21190000109
POPULASI SAMPEL
Operasional
Teknik variabel
Pengumpulan Analisis
Data data
populasi
Ida Farida
Renny Risqiani Roesman
Magister Manajemen, Universitas Trisakti
farida.sabrina@gmail.com
rennyrisqiani@gmail.com
Abstract
The purpose of this study is to examine the effect of online customer shopping experience on
electronic satisfaction, electronic trust and electronic loyalty. The online customer experience
is divided into cognitive and affective online shopping experiences. Data was collected from
143 respondents. The Structural Equation Model method is used to analyze data using
hypothesis testing. The results showed that the state of cognitive experience had a strong
influence on e-satisfaction but the state of affective experience did not have a significant effect
on e-satisfaction. E-satisfaction has a significant influence on electronic trust and loyalty. The
managerial implications of this research is that e-satisfaction plays an important role in
building consumer trust and loyalty. To build e-satisfaction, the perceived customer experience
is necessary especially the experience that comes from experiential cognitive state obtained
customer. The limitations of this study are in terms of numbers that are less representative so
that further research is expected to expand the area used as the object of study and increase
the number of respondents to the study so that the results obtained are expected to be better.
Article History: Received: 25 Jun 2019 Revised: 13 Aug 2019 Accepted: 14 Sep 2019
PENDAHULUAN
253
254 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 12 No. 2 September 2019
melalui internet. Berdasarkan data APJII (2019) disebutkan sebanyak 32% pengguna jasa
internet Indonesia melakukan transaksi pembelian barang melalui internet, sedangkan
transaksi penjualan barang melalui internet sebesar 16,83% didominasi oleh generasi
millenials. Generasi millenials adalah generasi individu yang lahir pada rentang tahun 1981-
2000. Para anggota generasi ini adalah anak-anak dari generasi sebelumnya yang
meningkatkan kualitas hidup mereka berkat evolusi industri di tahun 70-an, dan memiliki
standar kehidupan yang baik di lingkungan yang baik (Yigit & Aksay, 2015).
Tabel 1
Usia Pengguna Internet di Indonesia
Usia Jumlah Pengguna Persentase (%)
13 Tahun – 18 Tahun 23,89 juta 16,68
19 Tahun – 34 Tahun 70,94 juta 49,52
35 Tahun – 54 Tahun 42,33 juta 29,55
54 Tahun keatas 6,1 juta 4,24
Total 143,26 juta orang 100 %
Sumber : Data APJII 2019
Loyalitas konsumen terhadap toko online atau (e-loyalty) merupakan isu yang penting
bagi pebisnis online karena menyadari bahwa sangat mudah bagi konsumen untuk berpindah
dari satu toko online ke toko online lainnya. Bahkan konsumen juga mudah sekali
membandingkan harga satu produk atau jasa dari banyak toko online. Begitu juga ketika
pelanggan akan melakukan pembelian, mereka dapat membeli barang pada berbagai toko
online dan tidak merasa perlu membeli hanya dari satu toko saja. Tentu saja hal tersebut
menyebabkan loyalitas konsumen menjadi rendah dan menyulitkan pebisnis online untuk
menghasilkan laba jangka panjang. Secara umum, beberapa penelitian sebelumnya telah
menemukan bahwa e-satisfaction dan e-trust adalah dua faktor kunci yang menumbuhkan e-
loyalty (Chou, Chen, & Lin, 2015).
Penelitian ini difokuskan pada generasi milenial karena beberapa hal menyebabkan
generasi ini menarik untuk dievaluasi. Pertama, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,
jumlah penduduk yang berusia antara 20-39 tahun adalah 83.657.000 (BPS, 2018). Dilihat dari
jumlahnya, generasi millennial di Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik untuk para
pebisnis, termasuk diantaranya pebinis toko online. Kedua, generasi millennials memang
mempunyai beberapa perbedaan dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya,
seperti dalam perbankan mereka umumnya mereka sudah menggunakan teknologi dalam
transaksi perbankan (Brodmann, Rayfield, Hassan, & Thu Mai, 2018). Begitu juga penelitian
Giovanis & Athanasopoulou (2017) dan Firmansyah, Nurjannah, Indika, & Gunardi (2019)
menggambarkan bahwa generasi millennials ini mempunyai kekhususan dalam menilai
sebuah merek maupun memilih sebuah café. Sebaliknya, Gurǎu (2012) menemukan bahwa
generasi millennials dan generasi X ternyata tidak terlalu berbeda. Ketiga, berdasarkan
berbagai hasil penelitian diatas, terlihat masih ada perbedaan hasil yang menarik untuk
dianalisis lebih jauh, khususnya generasi millennials di Indonesia, sebagai salah satu segmen
pasar yang sangat menarik. Penelitian ini diharapkan dapat menutup gap tersebut,
khususnya pada situs belanja online, agar dapat dipahami faktor apa yang akan menimbulkan
e-loyalty customer pada situs belanja online, dalam hal ini peranan online customer
experience yang terdiri dari pengalaman cognitive dan affective untuk mencapai loyalitas
konsumen.
