PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menggunakan sumber energi
sebagai bahan bakar di antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel,
solar LPG, lilin dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari minyak
bumi. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang.
Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya
jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama
makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau
batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini kemudian terjadi
pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka
setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi tersebut.
Produk minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor adalah bensin. Bensin mengandung sekitar ratusan jenis hidrokarbon
dengan jumlah rantai karbon antara 5 sampai 10. Ada tiga jenis bensin yang
beredar di pasaran, yaitu premium, pertamax, dan pertamax plus. Apakah
perbadaan premium dan pertamax? Kedua jenis bahan bakar ini dibedakan dari
bilangan oktannya. Bilangan oktan menyatakan jumlah ketukan pada mesin yang
dihasilkan bensin. Semakin besar nilai bilangan oktan, semakin sedikit jumlah
ketukannya. Artinya, semakin besar bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar?
2. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar cair (BBM)?
3. Apa saja jenis dari hasil pengolahan minyak bumi?
4. Apa yang dimaksud dengan bensin dan nilai oktan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
binatang yang terperangkap selama jutaan tahun. Pada umumnya terjadi jauh
dibawah dasar lautan. Material-material organik tersebut berubah menjadi minyak
dan gas akibat efek combinasi temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi.
Kumpulan dari minyak dan gas tersebut membentuk reservoir-reservoir minyak
dan gas.
BBM terdiri dari berbagai jenis hydrocarbons yang berasal dari minyak
bumi, dan sering pula terdiri dari campuran-campuran lain. Sifat mudah menguap
di dalam mesin menentukan jenis hydrocarbons dan campuran yang digunakan
pada BBM. Sifat mudah menguap tersebut disebut dengan volatility. Karena
minyak bumi mentah mempunyai kadar volatility yang lebih rendah dan tinggi
dari BBM, maka BBM harus dipisahkan dari minyak bumi mentah melalui proses
destilasi, namun karena dengan proses tersebut jumlah BBM yang diperoleh
sangat sedikit maka minyakk bumi mentah harus melalui proses penyulingan
yang lebih komplek. Penyulingan minyak bumi mentah tersebut akan mengubah
kadar volatility hydrocarbons yang lebih rendah atau lebih tinggi dari BBM
menjadi sama dengan BBM. BBM yang dihasilkan merupakan campuran dari
hydrocarbon-hydrocarbon dengan kadar volatility yang sama.
Komposisi dan sifat dari BBM ditentukan dari jenis dan kandungan
minyak bumi mentah asalnya, metode penyulingan yang digunakan dan
tergantung dari sifat zat-zat campuran yang ditambahkan untuk meningkatkan
mutu BBM.
Minyak bumi terdiri dari bermacam-macam jenis hidrokarbon, namun
hanya beberapa jenis yang dominan antara lain :
1. Jenis parafin (CnH2n+2) mempunyai sifat sangat stabil, reaksi dengan gas chlor,
banyak terdapat hampir pada semua jenis minyak bumi. Parafin wax (lilin)
adalah rangkaian yang lurus dan bercabang.
2. Jenis olefin atau jenis ethylene (CnH2n) terdiri dari senyawa tidak jenuh,
mudah bereaksi dengan gas chlor, asam chlorida dan asam sulfat. Olefin yang
5
titik didihnya rendah tidak terdapat dalam minyak bumi tetapi biasanya
terdapat pada minyak hasil perengkahan (cracking).
3. Jenis naphthene (CnH2n) meskipun mempunyai tipe sama dengan olefin,
namun memiliki sifat yang berbeda. Naphthene memiliki senyawa cincin
(cyclic compounds) yang jenuh, sedangkan olefin senyawa lurus yang antara
karbonnya ada senyawa tak jenuh.
4. Jenis aromatik (CnH2n-6) biasa disebut jenis benzene, jenis ini mudah bereaksi
dengan senyawa organik lain. Minyak bumi jarang yang mengandung
senyawa benzene atau toluene, tetapi minyak bumi dari Sumatra dan
Kalimantan mengandung senyawa aromatik.
5. Jenis diolefin (CnH2n-2) sifatnya hampir sama dengan olefin tetapi lebih aktif,
bahkan dapat membentuk polimer dengan senyawa tidak jenuh lainnya
menjadi molekul yang besar semacam karet (gum). Jenis diolefin tidak ada
dalam minyak bumi, hanya ada pada hidrokarbon rengkahan.
lingkungan.
Kerosene adalah fraksi lebih berat dari pada gasoline, dan mudah
menguap. Kebutuhan BBM ini lebih rendah dari pada gasoline. Sebelumnya
kerosene ini digunakan untuk lampu penerangan sehingga sering disebut
minyak lampu. Saat ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan
kegiatan pertanian. Pemakaian kerosene dinegara-negara berkembang sangat
tinggi. Saat ini dugunakan juga untuk BBM pesawat terbang yang
sebagainya.
Gemuk (greases) merupakan pelumas yang berbentuk padat,
digunakan untuk bantalan (bearing) yang beroperasi pada suhu tinggi, dan
proof untuk kontainer. Kotak roti dan atau makanan yang dibekukan, juga
digunakan untuk membuat cetakan (mold) bagian mesin dan juga untuk
10.
upacara-upacara tradisional.
Aspal. Dihasilkan dari residu minyak bumi jenis tertentu, digunakan
11.
12.
dan blasting logam, kompound (ampelas) dan bahan yang tahan suhu tinggi.
Carbon black adalah hasil samping produksi proses perengkahan.
Penggunaannya untuk pabrik ban kendaraan, industri karet, industri tinta
13.
Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa
dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung
hidrokarbon, atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang
berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki
sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling ringan;
bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin berat.
Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana, dan butana.
Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik
didih masing-masing -107, -67, -43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai
dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik
didihnya, sehingga pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi.
Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan
berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
2.6 Nilai Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan
yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin,
campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan
volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang
dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga
bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran
gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari
busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul
penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana
dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan,
tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.
10
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1 Proses Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hydrocarbon dengan
berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik
dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak
mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating,
dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran
senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen
11
12
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil.
Contoh cracking ini adalah pengubahan minyak solar atau minyak tanah
(kerosin) menjadi bensin. Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan
menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
b. Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan
menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam jumlah besar dan
berkualitas lebih baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi
etena dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul
sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut juga
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar. Misalnya, penggabungan senyawa isobutene dengan
senyawa isobutana yang menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu
isooktana
13
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai
berikut.
a. Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan
pengotor yang menimbulkan bau tidak sedap.
b. Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c. Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsur belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending
(pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat
ditambahkan ke dalam proses pengolahannya. Bahan- bahan pencampur
tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol.
Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.
3.2 Bensin
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan
Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari
pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di
mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama
karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin
tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau
benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur
dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia
yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter
bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbedabeda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari oktan
setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok
besar yaitu campuran standar,( premium) dan bensin super. Komposisi bensin
terdiri dari n heptana dan iso oktana, yaitu:
1. Analisis kimia dan produksi
14
Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa meminimalisir emisi gas buang
kendaraan.
2. Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.
3. Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan
oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil.
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.
5. Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan
kendaraan
Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan
dengan sempurna. Salah satu masalah yang sering muncul adalah ketukan di
dalam mesin atau disebut sebagai "mesin ngelitik" atau knocking. Jika dibiarkan,
knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi karena
campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan tinggi
di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi. Penyebab knocking ada
beberapa macam, yaitu:
a. Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.
b. Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.
c. Penyetelan pengapian yang kurang tepat.
3.4 Angka Oktan
Angka oktan adalah suatu bilangan yang menunjukkan sifat anti ketukan
(denotasi). Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan maka semakin berkurang
kemungkinan untuk terjadinya denotasi (knocking). Dengan berkurangnya
intensitas untuk berdenotasi, maka campuran bahan bakar dan udara yang
dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga tenaga motor akan lebih
besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat.
Cara menentukan angka oktan bahan bakar ialah dengan mengadakan
suatu perbandingan bahan bakar tertentu dengan bahan bakar standar. Yaitu
dengan menggunakan mesin CFR (Coordination Fuel Research). Mesin CFR
merupakan sebuah mesin silinder tunggal dengan perbandingan kompresi yang
dapat diukur dari sekitar 4:1 sampai dengan 14:1.
Terdapat dua metode dasar yang umum digunakan yaitu research method
mengunakan mesin motor CFR F-1, yang hasilnya disebut dengan Research
16
Octane Number (RON) dan motor method yang menggunakan mesin motor CFR
F-2 dimana hasilnya disebut dengan Motor Octane Number (MON).
Research method menghasilkan gejala ketukan lebih rendah dibandingkan
motor research. Besar angka oktan bahan bakar tergantung pada presentase isooktana (C7H18) dan normal heptana (C7H16) yang terkandung didalamnya. Sebagai
pembanding, bahan bakar yang sangat mudah berdenotasi adalah normal heptana
(C7H16) sedang yang sukar berdenotasi adalah iso-oktana (C7H18). Bensin yang
cenderung kearah sifat normal heptana disebut bensin dengan nilai oktan rendah
(angka oktan rendah) karena mudah berdenotasi, sebaliknya bahan bakar yang
lebih cenderung kearah sifat iso-oktana dikatakan bensin dengan nilai oktan
tinggi atau lebih sukar berdenotasi. Misalnya suatu bensin mempunyai angka
oktan 90 akan lebih sukar berdenotasi daripada bensin beroktan 70.
