Anda di halaman 1dari 6

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP

(Diurutkan Berdasarkan SKL 2012)

N SATUAN
RUMUS SIMBOL (SI) INFORMASI PENTING
o
1 Massa Jenis ρ = massa jenis Kg/m3 1 g/cm3 = 1000 Kg/m3
m m = massa Kg 1 Kg/m3 = 0,001 g/cm3
ρ=
V v = volum m3
Digunakan untuk menentukan
massa jenis percampuran zat
cair
2 Pemuaian Panjang Zat
Padat
  o. .t  = pertambahan panjang m Khusus bagian ini  dan o
t  o   o = panjang mula-mula m tidak harus dalam meter asalkan
t  o  lo. .  = koefisien muai zat padat o
/ C atau /K satuan keduanya sama misal
dalam cm
o
∆t = perubahan suhu C
t = panjang akhir m
3 Kalor
a. Kalor untuk Menaikan Q = kalor Joule 1 kalori = 4,2 Joule
Suhu Benda m = massa Kg 1 Joule = 0,24 kalori
Q = m.c.∆t c = kalor jenis J/KgoC 1 kkal = 1000 kal = 4200 J
Q = m.c.(t2 – t1) L = kalor laten (kalor uap, kalor J/kg
embun, kalor beku, kalor lebur) 1 kal/g.C = 1 kkal/kg.C
b. Kalor untuk Merubah
Wujud Benda U = Kalor Didih/Embun Jika soal dalam grafik,
Q = m.L (melebur) perhatiakan dengan seksama
Q = m.U (mendidih) kapan kalor dimulai dan diakhiri
Memerluka
c. Asas Black n Kalor
m1.c1.(t1-tc) = m2.c2.(tc- 100 Air Uap
t2)
 Bila Jenis Sama : 0 Es Air

-t1Es
Melepaskan t1 >t2 (Benda yang mempunyai
 Bila Massa Sama : Kalor suhu lebih diletakkan di ruas
kiri)
 Bila massa dan jenis Terjadi Perubahan Suhu
Catatan :
sama:
cEs = 0,5 kal/g.C
cAir= 1,0 kal/g.C0 kal/g
Terjadi Perubahan Wujud
Les = 80 kal/g
U = 54

P = daya alat pemanas


Perhatikan konversi satuannya!
t = waktu untuk menaikan suhu
Watt
d. Alat Pemanas sekon
P.t  m.c.t
4 Gerak Lurus Beraturan s = jarak m 5
1 km/jam = 1 x m/s
s = v.t v = kecepatan m/s 18
Jika ada jarak mula- t = waktu s 18
mula, berlaku : Dalam kurva V-t, jarak tempuh 1 m/s = 1 x km/jam
5
S = S0 + V.t sama dengan luas kurva!
5 Gerak Lurus Berubah vo = kecepatan awal m/s Untuk perlambatan a bernilai
Beraturan Vt = kecepatan akhir m/s negatif, sedangkan dipercepat a
a = percepatan m/s2 positif
t = waktu sekon
Vt = vo+at
s = jarak m
Vt2 = vo2 + 2as
S =Vo.t+ ½ a.t2

1
6 Gaya F = gaya Newton Besarnya massa selalu tetap,
F = m.a atau F = m.a m = massa kg namun berat tergantung
a = percepatan m/s2 percepatan gravitasi di mana
Berat w = berat N benda tsb berada
w = m.g g = percepatan gravitasi m/s2
7 Tekanan Zat Padat P = tekanan Pascal (Pa) 1 Pa = 1 N/m2
F W m.g F = gaya N g = 10 m/s2
P  
A A A A = luas permukaan bidang m2
g = percepatan gravitasi m/s2
8 Tekanan Zat Cair ρ = massa jenis cairan Kg/m3 Hubungan antara S dengan 
Ph  .g.h S = beratjenis cairan N/m3 adalah :
g = percepatan gravitasi m/s2 S = .g
Ph  S .h
h = kedalaman zat cair yang m
dihitung dari permukaan
Hukum Pascal
F1 F2
 N Sistem hidrolik diaplikasikan
A1 A2 F1 = gaya pada penampang 1 N pada mesin pengangkat mobil
F2 = gaya pada penampang 2 m sehingga beban yang berat dapat
A1 = Luas penampang 1 diangkat dengan gaya yang lebih
A2 = Luas penampang 2 m kecil, satuan A1 harus sama
r = jari-jari penghisap m dengan A2 dan satuan F1 harus
d = diameter penghisap sama dengan F2
Gaya Apung / Gaya
Archimedes
FA = wu – wf FA = Gaya ke atas N
w u= berat benda ditimbang di udara N
wf = berat benda dalam cairan ρ.g.V merupakan berat zat cair
N yang dipindahkan benda ketika
V = volum zat cair yang dipindahkan benda dicelupkan ke dalam suatu
FA = ρ.g.V = S.V ρ = massa jenis cairan Kg/m3 cairan
S = beratjenis cairan N/m3 ρAIR = 1 g/cm3
= 1000 kg/m3
9 Tekanan Gas pada P = Tekanan Atm
ruang Tertutup : N/m2
 Isothermis :  Proses Perubahan Gas pada
P1.V1 = P2.V2 V = Volume gas m3 temperatur yang tetap
 Isobaris :  Proses Perubahan Gas pada
T – Temperatur gas K tekanan yang tetap

 Isokhoris : Catatan :  Proses Perubahan Gas pada


Jika dalam soal suhu gas volume yang tetap
dinyatakan dalam C, secara
 Adiabatis :
otomatis harus diubah menjadi  Proses Perubahan Gas pada
dalam K kalor yang tetap atau proses
tertutup

10 Energi Potensial m = massa kg Pada saat buah kelapa jatuh dari


Ep = m.g.h g = percepatan gravitasi m/s2 pohon, buah mengalami
h = ketinggian m perubahan bentuk energi dari
Energi Kinetik energi potensial menjadi energi
1 2 v = kecepatan m/s kinetik
Ek = mv
2
Energi Mekanik
EM = EP + EK

Usaha
W = F.S atau W =F.S F = gaya N
s = jarak perpindahan m
W = usaha Joule
11 Pesawat Sederhana w = berat beban N Pada takal / sistem katrol,
2
Pengungkit F = gaya / kuasa N besarnya KM ditentukan oleh
w.  w =  F. F  w = lengan beban m jumlah banyak tali yang
Keuntungan mekanis  F = lengan kuasa m menanggung beban atau biasanya
Pengungkit KM = keuntungan mekanis - sama dengan jumlah katrol dalam
w F s = panjang bidang miring m sistem tsb.
KM = =
F w h = tinggi bidang miring dari m
Katrol permukaan tanah Untuk Katro Majemuk :
w KM = n -1
KM = N = jumlah tali yang ditarik
F
sejajar dalam sistem katrol
Bidang Miring
majemuk
=m.g.
w s
KM = =
F h
12 Getaran f = frekuensi getaran / gelombang Hertz Hertz = 1/sekon
n 1 T = periode getaran / gelombang sekon Dalam gelombang transversal, 1
f= =
t T n = jumlah getaran / gelombang - gelombang terdiri dari 1 bukit
t 1 v = cepat rambat gelombang m/s dan 1 lembah gelombang,
T= =  = panjang (satu) gelombang sedangkan dalam gelombang
n f
S = jarak tempuh m longitudinal terdiri dari 1
Gelombang
t = waktu tempuh m rapatan dan 1 renggangan
 S m
v = . f  
T t
13 Bunyi d = kedalaman m Rumus ini dapat digunakan untuk
v.t v = cepat rambat gelombang bunyi m/s mengukur kedalaman laut atau
d=
2 t = selang waktu antara suara (atau sekon kedalaman gua.
V = V0 + 0,6.t sonar) dikirim sampai didengar /
diterima kembali
v0 = cepat rambat gelombang bunyi
mula-mula Gunakan hubungan cepat rambat
Resonansi Bunyi :
n = orde resonansi bunyi jika yang ditanyakan cepat
L = panjang kolom udara atau pipa rambat bunyi
organa
 = panjang gelombang bunyi yang
digunakan
14 Cahaya f = jarak fokus cermin cm f cermin cekung (+)
Cermin Lengkung R = jari-jari kelengkungan cermin cm f cermin cembung (-)
(cekung dan cembung) So = jarak benda di depan cermin cm Si (+)=bayangannyata
1 Si = jarak bayangan dari cermin cm Si (-)=bayangan maya
f  R
2 Hi = Tinggi bayangan cm
1 1 1 Ho = Tinggi benda cm M > 1 bay diperbesar
  M = Perbesaran M = 1 bay sama besar
f So Si
Pada cermin cekung : - (kai) M < 1 bay diperkecil
Si Hi Ruang Ruang Sifat
M  
So Ho Benda Bayangan Bayangan
I IV maya, tegak, Bayangan yang dibentuk cermin
diperbesar cembung selalu bersifat : maya,
II III nyata, tegak, diperkecil
atau
terbalik,
atau f diperbesar Kekuatan Lensa :
III II nyata,
dan terbalik,
Jika F dalam Meter
diperkecil
S’ = (m +1).f
tepat tepat di nyata,
Catatan : di R R terbalik, sama
besar Jika F dalam cm
 S’ > 0 bayangan
tepat tepat di tidak
bersifat Nyata di f f terbentuk Untuk mencari kekuatan lensa,
bayangan jarak fokus lensa perhatikan
 S’ < 0 bayangan
satuannya
bersifat Maya P = kekuatan lensa f lensa cembung (+)
f = jarak fokus lensa f lensa cekung (-)
M > 1 bayangan
3
Diperbesar Pada lensa cembung : Si (+)=bayangannyata
Ruang Ruang Sifat Si (-)=bayangan maya
Menentukan sifat Benda Bayangan Bayangan
bayangan cermin cekung O-F2 di depan maya, tegak, M > 1 bay diperbesar
Ruang Benda+Ruang Bay lensa diperbesar M = 1 bay sama besar
=5 F2 – di kanan nyata, M < 1 bay diperkecil
2F2 2F1 terbalik,
III II I diperbesar Bayangan yang dibentuk lensa
IV 2F2 2F1 nyata, cekung selalu bersifat : maya,
R f O terbalik, tegak, diperkecil
sama besar
tepat - -
di F2 Hukum Penjumlahan Ruang dalam
Lensa (cekung dan Cermin dan Lensa :
cembung) Catatan :
P
1

100 Sifat bayangan yang dihasilkan oleh
f (m) f (cm) cermin CEMBUNG sama dengan dioptri
Ro = ruang letak benda
1 1 1 oleh lensa CEKUNG, yaitu :
  Ri = ruang letak banyangan
Maya
f So Si
Tegak
Si Hi Diperkecil
M  
So Ho Perhatikan dengan seksama
(depan) ( nilai fokus untuk sistem optik
Cermin CEKUNG atau lensa
belakang) baik yang berupa Cermin atau
CEMBUNG :
Lensa disamping!!!
 R dan f, selalu POSITIF
 Konvergen

2F2 F2 O Cermin CEMBUNG atau lensa


F1 2F1 CEKUNG :
 R dan f, selalu NEGATIF
 Divergen

15 Alat Optik
a. Lup
25cm Ma = Perbesaran untuk mata - (kali) Lensa okuler merupakan lensa
Ma= 1
f berakomodasi maksimum yang berada di dekat mata
Mt = Perbesaran untuk mata tidak - (kali) pengamat
25cm
Mt= berakomodasi / rileks Lensa obyektif berada di dekat
f f = fokus lup obyek yang diamati

b. Mikroskop
M = fob x fok
M = Perbesaran Mikroskop - (kali) PP = 25 cm jika tidak dibertahu
fob = fokus lensa obyektif cm dalam soal
fok = fokus lensa okuler cm PR =  (Tak Terhingga)

Untuk mata Presbiopi atau Mata


d = Fob + Fok d = Panjang Mikroskop untuk cm Tua, kita gunakan persamaan
pengamatan tanpa akomodasi dalam mata Miopy dan
c. Miopy Hipermetropy
F = - PR PR = titik Jauh Mata Normal cm
P = - P = Kekuatan lensa Lup Dioptri FOB = fokus lensa Obyektif
FOK = fokus lensa Okuler
d. Presbiopi PP = titik dekat mata normal 25 cm Cm

PR = titik jauh mata normal Dioptri


e. Teleskop
Kali

D = panjang teropong bintang

4
16 Listrik Statis F = gaya coulomb N
k .Q1Q2 k = konstanta coulomb Nm2/c2
F Q = muatan listrik coulomb
d2
d = jarak antar muatan m Digunakan untuk mencari
Q
I I = arus listrik ampere perubahan nilai gaya elektrstatis
t jika jarak kedua muatan
t = waktu sekon
Q mengalami perubahan!
n n = jumlah elektron
e e = muatan elementer (1,6.10-19C)
17 Listrik Dinamis Alat Ukur Listrik :
W V = beda potensial volt I atau V yang dicari =
V
Q W = energi listrik joule
Q = muatan listrik coulomb
R = hambatan ohm(Ω)
Hukum Coulomb Skala Kalibrasi sebagai acuan
V = I.R hasil pengukuran
ρ = hambatan jenis
Hambatan Penghantar
  = panjang kawat penghantar Ωm
R A = Luas penampang penghantar m
A m2

Rangkaian Seri R
Kalo sama R = n.R
Rt = R1+R2+....+Rn
Digunakan untuk mencari
Rangkaian Paralel R perubahan nilai hambatan, jika
Kalo sama R = R/n
1 1 1 1 variabel-variabelnya mengalami
   .... 
Rt R1 R2 Rn Untuk 2 Hambatan Paralel : perubahan!
R : R’ = 1 : n n>1 dan R<R’
Rangkaian Paralel terdiri Berlaku :
dari 2 Resistor
R1 xR2
Rt =
R1  R2
Hukum Kirchoff 1
 I masuk =  I keluar

Rangkaian Listrik
dengan hambatan dalam
ampere
a. Baterai Seri I = kuat arus GGL merupakan beda potensial
n. baterai yang dihitung saat
I
n.r  R rangkaian terbuka atau beda
b. Baterai Paralel potensial asli baterai
E n = jumlah elemen -
I E = GGL (gaya gerak listrik)
r Volt
R r = hambatan dalam sumber
n ohm
tegangan
R = hambatan luar total ohm
18 Energi Listrik dan Daya
Listrik
a. Energi Listrik W = Energi Listrik joule 1 kalori = 4,2 Joule
W = Q.V Q = Muatan Listrik coulomb I J = 0,24 kal
W = V.I.t V = tegangan / beda potensial volt 1 KwH = 3.600.000 J
W = I2Rt I = Kuat Arus Listrik ampere
V2 P = Daya Listrik watt
W= t =
t = waktu sekon
R
b. Daya Listrik Digunakan untuk mencari
P = V.I Rekening Listrik :
perubahan baik energi maupun
P= I2R daya listrik, akibar perubahan
V2 N = jumlah hari sebulan nilai kuat arus maupun tegangan
P=
R P = daya alat listriknya
W t = lama pemakaian
P=
t Bila ada beaya beban, tambahkan
hasil di atas

5
19 Gaya Lorentz F = Gaya Lorentz N Arahnya ditentukan dengan
F = B.i.  B = Kuat medan magnet Tesla kaidah tangan kanan
i = kuat arus listrik A
 = panjang kawat m
20 Transformator
Np Vp Vp = tegangan primer / masukan V Trafo Ideal :

Ns Vs Vs = teg. Sekunder / keluaran V  = 100 %
Vp Is Ip = Arus primer / masukan A
 Is = Arus sekunder / keluaran A Trafo Non Ideal :
Vs Ip
Np = jumlah lilitan primer - 0 % < < 100 %
Np Is Ns = Jumlah lilitan sekunder -

Ns Ip Ws = Energi keluaran J Trafo Step Up :
Wp = Energi masukan J NP < NS
Efisiensi Transformator Ps = Daya keluaran watt VP < VS
Ws Pp = Daya masukan watt IP > IS
 x100%
Wp
Ps Trafo Step Down :
 x100% NP > NS
Pp
VP > VS
IP < IS

Created By :
Drs. Agus Purnomo
19680627 199601 1 001

Anda mungkin juga menyukai