Sebagaimana kita ketahui bahwasanya Liberalisme merupakan suatu tradisi, pandangan, dan
ideology yang cukup berpengaruh atau dominan didalam studi HI. Liberalism memusatkan
perhatiannya pada kebebasan individu. Kaum liberal memandang pembentukan negara
sebagai antipasti untuk melindungi kebebasan individu baik dari ancaman individu lain,
maupun dari negaranya sendiri. Dan liberalism juga dicirikan dengan pembatasan kekuasaan,
penegakan hokum, sistem pemerintahan yang transparan dimana hak kaum minoritas dijamin,
pertukaran gagasan yang bebas, serta perekonomian pasar yang mendukung. Liberalism juga
berbicara tentang pemerintahan dalam negara, antar negara, maupun dengan manusia atau
individu.
Didalam pandangan liberal ini, Imanuel Kant yang merupakan seorang filsuf yang berasal
dari jerman menulis dalam esainya tantang Perdamaian Abadi. Tulisan itu berawal dari
premis bahwasanya sistem internasional itu merupakan sesuatu yang berhubungan erat
dengan suatu stare of nature. Kant berpendapat bahwa satu-satunya cara agar situasi ini bias
diatasi adalah denhan menemukan sebuah perdamaian negara. Kant tidak pernah
membayangkan pembentukan sebuah pemerintahan dunia atau bakan menyatukan
kedaulatan, tetapi lebih kepada sebuah federasi, yang terdiri dari negara-negara yang diikat
oleh suatu hukum, dan dimana negara-negara yang menjadi kesatuan dalam negara tersebut
memiliki hubungan yang lebih erat dibandingkan dengan negara lain diluar federasi mereka.
Kant melihat dunia internasional ini seolah kacau karena tidak adanya suatu hukum dan
norma yang legitimate, yang mengatur perilaku aktor-aktor politiknya. Dan Kant berpendapat
bahwasanya perdamaian abadi yang fitujunya itu dapat tercapai apabila terdapat hukum
internasional dan kontrak federal antar negara untuk meninggalkan perang. Menurut liberal
internasionalism masyarakat internasional berdasarkan hukum bisa terjadi secara natural,
sebagaimana Adam Smith menjelaskan mekanisme pasar dengan invisible hand, dimana
ketika suatu negara mengikuti self interest masing-masing maka individu secara tidak sadar
mendorong untuk terwujudnya hal tersebut, begitu pemikiran kaum liberal internasionalism.
Menurut Kant, sebuah perdamaian itu bukanlah hal yang alami, akan tetapi adalah keadaan
yang harus diciptakan di dunia ini, ada tiga pasal definitive yang menciptakan institusi
perdamaian abadi, yaitu:
1.
Konstitusi setiap negara harus berbentuk republic. Menuruk Kant hanya negara yang
berbentuk republic yang dapat menciptakan perdamaian abadi, karena di dalam begara
republic semua keputusan berasal dari rakyat yang diwakili melallui parlemen. Dan karena
negara republic membagai kekuasaan negaranya kedalam tiga bagian yaitu: eksekutif,
lefislatif, dan yudikatif. Lawan dari republic menurut Kant adalah Despotok, yaitu suatu
negara yang diperintah secara otoriter oleh penguasa, dan Kant menyebutkan bahwasanya
depostik itu sama dengan demokrasi.
2.
Hukum bangsa-bangsa harus didirikan siatas suatu federasi negara-negara merdeka.
Menurut Kant suaru bangsa yang merdeka haruslah bersatu atau membentuk suatu federasi
atau perkumpulan yang diikat oleh hukum bangsa-bangsa seperti PBB. Dengan terbentuknya
suatu syarikat atau federasi akan membuat negara-negara yang bersangkutan terjaga dan
patuh terhadap hukum ataupun peraturan yang telah dibuat bersama-sama. Hal tersebut
diciptakan dengan tujuan untuk mencapai rasa aman dan perdamaian diantara bangsa-bangsa
anggotanya.
3.
Hukum cosmopolitan harus terbatas pada persyaratan keramah tamahan universal.
Dimana menurut Kant, seseorang yang datang kenegara lain haruslah menghormati hukum
negara yang ia datangi tersebut dan begitu juga sebaliknya. Dimana negara yang didatangi
haruslah bersikap ramah. Prinsip yang diusung oleh Kant adalah prinsip keramah tamahan
yang menitik beratkan pada hak singgah atau berkunjung kenegara lain. Karena pada
dasarnya bumi, tanah, laut adalah milik semua manusia didunia yang diciptakan oleh tuhan
untuk kita. Maka terjadilah sikap saling menghormati, toleransi, dan saling melindungi, jadi
pada intinya Kant sangatlah membenci kolonialisme.
Pemikiran Kant ini dianggap sebagai suatu pemikiran yang utopis karna Kant sering dianggap
sebagai seorang yang menyatakan bahwasanya warga negara berada dibawah aturan seorang
raja, atau seorang dictator dan mereka lebih cenderung agresif dan pencinta perang, namum
Kant mengakui bahwasanya untuk mencapai sebuah tatanan dunia yang adil, diperlukan
kondisi-kondisi tertentu, termasuk pendirian republic sebagai lawan dari monarki,
kediktatoran dan mungkin juga sebuah komitmen universal yang dekat dengan demokrasi
liberal.
menghormati orang yang datang, karena suatu tindakan yang tidak diinginkan bisa saja
terjadi.
Dari keseluruhan pemikiran Kant tersebut, memang dari suatu sisi terlihat sebagai pemikir
yang utopis dan terkadang juga terlihat idealis, dimana terlihat pada teori-teori yang
diusungnya tersebut. Terlihat utopis dimana mereka menyatakan kepentingan pribadi itu
harus dikesampingkan apabila dua kepentingan itu bertemu (kepentingan pribadi dan
kepentingan umum), juka difikirkan hal itu akan sulit terjadi, kita anggap saja suatu negara
yang bergabng dengan federasi yang telah disebutkan oleh Kant diatas tersebut,
seumpamanya begrabung dengan PBB, maka didalam federasi tersebut negara-negara
bukanlah mengusung kepentingan umum semata, karna dibalik itu ada kepentingan pribadi
atau national interest mereka yang akan mereka dapatkan atau dicapainya.