Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL SURVEY GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

( SISTEM PENANGKAL PETIR )

UTILITAS BANGUNAN 4A
Dosen Pngampu : Muhammad Attar, S.T.,M.T.

Oleh : Kelompok 7

SRI WAHYUNI
DELIA MULYANI
NURWINDA SARI
RIA WARDAH

TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga tugas
mata kuliah utilitas yang berjudul “ laporan hasil survei sistem penangkal petir gedung
pascasarjana uin alauddin makassar” ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampuh mata kuliah utilitas bangunan “
Muhammad Attar, ST., MT dan bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..1


DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………….4
2. Tujuan ……………………………………………………………………………..4
3. Rumusan Masalah…………………………………………………………………4

BAB II KAJIAN LITERATUR


Penangkal petir ………………………………………………………………………………5
1. Sistem Konnvensional / Franklin……………………………………………………..6
2. Sistem Sangkar Faraday……………………………………………………………….7
3. Sistem Radioaktif atau semi Radioaktif / Sistem Thomas…………………………….8
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………10
Dokumentasi Survey ………………………………………………………………...………13
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………..…………………14
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….………15

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada bangunan bertingkat perlu dilakukan pengamanan bahaya sambaran petir
dengan cara memasang penangkal petir yang diletakkan pada puncak bangunan.
Penangkal petir harus dipasang pada bangunan yang minimal memiliki ketinggian 2
lantai dan yang lebih utama adalah bangunan yang memiliki ketinggian paling tinggi
dari bangunan yang berada di sekitarnya.
Fungsi dari penangkal petir itu sendiri adalah untuk pengamanan bangunan dari
bahaya sambaran petir Jadi, sistem penangkalan petir harus dapat melindungi seluruh
bagian bangunan dan manusia yang ada di dalamnya

2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Penangkal Petir.?
b. Bagaimana Sistem Konvensional/Franklin.?
c. Bagaimana Sistem Sangkar Faraday.?
d. Bagaimana Sistem Radioaktif atau Semi Radio Aktif/Sestem Thomas.?

3. Tujuan
a. Menjelaskan Apa itu Penangkal Petir.
b. Mengetahui dan Memahami Bagaimana Sistem Konvensional/Franklin.
c. Mengetahui dan Memahami Bagaimana Sistem Sangkar Faraday.
d.Mengetahui dan Memahami Bagaimana Sistem Radioaktif atau Semi Radio
Aktif/Sestem Thomas.

4
BAB II
KAJIAN LITERATUR

PENANGKAL PETIR
Sistem pengaman gedung dibuat untuk melindungi gedung tersebut dari berbagai
macam gangguan. Salah satu sistem pengaman gedung adalah sistem penangkal petir beserta
pembumiannya. Instalasi bangunan yang menurut letak, bentuk, penggunaannya dianggap
mudah terkena sambaran petir dan perlu dipasang penangkal petir adalah:
1. Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara, dan cerobong pabrik.
2. Bangunan – bangunan tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar atau meledak seperti
pabrik amunisi, atau gudang penyimpan bahan peledak.
3. Bangunan – bangunan sarana umum seperti gedung bertingkat pusat perbelanjaan, instansi
pemerintahan, sekolah dan sebagainya.
4. Bangunan yang berdasar fungsi khusus perlu dilindungi seperti gedung arsip negara.
Kerusakan yang dapat terjadi pada gedung oleh sambaran petir terutama adalah besar
amplitudo dari arus petir dan kecuraman arus petir di mana amplitudo petir berkisar antara 5-
200 KA. Karena kerusakan pada gedung yang tersambar petir, biasanya mengakibatkan
kebakaran yang akan membahayakan juga gedung di sekitarnya, maka di daerah tropis dengan
banyak hujan angin ribut yang disertai petir dan guruh sebaiknya dimanfaatkan penangkal petir.
Bila di atas sebuah bangunan dipasang batang logam dengan ujung yang dapat
menghantar arus listrik dengan sempurna dan dibumikan dengan baik, maka bangunan itu
terlindung sepenuhnya terhadap sambaran petir sebagaimana dikemukakan B. Franklin.
Perlindungan terhadap sambaran petir dapat dicapai dengan komponen-komponen: ƒ
1) Air terminal lighting conductor, terdiri atas batang 20X3 mm atau kawat diameter
6 mm tembaga atau aluminium pada titik tertinggi dari sebuah atap. Tugasnya
adalah menangkap petir.
2) 2) Down Conductor, menghubungkan penangkap petir dengan pembumian. Untuk
setiap 90 m2 luas atap harus dipasang satu penghantar. Sebagai penghantar penyalur
penangkal petir, dapat digunakan bahan yang sama seperti pada air terminal, atau
jika pipa saluran air hujan dibuat dari logam saluran talang tersebut dapat
dihubungkan sebagai penghantar penyalur listrik dari air terminal.
3) 3) Earth terminals, menghubungkan penghantar penyalur penangkal petir pada
bumi dan menjamin keamanan terhadap sambaran petir maupun korsleting instalasi
listrik. Pembumian dapat dilakukan dengan elektroda batang di mana minimal 3
batang tembaga atau aluminium diameter 10 mm ditancapkan 2,5 m ke dalam tanah
dan kemudian diklem dengan penghantar penyalur tersebut.
4) 4) Cara lain adalah elektroda pondasi di mana tulangan pondasi dihubungkan
dengan penghantar penyalur tersebut.

