UD alam pengalaman sehari-hari tak terdapat sesuatu yang misterius ala, "
kaburan arti mengenai konsep partikel dan gelombang. Sebuah batu yang dita
kan ke sebuah danau dan riak yang menyebar dari titik dampak mempuny,
samaan hanya dalam sifatnya untuk membawa energi dan momentum day)
tempat ke tempat yang lain, Fisika klasik yang mencerminkan kenyataan Fis
kesan indra kita, memperlakukan partikel dan gelombang sebagai komponey
terpisah dari kenyataan itu. Mekanika partikel dan optika gelombang sev, +
disional merupakan disiplin. yang bebas, masing-masing dengan serangkaizy, —=
perimen dan prinsip-prinsip yang didasarkan pada hasil eksperimen itu.
Kenyataan fisis yang kita terima timbul dari gejala yang terjadi dalam dup),
kroskopik dari atom dan molekul, elektron dan inti, tetapi dalam dunia inj,
terdapat partikel atau gelombang dalam arti yang kita kenal. Kita mengange ap
tron memiliki muatan dan massa dan berkelakuan menurut hukum mekanika »,
kel dalam alat-alat yang kita kenal seperti tabung gambar televisi. Namun demi,
kita akan melihat bahwa banyak kenyataan yang memaksa kita untuk mena
elektron yang bergerak sebagai suatu manifestasi gelombang sebanyak keny2,
lain yang memaksa kita untuk menafsirkannya sebagai manifestasi partikel, )
anggap gelombang elektromagnetik sebagai gelombang karena dalam kea
polarisasi, Namun, kita akan melihat juga bahwa dalam keadaan yang lai:
bang elektromagnetik berlaku seakan-akan terdiri dari berkas partikel. Be:
sama dengan relativitas khusus, dualitas partikel-gelombang merupakan penger:fibu
sentral dalam fisika modern, dan dalam buku ini sedikit sekali penalaran yai
mengambil idea dari kedua idea pokok tersebut.
2.1 EFEK FOTOLISTRIK
Dekat permulaan abad keduapuluh serangkaian eksperimen menyatakan bii®¥®
elektron dipancarkan dari permukaan logam jika cahaya yang frekuensinya cui:
tinggi jatuh pada permukaan itu (diperlukan cahaya ultraungu untuk hampit st
Jogam, kecuali logam alkali). Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik. Gamb:
memberi ilustrasi jenis alat yang dipakai dalam eksperimen serupa itu. Tabung)* bay
divakumkan berisi dua elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian ekstem@l ‘qa,
perti terlihat skemanya dalam gambar, dengan keping logam yang permukaa" tay
mengalami iradiasi dipakai sebagai anode. Sebagian dari elektrosfoto yang ™™in ¢
dari permukaan yang mengalami iradiasi mempunyai energi yang cukup untuk 1™*'tog
capai katode walaupun muatannya negatif, dan elektron serupa itu membentuk *" ky
yang dapat diukur oleh ammeter dalam rangkaian itu. Ketika potensial perintané li 3
ditambah, lebih sedikit elektron yang mencapai katode dan arusnya menu" a
Akhirnya, ketika V sama dengan atau melebihi suatu harga Vo yang besarnya dale |
orde beberapa volt, tidak ada elektron yang mencapai katode dan arusnya tethe™
Terdapatnya efek fotolistrik tidak mengherankan; kita ingat bahwa selon
cahaya membawa energi, dan sebagian energi yang diserap oleh logam dapat tet"
sentrasi pada elektron tertentu dan muncul kembali sebagai energi kinetik. Jik®GAMBAR 2-1 Pengamatan eksperimental efek fotolistrik
memeriksa lebih teliti kita akan mendapatkan bahwa efek fotolistrik tidak dapat di-
tafsirkan sedemikian sederhana.
Salah satu sifat yang khususnya menimbulkan pertanyaan pengamat ialah dis-
tribusi energi elektron yang dipancarkan (yang disebut’ fotoelektron), ternyata
takbergantung dari intensitas cahaya. Berkas cahaya yang kuat menghasilkan foto-
elektron lebih banyak daripada berkas yang lemah yang berfrekuensi sama, tetapi
energi elektron rata-rata sama saja (Gambar 2-2). Dan juga dalam batas ketelitian
eksperimen (sekitar 10~° s), takterdapat kelambatan waktu antara datangnya ca-
haya pada permukaan logam dan terpancarnya elektron, Pengamatan serupa itu ti-
dak dapat dimengerti dengan memakai teori elektromagnetik cahaya.
Marilah kita tinjau cahaya yang jatuh pada permukaan zat natrium dalam pera-
latan seperti pada Gambar 2-1. Arus fotolistrik terdeteksi jika energi elektromagne-
Uk 107$ W/m?, terserap oleh permukaan. Ada 10!9 atom pada selapis natrium se-
‘ebal 1 atom yang luasnya 1 m?, sehingga jika kita anggap cahaya datang diserap
pada lapisan teratas dari atom-atom natrium masing-masing atom menerima energi
aan enean Ine 10~?5 W. Pada laju ini 1,6 x 10° s ~ sekitar 2 minggu diperlu-
atom untuk mengumpulkan sekitar 1 eV energi yang biasa dimiliki
whtromagnetik menyatakan bahwa atom natrium ra
ot untuk diberikan‘pada salah satu elektronnya
otal ets bila dipandang dari teorj gelombang ialah fakta bahwa energi
ick mnene Pada frekuensi cahaya yang dipakai (Gambar 2-3). Pada
: TeXuensi kritis yang merupakan karakteristik dari masing-ma-
ta-ratahanya mengumpulkanjalah 6, 34 wi yp berubah untuk logam be,
i 626 X 10-94 Js selalu sama, alaupun Vo D
" ,
yang disinari.
CAHAYA ; a
saa t menerangkan sangat baik banyak sekali g¢j
Teori elektromagnetik cahaya dapa es, teorl Yn pecdasarlt
i i i engandung kebenaran. lamun, '
singe ton ak energie ek fotolistrik. Dalam tahun 1905 Eing
istri at dit
menemukan bahwa paradoks yang timbul dalam efek fojaliett sane
han asukkan pengertian radikal yang pernah diusulkan lima tahun
yen ed se rveman Max Planck. Ketika itu Planck men
belumnya oleh fisikawan teoretis Jerman : a,
menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh benda mampat. Kita
ngenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan cahaya tampak, tetapi
jang gelombang lain yang takterlihat mata juga terdapat. Sebuah benda tidak pe
sangat panas untuk bisa memancarkan gelombang elektromagnetik — semua bei
memancarkan energi seperti itu secara malar (kontinu) tidak perduli berapa te
ratumya, Pada temperatur kamar sebagian besar radiasinya terdapat pada bagiani
framerah dari spektrum, sehingga tidak terlihat. |
Sifat yang dapat diamati dari rediasi benda hitam ini — penamaan serupa
akan dikemukakan alasannya dalam Bab 9, di situ pembahasan lengkap pers
dan pemecahannya diberikan — tidak dapat diterangkan berdasarkan prinsip
yang dapat diterima pada waktu itu, Planck dapat menurunkan rumus yang ¢
Ss eS SRR NC REREION
‘ang be .
rus berenergl ad a dan baa era Linas tertentu v dari cahaya semuany?
i int E’berbanding lurus de: i
a ngan v, Jadi
"2.2 E=h
dgngan A, pada waktu ini di: eeesi bad
M Aisebut zetapan Plan
ick,
bis: 8,826 x 10-47. betharga
Ketika ia hai
oe pide timbal sear seap bahwa energi elekt
penjalarannya melalui ruang t*P4tUs, Planck tidak pee n ee
Einstein mengusulkan bikie sa upakan gelomban, reruah menyangsikan b'
Suatu saat, tetapi juga menjal, Ja cahaya dipancarken, elektromagnetik yang
lawanan dengan fisika ‘lasik wenurut kuanta indi 1 menurut suatu kuantum
kan dengan mudah. Rumusan capt hipotesis etn Seapan yang lebih
listrik dapat di
da list:
2.3 hy=Ku. 4h. P Pat ditulis
ang diradi
A AETEIIILESSIFAT PARTIKEL DARIGELOMBANG 45
Pengurulan Einstein berarti bahwa tiga suku dalam Persamaan 2,3 dapat ditafsirkan
sebagai berikut:
hy =. isienergi dari masing-masing kuantum cahiaya datang
k..., = energi fotoelektron maksimum
Gy = energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron
dari permukaan logam yang disinari,
Harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri
| dari permukaan logam, jika tidak, demikian, tentu elektron akan terlepas walaupun
tidak ada cahaya datang, Energi hyo merupakan karakteristik dari permukaan itu di-
sebut fungsi kerja. Jadi Persamaan 2.3 menyatakan bahwa
Energi _ _energi elektron fungsi kerja
kuantum ~~ maksimum * permukaan
Beberapa contoh fungsi kerja fotolistrik terlihat dalam Tabel 2.1. Untuk mele-
paskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom bebas dari logam yang ber-
sangkutan (lihat Tabel 10.1), sebagai contoli, energi ionisasi cesium ialah 3,9 eV di-
bandingkan dengan fungsi kerjanya 1,9 eV. Karena spektrum cahaya tampak berki-
sar dari 4,2 hingga 7,9 X 10'4 Hz yang bersesuaian: dengan energi kuantum 1,7
hingga 3,3 eV, jelaslah dari Tabel 2.1 bahwa efek fotolistrik ialah suatu gejala Yang
terjadi dalam daerah cahaya tampak dan ultraungu.
Seperti telah kita lihat, foton cahaya berfrekuensi v berenergi hv, Untuk bisa
menyatakan hy dalam elektronvolt (eV), kita ingat
leV=1,60 x 107°
TABEL 2.1 FUNGSI KERJA FOTOLISTRIK
METAL LAMBANG FUNGSI KERJA, eV
Cesium Cs 19
Kalium > K 2,2
Natrium Na 23
Lithium Li 25
Kalsium Ca 3.2
Tembaga C
Perak 7 48
B= 8.83 10-4] «5
1,60 X 10- rev *”
= 4,14 X 10-3 peV-s Energi foton
Se Ty| ton berfrekuens! Y TES 's
fol 6
memperbolehkan kita untuk mencari oe a ebaeal antl aks VE
elektronvolt, Jika diberikan panjang gelombang
of) kita dapatkan
44. x.10-19 eV + 8) x (3% 10* m/s
E= x
Energi fol
2.5 im »
dengan ) dinyatakan dalam meter. Bila \ dinyatakan dalam satuan angstrom (j
dengan 1 A = 10°!° m, maka
1,24 x10'eV-A Energi fo,
»
2.6 E=
Soal Cari energi kinetik foto elektron jika cahaya ultraungu yang panjan
gelombangnya 3500 A jatuh pada permukaan kalium.
Pemecahan Dari Tabel 2.1 fungsi kerja kalium ialah 2,2 eV. Energi kuan
tum cahaya yang panjang gelombangnya 3 500 A ialah
hy = 2:24 x 108 ev A _ 35 eV
sehingga energi kinetik fotoelektron maksimum ialah
K,
‘maks = hy — hyy = 3,5 eV — 2,2 eV = 1,3 eV
Kesalahan penafsiran (
, : yang lalu me; i r
ai mengens emis tension noe ngenai efek fotolistrik diteguhkan dengat!
g
a
2
5
z
&
Be
g
<
g
&
pada logam, dan dapat di memperoleh 5 dart
tertentu supaya dapat oe eae bahwa elektron ig dari agitasi termal p:
Permukaan dan selalu berdeks ace minimum inj dapat nest energi mil
Ho sama. Dalam emisi fotolist rik on fungsi ker} Nitukan untuk be!
‘an oleh elektron untuk lepas, sed, ‘ton cahaya
Kannya: dalam Kedua kas ity pen isi
eee Ret
- . . re dari permukaan logam hits Ss fisis ‘alor yang met
nik
yang bey
re Sedan i “angkutan dengan tim!SIFAT PARTIKEL DARI GELOMBANG 47
2.3. DUALITAS PARTIKEL - GELOMBANG
Pandangan bahwa cahaya menjalar sebagai sederetan paket energi (yang biasanya di-
sebut foton) berlawanan langsung dengan teori gelombang cahaya, Hal yang kedua
menyediakan satu-satunya cara untuk menerangkan banyak sekali efek optis — khu-
susnya difraksi dan interferensi — sebagai teori fisis yang sudah mapan. Usul Planck
bahwa benda memancarkan cahaya dalam bentuk kuanta yang terpisah tidak ber.
tentangan dengan penjalaran cahaya sebagai gelombang. Namun, usul Einstein da-
| lam tahun 1905 yang menyatakan bahwa cahaya bergerak melalui ruang dalam ben-
| tuk foton, menimbulkan rasa takpercaya pada rekan-rekannya, termasuk Planck;
| hal itu tidak bisa sepenuhnya diterima sampai saat pekerjaan Compton yang dilaku-
| kan 18 tahun kemudian (Pasal 2.5),
| Menurut teori gelombang, gelombang cahaya menyebar dari suatu sumber se-
| perti riak menyebar pada permukaan air jika kita jatuhkan batu ke permukaan air,
Energi yang dibawa cahaya menurut analogi ini terdistribusi secara malar (kontinu)
| ke seluruh pola gelombang. Sebaliknya, menurut teori kuantum cahaya menyebar
dari sumbernya sebagai sederetan konsentrasi encrgi yang terlokalisasi, masing-ma-
| sing cukup kecil sehingga dapat diserap oleh sebuah elektron, Yang mengherankan
ialah teori kuantum cahaya yang memperlakukan sepenuhnya sebagai gejala partikel
secara eksplisit berkaitan dengan frekuensi cahaya yang sepenuhnya konsep gelom-
bang. |
‘Teori kuantum cahaya sepenuhnya berhasil menerangkan efek fotolistrik. Teori
ini meramalkan secara tepat bahwa energi maksimum fotoelektron harus bergan-
tung pada frekuensi cahaya datang dan tidak bergantung pada intensitas, berlawan-
an dengan yang diusulkan oleh teori gelombang, dan teori ini dapat menerangkan,
‘mengapa cahaya yang sangat lemah dapat menghasilkan emisi fotoelektron yang
berlawanan dengan teori gelombang, Teori gelombang tidak dapat memberi alasan
mengapa harus ada frekuensi ambang sehingga jika dipakai cahaya berfrekuens!
jlebih tendah dari frekuensi itu, tidak terdapat fotoelektron yang teramati, tidak
eduli begaimana kuatpun berkas cahayanya, sesuatu hal yang merupakan akibat
jwajar dari teori kuantum, a
Teori manakah yang harus kita percaya? Banyak sekali hipotesis fisis haras diu-
d atau dibuang Jika hipotesis itu bertentangan dengan eksperimen, tetapi kita be-
ikon Pettah diharuskan membangun dua teori yang sangat berbeda untuk menerang-
Tah cant flea fiss. Di sini situasinya-sangat berbeda dari kasus antara relativs-
a ee ‘mekanika newton yang ternyata kemudian bahwa hal kedua merupakan
"asi dati hal pertama, Tidak terdapat cara untuk menurunkan teori kuan-
4 ernie a teori gelombang cahaya atau sebaliknya, walaupun ada kaitan anta-
Supaya lebih
ubtik betfiekuensi y
YAN Merypal
of ean
4 Pettamaan
mengerti kaitannya, marilah kita tinjau gelombang elektromagne-
Yang jatuh pada sebuah layar. Intensitas J dari gelombang itu
‘aju cnergi transport per satuan luas penampang, bergantung dari
dari medan listrik dan magnetik. Karena £ dan B bethubungan mela-
E =cB, maka kita bisa memilih salah-satu Z atau B untuk menggam.
Pa REipilil i Gall Eelvillvallge pn,
barkan intensitas gelombang; biasanya E dipilih. Intensitas 1 S by
layar ialah , /
I EE Gambaran gelomh,
= 06.
dengan E? menyatakan rata-rata kuadrat besaran sesaat dari gelombang medap|
trik dalam satu siklus.
Dinyatakan dalam
energinya ditransport ol
berenergi hv, intensitas pada layal
ang elektromagnetik yang ta
ton dari gelomb:
so an is satuan luas. Karena tiap fo,
ich NV foton tiap detik tiap
r ialah:
Gam baran f
Ir=Nh
Kedua gambaran itu harus memberikan harga J yang sama, sehingga laju kedat
foton menjadi
le
N=So Re
v
>
Jika N cukup besar, orang yang melihat layar akan + mendapatkan distribusi
yang malar, polanya bersesuaian dengan distribusi B® , dan ia tidak mempunyai
an untuk menyangsikan teori gelombang cahaya. Jika NV sangat kecil demikian
cilnya sehingga satu foton saja pada tiap saat yang sampai pada layar — pent
(atau lebih tepat alat yang dipakainya) akan mendapatkan sederetan denyar
bang yang menunjukkan bahwa cahaya merupakan gejala kuantum.
Jika pengamat itu mengikuti pola dengan yang terjadi cukup lama, ia akan mé i
patkan pola yang terbentuk sama dengan -yang sebelumnya. Sehingga ia tert!
mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan menemukan foton pada tempat ’
tentu bergantung dari harga E? di tempat itu. ¢
: Penalaran seperti di atas berlaku juga untuk eksperimen difraksi cela
lengan memakai berkas cahaya yang sedemikian lemah, sehingga hanya satU
tiap saat yang terdapat dalam peralatan itu, Bagaimanakah ifeakeitimbal
sebuah foton hanya bisa melewati satu celah at: Pole i a
itu mengetahui ada daa celah hinges atau celah lainnya? Bagaimana®
‘1 A a menentukan pada bagian mana #
idea gelombang yang menyebar d;
lam daerah yang sangat kecil, Kite agp
See pata ‘Hie tort gelombang yang berpautan d Intel
an Kernungkinan foton ity ibe a ae telah melalui kedua oelgh it
erat memperiiatal a iba di titik itu. Pada tiap kej dian y iar
kedi Fee ckalinas Wen eane atau sifat seams Kin
eduanya terlihat sekaligus. Bila cahaya melahyi ‘at partikel, tidak pernah !
gelombang ketika tiba pada layar, cahaya bers, lui celah-celah, cahaya berlaku ;
Ses votlaku sebagai partikel,
dan idea foton yang terlokalis®
meniadakan pertentangan ini
Be| KONSED
F is. Mae
“ARTHUR BEISER _
. The Houw Ee Ph.D