Anda di halaman 1dari 15

ROLE PLAY VALENTINO PANJAITAN

J.J Rousseau
Pada bukunya Du Contrat Social (Perjanjian Sosial), Rousseau berpendapat bahwa dalam
mendirikan negara dan masyarakat kontrak sosial sangat dibutuhkan. Namun, Rousseau
berpendapat bahwa negara dan masyarakat yang bersumber dari kontrak sosial hanya
mungkin terjadi tanpa paksaan. Negara yang disokong oleh kemauan bersama akan
menjadikan manusia seperti manusia sempurna dan membebaskan manusia dari ikatan
keinginan, nafsu, dan naluri seperti yang mencekamnya dalam keadaan alami. Manusia akan
sadar dan tunduk pada hukum yang bersumber dari kemauan bersama. Kemauan bersama
yang berkwalitas dapat mengalahkan kepentingan diri, seperti yang menjadi pokok
permasalahan
Konsep pertama Rousseau tentang negara adalah hukum (law). Rousseau menyebut setiap
negara yang diperintah oleh hukum dengan Republik, entah bagaimanapun bentuk
administrasinya.
Selanjutnya, badan legislatif (the legislator) yang “maha tahu” membuat dasar aturan/
hukum namun sama sekali tidak memiliki kekuasaan memerintah orang. Menurutnya,
kekuasaan legislatif harus di tangan rakyat sedang eksekutif harus berdasar pada kemauan
bersama. Rakyat seluruhnya, dianggap sejajar dengan penguasa manapun, mengadakan
sidang secara periodik dan ini meminggirkan fungsi eksekutif. Oleh karena itu, keterlibatan
masyarakat yang seperti ini sulit terjadi pada kota yang sangat besar.
Rousseau tidak membenarkan adanya persekutuan, termasuk partai yang menurutnya
hanya berujung pada penyelewengan. Selain itu, menurutnya, negara jangan terlalu besar
dan terlalu kecil dengan masalahnya masing-masing, disarankan sebesar polis.

Aristoteles
Aristosteles mengatakan bahwa : "Negara adalah bentuk tertinggi dari masyarakat dan
bertujuan untuk kebaikan tertinggi. Bagaimana hal itu berbeda dari masyarakat lain akan
muncul jika kita memeriksa bagian-bagian yang terdiri dari rumah tangga. Rumah tangga
didirikan atas relasi antara laki-laki dan perempuan, tuan dan budak; hal itu ada untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Kemudian desa, masyarakat yang lebih luas,
memenuhi kebutuhan yang lebih luas. Negara bertujuan memuaskan semua kebutuhan
manusia. Manusia membentuk negara untuk mengamankan subsisten; tetapi objek utama
dari negara adalah kehidupan yang baik.", begitulah penggalan analisis yang ditulis oleh
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul 'LaPolitica'
Menurutnya, berdasarkan kodratnya manusia harus berhubungan satu sama lain dalam
mempertahankan eksistensinya dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan itu berawal
dalam sebuah keluarga, kemudian berkembang menjadi suatu kelompok yang lebih besar
lagi. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari beberapa keluarga tersebut kemudian
bergabung dan membentuk sebuah desa. Dan kerja sama antar desa inilah yang melahirkan
negara kecil/negara kota. Jadi, pendapat Aristoteles mengenai hakekat negara atau
pemerintahan adalah bahwa negara merupakan suatu kesatuan atau keutuhan yang
mempunyai dasar-dasarnya sendiri.

Di dalam menguraikan bentuk-bentuk negara, Aristoteles membaginya menjadi dua kriteria,


yaitu; 1)berdasarkan jumlah orang yang memegang pemerintahan, dan
2) berdasarkan sifat dan tujuan pemerintahannya.
"Negara adalah bentuk tertinggi dari masyarakat dan bertujuan untuk kebaikan tertinggi.
Bagaimana hal itu berbeda dari masyarakat lain akan muncul jika kita memeriksa bagian-
bagian yang terdiri dari rumah tangga. Rumah tangga didirikan atas relasi antara laki-laki
dan perempuan, tuan dan budak; hal itu ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
manusia. Kemudian desa, masyarakat yang lebih luas, memenuhi kebutuhan yang lebih luas.
Negara bertujuan memuaskan semua kebutuhan manusia. Manusia membentuk negara
untuk mengamankan subsisten; tetapi objek utama dari negara adalah kehidupan yang
baik.", begitulah penggalan analisis yang ditulis oleh Aristoteles dalam bukunya yang
berjudul 'LaPolitica'
kebebasannya di ikat oleh konstitusi yang menjadi acuan dari pelaksanaan sistem
pemerintahan. Namun dalam pelaksanaannya, apabila pemerintahan tersebut bertindak
berdasarkan kepentingan pemegang kekuasaan saja, maka bentuk pemerintahan ini dapat
berubah menjadi Demokrasi.

Jean Bodin
Pengertian negara menurut jean bodin menyatakan bahwa negara adalah suatu
persekutuan dari keluarga yang dipimpin seorang pemimpin yang menggunakan akal sehat
dan memiliki kedaulatan.
Menurut Jean Bodin, kedaulatan mempunyai empat sifat pokok, yaitu:
1.Permanen artinya kedaulatan tetap ada selama negara itu tetap berdiri.
2.Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
3.Bulat artinya kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi karena akan mengaburkan sifat
kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi.
4.Tidak terbatas artinya kedaulatan tidak dapat dibatasi oleh apa pun dan oleh siapa pun.
Jean Bodin melihat hukum sebagai perintah raja. Kekuasaan tertinggi ada pada tangan raja
dan raja sendiri tidak terikat oleh hukum. Hukum adalah penjelmaan dari kehendak negara,
karena negara yang menciptakan hukum dan negara adalah satu-satunya sumber hukum
yang memiliki kedaulatan. Diluar negara tidak ada orang maupun institusi yang dapat
menetapkan hukum.
Bodin membedakan hukum dengan perundang-undangan. Menurut Bodin, hukum adalah
baik dan adil tanpa perintah. Sedangkan perundang-undangan dihasilkan dari penerapan
kedaualatan orang yang memerintah. Secara implisit, Bodin membedakan antara hukum
sebagai perundang-undangan dengan hukum yang bersumber dari moral dan keadilan.
Bodin juga mendifinisikan yurisprudensi (jurisprudens) sebagai seni memberi kepada semua
orang apa yang menjadi miliknya. Ini dilakukan sedemikian rupa agar komunitas manusia
dapat dipertahankan keutuhannya. Yurusprudensi ala Bodin semakna dengan hukum alam.
Hukum merupakan cahaya kebaikan (prudentia) dan nalar Ilahi.
Oleh karena itu, Bodin membagi hukum menjadi dua kategori, yaitu hukum alam dan hukum
manusia. Hukum alam ditanamkan pada manusia sejak awal keberadaannya dan selalu adil
serta seimbang. Sedangkan hukum manusia merupakan aturan yang ditetapkan
berdasarkan asas manfaat.
Ini dibagi lagi menjadi hukum perdata dan hukum yang lazim bagi semua bangsa (ius
gentium) yang dibedakan lagi keduanya antara jus antecedens (hukum materil) dan jus
consequens (hukum formil).

Dalam teorinya tentang realisasi hukum (legis actio), Bodin tidak tampak sebagai penganjur
otoritarianisme. Realisasi hukum menurut Bodin bisa terjadi di dalam mapun di luar
pengadilan. Sumber hukum di luar pengadilan dapat berupa adat kebiasaan dan beberapa
jenis tindakan bantuan hukum. Sedangkan realisasi di dalam pengadilan menunjuk pada
penerapan hukum oleh hakim yang bebas dan obyektif

Socrates
Socrates berpandangan bahwa Negara harus selalu dipatuhi, bahkan jika ia membuat
keputusan yang tidak disetujui oleh individu tersebut. Dia berpendapat bahwa sementara
orang mungkin tidak secara eksplisit menandatangani kontrak untuk mematuhi hukum
Negara tempat mereka tinggal, persetujuan mereka untuk mengikuti hukum diasumsikan.
Socrates percaya bahwa jika Anda memilih untuk hidup di bawah kekuasaan yang berdaulat,
demi manfaat yang diberikannya kepada individu, maka individu tersebut juga harus
sepenuhnya tunduk pada hukum Negara itu, untuk kepentingan masyarakat.

Martin Luther
Martin luther berpemikiran tentang gereja dan negara dimana tidak terlepas dari situasi
GKR pada abad pertengahan eropa barat. artinya bahwa gereja ada di bwah perlindungan
kaisar.kaisar berpearan sebagai keapala gereja dengan demikian gereja-negara disusun
selaku badan hukum yang berpusatkan istana kaisar. uther memandang negara sebagai
sesuatu yang berasal dari allah.konsekuensi nya adalah bawha seluruh duna dan manusia
harus tunduk kepada allah . dengan demikian kesetiaan manusia kepana penguasa menjadi
tanpa syarat,luther melihat kesetiaan warga negra pimpinan nya sebagai hal yang rohani
dalam kerangka hubngan manusia dengan allah
karakteristik nya martin luther adalah dimana ia menghubungkan negara dengan gereja
yang dimana itu duah hal yang berbeda karena itu sangat berbeda.
Gereja dan Negara menurut Martin Luther harus dipisahkan meskipun sebenarnya
bersinggungan. Pemisahan itu, Luther menggunakan ajaran tentang “dua kerajaan” atau
“dua pemerintahan”. Namun dikatakan bersinggungan karena sama-sama melakukan
pekerjaan yang diamanatkan Tuhan demi memanusiakan manusia. Gereja sebagai bagian
dari warga Negara RI dan makhluk social, yang tidak menutup kerjasama dengan
Pemerintah dalam membangun manusia seutuhnya.

Immanuel Kant
adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena menurutnya setiap orang adalah
merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant menyatakan bahwa tujuan negara adalah
melindungi dan menjamin ketertiban hukum agar hak dan kemerdekaan warga negara
terbina dan terpelihara. Untuk itu diperlukan undang-undang yang merupakan penjelmaan
kehendak umum (volonte general), dan karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat
maupun pemerintah. Agar tujuan negara tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas
pemisahan kekuasaan menjadi tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria
(pembuat, pelaksana, dan pengawas hukum).
Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum murni atau negara hukum
dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban hukum dan
pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih dari nightwatcher, penjaga malam).
Negara tidak turut campur dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pendapat
Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi pemujaan terhadap
liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller). Namun teori Kant mulai
ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin melebarkan jurang pemisah antara
golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli berusaha menyempurnakan teorinya dengan
teori negara hukum dalam arti luas atau negara kesejahteraan (Welfare State). Menurut
teori ini, selain bertujuan melindungi hak dan kebebasan warganya, negara juga berupaya
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warga negara.

THOMAS HOBBES
Pemikiran Hobbes mengenai negara terdapat di dalam karya besarnya yang berjudul
"Leviathan".Leviathan adalah nama binatang di dalam mitologi Timur Tengah yang amat
buas.Di dalam filsafat Hobbes, Leviathan merupakan simbol suatu sistem negara.Seperti
Leviathan, negara haruslah berkuasa mutlak dan ditakuti oleh semua rakyatnya, karena
hanya dengan cara inilah manusia-manusia dapat mengalami ketertiban dan kebahagiaan.

Di dalam pandangannya tentang manusia, Hobbes berpendapat bahwa seluruh perilaku


manusia ditentukan oleh kebutuhan mempertahankan diri atau takut akan kehilangan
nyawa.[1] Dengan mengetahui hal tersebut, Hobbes merasa mampu menjawab pertanyaan
bagaimana manusia harus bersikap baik, yaitu kuasailah rasa takut mati mereka.[1] Bila
manusia diancam dan dibuat takut, ia akan dapat mengendalikan emosi dan nafsunya
sehingga kehidupan sosial dapat terjamin.Karena itu, negara haruslah menekan rasa takut
mati dari warga negaranya, supaya setiap orang Hobbes berpendapat bahwa negara
mempunyai kekuasaan absolut dan rakyat memberikan hak sepenuhnya kepada negara.
Rakyat tidak dapat menentukan pajak atau bahkan menolaknya. Disini terlihat bahwa ada
pemaksaan yang dilakukan negara terhadap rakyatnya. Kekuasaan negara Hobbes hanya
berdasarkan pada perasaan takut para warga negaranya, ini sama dengan pajak, jika ada
warga negara yang tidak membayar pajak maka akan dikenakan sanksi dan mau tidak mau
rakyat harus membayar. Namun, pajak juga memberikan sisi baik untuk rakyat. Pajak
merupakan bentuk untuk menyejahterakan rakyat. seperti pembangunan infrastruktur,
pendidikan, dan sumber utama pemerintah untuk membayar pegawai negeri sipil, polisi,
tentara, dan sebagainya. Dengan begitu, akan terjadi tatanan masyarakat yang teratur dan
sejahtera.

JOHN CALVIN

Bagi orang Calvinis, negara adalah sebuah organisasi yang terbentuk secara alami karena
dorongan sosial, sozial-trek, yang ditempatkan Tuhan di dalam diri manusia. Ketika
sekelompok manusia berdiam di sebuah wilayah maka untuk mencapai tujuan bersama
mereka membutuhkan mekanisme dari pemerintahan. Seandainya manusia tidak jatuh
dalam dosa, negara tetap ada dan negara itu adalah negara yang sempurna yaitu kerajaan
Allah. Negara terbaik menurut calvinisme adalah bahwa ia tidak mendukung baik itu
monarki, aristokrasi, demokrasi, atau bentuk pemerintah apa pun. John Calvin juga tidak
menghendaki theokrasi karena theokrasi Musa hanya diperuntukan bagi bangsa Israel dan
bukan bangsa lain. Tuhan sanggup memakai bentuk pemerintah apa pun untuk memerintah
manusia. Di satu daerah mungkin cocok demokrasi, di negara bagian lain mungkin monarki.
Pemerintahan yang baik bukan ditentukan dari bentuknya (monarki, aristokrasi, atau
demokrasi) tetapi pada karakter moral dan spiritual dari rakyatnya karena setiap bentuk
pemerintahan ada sisi positif dan negatifnya Kaum Calvinis mengatakan ada dua tugas
utama dari pemerintah, yaitu untuk melaksanakan atau menegakkan keadilan dan yang
kedua adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum negara dan warganya. Penegakkan
keadilan adalah pelaksanaan dari Roma 13:1-4. Pemerintah juga berkewajiban membangun
kesejahteraan material, kultural, dan kemanusiaan warganya. Pemerintah wajib
memberikan bantuan kepada organisasi organisasi industrial, sosial, atau intelektual
masyarakat di saat-saat kritis atau bencana melalui subsidi atau menerbitkan peraturan.
Fungsi pemerintah dalam dunia yang tidak berdosa adalah untuk mempersatukan kemauan
dan tujuan, tetapi sejak manusia jatuh ke dalam dosa, fungsi pemerintah ditambah dengan
fungsi untuk menghukum. Dua tugas utama pemerintah adalah untuk menegakkan keadilan
dan meningkatkan kesejahteraan umum negara dan rakyatnya. Mengenai relasi antara
pemerintah dan orang Kristen, John Calvin mengatakan bahwa orang Kristen harus setia
kepada pemerintah walaupun pemerintah tidak baik, karena semua penguasa dibangkitkan
oleh Tuhan. Namun hal itu tidak berarti orang Kristen harus selalu patuh. Jika pemerintah
membuat orang Kristen menyimpang dari ketaatan akan Allah, melarang orang Kristen
untuk memuliakan Kristus dan menyembah Tuhan, maka orang Kristen boleh tidak taat
kepada pemerintah. Kudeta terhadap penguasa yang lalim hanya boleh dilakukan oleh para
bawahan penguasa untuk mencegah terjadinya kekosongan kekuasaan
John Locke

Pandangan Locke tentang negara terdapat dalam bukunya yang berjudul “Dua Tulisan
tentang Pemerintahan”. Ia menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahap-tahap
perkembangan masyarakat.Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni
keadaan alamiah (the state of nature), keadaan perang (the state of war), dan negara
(commonwealth). Tahap keadaan alamiah adalah tahap dimana manusia memiliki hubungan
harmonis, memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.Setiap manusia bebas
menentukan dirinya dan menggunakan apa yang dimilikinya tanpa terjadi kekacauan karena
telah patuh terhadap ketentuan hukum kodrat yang diberikan oleh Tuhan.Tahap kedua
adalah Keadaan Perang.Locke menyebutkan bahwa ketika keadaan alamiah telah mengenal
hubungan-hubungan sosial maka situasi harmoni mulai berubah. Penyebab utamanya
adalah terciptanya uang. Tahap yang ketiga adalah tahap Terbentuknya Negara. Untuk
menciptakan jalan keluar dari keadaan perang sambil menjamin milik pribadi
Pandangan Locke tentang negara terdapat dalam bukunya yang berjudul “Dua Tulisan
tentang Pemerintahan”. Ia menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahap-tahap
perkembangan masyarakat.Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni
keadaan alamiah (the state of nature), keadaan perang (the state of war), dan negara
(commonwealth). Tahap keadaan alamiah adalah tahap dimana manusia memiliki hubungan
harmonis, memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.Setiap manusia bebas
menentukan dirinya dan menggunakan apa yang dimilikinya tanpa terjadi kekacauan karena
telah patuh terhadap ketentuan hukum kodrat yang diberikan oleh Tuhan.Tahap kedua
adalah Keadaan Perang.Locke menyebutkan bahwa ketika keadaan alamiah telah mengenal
hubungan-hubungan sosial maka situasi harmoni mulai berubah. Penyebab utamanya
adalah terciptanya uang. Tahap yang ketiga adalah tahap Terbentuknya Negara. Untuk
menciptakan jalan keluar dari keadaan perang sambil menjamin milik pribadi

