Anda di halaman 1dari 3

PERANG GLOBAL INTERNASIONAL

1. Perang Finansial. Penjelasan singkatnya seperti ini. “Suatu negara ditaklukkan tanpa
pertumpahan darah dengan cara memasuki dan menjauhkan pasar perbankan dan
saham dan memanipulasi nilai mata uang negara sasaran.” Ini sudah ruwet tidak
karuan. Anda ngerti, Dollar naik itu bukan karena Amerika kuat, tapi karena dunia
terlalu percaya kepada dollar. Karena semua orang percaya bahwa dia cakep, maka
disepakati dia cakep. Padahal bukan cakep asli. Jadi Amerika mencetak mata uang
yang seharusnya itu sepadan dengan kekayaannya. Ini tidak. Dia cetak-cetak saja.
Mulai tahun 2008. Karena apa? Karena dunia membutuhkannya. Salah Anda sendiri.
Dollar menjadi berhala. Karena Anda menganggap itu Tuhan, akhirnya berhala itu
jadi Tuhan beneran di dalam fikiranmu. Akhirnya dia dalam pemetaan kuat. Tapi
kuatnya tidak karena dirinya sendiri, kuatnya tidak karena dollarnya sendiri, tetapi
karena anggapanmu terhadap dollar. Itu sama seperti lukisan. Lukisan itu yang mana
yang bagus, yang mana yang jelek itu tidak jelas. Yang penting bagaimana Anda
mempromosikannya. “Ini garisnya ini menggambarkan komplikasi peradaban, ini
ada labirin-labirin dari karakter manusia yang bermacam-macam.. Ini 2 milyar
harganya..” Padahal cuman ayam ditaruh di lukisan situ diberi warna. Nah, suatu hari
kita akan kembali kepada sistem mata uang di zaman Rasulullah. Kita akan kembali
ke sistem dinar. Sebagaimana ada mata uang internasional yang menjadi
penyeimbang dari semua mata uang. Nah, peran mata uang internasional sekarang
dipegang oleh dollar. Seharusnya ada bank sentral dunia. Sudah ada bank dunia, tapi
dia tidak berperan sebagai itu. Dia malah menjadi bawahannya dollar. Teman-teman
ekonomi lebih mengerti lah soal-soal seperti ini. Tapi mari kita pelajari bener-bener.
2. Perang Penyelundupan. “Mensabotase ekonomi negara pesaing dengan membanjiri
pasarnya dengan barang ilegal dan mengacaukan ekonomi lokal dengan membanjiri
pasarnya dengan barang bajakan.”
3. Perang Budaya. “Mempengaruhi dengan budaya yang bisa terhadap negara yang
menjadi sasaran dengan memasukkan pAndangan budayanya sendiri. Misalnya
seperti ini. Sekarang ada film animasi. Animasi itu bisa membawa ilmu pengetahuan
informasi mengenai bermacam-macam. Bagus. Entah upin-ipin atau apapun. Tapi
jangan lupa, disitu juga ada yang ditimpakan kepada mentalitas dan moralitas kita.
Jadi, di film animasi itu kan menggambarkan orang dengan gambar dan tidak ada
proporsi. Ada yang kepalanya besar, tidak ada tubuhnya. Ada yang kepalanya sebesar
itu, mulutnya kecil. Jadi anak-anak kita dibiasakan untuk menerima sesuatu yang
tidak proporsional. Sehingga kalau suatu hari negara Anda tidak proporsional, Anda
tidak berontak. Karena Anda sudah terbiasa dengan in-proporsi. Banyak dan coba
Anda teliti. Termasuk kenapa orang suka film animasi? Karena disitu apa saja bisa.
Tiba-tiba ada tiga anak kecil bawa pesawat ke planet. Jadi anak-anak kita  dibiasakan
untuk beranggapan bahwa hidup itu begitu mudahnya. Sehingga nanti ketika terbentur
kenyataan, dia tidak punya daya juang, dia tidak punya daya atau energi perubahan.
Apalagi sekarang kan banyak film animasi yang persis manusia. Ya toh? Ya 3
dimensi. Pokoknya persis lah. Berjalannya persis, cara bicaranya persis, tapi tetep
gambar dan Anda lebih suka nonton itu daripada nonton film manusia beneran. Itu
untuk melatih Anda semua “jangan percaya sama manusia” Jadi akhirnya setiap
Anda ketemu orang Anda tidak percaya. Yang benar itu yang orang-orangan.
Akhirnya orang tidak ada yang dipercaya. Diam-diam Anda akan punya naluri seperti
itu. Sekarang yang berlaku itu Latta dan Uzza. Karena kita ini kan belum didatangi
Rasulullah. Rasulullah kan belom kesini. Maksudnya, kita ini mengalami dan sedang
meyakini serta bergembira dengan latta dan uzza. Kalau menurut tafsir, latta itu
adalah idola dari masa silam. Ulama-ulama di zaman nabi-nabi sebelumnya terutama
Nabi Nuh itu diinformasikan turun temurun sehingga orang mengidolakan ulama-
ulama itu kemudian dipatungkan. Itu Latta. Jadi, ibarat kita itu mematungkan gajah
mada, pak sudirman, bung karno. Gitu ya? Yang sudah mati. Itu Latta. Kalau uzza, itu
idola-idola khayalan. Naruto, Spongebob, ScoobyDoo, Gatotkaca. Yang khayalan.
Dengan Latta dan Uzza yang diberlakukan secara nasional di media-media yang Anda
tidak mengerti bahwa itu Latta Uzza yang diiklankan. Yang dimasukkan,
dibrainwashkan ke otak Anda. Maka Anda tidak akan percaya kepada orang yang
baik yang ada sekarang. Anda tidak percaya. Jadi tidak mungkin muncul tokoh di
Indonesia. Karena yang dipercaya adalah yang sudah mati dan yang dikhayalkan.
Kalau ada beneran tidak dipercaya. Kebaikan seperti apapun tidak dipercaya.
4. Perang Obat Terlarang. “Membanjiri dengan obat terlarang melalui pembatasan
negara dan merusak moral masyarakat melalui penggunanya.” Jadi, narkoba itu
rekayasa luar biasa. Termasuk virus. Itu juga rekayasa luar biasa. Lalu juga termasuk
perang antara farmasi (chemistry) melawan nikotin. Jadi, urusan rokok itu bukan
urusan kesehatan. Itu urusan perang dagang.
5. Perang Media dan Pemalsuan Berita. “Memanipulasi media asing dengan cara
mengajak kerja sama atau mengintimidasi wartawan atau memperoleh akses
gelombang udara dari negara lain untuk memaksakan pAndangan nasional
negerinya” Andaikan wartawan menyadari ini, insya Allah mereka akan lebih arif di
dalam memberitakan sesuatu.
6. Perang Teknologi. “Menciptakan perangkat standar untuk merebut kendali atau
menguasai teknologi tertentu yang bisa dimanfaatkan pada masa damai maupun
perang.” 
7. Perang Ekonomi. “Merebut kendali atas sumber daya alam yang langka dan mampu
mengendalikan serta memanipulasi akses dan nilai pasarnya.” Jadi Anda itu mau
dirampok. Maka Anda dibikin bertengkar. Kalau dulu perang Ambon dan Poso. “Ini
tidak efektif. Islam lawan kristen. Yang efektif itu sunni lawan syiah.”  Sehingga Anda
kehilangan, kehabisan energi dan konsentrasi untuk membela negara Anda. Karena
Anda sibuk bertengkar di antara Anda sendiri. Jadi itu bagian dari adu domba yang
sebenarnya temanya adalah perang sumber daya.
8. Perang Sumber Daya. Misalnya, asap. Asap itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Yang
terbesar bulan September-Oktober itu asap kebakaran terjadi yang terbesar di
Amerika. Kemudian Kanada. Setelah itu Australia dan terakhir Indonesia. Bedanya,
kalau di sana itu terbakar. Kalau di Indonesia, ada yang dibakar. Nah, apa alasannya
membakar hutan? Pertama yaitu Eksistensi, biaya untuk pengolahan lahan dan
manajemen keseluruhan dari suatu korporasi. “Ketimbang banyak pengeluaran,
dibakar saja” Salah satu kemungkinannya tapi tidak berarti semua perusahaan
membakar. Artinya, itu tugas perangkat hukum untuk menangani masalah itu. Kedua,
ini dibakar supaya Pemerintah Pusat menyatakan bahwa ini adalah bencana nasional.
Tapi sampai hari ini belum dinyatakan dan Anda yang tidak mengerti apa-apa ikut
menuntut supaya bencana nasional dinyatakan. Anda tidak tahu bahwa kalau itu
dinyatakan sebagai bencana nasional maka akan dikeluarkan sebagian uang dari
APBN untuk menangani bencana. Uang itu nanti akan dikirim ke daerah-daerah
tertentu lewat siapa? Pasti lewat stakeholder yang ada disana. Tokoh-tokoh yang ada
disana. Betul tidak? Nah tokoh-tokoh disana formal maupun informal adalah orang-
orang yang segera akan ikut pilkada pada bulan desember. Nah uang bencana nasional
itu kalau dinyatakan dan turun ditadahi oleh para pesaing pilkada. Jadi yang pertama
tadi kan terbakar. Nomor dua, korporasi (penghematan). Nomor tiga, pilkada. Nomor
empat, tunggangan internasional dalam peran sumber daya tadi. Indonesia akan bikin
gerah negara-negara tetangga dan itu akan bisa menjadi masalah internasional.
Sampai tingkat tertentu nanti Indonesia akan dituntut oleh Mahkamah Internasional
kalau tidak bisa mengatasi asap. Dan kalau dituntut berarti Indonesia akan didenda.
Indonesia tidak akan bisa membayar maka Indonesia akan menjual aset-asetnya
secara obral atau murah. Dunia ini kejam. Makanya Anda jangan bertengkar satu
sama lain.
9. Perang Psikologi. “Memaksakan kepentingan nasional dengan mendominasi persepsi
negara lawan tentang kekuatan dan kelemahannya.” Maksud nasional disitu adalah
sebuah negara yang merekayasa.
10. Perang Jaringan. “Berpetualangan di dunia maya secara rahasia atau berlindung di
balik identitas seseorang, melakukan perang maya yang tidak mungkin dilawan.” Jadi
teman-teman facebookers, tolong dianalisis ini.
11. Perang Hukum Internasional. “Bergabung dengan organisasi Internasional atau
multinasional dengan maksud mengendalikan kebijakan dan penafsiran aturan-
aturan hukumnya.” Makanya, legalitas FIFA itu diperebutkan antara PSSI dengan
PBSI. Sampai hari ini masih beku yang namanya PSSI.
12. Perang Lingkungan. “Menaklukkan dan melemahkan negara musuh dengan merusak
atau mengubah lingkungan alamnya.” 

Anda mungkin juga menyukai