Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

Volume XXII, Nomer 3, Desember 2018

ISSN : 1978-6972

IKON

Jurnal Program Ilmi Komunikasi

NASSARUDIN SIREGAR,Msi 1, SARI ENDAH NURSYAMSI, MM 2


PEMAKNAAN PEREMPUAN GEMUK TERHADAP 177
TUBUH IDEAL
(Studi Resepsi Tubuh Ideal Pada Iklan Penurun Berat
Badan Yang Menggunakan Daya Tarik Testimoni)
Tria Rosita 1,Woro Harkandi Kencana 2
PERSEPSI TUNARUNGU TERHADAP INTERPRETER PADA TAYANGAN BERITA 198
TV (Studi pada Organisasi Gerakan untuk Kesejahterahan Tunarungu Indonesia
(GERKATIN) Jakarta)
S MUJAB 1, N KOMALADEWI 2
STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS BATIK BEKASI DALAM 207
MEMPERKENALKAN BATIK BEKASI KE MASYARAKAT
SRI DESTI PURWATININGSIH
PENGARUH MENGAKSES MEDIA ONLINE.COM TERHADAP
216
PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Survey Pada Warga RW 02
Kelurahan Petukangan Selatan)
IVONNE RUTH VITAMAYA OISHI
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER DAN
231
ORANG TUA PASIEN (Studi Deskriptif Tentang
Pemberian Obat Antibiotik kepada Balita)
ILONA VICENOVIE OISINA
PENGARUH ANTARA MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN (Survey Pada Karyawan PT Inti Tama Karsa,Jakarta) 245

DAESY EKAYANTHI 1, FIT YANUAR 2


DEVELOPMENT OF COMMUNICATION MODEL FOR SEX WORKERS IN 259
HIV/AIDS PREVENTION IN EAST JAKARTA
IKON
Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Persada Indonesia Y.A.I.

Penanggung Jawab:

Prof. Dr. Ibnu Hamad

Mitra Bestari:

Dr. Eko Susanto, M.Si. (UNTAR)


Prof. Dr. Budiyatna, M.A. (UI)
Dr. Endah Murwanti, M.Si. (UPN)
Dr. Hadiono, M.Si. (Univ. Budi Luhur)

Dewan Redaksi:

Dr. Syarifuddin S. Gassing.,MSI


Dr.Ir. Sumardi Dahlan.,M.S
Dr. Sri Desti Purwati Ningsih.,MSI
Dr. Ilona V.Oisina S.,M.SI

Kesekretariatan :

Nana Trisnawati, SE.,MM


Miftahul Ilmi Muhammad.,A.Md

Seting/Lay Out:

Dicky Mulyadi

Alamat Redaksi:

Kampus Universitas Persada Indonesia Y.A.I

Fakultas Ilmu Komunikasi

Jl. Diponegoro No. 74, Jakarta Pusat

Telp. (021) 3904858 Ekst. 1206, 1221, 1700

Fax. (021) 3150748

e-mail: fikom_upiyai@yahoo.co.id

Jurnal IKON, diterbitkan tiga kali dalam setahun.

Naskah untuk dimuat harus diketik sesuai dengan petunjuk penulisan yang ada pada jurnal ini dan dapat dikirim
dalam bentuk elektronik melalui e-mail: fikom_upiyai@yahoo.co.id
PERSEPSI TUNARUNGU TERHADAP INTERPRETER PADA TAYANGAN
BERITA TV
(Studi pada Organisasi Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia
(GERKATIN) Jakarta))

TRIA ROSITA
WORO HARKANDI KENCANA
Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komunikasi UPI YAI, Jakarta
Woro.harkandi@gmail.com