Jenis penangkal petir juga dipengaruhi oleh keadaan atap dari gedung yang akan
diamankan. Untuk bangunan dengan atap datar, yaitu bangunan yang memiliki selisih tinggi
5
antara bubungan dan lisplang kurang dari 1 meter maka sistem yang sesuai adalah sistem
faraday yaitu sistem penangkal petir keliling pada atap datar. Sedang untuk atap runcing atau
selisih tinggi bubungan dan lisplang lebih dari 1 meter, maka sistem yang sesuai adalah metode
franklin yaitu sistem penangkal petir dengan elektroda batang (fiial).
Faktor-Faktor Perancangan Sistem Penangkal Petir
• Keamanan teknis
• Penampang hantaran-hantaran pentanahan
• Ketahanan teknis
• Ketahanan terhadap korosi
• Bentuk dan ukuran bangunan
• Faktor ekonomi
Jenis-Jenis Bangunan yang Memerlukan Sistem Penangkal Petir :
1. Bangunan yang paling tinggi dari bangunan di sekitarnya.
2. Bangunan yang menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak, seperti
pabrik amunisi dan gudang penyimpanan bahan peledak, cairan atau gas yang
mudah terbakar.
1. Sistem Konvensional / Franklin
Batang runcing yang dipasang paling atas terbuat dari copper spit, batang
tersebut dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke batang elektroda yang
ditanahkan. Pada batang eletroda tersebut dibuat bak kontrol untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengetesan. Sistem ini sederhana, instalasinya cepat dan mudah,
biayanya murah dan mampu melindungi rumah dari efek sambaran petir. Akan tetapi
sistem ini tidak cocok pada daerah yang memiliki frekuensi sambaran petirnya tinggi,
jangkauan perlindungan terbatas dan tidak mampu melindungi peralatan-peralatan
listrik yang ada di dalam bangunan dari medan magnet yang ditimbulkan oleh petir.
Terdiri dari komponen komponen :
1) Alat penerima logam temb Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang aga
( logam bulat panjang runcing ) / spit
2) Kawat penyalur tembaga
3) Pentanahan / ground sampai dengan bagian tanah basah.

6
Gambar : Penangkal Petir Sistem Konvensional)
Sumber : Google

2. Sistem Sangkar Faraday


Sistem ini hampir sama dengan sistem Konvensional/Franklin, akan tetapi
sistem ini dapat dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas. Biaya yang
dibutuhkan sedikit lebih mahal dari sistem Konvensional dan sistem ini sedikit
mengganggu keindahan pada bangunan. Cara kerja sistem ini adalah menyalurkan
aliran listrik yang diterima melalui kabelkabel konduktor yang dibuat, sehingga partikel
muatan yang berada dalam aliran listrik akan bertabrakan dengan medan
elektromagnetik yang diciptakan oleh konduktor dan kemudian disalurkan ke tanah.
Kerusakan peralatanperalatan listrik yang ada di dalam bangunan akibat sambaran
listrik dapat diminimalisir dengan menggunakan sistem ini.
Sistem ini terdiri dari komponen :
a. Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang runcing ) / spit
b. Kawat penyalur tembaga
c. Pentanahan / ground sampai dengan bagian tanah basah

Gambar : Sistem Penangkal Petir Faraday


Sumber Google

3. Sistem radioaktif atau semi-radioaktif/sistem thomas


Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi dan besar, karena menggunakan sistem
payung yang pemasangannya tidak perlu dibuat tinggi. Cara pemasangan sistem ini
adalah dengan menghubungkan titik puncak dari alat penangkal petir dengan pipa
tembaga yang menuju ke tanah yang berair. Pada satu bangunan cukup menggunakan
satu tempat penangkal petir sebab bentangan perlindungan sistem ini cukup besar.

