Anda di halaman 1dari 23

PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN

PUSKESMAS KABUPATEN SRAGEN


TAHUN 2014 - 2018

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah posisi keuangan pada saat atau tanggal tertentu
dan perubahan posisi keuangan, kinerja atau hasil layanan, dan arus kas pada
periode yang berakhir pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dalam pedoman
ini dinamakan neraca menunjukkan keadaan aktiva, kewajiban dan aktiva
bersih pada saat tertentu (tanggal disusun neraca. Perubahan posisi keuangan
secara eksplisit merupakan perubahan aktiva bersih untuk periode yang
berakhir tanggal tertentu. Kinerja atau hasil layanan merupakan hasil usaha
atau kegiatan yang dilakukan selama periode tertentu. Demikian pula arus kas
merupakan sumber dan penggunaan kas yang dilakukan selama periode
tertentu.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum pelaporan keuangan BLUD adalah:

1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah


Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 16 dan 17 tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar
dan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
551;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4389);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

C. Tujuan pelaporan dan laporan keuangan

Pelaporan keuangan mempunyai tujuan agar informasi yang disajikan


berguna:
1. bagi investor dan kreditur yang ada atau yang potensial dan pemakai lainnya
dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan
lainnya;
2. membantu investor dan kreditur yang ada atau yang potensial dan pemakai
lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan uang di
masa mendatang dari imbalan atas investasi dan dari penerimaan uang dari
penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau
pinjaman-pinjaman;
3. menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dari suatu BLUD,
dalam hal ini Puskesmas KABUPATEN SRAGEN, dan pengaruh transaksi-
transaksi, kejadian-kejadian dan hal-hal yang mengubah sumber-sumber dan
klaim atas sumber-sumber tersebut.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, perubahan aktiva bersih yang berasal dari pendapatan; keuntungan;
beban; dan kerugian, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
D. Elemen Laporan Keuangan
Laporan keuangan mempunyai 7 (tujuh) elemen: aktiva, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, beban, keuntungan (gain), dan kerugian (loss).
1. Aktiva dimaksud mempunyai tiga karakteristik: [a] mempunyai kemungkinan
manfaat di masa mendatang yang berbentuk kemampuan (baik sendiri atau
kombinasi dengan aktiva lain) untuk menyumbangkan baik langsung maupun
secara tidak langsung pada arus kas masuk di masa mendatang, [b] suatu
entitas tertentu dapat memperoleh dan menguasai manfaat tersebut, [c]
transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang menyebabkan timbulnya hak
entitas untuk memperoleh dan menguasai manfaat tersebut telah terjadi.
Umumnya aktiva juga mempunyai sifat-sifat lain yang dapat membantu
mengidentifikasi aktiva, misalnya diperoleh dengan nilai sebesar kos (cost),
berwujud, dapat ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum.
2. Kewajiban (liabilities) adalah pengurbanan manfaat ekonomi masa yang akan
datang yang ditimbulkan dari kewajiban masa sekarang pada suatu entitas
untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
 Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak.
 Kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan
pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau
lembaga internasional.
 Kewajiban juga bias terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja
pada Puskesmas atau dengan pemberi jasa lainnya.
3. Ekuitas atau aktiva bersih adalah hak residual dalam aktiva suatu Puskesmas
setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban.
4. Pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva atau penyelesaian
kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari aktivitas-aktivitas penyerahan atau
produksi barang, penyewaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan
bagian dari usaha layanan suatu Puskesmas. Aktivitas-aktivitas ini pada
umumnya merupakan layanan Puskesmas yang biasa dilakukan.
 Berbagai jenis kenaikan aktiva karena penghasilan, misalnya: kas,
piutang serta barang dan jasa yang diterima sebagai penukar dari
barang dan jasa yang dipasok.
 Pendapatan dapat juga berasal dan penyelesaian kewajiban, misalnya:
Puskesmas dapat memberikan barang dan jasa kepada kreditor untuk
melunasi pinjaman.
 Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas Puskesmas yang biasa
dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti pendapatan jasa
layanan (penjualan), penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti,
dan sewa.
5. Beban merupakan arus keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya
kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari aktivitas-aktivitas penyerahan atau
produksi barang, penyewaan jasa, atau penyelesaian aktivitas lainnya yang
merupakan bagian dari usaha layanan suatu Puskesmas. Aktivitas-aktivitas ini
pada umumnya merupakan layanan Puskesmas yang biasa dilakukan.
 Berbagai jenis arus keluar atau penggunaan aktiva yang menjadi beban
misalnya: kas yang dibayarkan untuk pembayaran gaji, transpot, bahan
baker, penggunaan perlengkapan alat tulis, aktiva tetap yang
digunakan (melalui “beban penyusutan)
 Beban dapat juga terjadinya kewajiban, misalnya: beban listrik;
telpon; gaji atau upah; bunga pinjaman bulan tertentu yang belum
dibayar (akan dibayar bulan berikutnya)
 Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas Puskesmas yang biasa
meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.
Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya
aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap.
6. Keuntungan (gain) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari
transaksi diluar aktivitas yang biasa atau insindental suatu entitas dan dari
semua transaksi atau kejadian lain dan hal-hal lain yang mempengaruhi
entitas.
7. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi
diluar aktivitas yang biasa atau insindental suatu entitas dan dari semua
transaksi atau kejadian lain dan hal-hal lain, yang mempengaruhi entitas.
Kerugian dapat timbul, misalnya dari bencana kebakaran, banjir, seperti
juga yang timbul dari pelepasan aktiva tidak lancar,
E. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan Puskesmas terdiri atas:
1. Neraca, memberikan informasi mengenai posisi aktiva atau harta, kewajiban
atau utang, dan ekuitas atau aktiva bersih pada tanggal tertentu. Informasi ini
dapat membantu para pengguna untuk menilai: (a). kemampuan Puskesmas
dalam memberikan jasa (pelayanan) secara berkelanjutan; (b). likuiditas
dan fleksibilitas keuangan; dan (c) kemampuan manajer atau direktur
memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.
2. Laporan Aktivitas atau Operasional, memberikan informasi mengenai jumlah
perubahan aktiva bersih, pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak
terikat, beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat, keuntungan dan
kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai
penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat. Informasi dalam laporan
ini dapat membantu para pengguna untuk (a) mengevaluasi kinerja
Puskesmas dalam suatu periode; (b) menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan suatu organisasi dalam memberikan jasa; dan (c) menilai
pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen rumah sakit, (d)
menilai seberapa besar aktivitas Puskesmas akan meningkatkan atau
menurunkan aktiva bersih.
3. Laporan Arus Kas, memberikan informasi historis mengenai perubahan
kas dan setara kas dari suatu Puskesmas yang diklasifikasi berdasarkan
aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama
suatu periode akuntansi. Informasi dalam laporan ini dapat membantu para
pengguna untuk menilai a) kemampuan Puskesmas dalam memperoleh
sumber (penerimaan) kas dan setara kas; b) kebutuhan Puskesmas untuk
menggunakan arus kas tersebut; dan (c) seberapa besar kemampuan
menghasilkan kas dari aktivitas operasi (utama) dibandingkan dari aktivitas
di luar operasi.
4. Catatan atas Laporan Keuangan, memberikan informasi bagi pengguna
laporan keuangan mengenai hal-hal penting atau penjelasan-penjelasan yang
ada kaitannya dengan laporan keuangan, antara lain misalnya: gambaran
umum, kebijakan akuntansi, penjelasan atas pos-pos neraca dan laporan
aktivitas atau hasil pelayanan.

Untuk mendukung pengajuan Puskesmas KABUPATEN SRAGEN sebagai


BLUD, disusun laporan proyeksi keuangan Puskesmas KABUPATEN SRAGEN
selama lima tahun mulai dari tahun 2014 hingga 2018, yang terdiri atas:
a. Proyeksi Neraca
b. Proyeksi Laporan Operasional
Mengingat Puskesmas KABUPATEN SRAGEN baru dibentuk , maka data-data
dalam laporan keuangan tersebut di atas masih merupakan proyeksi. Dengan
demikian, harus dilakukan evaluasi dalam waktu dekat setelah pelaksanaan
operasional Puskesmas tersebut untuk menyediakan informasi yang lebih akurat.
F. Proyeksi Neraca
PUSKESMAS KABUPATEN SRAGEN
PROYEKSI NERACA
per 31 Desember Tahun 2014 hingga 2018