ABSTRAK
Televisi membawa dampak yang besar bagi manusia. Televisi menyampaikan berbagai
informasi yang sangat cepat sampai ke khalayak pemirsa. Salah satu program yang
keberadaannya dianggap penting bagi khalayak adalah tayangan berita tv. Untuk menampung
penonton dari kalangan difabel, hadirlah seorang interpreter untuk membantu menerjemahkan
isi berita tv bagi tunarungu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori perbedaan
individual (Individual Differences Theory) karena perbedaan–perbedaan diantara individu –
individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan effect
tertentu. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus dengan objek
penelitiannya organisasi Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN)
Jakarta.
Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa persepsi tunarungu menyatakan bahwa
interpreter pada tayangan berita tv dinilai masih banyak kekurangan, mencakup perbedaan
bahasa isyarat yang digunakan interpreter, gerakan interpreter yang terlalu cepat dan tidak
lengkap, kurang ekspresif, serta terjemahan tidak sinkron dengan gambar liputan. Lalu, dari
desain layout interpreter, para tunarungu menyatakan kotak interpreter terlalu kecil, dan
membuat gerakan interpreter sulit dipahami karena kurang jelas.Jadi, menurut para tunarungu,
keberadaan interpreter dinilai belum efektif dan belum memuaskan. Berdasarkan persepsi
kelima informan yang beragam, dari segi latar belakang, asumsi, dan pengalaman yang
bervariasi dari setiap individu, maka penelitian ini berkaitan dengan teori perbedaan individual,
yang dalam komunikasi massa menyatakan bahwa setiap individu akan memberikan tanggapan
yang berbeda (beragam) terhadap media massa berdasarkan kebutuhan psikologis mereka.
Kata Kunci : Persepsi Tunarungu, Interpreter Berita TV

JURNAL IKON DESEMBER 2018 198


199

PENDAHULUAN Kebutuhan akan informasi setiap orang


Latar Belakang tidak terkecuali tunarungu, membuat stasiun
televisi mencari alternatif agar programnya
Kemunculan televisi mendorong adanya dapat dinikmati pula oleh para difabel.
produksi kreatif dalam dunia pertelevisian Kabar baik datang dari tayangan berita tv,
mengenai program hiburan, berita maupun yang akhirnya menyiapkan interpreteratau
pendidikan.Setiap stasiun TV bersaing yang sering disebut penerjemah bahasa
membuat tayangan yang menarik penonton isyarat, untuk membantu masyarakat difabel
dan mendapatkan rating tinggi.Salah satu khususnya tunarungu agar mengerti apa
program penting yang dapat menarik yang disampaikan oleh news anchor dalam
khalayak dari berbagai kalangan adalah liputan berita televisi.
program berita.Tidak jarang, tayangan berita Dibalik kembali munculnya interpreter
dijadikan ikon beberapa stasiun televisi. tayangan berita tv, hal ini tidak lepas dari
perjuangan para penyandang difabel
Berbicara mengenai berita tv, program khususnya tunarungu yang berusaha
ini menjadi salah satu tayangan penting bagi memperjuangkan haknya dalam menikmati
khalayak karena menyajikan informasi setiap tayangan yang berisi informasi bagi
mengenai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh masyarakat. Beberapa komunitas
seluruh pelosok daerah, yang ada kaitannya penyandang difabel seperti tunarungu, akhir
bagi khalayak luas. Sesuai dengan apa yang – akhir ini rutin menggelar aksi
dikemukakan oleh pakar komunikasi JB menyuarakan haknya kepada pemerintah,
Wahyudi mengenai berita, yaitu laporan salah satunya dalam dunia penyiaran
tentang peristiwa atau pendapat yang televisi.
memiliki nilai penting, menarik bagi Salah satu organisasi tunarungu di
sebagian khalayak, masih baru dan Indonesia yang aktif dalam menggelar
dipublikasikan secara luas melalui media aksinya menyuarakan kesetaraan hak
massa periodik. (Harahap, 2007: 2) tunarungu adalah GERKATIN (Gerakan
Sebagai salah satu tayangan yang dinilai untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia).
penting bagi khalayak, berita televisi banyak Dideklarasikan melalui Kongres Nasional I,
ditonton semua kalangan umur dan pada tanggal 23 Februari 1981 di Jakarta,
golongan.Adalah hak setiap orang untuk sebagai salah satu organisasi tunarungu,
menikmati tontonan atau tayangan menarik, GERKATIN aktif dalam segala bentuk
menghibur dan tentunya mendidik yang kegiatan yang tersebar di beberapa wilayah
disiarkan stasiun televisi. Hal ini terbukti di Indonesia. Maka penulis tertarik untuk
dengan beragamnya penonton dari suku, ras, meneliti persepsi tunarungu dari komunitas
agama dan golongan yang menikmati GERKATIN Jakarta sebagai informan
tayangan berita tv. Contoh golongan dalam penelitian ini.
minoritas disini adalah dari golongan
masyarakat difabel seperti tunarungu.

