Oleh :
I Wayan Adit Pratama
2207030290
Di Pulau Dewata Bali berbagai macam kesenian tumbuh dan berkembang luas
di sana. Ada tari, wayang, gamelan Bali, beragam upacara adat yang rutin di lakukan
setiap tahun, dan masih banyak lagi. Bali merupakan salah satu tempat wisata pilihan
hingga kancah dunia dan mempunyai mempunyai ciri khas tersendiri dengan
kesenian-kesenian yang ada di Nusantara Indonesia ini. Seperti halnya ketika
mengenangkan kostum pementasan yang identik dengan warna-warna mencolok
seperti kuning, merah, putih, dan hitam yang dengan kemeriahan tersebut membuat
siapa saja yang melihat tentu akan tertarik. Dan juga dalam bentuk penyajian seperti
contohnya tari Bali yang menonjol pada riasan wajah sang penari di tambah gerakan-
gerakan lincah dengan beberapa gerakan tersebut ada tambahan gerakan mata
melotot. Kemudian alat-alat musik Bali seperti gamelan Gong Kebyar yang tergolong
masih dalam gamelan baru merupakan salah satu sarana yang mewadahi aspirasi
kreativitas anak muda jaman sekarang yang energik karena permainan yang di sajikan
pada Gamelang Gong Kebyar ini bisa di bilang sangat rumit sekali bila di peruntukan
orang awam, butuh pembelajaran dalam waktu yang sedikit lama.
Salah satu contoh lain yang menarik dan yang akan menjadi bahan analisis
penulis ada pada Gamelan Gong Gede. Gamelan Gong Gede adalah sebuah barungan
gamelan yang tergolong kedalam gamelan golongan madya yaitu Gamelan yang di
buat sekitar abad 15 hingga 19. Gamelan ini merupakan gamelan terbesar yang
pernah ada dimana pemain gamelannya bisa berjumlah lebih dari 40 orang. Sungguh
kaya kebudayaa Indonesia ini. Gamelan Gong Gede merupakan gamelan yang
berkarakter agung, karena di digunanakan pada hari-hari besar atau upacara di pura.
Dari namanya “Gamelan Gong Gede” gede berarti besar, jadi instrument gamelan ini
berukuran lebih besar dari pada gamelan biasanya. Gamelan Gong Gede berkarakter
agung karena cara memainkannya harus keras dan tegas yang merupakan sifat dari
gamelan agung. Tapi bukan hanya sekedar keras saja dalam menabuhnya, untuk
memainkan setiap instrument apapun perlu menggunakan rasa ( penjiwaan ) agar
suara atau lagu yang di mainkan akan terlihat serasi dan indah.
Bentuk musik di bagi menjadi tiga yaitu vokal, instrument, dan vokal
instrument ( perpaduan antara keduanya) . Karena ini merupakan lingkup wilayah
Bali, maka ada penyebutannya sendiri dalam masing-masing penamaannya sesuai
dengan Bahasa yang di gunakan di Bali. Vokal dalam gamelan Bali di sebut dengan
gita atau tembang. Lalu instrument ( hanya musik saja) di sebut dengan tabuh. Dan
campuran dari keduanya antara vokal dan instrumental di dalam gamelan Bali di
sebut dengan sandiya gita.
Pada bagian awal gending atau lagu ada bagian yang di sebut dengan kawitan.
Di isi dengan kendang ataupun trompong tergantung dari lagu apa yang di
mainkannya. Kata Kawitan berasal dari kata wiwitan atau miwiti yang berarti
introduksi. Bagian kawitan terdiri dari empat baris masing-masing baris tersebut
terdapat empat gatra yang satu gatranya ada 4 ketukan. Pada gending Tabuh Pat
Semarandana trompong masuk pada baris pertama, gatra pertama, dan ketukan kedua.
Lalu di sahut dengan kendang lanang wadon pada baris ketiga, gatra ketiga, ketukan
pertama hingga baris dan gatra terakhir di tutup dengan semua instrument di nada.
Durasi permainan kurang lebih 15 menit untuk pola permainan 1x kawitan
lalu pindah 2x pengawak, penyalit, kemudian 2x pengisep, penyalit, kemudian 2x
pengecet dan ngembat, 1x tabuh telu, 1x ngembat bagian kedua, dan 12x gilak.
Dimana juga terdapat pada permainan gending Tabuh Pat Semarandana ini.
Pada bagian kawitan trompong dan kendang di pukul agak lebih keras sembagai
pembuka. Lalu pengawak, hampir semua permainan terdengar sama rata dengan
volume sedang. Namun pada bagian ceng-ceng, ceng-ceng di mainkan sedikit lebih
keras dari pada instrument yang lain. Pada bagian pengisep juga sama denga bagian
pengawak. Pada bagian pengecet, ngembat, dan juga tabuh telu di lakukan sama
dengan sebelumnya. Yang bermain dinamika cenderung lebih pada saat permainan
gending gilak. Salah satu contoh permainannya yaitu 4x ulihan di mainkan dengan
sedang lalu 4x ulihan ke dua dimainkan dengan nada keras, dan 4x ulihan ketiga di
mainkan kembali dengan nada sedang. Dan suwuk
Kawitan :
^
- - 34 5 5575 -134 -713
^
- - 71 3 45–4 31–3 1431
^
- - - 1 34–3 -713 -1–7
^
- 7 1 3 -3–1 -3–4 - 7 1(3) –
Pengawak :
^
[ ---- ---3 ---3 -713
^
-3 -7 -1–3 -3–4 -713 +
^
-3– 3 -713 -3–4 -5–7
^
-7- 7 13–1 -1–7 -345 -
^
-5–5 -345 71–7 -5– 4
^
-4–4 57–5 -5–4 - 71 3 +
^
-3–3 -713 -3–4 -5- 7
^
-717 -5–4 -4–5 -134 -
^
-4–4 -134 -713 -1–7
^
-3–7 -1–3 -3–4 -713 +
^
-3–3 -713 45–4 -3–1
^
- 1 -1 -345 -5–7 -345 -
^
-5–5 -345 -5–5 -7–5
^
---- -5–3 -4–5 -345 + Penyalit
^
-4–3 -3–3 -175 71-7
^
-713 -3–1 -3–4 - 7 1(3) - ||
Penyalit Pengisep :
^
-4–3 -3–3 -1–7 1371
^
-134 -4–3 -4–5 - 1 3(4) -
Pengisep :
^
[- - - - ---4 ---4 -134
^
-4–1 -3–4 -4–5 -134 +
^
-4–4 -134 -4–5 71–7
^
-7–5 -7–1 -1–7 -345 -
^
-5–5 -345 71–7 -5–4
^
-3–1 -3–4 -4–5 -134 +
^
-4–4 -134 -4–5 71–7
^
-7–5 -7–1 -1–7 -345 -
^
-5–5 -345 -4–3 45–4
^
-3–1 -1–1 31–7 13–1 +
^
-1–1 -571 3713 -4–5
^
-7–5 -4–3 -4–1 -5–4 -
^
-4–4 -134 -4–4 -5–4
^
-4–3 -4–1 -3–4 -134 +
^
-3–1 -3–4 -317 1371 Penyalit
^
-134 -4–3 -4–5 - 1 3(4) - ||
Penyalit bebaturan :
^
-1–7 17–5 -7–5 7 5 1(7) –
Bebaturan :
+ ^ + ^
[-171 4317 -171 4317
+ ^ + ^
3171 3453 5431 4 3 1(7) ||
Ngembat :
+ ^ + ^
[4777 - 5 -7 -5–5 7175
+ ^ + ^
-571 -754 57–5 7 1 –(7)
+ ^ + ^
4777 - 5 -7 -5–5 7175
+ ^ + ^
-571 -345 -543 7 4 1(7)
+ ^ + ^
-3–3 -1–3 -3–7 -3–1
+ ^ + ^
-1–1 3454 5431 4 3 1(7)
+ ^ + ^
-3–3 -1–3 -3–7 -3–1
+ ^ + ^
-1–1 3454 5431 4 3 1(7) ||
- ^ + - + ^
-3 -1 -7–5 -7–4 - 5 –(7) ||
B. PENUTUP
Itulah sedikit tidaknya yang dapat saya analisis mengenai gending Tabuh Pat
Semarandana ini , menurut saya gending tabuh pat semarandana ini merupakan suatu
karya yang amat luar biasa karena terdapat pola-pola atau permainan khas di setiap
gendingnya.
Maka dari itu marilah kita melestarikan kembali tabuh tabuh klasik yang ada
di daerah bali khususnya daerah masing masing agar tidak mengalami kepunahan
atau hilang
Demikian yang dapa saya tulis pada tugas ini, apabila ada kesalahan kata atau
penyalah gunaan kalimat serta penyebutan tokoh saya memohon maaf yang sebesar
besarnya , dan juga kritik serta saran yang membangun sangat saya butuhkan demi
keempurnaan tugas ini.
Sekian, Terimakasih.