Plato
Plato menolak bahwa negara hanya berdasarkan adat istiadat saja dan bukan hanya kodrat.
Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya
merupakan makhluk sosial , dengan demikian manusia dalam kodratnya hidup dalam polis
atau negara. Dimana Plato juga telah menyampaikan bahwa manusia tidak dapat
mencukupi dirinya sendiri dan membutuhkan orang-orang lain untuk menolong dirinya dan
negara ada untuk menjamin keadilan manusia. Menurut Plato negara terbentuk atas dasar
kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling membutuhkan antara warganya maka
terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan sebab tidak semua orang bisa mengerjakan
semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya
perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhan pun
bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Ada tiga golongan
dalam negara yang baik , yaitu :
1. Golongan penjaga yang tidak lain adalah para filsuf yang sudah mengetahui yang baik
dan kepemimpinan yang dipercayakan pada mereka.

2. Pembantu atau prajurit

3. Golongan pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh
negara.

Menurut Plato ada 5 bentuk negara yaitu Aristokrasi , Timokrasi , Oligarki , Demokrasi dan
Tirani. Bentuk pemerintah terbaik menurut Plato adalah aristokrasi. Bentuk aristokrasi
memungkinkan kekuasaan berada di tangan orang-orang terbaik dan paling bijak di
negerinya. Orang-orang tersebut dipilih bukan melalui pemungutan suara, tetapi melalui
proses seleksi yang ketat. Mereka yang telah terpilih menjadi anggota kelas wali
(pemimpin), harus memasukkan anggota tambahan ke jajaran mereka berdasarkan
kepandaian ataupun kecerdikannya

Solon
Solon pertama kali membedakan antara peristiwa di luar kendali manusia dan peristiwa
dalam kendali manusia; dan dia berpikir lebih dalam tentang cara para dewa. Demikianlah
dalam sebuah puisi yang ditulis selama perang saudara di Athena, Solon mengaitkan
penghancuran masyarakat bukan dengan para dewa tetapi dengan warga negara.
Ketamakan, kekejaman, dan ketidakadilan mereka yang menyebabkan kekacauan. Pesanan
dapat dipulihkan hanya jika warga negara setuju untuk mematuhi hukum. "Di mana hukum
memerintah, semua urusan manusia masuk akal dan sehat." Pada dasarnya, laki-laki
bertanggung jawab atas hubungan manusia dalam suatu kelompok; dan jika mereka ingin
mencapai ketertiban dalam kelompok, mereka harus mencari keadilan sosial dan mereka
harus menerima pemerintahan hukum.
Solon menyusun ulang sistem kelas Athena, menciptakan empat kelompok berbeda yang
diklasifikasikan berdasarkan produksi pertanian, dan karenanya, kekayaan. Ini adalah:
pentakosoimedimnoi, hippeis, zeugitai, dan thetes. Di bagian atas, pentakosoimedimnoi
adalah mereka yang tanahnya menghasilkan setidaknya 500 gantang (medimnoi) jagung
atau setara dengan barang lainnya. Berikutnya adalah hippeis, atau ksatria, yang
menghasilkan antara 300 dan 500 gantang setiap tahun. Zeugitai menghasilkan antara 200
dan 300 gantang atau pengrajin. Kelas terendah adalah thetes yang menghasilkan kurang
dari 200 gantang atau hanya pekerja di tanah orang lain.
Klasifikasi empat kelas ini juga memberikan hak politik tertentu. Thetes dapat berpartisipasi
dalam majelis Athena dan sistem juri tetapi mereka tidak dapat memegang jabatan politik
yang tinggi. Hak istimewa itu hanya diperuntukkan bagi pentakosoimedimnoi dan hippeis
saja.
Zeugitai dapat memegang posisi kecil di lembaga-lembaga Athena. Solon juga membentuk
dewan beranggotakan 400 orang yang menyiapkan bisnis untuk dipertimbangkan oleh
majelis yang lebih besar. Ini adalah ketentuan lain yang memastikan bahwa kontrol politik
tidak sepenuhnya diambil dari tangan elit Athena.

Bagi orang miskin perubahan-perubahan politik ini mungkin tidak banyak mengubah
kehidupan mereka, tetapi tentu saja hal itu juga berlaku untuk kelas yang lebih kaya dan
mendarat yang sekarang bisa sejajar dengan aristokrasi tradisional Athena. Sebelumnya,
yang terakhir telah mendominasi politik tetapi sekarang posisi didasarkan pada kepemilikan
properti saja dan bukan ikatan keluarga. Perubahan peradilan memang mempengaruhi
semua orang, karena sekarang penuntutan pihak ketiga diizinkan (sebelumnya hanya pihak
yang dirugikan yang dapat dituntut) dan sistem banding diperkenalkan. Sekarang,
setidaknya dalam teori, semua orang sama di depan hukum.