7
Keindahan bangunan tidak akan terganggu jika tempat-tempat tersebut dibuat
sedemikian rupa.
Sistem radioaktif ini terdiri dari :
a. Electrode Udara disekeliling electrode akan diionisasi akibat pancaran partikel alpa dari
isotop . Electrode akan terus menerus menciptakan arus ion (Min 108 ion/det)
b. Coaxial cabel Untuk menghindari kerusakan akibat muatan listrik yang besar akibat petir,
maka Coaxial cabel diberi isolasi sehingga benda isolasi sehingga benda-benda disekitarnya
aman.
c. Pentanahan Perlu test geografis dari pentanahan. Tahanan bumi max yang terbaik = 5 ohm

Gambar :Sistem Penangkal Petir Thomas


Sumber : Google

Ada beberapa tabel index yang bersangkutan dengan sistem penangkal petir:

Gambar : tabel index faktor kerusakan berdasarkan tinggi bangunan)

8
gambar : tabel index faktor kerusakan berdasarkan situasi bangunan

9
BAB III
PEMBAHASAN
1. Lokasi Survey
Survey dilaksanakan di Gedung Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar, dan dilaksanakan pada
Sabtu, 23 Mei 2023.

Gambar : lokasi Gedung pascasarjana uin alauddin makassar


Sumber : screeshoot google earth
2. Hasil Data Survey
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada hari Sabtu, 23 Mei 2023, Gedung
Pascasarjana ini baru 60% atau masih dalam proses pembangunan. Sehingga, data atau
informasi yang yang didapatkan sangat kurang. Di Gedung ini tidak terdapat kabel
konduktor atau ground/pertanahan. Sehingga Analilis terhadap Penangkal Petir yang
digunakan Gedung ini hanya bisa di analisis berdasarkan alat penerima logam tembaga
atau spit yang ada di atap Gedung.

3. Pembahasan Hasil Survey

Gambar : Penangkal petir Gedung pascasarjana


Sumber : foto pribadi oleh dosen pengampuh mata kuliah ( Muhammad Attar, ST.,MT )

10
Gambar : bentuk atap yang digunakan Gedung pascasarjana
Sumber : screeshoot google earth

Gambar : Titik alat Penerima logam tembaga di pasang


Sumber : dokumentasi pribadi

Data hasil analisis


1. Bentuk atap yang digunakan adalah atap perisai (schildduk)
2. Terdapat 2 alat penerima logam tembaga di puncak atap
Berdasarkan atap dan alat penerima logam tembaga bisa di simpulkan gedung pascasarjana ini
menggunakan sistem penangkal petir konvensional / franklin. Bisa di lihat di bawah ini adalah
contoh ilustrasi penangkap petir jenis konvensional / franklin.

Gambar : ilustrasi penangkal petir konvensional


Sumber : google

11
Gambar : penangkal petir pada Gedung pascasarjana.
Sumber : Dokumentasi pribadi

Cara kerja penangkal petir konvensional menunggu datangnya petir dan menyambar
ujung batang penangkal. Bentuknya seperti tiang dan membutuhkan kabel konduktor agar bisa
meredam sambaran petir.
Sistem ini terdiri dari komponen :
a. Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang runcing ) / spit
b. Kawat penyalur tembaga
c. Pentanahan / ground sampai dengan bagian tanah basah

12
Dokumentasi Survey
Gedung Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
pada hari Selasa, 23 Mei 2023

13
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Penangkal petir merupakan istem pengaman gedung yang dibuat untuk melindungi gedung
tersebut dari berbagai macam gangguan.
Faktor-Faktor Perancangan Sistem Penangkal Petir
1. Keamanan teknis
2. Penampang hantaran-hantaran pentanahan
3. Ketahanan teknis
4. Ketahanan terhadap korosi
5. Bentuk dan ukuran bangunan
6. Faktor ekonomi
Jenis-Jenis Bangunan yang Memerlukan Sistem Penangkal Petir :
1. Bangunan yang paling tinggi dari bangunan di sekitarnya.
2. Bangunan yang menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak, seperti pabrik
amunisi dan gudang penyimpanan bahan peledak, cairan atau gas yang mudah terbakar.
3. Bangunan yang perlu dilindungi dengan baik, seperti museum dan gedung arsip negara.
Beberapa sistem instalasi penangkal petir antara lain
1. Sistem Konvensional / Franklin
Batang runcing yang dipasang paling atas terbuat dari copper spit, batang tersebut
dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke batang elektroda yang ditanahkan.
2. Sistem Sangkar Faraday
Sistem ini hampir sama dengan sistem Konvensional/Franklin, akan tetapi sistem ini
dapat dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas
3. Sistem radioaktif atau semi-radioaktif/sistem thomas
4. Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi dan besar, karena menggunakan sistem payung
yang pemasangannya tidak perlu dibuat tinggi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Microsoft PowerPoint - penangkal petir-r.ppt [Compatibility Mode] (wordpress.com)


Penangkal petir - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penangkal Petir: Jenis, Cara Kerja, dan Cara Memasangnya (detik.com)
Penangkal Petir untuk Rumah dengan Sistem Konvensional (infopromodiskon.com)
perbedaan Penangkal Petir Elektrostatis dengan Penangkal Petir Konvensional - Pusat Anti
Petir (pusatpetir.com)

15

Anda mungkin juga menyukai