31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember


No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
A. ASET          
1. Aset Lancar          
146.300. 502. 788. 947.
    Kas di Bendahara 800 481.304.000 912.000 851.000 121.000

    Investasi Jangka Pendek - - - - -

    Piutang 0 0 0 0 0
1.
    Persediaan 800.000.000 2.100.000.000 2.400.000.000 2.700.000.000 2.700.000.000

    Piutang lainnya - - - - -
1.9 2.58 2.90 3.48 3.64
  Jumlah Aset Lancar 46.300.800 1.304.000 2.912.000 8.851.000 7.121.000
2. Aset Tetap          

    Tanah 0 0 0 0 0

    Gedung dan Bangunan 0 0 0 0 0


916. 1.26 1.63
    Peralatan dan mesin 242.000.000 650.000.000 000.000 4.000.000 1.000.000

    Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0 0 0


AsetTetap lainnya 0 0 0 0 0

Konstruksi dalam pengerjaan 0 0 0 0 0

    Akumulasi Penyusutan - - - - -
  Nilai Aset Tetap 242.000.000 650.000.000 916.000.000 1.264.000.000 1.631.000.000
3. ASET LAINNYA 0 0 0 0 0
3.231. 3.818 5.278
  JUMLAH ASET 2.188.300.800 304.000 .912.000 4.752.851.000 .121.000
B. KEWAJIBAN          
1. Kewajiban Jangka Pendek          

    Hutang Usaha 0 0 0 0 0

    Hutang Pajak 0 0 0 0 0
    Biaya yang Masih Harus Dibayar 0 0 0 0 0

    Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo - - - - -

    Pendapatan Diterima di Muka - - - - -

  Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0 0 0 0 0

2. Kewajiban Jangka Panjang - - - - -


  JUMLAH KEWAJIBAN 0 0 0 0 0

C. EKUITAS DANA          
2.10 2. 2. 2.70
    Ekuitas Dana Lancar 1.800.000.000 0.000.000 400.000.000 700.000.000 0.000.000
    Ekuitas Dana Investasi 242.000.000 650.000.000 916.000.000 1.264.000.000 1.631.000.000
48 50 78
    Surplus (Defisit) Tahun Lalu 0 146.300.800 1.304.000 2.912.000 8.851.000
146 481. 50 78 94
    Surplus (Defisit) Tahun Berjalan .300.800 304.000 2.912.000 8.851.000 7.121.000
2.188 3.377. 4.30 5.255 6.066
  JUMLAH EKUITAS .300.800 604.800 0.216.000 .763.000 .972.000
2.188 3.377. 4.30 5.255 6.066
  JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS .300.800 604.800 0.216.000 .763.000 .972.000

G. Proyeksi Laporan Operasional


PUSKESMAS KABUPATEN SRAGEN
PROYEKSI LAPORAN OPERASIONAL
Tahun 2014 hingga 2018
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian Program dan Kegiatan


No. Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
A. PENDAPATAN          
1. Pendapatan Operasional          
    Puskesmas Bendan 199.915.000 159.932.000 119.949.000 79.966.000 39.983.000
   
   
   
   

   
   
   
   
   
Kapitasi JKN 6.283.920.000 11.259.576.000 13.511.491.000 15.763.406.000 18.015.322.000
  Jumlah Pendapatan Operasional
2. Hibah    
    Hibah Tidak Terikat - - - - -
    Hibah Terikat - - - - -
  Jumlah Hibah - - - - -
3. Pendapatan Hasil Kerja Sama dengan Pihak Lain          
  Jumlah Pendapatan Hasil Kerja Sama 0 0 0 0 0
4. Pendapatan dari APBD          

    Pendapatan Operasional 4.150.000.000 4.315.000.000 3.825.000.000 3.957.500.00 4.103.250.000

  Jumlah Pendapatan dari APBD 4.150.000.000 4.315.000.000 3.825.000.000 3.957.500.00 4.103.250.000