GEORGE WILHELM FRIEDERICH HEGEL


Menurut Hegel Civil Society adalah masyarakat pasca revolusi Prancis. Saat itu Hegel berada
pada sebuah masyarakat yang sedang mengalami perubahan fundamental dalam revolusi
industri yang secara masif menciptakan kelas menengah baru. Civil Society juga merupakan
masyarakat dimana orang-orang didalamnya memiliki hak untuk memilih hidup apa yang
mereka suka dan memenuhi keinginan mereka sesuai kemampuan mereka. Negara tidak
memiliki hak untuk memaksakan jenis kehidupan tertentu kepada anggota masyarakat sipil
seperti yang terjadi dalam masyrakat feodal. Ia juga mengatakan bahwa negara merupakan
roh absolut yang kekuasaannya melampaui hak-hak individu itu sendiri. Menurut Hegel,
negara termasuk suatu proses dalam perkembangan ide mutlak yang ditandai adanya
perkembangan dialektis tesis-antitesisnya, antitesis kemudaian melahirkan sintesis.

Berbeda dengan J.J Rousseau dan John Locke, maupun kalangan marxis yang melihat negara
sebagai alat kekuasaan, Hegel justru berpendapat bahwa negara itu bukan alat melainkan
tujuan itu sendiri. Dalam logika Hegel rakyat harus menjadi abdi negara untuk kebaikan dan
kesehjahtraan masyarakat itu sendiri. Menurut Hegel dalam konsep negara integralistik,
negara adalah kesatuan masyarakat yang tersusun secara integral. Masyarakat merupakan
kesatuan organis yang tidak terpisah dan bergerak bersama kedalam satu tujuan tunggal
yang hakiki. Dalam proses penemuan tujuan hakiki ini, pemimpin berperan sebagai kepala
yang akan menuntun pergerakan dari unsur-unsur organis lainnya, sehingga tercipta
keselarasan antara pimpinan dan rakyat.

Cicero
Dalam pandangan Cicero, negara adalah suatu kenyataan yang harus ada dalam kehidupan
manusia. Negara disusun oleh manusia berdasarkan atas kemampuan rasionya, khususnya
rasio murni manusia yang disesuaikan dengan hukum alam kodrat.
Dalam mengkonstruksi negara idealnya, cicero dalam bukunya yang berjudul De Republica
menawarkan sebuah bentuk negara yang menganut konstitusi campuran, yaitu sebuah
konstitusi yang mengawinkan kebaikan dari berbagai sistem politik yaitu; sistem monarki,
aristokrasi, dan demokrasi.
Konstitusi campuran adalah isi dari buku Cicero yaitu de Republica Cicero lebih menyukai
konstitusi campuran seperti Roma dimana memadukan tiga tipe sederhana menjadi satu
bentuk pemerintahan yang moderat dan berimbang karena terdapat kekuasaan bagi
magistrat, kewenangan bagi para tokoh, dan kebebasan bagi rakyat serta Hak, kewajiban,
dan fungsi diseimbangkan secara adil.
Dalam bukunya kedua, yaitu De Legibus, Cicero memperluas mengenai apa yang disebut
hukum alam dan mendefenisikan hukum adalah nalar tertinggi yang ditanamkan ke alam
yang memerintahhkan apa yang mesti dilakukan dan melarang hak yang sebaliknya. Hukum
adalah kekuatan alamiah yang merupakan pikiran dan nalar manusia yang cerdas, standar
yang digunakan untuk mengukur keadilan dan ketidakadilan. Namun, karena seluruh
pembahasan harus sejalan dengan nalar yang popular, dan itulah yang dinamakan hukum
dalam bentuk tertulis memberi nama hukum apa yang dalam bentuknya yang tertulis
berupa perintah / larangan. Cicero percaya bahwa Agama bisa membujuk para warga
negara untuk menghormati kebijakan nya

DESIDERIUS ERAMUS
Jalan Terjal Desiderius Erasmus Mereformasi Gereja di Eropa
Desiderius Erasmus adalah cendekiawan yang menggagas reformasi gereja sebelum Martin
Luther. Perjalanan intelektualnya amat berliku. Dengan bantuan murid-muridnya di Paris,
pada 1499, Erasmus berhasil mendapatkan uang pensiun untuk membiayai perjalanannya
ke Inggris. Maka dimulailah kehidupan baru Erasmus sebagai sarjana independen.

Di Inggris, Erasmus menemukan minat baru atas bantuan tokoh-tokoh humanisme terkenal
seperti John Colet dan Thomas More. Di sana pulalah Erasmus mulai tertarik kepada studi
keagamaan sekaligus menjadi penganut humanisme yang setia. Di sela waktu, dia giat
memperdalam kemampuan bahasa Yunani kuno yang kemudian dipergunakannya untuk
menerjemahkan naskah kitab Perjanjian Baru.

Berkat kemampuannya berbahasa Latin dan Yunani, Erasmus bisa membandingkan banyak
terjemahan Alkitab berbahasa Latin dengan naskah-naskah Perjanjian Baru yang berasal dari
Yunani. Atas bantuan John Colet, Erasmus kemudian mendedikasikan diri menjadi editor
pertama naskah Perjanjian Baru dan beberapa kesusastraan klasik lainnya selama periode
Renaisans.

Selain Inggris, Erasmus juga pernah bertandang ke Jerman, Belgia, Italia, dan Swiss. Dalam
kurun kurang lebih 10 tahun, aktivitas akademisnya terbagi-bagi di tiga negara yaitu
Belanda, Perancis, dan Inggris.
Keinginan Erasmus untuk mengubah sistem gereja Katolik dilandasi rasa prihatinnya melihat
praktik penjualan surat pengampunan dosa. Menurutnya, gereja hanya memanfaatkan
kemiskinan wawasan yang terstruktur di kalangan umat. Erasmus berpendapat gereja tidak
seharusnya memonopoli isi Alkitab dan segala bentuk kesusastraan klasik. Ia kemudian
mengusulkan agar gereja Katolik melakukan perubahan mendasar dengan mulai
menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa rakyat.
“Saya dengan keras menentang mereka yang melarang orang biasa membaca Kitab Suci
atau yang melarang menerjemahkannya ke dalam bahasa sehari-hari," tulis Erasmus dalam
bagian pengantar Perjanjian Baru.

