Artikel Repository - Syahrial
Artikel Repository - Syahrial
Syahrial
Abstrak
Syahrial
Abstract
Research to compile this thesis was carried out in the Annajah Education Center
School Environment under the auspices of the Annajah Family Foundation to
identify and analyze the effect of Empowerment on Work Motivation, and
Organizational Commitment on the influence of employee performance at
Annajah Education Center. The results of the study are described by the equation
Y = 0.17114 + 0.278X1 + 0.135X2 + 0.405X3, where X1 = empowerment, X2
=
work motivation, and X3 = organizational commitment. This means that a
constant of 0.17114 states that factors other than variables X1, X2, and X3 that
affect employee performance are 0.17114. The empowerment coefficient of 0.278
states that if the X1 variable increases by one unit, it will increase the influence of
employee performance by 0.278, assuming the variables of Work Motivation and
Organizational Commitment are constant. The X2 regression coefficient of 0.135
is that if the X2 variable is increased by one unit, it will increase the employee's
performance by 0.135, assuming the variables of Empowerment and
Organizational Commitment are constant. Furthermore, the regression coefficient
X3 is 0.405. This means that with other factors considered constant, the effect of
Organizational Commitment is greater than that of Empowerment and Work
Motivation. From the Eviews test or F-test, it is obtained that F count is 26.032>
from F table 2.69 with a significance of 0.000. The probability is much smaller
(<) than 0.05 then the regression model can be used to predict performance. The
SPSS output also shows a p-value of 0.000 <0.05, which means that it is
significant in this case, Ho is rejected or Ha is accepted. Thus it can be concluded
that the variables empowerment, motivation, and commitment together have an
effect on employee performance.
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
lebih baik lagi dan lebih berperan aktif lagi mengantar peserta didiknya masuk
perguruan tinggi negeri sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan diharapkan.
Pemberian wewenang dan tanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan
merupakan sebuah bentuk pemberdayaan sehingga di sini bisa diambil sebuah
keputusan terkait dengan pengembangan lembaga pendidikan dengan kebijakan-
kebijakan yang bermanfaat. Wewenang dan tanggung jawab diberikan untuk
karyawan bisa membuat suasana saling mempercayai di antara manajemen dan
karyawan. Hingga adanya employee involvement yang melibatkan karyawan
dalam sebuah keputusan.
Motivasi kerja yang tinggi membangkitkan energi untuk melakukan
kegiatan oleh seorang karyawan. Hal tersebut akan memiliki peranan penting
untuk bergairahnya rasa ingin berkerja, terasa menyenangkan dan menghasilkan
pekerjaan yang optimal. Keoptimalan ini akan sejalan dengan motivasi yang tepat.
Sebaliknya tingkat motivasi yang rendah bisa memicu terjadinya kegagalan
meskipun inteligennya tinggi. Tingkat motivasi yang rendah pada karyawan
merupakan gejala yang kurang berpihak pada sebuah tempat dimana mereka
mengabdi sebagai pekerja ataupun karyawan. Ini juga menimbulkan sikap masah
bodoh dan tidak peduli terhadap kehidupan sosila, dan negaranya. Sebab
keberhasilan dan kemajuan sebuah bangsa juga ditentukan oleh kinerja
karyawannya. Dalam hal ini konteksnya adalah pendidik dan tenaga
kependidikan. Mereka akan membangun peradaban sebuah bangsa dan negara
melalui pengabdiannya.
Pembelajaran yang sedang terjadi pada karyawan akan menimbulkan dua
hal; yakni keberhasilan dan kegagalannya. Kegagalan karyawan dalam konteks
penelitian ini adalah pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengemban tugas
mereka tentunya tidak diakibatkan sepenuhnya oleh pendidik dan tega
kependidikan tersebut. Hal ini bisa juga tersebab oleh lembaga atau organisasi
yang gagal memberikan dorongan serta motivasi yang dapat membangun spirit
mereka. Dalam sebuah pengabdian sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
tidak bisa dilepaskan dari motivasi pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri.
Oleh karenanya sesungguhnya sebuah motivasi kerja adalah merupakan faktor
3
yang sangat bisa membentuk kejayaan dan kesuksesan para karyawan dalam
konteks ini pendidik dan tenaga kependidikan.
Upaya pemberdayaan dan memotivasi kerja para karyawan menjadi sebuah
hal yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi maupun lembaga secara
berkesinambungan. Ini tentu merupakan sebuah upaya untuk terus memelihara
kelangsungan pendidikan dengan terus memperbaiki tenaga pendidik dan
kependidikan. Ini berimbas pada tumbuh pesatnya pelayanan yang diberikan pada
masyarakat bangsa dan negara. Sehingga berdampak juga pada terciptnya
masyarakat yang berintelektual atau berpendidikan. Ketika terjadinya perlambatan
motivasi kerja hal ini tak terlepas dari catatan kedisiplinan karyawan. Dalam
konteks ini pendidik dan tenaga kependidikan misalnya masih sering datang
terlambat, menggunakan ponsel saat jam kerja, mengobrol pada saat jam kerja,
berbincang-bincang di luar konteks pekerjaan saat jam kerja sehingga
menyebabkan performa guru dan karyawan berkurang. Namun tak jarang guru
dan karyawan sebagai bagian dari sumber daya atau resources dalam sebuah
perusahaan atau lembaga pedidikan sering kali mengabaikan kedisiplinan.
Pelanggaran kedisplinan tersebut mempengaruhi motivasi guru-guru sebagai
tenaga pendidik maupun staff administrasi sebagai tenaga kependidikan agar
memperoleh kinerja yang diinginkan yang sesuai dengan misi dan visi yang
menjadi harapan di An-najah Education Center yang tentunya akan
mempengaruhi kualiatas output lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri.
Dimensi perilaku yang bisa dipakai sebagai tolak ukur evaluasi power
pendidik dan tenaga kependidikan dalam bertahan dan menunaikan tugas dan
kewajiban organisasinya adalah komitmen dari pendidik dan tenaga kependidikan
4
itu sendiri. Dalam hal ini komitmen dilihat sebagai sebuah orientasi nilai terhadap
sebuah lembaga organisasi bisa dilihat dari seseorang secara pribadi lebih
mengutamakan komitmen yang dipandang sebagai suatu orientasi nilai untuk
sebuah organisasi menunjukkan individu tersebut sangat memikirkan dan
mengutamakan organisasi dan pekerjaannya. Setiap individu pendidik dan tenaga
kependidikan akan berupaya memberikan semua upaya yang ada pada dirinya
untuk membuat lembaga organisasi mencapai tujuannya. Dikemukakan oelh
seorang (Nasution (2017), bahwa setiap karyawan dalam konteks ini pendidik dan
tenaga kependidikan nan memiliki komitmen yang kuat akan selalu tetap tinggal
bersama organisasi. Masalah komitmen organisasi menjadi masalah yang terjadi
di beberapa perusahaan. Apabila karyawan tidak memiliki komitmen organisasi
dan tidak menepatkan usaha mereka dengan tulus di perusahaan, maka perusahaan
akan sulit untuk memenuhi tantangan yang akan datang dan perusahaan akan
menanggung tekanan dari intenal dan eksternal perusahaan. (Faisal, Fahmeed,
Abeer Imam, Tahir Aziz, 2014).
akan semakin besar pula kinerja organisasi tersebut. Dan sebaliknya jika
kemampuan karyawannya kecil ini mempengerahi kinerja organisasi yang juga
semakin rendah. Untuk kegiatan manajemen tetap berjalan dengan baik, sebuah
lembaga organisasi mestinya mempunyai karyawan yang berkompetensi dan
beritelejensi tinggi yang siap memanajemen sebuah lembaga oranisasi seoptimal
mungkin untuk menumbuhkan kinerja karyawan.
Sebagai pemain dan penentu arah terwujudnya tujuan organisasi manusia selalu
berperanan aktif pada setiap organisasi karena mereka menjadi penentu,
perencana dan pelaku pada lembaga organisasi. Walaupun sarana dan prasarana
yang ada pada organisasi sebegitu canggihnya tidak akan menjamin tujuan
organisasi tanpa peran aktif karyawan di dalamnya. Manajemen sumberdaya
manusia memfokuskan kajian pada problema tenaga kerja yang diatur dalam
fungsi-fungsinya untuk keefektifan dak keefesienan tujuan lembaga organisasi,
karyawan dan khalayak. Di sini organisasi menuntut agar mengembangkan,
memperoleh dan mempertahankan reosurces yang mumpuni serta berkualitas
yang sifatnya mendesak karena sejalan dengan dinamika teknologi dan
lingkungan yang selalu berubah-ubah.
Sebuah lembaga organisasi tidak terlepas dari karyawan dalam hal ini
konteksnya adalalah yayasan yang di sana mengabdi pendidik dan tenaga
kependidikan. Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat mereka lebih cepat mengetahui segala bentuk kehidupan nan jauh di
sana maupun di lingkungan sekitarnya. Mereka yang mengabdikan dirinya
sebagai pendidik dan tenaga kependidikan perlu apresiasi. Sebuah apresiasi
penting dan harus dilakukan agar menciptkakan nuansa baru dan semangat
mencari masa prestasi untuk masa depan organisasi di bawah naungan An-najah
Education Center.
dengan juga harus mengindahkan harapan dan ketetuan yang islami pada tingkat
lokal, nasional. Dan pada tingkat global dengan mengemban visi dan misi
Yayasan.
1. 4 Tujuan Penelitian
Hasil dari penelitian agar nantinya bisa bermanfaat pada banyak pihak
terutama pihak-pihak terkait di bawah ini:
TELAAH PUSTAKA
10
11
1. Kualitas kerja
Untuk perusahaan apapun itu baik yang berkecimpung di bidang perdangan,
jasa maupun manufaktur, adanya produk-produk anda dan berkualitas bagi
13
perusahaan adalah sebuah tuntutan untuk organisasi itu bisa bertahan dalam
segala macam bentuk persaingan yang ada.
Delapan jenis unsur pelaksanaan kerja nan dinilai pada Daftar Pelaksanaan
Penilaian Pekerjaan adalah Keloyalan, performa, tugas, taat, jujur, kolaborasi,
inisiatif, dan kepemimpinan. Sebagian opini tersebut pada ukuran kinerja,
sedangkan untuk penelitian ini dipakai unsur kinerja yang diberi nilai yakni unsur
performa kerja (prestasi) tugas (tanggung jawab) kepatuhan (ketaatan) jujur
(kejujuran) kolaborasi (kerja sama) inisiatif (prakarsa).
4) Jujur
Jujur adalah tindakan moral sebagai output manusianya itu sendiri. Ini adalah
tulus saat menjalankan pekerjaan dan sanggup untuk tidak menyelewengkan
tanggung jawab dan wewenang yang diembannya.
5) Kolaborasi (Kerjasama)
Kolabaorasi adalah upaya moral pegawai agar bisa kerja dengan cara team untuk
menuntaskan tugas yang ada.
1. Kolaborasi team
2. Keanggupan untuk menyambut bentuk perubahan
3. Melaksanakan perintah positif dari atasan
4. Memberi masukan nan bermanfaat demi penyempurnanan layanan
5. Memenuhi jadwal dan Jam kerja
15
a. Skala Penilaian
Pada skala penilaian kelayakan dengan penilaian subjektif prestasi
individu untuk skala dari ambang terendah hingga tertinggi. Penilaian ini
banyak berdasarkan pada pendapat penilai, dan dalam banyak masalah
kriteria tersebut tidak berkaitan langsung dengan prestasi pekerja. Kelemahan
teknik ini meliputi bahawa terdapat bias penilai yang cenderung tercermin
dalam instrumen subjek jenis ini.
a. Penilaian Diri
Cara penilaian yang memberi manfaat adalah melakukan evaluasi diri atau
penilaian diri sendiri oleh setiap individu pekerja. Ini untuk menilai
perubahan dan pengembangan diri yang bisa membantu membuat perumusan
tujuan diri untuk ke depannya. Hanya saja hal seperti ini berisiko bahwa
pegawai terlalu bertoleransi dengan sikap kritikal terhadap prestasi.
c. Penilaian psikologis
Pada model evaluasi ni menggunakan masukan yang berguna untuk
potensi seeorang pada masa yang akan datang, dan tidak melihat pada masa
lalu seorang karyawan. Hal-hal yang dinilau antara lain saat proses
wawancara, ujian psikologis dan sebagainya. Hasil yang diperoleh saat ujian
akan disampaikan dalam sebuah laporan. Model pendekatan seperti ini agak
pelan hingga memiliki kecenderungan berbiaya mahal.
2.2.4 Pemberdayaan
Pola dan pengertian pemberdayaan pegawai adalah proses pergeseran
autoriti dan tanggungjawab untuk pekerja pada tahap yang lebih rendah dalam
hierarki organisasi. Ini adalah pengalihan kuasa dari pengurus ke bawahan
mereka. Ini berlaku apabila seseorang bekerja selama beberapa tahun dia
mengembangkan idea, pengetahuan, kemahiran, kemampuan pemindahan
pekerjaan yang komprehensif dan mendapat segalanya di tangannya. Sekiranya
pekerja diberi tanggungjawab keseluruhan untuk pekerjaan yang dilakukan,
dengan wewenang dan tanggungjawab pekerja boleh membuat keputusan sendiri
dan dapat menyelesaikan kerja dengan keefektifan dan keefesienan.
membawa kepada sinergi dari ahli-ahli itu sendiri. Dalam organisasi, perkongsian
pengetahuan, nasihat, penyediaan sumber, ketegangan, konflik perselisihan
menyebabkan setiap ahli pasukan memberikan sumbangan terbaik. Kesediaan ahli
pasukan untuk berkorban demi kejayaan pasukan memainkan peranan penting
dalam mencapai sinergi. Oleh itu ia memerlukan kemampuan organisasi untuk
menggabungkan bakat, kemahiran dan usaha setiap ahli pasukan untuk menjana
idea baru, menyelesaikan masalah yang kompleks dan melaksanakan perubahan.
Pasukan yang berkesan akan mengembangkan mekanisme untuk
memaksimumkan prestasinya. Pasukan yang diberi kuasa adalah pasukan yang
dapat berkongsi empat dimensi, iaitu potensi, makna, autonomi, dan impak
(Powering Up Team, Kirkman dan Rosen, 2000: 49).
Orang sebagai salah satu komponen dalam asas organisasi awam mesti
mempunyai motivasi yang tersimpan dalam hati atau keinginan mereka yang
dapat memacu untuk mencapai apa yang mereka impikan. Motivasi adalah konsep
yang menggambarkan kekuatan yang ada pada pekerja yang memulakan dan
dapat mengarahkan tingkah laku seseorang.
Actualize
apresiasi
cosial
Security
Fisiologi
2. Rasa Aman: Setelah keperluan utama dan terpenting dipenuhi, ada perasaan
perlu memenuhi keperluan keselamatan / perlindungan. Keperluan keselamatan
raga dan jiwa, keselamatan diri, keselamatan dan kebebasan dari rasa takut.
24
Model rangka pikir nan umumnya dipakai pada kajian korelasi, adapun
terdapat terdapat variabel tidak terikat dan variabel terikat. Komponen utama
dalam kerangka kerja yang dibangunkan adalah variabel tidak terikat dan
variabel terikat (pemboleh ubah bebas), Pemboleh ubah Bergantung (pemboleh
ubah bersandar), Tahap (indikator pemboleh ubah bebas yang harus
diperhatikan), Langkah-langkah (indikator pemboleh ubah bersandar yang harus
diperhatikan). Kerangka di bawah menerangkan aliran logik penyelidikan dan
hubungan antara konsep yang akan dikaji.
Faktor-faktor yang bisa membuat kinerja sumber daya manusia secara teori
di antaranya adalah sarana produksi, motivasi, pelatihan, lingkungan,
kedisiplinan, kepandaian, konpensasi, jaminan, peluang prestasi, dan teknologi
dan lain sebagainya. Di antara sekian banyaknya factor-faktor nan membuat
kinerja berpengaruh itu, pada penelitian ini berkonsentrasi pada beberapa
variabel yang diteliti, yaitu pemberdayaan, motivasi, komitmen organisasi, dan
kinerja pegawai.
Seperti yang telah diterangkan di atas banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan di antaranya adalah pemberdayaan, motivasi,
dan komitmen organanisasi. Sebuah pencapaian baik secara kuantitas mupun
kualitas yang diraih oleh pegawai di masa menjalankan tugasnya sebagai sebuah
tanggung-jawab disebut juga dengan kinerja. Ini merupakan hasil perpaduan
motivasi dengan kepandaian. Apabila kinerja membuahkan hasil yang bagus hal
itu akan memberikan dampak untuk perusahaan. Perusahaan harus memelihara
kerja pegawai yang bagus itu agar apa yang dituju organisasi bisa dicapai
dengan sempurna. Dia atas sudah diterangkan bahwa banyak hal nan bisa
membuat kerja pegawai terpengaruh, namun yang diaplikasikan pada penelitian
ini adalah komitmen, motivasi dan pemberdayaan.
Upaya untuk memerdekakan individu dari kontrol yang kaku sehingga
mampu membuat individu membuat banyak ide, keputusan dan tindakan disebut
juga dengan pemberdayaan. Dengan adanya pemberdayaan akan menciptakan
27
keberanian dan peluang seseorang agar bisa mengemban tugas individu agar
meningkatkan dan membuat kontribusi untuk tujuan organisasi.
Sugesti atau merangsang dan mendorong individu yang menyebabkan
terciptanya pekerjaan secara iklas tanpa paksaan disebut motivasi.
Sedangkan pada komitmen dicirikan dengan tiga hal, yakni sebuah kepercayaan
nan hebat pada perusahaan dan juga penerimaan pada tujuan dan nilai sebuah
organisasi. Rasa erat agar menjaga relasi yang tangguh dengan perusahaan serta
kesediaan agar memberikan upaya kuat untuk keperluan organisasi.
Hubungan kausalitas yang secara umum ditunjukan oleh gambar 2.1 di bawah:
X1
Pemberdayaan
Y
X2
Kinerja Guru dan Karyawan
Motivasi Kerja
X3
Komitmen Organisasi
28
2. 4 Hipotesis Deskriptif
METODOLOGI PENELITIAN
29
30
pekerja atau karyawan pada sebuah lembaga organanisasi dengan poses yang
berkesinambungan oleh karyawan dalam berekspresi dan perhatiannya pada
lembaga perusahaan.
Tabel 3.1
No.
Dimensi Indikator Pertanyaan
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Kisi kisi Penelitian Variabel Motivasi Kerja (X2)
Dimensi Indikator No. Pernyataan
1. Fisiologis, 1.1 Imbalan yang 1
kebutuhan diperoleh
mempertahan 1.2 Memenuhi 2
hidup kebutuhan primer
2. Kebutuhan akan 2.1 Kebutuhan
rasa keamanan keselamatan 3
jiwa dan raga
2.2 Kebutuhan rasa 4
keamanan pribadi
2.3 Bebas dari rasa 5
cemas dan
takut
3. Kebutuhan rasa 3.1 Kebutuhan pergaulan 6
sosialisasi 3.2 Kebutuhan bantuan 7
32
pihak lain
4. Kebutuhan 4.1 Status dan prestasi 8
penghargaan
5. Kebutuhan 5.1 Kebutuhan 9
aktualisasi pencapaian
5.2 Kebutuhan 10
perwujudan
Tabel 3.4
1. Populasi
Ini merupakan sebuah kawasan umumnya yang dibangun atas dari
subjek atau objek dengan karakter dan kwaitas tertentu yang ditentukan oleh
peneliti agar dipelajari lalu kemudian diambil kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah Guru/Karyawan Guru dan karyawan Annajah Education
Center Bogor.
2. Sampel
33
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 𝑒2
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Besar sampel
= 104
Peluang kesalahan akan semakin kecil apabila jumlah sampel semakin besar
mendekati jumlah populasi, dan sebaliknya kesalahan semakin besar ketika
pengambilan sampel semakin menjauhi jumlah populasi. Jumlah populasi dan
sampel seperti yang terlihat pada tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3. 5
Jumlah Populasi dan Sampel
1. Data Primer
Dikatakan sebagai data primer apabila sumber data yang didapat secara
langsug dari sumbernya yang asli alias tidak ada perantara. Data primer ini
berkaitan langsung dengan problema yang diteliti. (Supomo dan Indrianto, 2002)
mengatakan bahwa data primer berasal dari obyek yang diteliti dan diamati
secara langsung dengan cara mengerjakan pengumpulan data pada sampel yang
sudah ditentukan. Pada penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan
merupakan kuesioner yang telah disebarkan kepada guru dan karyawan tetap
Annajah Education Center, setelah disusun berbentuk serangkaian variabel
pernyataan. Perolehan data terkait dengan pemberdayaan, motivasi kerja, dan
komitmen organisasi serta kinerja karyawan. Data primer ini didapatkan melalui
penyebaran kuisioner secara online terhadap sampel yang sudah ditentukan.
Selain penyebaran kuisioner perolehan data juga melalui tatap muka secara
langsung dengan responden di lokasi penelitian. Data juga diambil melalui
wawancara dan diskusi. Perolehan sumber pendataan bisa didapat juga lewat
berkunjung secara langsung ataupun dnegan survey pada lokasi yang diteliti
dengan adanya panduan menggunakan kuisioner.
2. Data Sekunder
Terkait dengan ketentuan dan peraturan penelitian maka data skunder
merupakan data yang didapatkan secara tak langsung oleh peneliti melalui media
perantara. Dikatakan media perantara seperti hal-hal yang terkait dengan
lembaga organisasi, gambaran-gambaran umum serta media perantara yang
dapat dikatakan sebagai data sekunder. Data-data skunder ini kemudian
digunakan untuk sumber yang menopang penelitian sebagaimana dikemukakan
oleh (Supomo dan Indrianto, 2002).
35
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data turnover guru dan karyawa
karyawan selama 5 tahun (2016-2020), data output yang mencapai penerimaan
di perguruan tinggi negeri, data pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan di
An-najah Education Center pada periode yang sudah ditentukan.
Subyek penelitian adalah responden yang paling mengetahui segala sesutau tetang
pribadinya dan pernyataan yang diberikan dapat dipercaya dan benar adanya
sebagai asumsi yang digunakan pada metode ini (Sutrisno (1993).
Tabel 3.6
Skala likert
Keterangan Pada Skala Keterangan Tingkat Penilaian
Sangat Tak Setuju ( STS ) (1)
Tak Setuju ( TS ) (2)
Kurang Setuju ( KS ) (3)
Setuju ( S ) (4)
Sangat Setuju ( SS ) (5)
Ketentuannya Probabilitas kurang dari 10 (Prob. < 10) maka H0 ditolak dan
teriman H1. Sedangkan probabilitas lebih besar dari 10 (Prob. > 10, H1 ditolak
dan terima H0.
Untuk menilai sebaran data bisa dilihat dari nilai Jarque-Bera dan
Probability Jika Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Hi ditolak. Jika
probabilitas < 0.05 Ho ditolaj dan Hi diterima. Jika Ho diterima ini berarti data
yang dipakai dalam menganilis model berdistribusi Normal sebaliknya jika Hi
diterima ini berarti data yag dipakai dalam analisis model berdistribusi tidak
normal.
Problema auto korelasi dinyatakan tidak akan terjadi seandainya nilai DW >
DU dan nilai (4-DW) > DU, dan sebaliknya masalah auto korelasi baru terjadi jika
nilai DW < DU. Nilai ini adalah perbandingan nilai Durbin Watson (DW) Hitung
dengan nilai DU dan DL pada tabel Durbin Watson. Di dalam perbandingan ini
akan ditemukan ada atau tidak adanya masalah auto korelasi. Baik masalah auto
korelasi positif maupun masalah auto korelasi negatif.
Nilai uji pada uji auto korelasi yang melihat pada nilai serial korelasi nilai
Prob Chi Square. Apabila nilai p value uji BGSC (Breusch-Godfrey Serial
Correlation) < 0,05 maka tolak H0 dan apabila BGSC (Breusch-Godfrey Serial
Correlation) > 0,05 terima H0 atau yang berarti tidak ada masalah autokorelasi
serial.
Untuk hasil analisis deskripsi pada gender disajikan dengan tabel 4.1 di
bawah ini.
Tabel 4.1
Deskriptif Gender Responden
41
42
Tabel. 4.6
Validitas Motivasi Kerja
Tabel. 4.7
Validitas Komitmen Organisasi
Tabel. 4.8
Validitas Kinerja Karyawan
TABEL 4.10
UJI MULTIKOLINIERITAS
C 15.24036 166.4566 NA
PEMBERDAYAAN. 0.012042 238.1621 2.104485
MOTIVASI. 0.010879 215.5358 1.991125
KOMITMEN. 0.006815 124.1626 1.203685
Sumber : Data primer yang diolah melalui Eviews 11, di tahun 2021
16
Series: Residuals
14 Sample 2 104
Observations 103
12
10 Mean -9.49e-17
Median -0.328742
8 Maximum 10.56361
6 Minimum -12.71109
Std. Dev. 4.123359
4 Skewness -0.174414
Kurtosis 3.945378
2
0 Jarque-Bera 4.357842
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 Probability 0.113164
Tabel 4.11
Uji Heterokedatisitas
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 01/21/21 Time: 08:21
Sample: 1 104
Included observations: 104
Prob(F-statistic) 0.588777
Tabel 4.13
Uji Autokorelasi Serial Korelasi
Hasil uji hipotesis (H1) memberi bukti ada pengaruh pemberdayaan kerja
untuk kinerja pegawai. Setelah melihat perolehan hitungan nan sudah
dikerjakan telah dilakukan didapatkan value T hitung sejumlah 2.537 di taraf
signifikan perolehan senilai 0,013, perolehan ini kecil dari 0,05, hal ini
menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian uji tersebut
secara statistik memberi bukti pada penelitin kalau Pemberdayaan mempunyai
pengaruh positif pada kinerja pegawai. Di sini berarti membuktikan bahwa
terlihat adanya pengaruh variabel pemberdayaan pada kinerja karyawan di
Annajah Education Center. Dengan adanya pemberdayaan nan bagus dan
benar maka kinerja pegawai di Annajah Education Center akan mengalami
peningkatan ke arah yang lebih baik.
1.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil olah data serta analisis dan pembahasn pada bab
sebelumnya serta bukti yang diperoleh dari penelitian terdahulu, maka peneliti
mengembangkan tiga buah hipotesis yang melibatkan tiga buah variable
penelitian, yaitu Pemberdayaan, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi.
Melalui penyebaran terhadap 104 responden di An-najah Ecducation Center,
dan selanjutnya dianalisis maka penelitian ini menghasilkan 3 (tiga)
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan berpengaruh signifikan terhadap keinerja karyawan di An-
najah Education Center.
2. Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di
An-najah education center.
3. Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap keinerja karyawan
di An-najah Education Center
51
52
1.3 Saran
Saran yang disampaikan penulis berdasarkan perolehan hasil penelitian
yang sudah dilakukan bisa memberikan daya dan manfaat bagi lembaga
oprganisasi yang diteliti dan bagi akademisi yang akan melakukan peneltian
lainnya nantinya.
A. Bagi An-najah Education Center
Untuk Annajah Education Center Perlu secara berkesinambungan
memberikan penjelasan atau pemahaman kepada para karyawan terhadap
sistem pentingnya motivasi untuk kinerja karyawan. Perlu dilakukan
peninjauan kembali untuk secara rutin mengagendakan seminar motivasi
untuk perbaikan kinerja karyawan ke depannya.
Untuk guru-guru yang mengabdi di Annajah Education Center
sebaiknya meningkatkan kinerjanya melalui pemberdayaan seperti mengikuti
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh yayasan Annajah itu sendiri maupun
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Kementerian pendidikan dan
kebudayaan. Karyawan atau guru-guru yang ada di Annajah Education Center
agar terus memperbaiki kinerjanya melalui komitmen organisasi yang lebih
baik lagi dengan kepercayaan nan kuat untuk organisasi, lebih bekerja keras
lagi untuk kemajuan organisasi, serta memelihara hubungan yang kuat dan
berkesinambungan dengan organisasi.
B. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini memberikan penjelasan bahwa pemberdayaan,
motivasi kerja, dan komitmen organisasi memberikan atau menyumbang
pengaruh yang baik dan positif bagi kinerja karyawan. Namun, besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat masih memungkinkan
varibel lain untuk diteliti. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk
menimbang variabel-variabel lain seperti kepuasan diri, disiplin kerja, dan
lainnya.
Hasil dari pada penelitian ini bisa menjadi bahan rujukam untuk para
akademisi untuk melakukan pengembangan dan kajian untuk dipakai dalam
dasar penyusunan kerangka pikir di masa yang akan datang.
53
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Rasul-
Nya atas segala limpahan berkah, rahmat dan hidayahnya kepada penulis
sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Pemberdayaan, Motivasi Kerja, dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di An-najah Education
Center” dapat diselesaikan dengan baik.
Terselesaikannya karya ini tentu saja tak lepas dari peran dan bantuan
banyak pihak yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, masukan,
maupun saran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini pula penulis tak lupa
menyampaikan penghargaan yang sedalam-dalammya kepada :
DAFTAR PUSTAKA
Kennaa, E. and Beach, N., 2002. The essense of Human Resource Management.
Penerbit Budi, Yogyakarta.
Mulyanto, Mini 2013 Pengaruh Komitmen Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kepusaan Kerja dalam upaya meningkatkan Kinerja Pegawai RS. Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Robbins, S. P., dan Judge, Timothy A., 2008. Perilaku Organisasi Edisi
keduabelas Salemba Empat, Jakarta.
Ruky, Achmad, 2006. Sumber Daya Manusia Berkualitas mengubah Visi menjadi
Realitas. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tika, P., 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT Bumi
Aksara, Jakarta 4. 7.
Arina, 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Displin Kerja terhadap Kepuasan
Kerja karyawan Pada CV. Yamaha Siteba Padang
Veithzal, Rivai, 2008. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai
Kinerja Karyawan Dan Menigkatkan Daya Saing Perusahaan. PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta.