta Diklat dengan jumlah kamar sebanyak 132
kamar yang diperuntukkan bagi Peserta Pelatihan Kepemimpinan
Nasional Tk. I dan II
(b) Ruang kelas sebanyak 3 (tiga) ruang kelas
(c) Ruang diskusi sebanyak 8 (delapan) ruangan
(d) Ruang makan di lantai IV
(e) Ruang fitness di lantai I
2
Pada tahun 2021 dilakukan penggantian instalasi air bersih di Gedung
Graha Wisesa dan pafa tahun 2022 dilakukan renovasi ruang kelas lantai
1,2 dan 3, toilet lantai 1, 2 dan 3, lobby utama serta 1 kamar percontohan.
3) Gedung Graha Wicaksana
Gedung Graha Wicaksana dengan luas 9.640 M2 yang terdiri dari beberapa
bangunan, yaitu :
(a) Gedung I/Auditorium dengan luas 2.960 M2 dibangun pada tahun 1984
dan sudah 2 kali dilakukan renovasi yaitu pada tahun 1988 untuk
memperkuat struktur dan renovasi ke 2 pada tahun 2008 untuk
renovasi arsitektur (atap, plafon, tembok dan lain-lain). Pada tahun
2019 telah dilakukan renovasi penggantian atap menjadi atap
metalsheet dan perbaikan plafond auditorium utama. Saat ini kondisi
interior ruang auditorium sudah rusak berat, sehingga perlu dilakukan
renovasi interior yang mencakup lantai, dinding serta fasilitas
penunjang lainnya. Selain Auditorium pada Gedung I juga terdapat 3
(tiga) ruangan yang digunakan sebagai ruang kelas pembelajaran yaitu
kelas A, B dan C. Saat ini kondisi interior serta fasilitas pendukung
pada ketiga ruang tersebut sudah rusak dan tidak bisa digunakan,
sehingga perlu dilakukan renovasi pada ketiga ruang tersebut. Selain
interior, eksterior Gedung I juga sudah banyak yang rusak dan bocor
sehingga juga perlu dilakukan renovasi.
(b) Gedung II dengan luas 1.138 M2 dibangun pada tahun 1984 terdiri dari
bangunan 2 lantai, dan diperuntukkan sebagai ruang kerja Kepala LAN,
ruang kerja Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi,
ruang rapat pimpinan dan ruang rapat Kapus Pengembangan
Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial Aparatur Sipil
Negara. Pada tahun 2015 telah dilakukan penggantian penutup atap
menjadi atap metalsheet, untuk mempercantik dan memperindah
tampilan gedung maka pada tahun 2019 dilakukan renovasi gedung II
berupa pemasangan Alumunium Composite Panel (ACP) pada bagian luar
gedung.
(c) Gedung III dengan luas 2.660 M2 dibangun pada tahun 1984 terdiri dari
2 lantai yang dipergunakan sebagai ruang diskusi dan ruang kerja balai
Bahasa, ruang widyaiswara, laboratorium bahasa dan ruang kelas balai
bahasa. Pada tahun 2020 dilakukan renovasi penggantian penutup atap
dan penguatan rangka atap.
(d) Gedung IV dengan luas 320 M2 dibangun tahun 1984 dan dipergunakan
sebagai gedung olah raga. Pada tahun 2021 dilakukan perbaikan pada
kusen, plafond dan dinding dalam. Tetapi untuk area kamar mandi,
gudang dan prasarana pendukung lain perlu dilakukan perbaikan lebih
lanjut.
(e) Gedung V dengan luas 1190 M2 terdiri dari bangunan gedung kafetaria,
ruang kerja pengelola kampus dan bangunan sarana binatu yang
dibangun tahun 1984. Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan
renovasi pada gedung kafetaria berupa peninggian lantai, penggantian
keramik, kusen dan kaca jendela, penggantian atap plafon, instalasi air
dan instalasi listrik serta tampilan arsitektur dari dapur dan ruang
tunggu. Kondisi ruang kerja pengelola kampus saat ini sudah
3
mengkhawatirkan, struktur maupun arsitektur bangunan ruang kerja
pengelola kampus ini sudah tidak layak digunakan karena kondisi
gedung sudah miring dan temboknya retak yang disebabkan oleh kondisi
tanah yang labil dan mengalami pergeseran sehingga saat ini gedung
tersebut tidak digunakan demi keamanan. Pada tahun 2021 dilakukan
pembongkaran dan pembangunan ulang gedung V untuk ruang kerja
peneglola kampus.