Usulan Erasmus malah menuai kecurigaan kalangan Gereja Katolik. Mereka dengan giat
mulai menghujaninya dengan berbagai macam hinaan dan memberikan label sebagai
seorang pengecut dan pelaku bidah. Di sebagian wilayah Eropa, buku-bukunya dibakar dan
sempat masuk ke dalam daftar bacaan terlarang.

Erasmus tidak berpangku tangan, ia justru semakin sengit melawan. Melalui tulisan tahun
1494/1495 yang bertajuk Antibarbari, Erasmus mengemukakan kekuatan edukasi untuk
memperbaiki sifat manusia dan karakteristik mereka yang disebutnya masih memiliki sifat
barbar.

David L. Larsen dalam The Company of the Preachers (1998: 150) menyebut tulisan Erasmus
itu punya peran besar membentuk pemikiran Martin Luther.

Kaisar Yustinianus I /Justinian I


Sebagai penguasa, Justinianus menunjukkan energi yang besar. Dia dikenal sebagai "kaisar
yang tidak pernah tidur" karena kebiasaan kerjanya. Meskipun demikian, ia tampaknya
ramah dan mudah didekati. Sekitar 525, ia menikahi majikannya, Theodora, di
Konstantinopel. Dia berprofesi sebagai pelacur dan sekitar dua puluh tahun lebih muda
darinya. Pada masa-masa sebelumnya, Justinianus tidak mungkin menikahinya karena
kelasnya, tetapi pamannya, Kaisar Justin I, telah mengesahkan undang-undang yang
memungkinkan perkawinan antar kelas sosial. Theodora akan menjadi sangat berpengaruh
dalam politik Kekaisaran, dan kaisar selanjutnya akan mengikuti preseden Justinian dalam
menikah di luar kelas aristokrat. Perkawinan itu menyebabkan skandal, tetapi Theodora
akan terbukti menjadi hakim yang lihai karakter dan pendukung terbesar Justinianus. Orang-
orang berbakat lainnya termasuk Tribonian, penasihat hukumnya; Peter the Patrician,
diplomat dan kepala birokrasi istana lama; Menteri keuangan Justinianus John the
Cappadocian dan Peter Barsymes, yang berhasil mengumpulkan pajak lebih efisien daripada
sebelumnya, dengan demikian mendanai perang Justinianus; dan akhirnya, jendral-
jendralnya yang luar biasa berbakat, Belisarius dan Narses. Pemerintahan Justinianus tidak
populer secara universal; Pada awal pemerintahannya, ia hampir kehilangan singgasananya
selama kerusuhan Nika, dan sebuah konspirasi terhadap kehidupan kaisar oleh para
pengusaha yang tidak puas ditemukan hingga 562. Justinianus terserang wabah di awal
tahun 540-an tetapi pulih. Theodora meninggal pada 548 pada usia yang relatif muda,
kemungkinan karena kanker; Justinian hidup lebih lama darinya selama hampir dua puluh
tahun. Justinianus, yang selalu memiliki minat dalam masalah-masalah teologis dan secara
aktif berpartisipasi dalam perdebatan tentang doktrin Kristen, menjadi lebih berbakti pada
agama selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Ketika dia meninggal pada tanggal 14
November 565, dia tidak meninggalkan anak-anak, meskipun Theodora telah melahirkan
seorang putra yang lahir mati beberapa tahun di masa pemerintahannya. Dia digantikan
oleh Justin II, yang merupakan putra dari saudara perempuannya Vigilantia dan menikahi
Sophia, keponakan perempuan Theodora. Tubuh Justinianus dimakamkan di sebuah makam
yang dibangun secara khusus di Gereja para Rasul Suci sampai dinodai dan dirampok selama
penjarahan kota pada 1204 oleh Negara-negara Latin Perang Salib Keempat.

Thomas Aquinas
dia juga dikenal dalam yang terakhir sebagai Doktor Angelicus dan Doktor Communis. Nama
Aquinas mengidentifikasi asal-usul leluhurnya di wilayah Aquino di Lazio, Italia saat ini. Dia
adalah pendukung klasik teologi alam dan bapa Thomisme; di mana ia berpendapat bahwa
alasan ditemukan dalam Tuhan. Pengaruhnya terhadap pemikiran Barat sangat besar, dan
banyak dari filsafat modern mengembangkan atau menentang ide-idenya, khususnya di
bidang etika, hukum kodrat, metafisika, dan teori politik.

Tidak seperti banyak arus di Gereja pada masa itu, Thomas merangkul beberapa gagasan
yang diajukan oleh Aristoteles — yang ia sebut “Filsuf” —dan berupaya untuk mensintesis
filsafat Aristoteles dengan prinsip-prinsip kekristenan.