TINJAUAN PUSTAKA
konsumen, loyalitas dan selanjutnya mendorong keinginan konsumen untuk membeli lagi
disitus yang sama.
McLean (2017) menjelaskan bahwa pengalaman konsumen secara online juga
dipengaruhi oleh kredibilitas website dan kualitas informasi yang disampaikan. Hasil akhir dari
pengalaman konsumen akan dipengaruhi oleh tercapai atau tidak tercapainya harapan
konsumen, semakin menyenangkan pengalaman mereska karena merasa interaksi berjalan
dengan baik, kualitas informasi bagus dan website-nya ternyata dapat dipercaya, maka
keinginan untuk kembali membeli di toko online tertentu akan semakin besar (Kumar &
Anjaly, 2017; McLean, 2017). Oleh sebab itu, untuk mendapatkan keunggulan kompetitif,
sangat penting untuk menciptakan pengalaman online yang menarik.
Rose et al. (2012) membagi online customer experience ke dalam dua jenis
pengalaman, pertama, cognitive experience dan affective experience. Cognitive experience
adalah pengalaman konsumen yang berhubungan dengan proses mental yang dilakukan
secara sadar untuk mencari solusi yang terbaik (Gentile et al., 2007). Bentuk cognitive
experience pada toko online adalah penilaian konsumen terhadap penggunaan internet,
misalnya kecepatan berinteraksi, keasikan dalam berselancar di internet sehingga melupakan
sekitarnya (telepresence), keahlian dalam melakukan pencarian di situs website, kesenangan
dapat mengatasi tantangan, dan kegembiraan (Hoffman & Novak, 2009; Rose et al., 2012;
Rose, Hair, & Clark, 2011). Kedua, affective experience adalah perubahan psikologis dan
emosional pengguna yang disebabkan oleh penggunaan internet seperti keyakinan konsumen
dalam menguasai internet (perceived control), estetika dan manfaat yang dirasakan konsumen
(Rose et al., 2012). Untuk pengguna sistem belanja online, pengalaman sebelumnya
berdampak pada perceived control dan trust atas privasi yang dirasakan konsumen (Dong,
Chang, Wang, & Yan, 2017).
Rerangka Konseptual
Toko online harus mencapai loyalitas konsumen agar dapat tetap bertahan hidup.
Untuk itu mereka harus dapat memuaskan konsumennya dan juga membangun serta menjaga
kepercayaan mereka (Asih & Pratomo, 2018; Berezina et al., 2012; Kim & Park, 2013). Tidak
mudah menghasilkan kepuasan konsumen dalam bisnis toko online, untuk itu perusahaan harus
dapat menghasilkan pengalaman yang menyenangkan bagi konsumennya (Chou et al., 2015;
Rose et al., 2011) agar menghasilkan respon positif dari konsumen. Pengalaman konsumen
yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dapat cognitive experiential state dan affective
experiential state (Hoffman & Novak, 2009; Novak et al., 2000; Rose et al., 2012, 2011).
Cognitive
Experiential State
E- Satisfaction
E-Loyalty
Affective
Experiential
State E-Trust
Gambar 1
Rerangka Konseptual
258 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 12 No. 2 September 2019
Pengembangan Hipotesis
Ketika konsumen berbelanja secara online, mereka akan merasakan suatu
pengalaman tertentu, baik menyenangkan ataupun tidak. Pengalaman konsumen yang
bersifat cognitive, misalnya kecepatan berselancar yang sesuai harapan, dan interaksi yang
menyenangkan akan menyebabkan konsumen merasa puas. Hal ini sesuai dengan penelitian-
penelitian sebelumnya seperti Hoffman & Novak (2009), Novak et al. (20000, Rose et al.
