0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kebisingan (noise) dan upaya-upaya untuk mengurangi dan meredam kebisingan pada bangunan. Termasuk rekomendasi nilai kebisingan untuk berbagai fungsi ruangan, sumber-sumber kebisingan potensial, serta elemen-elemen bangunan yang dapat digunakan untuk meredam kebisingan seperti pagar pembatas, dinding, dan tata letak bangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebisingan (noise) dan upaya-upaya untuk mengurangi dan meredam kebisingan pada bangunan. Termasuk rekomendasi nilai kebisingan untuk berbagai fungsi ruangan, sumber-sumber kebisingan potensial, serta elemen-elemen bangunan yang dapat digunakan untuk meredam kebisingan seperti pagar pembatas, dinding, dan tata letak bangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebisingan (noise) dan upaya-upaya untuk mengurangi dan meredam kebisingan pada bangunan. Termasuk rekomendasi nilai kebisingan untuk berbagai fungsi ruangan, sumber-sumber kebisingan potensial, serta elemen-elemen bangunan yang dapat digunakan untuk meredam kebisingan seperti pagar pembatas, dinding, dan tata letak bangunan.
• Menurut Mc Graw-Hill Dictionary of Scientific and Technical Terms (Parker, 1994) : – Noise adalah sound which is unwanted (bunyi yang tidak dikehendaki). – kata noise disepadankan dengan kata Indonesia >> kebisingan atau derau. BATASAN NOISE • LINGKUNGAN DAN KEADAAN • SOSIAL BUDAYA • KEGEMARAN ATAU HOBBI REKOMENDASI NILAI NOISE Fungsi Bangunan ruang Nilai NC yang disarankan Identik dengan tingkat kebisingan (dBA) Ruang konser, opera, studio NC 15 – NC 20 25 s.d 30 rekam & ruang lain yang akustiknya detail Rumah sakit, ruang tidur, rumah NC 20 – NC 30 30 s.d 40 tinggal, apartemen, hotel, dan ruang untuk istirahat/tidur Auditorium multi fungsi, studio NC 20 – NC 30 30 s.d 40 radio/televisi, ruang konferensi (tkt akustik baik) Kantor,kelas,ruang NC 30 – NC 35 40 s.d 45 baca,perpustakaan (tkt akustik baik) Kantor dengan penggunaan ruang NC 35 – NC 40 45 s.d 50 bersama, cafetaria, tempat olah raga (tkt akustik cukup) Lobi, koridor,ruang bengkel kerja NC 40 – NC 45 50 s.d 55 (tingkat akustik cermat) Dapur, ruang cuci, garasi, pabrik, NC 45 – NC 55 55 s.d 65 pertokoan Kriteria kebisingan Tingkat keras (dB) Lama Paparan yang diijinkan/Per Hari 82 16 Jam 85 8 jam 88 4 jam 91 2 Jam 97 1 jam 100 0,25 jam (15 menit)
Sumber : SK. 405/Menkes RI/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja, Perkantoran dan Industri mengenai lama paparan kebisingan Kebisingan Sekitar • Kebisingan latar belakang : terpapar terus- menerus pada suatu area, tanpa adanya sumber- sumber bunyi yang muncul secara signifikan • Kebisingan ambien : tot kebisingan meliputi kebisingan latar belakang & kebisingan lainnya dengan tingkat keras melebihi latar belakang, baik yang sumbernya dekat maupun jauh • Kebisingan tetap : tingkat kebisingan yang berubah-ubah dengan fluktuasi (naik-turun) maksimum 6 dB Tingkat Kebisingan Peruntukan Tingkat Kebisingan (dBA) Maksimum di dalam bangunan Dianjurkan Diperbolehkan Laboratorium, 35 45 rumah sakit, panti perawatan Rumah, sekolah, 45 55 tempat rekreasi Kantor, pertokoan 50 60 Industri,terminal, 60 70 stasiun KA
Sumber : Pembagian zona-zona peruntukan (Per. Men.Kes
No.781/Menkes/Per/XI/87 Sumber kebisingan Potensial • Kebisingan industri/pabrik : sumber kebisingan diam yang potensial >> bunyi berfrekuensi rendah, menghasilkan getaran >> pabrik dirancang sebg bangunan yang mampu meredam getaran agar tidak merambat ke luar • Kebisingan kereta api : wujud ganda berupa bunyi dan getaran akibat adanya gesekan roda kereta api >> bangunan didesain dengan akustik yang baik dengan redaman untuk mengurangi masuknya getaran ke dalam bangunan • Kebisingan pesawat terbang : kebisingan ketika pesawat tinggal landas dan mendarat >> redaman kebisingan melalui dinding dan atap bangunan • Kebisingan jalan raya : pemakaian kendaraan bermotor, baik roda dua yang beroda empat, maupun lebih dari roda empat >> bangunan di tepi jalan didesain untuk meredam masuknya bunyi ke dalam bangunan Rancangan Elemen Bangunan untuk Peredam kebisingan • Pemilihan site >> sebaiknya dihindari : – Tepi jalan menanjak/menurun : menerima kebisingan besar dr jalan mendatar – Tepi jalan rusak – Tepi jalan penempatan tanda pengaturan lalu lintas – tepi jalan untuk keg parkir tidak resmi, pemberhentian umum atau PKL Rancangan Elemen Bangunan untuk Peredam kebisingan • Pengaturan di dalam site : – Perletakan bangunan sejauh mungkin dari jalan raya >> makin jauh jarak tempuh gelombang bunyi, maka tingkat keras bunyi yang akan diterima akan semakin rendah – Layout bangunan yang memungkinkan terciptanya zona privat pada jarak cukup jauh dari sumber kebisingan >> layout bentuk L atau U – Penggunaan pagar untuk membatasi perambatan bunyi – Mengusahakan penggunaan dinding bangunan menghadap langsung ke jalan sebagai bagian dinding yang tebal dan tidak transparan – Menambahkan material pelapis pada dinding bagian dalam yang akan meningkatkan kemampuan dinding dalam meredam kebisingan Perambatan kebisingan ke dalam bangunan • Airbone sound >> perambatan gelombang bunyi melalui medium udara >> upy mengatasi : memasang objek peghalang & menggunakan material lunak, tidak licin permukaannya yang mampu menyerap gel.bunyi • Structureborne sound >> proses perambatan melalui benda padat >> memasang material yang tidak mudah bergetar, berat, tebal, grid namun sekaligus elastis Aspek pembangunan noise barrier • Posisi • Perletakan >> cenderung mendekati sumber bunyi & mendekati bangunan • Bentuk >> dibuat kotak pipih yang pampat (tanpa lubang atau celah) >> fungsi maksimal • Berat >> gel bunyi akan terpantul sempurna oleh material yang pampat dan licin sempurna serta terpantul menyebar o/permukaan pampat yang tidak rata • Kerapatan material >> pagar dari tanaman • Pemilihan material >> alami (lahan/bukit kecil) dan buatan batu bata, batako, material tanah liat dan genteng beton • Dimensi • Estetika Dinding bangunan untuk mengatasi kebisingan • Faktor perletakan >> jauh dari pagar, maka redaman bising lebih baik • Faktor berat dan kerapatan material >> semakin tebal,rapat, pampat tanpa celah atau cacat • Faktor material bangunan >> tebal, berat dan masif ; batu bata, batako dan beton • Faktor keadaan permukaan >> material yang keras, kuat dan tahan terhadap cuaca • Redaman kombinasi pada dinding >> material- berat, tebal-masif dengan material ringan-tipis- transparan