Anda di halaman 1dari 22

REFORMASI SISTEM AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

2020

Dr. Itje Chodidjah, MA

Disampaikan dalam Pelatihan Asesor Sekolah/Madrasah


Zoom Meeting, 21 September 2020
Garis Besar Presentasi

1. Latar Belakang, Permasalahan, dan


Arah Reformasi

2. Manajemen Akreditasi Nasional –


Business Proses dan Efisiensi Sistem

3. Instrumen Akreditasi – IASP2020


1. Latar Belakang, Permasalahan, dan
Arah Reformasi
Mengapa Perlu Reformasi?
Refleksi 20 tahun akreditasi Evaluasi diri Temuan

Korelasi perkembangan status Review kajian- Perlu reformasi


akreditasi dan kualitas pendi- kajian empirik manajemen agar
dikan lemah akreditasi dan akreditasi lebih
kinerja sistem efisien & efektif,
Muncul pertanyaan terkait pendidikan tanpa backlog
efektivitas proses akreditasi
mendukung penjaminan mutu Kajian pustaka, Perlu mengganti
dan peningkatan kualitas diskusi dengan Instrumen agar
pendidikan nasional berbagai nara lebih fokus pada
sumber ahli pengukuran
Muncul pertanyaan terkait kinerja sekolah
validitas instrument akreditasi Diskusi internal,
analysis sistem Perlu memperkuat
Muncul pertanyaan terkait dan Instrumen rekomendasi agar
kredibilitas sistem dan tindak-lanjut lebih
manajemen akreditasi S/M Benchmarking konkrit dan efektif
Beberapa Permasalahan (1)
❑ Status akreditasi S/M meningkat pesat dari tahun ke tahun, tetapi
praktis tidak berkorelasi dengan perkembangan kualitas pendidikan.

Prosentase sekolah dengan akreditasi A dan B Hasil Ujian Nasional dan Capaian PISA
70.0 65.3
Akreditasi SD Akreditasi SMP 65.0 61.8
58.6
62.2
58.5
60.0 56.9 57.8
100 78 84.2 100 81 54.3 52.8 53.7
73.9 76.5 72 71.8 75 55.0 52.151.051.6 52.8
% SD Terakreditasi

51.1

% SMP Terakreditasi
68.7 68 49.0 48.7
50.0 45.6 46.7
45.2
80.28 45.0
50 50 71.61
63.01 60.35
52.15 40.0
48.8
35.46 33.45 35.0
0 0 30.0
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 SMP SMA IPA SMA IPS SMK

Target Capaian Target Capaian 2015 2016 2017 2018 2019

Akreditasi SMA Akreditasi SMK Capaian PISA 2003-2015


100 79.1 81.83 83.41 84.6 100 402
77.2 396 397
% SMA Terakreditasi

72.68
% SMK Terakreditasi

393
80 80 400 403
56.6 60.17 382
393
60 53.8 383 382
60 73.51 391
65 386
40 60.39 40 58.27 61.63 371 375
46.67 40.57 350 360
20 20
28.23 26.2
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 300
2003 2006 2009 2012 2015
Target Capaian READING MATHS SCIENCE
Target Capaian
Beberapa Permasalahan (2)
❑ UU Sisdiknas mewajibkan akreditasi → bagian dari sistem penjaminan
mutu (quality assurance), tetapi proses bagaimana akreditasi mendukung
penjaminan mutu selama ini belum jelas.

Permasalahan dan rekomendasi assessor: Tindak lanjut rekomendasi:

Untuk Sekolah: Oleh Sekolah:


• Penguatan supervisi oleh kepala sekolah ? • ?
• Perbaikan pengelolaan lingkungan fisik • ?
• Memperkuat penegakan disiplin siswa • ?
• Keterlibatan guru mapel dalam MGMP • ?

Untuk Pemerintah Daerah: Oleh Pemerintah Daerah


• Penambahan guru mapel tertentu untuk ? • ?
mengoreksi beban mengajar terlalu berat. • ?
• Perbaikan tembok pagar sekolah untuk • ?
menciptakan rasa aman para siswa. • ?
Beberapa Permasalahan (3)
❑ Problematika manajemen → akreditasi sudah berjalan 20 tahun, tetapi
masih banyak tunggakan (backlog) sekolah belum pernah diakreditasi
dan/atau sekolah harus reakreditasi karena habis masa berlaku.
Dengan sasaran nasional 55 ribu
sekolah per tahun, harusnya dalam
5 tahun beres. Tabel disamping
menunjukkan bahwa pada tahun
2020 tersedia 115.379 sekolah perlu
akreditasi → tunggakan setiap tahun

❑ Sementara itu, rata-rata 64,2% sekolah yang menempuh reakreditasi


selama 15 tahun terakhir setelah status akreditasinya habis masa
berlaku berakhir tidak berubah (status quo) statusnya, hanya 22,3%
yang meningkat dan 13,5% mengalami penurunan.
❑ Dengan manajemen akreditasi yang lebih baik, potensi penghematan
sumberdaya untuk mengakreditasi 64% sasaran tahunan selama ini
lebih dari cukup untuk menghilangkan backlog.
Arah Reformasi dan Pokok Perubahan
Arah Reformasi:
❑ Memperbaiki manajemen → efisiensi sistem akreditasi: (a) penggunaan sumberdaya
pada kegiatan yang memberikan hasil maksimal; (b) menghilangkan backlog
❑ Meningkatkan kredibilitas → perkembangan status kreditasi merefleksikan dinamika
kualitas Sistem Pendidikan Nasional
❑ Meningkatkan efektivitas sistem akreditasi mendukung sistem penjaminan mutu →
indikator kinerja yang lebih relevan dan pengukurannya, dan rekomendasi tindak-lanjut.

Pokok-pokok perubahan:
Perubahan mendasar pada siklus (business model):
❑Manajemen Akreditasi → perubahan mendasar dalam siklus (business model)
akreditasi, perpanjangan akreditasi secara otomatis bagi sekolah status quo.
❑Instrumen Akreditasi IASP2020 → fokus pada audit kinerja, mengukur kinerja
(performance) sekolah yang telah memenuhi persyaratan (compliance);
❑Akreditasi merupakan bagian dari rangkaian utuh sistem penjaminan mutu →
tindak-lanjut rekomendasi berdasarkan proses akreditasi menjadi fokus utama.
2. Manajemen Akreditasi Nasional –
Business Proses dan Efisiensi Sistem
Manajemen dan Business Process Akreditasi (1)
Prinsip dasar:

• Pengeluaran untuk melakukan akreditasi sekolah adalah investasi


→ harus jelas memberikan manfaat
• Sekolah status quo tidak perlu audit dan visitasi ulang →
perpanjangan otomatis
• Sumberdaya (finansial dan SDM) dialihkan untuk meningkatkan
kualitas proses akreditasi dan penyempurnaan sistem.
• Titik berat akreditasi pada tindak lanjut → investasi untuk
mengevaluasi hasil tindak lanjut rekomendasi
• Akreditasi tanpa backlog
Manajemen dan Business Process Akreditasi (3)
Manajemen dan Business Process Akreditasi (2)
Pokok-pokok perubahan:
Perubahan mendasar pada siklus (business model):
❑Kombinasi proses akreditasi otomatis dan akreditasi manual dengan kunjungan
sekolah;
❑Perpanjangan status akreditasi secara otomatis melalui mekanisme Sistem
Monitoring Sekolah Terakreditasi (Dashboard);
❑Reakreditasi (manual) hanya dilakukan atas dasar 3 (tiga) sebab atau triggers.

Sistem Monitoring Sekolah Terakreditasi (Dashboard)


❑ Melakukan monitoring perkembangan sekolah setelah terakreditasi secara terus
menerus
❑ Menampilkan berbagai indikator kinerja (score cards) setiap tahun
❑ Indikator kinerja yang ditampilkan merupakan indikator komposit dikembangkan
atas dasar data-data Dapodik, AKM dan Survai Karakter
Manajemen dan Business Process Akreditasi (3)
Masa Berlaku Akreditasi:

❑ Status Akreditasi berlaku selama lima tahun dan diperpanjang secara otomatis
sepanjang sekolah mampu menjaga kinerja sebagaimana ditunjukkan oleh Sistem
Monitoring Sekolah Terakreditasi (Dashboard)

Tiga Penyebab Reakreditasi (manual):


❑ Permintaan sekolah yang meyakini sekolahnya membaik dan ingin status
akreditasi lebih tinggi
❑ Laporan masyarakat yang terverifikasi adanya penurunan kinerja sekolah; dan
❑ Warning dari sistem monitoring (dashboard) telah terjadi penurunan kinerja
sekolah
3. Instrumen Akreditasi – IASP2020
Instrumen Akreditasi 2020 (1)
Paradigma Berpikir dan Konsep Dasar IASP2020:
❑ Akreditasi mendukung proses penjaminan mutu untuk memastikan sekolah
menghasilkan lulusan dengan mutu dan kompetensi yang diharapkan → standar
kompetensi lulusan
❑ Fokus pada assessment/penilaian terhadap kinerja berkenaan faktor-faktor yang
paling berpengaruh pada kualitas pembelajaran dan kompetensi lulusan (output dan
outcome)
❑ Assessment/penilaian dilakukan pada tataran kinerja untuk memastikan korelasi
terkuat dengan potensi sebuah sekolah mampu menghasilkan lulusan dengan mutu
dan kompetensi yang diharapkan
❑ Mutu dan kompetensi lulusan yang baik merupakan hasil dari proses
pembelajaran yang baik, diberikan oleh guru bermutu, yang didukung oleh
manajemen sekolah/madrasah yang efektif dan efisien.
❑ Sebelum sebuah sekolah dinilai kinerjanya → harus memenuhi beberapa prasyarat
kondisi minimal untuk menjadikannya layak disebut sekolah.
Instrumen Akreditasi 2020 (2)

PERFORMANCE
PROSES
MANAJEMEN PEMBELA-
BASED
SEKOLAH JARAN Data primer:
▪ Telaah
Dokumen
MUTU ▪ Observasi
LULUSAN ▪ Wawancara
▪ FGD
MUTU
PTK
GURU

COMPLIANCE
BASED KURIKU BIAYA
Data sekunder: LUM
▪ Dapodik
▪ Emis PENILAI- SAR-
▪ PMP AN PRAS
Instrumen Akreditasi 2020 (3)
Implikasi Paradigma Baru :
❑ Instrument akreditasi berisi komponen alat ukur untuk: (a) mengukur kepatuhan pada
persyaratan kondisi minimal (compliance); dan (b) mengukur kinerja (performance)
❑ Pemenuhan kondisi minimal (compliance) mutlak, tetapi dalam penilaian memiliki bobot
jauh lebih kecil dibanding komponen kinerja (performance)
❑ Assessment/penilaian kinerja sekolah berfokus pada: (a) mutu lulusan; (b) mutu guru; (c)
proses pembelajaran; dan (d) manajemen sekolah
❑ Dalam assessment/penilaian komponen kinerja (performance), indikator dan bukti-bukti
yang menunjukkan kinerja jauh lebih penting ketimbang bukti pemenuhan persyaratan
administratif dan indikator yang bersifat input.
Hasil Proses Akreditasi :
❑ Proses akreditasi menghasilkan: (a) nilai/status akreditasi; dan (b) rekomendasi
❑ Rekomendasi rinci, teknis, tajam dan pada tataran operasional dengan pijakan jelas
❑ Akreditasi sebagai bagian dari mekanisme evaluasi kondisi sekolah untuk dasar
perencanaan perbaikan
Instrumen Akreditasi 2020 (4)
BUTIR INTI BUTIR KEKHUSUSAN
No. KOMPONEN SUB-KOMPONEN (SEMUA
JENJANG) SD/MI SMK/MAK SLB
1 Mutu Lulusan Karakter Siswa 4
Kompetensi Siswa 6 1 1
Kepuasan Pemangku Kepentingan 1 1
2 Proses Kualitas Pembelajaran di Kelas dan di Luar Kelas 3 2 1
Pembelajaran Iklim Belajar di Kelas 3
Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penunjang Proses
1
Pembelajaran
3 Mutu Guru Kompetensi Guru 1 1
Pengembangan Profesi Guru 2 1
Inovasi dan Kreativitas Guru 1
4 Manajemen Sekolah/ Pencapaian Visi dan Misi 1
Madrasah Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah 1
Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah 1
Budaya Sekolah/Madrasah 2
Pelibatan Masyarakat 1 1 1
Pengelolaan Kurikulum 1 1
Pengelolaan Sarana dan Prasarana 1 2
Pengelolaan Guru dan Tenaga Kependidikan 1 1 1
Pengelolaan Pembiayaan 1
Pengelolaan Kesiswaan 2
Penjaminan Mutu Internal 1
JUMLAH 35 1 9 5
Instrumen Akreditasi 2020 (5)
Asesor harus memahami makna Asesor harus secara profesional dapat
setiap butir instrumen dan perannya menilai capaian kinerja sekolah
dalam konteks mutu pendidikan. dibandingkan dengan level pada kolom 2
Instrumen Akreditasi 2020 (6)
Menggunakan IASP2020:

❑ Menilai kinerja sekolah → Assessment/audit terhadap indikator dalam setiap


butir dalam IASP2020 pada tataran kinerja dan/atau proxy kinerja
❑ Pemahaman yang baik makna butir, mengapa butir tersebut diukur, apa
pengaruhnya terhadap proses pembelajaran di sekolah
❑ Keterampilan mencari bukti kinerja dan membuat keputusan penilaian yang
professional terhadap kinerja yang ditunjukkan oleh berbagai bukti
❑ Memerlukan kemampuan melihat gambaran besar sekolah, berbagai
komponen,
Petunjuk butir, dan memberikan rekomendasi yang rinci dan operasional
Teknis:
sehingga siap ditindak-lanjuti
❑ Assessment/penilaian pemenuhan persyaratan (compliance) menggunakan
data-data yang bersumber dari DAPODIK, EMIS, dan PMP
❑ Penilaian kinerja (mutu lulusan, mutu guru, proses pembelajaran, dan
manajemen sekolah) dilakukan dengan menggunakan teknik: (a) telaah
dokumen, (b) observasi, (c) wawancara, dan (d) angket.
Instrumen Akreditasi 2020 (7)
Petunjuk Teknis IASP2020:

❑ Memfasilitasi assessor untuk melakukan penilaian secara lebih sistematis,


tertib, melalui proses yang terstruktur
❑ Mengurangi potensi subjektivitas individu assessor dan meningkatkan
akuntabilitas kerja para assessor
❑ Menguji validitas dan reliabilitas proses akreditasi, khususnya visitasi
sekolah
❑ Melacak proses penilaian ketika muncul perselisihan pendapat antar
assessor maupun antara assessor dengan assessee.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai