Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menggunakan sumber energi
sebagai bahan bakar di antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel,
solar LPG, lilin dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari minyak
bumi. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang.
Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya
jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama
makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau
batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini kemudian terjadi
pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka
setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi tersebut.
Produk minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor adalah bensin. Bensin mengandung sekitar ratusan jenis hidrokarbon
dengan jumlah rantai karbon antara 5 sampai 10. Ada tiga jenis bensin yang
beredar di pasaran, yaitu premium, pertamax, dan pertamax plus. Apakah
perbadaan premium dan pertamax? Kedua jenis bahan bakar ini dibedakan dari
bilangan oktannya. Bilangan oktan menyatakan jumlah ketukan pada mesin yang
dihasilkan bensin. Semakin besar nilai bilangan oktan, semakin sedikit jumlah
ketukannya. Artinya, semakin besar bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar?
2. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar cair (BBM)?
3. Apa saja jenis dari hasil pengolahan minyak bumi?
4. Apa yang dimaksud dengan bensin dan nilai oktan?

1.3 Batasan Masalah


Bahan bakar yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah bahan bakar
cair yaitu bensin beserta dengan nilai oktannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bahan Bakar


Bahan bakar adalah suatu materi yang bisa di ubah menjadi energi.
Kebanyakan bahan bakar di pakai melalui proses pembakaran yang di reaksikan
dengan oksigen ( O2 ), dimana bahan bakar berfungsi sebagai bahan yang akan di
bakar. Berdasarkan meterinya bahan bakar dapat di bedakan menjadi 3 jenis :
1. Bahan bakar padat
2. Bahan bakar gas
3. Bahan bakar cair
2.2 Asal Bahan Bakar
Menurut teori pembentukan minyak bumi, khususnya teori binatang
Engler dan teori tumbuh-tumbuhan, senyawa-senyawa organik penyusun minyak
bumi merupakan hasil alamiah proses dekomposisi tumbuhan selama berjuta-juta
tahun. Oleh karena itu minyak bumi juga dikenal sebagai bahan bakar fosil selain
batubara dan gas alam .
Semua bahan bakar dihasilkan oleh senyawa karbohidrat dengan rumus
kimia Cx(H2O) yang menjadi fosil. Karbohidrat tersebut dihasilkan oleh tumbuhan
dengan mengubah energi matahari menjadi energi kimia melalui proses
fotosintesis. Kebanyakan bahan bakar fosil diproduksi kira-kira 325 juta tahun
yang lalu. Setelah tumbuhan mati, maka karbohidrat berubah menjadi senyawa
hydrocarbon dengan rumus kimia CxHy akibat tekanan dan temparatur yang tinggi
serta tidak tersedianya oksigen (anaerob).
Selain tersusun oleh komponen hydrocarbon, minyak bumi juga
mengandung komponen non-hidrokarbon. Kandungan komponen senyawa
hydrocarbon relatif lebih besar dari pada kandungan komponen senyawa nonhydrocarbon.
Komponen non-hydrocarbon dapat berupa unsur-unsur logam atau yang
sifatnya menyerupai logam, serta komponen organik lainnya yang bukan
hydrocarbon, seperti belerang, nitrogen dan oksigen. Senyawa hydrocarbon
merupakan senyawa organik yang terdiri atas hidrogen dan karbon, contohnya
benzena, toluena, ethylbenzena dan isomer xylema. Keberadaan hidrokarbon
aromatik di dalam minyak bumi lebih sedikit dibandingkan dengan hidrokarbon

parafin. Aromatik-aromatik murni adalah molekul-molekul yang hanya


mengandung cincin dan rantai sederhana ialah benzena yang terdiri dari sebuah
cincin dasar yang mengandung 6 atom karbon, dengan ikatan rangkap di antara
setiap atom karbon lainnya sehingga terdapat 3 ikatan ganda dalam cincin dasar
tersebut. Bila kedua cincin benzena tersebut bergabung akan membentuk senyawa
naftalen. Senyawa ini mempunyai rumus CnH2n-6 untuk molekul cincin tunggal
dan CnH2n-12 untuk molekul cincin ganda dan beraroma.
Dengan adanya proses kimia dan fisika, minyak bumi mentah dapat
diubah menjadi berbagai produk, seperti bensin, terdiri dari hidrokarbon C6
hingga C10 dari alkana rantai normal dan bercabang serta sikloalkana dan alkil
benzene.
Naftalen yang sebenarnya merupakan produk untuk menghilangkan bau
busuk, anti jamur dan pencegah serangga ternyata juga memberikan dampak
positif untuk peningkatan angka oktan dari bensin. Naftalen merupakan rangkaian
hidrokarbon jenis aromatik bahkan dapat disebut polyaromatik dengan struktur
kimia berbentuk cincin benzena yang bersekutu dalam satu ikatan atau dua orto
lingkaran benzena dimana pada proses penggabungan tersebut kehilangan 2 atom
C dan 4 atom H sehingga rumus kimianya menjadi C10H8.
Secara fisik naftalen merupakan zat yang berbentuk keping kristal mudah
menguap dan menyublim serta tak berwarna umumnya berasal dari minyak bumi
atau batu bara. Karena bentuk struktur kimia naftalen serta sifat kearomatisa
tersebut maka naptalene seperti halnya benzene, mempunyai sifat anti knock yang
baik. Oleh sebab itu penambahan naftalen pada benzin akan meningkatkan anti
knock dari bensin tersebut .
2.3 Bahan Bakar Cair (BBM)
Minyak (petroleum) berasal dari kata Petro yaitu rock (batu) dan
leaum yaitu oil (minyak). Minyak dan gas sebagian besar terdiri dari campuran
molekul karbon dan hidrogen yang disebut dengan hidrokarbon. Minyak dan gas
terbentuk dari siklus alami yang dimulai dari sedimentasi sisa-sisa tumbuhan dan

binatang yang terperangkap selama jutaan tahun. Pada umumnya terjadi jauh
dibawah dasar lautan. Material-material organik tersebut berubah menjadi minyak
dan gas akibat efek combinasi temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi.
Kumpulan dari minyak dan gas tersebut membentuk reservoir-reservoir minyak
dan gas.
BBM terdiri dari berbagai jenis hydrocarbons yang berasal dari minyak
bumi, dan sering pula terdiri dari campuran-campuran lain. Sifat mudah menguap
di dalam mesin menentukan jenis hydrocarbons dan campuran yang digunakan
pada BBM. Sifat mudah menguap tersebut disebut dengan volatility. Karena
minyak bumi mentah mempunyai kadar volatility yang lebih rendah dan tinggi
dari BBM, maka BBM harus dipisahkan dari minyak bumi mentah melalui proses
destilasi, namun karena dengan proses tersebut jumlah BBM yang diperoleh
sangat sedikit maka minyakk bumi mentah harus melalui proses penyulingan
yang lebih komplek. Penyulingan minyak bumi mentah tersebut akan mengubah
kadar volatility hydrocarbons yang lebih rendah atau lebih tinggi dari BBM
menjadi sama dengan BBM. BBM yang dihasilkan merupakan campuran dari
hydrocarbon-hydrocarbon dengan kadar volatility yang sama.
Komposisi dan sifat dari BBM ditentukan dari jenis dan kandungan
minyak bumi mentah asalnya, metode penyulingan yang digunakan dan
tergantung dari sifat zat-zat campuran yang ditambahkan untuk meningkatkan
mutu BBM.
Minyak bumi terdiri dari bermacam-macam jenis hidrokarbon, namun
hanya beberapa jenis yang dominan antara lain :
1. Jenis parafin (CnH2n+2) mempunyai sifat sangat stabil, reaksi dengan gas chlor,
banyak terdapat hampir pada semua jenis minyak bumi. Parafin wax (lilin)
adalah rangkaian yang lurus dan bercabang.
2. Jenis olefin atau jenis ethylene (CnH2n) terdiri dari senyawa tidak jenuh,
mudah bereaksi dengan gas chlor, asam chlorida dan asam sulfat. Olefin yang
5

