Nim : 2009086026
Eksplorasi Geokimia
Diagenesis
Merupakan transformasi material organik dalam lingkungan sedimen yang terjadipada
temperatur relatif rendah.
Katagenesis
Penguraian termal kerogen besar atau molekul aspaltena menjadi molekul lebihkecil
yang kemudian akan menjadi bagian fraksi bitumen dalam batuan induk.
Metagenesis
Merupakan jenjang kanjut maturitas termal yang ditunjukkan dengan adanyapembentukan gas
dan perengkahan (cracking).
Phytol – C20 dengan gugus hidroksil dan ikatan rangkap antara karbon 2 dan 3
Phytol berasal dari phytyl, rantai samping utama dari molekul klorofil-a. Ketika
fitol mengalami diagenesis dan katagenesis, pristane dan fitana adalah dua
biomarker utama yang diproduksi, meskipun kebanyakan alkana isoprenoid biasa
yang mengandung 25 atau kurang atom karbon tampaknya berasal dari fitol.
Pristane – C19 dengan hubungan kepala-ke-ekor.
2. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapat biasa nya ditandai dengan adanya kumpulan
dari berbagai kelas organisme seperti bakteri, alga, alga laut dan
tumbuhan tingkat tinggi. Botryococcus merupakan organisme yang
berkembang hanya di daerah lakustrin. Lalu untuk Rasio C25/C26
digunakan untuk membedakan kondisi lingkungan pengendapan lautan
dan non-lautan. C25/C26 < 1.00 menunjukkan minyak berasal dari
daerah lautan-lakustrin, sedangkan untuk rasio C25/C26 >
1.00 menggambarkan minyak yang berasal dari lingkungan
pengendapan Delta,dan C27 maka kemungkinan berasal dari terestrial
(tumbuhanberkayu/berkambium).
3. Kematangan
Kematangan termal dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu:
a. belum matang: merujuk kepada batuan sumber dimana
senyawaan organikyang mengalami pemecahan kerogern < 10 % atau
dengan kata lain hanyaada sejumlah kecil hidrokarbon yang terlarut.
b. batuan sumber matang: dimana senyawaan organik
mengalami panas cukup bararti merupakan zona utama pembentukan
minyak.
c. Batuan sumber lewat matang: dimana penghancuran
senyawaan organik yang terpecah menjadi molekul-molekul kecil
seperti metana
Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kematangan
minyak bumi, seperti indeks preferensi karbon (CPI) digunakan untuk
menentukan kematangan minyak bumi. CPI diperoleh dari distribusi
alkana yang dipengaruhioleh sumber dan kematangan minyak mentah.
Nilai CPI < 1,0 menunjukkan minyak bumi yang belum matang.
Sedangkan nilai CPI > 1,0 menunjukkan bahwa minyak bumi sudah
matang. Lalu nilai CPI untuk kontribusi tanaman tingkat tinggi yang
kurang matang > 1 tetapi mendekati 1 seiring dengan kenaikan
kematangan termal. Nilai dari CPI > 1 juga dapat menandakan batuan
sumber berumur muda. Dalam kematangan juga dikenal dengan
bimodal, dimana terdapat 2 puncak atau peak dalam satu kromatogram,
maka menandakan minyak yang kurang matang, tetapi jika hanya
terdapat 1 puncak atau peak dalam satu kromatogram, maka
menandakan minyak yang sudah matang.
4. Korelasi
Tujuan utama dari korelasi yaitu mengetahui apakah source rock dan
reservoir berasal dari 1 sumber yang sama ataukah bukan dari 1 sumber
yang sama. Biasanya dalam korelasi dilakukan dengan cara pencocokan
atau pembandingan secara manual grafik dari kromatogram daerah
yang dianalisis. Jika dirasaterdapat kecocokan yang cukup tinggi antara
kromatogram source rock dan kromatogram reservoir, maka
disimpulkan maka source rock dan reservoirberasal dari 1 sumber yang
sama, dan begitupun sebaliknya.
Pada pertemuan ke sembilan atau minggu ke Sembilan ini akan membahas materi
bagaimana struktur kimia dan bagimana ciri stuktut kimia pada kromatograf
dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui penunjuk kematangan serta kegunaan
senyawa aromatic terhadap analisi minyak. Naftalen merupakan senyawa aromatic
dengan 2 siklik sedangakan fenantrena itu terdiri dari 3 siklik seperti contoh
gambar di bawah.
Pada materi ini akan berfokus bagaimana cari tahu dari senyawa aromatic dari yang
di dapatkan dari beberapa sampel minyak dan beberapa sampel bitumen yang akan
dilakukan analisis CC (Column Chromatogphy), hasil tersebut akan mendapatkan
aromatic lalu thin layer chromatography dan fraksi Nuklir DI DAN TR1 N, setelah