(f) Gedung VI merupakan bangunan yang terdiri dari 3 blok asrama 2 lantai
dengan jumlah kamar masing-masing blok sebanyak 20 kamar dengan total
60 kamar untuk 3 blok dengan kapasitas pengguna 120 orang. Luas total
bangunan 1542 M2, Gedung VI ini dibangun tahun 1984 dan pada tahun
2008 telah dilakukan renovasi untuk penguatan lantai dasar akibat kondisi
tanah yang labil. Pada tahun 2015 dilakukan renovasi kamar mandi
(sebelumnya satu kamar mandi untuk dua kamar menjadi masing-masing
kamar terdapat satu kamar mandi). Pada saat ini kondisi eksterior dan
interior pada gedung ini sudah banyak yang rusak sehingga perlu
dilakukan renovasi.
(g) Bangunan Gedung Diesel dan Gudang dengan luas 276 M2 dibangun tahun
1984 dan digunakan sebagai tempat untuk mesin diesel, mesin pompa dan
gudang. Saat ini kondisi fisik gedung sudah banyak yang rusak dan perlu
dilakukan renovasi.
4) Bangunan Sarana Ibadah
Bangunan Sarana Ibadah, digunakan untuk sarana ibadah peserta Pelatihan
Kepemimpinan Nasional Tk. I, II, III, IV, Diklat Teknis Fungsional,
Mahasiswa/i dan masyarakat lingkungan Kampus PPLPN. Bangunan tempat
ibadah sudah dilakukan rehabilitasi dan perluasan pada tahun 2016 dengan
luas 700 m2 dan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan
dilakukan renovasi prasarana lingkungan di sekitar sarana ibadah seperti
halaman, taman, saluran air, dan canopy penghubung ke gedung Graha
Wisesa pada tahun 2017. Pada tahun 2022 dilakukan pemasangan granit
dinding pada area depan. Pada saat ini kondisi fisik bangunan masih cukup
baik, tetapi perlu dilakukan pemeliharaan rutin.
5) Bangunan Rumah Negara
Bangunan Rumah Negara terdiri dari golongan type A permanen 1 unit dan
golongan type B permanen 4 unit. Rumah golongan type A permanen dengan
luas 250 m2 dibangun tahun 1979. Rumah golongan type B permanen
dengan luas 120 m2 dibangun tahun 2005 untuk blok B/11 dan blok B/12,
sedangkan blok B/16 dan blok B/17 dibangun tahun 2006. Rumah type B
permanen blok B/11 dan blok B/12 pada tahun 2018 telah dilakukan
renovasi terhadap rangka, penutup atap, lantai dan kerusakan lainnya.
Sedangkan rumah type B permanen blok B/17 sudah dilakukan renovasi
pada tahun 2019 terhadap atap, dinding , lantai dan kerusakan lainnya.
4
Corporate University, yang berlokasi di Jl. Administrasi II, Pejompongan Jakarta
Pusat.
2. Pemegang mata anggaran tahun 2023 adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini
adalah Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
D. LINGKUP KEGIATAN
1. Lingkup kegiatan adalah Jasa Konsultansi Pengawasan Renovasi Gedung dan
Bangunan Kampus ASN Corporate University.
2. Lingkup Pekerjaan meliputi :
a. Renovasi Gedung I Graha Wicaksana meliputi :
1) Pemasangan ACP dinding luar gedung;
2) Penyambungan instalasi listrik utama;
3) Penggantian atap;
4) Renovasi interior Auditorium Utama (termasuk ME dan sarana
pendukung)
5) Renovasi lobby dan ruangan lantai 1 dan 2 (termasuk ME dan sarana
pendukung)
6) Renovasi ruang kelas A, B dan C (termasuk ME dan sarana pendukung)
7) Renovasi kamar mandi pria dan wanita.
b. Renovasi Gedung III Graha Wicaksana meliputi :
1) Pemasangan ACP dinding luar gedung;
2) Penggantian atap;
3) Renovasi ruangan lantai 1 dan 2 (termasuk ME dan sarana pendukung)
4) Renovasi kamar mandi pria dan wanita (lantai 1 dan 2)
c. Renovasi Gedung IV Graha Wicaksana meliputi :
1) Pemasangan ACP dinding luar gedung;
2) Penggantian atap;
d. Renovasi Gedung VI Graha Wicaksana meliputi :
1) Penggantian atap asrama A, B dan C
2) Renovasi kamar asrama A, B dan C (termasuk sarana pendukung)
e. Renovasi selasar area Wicaksana
f. Renovasi Gudang BMN
5
B. Lingkup Kegiatan tersebut antara lain adalah :
1. memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume atau realisasi fisik.
4. mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
5. menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-
rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
6. meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
7. meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built
Drawing) sebelum serah terima pertama.
8. menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.
9. menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan akhir pelaksanaan
konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi.
10. bersama-sama penyedia jasa perencanaan konstruksi menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
11. membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.
6
E. Konsultan Pengawas bertanggung jawab terhadap implementasi SMKK yang
meliputi antara lain :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
3. Merencanakan dan menyusun program K3
Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
4. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
5. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
6. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
7. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat
IV. BIAYA
A. Biaya Pengawasan
Besarnya biaya pekerjaan pengawasan untuk Konsultan Pengawas mengikuti
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 22/PRT/M/2018 tentang Biaya
Pengawas Konstruksi, yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan
untuk membiayai pengawasan pembangunan bangunan gedung negara, yang
dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan secara kontraktual dari hasil seleksi atau
penunjukan langsung.
Biaya pengawasan diatur sebagai berikut:
a. Biaya pengawasan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
pengawasan yang bersangkutan;
b. Besarnya nilai biaya pengawasan maksimum dihitung berdasarkan prosentase
biaya pengawasan konstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik bangunan
yang tercantum dalam Tabel 1,2 dan 3 serta tabel A, B dan C;
c. Biaya pengawasan dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang bisa
diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate;
d. Biaya pengawasan ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung
pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak termasuk
biaya untuk:
1) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) materi dan penggandaan laporan;
3) pembelian dan atau sewa peralatan;
4) sewa kendaraan;
5) biaya rapat-rapat;
6) perjalanan (lokal maupun luar kota);
7) biaya komunikasi;
8) penyiapan dokumen sertifikat laik fungsi;
9) penyiapan dokumen pendaftaran;
10) asuransi/pertanggungan (indemnity insurance);
11) pajak dan iuran daerah lainnya.
7
e. Pembayaran biaya pengawasan konstruksi dilakukan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan.
f. Pembayaran biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud pada
huruf (e) dilakukan sebagai berikut:
1) pengawasan konstruksi tahap pelaksanaan konstruksi fisik sampai dengan
serah terima pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi paling
banyak sebesar 90% (sembilan puluh per seratus); dan
2) pengawasan konstruksi tahap pemeliharaan sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi sebesar 10% (sepuluh per
seratus).
g. Tata cara pembayaran angsuran pekerjaan pengawasan konstruksi
sebagaimana dimaksud pada huruf (f) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sumber Dana
Sumber biaya dari Pekerjaan ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) 086.01.1.450417/2023 tanggal 30 November 2022 Satker 450417
LAN Jakarta, Tahun Anggaran 2023 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp.
410.000.000,- (Empat ratus sepuluh juta rupiah)
V. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada Kerangka Acuan
Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
8
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan
baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
B. PERSYARATAN OBYEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas
dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan
profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Pengawas yang secara fungsional
dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pekerjaan dilapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
A. UMUM
Konsultan Pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh Pengelola
Kegiatan agar fungsi dan tanggung jawab Konsultan Pengawas dapat terlaksana
dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen. Konsultan Pengawas harus membuat uraian kegiatan
secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan
pelaksanaan yang dihadapi di lapangan yang secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
a) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan.
b) Memeriksa Time Schedule/Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada
Pengelola Kegiatan untuk mendapat persetujuan.
2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
9
a) Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan,
koordinasi dan inspeksi kegiatan kegiatan pembangunan agar pelaksanaan
teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan
diserahkan untuk kedua kalinya.
b) Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lainnya.
c) Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan
cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
d) Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
e) Memberi petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari
kontrak, dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan
pemberitahuan tertulis kapada Pejabat Pembuat Komitmen.
f) Memberi bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam mengusahakan
perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.
3. Konsultasi
a) Melakukan konsultasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk membahas
segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
b) Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya dua kali dalam
sebulan, dengan Pejabat Pembuat Komitmen, Perencana dan Pelaksana
dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul
dalam pelaksanaan, kemudian membuat risalah dan mengirimkan kepada
semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1
minggu kemudian
c) Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.
4. Laporan
a) Memberi laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologi
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, mengenai volume, Prosentase dan nilai
bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana.
b) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c) Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
d) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pelaksana
terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan
juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pelaksana (Shop
Drawings).
5. Dokumen
a) Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
10
b) Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan dilapangan
serta penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan
pembayaran.
c) Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita
Acara kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir -
formulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan.
VII. MASUKAN
A. INFORMASI
B. TENAGA
1. Tenaga Ahli :
a) Penanggungjawab Utama (1 orang)
Pendidikan : S1 Arsitektur/Teknik Sipil
Keahlian : Ahli Arsitektur Muda/Ahli Teknik Bangunan Gedung Muda
(dibuktikan dengan Surat Keterangan Ahli Muda)
Pengalaman : Min. 5 Tahun dalam bidang yang sesuai.
b) Ahli Arsitektur (1 orang)
Pendidikan : S1 Arsitektur
11
Keahlian : Ahli Arsitektur Muda (dibuktikan dengan Surat
Keterangan Ahli Muda)
Pengalaman : Min. 3 Tahun dalam bidang yang sesuai.
c) Ahli Desain Interior (1 orang)
Pendidikan : S1 Desain Interior
Keahlian : Ahli Desain Interior (dibuktikan dengan Surat Keterangan
Ahli Muda)
Pengalaman : Min. 3 Tahun dalam bidang yang sesuai.
d) Ahli Teknik Tenaga Listrik (1 orang)
Pendidikan : S1 Teknik Listrik
Keahlian : Ahli Teknik Tenaga Listrik (dibuktikan dengan Surat
Keterangan Ahli Muda)
Pengalaman : Min. 3 Tahun dalam bidang yang sesuai.
e) Tenaga Ahli K3 (1 orang)
Pendidikan : S1 Arsitektur/Teknik Sipil
Keahlian : Ahli K3 Konstruksi Muda (dibuktikan dengan Surat
Keterangan Ahli Muda)
Pengalaman : Min. 3 Tahun dalam bidang yang sesuai.
2. Tenaga Pendukung
a) Site Supervisor (2 orang)
Pendidikan : S1 Teknik Sipil
Pengalaman : min 3 tahun
b) Site Engineer (2 orang)
Pendidikan : S1 Teknik Sipil
Pengalaman : min 3 tahun
c) Administrasi & Keuangan/Sekretaris (1 orang)
Pendidikan : D3 Ekonomi
Pengalaman : min 3 tahun
3. Waktu Penugasan
12
VIII. KELUARAN
A. LAPORAN HARIAN
Laporan harian berisi keterangan tentang:
1. Tenaga Kerja,
2. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
3. Alat-alat,
4. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
5. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
B. LAPORAN MINGGUAN
Laporan Mingguan sebagai resume laporan harian
C. LAPORAN BULANAN
Laporan Bulanan memuat:
1. Laporan Pelaksanaan Konstruksi yang berdasarkan kepada laporan harian dan
laporan mingguan beserta perubahannya.
2. Data Kegiatan
3. Lampiran yang terdiri atas:
a) Jadwal pelaksanaan
b) Laporan kemajuan pekerjaan
c) Risalah rapat
d) Progres Marking
e) Monitoring tenaga kerja dan grafik
f) Laporan hasil pengujian material
g) Laporan cuaca
h) Dokumentasi
i) Berita Acara Serah Terima I Pelaksanaan Konstruksi
4. Laporan harus diserahkan setiap bulan sejak SPMK diterbitkan. Laporan dibuat
rangkap 4 (empat).
D. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir memuat:
1. Perubahan perencanaan pada saat pelaksanaan konstruksi
2. Petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan gedung
3. Petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal
bangunan.
4. Berita Acara Serah Terima II Pelaksanaan Konstruksi
5. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
BAST 2 dibuat/diterbitkan. Laporan dibuat rangkap 2 (dua) dan juga disimpan
dalam bentuk softcopy.
13
3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen.
C. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pada Tahap Pengawasan Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi selama 6 (enam) bulan atau sampai dengan Berita Acara
Serah Terima I Pekerjaan Fisik dan Tahapan Pengawasan Masa Pemeliharaan
Pekerjaan Konstruksi selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender atau
sampai dengan Berita Acara Serah Terima II.
X. LAIN-LAIN
D. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel
proyek/satuan kerja pengguna jasa.
E. PERSYARATAN PESERTA
1) Persyaratan Kualifikasi :
Memiliki ijin usaha di bidang Jasa Konstruksi sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi usaha kecil
yang masih berlaku dengan Klasifikasi Pengawasan Rekayasa dengan
14
Subklasifikasi Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung atau
Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Hunian dan Nonhunian.
2) Produksi Dalam Negeri : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan
lain
3) Persyaratan Kerja Sama : Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi:
a. Penyedia jasa yang profesional;
b. Penyedia jasa yang memiliki pengalaman di bidang jasa konsultansi
pengawasan Konstruksi.
4) Pedoman Pengumpulan Data Lapangan : Pengumpulan data lapangan harus
memenuhi persyaratan berikut :
a. Informasi data dari PPK atau dengan persetujuan PPK;
b. Data yang dikumpulkan harus berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
Aspek utama yang harus dimiliki dan diperhatikan sebagai pengawas K3 dalam
pelaksanaan proyek konstruksi, yaitu :
1) Aspek Peraturan Perundang-undangan
Seorang ahli K3 harus memahami semua peraturan dan perundang-undangan
yang telah diterbitkan oleh pemerintah, yang telah mengatur semua ketentuan
yang harus dilakukan oleh setiap warga negara dalam melaksanakan suatu
kegiatan tertentu, termasuk sangsi-sangsi pidana yang akan dikenakan apabila
terjadi pelanggaran.
2) Aspek Ke-engineeringan
Seorang ahli K3 yang bekerja di proyek konstruksi harus memahami proses kerja
pelaksanaan proyek konstruksi, seperti metode kerja, teknik-teknik konstruksi, hal
ini sangat mendasar karena untuk dapat memberikan advis tentang K3 seorang
ahli K3 harus paham ilmu teknik pelaksanaan konstruksi, apabila tidak paham
makan akan sulit dalam memberikan advis.
15
3) Aspek Sistem Manajemen
Seorang ahli K3 harus memiliki pemahaman terhadap sistem untuk mengelola
proses keselamatan dan kesehatan kerja terhadap segala sesuatu kegiatan yang
terkait dengan proses produksi dengan memperhatikan unsur-unsur pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi dapat merugikan
manusia.
4) Aspek Tanggap Darurat
Sebagai ahli K3 harus menguasai sistem tanggap darurat, yaitu ilmu dan teknik
melakukan tindakan yang tepat pada saat terjadinya insiden kecelakaan kerja atau
musibah yang terjadi, misalnya gempa bumi, kebakaran, bangunan runtuh,
longsor dan lainnya.
5) Aspek Pelatihan dan Konsultasi
Ahli K3 sebagai pengawas harus mampu menyampaikan apa yang dipahami
tentang aspek aspek K3 kepada orang lain, baik kepada pimpinan proyek, kepada
para pekerja maupun kepada orang lain yang terkait dengan pelaksanaan proyek
konstruksi.
IDENTIFIKASI JENIS
JENIS/TYPE
NO. BAHAYA DAN RESIKO PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN
K3
1 2 3 4
RENOVASI GEDUNG DAN BANGUNAN KAMPUS ASN CORPORATE UNIVERSITY
1. Pekerjaan a. Jatuh dari ketinggian - 1. Pekerja dilengkapi atau
Bongkaran -> luka sedang/berat menggunakan Alat
b. Terkena alat Pelingung Diri (APD) (Safety
pertukangan > luka Helmet, Body harmes,
sedang/berat Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
2. Pekerjaan ACP a. Jatuh dari ketinggian-- 1. Pekerja dilengkapi atau
> luka sedang/berat menggunakan Alat
Pelingung Diri (APD) (Safety
b. Terkena alat
Helmet, Body harmes,
pertukangan > luka
Masker, Safety shoes,
sedang/berat
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
16
3. Pekerjaan Atap a. Jatuh dari ketinggian-- 3. Pekerja dilengkapi atau
> luka sedang/berat menggunakan Alat
Pelingung Diri (APD) (Safety
b. Terkena alat
Helmet, Body harmes,
pertukangan > luka
Masker, Safety shoes,
sedang/berat
Sarung Tangan).
4. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
4. Pengecatan a. Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
(cat plafond) –- luka menggunakan Alat
ringan/sedang Pelingung Diri (APD) dan
b. Terkena campuran cat Alat Pelindung Kesehatan
–iritasi ringan (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
5. Pasang Granit Luka karena pisau 1. Pekerja dilengkapi atau
keramik/keramik – luka menggunakan Alat
ringan/sedang Pelingung Diri (APD) dan
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
17
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
8. Pekerjaan a. Terkena Kaca > Luka 1. Pekerja dilengkapi atau
Pintu Kaca ringan/sedang menggunakan Alat
Pelingung Diri (APD) dan
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
9. Pekerjaan Tersetrum listrik > Luka 1. Pekerja dilengkapi atau
Elektrikal sedang/berat menggunakan Alat
Pelingung Diri (APD) dan
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu dan
semboyan K3-L sesuai
dengan SOP (Standard
Operating Prosedure)
18
XI. PENUTUP
Dibuat di : Jakarta
Tanggal : Maret 2023
M. Fahrurozi R. Nasution
NIP. 19820709 200912 1 003
19