titik didihnya rendah tidak terdapat dalam minyak bumi tetapi biasanya
terdapat pada minyak hasil perengkahan (cracking).
3. Jenis naphthene (CnH2n) meskipun mempunyai tipe sama dengan olefin,
namun memiliki sifat yang berbeda. Naphthene memiliki senyawa cincin
(cyclic compounds) yang jenuh, sedangkan olefin senyawa lurus yang antara
karbonnya ada senyawa tak jenuh.
4. Jenis aromatik (CnH2n-6) biasa disebut jenis benzene, jenis ini mudah bereaksi
dengan senyawa organik lain. Minyak bumi jarang yang mengandung
senyawa benzene atau toluene, tetapi minyak bumi dari Sumatra dan
Kalimantan mengandung senyawa aromatik.
5. Jenis diolefin (CnH2n-2) sifatnya hampir sama dengan olefin tetapi lebih aktif,
bahkan dapat membentuk polimer dengan senyawa tidak jenuh lainnya
menjadi molekul yang besar semacam karet (gum). Jenis diolefin tidak ada
dalam minyak bumi, hanya ada pada hidrokarbon rengkahan.

2.4 Hasil Pengolahan Minyak Bumi


1.
Elpiji (liquid pressure gas) adalah bahan bakar gas yang dipakai
dirumah tangga, restoran dan kantor. Merupakan bahan bakar yang bersih dan
praktis, sejenis bahan bakar gas yang juga digunakan untuk kendaraan disebut
BBG dan ada juga yang digunakan sebagai bahan baku berbagai produk
disebut LNG (liquid natural gas).
2.
Gasoline adalah BBM yang banyak dibutuhkan, hampir 45% total
produk minyak bumi diupayakan menjadi BBM ini. Produk ini kebanyakkan
berasal dari proses sekunder karena disaratkan angka oktannya harus tinggi.
BBM ini di Indonesia disebut premium, super dan atau benzole.
Penggunaannya untuk kendaraan penumpang, motor dan pesawat terbang
yang tidak bermesin jet.
Spesifikasi bahan bakar minyak ini antara lain :
a. Pertamax Plus

Adalah bahan bakar motor bensin tanpa timbal yang diproduksi


dari High Octane Mogas Component (HOMC) yang berkualitas tinggi
ditambah dengan bahan aditif generasi terbaru sesuai dengan kebutuhan
yang direkomendasikan pabrikan kendaraan bermotor. Bahan bakar ini
diformulasikan khusus untuk memenuhi tuntutan akan bahan bakar
minyak yang dapat melayani mesin yang bekerja pada kompresi tinggi
tetapi ramah lingkungan dan lebih aman terhadap kesehatan manusia.
Pertamax plus mempunyai angka oktan minimal 95 dimana angka
oktan ini lebih tinggi dari premix dan premium. Pertamax plus dipasarkan
tanpa diberi pewarna (bening) direkomendasikan untuk kendaraan
keluaran tahun 1992 keatas atau kendaraan yang menggunakan catalytic
converter.
b. Pertamax
Adalah bensin tanpa timbal dengan kandungan aditif generasi
mutakhir yang dapat membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan
ruang bakar dari carbon. Mempunyai angka oktan 92 dan dapat
digunakan pada kendaraan dengan kompresi yang tinggi.
c. Premium Tanpa Timbal (Super TT)
Adalah bahan bakar motor bensin yang tidak mengandung timbal
dan komponen HOMC. Bahan bakar ini dapat digunakan pada kendaraan
yang menggunakan catalitic onventer.
d. Premium
Adalah bahan bakar jenis ditilat dengan warna kekuningan yang
jernih dan mengandung timbale sebagai octane booster (TEL). Warna
kuning pada premium ini diakibatkan oleh penambahan. Umumnya
premium digunakan untuk bahan bakar motor bensin seperti mobil,
sepeda motor dan motor temple. Bahan bakar ini sering juga disebut
sebagai gasoline atau petrol dan tidak boleh digunakan pada kendaraan
yang dilengkapi catalytic conventer. Bila bahan bakar yang mengandung
timbal digunakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan catalytic
conventer, akan menyebabkan pori-pori katalis tertutup oleh bahan timbal
ini dan menyebabkan hilangnya kemampuan catalitic conventer sebagai

katalis konversi emisi pencemaran menjadi emisi yang bersahabat dengan


3.

