Anda di halaman 1dari 6

Kesehatan Lingkungan

Pengukuran, Nilai Ambang dan Zona Kebisingan

Posted on Januari 2, 2009 by Prabu

i
48 Votes

Setelah mengetahui pengertian kebisingan


(https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/29/bunyi-dan-kebisingan/) serta jenis dan
penyebab bising (https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/30/jenis-dan-penyebab-
kebisingan/) maka, untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sound Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di
lokasi kerja.

engukuran dengan titik sampling

Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada satu atau
beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang
disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran
dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus
diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.

engukuran dengan peta kontur

Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan,
karena peta tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area.
Pengukuran ini dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai
dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk menggambarkan
keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA warna
orange untuk tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan
dengan intensitas antara 85 90 dBA.
engukuran dengan Grid

Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang
di inginkan. Titiktitik sampling harus dibuat dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi.
Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang
sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan
identitas.

Nilai Ambang Batas Kebisingan

Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian besar
tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di
tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus
tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah
sebagai berikut

No. TINGKAT KEBISINGAN PEMAPARAN


(dBA)
HARIAN

1. 85 8 jam

2. 88 4 jam

3. 91 2 jam

4. 94 1 jam

5. 97 30 menit

6. 100 15 menit

Zona Kebisingan

Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan

ntensitas 35 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan
kesehatan/sosial & sejenisnya.

ntensitas 45 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi.

: Intensitas 50 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan dan pasar.

ntensitas 60 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan
sejenisnya.

Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association)


Zona A: intensitas > 150 dB daerah berbahaya dan harus dihindari

intensitas 135-150 dB individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan
earplug)

Zona C: 115-135 dB perlu memakai earmuff

Zona D: 100-115 dB perlu memakai earplug

Tulisan Terkait:

Bunyi dan Kebisingan (https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/29/bunyi-dan-kebisingan/)

Jenis dan Penyebab Kebisingan (https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/30/jenis-dan-


penyebab-kebisingan/)

Dampak Kebisingan (https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/dampak-kebisingan-


terhadap-kesehatan/)

Sumber:

Ambar, Pencemaran Udara, 1999

Nasri, Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja, 1997

, Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara Dan Bising Dari Sarana Transportasi, 1985
Iklan

Filed under: Lingkungan, Pencemaran Fisik | Tagged: bising, fisik, gaduh, kesehatan lingkungan,
Lingkungan, Pencemaran, polusi, suara |

Aspek Klimatologi Pencemaran Udara Pencahayaan

15 Tanggapan

Tigor Tambunan, on Januari 12, 2009 at 4:59 pm said:


Artikel yang bagus. Ada baiknya ditambahkan standar/ dasar penentuan sumber acuan batas
maksimum paparan sebesar 85 dBA (OSHA, NIOSH, atau SNI?)

Balas

Prabu, on Januari 12, 2009 at 10:02 pm said:


Thanks atas masukannya.
Kepmenkes 1405 th 2002 mensyaratkan bahwa kebisinga max di lingkungan kerja sebesar
85dB.
Menurut Kepmenaker dan NIOSH, NAB 85dB untuk pajanan max 8 jam.
untuk lebih jelasnya saya akan upload Kepmenaker no. 51 thn 1999 ttg NAB Faktor Fisika
di Tempat Kerja.
Balas

A.Soebagio, on Maret 25, 2009 at 2:34 pm said:


regulasi pemerintah yang mana yang mengatur ambang batas emisi suatu kegiatan industri
yang banyak menggunakan pelarut yang mudah terbakar (solvent).

terimakasih untuk penjelasannya.

Balas

sigit dwi pamungkas, on November 30, 2009 at 12:23 am said:


thanxs..

Balas

budi, on Desember 1, 2009 at 1:45 pm said:


pada artikel diatas disebutkan bahwa alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah
Sound Level Meter [yang mengukur tingkat tekanan suara (sound pressure level,SPL)],
sedangkan pada alinea berikutnya disebutkan nilai ambang batas dalam intensitas.
setahu saya untuk mengukur nilai intensitas suara digunakan Sound Intensity Analyzer,
biasanya terdiri dari min.2 buah mikropon.
untuk kebisingan tenaga kerja sebaiknya gunakan noise dose meter.
terima kasih

Balas

budi, on Desember 1, 2009 at 1:48 pm said:


untuk kebisingan tenaga kerja sebaiknya gunakan noise dose meter.
terima kasih

Balas

reza, on Februari 23, 2010 at 4:25 pm said:


bisa jelasin cara pengukuran dgn peta kontur lebih detail lg, serta sm contohny?trmksh

Balas

Dyah Eka Prasadjati, on Juni 11, 2010 at 4:44 pm said:


Saya mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir,
Pak untuk klasifikasi kode pewarnaan untuk kontur kebisingan itu menurut standar apa ya?
NIOSH? Depkes? atau apa?
Need a quick response, terima kasih banget.

Balas

rivo, on Juli 6, 2010 at 2:45 pm said:


ingin menanyakan tentang NAB kebisingan di bandara khusus wilayah Apron ? mohon
penjelasannya beserta dasar hukumnya, trims

Balas

Ariamus, on Oktober 21, 2010 at 1:30 pm said:


Mohon bantuan dikirimkamkan cara mengukur kebisingan dengan Sound Level Meter (SLM)
dan Noise Dose Meter

Terima kasih

Balas

Eren, on November 25, 2010 at 2:12 pm said:


Bisa minta tolong ta untuk kesehatan kerja yang diukur apa aja ya?

Balas

Mang Ucup, on Juli 25, 2011 at 11:17 am said:


THANKs
pas banget sama project saya neh.

Balas

Putramansyah, on Agustus 4, 2011 at 2:11 pm said:


untuk pengayaan coba baca buku Harrianto, Ridwan 2010. disana ada penjelasan mengenai
kebisingan juga.. artikel diatas sangat bermanfaat.. kebetulan saya ambil penelitian D3 saya
tentang kebisingan industri plastik dengan menggunakan alat ukur sound level meter
integrating.

Balas

darmanijati, on Agustus 8, 2011 at 9:35 am said:


terima kasih, infonya sangat bagus, mohon ijin copy untuk pustaka

Balas

Lisa, on April 11, 2012 at 3:43 pm said:


Info dong, ada nggak perusahaan penyedia jasa pengukuran nilai ambang batas

Balas

Blog di WordPress.com. WP Designer.

Anda mungkin juga menyukai