JURNAL IKON DESEMBER 2018


200

Tujuan Penelitian lingkungan yang secara tajam berbeda,


Adapun penelitian yang dilakukan menghadapi titik – titik pandangan yang
penulis adalah untuk mengetahui persepsi berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan
tunarungu dari organisasi GERKATIN yang dipelajarinya itu mereka menghendaki
Jakarta mengenai interpreter tayangan berita seperangkat sikap, nilai, kepercayaan yang
tv. merupakan tatanan psikologisnya masing –
masing pribadi yang membedakannya dari
KERANGKA TEORI yang lain. (Effendy, 2003: 275).
Teori Perbedaan Individual
Pada penelitian ini, penulis KERANGKA KONSEP
menggunakan Teori Perbedaan Individu Komunikasi
yang diketengahkan oleh Malvin D. Defleur Dalam berinteraksi, manusia melakukan
ini lengkapnya adalah “Individual komunikasi untuk dapat menyampaikan
Differences Theory of Mass Communication pesan dengan tujuan tertentu ingin dicapai
Effect”. Teori ini menelaah perbedaan – kepada orang lain. Komunikasi sendiri
perbedaan diantara individu – individu adalah proses sosial, maksudnya adalah
sebagai sasaran media massa ketika mereka komunikasi selalu melibatkan manusia
diterpa sehingga menimbulkan effect dalam berinteraksi. Ketika komunikasi
tertentu. dipandang secara sosial, komunikasi selalu
Menurut teori perbedaan individu – melibatkan dua orang atau lebih yang
individu sebagai anggota khalayak sasaran berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi
media massa secara selektif, menaruh dan kemampuan (Rohim, 2009: 12).
perhatian kepada pesan – pesan terutama
jika berkaitan dengan kepentingannya, Komunikasi Massa
konsisten dengan sikap – sikapnya, sesuai Komunikasi massa menurut Bittner
dengan kepercayaannya yang didukung oleh (Ardianto, 2009: 3) yakni, pesan yang
nilai – nilainya. Tanggapannya terhadap dikomunikasikan melalui media massa pada
pesan – pesan tersebut diubah oleh tatanan sejumlah besar orang. Kemudian definisi
psikologisnya. Jadi, efek media massa pada yang lebih merinci dikemukakan oleh
khalayak massa itu tidak seragam, Gerbner yakni komunikasi massa adalah
melainkan beragam disebabkan secara produksi dan distribusi yang berlandaskan
individual berbeda satu sama lain dalam teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
struktur jiwanya. kontinyu serta paling luas dimiliki orang
Anggapan dasar teori ini ialah bahwa dalam masyarakat industri. Dari definisi
manusia amat bervariasi dalam organisasi tersebut tergambar bahwa komunikasi massa
psikologisnya secara pribadi.Variasi ini itu menghasilkan suatu produk berupa pesan
sebagian dimulai dari dukungan perbedaan – pesan komunikasi. Produk tersebut
secara biologis, tetapi ini dikarenakan disebarkan, didistribusikan kepada khalayak
pengetahuan secara individual yang luas secara terus menerus dalam jarak dan
berbeda.Manusia yang dibesarkan dalam waktu yang tetap.