(2012) yang menemukan bahwa semakin konsumen merasa bahwa pengalamannya
menggunakan internet sangat baik, maka semakin tinggi kepuasannya. Begitu juga hasil studi
McLean (2017), ketika konsumen merasa bahwa kualitas website dan juga informasi yang
disajikan dapat dipercaya, maka proses pencarian produk akan sukses sehingga tingkat
kepuasan pun meningkat. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dibentuklah hipotesa
sebagai berikut:
H1: Cognitive experiential state berpengaruh positif terhadap e-satisfaction.
Ketika konsumen merasa puas berbelanja di sebuah toko online karena mereka
berpendapat bahwa sungguh suatu ide yang bagus melakukan belanja online, maka
kepercayaan konsumen terhadap toko online tersebut meningkat. Pemikiran ini searah
dengan berbagai penelitian sebelumnya seperti Alnawas & Brown (2017) yang menemukan
bahwa semakin puas konsumen terhadap sebuah situs belanja maka semakin tinggi
kepercayaan konsumen. Begitu juga penelitian Asih & Pratomo (2018) memastikan bahwa
pembelanja wanita yang menikmati proses belanja secara online, maka kepuasan mereka
Pengaruh Cognitive dan Affective Online Shopping Experience Terhadap
E-Loyalty Pada Generasi Millenial Yang Berbelanja di Situs Belanja Online 259
semakin tinggi. Berdasarkan berbagai hasil studi diatas, maka dikembangkan hipotesa sebagai
berikut:
H3: e-satisfaction berpengaruh positif terhadap e-trust.
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Keiningham & Ball (2017) yang
menyatakan bahwa customer experience terdiri dari cognitive element, emotional element,
physical and sensorial element dan social element berpengaruh positif terhadap e-satisfaction
selanjutnya e-satisfaction berpengaruh terhadap loyalty. Semeijn, van Riel, van Birgelen, &
Streukens (2005) dalam penelitiannya menemukan pengaruh yang signifikan antara kepuasan
dan kesetiaan secara keseluruhan. Pandey & Chawla (2018) menemukan faktor psikologis
online customer experience berdampak pada loyalty secara langsung ataupun tidak langsung
melalui satisfaction. Begitu juga beberapa penelitian memperlihatkan betapa besarnya
peranan kepuasan terhadap loyalitas konsumen, baik untuk penjualan online, juga untuk
penjualan secara offline (Asih & Pratomo, 2018; Bhat, Darzi, & Parrey, 2018; Veloutsou &
McAlonan, 2012; Bhat et al., 2018). Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut :
H4: e-satisfaction berpengaruh positif terhadap e-loyalty.
Pada penjualan online, kepercayaan merupakan salah satu faktor yang penting bagi
konsumen. Mereka tidak akan mau berbelanja pada sebuah situs toko online apabila mereka
ragu akan keamanan situs tersebut, apalagi untuk berbelanja ulang pada toko tersebut.
Sehingga kepercayaan merupakan pendorong penting bagi loyalitas konsumen. Hasil
penelitan yang dilakukan oleh Ranganathan et al. (2013) menunjukkan kualitas layanan
elektronik dan e-trust (cognitive) mempengaruhi loyalitas pelanggan melalui variabel affective
seperti emotion, satisfaction, e-trust, dan affective commitment. Pandey & Chawla (2018)
menguraikan bahwa ketika konsumen tidak mempercayai sebuah toko online, maka loyalitas
konsumen menjadi sulit untuk dibentuk. Begitu juga sebuah merek hanya dapat dibeli secara
terus menerus, apabila konsumen percaya bahwa merek tersebut memang menawarkan
kualitas yang baik (Khadim, Hanan, Arshad, Saleem, & Khadim, 2018). Zhang (2014) juga
menegaskan pentingnya kepercayaan konsumen untuk mencapai loyalitas mereka. Pemikiran-
pemikiran diatas menjadi dasar pembentukan hipotesa sebagai berikut:
H5: e-trust berpengaruh positif terhadap e-loyalty.
