Anda di halaman 1dari 2

Thought Paper Kewarganegaraan Kosmopolitan

Hanna M. Stephanie Sihite (1206254845)

Kita sebagai manusia, hidup di dunia dengan berbagai macam perbedaan. Sehingga
perlunya sebuah kesadaran untuk menerima perbedaan masingmasing dan dengan ini
diharapkan dapat menghindari adanya konflik. Keberagaman inilah yang pada akhirnya
memunculkan sebuah pemikiran kewarganegaraan kosmopolitan, bahwa kita hidup tidak
hanya menjadi bagian dari masyarakat di negara tempat kita tinggal, namun juga menjadi
bagian dari masyarakat dunia. Kewarganegaraan kosmopolitan menekankan akan kebutuhan
rasa saling memiliki tidak hanya sebatas nasional saja, namun juga tanggung jawab pribadi
terhadap lingkungan dunia. Konseps ini juga berkaitan dengan pengembangan suatu sistem
hak asasi manusia yang universal.
Kewarganegaraan

kosmopolitan

juga

berkaitan

dengan

demokrasi.

Dimana

permasalahan demokrasi juga menjadi permasalahan yang muncul di dalam tatanan politik
internasional. Tentu tersedia solusi dalam permasalahan ini, yaitu organisasi-organisasi
internasional akan muncul sebagai penanggulangan bagi permasalahan ini. Dengan adanya
nilai-nilai demokrasi di dalam organisai internasional ini, diharapkan akan bisa menjalar ke
dalam tatanan masyarakat internasional. Namun menurut saya, gerakan masyarakat dunia ini
akan membuat para masyarakat dunia kehilangan rasa nasionalisme mereka terhadap
negaranya. Selain itu, menurut saya juga bahwa gerakan sosial global organisasi-organisasi
internasional akan menjadi sarana bagi pihak-pihak yang menyelipkan kepentingannya
sendiri. Dimana, organisasi-organisasi global ini bisa saja mengurangi kekuatan negara dan
selalu ada pihak yang diuntungkan dengan melemahnya kekuatan negara tersebut. Hal ini
disebabkan karena setiap individu tidak lagi mempunyai rasa memiliki terhadap negara
mereka sendiri. Tentu saja ini akan menjadikan kekuatan negara tersebut akan melemah,
karena tidak ada lagi dukunga penuh dari warga negaranya. Sehingga, negara lain yang
menyadari hal tersebut akan dengan mudahnya megambil keuntungan dari persoalan ini. Jadi
menurut saya permasalahan ini perlu disoroti apabila kewarganegaraan kosmopolitan hendak
diterapkan, karena dapat menyebabkan melemahnya kekuatan negara.
Di satu sisi, menurut saya kewarganegaraan kosmopolitan merupakan gagasan yang
baik sejauh itu menyangkut hak dan kewajiban moral warga masyarakat dunia terhadap
pelestarian lingkungan dan program-program bantuan kemanusiaan. Menyangkut hal-hal

tersebut memungkinkan setiap warga negara beraktivitas melintasi batas-batas negara bangsa,
tanpa perlu kuatir terhadap masalah identitas sebagai warganegara suatu negara bangsa.
Namun di sisi lain, perlu kita lihat juga bahwa kewarganegaraan kosmopolitan merupakan
gagasan yang sulit diwujudkan jika menyangkut hubungan antar warga dunia dimana ada
dominasi satu terhadap yang lainnya. Karena menurut saya kewarganegaraan kosmopolitan
menjadi semakin sulit diterapkan jika ada hegemoni suatu negara terhadap negara lainnya.
Jadi, melalui kewarganegaraan kosmopolitan akan membawa kita kepada cara
kehidupan yang baru dengan tingkat kehidupan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dari sini
muncul pertanyaan apakah kewarganegaraan kosmopolitan merupakan sebuah kondisi yang
mampu diikuti hanya oleh orangorang tertentu, diantaranya akademisi, politisi, dan pebisnis
dimana mereka mempunyai kapabilitas untuk hidup secara cosmopolitan? Kemudian,
bagaimana penjelasan mendetail mengenai teknis dan prosedur dari kewarganegaraan
cosmopolitan apabila diterapkan kedalam suatu pemerintahan global yang berasaskan
kemanusiaan dan moralitas?

Anda mungkin juga menyukai