lingkungan.
Kerosene adalah fraksi lebih berat dari pada gasoline, dan mudah
menguap. Kebutuhan BBM ini lebih rendah dari pada gasoline. Sebelumnya
kerosene ini digunakan untuk lampu penerangan sehingga sering disebut
minyak lampu. Saat ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan
kegiatan pertanian. Pemakaian kerosene dinegara-negara berkembang sangat
tinggi. Saat ini dugunakan juga untuk BBM pesawat terbang yang

menggunakan mesin jet disebut DPK (double purpose kerosine).


4.
Minyak diesel (solar). Pemakaian BBM ini terus-menerus meningkat,
karena makin pesatnya laju ekonomi. Penggunaan BBM ini untuk transportasi
darat, laut dan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik. Kendaraan penumpang,
saat ini juga banyak yang menggunakan solar, karena harga BBM ini relatif
lebih murah.
5.
Industrial diesel oil (IDO). BBM ini khusus untuk keperluan industri
lebih berat dari pada solar (ADO), namun di Indonesia tidak dibedakan.
Disamping itu digunakan untuk mencairkan BBM yang lebih berat (residual
fuel oil).
6.
Residual fuel oil fraksi ini lebih berat dari pada IDO, dalam
perdagangan disebut minyak bakar atau residu, atau minyak bakar hitam.
BBM jenis ini digunakan untuk ketel uap dan dapur di pabrik dengan desain
khusus untuk burnernya. Harganya lebih murah dari pada IDO.
7.
Minyak pelumas merupakan sebagian kecil dari produk minyak bumi.
Namun merupakan produk yang paling penting karena diperlukan untuk
melumasi permukaan bagian mesin yang saling bergesekan dan bergerak
untuk mencegah keausan. Misalnya silinder motor bakar, turbin, gear-box dan
8.

sebagainya.
Gemuk (greases) merupakan pelumas yang berbentuk padat,
digunakan untuk bantalan (bearing) yang beroperasi pada suhu tinggi, dan

untuk bearing yang tidak boleh bocor.


9.
Lilin (wax) merupakan hasil samping dari kilang minyak pelumas.
Penggunaan lilin untuk packing agar menjadi "waterproof atau "vapor

proof untuk kontainer. Kotak roti dan atau makanan yang dibekukan, juga
digunakan untuk membuat cetakan (mold) bagian mesin dan juga untuk
10.

upacara-upacara tradisional.
Aspal. Dihasilkan dari residu minyak bumi jenis tertentu, digunakan

11.

untuk jalan dan untuk campuran industri atap bangunan.


Kokas (petroleum coke disebut juga green coke) hasil samping produk
proses perengkahan residu, berbentuk padat. Kokas digunakan juga untuk
bahan bakar, dan juga untuk melelehkan metal pada industri pengecoran
logam. Beberapa pabrik menggunakan untuk membuat elektroda batang las

12.

dan blasting logam, kompound (ampelas) dan bahan yang tahan suhu tinggi.
Carbon black adalah hasil samping produksi proses perengkahan.
Penggunaannya untuk pabrik ban kendaraan, industri karet, industri tinta

13.

cetak, pabrik cat, pabrik piring dan sebagainya.


Produk Petrokimia (petrochemical) ini merupakan nama umum dari
produk minyak bumi seperti ethylene, propylene, butylene, isobutylene,
cyclohexane, dan phenol yang merupakan senyawa organik. Sedangkan yang

anorganik seperti amonia dan hidrogen peroksida.


14.
Produk petrokimia lanjutan (secondary petroleum product) merupakan
produk yang setiap tahun selalu bertambah, karena penemuan baru. Misainya
berjenis-jenis detergen untuk bahan pencuci, bermacam-macam karet sintetik,
dan bermacam-macam fybre-glass, nylon, dacron, orion, dynel dan acrilan.
Produk ini termasuk beberapa produk plastik polyethylene, line, cat dengan
bahan dasar plastik, politur, dan coating lantai dan sebagainya.
2.5 Pengertian Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan
untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin
tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11.
Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri
dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk rantai.
Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka
akan dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung
42.4 MJ.
9

Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa
dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung
hidrokarbon, atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang
berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki
sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling ringan;
bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin berat.
Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana, dan butana.
Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik
didih masing-masing -107, -67, -43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai
dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik
didihnya, sehingga pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi.
Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan
berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
2.6 Nilai Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan
yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin,
campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan
volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang
dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga
bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran
gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari
busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul
penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana
dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan,
tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.

10

BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1 Proses Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hydrocarbon dengan
berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik
dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak
mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating,
dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran
senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen

11

penyusun campuran tersebut. Minyak mentah mengandung campuran


senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi, mulai metana (CH4)
yang memiliki titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki titik
didih paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada pemanasan. Dengan distilasi
ini, minyak mentah dipanaskan pada suhu 370C, kemudian uap yang
dihasilkan dialirkan dan diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang
sesuai. Cara distilasi dengan menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan
atau pengembunan disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut. Mula-mula minyak
mentah dipanaskan pada suhu 370C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi
minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon
dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang menguap
pada proses distilisasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya
terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak
terkondensasi terus naik ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas
alam.

Gambar 1. Proses Distilasi


Tabel 1. Hasil Fraksionisasi Minyak Bumi Dan Kegunaanya

12

2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil.
Contoh cracking ini adalah pengubahan minyak solar atau minyak tanah
(kerosin) menjadi bensin. Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan
menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
b. Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan
menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam jumlah besar dan
berkualitas lebih baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi
etena dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul
sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut juga
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar. Misalnya, penggabungan senyawa isobutene dengan
senyawa isobutana yang menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu
isooktana
13

5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai
berikut.
a. Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan
pengotor yang menimbulkan bau tidak sedap.
b. Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c. Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsur belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending
(pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat
ditambahkan ke dalam proses pengolahannya. Bahan- bahan pencampur
tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol.
Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.
3.2 Bensin
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan
Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari
pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di
mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama
karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin
tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau
benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur
dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia
yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter
bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbedabeda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari oktan
setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok
besar yaitu campuran standar,( premium) dan bensin super. Komposisi bensin
terdiri dari n heptana dan iso oktana, yaitu:
1. Analisis kimia dan produksi

14

Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan


dari minyak mentah lewat distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan
bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi
campuran hasil akhir. Setiap barel minyak bumi umumnya menghasilkan 74
liter bensin (46% basis volume), namun besaran ini tergantung pada kualitas
minyak bumi dan kualitas bensin yang akan dihasilkan.
Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri
dari hidrokarbon, dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12
(biasanya disebut C4 sampai C12).
2. Karakteristik
a. Mudah menguap pada temperatur normal.
b. Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.
c. Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).
d. Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l).
e. Dapat melarutkan oli dan karet.
f. Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).
g. Sedikit meninggalkan jelaga setelah dibakar.
3. Nama produk bensin
Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan oktan.
Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia di antaranya:
a. Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.
b. Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
c. Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
d. Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus
e.
f.
g.
h.
i.
j.

untuk kebutuhan balap mobil.


Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.
Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.
Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.
Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.
Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.
Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95.

3.3 Cara Kerja Bensin Dalam Mesin


Bensin bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan
oleh Nikolaus Otto. Mesin pembakaran dikenal pula dengan nama Mesin Otto.
Cara kerja bensin di dalam mesin pembakaran:
1. Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan
udara. Pada mesin modern, peran karburator digantikan oleh sistem injeksi.
15

Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa meminimalisir emisi gas buang
kendaraan.
2. Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.
3. Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan
oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil.
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.
5. Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan
kendaraan
Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan
dengan sempurna. Salah satu masalah yang sering muncul adalah ketukan di
dalam mesin atau disebut sebagai "mesin ngelitik" atau knocking. Jika dibiarkan,
knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi karena
campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan tinggi
di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi. Penyebab knocking ada
beberapa macam, yaitu:
a. Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.
b. Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.
c. Penyetelan pengapian yang kurang tepat.
3.4 Angka Oktan
Angka oktan adalah suatu bilangan yang menunjukkan sifat anti ketukan
(denotasi). Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan maka semakin berkurang
kemungkinan untuk terjadinya denotasi (knocking). Dengan berkurangnya
intensitas untuk berdenotasi, maka campuran bahan bakar dan udara yang
dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga tenaga motor akan lebih
besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat.
Cara menentukan angka oktan bahan bakar ialah dengan mengadakan
suatu perbandingan bahan bakar tertentu dengan bahan bakar standar. Yaitu
dengan menggunakan mesin CFR (Coordination Fuel Research). Mesin CFR
merupakan sebuah mesin silinder tunggal dengan perbandingan kompresi yang
dapat diukur dari sekitar 4:1 sampai dengan 14:1.
Terdapat dua metode dasar yang umum digunakan yaitu research method
mengunakan mesin motor CFR F-1, yang hasilnya disebut dengan Research

16

Octane Number (RON) dan motor method yang menggunakan mesin motor CFR
F-2 dimana hasilnya disebut dengan Motor Octane Number (MON).
Research method menghasilkan gejala ketukan lebih rendah dibandingkan
motor research. Besar angka oktan bahan bakar tergantung pada presentase isooktana (C7H18) dan normal heptana (C7H16) yang terkandung didalamnya. Sebagai
pembanding, bahan bakar yang sangat mudah berdenotasi adalah normal heptana
(C7H16) sedang yang sukar berdenotasi adalah iso-oktana (C7H18). Bensin yang
cenderung kearah sifat normal heptana disebut bensin dengan nilai oktan rendah
(angka oktan rendah) karena mudah berdenotasi, sebaliknya bahan bakar yang
lebih cenderung kearah sifat iso-oktana dikatakan bensin dengan nilai oktan
tinggi atau lebih sukar berdenotasi. Misalnya suatu bensin mempunyai angka
oktan 90 akan lebih sukar berdenotasi daripada bensin beroktan 70.
Jadi kecenderungan bensin untuk berdenotasi dinilai dari angka oktannya.
Iso-oktana murni diberi indeks 100, sedangkan normal heptana murni diberi
indeks 0. Dengan demikian jika suatu bensin memiliki angka oktan 90 berarti
bensin tersebut cenderung berdenotasi sama dengan campuran yang terdiri atas
90% volume iso-oktana dan 10% volume normal heptana.
Tabel 2. Bilangan Oktan Hidrokarbon

Makin tinggi nilai bilangan oktan, daya tahan terhadap ketukan makin
kuat (tidak terjadi ketukan). Ini dimiliki oleh 2,2,4-trimetilpentana (isooktana),
sedangkan n-heptana memiliki ketukan tertinggi. Oleh karena 2,2,4trimetilpentana memiliki bilangan oktan tertinggi (100) dan n-heptana terendah
17

(0) maka campuran kedua senyawa tersebut dijadikan standar untuk mengukur
bilangan oktan. Untuk memperoleh bilangan oktan tertinggi, selain berdasarkan
komposisi campuran yang dioptimalkan juga ditambah zat aditif,
seperti tetraetillead (TEL) atau Pb(C2H5)4. Penambahan 6 ml TEL ke dalam satu
galon bensin dapat meningkatkan bilangan oktan 1520 satuan. Bensin yang
telah ditambah TEL dengan bilangan oktan 80 disebut bensin premium. Metode
lain untuk meningkatkan bilangan oktan adalah termal reforming. Teknik ini
dipakai untuk mengubah alkana rantai lurus menjadi alkana bercabang dan
sikloalkana. Teknik ini dilakukan pada suhu tinggi (500600C) dan tekanan
tinggi (2550 atm).
3.5 Dampak Negatif Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Pemakaian energi fosil yang terus menerus akan mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Hal tersebut
dikarenakan bahan bakar fosil seperti batubara , minyak bumi , dan gas alam
mengandung persentase karbon yang tinggi.
1. Dampak terhadap udara dan iklim
Penggunaan berbagai macam bahan bakar fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara, dan gas alam) untuk bahan bakar alat-alat industri dan
transportasi telah membuat sebuah perubahan besar pada kondisi iklim dunia.
Penggunaan bahan bakar tersebut telah meningkatan konsentrasi Gas Rumah
Kaca (GRK) yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida
(NOx), sulfur dioksida (SO2) dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor
(HFC, PFC, dan SF6) sehingga menyebabkan meningkatnya radiasi yang
terperangkap di atmosfer bumi.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air
diawan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang

18

merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut
bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan
normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya
makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat dan lapuk). Sedangkan Gas-gas
industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6) diproduksi oleh proses
industri, dan tinggal di atmosfer hampir selama-lamanya karena tidak ada
penyerap atau penghancur alaminya.
Peningkatan GRK tersebut akan menyebabkan fenomena pamanasan
global yaitu naiknya temperatur rata-rata dipermukaan bumi. Pemanasan
global itu sendiri akan mengakibatkan perubahan iklim, yaitu perubahan pada
unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya
penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara yang
pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia.
2. Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, bocornya tangker minyak atau kecelakaan
lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah)
dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Selain itu, pencemaran air oleh minyak bumi juga bisa disebabkan oleh
pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Pembuangan sisa sampah
cair pabrik ke sungai atau laut juga ikut memegang andil yang besar terhadap
pencemaran air ini. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki
yang bocor. Dengan adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak
antara air dengan udara sehingga kadar oksigen didalam air akan berkurang

19

dan dapat mengganggu biota-biota yang berada didalam air tersebut. Pada
dasarnya pencemaran air disebabkan oleh kesalahan manusia.

3. Dampak Terhadap Tanah


Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya
dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah
muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining).
Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa
lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut
digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat
dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama kurun waktu tertentu.
Penggunaan alat-alat yang menggunakan energi bersih sangat membantu
lingkungan dan pemulihan bumi. Kita bisa ikut berpartisipasi dalam
menggunakan alat-alat yang aman untuk lingkungan seperti yang paling
efisien dan digemari saat ini, Pemanas Air Tenaga Matahari. Salah satunya
adalah Inti Solar Water Heater yang terus berkomitmen dan konsisten
mengedukasi Indonesia untuk menggunakan energi ramah lingkungan dan
gratis dari matahari.

20

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Bahan bakar adalah suatu materi yang bisa di ubah menjadi energi.
b. Minyak dan gas sebagian besar terdiri dari campuran molekul carbon dan
hydrogen yang disebut dengan hydrocarbons.
c. Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai
sifat fisiknya.Untuk memperoleh materi yang berkualitas baik dilakukan
tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
d. Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan
untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat.
e. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai
dengan C11.
f. Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang
terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
g. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
h. Makin tinggi angka oktan maka semakin berkurang kemungkinan untuk
terjadinya denotasi (knocking).
i. Pemakaian energi fosil yang terus menerus akan mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup
4.2 Saran
a. Dari makalah ini pembaca tidak sekedar membaca tetapi juga dapat
memahami materi mengenai bahan bakar , bensin serta nilai oktan .

21

b. Tidak menggunakan bahanbakar fosil secara berlebihan karena banyaknya


dampak negative yang akan ditimbulkan.
c. Ikut memberdayakan penggunaan bahan bakar alternative sebagai pengganti
bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui.
d. Penulis merupakan seorang yang tidak lepas dari kesalahan, sehingga masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat
mengembangkan makalah ini dan memberi kritik agar lebih baik untuk waktu
kedepan.

22

Anda mungkin juga menyukai