METODE PENELITIAN
Variabel Cognitive Experiential State (CES) dan Affective Experiential State (AES)
masing masing diukur dengan tiga pernyataan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Brakus, Schmitt, & Zarantonello (2009) dan Dong et al. (2017). E-satisfaction diukur dengan
empat pernyataan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Fang, Chiu, & Wang (2011)
dan Chou et al. (2015). E-trust diukur dengan Empat pernyataan mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Horppu, Kuivalainen, Tarkiainen, & Ellonen (2008) dan Chou et al. (2015)
dan e-loyalty diukur dengan empat pernyataan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Horppu et al. (2008) dan Chou et al. (2015). Data di analisis menggunakan Structural Equation
Model.
Penentuan jumlah sampel yang digunakan mengacu pada ketentuan dari Hair, Black,
Babin, & Anderson (2014) yang berpendapat bahwa jumlah sampel representatif adalah
sekitar 100-200 responden. Dengan menggunakan 143 responden maka didapatkan hasil
karakteristik demografi responden sebagai berikut jumlah responden wanita sebanyak 68,5%
sedangkan pria 31,5% dengan didominasi oleh konsumen dengan rentang usia 21 – 25 tahun
sebanyak 31,5% dan 26 – 30 tahun sebanyak 51%. Responden memiliki tinggi pendidikan SMA
sebanyak 30% dan S1 sebanyak 54,5% sedangkan sisanya D3 dan S2. Seluruh responden
pernah berbelanja online.
Tabel 2
Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Corrected Item Cronbach's
Item
Total correlation Alpha
Cognitive Experiential State 0,871
- Menggunakan situs belanja online sangat
0,704
mengesankan.
- Situs belanja online sangat menarik. 0,764
- Situs belanja online memang menarik perhatian saya. 0,797
E-Satisfaction 0,920
- Saya suka membeli produk dari situs belanja online. 0,809
- Saya senang dengan pengalaman membeli produk dari
situs belanja online. 0,867
- Saya pikir membeli produk dari situs belanja online
adalah ide yang bagus. 0,817
- Secara keseluruhan saya puas dengan pengalaman 0,780
Pengaruh Cognitive dan Affective Online Shopping Experience Terhadap
E-Loyalty Pada Generasi Millenial Yang Berbelanja di Situs Belanja Online 261
E-Trust 0,827
- Saya percaya bahwa penjual di situs belanja online
secara jujur memberikan informasi yang benar. 0,613
- Saya yakin tidak ada salah saji di situs belanja online. 0,775
- Saya yakin situs belanja online memberikan
rekomendasi kepada konsumen atas dasar saling
menguntungkan. 0,652
- Saya percaya bahwa situs belanja online tidak akan
mengambil tindakan buruk terhadap konsumennya. 0,594
E-Loyalty 0,827
- Jika situs belanja online terus mempertahankan kinerja
layanan saat ini, saya tidak akan beralih ke toko lainnya. 0,628
- Sejauh jenis produk yang ingin saya beli dijual di situs
belanja online, saya tidak cukup mempertimbangkan
untuk membeli di toko lainnya. 0,668
- Saya suka menggunakan situs belanja online. 0,646
- Bagi saya, situs belanja online adalah pilihan terbaik
untuk berbelanja. 0,679
Sumber: Hasil data diolah
Hasil pengolahan untuk pengujian validitas dan reliabilitas ditunjukkan dengan tabel 2.
Untuk pengujian validitas seluruh indikator pengukuran dari setiap variabel bersifat valid
karena menghasilkan nilai corrected item total correlation > 0,5. Dengan demikian dapat
disimpukan bahwa setiap indikator pengukuran dari variabel terbukti valid (mengukur apa
yang mau diukur). Pengujian reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha menghasilkan
nilai > 0,7 untuk setiap variabel yang artinya terbukti bahwa seluruh indikator pengukuran
variabel bersifat konsisten. Dengan demikain seluruh indikator pengukuran dari setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian akan digunakan dalam pengujian hipotesis teori.
Tabel 3
Pengujian Model Fit
Model R2 Adjusted
Model e-satisfaction 0,482
Model e-trust 0,317
Model e-loyalty 0,657
Sumber : Hasil data diolah
262 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 12 No. 2 September 2019
Hasil pengolahan untuk pengujian model fit dari ketiga persamaan regresi dapat
dilihat pada tabel 3. Untuk model e-satisfaction diperoleh nilai R2 adjusted sebesar 0,482 yang
artinya kemampuan dari variabel cognitive experiental state (CES) dan affective experiental
state (AES) mampu menjelaskan variasi dari perilaku e-satisfaction sebesar 48,2%, sedangkan
sisanya sebesar 51,8% adalah variasi atau perilaku dari variabel independen lain yang
mempengaruhi e-satisfaction tetapi tidak dimasukkan dalam model. Untuk model e-trust
dihasilkan nilai R2 adjusted sebesar 0,317 sehingga dapat diartikan bahwa variasi atau perilaku
dari variabel e-satisfaction mampu menjelaskan variasi atau perilaku dari variabel e-trust
sebesar 31,7%. Untuk model yang ketiga yaitu e-loyalty diperoleh nilai R2 adjusted sebeaser
0,657 memiliki makna kemampuan dari variabel e-satisfaction dan e-loyalty mampu
menjealskan variasi atau perilaku dari variabel dependen yaitu e-loyalty sebesar 65,7%.
Tabel 4
Pengujian Global (Uji F)
Model F-Statistsik P-value Simpulan
Model e-satisfaction 67,020 0,000 Hipotesis didukung
Model e-trust 66,916 0,000 Hipotesis didukung
Model e-loyalty 137,295 0,000 Hipotesis didukung
Sumber : Hasil data diolah
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Estimate p-value Keputusan
H1 Cognitive Experiential State berpengaruh 0,657 0,000 Didukung
positif terhadap E- Satisfaction
H2 Affective Experiential State berpengaruh 0,013 0,397 Tidak didukung
positif terhadap E-Satisfaction
H3 E-Satisfaction berpengaruh positif terhadap 0,549 0,000 Didukung
E-Trust
H4 E-Satisfaction berpengaruh positif terhadap 0,449 0.000 Didukukng
E-Loyalty
H5 E-Trust berpengaruh positif terhadap E- 0,533 0.000 Didukung
Loyalty
Sumber : Hasil data diolah
Pengaruh Cognitive dan Affective Online Shopping Experience Terhadap
E-Loyalty Pada Generasi Millenial Yang Berbelanja di Situs Belanja Online 263
beralih ke belanja offline. Begitu juga saat konsumen berpendapat bahwa belanja di situs
online tersebut merupakan ide yang bagus, maka hal itu dapat mendorong mereka untuk
merekomendasikan situs belanja online kepada orang lain. Hasil penelitian ini mendukung
penemuan Chou et al. (2015) yang memastikan pengaruh positif e-satisfaction terhadap e-
loyalty. Penemuan ini sesuai pula dengan hasil studi Fang et al. (2011), bahwa ketika
konsumen puas dengan produk perusahaan, maka loyalitas dalam bentuk keinginan membeli
kembali menjadi semakin kuat. Bahkan pada bisnis logistik di Turki, kepuasan konsumen
merupakan faktor utama loyalitas konsumen (Yildiz, 2017).
Hipotesis kelima menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif e-trust terhadap e-
loyalty seperti dapat dilihat pada nilai koefisien essimasi sebesar 0,533 dengan p-value
sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen
terhadap toko online, maka semakin kuat pula loyalitas mereka. Ketika pelanggan percaya
bahwa situs online tidak akan menyajikan data yang salah dan akan bersikap jujur terhadap
konsumen, maka pelanggan akan tetap bertahan untuk belanja di situs tersebut. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Chou et al. (2015) bahwa
ditemukan pengaruh positif e-trust terhadap e-loyalty. Begitu juga studi yang dilakukan oleh
(Bhat et al., 2018) pada industri perbankan menemukan bahwa kepercayaan konsumen akan
mendorong loyalitas konsumen.
SIMPULAN
Temuan menarik dalam penelitian ini adalah bahwa generasi millenials lebih tertarik
dengan pengalaman cognitive daripada pengalaman affective dalam melalukan pembelian
secara online. Hal itu terlihat dari hasil uji hipotesis bahwa pengalaman cognitive memang
berpengaruh positif terhadap e-satisfaction. Sementara pengalaman affective ternyata tidak
mempunyai pengaruh positif terhadap e-satisfaction.
Selanjutnya e-satisfaction terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas
konsumen, dan e-trust mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Akhirnya
e-trust berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.
IMPLIKASI
membuat situs yang mudah digunakan sehingga konsumen senang dan puas ketika berbelanja
online. Kepuasan konsumen juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pelayanan
dan kontrol yang ketat atas kualitas produk atau jasa yang ditawarkan sehingga pelanggan
dapat merasakan kepuasan sesuai dengan ekspektasi bahkan lebih.
Begitu juga kepercayaan terhadap situs belanja online sebagaimana telah diperkirakan
memang merupakan variable yang betul-betul harus diperhatikan agar konsumen semakin
loyal. Hal itu harus mendorong perusahaan memperkuat sistem keamanan situs mereka
sehingga konsumen menjadi semakin yakin bahwa semua informasi yang disediakan
perusahaan adalah benar, sekaligus juga mengurangi kekhawatiran konsumen mengenai
keamanan data yang mereka sampaikan pada toko online, serta meningkatkan e-trust dengan
cara meminta kode otorisasi ketika akun yang telah lama tidak digunakan ketika ingin
digunakan kembali.
Akhirnya untuk meningkatkan e-loyalty, perusahaan harus memberikan pelanggan
yang telah melakukan pembelian sebelumnya sehingga pelanggan akan termotivasi untuk
melakukan pembelian kembali sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen.
Salah satu hasil studi ini terlihat bahwa pengalaman affective ternyata tidak
menghasilkan kepuasan konsumen. Hal tersebut sangat mungkin disebabkan oleh tidak
ditetapkannya suatu kategori produk tertentu, sehingga diusulkan bagi penelitian selanjutnya
untuk menentukan kategori produk tertentu sebagai objek penelitiannya (Yoon, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, D., Agarwal, R. P., Singh, J. B., & Tripathi, S. P. (2012). E-Commerce: True Indian
Picture. Journal of Advances in Information Technology, 3(4), 250–257.
https://doi.org/10.4304/jait.3.4.197-205
Alnawas, I., & Brown, J. H. (2017). The Differential Effect of Cognitive and Emotional Elements
of Experience Quality on the Customer-Service Provider’s Relationship. International
Journal of Retail & Distribution Management, 46(2), 125–147.
Anderson, R. E., & Srinivasan, S. S. (2003). E-Satisfaction and E-Loyalty: A Contingency
Framework. Psychology and Marketing, 20(2), 123–138.
https://doi.org/10.1002/mar.10063
APJII. (2019). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Apjii. Retrieved from
https://apjii.or.id/content/utama/39
Asih, R. R. D., & Pratomo, L. A. (2018). Peran Mediasi E-Satisfaction Dan E-Trust Terhadap E-
Loyalty. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 11(1), 125.
https://doi.org/10.25105/jmpj.v11i1.2537
Berezina, K., Cobanoglu, C., Miller, B. L., & Kwansa, F. A. (2012). The impact of information
security breach on hotel guest perception of service quality, satisfaction, revisit
intentions and word-of-mouth. International Journal of Contemporary Hospitality
Management, 24(7), 991–1010. https://doi.org/10.1108/09596111211258883
Bhat, S. A., Darzi, M. A., & Parrey, S. H. (2018). Antecedents of Customer Loyalty in Banking
Sector: A Mediational Study. Vikalpa, 43(2), 92–105.
266 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 12 No. 2 September 2019
https://doi.org/10.1177/0256090918774697
Bilgihan, A., Kandampully, J., & Zhang, T. (Christina). (2016). Towards a unified customer
experience in online shopping environments: Antecedents and outcomes. International
Journal of Quality and Service Sciences, 8(1), 102–119. https://doi.org/10.1108/IJQSS-07-
2015-0054
BPS. (2018). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia. Retrieved
from
https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YmU4NTIzZjc5N2IxZjdiZm
Y2OWM4Mjk3&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTk
vMDIvMDcvYmU4NTIzZjc5N2IxZjdiZmY2OWM4Mjk3L3BlcmtlbWJhbmdhbi1iZWJlcmFwYS
1pbmRpa2F0b3ItdXRhbWEtc29zaWFsLWVrb25v
Brakus, J. J., Schmitt, B. H., & Zarantonello, L. (2009). Brand Experience: What Is It? How Is It
Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of Marketing, 73(3), 52–68.
https://doi.org/10.1509/jmkg.73.3.52
Brodmann, J., Rayfield, B., Hassan, M. K., & Thu Mai, A. (2018). Banking characteristics of
millennials. Journal of Economic Cooperation and Development, 39(4), 43–73.
Chou, S., Chen, C.-W., & Lin, J.-Y. (2015). Female online shoppers: examining the mediating
roles of e-satisfaction and e-trust on e-loyalty development. Internet Research, 25(4).
Daniel, W. (2019). Wow! Transaksi e-Commerce RI 2018 Capai Rp 77 T, Lompat 151%. CNBC
Indonesia. Retrieved from https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190311101823-
37-59800/wow-transaksi-e-commerce-ri-2018-capai-rp-77-t-lompat-151
Dong, X., Chang, Y., Wang, Y., & Yan, J. (2017). Understanding usage of Internet of Things (IOT)
systems in China: Cognitive experience and affect experience as moderator. Information
Technology & People, 30(1), 117–138.
Fang, Y. H., Chiu, C. M., & Wang, E. T. G. (2011). Understanding customers’ satisfaction and
repurchase intentions: An integration of IS success model, trust, and justice. Internet
Research, 21(4), 479–503. https://doi.org/10.1108/10662241111158335
Firmansyah, E. A., Nurjannah, F. A., Indika, D. R., & Gunardi, A. (2019). What Matters in
Selecting a Café? a Case of Millennials. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 12(1),
65. https://doi.org/10.25105/jmpj.v12i1.3938
Gentile, C., Spiller, N., & Noci, G. (2007). How to Sustain the Customer Experience:. An
Overview of Experience Components that Co-create Value With the Customer. European
Management Journal, 25(5), 395–410. https://doi.org/10.1016/j.emj.2007.08.005
Giovanis, A., & Athanasopoulou, P. (2017). Gen Y-ers’ brand loyalty drivers in emerging
devices. Marketing Intelligence and Planning, 35(6), 805–821.
https://doi.org/10.1108/MIP-03-2017-0049
Gurǎu, C. (2012). A life-stage analysis of consumer loyalty profile: Comparing Generation X
and Millennial consumers. Journal of Consumer Marketing, 29(2), 103–113.
https://doi.org/10.1108/07363761211206357
Hair, J., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2014). Multivariate Data Analysis (7th ed.).
Upper SaddleRiver, New Jersey: Pearson Education International.
Hoffman, D. L., & Novak, T. P. (2009). Flow Online: Lessons Learned and Future Prospects.
Journal of Interactive Marketing, 23(1), 23–34.
https://doi.org/10.1016/j.intmar.2008.10.003
Horppu, M., Kuivalainen, O., Tarkiainen, A., & Ellonen, H. K. (2008). Online satisfaction, trust
and loyalty, and the impact of the offline parent brand. Journal of Product and Brand
Management, 17(6), 403–413. https://doi.org/10.1108/10610420810904149
Kang, M., Gao, Y., Wang, T., & Wang, M. (2015). The role of switching costs in O2O platforms:
Antecedents and consequences. Proceedings - 2014 International Conference on
Management of e-Commerce and e-Government, ICMeCG 2014, 9(3), 135–150.
Pengaruh Cognitive dan Affective Online Shopping Experience Terhadap
E-Loyalty Pada Generasi Millenial Yang Berbelanja di Situs Belanja Online 267
https://doi.org/10.1109/ICMeCG.2014.81
Keiningham, T., & Ball, J. (2017). The Interplay of Customer Experience and Commitment.
Journal of Services Marketing, 31(2), 135–150.
Khadim, R. A., Hanan, M. A., Arshad, A., Saleem, N., & Khadim, N. A. (2018). Revisiting
antecedents of brand loyalty: Impact of perceived social media communication with
brand trust and brand equity as mediators. Academy of Strategic Management Journal,
17(1).
Kim, S., & Park, H. (2013). Effects of various characteristics of social commerce (s-commerce)
on consumers’ trust and trust performance. International Journal of Information
Management, 33(2), 318–332. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2012.11.006
Kotler, P., & Keller, K. L. (2015). Marketing Management (14th ed.). Pearson Education,Inc.
Kumar, A., & Anjaly, B. (2017). How to measure post-purchase customer experience in online
retailing? A scale development study. International Journal of Retail and Distribution
Management, 45(12), 1277–1297. https://doi.org/10.1108/IJRDM-01-2017-0002
McLean, G. J. (2017). Investigating the online customer experience – a B2B perspective.
Marketing Intelligence and Planning, 35(5), 657–672. https://doi.org/10.1108/MIP-12-
2016-0222
Ngoc Duy Phuong, N., & Thi Dai g, T. (2018). Repurchase Intention: The Effect of Service
Quality, System Quality, Information Quality, and Customer Satisfaction as Mediating
Role: A PLS Approach of M-Commerce Ride Hailing Service in Vietnam. Marketing and
Branding Research, 5(2), 78–91. https://doi.org/10.33844/mbr.2018.60463
Novak, T. P., Hoffman, D. L., & Yung, Y. F. (2000). Measuring the customer experience in online
environments: A structural modeling approach. Marketing Science, 19(1), 22–42.
https://doi.org/10.1287/mksc.19.1.22.15184
Pandey, S., & Chawla, D. (2018). Online customer experience (OCE) in clothing e-retail:
Exploring OCE dimensions and their impact on satisfaction and loyalty – Does gender
matter? International Journal of Retail and Distribution Management, 46(3), 323–346.
https://doi.org/10.1108/IJRDM-01-2017-0005
Pratomo, L. A., & Magetsari, O. N. N. (2018). Online Brand Experience: Drivers and
Consequences. Jurnal Dinamika Manajemen, 9(2), 218–227.
https://doi.org/10.15294/jdm.v9i2.15192
Ranganathan, S. K., Madupu, V., Sen, S., & Brooks, J. R. (2013). Affective and cognitive
antecedents of customer loyalty towards e-mail service providers. Journal of Services
Marketing, 27(3), 195–206. https://doi.org/10.1108/08876041311330690
Rose, S., Clark, M., Samouel, P., & Hair, N. (2012). Online Customer Experience in e-Retailing:
An empirical model of Antecedents and Outcomes. Journal of Retailing, 88(2), 308–322.
https://doi.org/10.1016/j.jretai.2012.03.001
Rose, S., Hair, N., & Clark, M. (2011). Online Customer Experience: A Review of the Business-
to-Consumer Online Purchase Context. International Journal of Management Reviews,
13(1), 24–39. https://doi.org/10.1111/j.1468-2370.2010.00280.x
Schmitt, B. (2010). Experience marketing: Concepts, frameworks and consumer insights.
Foundations and Trends in Marketing, 5(2), 55–112.
https://doi.org/10.1561/1700000027
Semeijn, J., van Riel, A. C., van Birgelen, M. J., & Streukens, S. (2005). E-services and physical
fulfillment: How e-loyalty is created. Managing Service Quality, 15(2), 182–194.
Sunil. (2015). Trends and practices of consumers buying online and offline: An analysis of
factors influencing consumer’s buying. International Journal of Commerce and
Management, 25(4), 442–455. https://doi.org/10.1108/IJCoMA-02-2013-0012
Veloutsou, C., & McAlonan, A. (2012). Loyalty and or disloyalty to a search engine: The case of
young Millennials. Journal of Consumer Marketing, 29(2), 125–135.
268 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 12 No. 2 September 2019
https://doi.org/10.1108/07363761211206375
Yigit, S., & Aksay, K. (2015). A Comparison between Generation X and Generation Y in Terms
of Individual Innovativeness Behavior: The Case of Turkish Health Professionals.
International Journal of Business Administration, 6(2).
https://doi.org/10.5430/ijba.v6n2p106
Yildiz, E. (2017). Effects of service quality on customer satisfaction, trust, customer loyalty and
word of mouth: An application on cargo companies in Gümüşhan. Global Journal of
Economics and Business Studies, 6(12), 81–88.
Yoon, S. J. (2013). Antecedents and consequences of in-store experiences based on an
experiential typology. European Journal of Marketing, 47(5), 693–714.
https://doi.org/10.1108/03090561311306660
Zhang, J. (2014). Customer’ Loyalty Forming Mechanism of O2O E-Commerce. International
Journal of Business and Social Science, 5(5), 164–169. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/1530214802?accountid=12716%5Cnhttp://pqdd.si
nica.edu.tw/twdaoapp/servlet/advanced?query=%5Cnhttp://sfx.lib.nchu.edu.tw:3210/sf
xlcl41?url_ver=Z39.88-
2004&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:journal&genre=article&sid=ProQ:Pro