Anda di halaman 1dari 2

PDIP Makin Sering Kritik Pemerintahan

Jokowi, Singgung Mental Terjajah Asing


 August 18, 2021
 humas
 Rubrik Dosen
SuaraRiau.id – Para kader PDI Perjuangan akhir-akhir ini terlihat semakin sering melontarkan
kritikan terhadap pemerintah Presiden Jokowi.
Tak hanya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani, belakangan kritikan
disampaikan oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Ia menyoroti soal pembangunan kemandirian bangsa Indonesia khususnya di bidang kesehatan


yang masih harus bekerja keras untuk mewujudkan fasilitas dan pelayanan kesehatan di
Indonesia yang mandiri.

Hasto menilai, padahal Indonesia sudah berusia 76 tahun, namun heran dalam temuan segi
fasilitas kesehatan. Ia mencontohkan untuk mendapatkan paracetamol dan cairan infus saja
masih impor dari luar negeri.

Padahal Indonesia, kata dia, sebagai bangsa yang besar tentu bisa memproduksinya sendiri
dengan mengedepankan sistem garapan Soekarno, yakni Berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).

“Kini setelah 76 tahun kita merdeka, paracetamol saja kita masih impor. Infus, cairan infus, kita
masih impor. Padahal kita mampu berdikari,” ujar Hasto dikutip dari Hops.id–jaringan Suara.com,
Rabu (18/8/2021).
Lebih lanjut, Hasto Kristiyanto juga memaparkan penyebab dari kemandirian bangsa Indonesia
yang seakan bergerak lambat.

Menurutnya hambatan itu tak lain karena adanya mental-mental di kalangan birokrat yang
terjajah oleh kepentingan bangsa asing, sehingga selalu impor produk.

“Ada mental-mental di kalangan birokrasi yang masih terjajah kepentingan-kepentingan asing,

sehingga lebih memilih produk-produk impor,” ujarnya.

Padahal saat pandemi Covid-19 ini seharusnya jadi momentum untuk bangsa Indonesia
berdirkari di semua bidang, termasuk kesehatan.

Hasto pun mengajak seluruh masyarakat untuk mengingat kembali ajakan yang selalu
digelorakan oleh Presiden RI Pertama Soekarno, terkait bangsa yang percaya diri terhadap
kemampuannya.

Kemudian dia mengisahkan momen saat Presiden AS Gerald Ford pernah hendak membangun
pabrik mobil di Indonesia. Namun dengan tegas Bung Karno menolak lantaran menginginkan
pabrik mobil yang dibangun oleh insinyur Indonesia yang bersekolah di luar negeri.
“Dengan bangga Bung Karno mengatakan, biarkanlah pabrik mobil itu nanti dibangun para
insinyur-insinyur Indonesia yang akan kembali dari sekolah di luar negeri. Itu menunjukkan
semangat berdiri di atas kaki sendiri,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Hasto, PDIP memberikan apresiasi dan penghormatan kepada para peneliti dan
ilmuwan Indonesia seperti Indra Rudiansyah dan Carina Citra Dewi Joe yang turut andil dalam
menemukan vaksin Astrazeneca.

“Ini membawa kebanggaan bagi kita,” imbuhnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan
belakangan Megawati sindir Jokowi karena terkait penanganan pandemi Covid-19.

Megawati tak mau penanganan pandemi ini kacau balau yang bisa berdampak pada nama baik
partai lantaran Jokowi itu ditegaskan terus sebagai petugas partai, kalau berhasil maka partai
punya nama baik dan demikian sebaliknya.

“Karena jika Jokowi dianggap gagal oleh rakyat Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19.
Maka hal tersebut akan berdampak buruk bagi PDIP,” ujar Ujang, Jumat 13 Agustus 2021.

Lantaran nama partai yang jadi pertaruhan, maka Jokowi mesti terima nasihat apa yang
disampaikan Megawati.

“Karena kegagalan Jokowi, akan berpengaruh pada PDIP. Makanya suka tak suka, senang tak
senang, Megawati dan timnya akhir-akhir ini sering kritik Jokowi,” ujar Ujang yang menjabat pula
sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review.

Sumber

suarariau.id

Anda mungkin juga menyukai