JURNAL IKON DESEMBER 2018


201

Televisi pada tingkat bawah sadar), harapan –


Televisi adalah media pandang sekaligus harapan, budaya, motivasi (kebutuhan),
media dengar (audio – visual).Ia berbeda suasana hati (mood), serta sikap.
dengan media cetak yang lebih merupakan
media pandang. Orang memandang gambar Tunarungu
yang ditayangkan ditelevisi, sekaligus Tunarungu adalah sesorang individu
mendengar atau mencerna narasi dari yang memiliki aspek – aspek psikologis,
gambar tersebut (Badjuri, 2010: 39). sosial, dan kultural yang berbeda- berbeda
secara individual sama halnysa seperti
Berita / News individu yang bukan tunarungu (Solichah,
Banyak pakar komunikasi dan ahli 2014: 8). Pengertian tunarungu adalah
mencoba merumuskan definisi berita, seseorang yang mengalami kekurangan atau
menurut Errol Jonathans (Sumadiria, 2014: kehilangan kemampuan mendengar dengan
64) Charnley dan James M. Neal baik sebagian atau seluruhnya diakibatkan
menuturkan, berita adalah laporan tentang tidak berfungsinya sebagian atau seluruh
suatu peristiwa, opini, kecenderungan, indera pendengaran. (Tim Pengembang Ilmu
situasi, kondisi, interpretasi yang penting, Pendidikan FIP – UPI, 2007: 50)
menarik, masih baru dan harus secepatnya
disampaikan kepada khalayak. Interpreter
Interpreter diambil dari kata
Persepsi interpretasi.Menurut Kamus Besar Bahasa
Menurut Lahlry, persepsi didefinisikan Indonesia (2008: 543) interpreter adalah
sebagai proses yang kita gunakan untuk orang yang menginterpretasikan. Interpretasi
menginterpretasikan data – data sensoris sendiri, adalah proses komunikasi melalui
(Severin dan Tankard, 2011: 83). Data lisan atau gerakan antardua atau lebih
sensoris sampai kepada kita melalui lima pembicaraan yang tidak dapat menggunakan
indra kita. Hasil penelitian telah simbol yang sama, baik secara simultan
mengidentifikasikan dua jenis pengaruh (dikenal sebagai interpretasi simultan)
dalam persepsi, yaitu pengaruh strutural dan maupun berurutan (interpretasi berurutan)
pengaruh fungsional. (Sambas, 2016 : 159).
Interpreter juga bisa diartikan sebagai
juru bahasa, atau penerjemah bahasa, baik
yang konsekutif (tanpa jeda) maupun
simultan (berbeda).Objek yang
Bagan Proses Persepsi diterjemahkan interpreter adalah nonteks.
Dengan kata lain, ia mengalihkan bahasa
Persepsi dipengaruhi oleh sejumlah secara langsung bunyi yang didengarkan.
faktor psikologis, termasuk asumsi–asumsi Namun, dalam beberapa kesempatan
yang didasarkan pada pengalaman– interpreter juga membaca teks
pengalaman masa lalu (yang sering terjadi menyesuaikan kegiatannya.

JURNAL IKON DESEMBER 2018


202

(Hidayatullah, 2017: 171). Metode Penelitian


Berdasarkan penelitian yang penulis
Pendekatan Penelitian lakukan, penelitian ini menggunakan metode
Dalam penelitian ini, penulis studi kasus. Menurut Patton (Pawito, 2007:
menggunakan pendekatan kualitatif.Artinya 141) studi kasus merupakan upaya
adalah alasan penggunaan penelitian mengumpulkan dan kemudian
kualitatif karena penelitian ini bertujuan mengorganisasi serta menganalisis data
memahami suatu situasi sosial, peristiwa tentang kasus – kasus tertentu berkenaan
peran, interaksi dan kelompok. Menurut dengan permasalahan – permasalahan yang
John W. Creswell (Patilima, 2007: 58) menjadi perhatian penulis untuk kemudian
metode pendekatan kualitatif merupakan data tersebut dibanding – bandingkan atau
sebuah proses investigasi. Secara bertahap dihubung – hubungkan dengan satu dengan
penulis berusaha memahami fenomena lainnya (dalam hal lebih dari satu kasus)
sosial dengan membedakan, dengan tetap berpegang pada prinsip holistik
membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan konstektual. Disini mungkin yang dapat
dan mengelompokkan objek studi.Penulis diangkat menjadi kasus mungkin adalah
memasuki dunia informan dan melakukan individu, keluarga, kelompok, organisasi,
interaksi terus menerus dengan informan, institusi, nilai atau corak budaya, atau
dan mencari sudut pandang informan. bahkan wilayah.
Studi kasus penelitian ini yaitu pada
Jenis Penelitian organisasi GERKATIN (Gerakan untuk
Dengan metode deskriptif ini, penulis Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Jakarta
berupaya menggambarkan gejala – gejala yang menonton tayangan berita televisi
atau realitas – realitas agar dapat dengan menggunakan jasa interpreter bagi
memberikan pemahaman (understanding, penyandang tunarungu..
verstehen) mengenai gejala atau realitas.
Pemberian pemahaman gejala atau realitas Teknik Pengumpulan Data
hanya dapat dilakukan oleh penulis dengan Dalam penelitian ini, menggunakan 2
melakukan pembatasan pada kasus dan atau cara, yaitu:
konteks dari gejala atau realitas sehingga hal 1. Data Primer
– hal seperti konsep apa yang digunakan dan Data primer sendiri, terdiri dari
apa maknanya serta variabel apa saja yang wawancara mendalam dengan 5 (lima)
ada dan bagaimana pula hubungan antara orang anggota Organisasi GERKATIN,
variabel satu dengan variabel lain baru dapat serta observasi non partisipan.
didefinisikan setelah penulis melakukan 2. Data Sekunder
pengamatan, memperoleh data, dan Adapun teknik pengumpulan data
kemudian menganalisanya. (Pawito, 2007: sekunder yang penulis gunakan adalah
36) studi kepustakaan dan internet.

JURNAL IKON DESEMBER 2018


203

Teknik Keabsahan Data karena tidak semua berita tv menggunakan


Penulis menggunakan teknik keabsahan jasa interpreter. Keempat informan yang lain
data dengan teknik triangulasi sumber. rata – rata menyaksikan berita tv yang telah
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan interpreter sebagai
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu penerjemah, karena lebih paham.
yang lain. Kemudian, dalam pengetahuan dasar
Triangulasi dalam pengujian mengenai tugas interpreter, informan 1 dan 3
krediabilitas ini diartikan sebagai mengetahui dengan persis tugas interpreter
pengecekan data dari berbagai sumber berita tv secara langsung sebab pengalaman
dengan berbagai cara, dan berbagi waktu. keduanya melihat proses secara langsung.
(Sugiyono, 2010 : 125) Selain informan 1 dan 3, rata – rata
Teknik triangulasi sumber sendiri adalah menjelaskan tugas interpreter hanya secara
untuk menguji kredibilitas data dilakukan umum yang pernah mereka dengar.Hal ini
dengan cara mengecek data yang telah menunjukkan pengalaman masing – masing
diperoleh melalui beberapa sumber. informan yang berbeda sesuai prinsip
(Sugiyono, 2010: 127) Triangulasi sumber persepsi berdasarkan pengalaman.yaitu pola
berarti membandingkan dan mengecek balik perilaku manusia didasarkan pada persepsi
derajat kepercayaan suatu informasi yang mereka mengenai realitas sosial yang telah
diperoleh melalui waktu dan alat yang dipelajari (Riswandi, 2013: 50)
berbeda dalam penelitian kualitatif Lalu,dari segi bahasa isyarat yang
(Moleong, 2011: 330) digunakan ada perbedaan antara interpreter
pada berita tv dengan tunarungu di lapangan.
PEMBAHASAN Para tunarungu termasuk anggota
Program berita tv dianggap penting dan GERKATIN biasa menggunakan BISINDO
sangat dibutuhkan semua orang, tidak (Bahasa Isyarat Indonesia). Sementara,
terkecuali dengan tunarungu. Isi dari berita interpreter berita tv banyak menggunakan
tv itu sendiri dinilai lengkap karena SIBI (Sistem Bahasa Isyarat). Perbedaan
mencakup informasi, dan peristiwa – lingkungan ternyata memunculkan beberapa
peristiwa di berbagai daerah, yang dapat perbedaan diantara interpreter dan para
menambah wawasan penontonnya. Hal ini tunarungu.
pula yang menjadi salah satu motivasi para Dilihat dari pemahaman isi berita, para
tunarungu untuk menyaksikan tayangan teman tunarungu mengaku tidak begitu
berita tv, karena para tunarungu paham isi beritanya, karena interpeter yang
membutuhkannya, dan dianggap penting. terlalu cepat dalam menerjemahkan, dan
Tayangan berita tv saat ini, memang penggunaan bahasa isyarat yang berbeda.
sudah memfasilitasi para tunarungu untuk Namun, mereka yakin dan percaya dengan
dapat menikmati tayangan berita tv, namun isi berita yang diterjemahkan interpreter
belum semua berita tv menggunakan jasa tidak melenceng. Ketika penulis memberi
interpreter. Hasilnya, hanya informan 1 yang pilihan untuk memilih 1 (satu) diantara 2
masih menonton berita tv tanpa interpreter, (dua) interpreter, yaitu interpreter normal

JURNAL IKON DESEMBER 2018


204

dan interpreter tunarungu, kelima informan mengekspresikan perasaannya.Maka,


sepakat lebih memilih interpreter tunarungu terbukti seorang tunarungu juga perlu
karena bahasa isyarat yang sama dan melihat ekspresi interpreter ketika
dianggap lebih bisa dipahami. menerjemahkan, sebab tunarungu pun
Selanjutnya, kelima informan berpesepsi menggunakan ekspresi dalam
bahwa gambar liputan dan terjemaan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
interpreter menurut kelima informan ada Kelima informan juga berpersepsi
yang sesuai dan ada yang tidak sesuai, bahwa kriteria interpreter yang memenuhi
karena terjemahannya terlalu cepat atau standar contohnya, tidak terlalu cepat ketika
bahkan terlalu lambat.Dari hasil analisis data menerjemahkan, lebih ekspresif, lalu
pula, menunjukkan bahwa interpreter masih terjemahan dalam bahasa isyaratnya lebih di
terlalu cepat dalam persingkat tidak terlalu panjang.
menerjemahkan.Sehingga isi dari berita Dilihat dari tampilan desain gambar.
yang disampaikan tidak tersampaikan Setiap tayangan berita tv memiliki
dengan baik dan tidak mudah dipahami, penampilan desain layout berbeda – beda.
sebab ada beberapa yang hilang dari Menurut para tunarungu, bentuk kotak
topik.Namun, menurut kelima informan ini interpreter dinilai terlalu kecil. Para
wajar terjadi dan masih dapat ditolerir. informan menyatakan bahwa ukuran kotak
Ekspresi menjadi media interpreter interpreter yang terlalu kecil membuat
untuk menggambarkan perasaan atau terjemahan yang disampaikan interpreter
suasana dalam sebuah topik berita yang kurang jelas dan kurang detail gerakannya.
disampaikan.Ekspresi senang, sedih, marah Rata–rata tunarungu berpersepsi merasa
dan lainnya dapat menggambarkan keadaan terbantu dengan keberadaan interpreter
dan kabar yang sedang terjadi.Menurut para berita tv. Karena, dapat membantu untuk
informan, interpreter masih kurang mendapatkan informasi lebih jelas dan
ekspresif. detail.
Para informan menyatakan bahwa Tetapi, walaupun begitu, kenyataannya
seorang interpreter juga memiliki ciri khas menurut kelima informan keberadaan
masing - masing.Pada analisis data informan masih belum efektif karena masih
menunjukkan ada yang ekspresif dan banyak kekurangan.Dan dilihat dari segi
bersemangat dalam menerjemahkan, ada kepuasan, menunjukkan masih banyak
juga yang justru kurang ekspresif.Ketika tunarungu yang belum puas dengan kinerja
memberikan persepsi mengenai hal ini, interpreter karena isi atau pesan dari berita
kelima informan menampilkan ekspresi yang diterjemahkan tidak tersampaikan
kecewa terlihat dari helaan nafas, gerakan dengan baik.
menggelengkan kepala, serta wajah yang Ketika diberi pilihan untuk menonton
berubah muram (cemberut).Dari sini, tayangan berita tv tanpa interpreter,
penulis juga menilai bahwa, tunarungu tunarungu merasa kesulitan. Walaupun dari
memang jelas menggunakan ekspresi, beberapa wawancara sebelumnya para
terutama mimik wajah untuk tunarungu masih belum puas dengan kinerja