5. Pendapatan dari APBN          
    Pendapatan operasional 972.000.000 972.000.000 972.000.000 972.000.000 972.000.000
  Jumlah Pendapatan dari APBN - - - - -

  JUMLAH PENDAPATAN 12.397.000.000 17.339.440.000 19.903.139.000 21.089.338.000 23.288.788.000


B. BIAYA OPERASIONAL          
1. Biaya Pelayanan          
    Biaya rekrutmen Pegawai 1.484.050.000 2.388.500.000 2.907.850.000 3.280.300.000 3,518.300.000
    Biaya farmasi 2.573.071.000 3.430.761.000 3.430.761.000 3.773.837.000 4.288.452.000

    Biaya Jasa Pelayanan 1.673.250.000 4.218.354.000 4.937.149.000 5.655.944.000 6.374.738.000


    Biaya Pemeliharaan 180.201.000 180.201.000 193.421.000 216.241.000 219.861.000
    972.000.000 972.000.000 972.000.000 972.000.000 972.000.000
    - - - - -
  Jumlah Biaya Pelayanan 6.882.572.000 11.189.816.000 12.441.181.000 13.898.322.000 15.373.351.000
2. Biaya Administrasi dan Umum          

    Biaya Pegawai 397.800.000 545.600.000 545.600.000 545.600.000 645.600.000


    Biaya Administrasi Kantor 721.509.200 721.509.000 793.660.000 865.811.000 960.993.000
    Biaya Pemeliharaan 699.077.000 768.985.000 838.892.000 978.708.000 1.118.523.000
    Biaya Barang dan Jasa 3.549.741.000 3.632.226.000 4.780.894.000 4.012.046.000 4.243.200.000
    Biaya Penyusutan 0 0 0 0 0
  Jumlah Biaya Administrasi dan Umum 5.368.127.200 5.668.320.000 6.959.046.000 6.402.165.000 6.968.316.000
  JUMLAH BIAYA OPERASIONAL 16.858.136.000 20.300.487.000
12.250.699.200 19.400.227.000 22.341.667.000
SURPLUS (DEFISIT) SETELAH BIAYA
C. OPERASIONAL 146.300.800 481.304.000 502.912.000 788.851.000 947.121.000
  Pendapatan Non Operasional - - - - -
  Biaya Non Operasional - - - - -

D. SURPLUS (DEFISIT) TAHUN BERJALAN 146.300.800 481.304.000 502.912.000 788.851.000 947.121.000


E. Persentase Surplus Tahun Berjalan 1,2% 2,8% 2,5% 3,74% 4,1%
1. Kebijakan Akuntansi
1.1 Entitas Pelaporan Keuangan
Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Puskesmas KABUPATEN
SRAGEN, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 05 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
KABUPATEN SRAGEN yang ditetapkan tanggal 11 September 2008.
1.2 Basis Akuntansi yang Menda sari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk
pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran; dan basis
akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.
Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.
1.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a. Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas.
Pendapatan Puskesmas KABUPATEN SRAGEN diakui pada saat diterbitkan
SP2D Nihil penggunaan langsung pendapatan dengan belanja. Akuntansi
pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran.
b. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran atau pemegang kas, pengakuan
belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan
oleh Sekretaris Puskesmas.
c. Surplus/Defisit
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos Surplus/Defisit.
d. Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas.
Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening
Kas.Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto.
e. A s e t
Aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang,
Aset Tetap, Dana
Cadangan, dan Aset Lainnya.
f. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah.
g. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajban Jangka
Pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SiLPA; Pendapatan yang Ditangguhkan;
Cadangan Piutang; Cadangan Persediaan; dan Dana Yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang
tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi
dengan kewajiban jangka panjang.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang
dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
1.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada
Mengenai Akuntansi BLUD
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Proyeksi Laporan
Keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada Permendagri No. 61 tahun 2007
Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
dan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan
pokok-pokok kebijakan sebagai berikut :
a. Kas
Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan.
b. Piutang
Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal atas saldo pinjaman yang belum
dilunasi sampai dengan akhir tahun anggaran.Piutang diakui pada saat
timbulnya hak atas piutang tersebut.
c. Persediaan
1. Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
2. Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan
hasil inventarisasi fisik persediaan.
3. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara :
 Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian;
 Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
 Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya seperti donasi.