Karya-karyanya yang paling terkenal adalah Pertanyaan yang Dipertanyakan tentang


Kebenaran (1256–1259), Summa contra Gentiles (1259-1212), dan Summa Theologica a.k.a.
Sum. Theologiae (1265–1274) yang belum selesai tetapi sangat berpengaruh. Komentarnya
tentang Kitab Suci dan tentang Aristoteles juga merupakan bagian penting dari tubuh
kerjanya. Selanjutnya, Thomas dibedakan karena nyanyian ekaristinya, yang merupakan
bagian dari liturgi Gereja. Gereja Katolik menghormati Thomas Aquinas sebagai orang suci
dan menganggapnya sebagai guru teladan bagi mereka yang belajar untuk imamat, dan
tentu saja ungkapan tertinggi dari nalar alamiah dan teologi spekulatif. Di zaman modern, di
bawah arahan kepausan, studi karya-karyanya telah lama digunakan sebagai inti dari
program studi yang diperlukan bagi mereka yang mencari tahbisan sebagai imam atau
diakon, serta bagi mereka yang berada dalam formasi keagamaan dan bagi siswa lain dari
disiplin kudus. (filsafat, teologi Katolik, sejarah gereja, liturgi, dan hukum kanon).

Thomas Aquinas dianggap sebagai salah satu teolog dan filsuf terhebat Gereja Katolik. Paus
Benediktus XV menyatakan: "Ordo (Dominikan) ini ... memperoleh kilau baru ketika Gereja
menyatakan pengajaran Thomas sebagai miliknya dan bahwa Dokter, dihormati dengan
pujian khusus para Paus, penguasa dan pelindung sekolah-sekolah Katolik. Filsuf Inggris
Anthony Kenny menganggap Thomas sebagai" salah satu dari selusin filsuf terhebat di dunia
barat

Saint Augustinus
Agustinus luar biasa untuk apa yang dia lakukan dan luar biasa untuk apa yang dia tulis. Jika
tidak ada karya tulisnya yang bertahan, ia masih akan menjadi sosok yang harus
diperhitungkan, tetapi perawakannya akan lebih mirip dengan beberapa rekan sezamannya.
Namun, lebih dari lima juta kata dari tulisannya bertahan, hampir semuanya menunjukkan
kekuatan dan ketajaman pikirannya (dan beberapa batasan jangkauan dan pembelajaran)
dan beberapa memiliki kekuatan langka untuk menarik dan menarik perhatian pembaca di
zamannya dan milik kita. Gaya teologisnya yang khas membentuk kekristenan Latin dengan
cara yang hanya dikalahkan oleh Alkitab sendiri. Karyanya terus memegang relevansi
kontemporer, sebagian karena keanggotaannya dalam kelompok agama yang dominan di
Barat pada masanya dan tetap seperti sekarang ini.

Secara intelektual, Agustinus mewakili adaptasi paling berpengaruh dari tradisi Platonik
kuno dengan gagasan-gagasan Kristen yang pernah terjadi di dunia Kristen Latin. Agustinus
menerima masa lalu Platonis dalam cara yang jauh lebih terbatas dan terdilusi daripada
banyak orang sezamannya yang berbahasa Yunani, tetapi tulisan-tulisannya begitu banyak
dibaca dan ditiru di seluruh Susunan Kristen Latin sehingga sintesis khususnya tradisi
Kristen, Romawi, dan Platonis mendefinisikan istilah-istilah tersebut. untuk tradisi dan
perdebatan selanjutnya. Baik Katolik Roma modern dan Kristen Protestan berutang banyak
kepada Agustinus, meskipun dalam beberapa hal setiap komunitas kadang-kadang malu
untuk mengakui kesetiaan itu di hadapan unsur-unsur yang tidak dapat didamaikan dalam
pemikirannya. Sebagai contoh, Augustine disebut-sebut sebagai juara kebebasan manusia
dan pembela predestinasi ilahi yang pandai, dan pandangannya tentang seksualitas adalah
niat manusiawi tetapi sering diterima sebagai efek yang menindas.

Niccolo Machiavelli
PEMIKIRAN NICCOLO MACHIAVELLI TENTANG NEGARADAN KAITANNYA DENGAN
REALITAS POLITIK-PEMERINTAHANKONTEMPORER 
Deskripsi pemikiran MACHIAVELLI tentang Negara
Ajaran Niccolo Machiavelli tentang negara dan hukum ditulis dalam bukunya yangsangat
terkenal yang diberi nama II Principle artinya Sang Raja atau Buku Pelajaranuntuk Raja.
Dalam buku tersebut juga menerangkan Pendirian Machiavelli terhadapazas-azas moral dan
kesulilaan dalam susunan ketatanegaraan. Ia menunjukkandengan terang dan tegas
pemisahan antara azas-azas kesusilaan dengan azas-azaskenegaraan yang berarti bahwa
orang dalam lapangan ilmu kenegaraan tidak perlumenghiraukan atau memperhatian azas-
azas kesusilaan. Niccolo Maciavelli sangat terpengaruh oleh keadaan di tanah airnya, Italia,
karenakeadaan di Italia pada waktu itu sedang mengalami kekacauan dan perpecahan,
makaia menginginkan terbentuknya Zentral Gewalt (sistem pemerintah sentral).Maksudnya
ialah agar dengan demikian keadaan dapat menjadi tentram kembali. Namaun pemikiran
Machiavelli ini sangat berbeda dengan pemikiran Rousseau yangmengatakan bahwa negara
dan masyarakat yang bersumber dari kontrak sosial hanyamungkin terjadi tanpa paksaan.
Negara yang disokong oleh kemauan bersama akanmenjadikan manusia seperti manusia
sempurna dan membebaskan manusia dariikatan keinginan, nafsu, dan naluri seperti yang
mencekamnya dalam keadaan alami.Manusia akan sadar dan tunduk pada hukum yang
bersumber dari kemauan bersama.

Thomas More

Pada 1520, reformator Martin Luther menerbitkan tiga karya yang menjabarkan doktrin
keselamatannya, yang, menurut Luther, dapat dicapai hanya melalui anugerah; seri ini
menolak praktik-praktik Katolik tertentu dan menyerang yang lain. Pada 1521, Raja Henry
VIII menanggapi Luther dengan bantuan More, dalam Pertahanan Tujuh Sakramen. Pada
saat ini, More telah menjadi bendahara menteri keuangan Inggris, tetapi ia juga menjabat
sebagai "punggawa intelektual Henry," sekretaris dan orang kepercayaan, dan, pada 1523,
ia terpilih sebagai pembicara di House of Commons. Pada Odds Dengan Henry &
Pemenggalan Berikutnya Nasib More akan mulai berubah ketika, pada musim panas 1527,
Raja Henry mencoba menggunakan Alkitab untuk membuktikan kepada More bahwa
pernikahan Henry dengan Catherine of Aragon, yang gagal menghasilkan pewaris laki-laki,
tidak berlaku. More berusaha untuk berbagi pandangan raja, tetapi itu sia-sia, dan More
tidak bisa menandatangani rencana Henry untuk perceraian. Pada 1532, Lebih banyak
mengundurkan diri dari House of Commons, mengutip kesehatan yang buruk. Alasan
sebenarnya, bagaimanapun, mungkin adalah ketidaksetujuannya terhadap pengabaian
Henry baru-baru ini tentang hukum gereja dan perceraiannya dengan Catherine. Lebih
banyak yang tidak menghadiri penobatan Anne Boleyn berikutnya pada bulan Juni 1533, dan
raja tidak memandang hal ini dengan sangat baik, dan pembalasannya akan segera terjadi.
Pada Februari 1534, More dituduh terlibat dengan Elizabeth Barton, yang menentang
perpisahan Henry dengan Roma. Dan pada bulan April, jeritan terakhir datang ketika More
menolak untuk bersumpah untuk Tindakan Suksesi Henry dan Sumpah Supremasi. Ini pada
dasarnya berarti More menolak untuk menerima raja sebagai kepala Gereja Inggris, yang
diyakini More akan meremehkan kekuasaan paus. Lebih banyak dikirim ke Menara London
pada 17 April 1534, dan dinyatakan bersalah atas pengkhianatan. Thomas More dipenggal
pada 6 Juli 1535. Dia meninggalkan kata-kata terakhir: "Raja pelayan yang baik, tetapi yang
pertama Tuhan." Lebih banyak dibeatifikasi pada tahun 1886 dan dikanonisasi oleh Gereja
Katolik sebagai orang suci pada tahun 1935. Dia juga telah dianggap sebagai "martir
Reformasi" oleh Gereja Inggris.

ZWINGLI
Pada tahun 1519, Zwingli menjadi pendeta Grossmünster di Zürich di mana ia mulai
mengkhotbahkan gagasan tentang reformasi Gereja Katolik. Dalam kontroversi publik
pertamanya pada tahun 1522, ia menyerang kebiasaan puasa selama Prapaskah. Dalam
terbitan-terbitannya, ia mencatat korupsi dalam hierarki gerejawi, mempromosikan
pernikahan ulama, dan menyerang penggunaan gambar-gambar di tempat-tempat ibadah.
Pada 1525, ia memperkenalkan liturgi komuni baru untuk menggantikan Misa. Ia juga
berselisih dengan kaum Anabaptis, yang mengakibatkan penganiayaan mereka. Sejarawan
telah memperdebatkan apakah dia mengubah Zürich menjadi seorang teokrasi.

Reformasi menyebar ke bagian lain dari Konfederasi Swiss, tetapi beberapa kanton
menolak, lebih memilih untuk tetap Katolik. Zwingli membentuk aliansi kanton-kanton
Reform yang membagi Konfederasi dengan garis agama. Pada 1529, perang dihindari pada
saat terakhir antara kedua belah pihak. Sementara itu, ide-ide Zwingli menarik perhatian
Martin Luther dan para reformis lainnya. Mereka bertemu di Marburg Colloquy dan
menyepakati banyak hal tentang doktrin, tetapi mereka tidak dapat mencapai kesepakatan
tentang doktrin Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi.

Pada 1531, aliansi Zwingli menerapkan blokade makanan yang tidak berhasil di kanton-
kanton Katolik. Kanton-kanton menanggapi dengan serangan pada saat Zürich tidak siap,
dan Zwingli meninggal di medan perang. Warisannya hidup dalam pengakuan, liturgi, dan
perintah gereja dari gereja-gereja Reformasi saat ini.

Montesquieu
Ia adalah sumber utama teori pemisahan kekuasaan, yang diterapkan di banyak konstitusi di
seluruh dunia. Ia juga dikenal karena melakukan lebih dari penulis lain untuk mengamankan
tempat kata "despotisme" dalam leksikon politik. The Spirit of Law yang diterbitkan secara
anonim pada tahun 1748, yang diterima dengan baik di Britania Raya dan koloni Amerika,
memengaruhi Bapak Pendiri dalam menyusun Konstitusi Amerika Serikat.
Montesquieu juga sangat dihormati di koloni-koloni Inggris di Amerika Utara sebagai juara
kebebasan (meskipun bukan kemerdekaan Amerika). Menurut seorang ilmuwan politik, ia
adalah otoritas yang paling sering dikutip pada pemerintahan dan politik di Amerika kolonial
Inggris pra-revolusioner, lebih banyak dikutip oleh para pendiri Amerika daripada sumber
apa pun kecuali untuk Alkitab. Setelah Revolusi Amerika, karya Montesquieu tetap
berpengaruh kuat pada banyak pendiri Amerika, terutama James Madison dari Virginia,
"Bapak Konstitusi". Filosofi Montesquieu bahwa "pemerintah harus dibentuk sehingga tidak
ada orang yang perlu takut pada orang lain" mengingatkan Madison dan yang lainnya
bahwa fondasi yang bebas dan stabil untuk pemerintahan nasional baru mereka
memerlukan pemisahan kekuasaan yang jelas dan seimbang.

Anda mungkin juga menyukai