JURNAL IKON DESEMBER 2018


205

interpreter, kenyataannya keberadaannya menyatakan kotak interpreter terlalu kecil,


masih sangat dibutuhkan untuk membantu dan membuat gerakan interpreter sulit
para tungu mendapatkan informasi. dipahami karena kurang jelas.Jadi, menurut
Para tunarungu belum puas dengan para tunarungu, keberadaan interpreter
interpreter berita tv. Sehingga, kebanyakan dinilai belum efektif dan belum memuaskan.
penyandang tunarungu lebih memilih Berdasarkan persepsi kelima informan yang
mengakses internet untuk mendapatkan beragam, dari segi latar belakang, asumsi,
berita.Alasan lainnya, berita di internet yang dan pengalaman yang bervariasi dari setiap
berbentuk teks juga dinilai lebih mendetail, individu, maka penelitian ini berkaitan
mudah dipahami dan lebih mudah diakses. dengan teori perbedaan individual,yang
Terakhir, para tunarungu berharap dalam komunikasi massa menyatakan
kesejahteraan tunarungu dalam bahwa setiap individu akan memberikan
mendapatkan haknya dapat terwujud, sesuai tanggapan yang berbeda (beragam) terhadap
dengan visi dan misi GERKATIN. media massa berdasarkan kebutuhan
Setelah dikaitkan antara teori perbedaan psikologis mereka.
individual dan konsep persepsi dengan hasil
analisis yang telah penulis jelaskan diatas, DAFTAR PUSTAKA
persepsi kelima informan berdasarkan Ardianto, Elvinaro. Komala, Lukiati dan
asumsi, pengalaman, lingkungan, kebutuhan, Karlinah, Siti.2009. Komunikasi
kepentingan, latar belakang, harapan, serta Massa Suatu Pengantar Edisi
motivasi terhadap interpreter pada tayangan Revisi.Bandung : Simbiosa
berita tv sangat beragam, oleh karena Rekatama Media
terdapat perbedaan individual pada setiap Badjuri, Adi. 2010. Jurnalististik
pribadi anggota khalayak itu. Maka, secara Televisi. Yogyakarta : Graha Ilmu
ilmiah dapat diduga akan muncul efek yang Departemen Pendidikan Nasional.2008.
bervariasi sesuai dengan perbedaan Kamus Besar Bahasa Indonesia
individual itu, (Effendy, 2003: 275) Pusat Bahasa.Jakarta : PT Gramedia
berdasarkan teori perbedaan individual. Pustaka Itama
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu,
PENUTUP Teori dan Filsafat Komunikasi.
Kesimpulan Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
Persepsi tunarungu menyatakan Harahap, Arifin S. 2007. Jurnalistik
bahwa interpreter pada tayangan berita tv Televisi Teknik Memburu dan
dinilai masih banyak kekurangan, mencakup Menulis Berita.Jakarta : PT. Indeks
perbedaan bahasa isyarat yang digunakan Hidayatullah, Syarif. 2017. Cakrawala
interpreter, gerakan interpreter yang terlalu Linguistik Arab. E-book : Gramedia
cepat dan tidak lengkap, kurang ekspresif, Widiasarana Indonesia
serta terjemahan tidak sinkron dengan Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi
gambar liputan. Lalu, dari desain Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
layoutinterpreter, para tunarungu Remaja Rosdakarya Offset

JURNAL IKON DESEMBER 2018


206

Patilima, Hamid. 2007. Metode


Penelitian Kualitatif. Bandung :
Alfabeta Pawito. 2007. Penelitian
Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta :
PT LKiS pelangi Aksara
Rohim, Syaiful. 2009, Teori
Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan
Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta : Graha IlmuSambas, H.
Syukriadi. 2016. Antropologi
Komunikasi. Bandung : Pustaka
Setia
Severin, Werner J. dan James W.
Tankard. 2011. Teori Komunikasi:
Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa. Jakarta :
Kencana
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Sumadiria, AS Haris. 20014. Jurnalistik
Indonesia: Menulis Berita dan
Feature - Panduan Praktis Jurnalis
Profesional. Bandung : Simbiosa
rekatama media
Solichah, Imroatus. 2014. Alat Peraga
untuk Pelajar Tunarungu:
Penggunaan Bentuk Dua Dimensi
Bangun Datar pada Siswa
Tunarungu. E-Book : Media Guru
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP –
UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. E-book: PT. Imtima

JURNAL IKON DESEMBER 2018

Anda mungkin juga menyukai