Jadi kecenderungan bensin untuk berdenotasi dinilai dari angka oktannya.
Iso-oktana murni diberi indeks 100, sedangkan normal heptana murni diberi
indeks 0. Dengan demikian jika suatu bensin memiliki angka oktan 90 berarti
bensin tersebut cenderung berdenotasi sama dengan campuran yang terdiri atas
90% volume iso-oktana dan 10% volume normal heptana.
Tabel 2. Bilangan Oktan Hidrokarbon
Makin tinggi nilai bilangan oktan, daya tahan terhadap ketukan makin
kuat (tidak terjadi ketukan). Ini dimiliki oleh 2,2,4-trimetilpentana (isooktana),
sedangkan n-heptana memiliki ketukan tertinggi. Oleh karena 2,2,4trimetilpentana memiliki bilangan oktan tertinggi (100) dan n-heptana terendah
17
(0) maka campuran kedua senyawa tersebut dijadikan standar untuk mengukur
bilangan oktan. Untuk memperoleh bilangan oktan tertinggi, selain berdasarkan
komposisi campuran yang dioptimalkan juga ditambah zat aditif,
seperti tetraetillead (TEL) atau Pb(C2H5)4. Penambahan 6 ml TEL ke dalam satu
galon bensin dapat meningkatkan bilangan oktan 1520 satuan. Bensin yang
telah ditambah TEL dengan bilangan oktan 80 disebut bensin premium. Metode
lain untuk meningkatkan bilangan oktan adalah termal reforming. Teknik ini
dipakai untuk mengubah alkana rantai lurus menjadi alkana bercabang dan
sikloalkana. Teknik ini dilakukan pada suhu tinggi (500600C) dan tekanan
tinggi (2550 atm).
3.5 Dampak Negatif Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Pemakaian energi fosil yang terus menerus akan mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Hal tersebut
dikarenakan bahan bakar fosil seperti batubara , minyak bumi , dan gas alam
mengandung persentase karbon yang tinggi.
1. Dampak terhadap udara dan iklim
Penggunaan berbagai macam bahan bakar fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara, dan gas alam) untuk bahan bakar alat-alat industri dan
transportasi telah membuat sebuah perubahan besar pada kondisi iklim dunia.
Penggunaan bahan bakar tersebut telah meningkatan konsentrasi Gas Rumah
Kaca (GRK) yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida
(NOx), sulfur dioksida (SO2) dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor
(HFC, PFC, dan SF6) sehingga menyebabkan meningkatnya radiasi yang
terperangkap di atmosfer bumi.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air
diawan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang
18
merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut
bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan
normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya
makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat dan lapuk). Sedangkan Gas-gas
industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6) diproduksi oleh proses
industri, dan tinggal di atmosfer hampir selama-lamanya karena tidak ada
penyerap atau penghancur alaminya.
Peningkatan GRK tersebut akan menyebabkan fenomena pamanasan
global yaitu naiknya temperatur rata-rata dipermukaan bumi. Pemanasan
global itu sendiri akan mengakibatkan perubahan iklim, yaitu perubahan pada
unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya
penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara yang
pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia.
2. Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, bocornya tangker minyak atau kecelakaan
lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah)
dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Selain itu, pencemaran air oleh minyak bumi juga bisa disebabkan oleh
pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Pembuangan sisa sampah
cair pabrik ke sungai atau laut juga ikut memegang andil yang besar terhadap
pencemaran air ini. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki
yang bocor. Dengan adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak
antara air dengan udara sehingga kadar oksigen didalam air akan berkurang
19
dan dapat mengganggu biota-biota yang berada didalam air tersebut. Pada
dasarnya pencemaran air disebabkan oleh kesalahan manusia.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Bahan bakar adalah suatu materi yang bisa di ubah menjadi energi.
b. Minyak dan gas sebagian besar terdiri dari campuran molekul carbon dan
hydrogen yang disebut dengan hydrocarbons.
c. Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai
sifat fisiknya.Untuk memperoleh materi yang berkualitas baik dilakukan
tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
d. Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan
untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat.
e. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai
dengan C11.
f. Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang
terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
g. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
h. Makin tinggi angka oktan maka semakin berkurang kemungkinan untuk
terjadinya denotasi (knocking).
i. Pemakaian energi fosil yang terus menerus akan mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup
4.2 Saran
a. Dari makalah ini pembaca tidak sekedar membaca tetapi juga dapat
memahami materi mengenai bahan bakar , bensin serta nilai oktan .
21
22