d.Aset Tetap
1. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolehan Aset Tetap bersumber dari
sebagian atau seluruh dana APBD, baik melalui pembangunan, hibah atau
donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan.
2. Aset Tetap terdiri atas kelompok:
 Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi dan Jaringan
 Aset Tetap lainnya, dan
 Konstruksi Dalam Pengerjaan
3. Konstruksi dalam Pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang
diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset
tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan akan
dilanjutkan dalam tahun berikutnya.
4. Aset Tetap Puskesmas KABUPATEN SRAGEN belum dilakukan
penyusutan.
5. Belum dicatatnya penyusutan disebabkan belum adanya peraturan
daerah yang dapat dijadikan rujukan mengenai besaran, pengelompokan,
dan metode penyusutan yang digunakan.
6. Aset Tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat,
berlebih, usang, hilang dan sebagainya; berdasarkan ketentuan hukum
yang berlaku.
7. Aset Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan,
yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah
dan diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga
penggantinya pada saat diperoleh.

e. Aset Lainnya
1. Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset
Lancar, Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang.
2. Aset Lainnya diantaranya terdiri atas :
 Tagihan Penjualan Angsuran
 Tuntutan Ganti Rugi
 Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT)
 Aset Tak Berwujud
 Aset Lainnya.
3. Aset Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga
perolehan. Dalam hal Tagihan Penjualan Angsuran dari hasil penjualan aset
pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak.
f. Kewajiban Jangka Pendek
1. Kewajiban jangka pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali
atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
2. Kewajiban jangka pendek diantaranya terdiri atas :
 Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo
 Utang Jangka Pendek
3. Kewajiban lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta
asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal transaksi.
g. Kewajiban Jangka Panjang
1. Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali
atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban Jangka
Panjang dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kota
Lainnya, maupun lembaga keuangan bank dan bukan bank.
2. Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan
dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke
rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi.

h. Ekuitas Dana
1. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan
selisih antara aset dengan utang pemerintah daerah.
2. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai Aset Lancar
dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Pendek.
3. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai Investasi
Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dengan jumlah total nilai
Kewajiban Jangka Panjang.
i. Pendapatan
Pendapatan BLUD dapat bersumber dari: jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dengan pihak lain, APBD, APBN, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Seluruh pendapatan BLUD kecuali yang bersumber dari hibah terikat dapat
dikelola langsung oleh BLUD untuk membiayai RBA.
j. Biaya
Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya
operasional merupakan seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam
menjalankan tugas dan fungsi, sedangkan biaya non operasional mrupakan
seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi. Biaya operasional terdiri atas biaya pelayanan dan biaya umum dan
administrasi.
Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi biaya pegawai, biaya bahan,
biaya jasa pelayanan, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, dan biaya
pelayanan lain-lain.
Biaya umum dan administrasi merupakan seluruh biaya operasional yang
tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi biaya
pegawai, biaya administrasi kantor, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa,
biaya promosi, dan biaya administrasi dan umum lain-lain.
Biaya non operasional terdiri dari biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya
kerugian penjualan aset tetap, biaya kerugian penurunan nilai, dan biaya non
operasional lain-lain. Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume pelayanan.

2. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan


Pendapatan
Pendapatan yang dimasukkan dalam Proyeksi Laporan Operasional adalah
proyeksi pendapatan selama tahun 2009 hingga 2013 yang terdiri atas:
o Pendapatan Operasional, dari:
 Pasien Umum
Berasal dari rawat jalan (poli umum dan poli spesialis) dan
rawat inap.
 Pasien Khusus (Askes dan Jamkesmas)
Jumlah pasien yang berasal dari pasien Askes dibatasi sebesar
7,6 % dari jumlah total pasien dan Jamkesmas sebesar 36,7 %.
 Pendapatan Operasional Lain
Berasal dari proyeksi pendapatan diklat yang direncanakan
dimulai tahun 2010, usaha wisma keluarga pasien yang
diperkirakan dimulai tahun 2012, perawatan jenazah, layanan
ambulance, serta sanitasi dan laundry.
o Pendapatan Kerja Sama dengan Pihak Lain
o Pendapatan dari APBD
Biaya
Biaya yang dimasukkan dalam Proyeksi Laporan Operasional adalah
proyeksi biaya operasional dan nonoperasional tahun 2009 hingga 2013.
Kas dan Setara Kas
Jumlah yang tercantum dalam Proyeksi Neraca merupakan perkiraan
jumlah kas pada pemegang kas untuk periode yang berakhir 31 Desember
2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013. Kas dan setara kas RSUD Bendan
disimpan dalam rekening bank.
Piutang
Terdiri atas:
(dalam jutaan Rupiah) 2009 2010 2011 2012 2013
Piutang Askes 73,4 281,7 483,4 673,4 936,3
Piutang Jamkesmas 354,4 1.360,3 2.344,6 3.251,9 4.251,5
Jumlah 427,8 1.642 2.818 3.925,3 5.457,8
Persediaan Bahan dan Obat
Persediaan ini merupakan barang berujud yang akan habis pakai
atau terjual namun saat tanggal neraca disusun masih belum habis terpakai
atau terjual. Jumlah tersebut merupakan perkiraan jumlah yang ada pada
tanggal neraca.
Persediaan merupakan aktiva lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai dalam mendukung
kegiatan operasional rumah sakit dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat diterima atau hak
kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah.
Persediaan disajikan sebesar :
 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian ;
 Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri ;
 Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan.
Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang
terakhir diperoleh.
Aset Tetap
Jumlah tersebut merupakan perkiraan nilai buku aset tetap yang
ada pada tanggal neraca. Aktiva (Aset) Tetap adalah aktiva (aset)
berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa :"Suatu benda
berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva
dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan" (PSAK 13 par 13). Sedangkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 2005)
memperbolehkan penggunaan nilai wajar, dan disebutkan dalam Lampiran
XI PP 24 tahun 2005 :"Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu
entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada
saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah
tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas
menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak
ada" (PSAP 07 par 28).
Sesuai Lampiran I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005, paragraf 16 dan 17 disebutkan
masing-masing : Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, SAP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
wajib menerapkan SAP. Selain itu, diharapkan adanya upaya
pengharmonisan berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dengan SAP.
Hutang Usaha
Jumlah tersebut merupakan perkiraan saldo hutang usaha yang ada pada
tanggal neraca.
Biaya yang Masih Harus Dibayar
Jumlah tersebut merupakan perkiraan saldo biaya yang masih harus
dibayar pada tanggal neraca
Hutang Pajak
Jumlah tersebut merupakan perkiraan saldo Kewajiban Pajak yang
pada tanggal neraca belum terbayar. Sebagai institusi pemerintah,
Bendaharawan RSUD Bendan melakukan pembayaran atas gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sehubungan dengan
pekerjaan, jasa atau kegiatan. Oleh karenanya, sesuai Keputusan Menteri
Keuangan (KMK) nomor 486/KMK.03/2003 maka Bendaharawan RSUD
Bendan bertindak sebagai "Pemotong" PPh pasal 21 (pajak penghasilan
yang diterima pegawai, karyawan, penerima honorarium sehubungan
dengan pekerjaan).
Disamping PPh. Pasal 21, atas pembayaran untuk pembelian
/penyerahan barang yang dibebankan ke APBN/APBD, Bendaharawan
harus memungut PPh pasal 22, dengan tarif yang telah ditentukan,
dihitung dari harga beli yang dipungut pada saat pembayaran.
Lebih lanjut, RSUD Bendan juga berkewajiban menyetorkan
pungutan PPN atas penyerahan barang dan jasa yang dilakukan oleh
penyedia barang dan jasa.
Ekuitas Dana
Jumlah tersebut merupakan perkiraan selisih antara total aktiva
dikurangi total kewajiban pada tanggal neraca. Aktiva Bersih ini dalam
Peraturan pemerintah juga disebut dengan Ekuitas Dana.
Sesuai Lampiran II tentang Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 24
tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005, paragraf ke 60 © disebutkan bahwa :
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset (aktiva) dan kewajiban pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai