Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ahmad Rifqi Ramadhan

Nim : 2009086026

Eksplorasi Geokimia

Materi Alkana Normal dan Isoprenoid

Diagenesis
Merupakan transformasi material organik dalam lingkungan sedimen yang terjadipada
temperatur relatif rendah.
Katagenesis
Penguraian termal kerogen besar atau molekul aspaltena menjadi molekul lebihkecil
yang kemudian akan menjadi bagian fraksi bitumen dalam batuan induk.
Metagenesis
Merupakan jenjang kanjut maturitas termal yang ditunjukkan dengan adanyapembentukan gas
dan perengkahan (cracking).

• Metana = CH4 – terdiri dari 1 karbon, 4 hidrogen


Metana merupakan salah satu contoh senyawa alkana yang sering digunakan. Ia
merupakan komposisi utama yang umum digunakan sebagai bahan bakar fosil
karena ia berasal dari gas alam 80-90% dan gas cair hingga 95%.
Kandungan dalam metana juga mampu daya serap panas yang baik sehingga
mempunyai gas rumah kaca yang berpotensi untuk pemanasan global atau GWP.
Contoh penggunaan senyawa metana yaitu untuk pembuatan pupuk, amonia,
bahan bakar rumah, bahan bakar untuk kendaraa dan lain sebagai nya.
• Etana = C2H6 – terdiri dari 2 karbon, 6 hidrogen
Senyawa yang tidak kalah banyak digunakan manusia yaitu etana. Tidak jauh
berbeda dengan sebelumnya, etana merupakan senyawa alkana yang umum
digunakan untuk bahan bakar fosil. Senyawa dari gas alam ini mampu
mengeluarkan suhu panas akibat adanya pembakaran.
• Propana = C3H8 – terdiri dari 3 karbon, 8 hidrogen
Contoh senyawa alkana yang umum digunakan selanjutnya yakni propane atau
propana. Senyawa hidrokarbon ini dapat memanas apabila mengalami proses
pembakaran sebelumnya. Sama halnya dengan 2 senyawa sebelumnya, propana
sebagai hidrokarbon yang mampu menghasilkan bahan bakar gas yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk bahan bakar fosil
• Butana = C4H10 – terdiri dari 4 karbon, 10 hidrogen
Selain digunakan pada pemantik, butana juga biasa digunakan untuk bahan bakar
gas petroleum cair atau dikenal dengan LPG. Tak jauh berbeda dengan senyawa
yang disebutkan sebelumnya, butana juga mudah panas jika terjadi pembakaran.

Phytol – C20 dengan gugus hidroksil dan ikatan rangkap antara karbon 2 dan 3

Phytol berasal dari phytyl, rantai samping utama dari molekul klorofil-a. Ketika
fitol mengalami diagenesis dan katagenesis, pristane dan fitana adalah dua
biomarker utama yang diproduksi, meskipun kebanyakan alkana isoprenoid biasa
yang mengandung 25 atau kurang atom karbon tampaknya berasal dari fitol.
Pristane – C19 dengan hubungan kepala-ke-ekor.

Dapat diturunkan dengan oksidasi dan dekarboksilasi fitol.

Phytane – C20 dengan hubungan kepala-ke-ekorjuga seperti Pristane.

Dapat berasal dari dehidrasi dan reduksi phytol.


Kegunaan Alkana Normal dan Isoprenoid, sebagai berikut :
1. Mengetahui asal material Organik
alkana normal adanya perbedaan asal dari material organik. Bisa dilihat
dari ketinggian setiap kromatogram yang memiliki ciri-ciri masing.

2. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapat biasa nya ditandai dengan adanya kumpulan
dari berbagai kelas organisme seperti bakteri, alga, alga laut dan
tumbuhan tingkat tinggi. Botryococcus merupakan organisme yang
berkembang hanya di daerah lakustrin. Lalu untuk Rasio C25/C26
digunakan untuk membedakan kondisi lingkungan pengendapan lautan
dan non-lautan. C25/C26 < 1.00 menunjukkan minyak berasal dari
daerah lautan-lakustrin, sedangkan untuk rasio C25/C26 >
1.00 menggambarkan minyak yang berasal dari lingkungan
pengendapan Delta,dan C27 maka kemungkinan berasal dari terestrial
(tumbuhanberkayu/berkambium).

3. Kematangan
Kematangan termal dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu:
a. belum matang: merujuk kepada batuan sumber dimana
senyawaan organikyang mengalami pemecahan kerogern < 10 % atau
dengan kata lain hanyaada sejumlah kecil hidrokarbon yang terlarut.
b. batuan sumber matang: dimana senyawaan organik
mengalami panas cukup bararti merupakan zona utama pembentukan
minyak.
c. Batuan sumber lewat matang: dimana penghancuran
senyawaan organik yang terpecah menjadi molekul-molekul kecil
seperti metana
Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kematangan
minyak bumi, seperti indeks preferensi karbon (CPI) digunakan untuk
menentukan kematangan minyak bumi. CPI diperoleh dari distribusi
alkana yang dipengaruhioleh sumber dan kematangan minyak mentah.
Nilai CPI < 1,0 menunjukkan minyak bumi yang belum matang.
Sedangkan nilai CPI > 1,0 menunjukkan bahwa minyak bumi sudah
matang. Lalu nilai CPI untuk kontribusi tanaman tingkat tinggi yang
kurang matang > 1 tetapi mendekati 1 seiring dengan kenaikan
kematangan termal. Nilai dari CPI > 1 juga dapat menandakan batuan
sumber berumur muda. Dalam kematangan juga dikenal dengan
bimodal, dimana terdapat 2 puncak atau peak dalam satu kromatogram,
maka menandakan minyak yang kurang matang, tetapi jika hanya
terdapat 1 puncak atau peak dalam satu kromatogram, maka
menandakan minyak yang sudah matang.

4. Korelasi
Tujuan utama dari korelasi yaitu mengetahui apakah source rock dan
reservoir berasal dari 1 sumber yang sama ataukah bukan dari 1 sumber
yang sama. Biasanya dalam korelasi dilakukan dengan cara pencocokan
atau pembandingan secara manual grafik dari kromatogram daerah
yang dianalisis. Jika dirasaterdapat kecocokan yang cukup tinggi antara
kromatogram source rock dan kromatogram reservoir, maka
disimpulkan maka source rock dan reservoirberasal dari 1 sumber yang
sama, dan begitupun sebaliknya.
Pada pertemuan ke sembilan atau minggu ke Sembilan ini akan membahas materi
bagaimana struktur kimia dan bagimana ciri stuktut kimia pada kromatograf
dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui penunjuk kematangan serta kegunaan
senyawa aromatic terhadap analisi minyak. Naftalen merupakan senyawa aromatic
dengan 2 siklik sedangakan fenantrena itu terdiri dari 3 siklik seperti contoh
gambar di bawah.
Pada materi ini akan berfokus bagaimana cari tahu dari senyawa aromatic dari yang

di dapatkan dari beberapa sampel minyak dan beberapa sampel bitumen yang akan
dilakukan analisis CC (Column Chromatogphy), hasil tersebut akan mendapatkan
aromatic lalu thin layer chromatography dan fraksi Nuklir DI DAN TR1 N, setelah

itu lalu masuk ke analisi GC atau GC-MS.


Gambar di atas sebelah kiri, merupakan dimetilnaftalen dan juga ada
trimetilnaftalena yang membedakan dari keduanya iyalah teradapatnya alkil yang
pada dimetilnaftalen terdapat 2 metil sedangkan pada trimetilnaftalena terdapt 3
metil. Sedangkan gambar sebelah kanan merupakan metilfenantrena yang dimana
jumlah siklik pada metilfenantrena berjumlah Sembilan.
Lalu materi selanjutnya penunjuk kematangan dimana senyawa aromatic bisa
sebagai penunjuk kematangan.

Tabel di atas merupakan sebagai parameter penunjuk untuk mengetahui bagaimana


isomerasio bisa menunjukan bahwa dia berada di kematangan minyak atau dia
berada di fase kematangan gas. Pada table dipakai DNR 1, TNR 1, MPI 1 DAN 2
dan RC. DNR merupakan dimethylnapthalene ratio, TNR trimethylnapthalene
ratio, MPI methylphenantherene index dan RC calculated vitrinite reflectance. Yang
dimana RM itu berdasarkan histogram sedangkan RC tanpa melihat histogramnya.

Grafik Ini merupakan karakteristik kematangan metilfenantrena sebanding dengan


RO.

Anda mungkin juga menyukai