Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN


PEMBERIAN LAYANAN KLINIS

Nomor
Tanggal Pembuatan 16 Agustus 2017
Tanggal Revisi 17 mei 2023
Tanggal Efektif 17 Mei 2023
DINAS KESEHATAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Disahkan oleh Kepala Puskesmas Simpur
UPTD PUSKESMAS SIMPUR
Nama Pneumonia dan Bronkopneumonia

Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis a. Minimal D3 Perawat/Bidan/Dokter
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
3. Permenkes 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
Keterkaitan: Peralatan /Perlengkapan:
1. Tabung oksigen
2. Kanul hidung
3. Masker sederhana
4. Nebulizer
5. Masker inhalasi
6. Saturasi oksigen
Peringatan: Pencatatan dan Pendataan
Prosedur ini sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Anamnesis, Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan a. Mencatat setiap tindakan keperawatan untuk dokumentasi
penunjang sederhana, Penegakan diagnosis, Pencegahan terjadi komplikasi dan apabila tidak dilaksanakan
makan akan sulit untuk menerapkan langkah-langkah tersebut

PELAKSANA
MUTU BAKU
N
AKTIVITAS Petugas Persyaratan & Kelengkapan
O
Perawat Dokter rontgen/analis Waktu Output Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Anamnesis ( Subyektif ) 1. 2 menit Petugas dapat
Keluhan menentukan anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai
dengan:
a. batuk dengan dahak mukoid
atau purulen kadang-kadang
disertai darah
b. sesak napas
c. demam tinggi
d. nyeri dada
1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Faktor Risiko 1 menit Petugas dapat


a. Umur, lebih rentan pada usia >65 menentukan factor resiko
tahun.
b. Infeksi saluran napas atas yang
tidak ditangani.
c. Merokok.
d. Penyakit penyerta: DM, PPOK,
gangguan neurologis, gangguan
kardiovaskuler.
e. Terpajan polutan/ bahan kimia
berbahaya.
f. Tirah baring lama.
g. Imunodefisiensi, dapat
disebabkan oleh penggunaan
steroid jangka panjang, malnutrisi,
HIV.

3 Pemeriksaan Fisik dan 1 menit Petugas mendapatkan


Pemeriksaan Penunjang Sederhana hasil pemeriksaan fisik
(objektif)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a. Pasien tampak sakit berat,
kadang disertai sianosis
b. Suhu tubuh meningkat dan nadi
cepat.
c. Respirasi meningkat tipe cepat
dan dangkal.
d. Sianosis.
e. Nafas cuping hidung.
f. Retraksi interkostalis disertai
tanda pada paru, yaitu:
1. Inspeksi dapat terlihat bagian
yang sakit tertinggal waktu
bernapas.
2. Palpasi fremitus dapat
meningkat,
3. Perkusi redup,
4. Auskultasi terdengar suara
napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin disertai
ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki
basah kasar pada stadium
resolusi
4 Pemeriksaan Penunjang 5 menit Petugas mendapatkan
a. Thorax foto PA terlihat hasil pemeriksaan
perselubungan pada daerah yang penunjang
terkena.
b. Laboratorium
1. Leukositosis (10.000-
15.000/mm3) dengan hitung
jenis pergeseran ke kiri
(neutrofil batang tinggi).
Leukosit
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. <3.000/mm3, prognosisnya
buruk.
2. Analisa sputum adanya
jumlah leukosit bermakna.
Gram Sputum.

5 Penegakan Diagnosis (assessment) 1 menit Petugas dapat


Diagnosis Klinis menegakkan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Untuk Diagnosis defenitif dilakukan
pemeriksaan penunjang.
Kriteria Diagnosis pneumonia dengan
Trias Pneumonia, yaitu:
a. Batuk
b. Demam
c. Sesak

Klasifikasi
a. Berdasarkan klinis dan epideologis,
pneumonia dibedakan menjadi:
1. Pneumonia komuniti
(community-acquired
pneumonia)
2. Pneumonia nasokomial
(hospital-acqiured
pneumonia / nosocomial
pneumonia)
3. Pneumonia aspirasi
4. Pneumonia pada penderita
Immunocompromised

b. Berdasarkan bakteri penyebab


1. Pneumonia bakterial / tipikal.
2. Pneumonia atipikal,
disebabkan Mycoplasma,
Legionella dan Chlamydia.
3. Pneumonia virus.
4. Pneumonia jamur sering
merupakan infeksi sekunder.

c. Berdasarkan predileksi infeksi


1. Pneumonia lobaris.
2. Bronkopneumonia.
3. Pneumonia interstisial

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diagnosis Banding
a. Bronkitis Akut
b. Pleuritis eksudatif karena TB
c. Ca paru Petugas dapat melakukan
6 1 menit
diagnosis banding
d. Infark paru

7 Rencana Penatalaksanaan a. Cairan Isotonik 1 menit Petugas dapat melakukan


Komprehensif (Plan) rencana keperawatan
Penatalaksanaan komprehensif
a. Pengobatan suportif seperti
istirahat di tempat tidur dan
minum secukupnya untuk
mengatasi dehidrasi.
b. Terapi definitif dapat dilakukan
menggunakan antibiotik sebagai
berikut:
1. Penisilin sensitif
Streptococcus pneumonia
(PSSP), yaitu:
 Golongan Penisilin:
penisilin V, 4x250-500
mg/hari (anak 25-50
mg/kbBB dalam 4
dosis), amoksisilin
3x250-500 mg/hari
(anak 20-40 mg/kgBB
dalam 3 dosis), atau
sefalosporin golongan
1 (sefadroksil 500-
1000mg dalam 2
dosis, pada anak 30
mg/kgBB/hari dalam 2
dosis)
 TMP-SMZ
 Makrolid
2. Penisilin resisten
Streptococcus pneumoniae
(PRSP),yaitu:
 Betalaktam oral dosis
tinggi (untuk rawat
jalan), Sefotaksim,
Seftriakson dosis tinggi.
 Makrolid: azitromisin
1x500 mg selama 3 hari
(anak 10 mg/kgBB/hari
dosis tunggal).
 Fluorokuinolon
respirasi: siprofloksasin
2x500 mg/hari.

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
(bila diperlukan)
a. Kultur sputum
b. Kultur darah

Komplikasi
a. Efusi pleura.
b. Empiema.
c. Abses paru Petugas mengetahui
8 1 menit
d. Pneumotoraks komplikasi daripneumonia
e. Gagal napas.
f. Sepsis.

Konseling dan Edukasi


a. Edukasi
Edukasi diberikan kepada individu
dan keluarga mengenai
pencegahan rekurensi dan pola
hidup sehat, termasuk tidak
merokok.
b. Pencegahan Petugas dapat melakukan
9 1 menit
konseling dan edukasi
Dilakukan dengan vaksinasi,
terutama bagi golongan risiko
tinggi, seperti orang usia lanjut,
atau penderita penyakit kronis.
Vaksin yang dapat diberikan
adalah vaksinasiinfluenza (HiB)
dan vaksin pneumokokal
10 Kriteria Rujukan 1 menit Petugas dapat melakukan
a. Kriteria CURB (Conciousness, rujukan
kadar Ureum, Respiratory rate>30
x/m,Blood pressure:Sistolik <90
mmHg dan diastolik <60 mmHg;
masing masing bila ada kelainan
bernilai 1). Dirujuk bila total nilai 2.
b. Untuk anak, kriteria rujukan
memakai Manajemen Terpadu
pada Balita Sakit (MTBS).

Persiapan dalam melakukan rujukan


bagi pasien pneumonia, yaitu:
1. Terdapat oksigen.
2. Pasien harus didampingi oleh
dokter/tenaga kesehatan terlatih
selama perjalanan menuju ke
pelayanan sekunder.
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Prognosis
Ad sanasionam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad vitam : bonam

KEPALA PUSKESMAS SIMPUR

dr. Herla Maulita Surdhawati


NIP. 19930820 201903 2 012

Anda mungkin juga menyukai