Anda di halaman 1dari 88

“NASI-onalisme”

www.bukuliat.info

2015

bukuLIAT ...

ini harus kalian ketahui ... apa yang kami lakukan sama sekali tidak ada
tendensi kepedulian melestarikan lingkungan. sebenarnya kami suka
menyentuh dan membuka kertas buku lembar demi lembar halaman

demi halaman, bunyi gesekan kertas dan baunya yg khas melahirkan sebuah
sensasi tersendiri ... karena

itu kami tidak peduli jika untuk menghasilkan buku harus menebang
berpuluh-puluh pohon karena kami

percaya pada teori kekekalan energi. tapi kami akan marah jika berpuluh-
puluh pohon ditebang hanya

untuk membuat tisu atau tusuk gigi.

siapa kami ?

kami hanya salah satu dari masyarakat pengumpul dan peramu di dunia
maya, kami pun bagian dari para

cyber-crafter yg mengumpul dan mendaur ulang sampah-sampah informasi


menjadi sesuatu yg betul-

betul berguna

siapa kami ?
kami bukanlah bagian dari orang-orang yg mencoba beralih dari era paper
menuju era paperless. kami

hanyalah orang-orang yg ingin mengakses buku-buku, hanya saja di dunia


"yg jauh dari keyboard" tidak jarang kami diperhadapkan pada pilihan
makanan atau buku (sesuatu yg tidak seharusnya diperhadap-hadapkan) dan
tidak jarang (dengan sangat terpaksa) kami memilih buku dengan
konsekuensi kami harus

mengencangkan ikat pinggang berhari-hari.

siapa kami ?

rasanya tidak penting untuk memperjelas siapa kami, anggap saja kami
adalah anda dan anda adalah

kami ....

yang terpenting adalah ...

apa itu www.bukuliat.info ?

www.bukuliat.info hanyalah salah satu dari sekian banyak perpustakaan di


dunia maya yg menyediakan

ebook. ebook-ebook yang berhasil kami kumpulkan dari berbagai sumber di


dunia maya. hanya begitulah

kami, tidak lebih !

Catatan:

buat anda yg mempunyai uang lebih kami harap anda tetap membeli buku
aslinya demi

mempertahankan kelangsungan hidup penulis, penerbit (khususnya


penerbit-penerbit kecil) dan para

distributor.
Ucapan Terima Kasih :

•terima kasih untuk mereka-mereka yg telah bekerja keras membuat ebook

•terima kasih juga untuk mereka-mereka yg telah meluangkan waktunya


untuk meng-upload

ebook-ebook miliknya

•... kami juga mengucapkan terima kasih untuk mereka-mereka yg review


atau resensi bukunya

telah kami gunakan dalam postingan kami. kami tetap menghormati anda
dengan selalu

mencantumkan alamat sumber dari review atau resensi yg kami gunakan.

•terima kasih juga buat seluruh netizen yg telah berkunjung dan


memanfaatkan apa yg kami

buat, terima kasih telah menjadikan kami sedikit berguna.

Daftar Isi

- Imoralitas Negara

Mikhail Bakunin

- Patriotisme:Ancaman Bagi Kebebasan

Emma Goldman

- Antara Terang dan Bayang-bayang

Subcomandante Marcos (EZLN)

“Membaca tulisan Mikhail Bakunin, Emma Goldman, Subcomandante


Marco mungkin bisa
memberi kita gambaran tentang bagaimana nasionalisme itu dan memberi
kita peluang untuk

menimbang kembali nasionalisme yg selalu jadi tameng para penguasa ...”

IMORALITAS NEGARA

Mikhail Bakunin

Kita dapat berasumsi bahwa pembentukan sebuah negara akan


memprovokasi pembentukan negara-

negara lain. Hal ini adalah logika karena individu-individu yang berada di
luar negara tersebut

merasa terancam dan mereka akan berkelompok demi keamanan mereka.


Akibatnya manusia telah

terpecah belah menjadi banyak negara (kelompok) dan manusia menjadi


asing dan ganas terhadap

sesamanya. Dengan perpecahan tersebut, manusia tidak mempunyai hak


umum dan kontrak sosial

di antara mereka, jikalau hak dan kontrak tersebut ada, negara-negara


tersebut akan lenyap dan

menjadi anggota federasi dalam suatu negara besar. Keculai negara (maha)
besar ini merangkul

seluruh umat manusia, negara ini akan mengundang permusuhan dengan


negara lainnya. Kalau

kondisinya seperti itu, perang akan menjadi hukum dan kebutuhan hidup
umat manusia. Setiap

negara, apakah negara itu mempunyai karakter federasi atau non federasi,
mempunyai keharusan
untuk melahap negara lain, supaya ia tidak dilahap, memperbudak supaya
tidak diperbudak dan

menguasai supaya tidak dikuasai. Pada hakikatnya, setiap negara itu


mempunyai karakter

bertentangan dengan nilainilai kemanusiaan. Negara menghancurkan


solidaritas diantara manusia

dan mempersatukan sebagian manusia hanya untuk menghancurkan,


menguasai dan memperbudak

sebagian lain manusia. Sebuah negara hanya melindungi warga negaranya,


karena negara itu tidak

mengakui hak-hak orang lain diluar batas kekuasannya: dan secara


prinsipil, negara ini akan

memperlakukan orang asing dengan semena-mena. Kalau negara itu


memperlakukan orang asing

tersebut dengan manusiawi, itu bukan karena kewajibannya: karena negara


itu tidak mempunyai

kewajiban kepada siapa pun, tetapi kepada dirinya sendiri dan warga
negaranya, yang telah

membentuknya. Secara prinsipil, hukum internasional tidak dapat


diterapkan tanpa mengkontradiksi

dasar kekuasaan negara yang absolut: bahwa sebuah negara tidak


mempunyai kewajiban terhadap

orang asing. Kalau negara itu memperlakukan populasi yang dijajahnya


secara manusiawi, karena ia

memperhitungkan konsekuensi politik atas tindakannya, dan tidak pernah


karena kewajibannya
-karena ia mempunyai hak yang absolut untuk memperlakukan orang asing
semau- maunya.

Sekarang kita dapat melihat kontradiksi antara nilai-nilai kemanusiaan dan


prinsip kekuasaan

negara dengan jelas sekali. Dalam sebuah negara, kekosongan nilai-nilai


kemanusiaan dan moralitas

diisi dengan sebuah konsep, yaitu, patriotisme. Patriotisme dapat kita


kategorikan sebagai moralitas

yang transenden, karena patriotisme adalah suatu moralitas yang tidak dapat
dijelaskan dengan

logika dan rasionalitas. Umpamanya, merampok, menjajah, membunuh,


bagi seseorang yang

bermoral adalah suatu tindakan kriminal yang ganas, tetapi mungkin


dilakukan oleh seorang

patriotik. Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, dan dari sudut


pandang patriotisme, kalau

tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk membawa kebesaran bagi suatu


negara dan untuk

memperbesar kekuasaan negara tersebut, semuanya adalah merupakan


kewajiban warga negara dan

kelakuan yang terpuji. Setiap orang akan dipastikan berbuat demikian tidak
hanya terhadap orang

asing tetapi juga terhadap orang sebangsanya (umpamanya membunuh


pengkhianat bangsa) jikalau

negara membutuhkannya untuk bertindak demikian. Tujuan mutlak bagi


setiap negara adalah untuk
memperjuangkan keberadannya dengan segala cara. Semua negara, sejak
dibentuk di muka bumi ini

akan berjuang untuk selamanya (selama negara itu masih berada) -berjuang
melawan warga

negaranya sendiri yang telah ia aniaya dan hancurkan, berjuang melawan


semua kekuatan asing.

Setiap negara hanya bisa kuat kalau yang lain lemah -akibatnya negara
tidak dapat meneruskan

perjuangannya kecuali negara tersebut terus menambah kekuatannya -untuk


melawan warga

negaranya dan negara-negara lain. Kesimpulannya prinsip kedaulatan suatu


negara adalah

penambahan kekuatan yang akan menyebabkan penyekatan kebebasan


internal bagi warga negara

dalam negara itu dan penyelewengan keadilan di luar kekuasaan negara.


Penjelasan di atas adalah

gambaran moral dan tujuan suatu negara. Cara apapun yang dapat mencapai
tujuan suatu negara,

dianggap benar dan terpuji. Negara adalah suatu institusi yang mempunyai
tujuan mutlak untuk

memperjuangkan kedaulatannya selamanya, semua orang harus tunduk dan


melayani kepentingan

negara tersebut. Tindakan-tindakan yang menghambat tujuan suatu negara,


dianggap kriminal.

Moralitas suatu negara adalah kebalikan dari keadilan dan nilai-nilai


kemanusiaan. Setiap saat
penyelenggara negara, dalam menjalankan fungsi kenegaraan dan
mempertahankan institusi negara,

dihadapkan kepada alternatif-alternatif yang amoral , hanya ada satu jalan -


bertindak secara

munafik. Institusi negara bercakap dan sepertinya berbuat dalam nama


kemanusiaan, tetapi institusi

ini melanggar nilai- nilai kemanusiaan setiap hari. Tetapi kita tidak dapat
menyalahkan negara

mengenai kecacatan karakternya itu. Institusi negara tidak bisa berbuat


sebaliknya, posisi negara

mengharuskannya untuk menjadi munafik- diplomasi tidak mempunyai


maksud yang lain. Jadi, apa

yang kita lihat? Setiap negara yang ingin berperang dengan negara lain,
akan mulai dengan

menyebarkan manifesto kepada warga negaranya dan ke seluruh dunia.


Dalam manifesto itu, negara

tersebut akan mengumumkan bahwa kebenaran dan keadilan berada di


sisinya, dan perang tersebut

dilandasi cinta dengan kemanusiaan dan kedamaian, dibubuhi sentimen-


sentimen kedamaian yang

royal. Negara itu juga akan menyatakan kebenciannya terhadap


kemenangan materi dan

menyatakan perang itu bukan untuk menambah kekuasaan (dan perang akan
diberhentikan

secepatcepatnya, kalau keadilan sudah diraih). Musuh negara itu juga akan
memberikan pernyataan
yang sama. Manifesto-manifesto yang berlawanan antara kedua negara
tersebut ditulis sama

halusnya, mengandung kandungan moralitas dan bobot ketulusan yang


sama; dengan kata lain,

kedua-dua manifesto itu adalah jelas-jelas bohong. Orang-orang yang


berakal sehat, mereka yang

mempunyai pengalaman dalam politik, tidak akan membuang waktu


membaca manifesto-manifesto

itu, hanya orang tolol yang akan mempercayainya. Sebaliknya, mereka akan
menyelidiki faktor-

faktor yang mendorong kedua-dua negara tersebut untuk berperang, dan


mengira-ngira kekuatan

kedua-dua pihak dan menebak siapa yang akan menang. Ini membuktikan
bahwa perang seperti itu

tidak mempunyai bobot moral. Perjanjian-perjanjian (protokol)


internasional yang mengatur

hubungan antara negara-negara di dunia, tidak mempunyai sangsi moral


yang berarti. Dalam setiap

babak sejarah, perjanjian.protokol tersebut merupakan ekpresi


keseimbangan (equilibrium)

kekuatan antara negara-negara, dan konsekuensi dari pada ketegangan antar


negara. Selagi negara-

negara masih ada, kedamaian tak akan tercapai. Hanya ada perdamaian
temporer; jikalau sebuah

negara merasa cukup kuat untuk menghancurkan keseimbangan tersebut


untuk keuntungannya,
negara itu tidak akan gagal menggunakan kesempatan ini. Sejarah manusia
telah membuktikan

pernyataan di atas. Ini menjelaskan kepada kita mengapa sejak sejarah


dimulai, sejak negara mulai

dibentuk, dunia politik menjadi pentas penipuan dan perampokan -penipuan


dan perampokan yang

terpuji karena dilakukan atas nama patriotisme, moralitas transenden. Ini


menjelaskan mengapa

seluruh sejarah negara kuno dan moderen, tidaklah lebih dari rentetan
tindakan kriminal yang

memuakan; mengapa raja-raja, dan seluruh aparatus negara (menteri,


diplomat, birokrat dan

pahlawan) kalau diadili dari sudut pandang moralitas yang sebenarnya,


patut dihukum

seberatberatnya. Tidak ada satupun dari tindakan-tindakan seperti, teror,


kekejaman, penipuan dan

perampokan, yang tak pernah dilakukan oleh aparatus negara (dan sampai
sekarang masih terus

dilakukan), dengan alasan tidak lain dari alasan kenegaraan. Pada saat
institusi negara

mengeluarkan suara, semua bungkam,: ahlak, kejujuran, keadilan, hak asasi


dan belas kasih, hilang,

bersama dengan logika dan akal sehat; hitam jadi putih dan sebaliknya;
kejahatan dan tindakan

kriminal yang ganas dianggap sebagai perbuatan yang terpuji.

Patriotisme:Ancaman Bagi Kebebasan


Penulis : Emma Goldman, 1911

Apakah patriotisme itu ? Apakah cinta dengan tempat lahir seseorang,


tempat seseorang mengenang

masa kecil, mimpi dan aspirasinya ? Dengan sebuah tempat, dimana kita
dengan jiwa kekanak-

kanakan memandang awan yang bergerak dan bertanya mengapa kita tak
dapat begerak secepat

awan itu ? Dengan tempat dimana kita melihat bintang-bintang betebaran di


langit ? Dengan tempat

dimana kita mendengar kicauan burung dan berangan-angan ingin bisa


terbang seperti burung ke

tempat nun jauh ? Atau, apakah cinta dengan tempat kita dipangku ibu
mendengar dongeng-

dongengnya ? Singkatnya, apakah patriotisme itu adalah cinta dengan setiap


jengkal tempat dimana

kita dibesarkan dan bermain, dimana kita dapat mengenang masa kecil yang
penuh dengan

kegembiraan ?

Kalau itu adalah patriotisme, hanya sedikit orang Amerika yang bisa
menjadi patriotik, karena

tempat bermainnya sudah dibangun menjadi pabrik-pabrik dan dengungan


mesin telah

menggantikan musik (kicauan) burung.

Kalau begitu, apakah patriotisme itu ? Leo Tolstoy, anti patriotisme terbesar
zaman ini,
mendefinisikan patriotisme sebagai suatu prinsip yang membenarkan
pelatihan pembunuh ; suatu

usaha yang memerlukan peralatan yang lebih canggih untuk membunuh


manusia daripada untuk

membuat keperluan manusia, misalnya, sepatu, pakaian dan rumah ; usaha


yang dapat membawa

kebesaran dan sukses, lebih daripada usaha-usaha lain.

Gustava Herve, juga seorang anti patriot yang besar, mengartikan


patriotisme dengan tepat.

Menurutnya, patriotisme adalah takhyul yang lebih bahaya dan brutal


daripada agama. Takhyul

agama berasal dari ketidak mampuan manusia untuk menjelaskan fenomena


alami. Misalnya, ketika

seorang manusia primitif mendengar geledek dan melihat kilat, dia tidak
dapat menjelaskan

kejadian itu dan menganggap bahwa ada kekuatan yang lebih besar darinya.
Dia juga akan

menganggap semua fenomena lain, seperti hujan sebagai fenomena gaib.


Lain dengan patriotisme

yang merupakan takhyul yang diciptakan dan dipertahankan secara


artifisial, melalui jaringan

penipuan dan kebohongan ; tahkyul yang merebut kehormatan seseorang


dan membuatnya

sombong.

Memang, egoisme dan kesombongan adalah sifat-sifat yang harus dimiliki


seorang patriot. Saya
akan coba menjelaskan pernyataan di atas. Paham patriotisme menganggap
bahwa dunia ini

terpecah menjadi bagian -begian kecil, setiap bagian dikelilingi pintu besi.
Mereka yang beruntung

(kebetulan) lahir dalam sebuah bagian tersebut, akan menganggap diri


mereka lebih tinggi

derajatnya, lebih pandai dan lebih segala-galanya (dibandingkan dengan


manusia di luar pintu

besinya). Jadi merupakan tugas bagi setiap orang yang lahir di bagian yang
’terpilih’ itu untuk

berperang, membunuh dan mati untuk membuktikan "kebenaran dan


kelebihannya" kepada orang

lain di luar pintu besinya.

Mereka yang tinggal di bagian-bagian lain, akan mempunyai jalan pikir


yang sama. Sudah pasti

demikian, karena sejak masih kanak-kanak pikiran mereka sudah diracuni


dengan cerita-cerita yang

penuh prasangka (untuk menimbulkan kebencian) terhadap orang-orang


asing. Ketika anak -anak

itu sudah menjadi dewasa, pikirannya sudah dipenuhi dengan kepercayaan


bahwa dia adalah yang

"terpilih" oleh Tuhan untuk membela negaranya dari serangan orang-orang


asing. Untuk memenuhi

maksud tersebut, kita di Amerika, mempersiapkan angkatan bersenjata,


amunisi dan kapal perang

yang semakin megah dan yang jumlahnya semakin banyak.


Untuk memenuhi maksud patriotismne, baru-baru ini, Amerika
mengeluarkan empat ratus juta dolar

dalam waktu yang singkat. Cobalah kita pikirkan, empat ratus juta dolar
yang diambil dari hasil

keringat warga negara (mereka yang membayar pajak). Sudah pasti,


bukanlah orang-orang kaya

yang menunjang patriotisme. Mereka (orang-orang kaya) adalah manusia


kosmopolitan, merasa "di

rumah" di setiap negara. Kita di Amerika, tahu mengenai fakta ini dengan
jelas sekali ; bukankah,

orang kaya Amerika, menjadi orang Perancis di Perancis, orang Jerman di


Jerman, atau orang

Inggris di Inggris. Tetapi patriotisme itu bukanlah untuk mereka yang


berkuasa dan yang kaya.

Patriotisme, seperti agama, cukup diterapkan bagi orang awam. Kita


diingatkan kepada Frederick

the Great, kawan dekat Voltaire, yang berkata, " agama adalah penipuan
(yang terorganisir), tetapi

harus dipertahankan untuk orang awam ".

Patriotisme adalah sebuah institusi yang mahal, tidak ada orang yang akan
menyangkalnya setelah

meneliti statistik di bawah ini. Kenaikan perbelanjaan militer (darat dan


udara) yang besar

mengejutkan setiap pelajar ekonomi yang kritis. Dari tahun 1881 sampai
1905, perbelenjaan militer
Inggris naik dari $ 2.101.848.936 ke $4.143.226.885 ; bagi Perancis, dari
$3.324.500.000 ke

$3.455.109.900 ; bagi Jerman, dari $725.000.200 ke $ 2.700.375.600 ; bagi


Rusia, dari $

1.900.975.500 ke $ 5.250.445.100 ; bagi Amerika, dari $ 1.275.500.750 ke


$ 2.650.900.450 ; bagi

Itali, dari $ 1. 600.975.750 ke $1.755.500.100 ; bagi Jepang, dari


$182.900.500 ke $ 700.925.475.

Dalam periode 1881-1905 kenaikan dalam pengeluaran untuk angkatan


bersenjata Inggris naik

empat kali lipat ; Amerika, tiga kali lipat ; Rusia, dua kali lipat ; Jerman
35% ; Perancis 15% ; dan

bagi Jepang, hampir 500%.

Secara proporsi, pengeluaran militer (darat dan udara) negara-negara


tesebut dari total pengeluaran

negara, juga naik (untuk periode 1881-1905)) : Di Inggris dari 20 ke 37 %,


di Amerika dari 15 ke

23 %, di Prancis dari 16 ke 18%, di Itali dari 12 ke 15 %, di Jepang dari 12


ke 14%. Tetapi, di

Jerman, pengeluaran untuk militer menurun dari 58 ke 25 % ; penurunan ini


terjadi karena kenaikan

dalam pengeluaran untuk hal-hal yang lain yang luar biasa besar jumlahnya.

Perbelanjaan untuk angkatan laut juga sama luar biasa besarnya. Dalam
periode yang sama,

kenaikan dalam pengeluaran marinir adalah sebagai berikut : Inggris, 300%


; Perancis, 60% ;
Jerman, 600% ; Amerika, 525% ; Rusia, 300% ; Itali, 250% ; Jepang,
700%.

Dalam periode 1881-1885, pengeluaran untuk angkatan laut Amerika


adalah $6.20 untuk setiap

$100 pengeluaran negara ; jumlah ini naik menjadi $6.60 dalam lima tahun
berikutnya, menjadi

$8.10 pada lima tahun berikutnya dan akhirnya, $16.10 untuk periode 1901-
1905. Kita bisa pasti,

berdasarkan statistik yang ada, bahwa pengeluran tersebut akan terus naik
pada tahun-tahun

berikutnya.

Kenaikan anggaran perbelanjaan militer dapat kita ilustrasikan lebih jauh


dengan menghitung

perbelanjaan tersebut sebagai pajak per kapita. Dari (lima tahun) periode
pertama (1801-1805)

sampai periode kelima (1901-1905), perbandingan pengeluran militer


sebagai pajak per kapita dapat

kita lihat : di Inggris, dari $18,47 ke $52,50 ; di Perancis dari $19,66 ke


$23.62 ; di Jerman dari

$10,17 ke $15.51 ; di Amerika dari $5.62 ke $13,64 ; di Rusia dari $6,14 ke


$8,37 ; di Itali dari

$9,59 ke $11,24 ; di Jepang dari $0,86 ke $3,11.

Penghamburan yang luar biasa yang dibutuhkan patriotisme, merupakan


alasan yang cukup untuk

menyembuhkan orang yang mempunyai kepandaian rata-rata dari penyakit


tersebut.
Orang-orang awam digalakkan untuk menjadi patriotik, dan untuk
kemewahan tersebut mereka

harus bersedia untuk membantu pembela-pembela negara dan kadang


mengorbankan anak mereka.

Patriotisme membutuhkan kesetiaan seseorang terhadap bendera, yang


artinya kesediaan untuk

membunuh ibu, bapa dan sanak saudara.

Alasan pro-militarisme yang sering kita dengar adalah "kita membutuhkan


angkatan bersenjata

untuk menjaga negara kita dari serangan orang asing." Setiap orang yang
pandai tentunya tahu

bahwa alasan tersebut hanya dipakai untuk menakut-nakutkan dan


memaksa mereka yang jahil.

Pemerintah negara-negara di dunia mengetahui keinginan masing-masing


dan tidak akan secara

sembarang menyerang satu sama lain. Mereka tahu bahwa keinginan


mereka bisa dicapai dengan

lebih efektif dengan diplomasi. Bahkan, menurut Carlyle, "perang adalah


perrgaduhan antara dua

orang pencuri yang terlalu takut untuk berperang sendiri ; jadi mereka
memakai mereka merekrut

orang-orang, memberikan mereka seragam dan senjata, dan membiarkan


mereka lepas seperti

binatang liar membunuh satu sama lain.

Setiap perang yang dikaji, pasti mempunyai sebab yang sama. Misalnya
perang Spanyol-Amerika,
yang dikatakan sebagai perang yang hebat dan penuh nilai patriotik dalam
sejarah Amerika.

Bagaimana perasaan kita dipenuhi dengan kemarahan terhadap orang


Spanyol yang kejam ! Betul,

bahwa kemarahan kita tidak bangkit secara spontan. Perasaan itu


dibangkitkan dengan agitasi

koran-koran selama berbulan-bulan.

Tetapi setelah perang usai dan yang gugur telah dikubur ; akibat perang itu
dirasakan oleh orang

awam, dalam bentuk kenaikan harga barang-barang dan harga sewa rumah.
Setelah kita sadar dari

buaian patriotisme, tiba-tiba kita tahu bahwa sebab perang Spanyol-


Amerika adalah karena harga

gula ; atau secara lebih kasar, nyawa, darah dan uang orang Amerika telah
dipakai untuk menjaga

interest kapitalis Amerika dalam perdagangan gula. Pernyatan di atas


tidaklah dilebih-lebihkan,

tetapi berdasarkan fakta dan angka.

Penggunaan kekerasan seperti yang disebutkan di atas juga bukan insiden


yang langka, contohnya

adalah kebijakan pemerintah Amerika terhadap buruh-buruh di Kuba.


Ketika Kuba masih dikuasai

Amerika, pasukan yang sama yang membebaskan Kuba, diperintahkan


untuk menembak buruh

tembakau Kuba yang sedang mogok kerja.


Bukanlah hanya kita (di Amerika) yang melakukan perang untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.

Penyebab perang Rusia-Jepang yang brutal telah diumumkan oleh menteri


perang Rusia,

Kuropatkin. Kaisar Rusia dan kerabatnya baru berinvestasi dalam usaha


pembuatan peralatan

perang, dan maksud perang tersebut adalah untuk membuka pasar bagi
peralatan perang tersebut.

Alasan bahwa kekuatan militer yang besar adalah jaminan untuk menjaga
perdamaian sama

logikanya dengan pernyataan bahwa individu yang merasa damai adalah dia
yang menjaga dirinya

dengan persenjataan yang berat. Pengalaman membuktikan bahwa individu


yang bersenjata

mempunyai tendensi untuk memamerkan "kekuatannya". Begitu juga


halnya dengan pemerintah.

Negara yang benar-benar ingin perdamaian tidak akan membuang waktu


dan tenaga untuk

persiapan perang ; inilah perdamaian abadi. Tetapi keinginan untuk


memperbesar kekuatan militer

bukanlah karena ancaman dari luar. Ancaman datang dari dalam negeri ;
ketidak puasan masa dan

buruh atas pemerintah. Angkatan bersenjata dipersiapkan untuk menangani


musuh-musuh internal

tersebut ; musuh yang kalau telah kesadarannya bangkit, akan jauh lebih
berbahaya daripada
kekuatan asing dari manapun.

Institusi negara adalah kekuatan yang telah beratus-ratus tahun


memperbudak masa melalui

penguasaan psikologi masa. Aparatus negara tahu bahwa sebagian besar


masa adalah ’anak kecil’

yang bisa dibujuk dengan mainan. Dan kalau mainan ini semakin berwarna-
warni, mereka akan

semakin suka.

Angkatan bersenjata sebuah negara merupakan "mainan" tersebut. Untuk


membuat "mainan" itu

lebih menarik ratusan ribu dolar telah dipakai untuk "menghiasinya".


Contohnya : pemerintah

Amerika mengirim satu konvoi angkatan laut ke Pasifik supaya setiap


warga negara Amerika

merasa bangga dengan negaranya itu. Kota San Fransisco menghabiskan


seratus ribu dolar untuk

menyambut konvoi tersebut ; Los Angeles, enam puluh ribu ; Seattle dan
Taccoma sekitar serartus

ribu. Untuk menyambut konvoi tersebut ? ? Untuk makan dan minum


dengan prajurit-prajurit

pangkat atas, sedangkan prajurit-prajurit (bawahan) lainnya harus


melakukan unjuk rasa untuk

sekedar makan yang cukup. Ya, dua ratus enam puluh ribu dihabiskan untuk
petasan, pesta dan

foya-foya, pada waktu kaum perempuan dan kanak-kanak sedang


mengalami kelaparan di seluruh
negara ; ketika ribuan penganggur bersedia untuk menjual tenaga mereka
semurah-murahnya.

Dua ratus enam puluh ribu dolar ! Apa yang tidak bisa dibeli dengan uang
sebanyak itu ? Tetapi,

bukan untuk roti dan rumah ; anak-anak kota-kota tersebut diajak untuk
melihat pesta penyambutan

angkatan laut tersebut, supaya mereka ingapat dijatuhkan dari pesawat


terbang ke target

masyarakat. Kita merasa bangga mengetahui bahwa Amerika akan menjadi


negara terkuat di dunia,

dan kemudian akan menanamkan kaki besinya di leher negara-negara lain.


Itu semua adalah logika

patriotisme.

Tetapi, segala dampak buruk patriotisme terhadap masyarakat awam tidak


ada apa-apanya jika

dibandingkan dengan penghinaan dan luka yang dirasakan mereka yang


bekerja di militer. Mereka

adalah korban kejahilan dan takhyul yang patut dikasihani. Dia, pembela
dan penjaga negara,

apakah yang dapat diberikan patriotisme terhadap seorang prajurit ? Sehari-


harinya mereka harus

selalu tunduk. Kehidupan mereka penuh dengan kebiasaan buruk (vice),


bahaya dan kematian.

Ketika saya sedang dalam tur memberikan kuliah di San Fransisco, saya
mengunjungi sebuah
tempat yang paling indah. Dari sana kita dapat melihat "the Bay" dan
"Golden Gate Park". Tempat itu semestinya digunakan untuk sebuah taman
untuk anak-anak dan untuk pertunjukan musik.

Tetapi, di tempat itu dibangun barak militer yang jelek.

Di barak yang menyedihkan tu, prajurit-prajurit diangon seperti binatang.


Di situ mereka

membuang waktu mengelap sepatu lars dan lencana mereka untuk


diperlihatkan kepada pemimpin

mereka. Kehidupan bagi prajurit seringkali tidak mempersiapkannya untuk


hidup kembali secara

normal dalam masyarakat. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai


keterampilan yang

dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi mereka yang mempunyai


keterampilan, kadang

mereka tidak bisa beeradaptasi dengan kehidupan normal, dan


keterampilannya tersebut tidak dapat

sepenuhnya dimanfaatkan. Mereka terbiasa dengan kehidupan yang "idle"


(pasif) dan penuh dengan

petualangan (adventure). Tidak ada pekerjaan normal yang bisa memuaskan


diri mereka. Pendek

kata, mereka tidak lagi dapat melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi
masyarakat.

Tetapi, biasanya yang masuk barak itu adalah eks tahanan ; karena mereka
susah mencari

penghidupan atau memang karena mentalitas mereka sesuai dengan


kehidupan militer. Sesudah
kontrak militer selesai, biasanya mereka akan kembali kepada kehidupan
kriminal, lebih zalim dari

sebelumnya. Di Amerika memang lumayan banyaknya eks serdadu yang


meringkuk di penjara ; dan

angkatan bersenjata juga dipenuhi dengan eks tahanan.

Dari semua akibat patriotisme yang telah saya jelaskan, yang paling
merusakkan adalah pelecehan

harga diri seseorang seperti yang diderita oleh serdadu William Buwalda.
Karena dia dengan

bodohnya percaya bahwa dia bisa menjadi seorang tentara dan juga dapat
menerima hak penuhnya

sebagai manusia, otoritas militer telah memberikan hukuman berat baginya.

Memang betul bahwa dia telah bertugas untuk negara selama lima belas
tahun, dan dalam waktu itu,

arsipnya bersih dan sempurna. Menurut Jendral Funston yang meringankan


hukumannya menjadi

tiga tahun penjara, "tugas seorang serdadu adalah kesetiaan yang tidak
dapat dipertanyakan kepada

pemerintah, meskipun dia tidak setuju dengan pemerintah tersebut."


Funston telah menjelaskan arti

kesetiaan. Menurutnya, jika seseorang masuk militer, dia secara otomatis


menolak Deklarasi

Kemerdekaan (bagi dirinya).

Memang suatu perkembangan yang aneh, patriotisme membuat seorang


mahluk yang berpikir
menjadi mesin yang terprogram. Untuk membenarkan hukuman yang
dijatuhkannya kepada

Buwalda, Funston memberi tahu orang Amerika bahwa tindakan serdadu


itu adalah "tindakan

kriminal yang serius yang sama beratnya dengan pengkhianatan ." Apakah
tindakan tersebut ?

William Buwalda adalah salah satu dari seribu lima ratus orang yang
menghadiri sebuah pertemuan

di San Fransisco, dan dia berjabat tangan dengan orator Emma Goldman.

Buwalda telah memberikan hidup dan kejantanannya bagi negaranya.


Tetapi semua itu tidak ada

artinya. Patriotisme, seperti monster yang tak pernah kenyang,


menghendaki semuanya. Patriotisme

tidak mengakui bahwa seorang serdadu itu juga adalah seorang manusia,
yang mempunyai perasaan

dan opininya sendiri, kesukaan dan pahamnya. Tidak, patriotisme tidak


dapat mengakui itu. Hal itu

adalah pengalaman yang harus dipelajari oleh Buwalda ; pelajaran yang


mahal. Kalau dia sudah

dibebaskan, dia akan kehilangan kerjanya di militer tetapi dia akan


memperoleh kembali harga

dirinya. Setelah usai, kebebasan itu memang berharga ’tiga tahun penjara.’

Seorang penulis mengenai kondisi militer Amerika, dalam sebuah artikel


baru-baru ini ,

memberikan komentar tentang kekuasaan yang dipunyai seorang pemimpin


militer atas masyarakat
sipil di Jerman. Penulis itu berkata bahwa Republik kita (Amerika) tidak
mempunyai arti lain, tetapi

hanya untuk menjamin hak yang sama bagi semua orang ; dan itu
membenarkan keberadaannya.

Saya yakin bahwa penulis itu tidak berada di Colorado semasa rezim
patriotik Jenderal Bell. Dia

mungkin akan menukar pikirannya, kalau dia menyaksikan bagaimana


orang-orang dilempar ke

dalam kandang kerbau, diseksa dan diperlakukan dengan tindakan-tindakan


yang merendahkan ;

semuanya dilakukan dalam nama patriotisme dan republik (Amerika).


Kejadian di Colorado

hanyalah sebuah contoh bukti perkembangan militer di Amerika. Jika ada


pemogokan, jarang sekali

tentara dan anggota militia tidak dikerahkan untuk melindungi mereka yang
berkuasa ; dan jarang

sekali mereka tidak bertindak brutal dan sombong seperti orang-orang yang
memakai seragam

Kaiser.

Suatu kemalangan bagi penulis-penulis di negara ini adalah mereka sama


sekali tidak tahu

mengenai hal-hal yang baru terjadi (current affairs) atau mereka tidak
mempunyai kejujuran untuk

memberitakan apa yang terjadi. Penulis kita itu menyatakan bahwa militer
tidak akan menjadi
kekuatan di Amerika seperti di luar negeri, karena pendaftaran militer
adalah sukarela, bukannya

keharusan seperti di negara -negara lain. Tetapi penulis ini lupa


mempertimbangkan dua fakta yang

sangat penting. Pertama, wajib militer di Eropa telah menimbulkan


kebencian terhadap militer oleh

seluruh kelas-kelas masyarakat. Beribu-ribu rekrut baru mendafatar dengan


terpaksa, dan setelah

mereka berada di barak, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk


meninggalkannya. Kedua, wajib

militer lah yang telah menimbulkan gerakan-gerakan anti militer yang kuat,
yang merupakan

kekuatan yang paling ditakuti oleh pemerintah-pemerintah di Eropa.


Gerakan dan sentimen anti

militarisme dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah (kapitalis) karena


benteng yang melindungi

dan memperkuat kapitalisme adalah militarisme. Pada saat militarisme


dikalahkan, kapitalisme akan

hancur.

Memang betul bahwa tidak ada wajib milliter di negara kita, pemuda/i kita
tidak dipaksa untuk

menjadi tentara, tetapi ada paksaan yang lebih hebat : mereka yang masuk
dalam militer berbuat

demikian karena kebutuhan. Bukankah suatu fakta bahawa dalam depresi


industrial, pendafatran
masuk militer meningkat dengan drastis ? Karir dalam militer bukan hanya
menarik dan dihargai,

tetapi juga lebih baik daripada susah-susah mencari pekerjaan, antri roti
atau tidur di tempat-tempat

amal. Karir tersebut setidak-tidaknya memberikan tiga belas dolar sebulan,


tiga kali makan setiap

harinya dan tempat untuk tidur. Tetapi bagi mereka yang mempunyai harga
diri dan prinsip,

kebutuhan bukanlah alasan untuk masuk militer. Kita tidak perlu heran
kalau otoritas militer

menyatakan bahwa materi orang-orang yang mendaftar belakangan ini


berkualitas buruk.

Pernyataan ini adalah tanda yang baik. Artinya rata-rata orang Amerika
masih mempunyai sifat

mandiri, cinta kebebasan dan berani menanggung resiko kelaparan daripada


memakai seragam.

Orang-orang bijak di seluruh dunia mulai sadar bahwa patriotisme adalah


sebuah konsep yang picik

dan terlalu sempit untuk memenuhi kebutuhan zaman sekarang. Sentralisasi


kekuasaan telah

menimbulkan solidaritas internasional antara mereka yang tertindas ;


solidaritas anatara kaum buruh

di Amerika dan diluar negeri ; solidaritas yang tidak perlu takut dengan
serangan dari luar, karena

kaum buruh akan membuat pernyataan kepada majikan mereka,"kalau anda


mahu membunuh
silahkan lakukan pembunuhan tersebut sendiri, kami telah melakukannya
untuk anda untuk cukup

lama."

Solidaritas itu juga telah menyadarkan tentara-tentara bahwa mereka semua


adalah bagian dari umat

manusia. Contohnya, tentara-tentara Paris menolak menjalankan perintah


untuk membunuh

saudara-saudara mereka dalam revolusi ’Commune 1871.’ Solidaritas


tersebut juga telah

memberikan keberanian kepada tentara angkatan laut Rusia untuk berontak


dalam kapal perang

mereka. Solidaritas akhirnya akan mempersatukan kaum tertindas untuk


melawan penindas mereka.

Kaum proletar Eropa telah sadar dengan kekuatan dashyat solidaritas, dan
karena itu telah

menyatakan perang terhadap patriotisme dan militarisme. Beribu-ribu orang


memenuhi penjara-

penjara di Prancis, Jerman, Rusia dan Scandinavia karena mereka berani


melawan tahkyul kuno

tersebut (patriotisme). Gerakan ini juga tidak hanya terbatas dengan kaum
buruh, tetapi juga

seniman, sastrawan/ita dan ahli tehnik.

Amerika harus mengikuti gerakan solidaritas tersebut. Mentalitas militer


telah tertanam dalam

kehidupan sehari-hari orang Amerika. Saya percaya bahwa militarisme


sangat berbahaya karena
mereka didukung kaum kapitalisme (sebaliknya kaum kapitalis sangat
membutuhkan mereka untuk

menjaga kepentingan mereka).

Pemerintah mempunyai konsep ,"Berilah seorang anak itu kepada saya dan
saya akan mengajarnya

menjadi ’orang.’ Anak-anak diajari taktik militer, perjuangan militer


diagung-agungkan dalam

kurikulum pendidikan dan pikiran anak-anak itu dibentuk supaya sesuai


dengan tujuan negara.

Pikiran anak-anak yang masih ’murni’ tersebut dibanjiri dengan moralitas


patriotisme. Kaum

pekerja Amerika telah banyak menderita di tangan tentara, dan kejijikannya


terhadap parasit

berseragam itu memang beralasan kuat. Tetapi kebencian saja tidak dapat
menyelesaikan masalah

tersebut. Yang kita perlukan adalah pendidikan propaganda untuk tentara-


tentara ; bacaan-bacaan

anti patriotik yang akan menyadarkan mereka akan keburukan


’pekerjaannya’ itu dan yang akan

menyadarkan mereka akan hubungan yang sebenarnya antara mereka dan


kaum pekerja yang

dengan hasil kerjanya menghidupi mereka. Tepatnya inilah yang paling


ditakuti oleh pemerintah.

Bagi seorang tentara, sekedar menghadiri pertemuan yang radikal saja


sudah dianggap sebagai
pengkhianatan, apalagi kalau dia membaca pustaka radikal. Tetapi
bukankah merupakan sifat

pemerintah yang selalu mengecap segalanya yang berbau kemajuan sebagai


khianat/subversif ?

Bagi mereka yang berjuang untuk mengubah keadaan sosial mustilah


bersedia untuk menghadapi

semua itu ; karena mungkin lebih penting untuk menyebarkan kebenaran di


dalam barak daripada di

dalam pabrik. Kalau kita dapat mengabaikan patriotisme, kita telah


membuka jalan menuju

masyarakat yang bebas dimana semua nationalitas berada di bawah


naungan persaudaraan

universal.

"Antara Terang dan Bayang-bayang," oleh Subcomandante

Marcos (EZLN) 25 Mei 2014

Catatan: Pada 2 Mei 2014, seorang guru bernama José Luis López Solís
alias “Galeano” dari komunitas basis

Zapatista, La Realidad, dibunuh dalam serangan kelompok paramiliter ke


komunitas tersebut. Galeano tewas dengan

luka bacok dan peluru. Aksi solidaritas digelar di seluruh dunia untuk
mengutuk serbuan ini. Setelah merilis serangkaian komunike mengecam
peristiwa ini, Komando Jenderal EZLN tampil di depan publik pada 25 Mei
2014 membacakan

keputusan-keputusan yang dimuat dalam komunike berikut.

Sumber Terjemahan : http://sastraalibi.blogspot.com/2014/05/antara-terang-


dan-bayang-bayang.html
Diterjemahkan oleh : Ronny Agustinus dari "Entre la luz y la sombra".

Di La Realidad, Planet Bumi

Mei 2014

Compañera, compañeroa, compañero,

Selamat malam, siang, atau pagi, yang mana pun yang mungkin ada di
geografi, waktu, dan cara

keberadaan kalian.

Selamat pagi buta.

Aku akan meminta para compañeras, compañeros, dan compañeroas dari


Deklarasi Keenam yang

berdatangan dari tempat-tempat lain, terutama compañeros dari media


independen, atas kesabaran,

toleransi, dan pengertian kalian atas apa yang hendak kusampaikan, sebab
inilah kata-kata

penghabisan yang akan kuucapkan di depan umum sebelum aku berhenti


ada.

Aku bicara pada kalian dan mereka yang mendengar dan melihat kami
melalui kalian.

Barangkali pada mulanya, atau seraya kata-kata ini merekah, akan tumbuh
suatu sensasi di hati kalian

bahwa ada sesuatu yang salah, ada sesuatu yang tidak klop, seakan-akan
kalian kehilangan satu atau

banyak keping yang bisa untuk memahami teka-teki yang akan dikuak
padamu. Seakan-akan yang
hilang masih tetap tak ada.

Mungkin nanti, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-


tahun, atau berdasawarsa

kemudian, apa yang hendak kami sampaikan akan dipahami.

Compañeras dan compañeros-ku di semua tingkatan EZLN tidak


merisaukanku, sebab memang

begitulah cara kami di sini: berjalan dan berjuang, selalu tahu bahwa apa
yang tidak ada berarti

belumlah datang.

Apalagi, tanpa bermaksud menyinggung siapa-siapa, kecerdasan kawan-


kawan Zapatista jauh di atas

rata-rata.

Selain itu, sungguh menyenangkan dan membanggakan bahwa di depan


compañeras,

compañeros, dan compañeroas, baik dari EZLN maupun Deklarasi


Keenam, keputusan kolektif ini

akan diperkenalkan.

Dan alangkah bagusnya bahwa melalui media bebas, alternatif, dan


independenlah kepulauan lara,

amarah, dan perjuangan bermartabat yang kami sebut Keenam ini akan
mendengar apa yang hendak

kusampaikan, di mana pun mereka berada.

Bila ada orang lain yang tertarik untuk tahu apa yang terjadi hari ini,
mereka harus menemukan media
independen untuk mencari tahu.

Jadi demikianlah. Selamat datang di realitas Zapatista.

I. Sebuah Keputusan Sulit

Saat kami meletus dan menginterupsi pada 1994 dengan darah dan api, itu
bukanlah awal perang bagi

kami sebagai Zapatista.

Perang dari atas, dengan maut dan kehancurannya, perampasan dan


penistaannya, eksploitasi dan

kebungkaman yang ia paksakan pada yang kalah, telah kami tanggung


selama berabad-abad.

Yang bermula bagi kami pada 1994 adalah salah satu dari banyak momen
perang oleh mereka yang di

bawah melawan yang di atas, melawan dunia mereka.

Perang perlawanan ini diperjuangkan dari hari ke hari di sudut jalanan


manapun di lima benua, di

pedesaan dan pegunungan.

Perang ini perang kami, seperti perang banyak lainnya dari bawah, perang
demi kemanusiaan dan

melawan neoliberalisme.

Melawan kematian, kami tuntut kehidupan.

Melawan kebungkaman, kami tuntut kata-kata dan penghargaan.

Melawan lupa, ingatan.

Melawan pelecehan dan penghinaan, martabat.


Melawan penindasan, pemberontakan.

Melawan perbudakan, kebebasan.

Melawan paksaan, demokrasi.

Melawan kejahatan, keadilan.

Siapa dengan secuil saja kemanusiaan di nadi mereka yang bisa dan akan
mempertanyakan tuntutan-

tuntutan ini?

Dan banyak yang menyimak kami waktu itu.

Perang yang kami lancarkan memberi kami privilese untuk tiba di telinga
dan hati murah hati yang

mau menyimak di geografi-geografi yang dekat dan jauh.

Tanpa apa yang saat itu pun memang tiada, dan tak memiliki apa yang
belum tiba, kami berhasil

merebut tatapan pihak lain, telinga mereka, dan hati mereka.

Pada saat itulah kami melihat perlunya merespons sebuah pertanyaan kritis.

“Lalu apa?”

Dalam kalkulasi muram di penjelang perang, tak ada peluang apapun untuk
mengajukan pertanyaan

sama sekali. Maka pertanyaan ini pun membawa kami ke yang lainnya:

Haruskah kami mempersiapkan mereka yang datang sesudah kami untuk


jalan kematian?

Haruskah kami mengembangkan prajurit yang lebih banyak dan lebih baik?
Mencurahkan upaya kami untuk meningkatkan mesin perang yang babak
belur?

Berpura-pura berdialog dan condong pada perdamaian sembari menyiapkan


serangan baru?

Membunuh atau dibunuh sebagai jalan takdir satu-satunya?

Atau haruskah kami merekonstruksi jalan kehidupan, yang telah dan terus
dirusak oleh mereka yang di

atas?

Jalan yang menjadi milik bukan hanya masyarakat adat, tapi kaum buruh,
mahasiswa, guru, pemuda,

kaum tani, beserta semua perbedaan itu yang dirayakan di atas dan dihukum
dan dianiaya di bawah.

Haruskah kami hias dengan darah kami jalan yang diarahkan oleh orang
lain menuju Kekuasaan, atau

haruskah kami arahkan hati dan pandangan menuju siapa diri kami beserta
mereka yang adalah diri

kami, yakni masyarakat adat, pelestari bumi dan ingatan?

Tak ada yang mendengar waktu itu, tapi dalam racauan yang adalah kata-
kata kami, kami mencatat

bahwa dilema kami bukanlah antara berunding dan berperang, tapi antara
mati dan hidup.

Barangsiapa yang saat itu menyadari bahwa dilema awal ini bukanlah
dilema individual barangkali

akan lebih bisa memahami apa yang sedang berlangsung di realitas


Zapatista lebih dari 20 tahun
terakhir.

Tapi kukatakan padamu bahwa kami menemui pertanyaan ini dan dilema
ini.

Dan kami memilih.

Dan alih-alih mencurahkan diri kami untuk melatih para gerilyawan,


prajurit, dan skuadron, kami

mengembangkan para promotor pendidikan dan kesehatan, yang bergiat


membangun fondasi bagi

otonomi yang hari ini mencengangkan dunia.

Alih-alih mendirikan markas-markas, memperbarui senjata kami,


membangun tembok dan parit-parit,

kami membangun sekolah-sekolah, rumah sakit dan pusat-pusat layanan


kesehatan, memperbaiki

kondisi hidup kami.

Alih-alih bertempur demi sebuah tempat dalam Partenon kematian masing-


masing individu dari

mereka yang berada di bawah, kami memilih mendirikan kehidupan.

Semua ini di tengah-tengah perang yang tak kurang mematikan hanya


karena berlangsung diam-diam.

Sebab, kawan , beda sekali antara berseru-seru “kalian tidak sendirian”


dengan seorang diri cuma

bermodal badan menghadapi sepasukan tentara federal bersenjata, seperti


yang terjadi di zona Dataran

Tinggi Chiapas. Bila kau mujur akan ada orang yang tahu tentang hal itu,
dan lebih mujur lagi bila
orang yang tahu itu kemudian merasa marah, dan makin mujur lagi bila
orang yang marah itu lalu

berbuat sesuatu.

Sementara itu, tank-tank dihadang oleh kaum perempuan Zapatista, dan


dengan tiadanya amunisi, caci

maki dan batulah yang memaksa ular baja itu mundur.

Dan di zona utara Chiapas, kami alami lahir dan berbiaknya guardias
blancas[preman sewaan para

tuan tanah —cat. penerjemah] yang sesudahnya didaur ulang sebagai


paramiliter; dan di Zona Tzotz

Choj, agresi terus menerus dari organisasi-organisasi tani yang


“independen” cuma dalam nama; dan di

zona Selva Tzeltal, paduan antara paramiliter dan kaum kontra.

Beda sekali antara berkata “kami semua Marcos” atau “bukan kami semua
Marcos,” bergantung

kasusnya, dengan mengalami langsung penganiayaan oleh segenap


peralatan perang, serbuan ke

komunitas-komunitas, “penyisiran” pegunungan, penggunaan anjing-anjing


serang terlatih, baling-

baling helikopter bersenjata merusak jumbai-jumbai pohon kapuk, perintah


“hidup atau mati” yang

lahir pada hari-hari pertama Januari 1994 dan mencapai tingkat paling
histerisnya pada 1995 dan

seterusnya dari masa pemerintahan orang yang kini jadi pegawai korporasi
transnasional, yang dialami
oleh zona Selva Fronteriza ini pada 1995 dan yang harus ditambahkan pula
rangkaian serangan dari

organisasi-organisasi tani, penggunaan paramiliter, militerisasi, dan


pelecehan.

Bila ada mitos yang muncul pada hari ini dari semua hal tadi, mitos itu
bukanlah soal topeng ski, tapi

dusta yang terus diulang dari masa-masa itu dan seterusnya, dan bahkan
ikut ditelan oleh orang-orang

berpendidikan tinggi, bahwa perang melawan Zapatista hanya berlangsung


selama 12 hari.

Aku tidak akan menuturkan pengisahan ulang yang rinci. Orang yang
memiliki sedikit semangat kritis

dan keseriusan bisa merekonstruksi sejarah tersebut, menambah dan


mengurangi untuk sampai pada

intinya, dan lalu berkata apakah ada dan pernah ada lebih banyak reporter
ketimbang polisi dan

tentara; apakah ada lebih banyak puja-puji ketimbang ancaman dan hinaan,
apakah harga yang

diiklankan adalah untuk melihat si topeng ski atau untuk menangkapnya


“hidup atau mati.”

Di bawah kondisi ini, kadang dengan semata-mata kekuatan kami sendiri


dan kala lainnya dengan

dukungan murah hati dan tanpa syarat dari orang-orang baik seluruh dunia,
kami bergerak maju dalam

membangun –masih belum rampung, tentunya, tapi toh menentukan—apa


kami sekarang.
Jadi bukan sekadar ungkapan, yang mujur atau malang bergantung kalian
melihatnya dari atas atau

dari bawah, untuk mengatakan, “Inilah kami, yang mati senantiasa, yang
mati sekali lagi, tapi kali ini

untuk hidup.” Ini realitas.

Dan hampir 20 tahun sesudahnya…

Pada 21 Desember 2012, ketika politik dan esoterisme berpadu, seperti


pada waktu-waktu lainnya,

mengabarkan bencana yang senantiasa dipulangkan pada mereka yang di


bawah, kami ulangi gebukan

1 Januari ’94, dan tanpa meletuskan satu pun tembakan, tanpa senjata,
hanya dengan kebisuan kami,

melemahkan keangkuhan kota-kota tempat lahir dan sarang rasisme serta


penghinaan.

Bila pada 1 Januari 1994, ribuan orang lelaki dan perempuan tak berwajah
menyerang dan

mengalahkan garnisun-garnisun yang melindungi kota-kota, pada 21


Desember 2012, puluhan ribu

orang tanpa kata-kata menduduki gedung-gedung untuk merayakan


musnahnya kami [yang dimaksud

adalah masyarakat adat Maya —cat. penerjemah].

Fakta yang semata-mata tak terbantahkan bahwa EZLN bukan cuma tidak
melemah, apalagi

menghilang, tapi malah bertumbuh secara kuantitatif dan kualitatif akan


cukup bagi siapa saja yang
berkecerdasan rata-rata untuk memahami bahwa, dalam 20 tahun ini,
sesuatu tengah berubah dalam

EZLN dan dalam komunitas-komunitas.

Barangkali lebih dari segelintir orang merasa kami membuat pilihan yang
keliru; bahwa tentara tidak

bisa dan tidak semestinya berikhtiar menuju perdamaian.

Kami ambil pilihan itu untuk banyak alasan, memang, tapi yang utama
adalah bahwa dengan cara

itulah kami pada akhirnya bisa tiada.

Barangkali benar. Barangkali kami keliru memilih untuk memupuk


kehidupan alih-alih memuja

kematian.

Tapi kami mengambil pilihan itu tanpa mendengarkan mereka yang berada
di luar. Tanpa

mendengarkan mereka yang selalu menuntut dan menghendaki pertempuran


sampai mati, asalkan

yang mati itu orang lain.

Kami ambil pilihan itu sembari melihat dan menyimak ke dalam, sebagai
Votán kolektif yang adalah

kami.

Kami memilih berontak, artinya, hidup.

Bukan berarti kami tidak tahu bahwa perang dari atas akan mencoba dan
terus mencoba memaksakan

dominasinya pada kami.


Kami tahu dan masih terus tahu bahwa kami harus berulang kali
mempertahankan apa dan bagaimana

kami ini.

Kami tahu dan masih terus tahu bahwa akan terus ada kematian supaya ada
kehidupan.

Kami tahu dan masih terus tahu bahwa supaya hidup, kami mati.

II. Kegagalan?

Di sana mereka bilang bahwa kami belum mencapai apa-apa buat diri kami
sendiri.

Tak berhenti rasa kaget kami bahwa mereka bisa meyakini sikap itu dengan
begitu penuh percaya diri.

Mereka merasa putra dan putri para comandante dan comandanta


seharusnya melancong ke luar

negeri, belajar di sekolah swasta, dan mencapai kedudukan tinggi di kancah


bisnis atau politik. Alih-

alih menggarap lahan dan menghasilkan pangan dengan keringat dan tekad,
mereka semestinya

terkenal di jejaring sosial, menghibur diri di klab, berlagak bermewah-


mewah.

Barangkali para subcomandante harus beranak pinak dan mewariskan kerja,


tunjangan, dan panggung

mereka ke anak-anaknya, seperti yang dilakukan oleh para politisi dari


segala spektrum politik.

Barangkali kami harus, seperti para pemimpin CIOAC-H dan organisasi-


organisasi tani lainnya,
mendapat privilese dan gaji dalam bentuk proyek-proyek dan sumber daya
keuangan, menyimpan

bagian terbesarnya untuk diri sendiri dan menyisakan remah-remahnya saja


untuk basis, sebagai ganti

menuruti perintah kriminal yang datang dari atas.

Memang benar, kami tak mencapai semua itu.

Kendati sukar dipercaya, 20 tahun sesudah “tak ada yang buat kami
sendiri” , ternyata ia bukan

semboyan, kalimat indah buat poster dan lagu-lagu, melainkan sebuah


kenyataan, realitas.

Bila bertanggung jawab itu tanda kegagalan, maka tidak bertanggung jawab
adalah jalur menuju

sukses, jalan menuju Kuasa.

Tapi bukan itu yang kami tuju.

Kami tak tertarik soal itu.

Dalam parameter yang seperti itu, kami memilih gagal ketimbang berhasil.

III. Peralihan

Dalam 20 tahun ini telah terjadi peralihan berlapis dan rumit dalam EZLN.

Beberapa orang hanya melihat yang kentara: generasional.

Hari ini, mereka yang masih kecil atau bahkan belum lahir pada awal
pemberontakan adalah orang-

orang yang mengemban perjuangan ke depan dan mengarahkan


perlawanan.
Tapi sebagian ahli tidak memperhitungkan perubahan lainnya:

Yakni kelas: dari kelas menengah tercerahkan ke kaum petani adat.

Yakni ras: dari kepemimpinan mestizo ke kepemimpinan yang sepenuhnya


adat.

Dan yang terpenting: peralihan pemikiran: dari garda depan revolusioner


menjadi memerintah dengan

patuh; dari mengambil alih Kekuasaan di Atas menjadi penciptaan kuasa


dari bawah; dari politik

profesional ke politik sehari-hari; dari pemimpin ke rakyat; dari


marjinalisasi gender ke partisipasi

langsung kaum perempuan; dari mengolok-olok yang-lain ke perayaan


perbedaan.

Aku tidak akan berpanjang lebar soal ini sebab kursus “La Libertad según
l@s zapatistas” (“Kebebasan

Menurut Zapatista”) merupakan peluang untuk mengonfirmasi apakah di


kawasan terorganisir ini

tokoh lebih dihargai melebihi komunitas.

Secara pribadi, aku tidak paham mengapa para pemikir yang menegaskan
bahwa sejarah dibuat oleh

rakyat menjadi begitu ketakutan mendapati sebuah pemerintahan rakyat di


mana “kaum spesialis”

sama sekali tak kelihatan.

Mengapa mereka begitu takut bahwa rakyatlah yang memerintah, yang


menetapkan langkah-

langkahnya sendiri?
Mengapa mereka menggelengkan kepala tak setuju di depan “memerintah
dengan patuh?”

Kultus individu mendapati dalam kultus garda depan ekstremnya yang


paling fanatik.

Dan inilah persisnya –bahwa orang adat memerintah, dan kini orang adatlah
yang menjadi juru bicara

dan ketua—yang menakutkan mereka, menjauhkan mereka, dan akhirnya


membuat mereka mencari-

cari seseorang yang membutuhkan garda depan, juragan, dan pimpinan.


Sebab di kubu kiri juga ada

rasisme, terutama di kalangan kiri yang berpretensi revolusioner.

Ezetaelene tidak begitu. Itu sebabnya tidak sembarang orang bisa menjadi
Zapatista.

IV. Hologram yang berubah dan dibentuk. Yang tidak akan.

Sebelum subuh 1994, aku sudah 10 tahun di pegunungan ini. Aku bertemu
dan secara pribadi bergaul

dengan beberapa orang yang kematiannya ikut membuat bagian besar dari
diri kita mati. Sejak itu, aku

mengenal dan bergaul dengan lain-lainnya yang hari ini ada bersama kita.

Pada banyak dini hari aku mencoba mencerna kisah-kisah yang mereka
ceritakan padaku, dunia-dunia

yang mereka goreskan dengan keheningan, tangan, dan tatapan, kengototan


mereka menunjuk sesuatu

yang lebih jauh.

Mimpikah itu, dunia yang begitu berbeda, begitu jauh, begitu asing?
Kadang aku merasa mereka telah jauh mendahului kami semua, bahwa
kata-kata yang membimbing

kami berasal dari waktu yang tidak punya penanggalan, yang tersesat di
geografi-geografi yang tak

pasti: selalu dengan selatan yang bermartabat hadir di semua titik penjuru.

Nantinya aku belajar bahwa mereka tidak sedang memberitahuku tentang


sebuah dunia tak pasti, yang

dengan demikian, tak mungkin.

Dunia tersebut sudah merekah.

Kalian, tidakkah kalian melihatnya? Tidakkah kalian saksikan?

Kami tidak mengelabui siapa-siapa dari bawah. Kami tidak menutup-nutupi


fakta bahwa kami ini

tentara, dengan struktur piramidanya, komando sentralnya, keputusannya


dari atas ke bawah. Kami

tidak berupaya mencari muka dengan bergaya libertarian atau dengan


menyangkal kedirian kami.

Tapi siapa saja bisa melihat sekarang apakah kami ini tentara yang
menggenapi atau memaksa.

Dan harus kubilang aku sudah meminta izin compañero Subcomandante


Insurgente Moisés untuk

mengatakan ini:

Tak ada apapun yang pernah kami perbuat, baik buruknya, bisa mungkin
tanpa sebuah militer

bersenjata, Tentara Pembebasan Nasional Zapatista, tanpanya kami takkan


bangkit melawan
pemerintahan jahat yang menjalankan hak melakukan kekerasan absah.
Kekerasan dari bawah untuk

menghadapi kekerasan dari atas.

Kami pejuang dan dengan itu kami tahu peran kami dan momentum kami.

Pada dini pagi hari pertama dari bulan pertama tahun 1994, sepasukan
raksasa, artinya, kaum

pemberontak adat, turun ke kota-kota untuk mengguncang dunia dengan


langkahnya.

Hanya sekian hari kemudian, dengan darah para prajurit kami yang gugur
masih segar di jalanan kota,

kami sadari bahwa mereka yang di luar tidak melihat kami.

Terbiasa memandang rendah masyarakat adat dari atas, mereka tidak


menengadahkan pandangan

untuk melihat kami.

Terbiasa melihat kami dilecehkan, hati mereka tidak memahami


pemberontakan kami yang

bermartabat.

Pandangan mereka berhenti hanya pada satu-satunya mestizo yang mereka


lihat bertopeng ski, artinya,

yang tidak mereka lihat.

Para pemimpin kami lantas berkata:

“Mereka cuma bisa melihat yang sekecil diri mereka, ayo bikin seseorang
yang sekecil mereka agar

mereka bisa melihatnya dan melalui dia melihat kita.”


Maka dimulailah suatu manuver pengalih perhatian yang rumit, trik sulap
yang ngeri dan ajaib, gerak

licin dari sanubari adat yang adalah kami, dengan kearifan adat menantang
modernitas pada salah satu

baluartinya: media komunikasi.

Maka dimulailah pembangunan sosok bernama “Marcos.”

Aku minta kalian mengikutiku dalam penalaran ini:

Anggaplah ada cara lain untuk menetralisir seorang kriminal. Misalnya,


mengakali senjata pembunuh

mereka, membuatnya mengira itu efektif, menyuruhnya menyusun, di atas


dasar efektivitas ini,

segenap rencana mereka, agar pada saat mereka siap menembak, si


“senjata” berbalik menjadi apa

adanya ia senantiasa: sebuah ilusi.

Seantero sistem ini, tapi paling terutama media komunikasinya,


menjalankan permainan menciptakan

tokoh-tokoh ternama yang nantinya dihancurkannya sendiri apabila mereka


tidak sejalan dengan

desainnya.

Kekuatannya terletak (kini tak ada lagi, telah digusur oleh media sosial)
dalam memutuskan apa dan

siapa yang eksis dalam momen ketika mereka memutuskan apa yang
hendak dinamai dan apa yang

dibungkam.
Pada akhirnya, jangan terlalu mengindahkanku, seperti sudah terbukti
selama 20 tahun ini, aku tidak

tahu apa-apa soal media komunikasi massa.

Nyatanya adalah si SupMarcos ini berubah dari seorang juru bicara menjadi
pengalih perhatian.

Bila jalan menuju perang, artinya, jalan menuju kematian, memakan waktu
kami 10 tahun, jalan

menuju kehidupan meminta lebih banyak waktu dan lebih banyak ikhtiar,
belum lagi darah.

Sebab, meski kalian mungkin tidak mempercayainya, lebih mudah untuk


mati ketimbang untuk hidup.

Kami butuh waktu untuk menjadi dan untuk menemukan mereka yang tahu
cara untuk melihat kami

apa adanya.

Kami butuh waktu untuk menemukan mereka yang akan melihat kami
bukan dari atas atau dari bawah,

tapi berhadap-hadapan, yang akan melihat kami dengan pandangan seorang


compañero.

Maka seperti kubilang, dimulailah kerja membangun sosok ini.

Marcos pada suatu hari bermata biru, lain hari hijau, atau coklat, atau madu,
atau hitam, semua

bergantung pada siapa yang mewawancarai dan mengambil foto. Ia seorang


pemain cadangan tim

sepak bola profesional, pegawai pasar swalayan, sopir, filsuf, sineas, dan
lain-lain yang bisa didapati
dalam media bayaran dari penanggalan yang itu dan pada beraneka macam
geografi. Ada seorang

Marcos untuk setiap kesempatan, artinya, untuk setiap wawancara. Dan ini
tidak mudah, percayalah,

tak ada Wikipedia, dan bila ada yang datang dari Negeri Spanyol kami perlu
menyelidiki apa itu corte

inglés, misalnya, apakah kostum khas Inggris, toko sembako, atau pasar
swalayan.

Bila aku harus merumuskan sosok Marcos ini, akan kubilang tanpa ragu
bahwa dia itu muslihat.

Bisa kita bilang, agar kalian memahamiku, bahwa Marcos adalah Media
Tidak Bebas (catat: ini tidak

sama dengan media bayaran).

Dalam membangun dan mempertahankan karakter ini, kami membuat


beberapa kekeliruan.

“Keliru itu manusiawi,” kata si pandai besi.

Selama tahun pertama kami menguras, seperti kata orang, repertoar dari
semua “Marcos” yang

mungkin. Sehingga pada awal 1995, kami mulai kesulitan sementara proses
di masyarakat baru

berjalan pada tahap awal.

Demikianlah pada 1995 kami tidak tahu harus berbuat apa. Tapi saat itulah
Zedillo, dengan PAN [Partai

Aksi Nasional —cat. penerjemah] di sisinya, “menemukan” Marcos


memakai metode saintifik yang
sama untuk menemukan tulang belulang, artinya dengan pengaduan gaib.

Cerita tentang cowok dari Tampico memberi kami ruang bernafas, kendati
akal-akalan lanjutan oleh

Paca de Lozano membuat kami khawatir bahwa pers bayaran juga akan
mempertanyakan “penyibakan

topeng” Marcos dan lantas mendapati bahwa itu pun cuma tipu-tipu lain
lagi. Untungnya tidak

demikian. Dengan itu, media terus menelan yang serupa lainnya dari
baling-baling kincir desas-desus.

Suatu waktu kemudian cowok dari Tampico itu muncul di tanah ini.
Bersama dengan Subcomandante

Insurgente Moisés, kami bicara padanya. Kami tawarkan untuk melakukan


konferensi pers bersama

agar ia bisa terbebas dari perburuan, karena dengan demikian menjadi jelas
bahwa ia dan Marcos

bukan orang yang sama. Ia tidak mau. Ia datang untuk tinggal di sini. Ia
pergi beberapa kali dan

wajahnya bisa terlihat dalam foto-foto acara pemakaman orang tuanya.


Kalian bisa mewawancarainya

bila mau. Sekarang ia tinggal dalam komunitas, di… Ah, ternyata tidak
boleh kukatakan di mana ia

tinggal. Kami takkan berkata lebih banyak lagi, agar bila ia


menginginkannya suatu hari nanti, ia bisa

menceritakan kisah apa yang telah ia jalani sejak 9 Februari 1995. Dari
pihak kami, kami hanya ingin
berterima kasih padanya atas informasi darinya yang kami pakai dari waktu
ke waktu untuk memupuk

“kepastian” bahwa SupMarcos bukanlah apa ia sebenar-benarnya, artinya,


muslihat atau hologram,

melainkan profesor universitas dari Tamaulipas yang kini mengenaskan itu.

Sementara itu kami terus mencari, mencari kalian, kalian yang ada di sini
sekarang dan mereka yang

tidak ada di sini tetapi ada bersama kita.

Kami luncurkan beragam inisiatif untuk menjumpai yang lain, lelaki


perempuan, compañero yang

lain . Inisiatif yang berbeda-beda kami jajal untuk menjumpai tatapan dan
telinga yang kami butuhkan

dan layak kami dapatkan.

Sementara itu, maju terus pula komunitas-komunitas kami dan peralihan


yang telah banyak atau

sedikit dibicarakan, yang bisa dikonfirmasikan langsung, tanpa perantara.

Dalam pencarian kami akan sesuatu yang lain itu, kami gagal berulang kali.

Mereka yang kami jumpai entah ingin menuntun kami atau ingin kami
menuntun mereka.

Ada juga mereka yang dekat dengan kami bertolak dari hasrat untuk
memanfaatkan kami, atau

menatap ke belakang, entah dengan nostalgia antropologis atau dengan


nostalgia militan.

Maka kami pun bagi beberapa pihak adalah komunis, bagi yang lain
Trotskyis, bagi yang lain lagi
anarkis, bagi yang lain mileniaris, dan kusudahi di sini agar kalian bisa
menambahkan “is-is” lainnya

lagi dari pengalaman kalian sendiri.

Begitulah adanya sampai Deklarasi Keenam Rimba Raya Lacandón, yang


paling berani dan paling

Zapatista dari semua insiatif yang pernah kami luncurkan hingga kini.

Dengan yang Keenam, kami pada akhirnya menjumpai mereka yang bisa
melihat kami bertatap muka

dan menyalami dan memeluk kami, dan beginilah salam dan pelukan itu
semestinya.

Melalui yang Keenam, pada akhirnya, kami menemukan kalian.

Akhirnya, orang yang paham bahwa kami tidak sedang mencari gembala
untuk menuntun kami, bukan

pula kawanan untuk dibimbing ke tanah terjanji. Bukan juragan bukan


suruhan. Bukan pemimpin

bukan massa tanpa pimpinan.

Tapi kami masih belum tahu bisakah kalian melihat dan mendengar apakah
kami ini.

Di dalam, kemajuan komunitas-komunitas kami mengesankan.

Lantas keluarlah kursus “Kebebasan Menurut Zapatista.”

Selama tiga putaran, kami sadar bahwa telah ada sebuah generasi yang bisa
menatap kami berhadap-

hadapan, yang bisa mendengar dan bercakap pada kami tanpa


mengharapkan seorang pemandu atau
pemimpin, tanpa bermaksud menjadi patuh atau menjadi pengikut.

Marcos, sosok itu, tak lagi diperlukan.

Fase baru perjuangan Zapatista telah siap.

Maka yang terjadi terjadilah, dan banyak di antara kalian, compañeras dan
compañeros Deklarasi

Keenam, tahu akan hal ini secara langsung.

Orang boleh berkata nanti bahwa sosok ini tak ada gunanya. Tapi kilas balik
secara jujur pada masa-

masa itu akan menunjukkan betapa banyak orang menoleh ke arah kami,
dengan suka atau pun tidak

suka, gara-gara figur si muslihat itu.

Jadi peralihan tanggung jawab bukan dikarenakan sakit atau kematian,


bukan pula karena pertikaian

internal, pemurnian atau pembersihan.

Secara logis ia berlangsung sejalan dengan perubahan internal yang telah


dan tengah dijalani EZLN.

Aku tahu ini tidak klop dengan skema yang sangat kaku dari macam-
macam atas sana, tapi sejujur-

jujurnya hal itu tidak merisaukan kami.

Dan apabila hal ini mengacaukan penjelasan malas dan miskin dari para
gosipolog dan zapatolog di

Jovel, ya biar sajalah.

Aku tidak sedang sakit, demikian juga aku belum mati.


Atau tepatnya, mengesampingkan fakta bahwa aku telah dibunuh berulang
kali, bahwa aku telah mati

berulang-ulang kali, nih aku ada lagi.

Bila kami sendirilah yang mengipasi gosip tersebut, itu karena memang pas
buat kami.

Trik besar terakhir dari si hologram adalah berpura-pura sakit parah,


termasuk mati yang konon

dialaminya.

Jelas, kalimat “bila kesehatannya mengizinkan” yang dipakai oleh


Subcomandante Insurgente Moisés

dalam komunike yang mengumumkan saling berbagi dalam CNI [Kongres


Adat Nasional –cat.

penerjemah] setara kadarnya dengan “bila rakyat meminta” atau “bila jajak
pendapat

mendukung” atau “bila tuhan berkenan” dan klise-klise lainnya yang


menjadi semboyan kelas politik belakangan ini.

Kalau boleh kuberi saran: cobalah sedikit punya rasa humor, bukan cuma
untuk kesehatan jasmani

rohanimu sendiri, tapi karena tanpa rasa humor kau tidak akan memahami
Zapatismo. Dan mereka

yang tidak bisa memahami, menghakimi; dan mereka yang menghakimi,


mengutuk.

Dalam kenyataannya inilah peran paling mudah dari sosok itu. Untuk
memupuk gosip cuma perlu

memberitahu segelintir orang tertentu: “Kuberitahu rahasia ya, tapi jangan


kasih tahu siapa-siapa.”
Dan tentu saja mereka kasih tahu ke mana-mana.

Para kolaborator tak sengaja pertama dalam isu soal sakit dan kematian
adalah “para ahli zapatologi” di

Jovel yang angkuh dan di Ciudad de México yang khaotik yang


menganggap mereka sangat dekat dan

punya pengetahuan mendalam soal Zapatismo. Selain itu, tentunya, polisi


yang mendapat gaji mereka

sebagai jurnalis, jurnalis yang mendapat gaji mereka sebagai polisi, dan
jurnalis yang cuma mendapat

gaji mereka, yang buruk, sebagai jurnalis.

Terima kasih pada mereka semua. Terima kasih atas pertimbanganmu.


Kalian berbuat persis sesuai

perkiraan kami. Satu-satunya sisi buruk dari semua ini adalah bahwa aku
ragu akan ada orang yang

pernah memberitahu kalian sebuah rahasia lagi.

Merupakan keyakinan dan praktik kami bahwa untuk memberontak


dan berjuang, tak

dibutuhkan pemimpin atau juragan atau ratu adil atau juru selamat.
Untuk berjuang,

orang cuma perlu rasa malu, secuil martabat, dan banyak


pengorganisasian.

Selebihnya, entah itu melayani kolektif atau tidak.

Sungguh-sungguh lucu apa yang telah disulut oleh kultus individu dalam
diri para ahli politik dan
analis di atas. Kemarin mereka bilang masa depan rakyat Meksiko
bergantung pada aliansi dua tokoh.

Sebelumnya mereka bilang Peña Nieto telah independen dari Salinas de


Gortari, tanpa sadar bahwa

dalam skema ini, bila orang mengkritik Peña Nieto, praktis mereka ada di
pihak Salinas de Gortari; dan

bila mengkritik yang belakangan, mereka mendukung Peña Nieto. Sekarang


mereka bilang orang harus

berpihak dalam perjuangan yang berlangsung di atas untuk mengontrol


telekomunikasi, sehingga

engkau di pihak Slim atau di pihak Azcárraga-Salinas. Dan lebih jauh ke


atas lagi, di pihak Obama atau

di pihak Putin.

Mereka yang menatap dan mendamba untuk bisa di atas silakan terus
mencari pemimpinnya; mereka

boleh terus berpikir bahwa sekarang, untuk yang sebenar-benarnya, hasil


pemilu akan dijunjung;

bahwa sekarang, untuk yang sebenar-benarnya, Slim akan menyokong kubu


kiri elektoral; bahwa

sekarang, untuk yang sebenar-benarnya, naga dan pertempuran akan


muncul di Game of Thrones;

bahwa sekarang, untuk yang sebenar-benarnya, Kirkman akan setia pada


versi asli komik dari serial

teve The Walking Dead; bahwa sekarang, untuk yang sebenar-benarnya,


barang-barang buatan Cina
tidak akan rusak sekali pakai; bahwa sekarang, untuk yang sebenar-
benarnya, sepak bola akan jadi

olahraga dan bukan bisnis.

Dan ya, barangkali untuk beberapa kasus mereka benar. Tapi jangan lupa
bahwa dalam semua ini

mereka cuma penonton, artinya, konsumen pasif.

Mereka yang mencintai dan membenci SupMarcos kini tahu bahwa mereka
telah mencintai dan

membenci sebuah hologram. Cinta dan benci mereka percuma, steril,


kosong, melompong.

Tak bakal ada rumah-museum atau plakat logam di tempatku lahir dan
dibesarkan. Tak bakal ada

orang yang mencari penghidupan dengan pernah menjadi Subcomandante


Marcos. Tak ada yang akan

mewarisi nama atau pekerjaannya. Tak ada perjalanan-perjalanan berbayar


untuk memberi ceramah di

luar negeri. Tak bakal ada pengantaran atau pelayanan di rumah sakit
mewah. Tak bakal ada janda atau

pewaris. Tak bakal ada pemakaman, penghargaan, patung, museum,


anugerah, atau apapun yang

dilakukan sistem untuk mendorong kultus individu dan menihilkan yang-


kolektif.

Sosok ini adalah hasil ciptaan dan sekarang para penciptanya, lelaki dan
perempuan Zapatista, tengah

menghancurkannya.
Bila orang memahami pelajaran dari compañeras dan compañeros kami ini,
mereka akan sudah

memahami salah satu fondasi zapatismo.

Maka, dalam sekian tahun terakhir, terjadilah apa yang telah terjadi.

Sekarang kami melihat muslihat, sosok, hologram itu tak lagi dibutuhkan.

Berulang kali kami merencanakan ini, dan berulang kali kami menunggu
saat yang tepat: kalender dan

geografi yang tepat untuk menunjukkan apa sebenar-benarnya kami pada


mereka yang sebenar-

benarnya diri mereka.

Lalu Galeano tiba bersama kematiannya untuk menandai kalender dan


geografi kami: “di sini, di La

Realidad; kini: dalam lara dan amarah.”

V. Lara dan Amarah. Bisik dan Pekik.

Saat kami sampai di caracol La Realidad sini, tanpa ada yang menyuruh
kami mulai bicara berbisik-

bisik.

Lara kami berucap pelan, amarah kami lirih.

Seolah-olah kami berusaha untuk tak membuat takut Galeano dengan


keberisikan, dengan suara-suara

yang tak dikenalnya.

Seolah-olah suara dan langkah kami memanggilnya.

“Tunggu, kawan,” kata keheningan kami.


“Jangan pergi,” kata-kata kami bergumam.

Tapi ada lara-lara lain dan amarah-amarah lain.

Pada menit ini juga, di pelosok-pelosok lain Meksiko dan dunia, seorang
pria, seorang perempuan,

seorang yang lain, seorang gadis cilik, seorang bocah kecil, seorang lelaki
jompo, seorang perempuan

sepuh, sebuah kenangan, dihajar dari jarak dekat, dikepung oleh sistem
yang adalah kejahatan rakus,

dipentung, diparang, ditembak, dihabisi, diseret di sela-sela tawa menghina,


ditelantarkan, jasad

mereka lantas dipungut dan diratapi, kehidupan mereka dikuburkan.

Beberapa nama saja:

Alexis Benhumea, dibunuh di negara bagian Meksiko.

Francisco Javier Cortés, dibunuh di negara bagian Meksiko.

Juan Vázquez Guzmán, dibunuh di Chiapas.

Juan Carlos Gómez Silvano, dibunuh di Chiapas.

El compa Kuy, dibunuh di Distrik Federal.

Carlo Giuliani, dibunuh di Italia.

Aléxis Grigoropoulos, dibunuh di Yunani.

Wajih Wajdi al-Ramahi, dibunuh di kamp pengungsian kota Ramallah, Tepi


Barat. Umur 14 tahun,

ditembak mati di punggung dari sebuah pos penjagaan tentara Israel, tak
ada arak-arakan, demo, atau
apapun lainnya di jalanan.

Matías Valentín Catrileo Quezada, suku Mapuche yang dibunuh di Cile.

Teodulfo Torres Soriano, kawan dari yang Keenam, hilang di Mexico City.

Guadalupe Jerónimo dan Urbano Macías, anggota komune dari Cherán,


dibunuh di Michoacán.

Francisco de Asís Manuel, hilang di Santa María Ostula.

Javier Martínes Robles, hilang di Santa María Ostula.

Gerardo Vera Orcino, hilang di Santa María Ostula.

Enrique Domínguez Macías, hilang di Santa María Ostula.

Martín Santos Luna, hilang di Santa María Ostula.

Pedro Leyva Domínguez, dibunuh di Santa María Ostula.

Diego Ramírez Domínguez, dibunuh di Santa María Ostula.

Trinidad de la Cruz Crisóstomo, dibunuh di Santa María Ostula.

Crisóforo Sánchez Reyes, dibunuh di Santa María Ostula.

Teódulo Santos Girón, hilang di Santa María Ostula.

Longino Vicente Morales, hilang di Guerrero.

Víctor Ayala Tapia, hilang di Guerrero.

Jacinto López Díaz “El Jazi”, dibunuh di Puebla.

Bernardo Vázquez Sánchez, dibunuh di Oaxaca.

Jorge Alexis Herrera, dibunuh di Guerrero.

Gabriel Echeverría, dibunuh di Guerrero.


Edmundo Reyes Amaya, hilang di Oaxaca.

Gabriel Alberto Cruz Sánchez, hilang di Oaxaca.

Juan Francisco Sicilia Ortega, dibunuh di Morelos.

Ernesto Méndez Salinas, dibunuh di Morelos.

Alejandro Chao Barona, dibunuh di Morelos.

Sara Robledo, dibunuh di Morelos.

Juventina Villa Mojica, dibunuh di Guerrero.

Reynaldo Santana Villa, dibunuh di Guerrero.

Catarino Torres Pereda, dibunuh di Oaxaca.

Bety Cariño, dibunuh di Oaxaca.

Jyri Jaakkola, dibunuh di Oaxaca.

Sandra Luz Hernández, dibunuh di Sinaloa.

Marisela Escobedo Ortíz, dibunuh di Chihuahua.

Celedonio Monroy Prudencio, hilang di Jalisco.

Nepomuceno Moreno Nuñez, dibunuh di Sonora.

Lelaki dan perempuan migran, dihilangkan paksa dan barangkali dibunuh di


setiap sudut wilayah

Meksiko.

Para tahanan yang ingin mereka bunuh dengan tetap hidup: Mumia Abu
Jamal, Leonard Peltier, suku

Mapuche, Mario González, Juan Carlos Flores.


Penguburan terus menerus suara-suara yang adalah kehidupan, dibungkam
oleh runtuhan tanah atau

menutupnya jeruji.

Dan penghinaan terbesar adalah, bersama sesekop penuh tanah yang


disorongkan oleh antek yang

sedang bertugas, sistem berkata: “Kau tidak masuk hitungan, kau tidak
bernilai apa-apa, tak ada

yang menangisimu, tak ada yang bakal marah oleh kematianmu, tak ada
yang bakal mengikuti

jejakmu, tak ada yang membopong hidupmu.”

Dan seiring sekop penghabisan jatuhlah vonis: “bahkan bila mereka


menangkap dan menghukum

orang-orang yang membunuhmu, kami akan selalu menemukan lainnya,


lainnya, lainnya lagi,

untuk memerangkap dan mengulangi tarian maut yang mengakhiri


nyawamu.”

Dan berkata, “Keadilan kecil, kerdil, yang akan kau terima, dipabrik oleh
media bayaran untuk

menirukan dan mendapat sedikit ketenangan guna menghentikan khaos


yang akan menerjang

mereka, tidak menakutkanku, mencelakakanku, atau menghukumku.”

Apa yang harus kami katakan pada jenazah ini, di sudut dunia bawah
manapun, yang dikubur dalam

lupa?

Apa cuma lara dan amarah kami yang diperhitungkan?


Apa cuma keberanian kami yang penting?

Apa saat kami gumamkan sejarah kami, tak terdengar tangis mereka, jerit
mereka?

Ketidakadilan punya begitu banyak nama dan menyulut begitu banyak jerit.

Tapi lara kami dan amarah kami tidak menghalangi kami mendengar
mereka.

Dan gumam kami bukan cuma untuk meratapi orang-orang mati kami yang
gugur secara tidak adil.

Mereka memungkinkan kami mendengar lara-lara lainnya, menjadikan


amarah lainnya amarah kami,

dan terus melanjutkan jalan rumit, panjang, dan menyiksa untuk membuat
semua ini menjadi pekik

yang berubah menjadi perjuangan kebebasan.

Dan jangan lupa bahwa ketika seseorang bergumam, seorang lainnya


berteriak.

Dan hanya telinga yang menyimak yang bisa mendengarnya.

Ketika kami bicara dan mendengar sekarang ini, seseorang berteriak penuh
lara, penuh amarah.

Seolah-olah orang harus belajar mengarahkan pandangannya, si pendengar


harus menemukan jalan

untuk membuatnya subur.

Sebab saat seseorang mengaso, seorang lainnya lanjut mendaki tanjakan.

Guna melihat upaya ini, cukup dengan menundukkan pandangan dan


menjunjung hati.
Bisakah?

Maukah?

Keadilan yang kecil terlihat begitu mirip balas dendam. Keadilan kecillah
yang membagi-bagi

impunitas, dengan menghukum yang satu, mengampuni yang lain.

Yang kami kehendaki, yang kami perjuangkan, tidak berakhir dengan


menemukan para pembunuh

Galeano dan memastikan mereka menerima hukuman (jangan ragu bahwa


inilah yang akan terjadi).

Pencarian yang sabar dan teguh menghendaki kebenaran, bukan rasa lega
dari kepasrahan.

Keadilan sejati berkait dengan compañero Galeano yang dikuburkan.

Sebab kami bertanya pada diri sendiri bukan apa yang kita perbuat dengan
kematiannya, tapi apa yang

kita buat dengan hidupnya.

Maafkan bila aku masuk dalam kawasan becek ungkapan klise, tapi
compañero ini tidak layak mati,

tidak seperti ini.

Segala keuletannya, pengorbanannya sehari-hari, yang tepat waktu, tak


kasat mata buat siapapun

kecuali buat kami, adalah demi kehidupan.

Dan bisa kupastikan pada kalian bahwa ia seorang yang luar biasa, dan
lebih dari itu, dan inilah yang
menakjubkan, ada ribuan compañeros dan compañeras sepertinya di
komunitas-komunitas adat

Zapatista, dengan tekad yang sama, komitmen yang sama, kejelasan yang
sama, dan satu tujuan

tunggal: kebebasan.

Dan memakai hitung-hitungan maut: bila ada seseorang yang layak mati,
maka dialah orang yang tiada

dan memang tidak pernah ada, kecuali dalam minat sesaat saja dari media
bayaran.

Seperti kata compañero kita, ketua dan juru bicara EZLN, Subcomandante
Insurgente Moisés, dengan

membunuh Galeano, atau orang Zapatista yang mana saja, mereka yang di
atas mencoba membunuh

EZLN.

Bukan sebagai pasukan tentara, tapi sebagai kekuatan pembangkang dan


keras kepala yang

membangun dan mendirikan kehidupan di tempat di mana mereka, yang


berada di atas, mendambakan

bentangan tandus industri tambang, minyak, pariwisata, matinya bumi


berikut mereka yang

menggarap dan menghuninya.

Ia juga bilang bahwa kami datang, sebagai Komando Jenderal Tentara


Pembebasan Nasional Zaptaista,

untuk membongkar makam Galeano.


Kami merasa perlu kiranya salah seorang dari kami mati agar Galeano
hidup.

Untuk memuaskan si kurang ajar yang adalah maut, untuk menggantikan


Galeano kami taruh nama

lain agar Galeano terus hidup dan maut mengambil bukan sebuah nyawa,
melainkan nama semata-

mata, penggalan-penggalan huruf yang hampa dari segala makna, tanpa


sejarahnya sendiri, tanpa

kehidupan.

Itu sebabnya kami putuskan bahwa mulai hari ini Marcos berhenti
mengada.

Ia akan pergi bergandengan tangan dengan Bayang Si Pejuang dan Terang


Kecil agar tidak tersesat

jalan, Don Durito ikut bersamanya, begitu juga Pak Tua Antonio.

Ia tidak akan dirindukan oleh bocah-bocah lelaki dan perempuan yang biasa
mengerubunginya untuk

mendengar cerita-ceritanya, mereka sudah besar-besar sekarang, sudah bisa


menilai sendiri, dan sama

berjuang demi kebebasan, demokrasi, dan keadilan, yang merupakan tugas


setiap Zapatista.

Anjing-kucinglah, dan bukan angsa, yang akan menyanyikan lagu


perpisahannya.

Pada akhirnya, mereka yang paham akan tahu bahwa ia yang tak pernah
berada di sini tidak pergi, ia

yang tidak pernah hidup tidak mati.


Dan maut pun pergi, terkecoh oleh lelaki adat bernama perang Galeano, dan
batu-batu yang diletakkan

di pusaranya akan sekali lagi berjalan dan mengajari siapapun yang mau
menyimak landasan

Zapatismo, yakni: jangan menjual diri, jangan berpasrah, jangan menyerah.

Ah kematian! Seakan-akan belum jelas bahwa ia melepaskan mereka yang


di atas dari segala tanggung

jawab melampaui orasi pemakaman, penghormatan hambar, patung basi,


museum pengendali.

Dan kami? Yah, bagi kami kematian mengikat kami pada kehidupan yang
dikandungnya.

Jadi inilah kami, mengolok-olok kematian di realitas.

Kawan-kawan,

Berdasar itulah, pada pukul 02:08 tanggal 25 Mei 2014, dari front tempur
tenggara EZLN, aku

canangkan bahwa tidak ada lagi ia yang selama ini dikenal sebagai
Subcomandante Insurgente Marcos,

yang menyatakan diri sebagai “subcomandante besi tahan karat.”

Demikianlah.

Melalui suaraku Tentara Pembebasan Nasional Zapatista tidak lagi


berbicara.

Vale. Tabik dan sampai tiada... atau sampai selamanya, mereka yang
mengerti akan tahu bahwa ini

tidak penting, sebagaimana ia tak pernah menjadi penting.


Dari realitas Zapatista,

Subcomandante Insurgente Marcos

Meksiko, 24 Mei 2014

NB. 1. “Game is over?”

NB. 2. Skak mat?

NB. 3. Touché?

NB. 4. Camkan, bung, dan kirimkan tembakau.

NB. 5. Hmm… jadi seperti ini neraka … Ada Piporro, Pedro, José Alfredo!
Hah? Karena machista? Nah,

kurasa tidak, karena aku tidak pernah …

NB. 6. Jadi, setelah muslihat selesai, aku boleh keluyuran sambil telanjang
dong?

NB.7. Hei, gelap amat di sini, aku butuh terang kecil.

(…)

(sebuah suara terdengar dari kejauhan)

Selamat pagi buta compañeras dan compañeros. Namaku Galeano,


Subcomandante Insurgente

Galeano.

Ada orang lain di sini yang bernama Galeano?

(terdengar suara-suara dan seruan)

Ah, itu sebabnya mereka berkata bahwa saat terlahir kembali, aku akan
terlahir sebagai kolektif.
Maka begitulah.

Selamat jalan. Jaga diri kalian, jaga diri kami.

Dari pegunungan Meksiko Tenggara,

Subcomandante Insurgente Galeano

Meksiko, Mei 2014.

Mikhail Alexandrovich Bakunin (bahasa Rusia: Михаил Александрович


Бакунин; lahir 30 Mei 1814 – meninggal 1 Juli 1876 pada umur 62 tahun)
adalah seorang tokoh politik Rusia. Bakunin adalah salah satu dari pemikir
anarkis terbaik. Bahkan banyak yang menyebut bahwa ia adalah salah satu
"pendiri gerakan Anarkisme" .

Bakunin merupakan seorang tokoh anarkis yang mempunyai energi revolusi


yang dashyat.

Bakunin merupakan ‘penganut’ ajaran Proudhon, tetapi mengembanginya


ke bidang ekonomiketika dia dan sayap kolektivisme dalam Internasionale
Pertama mengakui hak milik kolektif atas tanah dan alat-alat produksi dan
ingin membatasi kekayaan pribadi

kepada hasil kerja seseorang. Bakunin juga merupakan seorang anti


komunis yang pada saat itu mempunyai karakter yang sangat otoriter.

Pada salah satu pidatonya dalam kongres Perhimpunan Perdamaian dan


Kebebasan

di Bern(1868), dia berkata,

“ Saya bukanlah seorang komunis karena komunisme mempersatukan


masyarakat dalam negara dan terserap di dalamnya; karena komunisme
akan mengakibatkan konsentrasi kekayaan dalam negara, sedangkan saya
ingin memusnahkan negara --pemusnahan semua

prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam kemunafikannya ingin


membuat manusia
bermoral dan berbudaya, tetapi yang sampai sekarang selalu memperbudak,
mengeksploitasi

dan menghancurkan mereka.

Bakunin dilahirkan oleh sebuah keluarga aristokrat disebuah desa bernama


Pryamukhino (Прямухино) yang terletak antara Torzhok (Торжок) dan
Kuvshinovo (Кувшиново),

di Tver guberniya, barat laut Moskwa, pada musim semi, Mei, 1814 dan
meninggal pada tahun 1876di Bern, Swiss

Dia adalah anak tertua dari seorang diplomat Rusia dan termasuk golongan
bangsawan.

Pada umur 15 tahun dia dikirim untuk belajar militerdi Sekolah Artileri di
kota St.

Petersburg. Dia kemudian menjadi perwira junior di Pasukan Kerajaan


Rusia. Pada

tahun 1835, dia keluar dari kemiliteran dan pergi ke Moscow untuk belajar
filsafat. Pada saat itu Rusia diperintah oleh Tsar Nicholas I yang terkenal
sangat kejam dan menghambat pemikiran-pemikiran liberal, sastra, dan
bahkan agama.

Di Moscow, dia berkenalan dengan banyak pemikiran-pemikiran filsafat.


Filsafat Kant

adalah studi pertamanya tentang filsafat. Beralih dari Kant, Bakunin


kemudian

mempelajari dialektika Hegelian. Inilah awal perkenalannya dengan filsafat


Hegel yang

kemudian mengerucutkan pemikirannya ke arah filsafat Hegel, sama


seperti Marx dan Engels. Berbeda dengan Marx yang mengembangkan
filsafat Hegel dalam kerangka Sosialis Komunis, Bakunin mengambil jalan
radikal dari pemikiran Hegel.

Sejak usia remaja, ia telah banyak terlibat dalam berbagai aktivitas politik.
Karier

politiknya diketahui dimulai sejak ia berusia 22 tahun (1836), ketika ia


menterjemahkan sebuah tulisan karya Hegel yang bertajuk "Gymnasial
Lectures" , dan ialah yang pertama kalinya menerjemahkan karya Hegel ke
dalam bahasa Rusia.

Pada tahun 1840, Bakunin pindah ke Berlin, Jerman dan terus melanjutkan
studinya tentang filsafat Hegel. Pada tahun 1842, dia menulis sebuah artikel
yang berjudul Reaction

in Germany yang berisi pemikiran-pemikiran revolusionernya.

Pada tahun 1842, Bakunin menulis "The Reaction in Germany" - sebuah


artikel yang

terkenal disebarkan oleh para pemuda dan kelompok-kelompok bawah


tanah.

Pada tahun 1844, Bakunin pindah ke Paris. Disinilah Bakunin bertemu


dengan tokoh-tokoh sosialis seperti Marx dan yang terutama,Proudhon.
Dari kedua tokoh sosialis itulah Bakunin mengembangkan pemikirannya
sendiri, dan terutama dengan Proudhon, Bakunin

kemudian menjadi salah satu penerus pemikiran Proudhon dalam hal


anarkisme.

Bakunin memimpin kelompok anarkisme dalam pertemuan Asosiasi Buruh


Internasional

(Internasionale I) di London pada tahun 1864. Kelompok ini sangat


berseberangan dengan Marx, khususnya tentang konsep negara sosialis.
Bakunin sangat menentang konsep negara sosialis seperti yang dicetuskan
Marx. Kaum Marxisme berpendapat bahwa negara masih diperlukan selama
revolusi proletar, yang menjadi cita-cita kaum buruh, belum

terjadi. Negara masih diperlukan sebagai sarana untuk membentuk


komunitas komunis

dibawah kediktatoran kaum buruh. Menurut Bakunin, negara tidak


diperlukan lagi, karena

kekuasaan negara melanggar hak-hak asasi individu yang bebas. Negara


harus digantikan

oleh komunitas-komunitas yang bebas dan mandiri secara ekonomi.

Kelompok ini kemudian dikeluarkan dari Internasionale I pada tahun 1872


saat Kongres

Hague. Kelompok anarkis pimpinan Bakunin kemudian mengadakan


Kongres sendiri di St.

Imier dan menghasilkan program-program revolusioner kelompok anarkis.


Meskipun

Bakunin sangat menghormati Marx, dan menganggap Marx sebagai salah


satu gurunya,

banyak konsep-konsep Marx yang sangat ditentangnya. Bakunin tidak


menyetujui konsep

Marx tentang "sosialisme otoriter" dan "kediktatoran kaum proletar" .


Bakunin menyamakan konsep itu dengan kediktatoran Rusia dibawah
pemerintahan Tsar Nicholas I.

“ If you took the most ardent revolutionary, vested him in absolute power,
within a year he would

be worse than the Czar himself. [1]

Filsafat politik Bakunin dapat diringkas dalam beberapa tema yaitu :


(1) kebebasan ( liberty); (2) sosialisme; (3) anti-theisme; (4) federalisme;
(5) materialisme.

[2]

Konsep "liberty" Bakunin adalah "kebebasan sosialisme" ( socialism


liberty) yaitu kesamaan untuk semua. Karena setiap orang mempunyai hak-
hak asasi yang sama dan terlibat

dalam proses produksi yang sama maka semua fasilitas seperti pendidikan,
pelayanan,

dan lain-lain harus dinikmati secara sama oleh setiap orang. Kebebasan juga
berarti

perlawanan atas segala bentuk otoritas individu dan kolektif yang dimiliki
oleh segelintir

orang. Dalam hal ini Bakunin termasuk golongan "collectivist anarchism" .

Konsep federalisme Bakunin adalah konsep dimana masyarakat harus


diorganisir

berdasarkan kebebasan individu-individu. Dan organisasi itu adalah


organisasi yang bebas

mengidentifikasikan dan mengasosiasikan dirinya tanpa adanya suatu


paksaan. Maksud

Bakunin adalah lebih menyerupai organisasi federasi kaum pekerja.

Berbeda dengan Proudhon, Bakunin melegalkan gerakan-gerakan dalam


bentuk aksi

langsung ( direct action) dari perjuangan kelas buruh. Dia menyebutkan


bahwa kekerasan,

selama ditujukan kepada negara, adalah suatu tindakan yang diperlukan.


Sejak Bakunin, perjuangan kaum anarkis kemudian berubah menjadi
perjuangan yang penuh dengan

kekerasan dan pemberontakan. Cara Bakunin menjalankan pemikirannya


dalam bentuk

kekerasan kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh anarkis yang lain seperti


Alexander

Berkman, Errico Malatesta danPeter Kropotkin.

Emma Goldman (lahir 27 Juni 1869 – meninggal 14 Mei 1940 pada umur
70 tahun) adalah seorang anarko-komunis yang juga merupakan seorang
feminis

anarkis kelahiran Lithuania. Emma Goldman merupakan seorang penulis


yang aktif, dan ia menjadi salah seorang simbol pergerakan feminisme.

Emma Goldman berimigrasi ke Amerika Serikat pada saat umurnya


menginjak 17 tahun dan kemudian akhirnya ia diasingkan ke Rusia, yang
akhirnya membuat ia menjadi saksi mata proses Revolusi Rusia. Emma
banyak menghabiskan waktunya di selatan Perancis dimana ia menulis
otobiografinya berjudul "Living my Life" , dan lain sebagainya, sebelum
akhirnya ia mengambil peran dalam Perang Saudara Spanyol pada tahun
1936 sebagai perwakilan CNT-FAI di London.

Tentara Pembebasan Nasional Zapatista (Bahasa Spanyol: Ejército


Zapatista de

Liberación Nacional, disingkat EZLN) adalah kelompok revolusioner


bersenjata yang bermarkas diChiapas, salah satu provinsi termiskin di
Meksiko. Basis anggota mereka sebagian besar adalah masyarakat adat, tapi
mereka juga mempunyai pendukung dari

wilayah perkotaan seperti halnya dukungan jaringan internasional. Juru


bicara mereka, tapi

secara teknis bukanlah pemimpin mereka yang menyebut dirinya dengan


sub-
comandante, adalah Subcomandante Marcos. Seluruh comandante berasal
dari suku Mayan, Indian Amerika.

Banyak kalangan menganggap bahwa gerakan Zapatista merupakan


revolusi pasca-

modern pertama: sebuah kelompok revolusioner bersenjata yang


antikekerasan yang

menggunakan teknologi modern telepon satelit dan internet sebagai suatu


cara untuk

menggalang dukungan domestik dan luar negeri. Mereka menganggap


dirinya sebagai

bagian dari gerakanantiglobalisasi yang lebih luas.

Zapatista menuai perhatian dunia dengan daya inspirasi yang mereka sebar
sejak awal.

Zapatista mengangkat senjata bukan untuk merebut kekuasaan, tapi untuk


menciptakan

sebuah ruang demokratis dimana pertentangan antar pandangan politik yang


berbeda-

beda bisa dibicarakan. Mereka ingin menunjukan kepada dunia bahwa cara
lain untuk

berpolitik itu sungguh ada, yang salah satunya bisa dilihat dari praktik
kehidupan swadaya

masyarakat adat.

Nama Zapatista diambil dari Emiliano Zapata, seorang tokoh revolusi


Meksiko.

Zapatista muncul publik pada 1 Januari 1994, hari ketika NAFTA


diberlakukan, ditandai dengan keberhasilan awalnya menaklukan
pemerintahan Meksiko di kota-kota besar di

Chiapas. Konflik bersenjata singkat di Chiapas berakhir 2 minggu setelah


pemberontakan

dan tanpa menimbulkan konfrontasi yang lebih luas. Pemerintah Meksiko


menggantikan

kebijakan perang dengan mengerahkan kelompok-kelompok milisi dalam


usaha

mengendalikan pemberontakan, secara bersamaan Zapatista membangun


suatu media

kampanye melalui berbagai koran komunike dan secara berkala


mengeluarkan enam

"Deklarasi Rimba Raya Lacandon" , tanpa tindakan militer atau teroris


lebih lanjut dari sisi mereka. Kehadiran internet yang kuat secara
internasional telah dengan cepat

menggalang kesetiaan dari banyak gerakan kelompok sayap kiri


internasional.

Pembicaraan pemerintah dan EZLN berpuncak pada Dialog San Andres


(1996) yang mengabulkan otonomi dan hak-hak khusus bagi penduduk
masyarakat adat. Akan tetapi

Presiden Ernesto Zedillo mengabaikan perjanjian dan malah meningkatkan


kehadiran jumlah militer di Chiapas. Dengan pemerintahan baru Vicente
Fox, Zapatista melakukan pawai pada 2000 menuju Mexico City untuk
menemui Kongres Meksiko. Perjanjian yang telah diperlunak kemudian
ditolak oleh para pemberontak yang telah berhasil membangun

32 kotamadya di Chiapas, sehingga secara sepihak menerapkan perjanjian


tanpa

dukungan pemerintah tetapi dengan dukungan dana dari organisasi-


organisasi
internasional.

Pada Juli 2005, Zapatista mengeluarkan "Deklarasi Rimba Raya Lacandon"


ke-enam.

Dalam Deklarasi yang baru ini, EZLN menyerukan sebuah kampanye


nasional alternatif

sebagai oposisi terhadap kampanye presidensial yang sedang berlangsung.


Dalam

persiapan kampanye alternatif ini, Zapatista mengundang lebih dari 600


organisasi sayap

kiri nasional untuk datang ke wilayah mereka, kelompok-kelompok


masyarakat adat dan

lembaga swadaya masyarakat mendengarkan pandangan mereka tentang


hak asasi

manusia dalam serangkainan pertemuan dwi mingguan yang memuncak


pada sidang

paripurna tanggal 16 September, saat perayaan hari kemerdekaan Meksiko


atas Spanyol.

Dalam pertemuan ini Subcomandante Marcos secara resmi meminta


kesetiaan organisasi-

organisasi terhadap Deklarasi ke-enam, dan merinci rencana tur Zapatista


selama 6 bulan

melewati 32 provinsi yang mengambil waktu bersamaan dengan kampanye


pemilu yang

dimulai pada Januari 2006.

EZLN dibentuk pada 17 November 1983 oleh mantan anggota beberapa


kelompok, baik yang berorientasi kekerasan maupun pasifis. Mereka mulai
dikenal masyarakat nasional maupun internasional pada 11 Januari 1994,
pada hari yang sama NAFTA (North American

Free Trade Agreement) antara Meksiko, Amerika Serikat dan Kanada mulai
beroperasi sebagai cara untuk menyatakan kehadiran masyarakat adat di
tengah dunia yang mulai mengglobalisasi.

Para pejuang masyarakat adat, di antaranya merakit senapan palsu yang


terbuat dari kayu, menguasai lima munisipal di Chiapas, menyatakan secara
resmi perang melawan Pemerintahan Meksiko, dan menyatakan rencana
mereka untuk melakukan pawai menuju Mexico City, ibu kota Meksiko,
baik untuk mengalahkan tentara Meksiko ataupun membiarkannya untuk
menyerah dan memberlakukan pajak perang pada kota-kota yang mereka
kuasai sepanjang perjalanan mereka.

Hal yang tidak biasanya ditemukan pada organisasi revolusioner, dalam


dokumen yang diterbitkan EZLN [1] (dalam Bahasa Spanyol) sebelum
pemberontakan menyatakan hak rakyat untuk menyerang balik setiap
tindakan tidak adil yang dilakukan EZLN. Mereka juga

menyatakan hak rakyat untuk:

"menuntut agar angkatan bersenjata revolusioner untuk tidak mencampuri


urusan sipil atau disposisi ibu kota yang berhubungan denganagrikultur,
usaha, finansial, dan industri,

sebagaimana hal tersebut merupakan ranah eksklusif otoritas sipil yang


dipilih secara bebas dandemokratis. " Dan mengatakan bahwa rakyat harus
"mendapatkan dan memiliki senjata untuk melindungi diri sendiri, keluarga
dan hak milikmereka menurut hukum disposisi ibu kota mengenai
pertanian, usaha komersial, finansial, dan industri dari serangan bersenjata
yang dilakukan oleh angkatan bersenjata revolusioner maupun oleh
angkatan bersenjata pemerintah."

Setelah beberapa hari pertempuran lokal di hutan, Presiden Carlos Salinas


de Gortari pada tahun terakhirnya memegang pemerintahan kemudian
menawarkan sebuah
perjanjian gencatan senjata dan membuka dialog dengan para pemberontak
dengan juru

bicara resminyaSubcomandante Marcos. Setelah dua belas hari,


pertempuran berhenti.

Dialog antara Zapatista dan pemerintah diperpanjang lebih dari satu periode
(tiga tahun) dan berakhir dengan San Andrés Accords, yang berisi
perubahan konstitusi nasional yang bertujuan untuk memberikan hak
istimewa, termasuk otonomi, kepada masyarakat adat.

Sebuah komisi yang terdiri dari deputi dari partai politik bernama COCOPA
mengubah sedikit perjanjian tersebut dengan persetujuan EZLN. P

residen Meksiko yang baru, Ernesto

Zedillo, bagaimanapun, mengatakan bahwa kongres harus memutuskan


apakah menyetujui perjanjian tersebut atau tidak. Mengklaim telah adanya
ingkar janji di meja

negosiasi, EZLN kembali ke hutan sementara Zedillo meningkatkan


kehadiran militer di Chiapas untuk mencegah berkembangnya zona
pengaruh EZLN. Gencatan senjata tidak resmi yang berbarengan dengan
senyapnya aktivitas EZLN berlangsung selama tiga tahun selanjutnya, dan
merupakan yang terakhir pada masa Zedillo.

Setelah dialog berakhir, banyak tuduhan ditujukan pada angkatan bersenjata


Meksiko dan kelompok-kelompok paramiliter atas serangan, penahanan dan
pembunuhan terhadap Zapatista dan pendukungnya; satu insiden khusus
adalah Pembantaian Acteal, di mana 45

orang yang menghadiri misa gereja dibunuh oleh orang tak dikenal. Motif
dan identitas

para penyerang tidak jelas, bahkan hampir sampai pada keputusan bahwa
hal itu sama
sekali tidak berhubungan dengan EZLN (bagaimanapun, mereka yang
selamat mengaku

bahwa mereka diserang oleh paramiliter).

Pada tahun 2000 presiden baru, Vicente Fox Quesada, presiden pertama
dari pihak oposisi dalam 72 tahun terakhir, menyerahkan apa yang disebut
Undang-undang

COCOPA (perubahan konstitusi) kepada Kongres Meksiko pada salah satu


tindakan

pemerintahan pertamanya (5 Desember 2000), sebagaimana yang ia


janjikan pada

kampanye kepresidenannya. Setelah melihat kritisisme dan perubahan yang


diajukan oleh

anggota kongres yang dikenal, Subcommandante Marcos dan sebagian


kelompoknya memutuskan untuk pergi, tanpa dipersenjatai, keMexico City
untuk berbicara dengan kongres untuk mendukung proposal yang orisinil.
Setelah berparade melalui tujuh negara

bagian Meksiko dengan dukungan substansial dari masyarakat dan liputan


media (dan

dikawal polisi untuk melindungi anggota EZLN), perwakilan EZLN (tidak


termasuk Marcos)

berbicara di depan kongres pada Maret 2001, dalam sebuah acara yang
kontroversial.

Parade tersebut dijuluki "Zapatour" , dan di hari kedatangan mereka sebuah


konser untuk

perdamaian yang tidak berkaitan berlangsung. Selama berkunjung, mereka


mengunjungi

sekolah-sekolah dan universitas.


Segera setelah EZLN kembali ke Chiapas, Kongres menyetujui versi lain
dari Undang-undang COCOPA, yang tidak termasuk klausul otonomi,
beralasan bahwa hal itu

bertentangan dengan beberapa hak konstitusional (termasuk properti

pribadi dan pemilihan rahasia); hal ini dianggap sebagai pengkhianatan


bagi EZLN dan kelompok-kelompok politik lainnya. Perubahan konstitusi
ini masih harus disetujui oleh

mayoritas anggota kongres negara bagian. Banyak kelompok politik dan


etnis mengajukan

keberatan menentang perubahan tersebut, yang pada akhirnya disetujui dan


berlaku pada

14 Agustus 2001. Hal ini, dan kemenangan pemilihan Presiden Fox yang
baru saja terjadi

pada 2000 memperlambat gerakan, yang sejak itu mengakibatkan


menurunnya liputan

media.

Sebagai usaha terakhir untuk membatalkan perubahan, protes konstitusional


diajukan

untuk disahkan oleh Mahkamah Agung Meksiko, yang berkuasa 6


September, 2002 karena perubahan konstitusi tersebut dilakukan oleh
kongres dan bukan dalam tataran hukum

(bukan undang-undang) yang sebelumnya sudah diberlakukan, hal tersebut


tidak

mempunyai kekuatan untuk membalikkan perubahan yang telah dibuat, hal


tersebut sama

dengan penjajahan terhadap kedaulatan Kongres.


Sampai 2004 banyak orang percaya bahwa Subkommandan Marcos lari dari
Chiapas.

Usaha untuk menghubunginya gagal atau hanya dijawab lewat email atau
lewat publikasi

di Internet. Meskipun Marcos tidak mengaku sebagai pemimpin gerakan


Zapatista, dan

hanya menampilkan diri sebagai juru bicara, bagaimanapun dia adalah figur
utama EZLN

bagi publik. Kepemimpinan kolektif EZLN terdiri dari 23 komandan dan 1


subkomandan

yang berjumlah total 24 orang, satu karakteristik unik mereka, yang dikenal

sebagai Comite Clandestino Revolucionario Indígena atau CCRI, (Komite


Revolusioner

Masyarakat Adat Clandestina).

Daftar Keberhasilan dan kegagalan gerakan mereka diungkapkan tahun


2004 . Dari sudut

pandang mereka Sendiri,Dewan Pemerintah yang Baik, atau Juntas de buen


Gobierno telah sukses, "seperti juga upaya untuk menjaga kekerasan Antara
mereka dan pihak militer

menjadi minimum. Usaha mereka untuk meningkatkan peran perempuan


dalam hal

budaya dan politik tidaklah se-berhasil itu.

Dari komunike yang disampaikan tampaknya Marcos telah mengikuti


perkembangan, dari

manapun dia berada. Dia juga menegaskan oposisi mereka terhadap apa
yang dikenal
sebagai neoliberal globalized economy dan mengklaim bahwa tren saat ini
dalam kebijakan pemerintah telah melemahkan masyarakat dan membentuk
sebuah

pemerintahan de facto oleh perusahaan. Perang Amerika Serikat melawan


teror, kebijakan

ekonomi yang disponsori IMF / Bank Dunia , dan perjanjian perdagangan


bebas dipandang

sebagai penerapan kebijakan tersebut.

Pada bulan Oktober 2004, Subkomandan Marcos mengeluarkan komunike


menjelaskan telah terjadi masalah antara EZLN dengan pemerintah
Meksiko. Beberapa komunitas

Zapatista diusir dari rumah mereka. EZLN mengklaim bahwa ini adalah
usaha untuk

menguasai daerah yang kaya sumber daya alam (keanekaragaman hayati


dan minyak).

Komunitas-komunitas yang direlokasi menghadapi kesulitan besar karena


kurangnya

sumber daya, tindakan EZLN untuk mengatasi ini adalah dengan


memanggil bantuan

internasional. Pemerintah Meksiko mempertahankan sikap tegas mereka


terhadap

masalah ini, menyatakan bahwa orang-orang tersebut dipindahkan untuk


kepentingan

mereka sendiri.

Meskipun begitu, keterkaitan EZLN terhadap agenda politik nasional


hilang. Zapatista
mengklaim bahwa selama periode diam dari pergumulan mereka ini telah
terjadi usaha

yang sangat kaya, berpusat pada usaha mengorganisasi "pemerintahan yang


baik", hidup

mandiri; khususnya pengaturan pendidikan dan sistem kesehatan mandiri,


dengan

sekolah, rumah sakit, dan apotek mereka sendiri di tempat-tempat yang


yang terabaikan

oleh pemerintah Meksiko. Belakangan dengan Deklarasi Keenam Hutan


Lacandon

tampaknya Zapatista akan memasuki arena politik kembali.

Saat ini ada 32 "kotamadya pemberontak otonom zapatista" (komunitas


independen

Zapatista, MAREZ dalam bahasa Spanyol) di Chiapas.

Pada akhir 2002, Subkomandan Marcos menulis surat pada para


pendukungnya di Spanyol pada 12 Oktober, tanggal dimana
Columbussampai di benua Amerika pada 1492, diingat oleh pribumi
sebagai awal penderitaan mereka. Di surat yang panjang tersebut, Marcos

menyebut hakim Spanyol Baltasar Garzón seorang "badut kasar" karena, di


antara hal-hal lain, melarang Batasuna, partai independen Basque karena
dianggap mendukung kelompok terroris Spanyol ETA, dan kemudian
menyebut usaha Garzón untuk menyidangkan Jenderal Chili Pinochet
karena pelanggaran hak asasi terhadap masyarakat Spanyol sebagai "cerita
palsu yang konyol". Marcos juga mengkritisi kerajaan Spanyol dan

kemudian Perdana Menterinya José María Aznar. Setelah publikasi surat


tersebut oleh pers Meksiko pada 25 November, Marcos dan Garzón
berbalas lebih banyak lewat pers internasional, pada perang kata yang tidak
begitu baik, termasuk guyonan Marcos'
tentang persetujuan tantangan Garzón dalam debat, dengan bertaruh akan
membuka

identitas rahasianya jika kalah dan Garzon akan berkomitmen pada EZLN
jika dia menang.

Insiden ini menyebabkan keributan di antara pendukung Marcos'. Beberapa


kesal karena

Marcos menghabiskan waktu untuk hal lain; yang lain lain berpendapat
nada surat-

suratnya tidak tepat sebagai juru bicara resmi EZLN dan sisanya
menafsirkan surat-

suratnya sebagai dukungan terhadap ETA.

Pada Februari 2003, Marcos menulis surat lain, kali ini mengutuk anggota
kongres dari satu-satunya partai yang mendukung Zapatista, sampai tingkat
tertentu, Partai Revolusi

Demokrat, karena telah menyetujui untuk mengesahkan versi yang telah


dimodifikasi dari undang-undang COCOPA yang di tolak oleh EZLN tahun
sebelumnya. Surat dan balasan

yang menyertainya membuat banyak pengikut, sekutu kuat dan berpengaruh

meninggalkan Marcos. Ini bukan sebuah langkah yang mengejutkan, namun


disebabkan

karena PRD (Partai Revolusi Demokratik) telah membatalkan Persetujuan


San Andres.

Selain kritik terhadap aktor politik, Marcos menggarahkan pekerjaan EZLN


pada daerah

pengaruhnya, dan perubahan dalam organisasi internal EZLN. [Persetujuan


San Andres]]
Pada 28 Juni 2005, EZLN mengeluarkan lanjutan dari apa yg disebut
"Deklarasi Rimba Raya Lacandon ke-enam". Mengacu pada komunike,
EZLN telah menggambarkan dalam

sejarah dan memutuskan keharusan untuk melakukan perubahan dalam


kelanjutan

perjuangannya. Dengan demikian, EZLN telah memutuskan untuk


menyatukan "para

buruh, petani, pelajar-mahasiswa, guru, dan pekerja... para buruh di kota


dan pedalaman."

Mereka mengusulkan untuk melakukan sebuah non-electoral front untuk


membicarakan

dan menyusun bersama sebuah konstitusi baru untuk mendirikan suatu


kultur politik baru.

Pada 1 Januari 2006, EZLN memulai sebuah tur besar-besaran mengelilingi


seluruh 31

provinsi Meksiko untuk menyambut tahun pemilu presiden yang


demokratis. EZLN telah

menjelaskan bahwa mereka tidak akan ikut serta secara langsung. Mereka
akan berkeliling

ke 31 provinsi tanpa membawa senjata.


Document Outline
- Antara Terang dan Bayang-bayang
Subcomandante Marcos (EZLN)
Patriotisme:Ancaman Bagi Kebebasan
"Antara Terang dan Bayang-bayang," oleh Subcomandante
Marcos (EZLN) 25 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai