Anda di halaman 1dari 24

MENCIPTAKAN HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN ALAM

IOS
INSITE OUTSITE
LIBRARY & CO-WORKING

AUDITORIUM
SPEECH
PENCAHAYAAN AKUSTIKA PENGHAWAAN
Simulation with Simulation with Simulation with

Dwi Dikarseo Prissena YOGYAKARTA


INDONESIA
AUDITORIUM
Project
DESAIN LINGKUNGAN BANGUNAN 2
210118816
Konsep
Gambar kerja
IOS

DAFTAR ISI
Passive Design Keseluruhan
Akustika INSITE OUTSITE
Standard Akustika LIBRARY & CO-WORKING
Material
Analisis & Perhitungan Akustika
Simulasi Isimpa AUDITORIUM
Penghawaan SPEECH
Standard Penghawaan
Perhitungan ACH dan WWR
Simulasi Sefaira
Perhitungan Beban Pendinginan
Peletakkan HVAC dan Spesifikasi
Pencahayaan
Standard Pencahayaan
Konsep Pencahayaan
Simulasi Dialux
Render
Kesimpulan
Konsep Utama

BAGAIMANA SEBUAH PERPUSTAKAAN DAN CO-WORKING SPACE YANG


DIRANCANG MAMPU MENCIPTAKAN HUBUNGAN ANTARA MANUSIA
DENGAN ALAM MELALUI PENDEKATAN RUANG DALAM DAN LUAR?

INSITE OUTSITE

MENCIPTAKAN HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN ALAM

Konsep desain ini dapat membawa suasana alam ke dalam sebuah ruang,
menghilangkan batas antara ruang dalam dan luar. dengan konsep ini akan
memberikan kesan ketidakterbatasan pandangan dan kehijauan yang
segar, menjadikan suasana didalam ruangan pun terasa tenang dan damai.

Membuat banyaknya bukaan kearah view alam, dimana material yang


digunakan dominan kaca, tetapi karena Indonesia merupakan iklim tropis,
maka dari itu agar view bukaan tetap maksimal dan juga ruang dalam juga
maksimal, maka dari itu konsep ini akan menghadirkan patio(taman
didalam ruangan).
Gambar Kerja
Gambar Kerja

Denah Audit

Key plan

Potongan Audit
Passive Design Pada Bangunan
Barat

Selatan

Utara

Timur

Dari setiap arah mata angin. yang paling possible untuk


diletakkan bukaan jendela yaitu arah Utara dan Barat. Karena
dari sisi pentaan ruang audit di sebalah selatan terdapat ruang Bisa dilihat pada garis edaran matahari diatas, Pulau Jawa berada
lobi audit dan disebelah Timur terdapat backstage jadi sangat dibawah garis Khatulistiwa menandakan cahaya matahari yang
tidak sesuai jika diletakkan bukaan jendela. panas berada pada arah Utara dibandingkan Selatan karena posisi
matahari lebih menyerong hingga cahaya yang masuk lebih
Dibagian Utara fasadnya dibentuk seperti gergaji dikarenakan banyak. tetapi dibandingkan Utara arah Barat lebih panas karena
Untuk menangani penghawaan alami dan pencahayaan alami garis edaran nya lebih panjang dari Timur ke Barat. Maka dari itu
khususnya tetapi secara tidak langsung sangat membantu dari di Indonesia panas yang harus dihindari adalah bagian Barat. Oleh
segi akustika ruang dalam audit karena menghindari bentuk yang karena itu, saya lebih memilih meletakkan bukaan jendela pada
flat agar tidak terjadi fluther echo. Jadi, bisa dibilang fasad arah Utara dibandingkan Barat. Mengingat arah Utara juga cukup
Utara ini 3 in 1, bisa memecahkan masalah akustik, penghawaan panas, didesainlah Bukaan jendela yang menyerong ke arah Timur
dan pencahayaan. Selain itu, Lanta audit tidak dibentuk Laut agar matahari yang masuk ke ruangan tidak terlalu panas
berundak karena menghemat dari segi biaya dan cukup stage tetapi tetap mendapatkan pencahayaan alami dan Penghawaan
audit yang ditinggikan. alami.
Penanganan Akustika
Sound Propagation Level Calculator (Version 3.6) - MAS Environmental Ltd 2021 - www.masenv.co.uk

RECEIVER
16m https://noisetools.net
BARRIER

/barriercalculator
SOURCE

2m 2m
1m 4m 10
1
5m

Frequency - Hz Source - dB Receiver - dB

500 108 73.5

Environmental parameters: 20°C Temperature, 70% Humidity, 0 Ground Factor (G)

Pada Site Kebisingan utama yang paling dominan berasal Jadi, pemilihan material yang tepat sangat penting disini. pada desain ini saya
dari jalan raya di bagian Barat dengan kebisingan menggunakan material batu bata pada dinding auditorium, dimana mampu
mencapai 108 dB mereduksi kebisingan sekitar 50 dB.
Maka dari itu butuhnya penanganan agar kebisingan yang masuk ke dalam
bangunan memenuhi standard yang ada. dengan begitu saya meletakkan
ruang audiroium dilantai 4 agar jauh dari sumber kebisingan. Berdasarkan
analisis diatas Kebisingan yang sampai dikulit bangunan auditorium adalah
Perkiraan kebisingan yang masuk ke dalam ruang
73,5 dB karena letak audit yang cukup jauh dari sumber kebisingan. tetapi aduit sekitar 23,5 dB
angka ini masih terbilang tinggi untuk standard ruang auditorium dimana
memerlukan 30-40 dB.
Standards Akustika

Volume audit : p x l x t = 20 x 13 x 5 =
1.300 m3
1,3 (in thousand cubic m) dengan begitu
waktu dengung yang diambil adalah 0,7
detik
Standards Akustika

sesuai ketentuan standard D50 sebaiknya lebih dari 65%


Material

Pantul
Pantul

Wall
Ceilings
Speaker on ceilings Brick & Wood panel
Concave wood

Serap Serap

Wall Floor
Brick & Rock Wool Concrete & Carpet
Material
Brick
Wood
Stage - Wood
Wool Fiber Panel

Carpet

Brick

Wood
Door - Wood
Single Pane Of Glass
Analisis & Perhitungan
ELEMEN MATERIAL LUAS KOEFISIEN SERAP DAYA SERAP MATERIAL
DINDING BARAT BRICK 65 M2 0,03 1,95
DINDING TIMUR BRICK 65 M2 0,03 1,95
DINDING SELATAN BRICK 91,2 M2 0,03 2,736
DINDING UTARA BRICK 106 M2 0,03 3,18
ABSORB DINDING ROCK WOOL 65 M2 0,86 55,9
PINTU WOODEN PLANK 8,8 M2 0,88
0,1
JENDELA SINGLE PANE OF 24 M2 0,72
GALSS 3 mm 0,03

TL DINDING BARAT
= 10 log L / (L . abata) TL DINDING TIMUR
= 10 log L / (L . abata)
= 10 log 65 / (65 . 0,000063) = 10 log 65 / (65 . 0,000063)
= 10 log 15.873,07 = 10 log 15.873,07
= 42,0007 dB = 42,0007 dB
TL DINDING SELATAN
= 10 log L / (L . abata + L.apintu) TL DINDING UTARA
= 10 log L / (L . abata + L. akaca)
= 10 log 100 / (91,2X0,000063 + 8,8X0,00125) = 10 log 100 / (106X0,000063 + 24X0,0038)
= 10 log 5.976,21466563 = 10 log 1.328,18406588
= 37,78 dB = 31,23 dB
NR DINDING Barat = TL - log (L/a)
= 42,0065945 - log (56,6 / 56,6)
= 42,0065945 - log 1 Jadi, pada dinding barat mampu mereduksi kebisingan sebesar 42,0007 dB
= 42,0065945 - 0 Jadi, pada dinding Timur mampu mereduksi kebisingan sebesar 42,0007 dB
= 42,0065945 dB Jadi, pada dinding Selatan mampu mereduksi kebisingan sebesar 37,78 dB
Jadi, pada Utara barat mampu mereduksi kebisingan sebesar 31,23 dB
NR DINDING Timur = TL - log (L/a)
= 42,0065945 - log (56,6 / 56,6)
= 42,0065945 - log 1
= 42,0065945 - 0
= 42,0065945 dB
Simulasi Isimpa

TR30 D50
Dari hasil simulasi TR30, Reverberation Time nya masih cukup tinggi dari sesuai ketentuan standard, hasil simulasi pada D50 bisa dibilang hampir
ketentuan standard ruang auditorium speech dengan volum 1.300 m3 yaitu memenuhi standard secara keseluruhannya. karena rata-rata sudah
pada angka 1.00. Seharusnya dengan volum 1.300 reverberation time nya melebih 65%. Hanaya saja kursi penonton bagian belakang kira-kira 2
harus 0,7. Jadi, perlu disesuaikan lagi untuk penempatan sumber bunyi barisan belakang masih belum memenuhi standard karena masih sekitar
(speaker) dan jenisnya 60% - 45%
Standards Penghawaan

Berdasarkan artikel Building Ventilation – The Proper Air


Changes Per Hour (ACH) dari Robert E. Sheriff, MS, CIH, CSP,
President
Standar Air Change per Hour yang terdapat pada Auditorium
adalah 8-15
Simulasi Sefaira
Perhitungan beban
Pendinginan, WWR dan ACH
STANDAR ACH AUDITORIUM : 12
JENDELA : 75%
RATA-RATA KECEPATAN ANGIN : 1,2 M/S
1,2 x 75 % = 0,9 M/S
VOLUME RUANG AUDIT = 1.275 M3
WWR = 24/106 x 100%
WWR = 22,64%

1.275

1.275 Setting Beban


Ruang Luas Volume Termostat Cooling BTU Kebutuhan AC Daya
1.275 Peak
Audit 260 M2 1.300 24 - 26 C 14.100 W 48.109,2 3 PK (2 UNIT AC) 4.520 Watt
1,18103209807
M3 BTU/jam

1,18103209807
10,1606044574

Jadi, berdasarkan hasil simulasi sefaira. Ruang Audit ini membutuhkan daya
sebesar 78 kWh/m2 pertahun nya atau sama dengan 6,5 kWh/m2 setiap
bulannya. Sesuai standard SNI 6,5 kWh/m2 masuk ke kriteria sangat efisien.
Dengan Pengkonversian BTU Ruang Audit ini membutuhkan AC dengan
kekuatan 3 PK sebanyak 2 unit dengan menggunakan sistem AC central.
10,1606044574

103,23788294
309,71364882

17,5986831559

4,39967078898 MINIMUM LUASAN BUKAAN JENDELA


Peletakkan HVAC

Cooling Tower

FCU

Unit AC Central

Spesifikasi AC Central :
Nama : SDMNQ36MVR/L
Model : FDMNQ26MV14 (indoor) + RNQ26MV14 (outdoor)
Made in : Thailand
Kapasitas : 3 PK
Harga : Rp. 15.850.000 (wired)
Harga : Rp. 15.500.000 (wireless)
BTU/jam : 26.000
Daya Listrik : 2.260 Watt
COP : 2,90 W/W
Dimensi : 305 x 1.350 x 680 mm (indoor) 43 kg + 735 x
825 x 300 mm (outdoor) 56 kg
Ukuran pipa : 3/8 inch (Cair) + 5/8 inch (Gas)
Maximal pipa : 30 m (panjang) / 20 m (tinggi)

Sistem mekanisme kerja AC Central


Udara panas akan di serap melalui FCU dimana FCU
akan mengontrol suhu udara tersebut lalu disalurkan
melalui split duct ke chiller lalu di dinginkan ke unit
cooling tower lalu disebarkan kemabli melalu UNIT
indoor AC dengan output udara yang dingin
Standards Pencahayaan

Auditorium : 300 Lux


Konsep Pencahayaan
Konsep Pencahayaan Auditorium ini menggunakan Natural Light dengan
4000 K. Menggunakan kombinasi arah cahaya downlights dan spotlights.
Berdasarkan kebutuhannya Lampu downlights digunakan sebagai general
lighting, sedangkan lampu spotlights atau lamput sorot digunakan sebagai
task lighting. Juga adanya tambahan accent lighting sebagai pendukung
dengan menggunakan lampu LED strip pada tangga untuk memabntu
memberikan aksen-aksen tambahan juga sebagai penunjuk jalan
Simulasi Dialux

Berdasarkan hasil simulasi Dialux pada ruang auditorium ini


mempunyai rata-rata sekitar 269 lx, dimana hampir memenuhi
standard 300 lx. Dengan begitu, dari segi pencahayaan buatan ruang
audit ini terbilang cukup karena tidak terlalu jauh terpaut dengan
standard ketentuan. Kemungkinan yang membuat hasil simulasi
hanya mencapai angka 269 lx dikarenakan terdapat kolom di dalam
ruang audit menyebabkan beberapa area tidak menerima
pencahayaan yang maksimal. Dengan begitu solusi yang bisa
dilakukan agar mencapai 300 lx yaitu dengan menggunakan material
yang dapat memantulkan cahaya pada kolom.
IOS
INSITE-OUTSITE
Render
Kesimpulan

Akustika
Dengan Volum ruang auditorium sebasar 1.300 m3 reverberation time yang diperlukan
pada TR30 yaitu 0,7. Dengan Kapasitas penonton sebanyak 150 orang. Berdasarkan
Hasil simulasi RT nya berada pada angka 1.00 berarti masih perlu diturunkan lagi menjadi
0,7. Dengan menata sumber suara dan juga jenis speaker yang tepat. Lalu, kebisingan
yang datang dari luar dapat di reduksi hingga ruang dalam audit hanya menerima sekitar
23,5 dB kebisingan dari jalan raya. Intinya pemilihan material, peletakkan ruang, dan
bentuk sangat diperlu diperhatikan agar mencapai akustika yang sesuai standard
Penghawaan
Berdasarkan perhitungan ACH minimal luasan bukaan jendela pada bangunan yaitu
sekitar 4m2. Pada desain audit ini memiliki luas bukaan sebesar 4x1,5 m. Jendela ini
berfungsi sebagai pertukaran udara alami disaat ruang audit tidak sedang digunakan
agar ruang dalam audit juga memenuhi standard kesehatan dan keselamatan. melalui
simulasi sefaira bisa dilihat bahwa ruang audit ini memerlukan 78 kWh/m2 per tahunnya
atau sekitar 6,5 kWh/m2 per bulannya. dengan begitu pemakaian daya pada ruang audit
ini sudah memenuhi standard termasuk kategori sangat efisien. Menggunakan kebutuhan
AC 3 PK sebanyak 2 unit dengan total pemakaian daya listrik sebesar 4.520 Watt
Pencahayaan
Konsep pencahayaan ruang audit ini lebih memfokuskan dengan tingkat cahaya yang
natural light (4000 K). Dengan begitu, menggunakan lampu yang berwarna putih agar
suasana ruang terang dan jelas. dari hasil simulasi dialux dengan menggunakan jenis
pencahayaan Downlight dan spotlight mendapatkan rata-rata sekitar 269 lx yang berarti
kurang dari standard yaitu 300 lx. Penyebabnya adalah adanya kolom dengan material
kayu didalam ruang audit dimana material ini tidak memiliki kemampuan untuk
memantulkan cahaya yang tinggi mengakibatkan beberapa area didekatnya kurang
mendapatkan cahaya. Oleh karena itu, solusinya dengan menggantikan materila kayu
pada kolom menjadi material yang memiliki kemampuan memantulkan cahaya atau
menggunakan warna yang terang.
Daftar Pustaka
Satwiko, Prasasto. (2004). Fisika bangunan 2. Yogyakarta: Penerbit Andi. http://www.indonesia-publichealth.com/standard-
penilaian-kualitas-udara-ruang/ ang,
Laelah, Nur. (2015) penghawaan buatan jakarta. Penebar Swadaya Group
'Arifin handrianto, Analisa Performance Air Conditioner (AC) dengan Penambahan APK Shell Helical Coil, Februari 2020
Barron, M. 2009. Auditorium Acoustics and Architectural Design. New York: Spon Press.
Doelle, L.L. 1972. Enviromental Acosutics. New York: McGraw-Hill Publishing Company
Everest, F. Alton dan Pohlmann, Kenn C. 2009. Master Hanbook of Acoustics. New York: McGraw-Hill
Long, Michael. 2006. Architectural Acosutics. Burlington: Elsevier Academic Press.
Mediastika, C.E. 2005. Akustika bangunan Prinsip-Prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Erlangga
Ribeiro, Maria Rosa Sa. 2002. Room Acoustics Quality of a Multipurpose Hall: A Case Study. Proceedings of the First Conference
with International participation, Bucharest.
Dial. (2018, 3 Juli). DIALux Evo manual: A collection of All Wiki Articles.
https://www.dial.de/fileadmin/documents/dialux/DIALux_downloads/DIALux%20evo%20manual.pdf
Anizar, 2009, Teknik Keselamatan dan kesehatan Kerja di Industri, Graha Ilmu, Yoyakarta.
sni-03-6575-2001-tatacara-perancangan-sistem-pencahayaan-buatan-pada-bangunan-gedung
PENCAHAYAAN
Simulation with
AKUSTIKA
Simulation with
PENGHAWAAN
Simulation with AUDITORIUM
SPEECH

TERIMA KASIH

Dwi Dikarseo Prissena


210118816
YOGYAKARTA
INDONESIA
AUDITORIUM
Project
DLB-2
IOS
INSITE OUTSITE
LIBRARY & CO-WORKING

Anda mungkin juga menyukai