Anda di halaman 1dari 5

5.2.

9 Deskripsi aktor yang terlibat dan kewenangannya

Aktor yang terlibat dalam penelitian ini adalah Tim Penegasan Batas Daerah

Kabupaten Kediri, Tim Penegasan Batas Daerah Provinsi Jawa Timur dan Tim

Penegasan Batas Daerah Pusat. Secara umum, Tim Penegasan Batas Daerah

baik kabupaten, provinsi maupun pusat sebagaimana disebutkan dalam Lampiran

Permendagri 141/2017 mempunyai kewenangan (tugas dan tanggung jawab)

sebagai berikut: (1) menginventarisasi/menyiapkan dokumen batas daerah; (2)

menyiapkan dan melakukan pengkajian terhadap dokumen batas untuk

menentukan titik-titik koordinat sementara pada peta; (3) menyajikan peta kerja

batas berikut titik-titik koordinatnya dan menentukan garis batas sementara di atas

peta dasar; (4) melakukan supervisi teknis/lapangan dalam penegasan batas

daerah; (5) menyiapkan dan menandatangani berita acara atau menugaskan

pejabat lainnya untuk menandatangani berita acara. Berita acara dimaksud

meliputi: (a) Berita Acara Penyiapan Dokumen; (b) Berita Acara Pelacakan Batas;

(c) Berita Acara Pengukuran dan Penentuan Posisi atas; (d) Berita Acara

Pembuatan Peta Batas; (e) Berita Acara Penyelesaian Perselisihan Batas; dan (f)

Berita Acara Verifikasi Lapangan.

5.2.9.1 Kewenangan Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten dan Provinsi

Khusus untuk Tim Penegasan Batas Daerah Provinsi dan

Kabupaten, kewenangannya adalah: (1) mewakili kepala daerah dalam

proses penegasan batas daerah; (2) melaporkan seluruh hasil kegiatan

penegasan batas daerah kepada kepala daerah yang bersangkutan dan

diteruskan kepada Menteri Dalam Negeri. Laporan ini dilengkapi dengan

seluruh kelengkapan kegiatan seperti buku ukur, formulir, peta-peta dan

berita acara kegiatan yang telah ditandatangani oleh para pihak; (3)
memfasilitasi penyiapan rancangan kesepakatan bersama kepala daerah

yang berbatasan tentang penetapan batas daerah untuk batas antar

kabupaten dalam satu provinsi; (4) melaporkan hasil pelaksanaannya

kepada gubernur bagi tim penegasan batas provinsi dan kepada bupati

bagi Tim PBD kabupaten. Untuk kegiatan pelacakan batas antar

kabupaten melalui metode survei lapangan, Tim Penegasan Batas

Daerah Kabupaten mempunyai kewenangan untuk mengikutsertakan

camat/kepala distrik dan kepala desa/lurah atau sebutan lain yang

daerahnya berbatasan. Berita acara pelacakan ditandatangani oleh camat

atau pejabat yang ditunjuk/ditugaskan oleh camat yang bersangkutan.

Selain itu, dalam Permendagri 141/2014 Pasal 19 ayat (2) Tim

Penegasan Batas Daerah Provinsi mempunyai kewenangan: (a)

melaksanakan penegasan batas antar daerah Provinsi; dan (b)

memfasilitasi penegasan batas antar daerah Kabupaten/Kota dalam 1

(satu) Provinsi.

Permendagri 141/2014 Pasal 18 ayat (2) menjelaskan bahwa

keanggotaan Tim PBD Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (2), terdiri atas: (1) Ketua : Gubernur; (2) Wakil Ketua : Wakil

Gubernur; (3) Sekretaris : Sekretaris Daerah; (4) Anggota: (a) Asisten

yang membidangi urusan pemerintahan; (b) Kepala Biro yang

membidangi pemerintahan; (c) Kepala Biro yang membidangi Hukum; (d)

Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang membidangi urusan

perencanaan pembangunan daerah; (e) Kepala Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional; (f) Kepala Topografi Daerah Militer; dan (g) Pejabat

dari Organisasi Perangkat Daerah terkait lainnya dan/atau instansi

vertikal di daerah terkait lainnya.


Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten dalam Permendagri

141/2014 Pasal 19 ayat (3) mempunyai kewenangan melaksanakan

penegasan batas antar Kabupaten. Permendagri 141/2014 Pasal 18

ayat (3) disebutkan bahwa keanggotaan Tim PBD Kabupaten/Kota, terdiri

atas: (a) Ketua : Bupati/Wali Kota; (b) Wakil Ketua : Wakil Bupati/Wakil

Wali Kota; (c) Sekretaris : Sekretaris Daerah; (d) Anggota : (1) Asisten

yang membidangi urusan pemerintahan; (2) Kepala Bagian yang

membidangi pemerintahan; (3) Kepala Bagian yang membidangi Hukum;

4. Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang membidangi urusan

perencanaan pembangunan daerah; (5) Kepala Kantor Badan

Pertanahan Nasional; dan (6) Pejabat dari Organisasi Perangkat Daerah

dan lembaga terkait lainnya.

Amanat Permendagri 141/2014 Pasal 18 ayat (3) oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Kediri dilaksanakan dengan menerbitkan Keputusan

Bupati Kediri Nomor: 188.45/239/418.08/2018 tanggal 25 Mei 2018

tentang Pembentukan Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten Kediri

diketahui bahwa Tim Penegasan Batas Daerah (TPBD) Kabupaten Kediri

yang susunannya terdiri dari: (1) Ketua, dijabat oleh Bupati Kediri; (2)

Wakil ketua, dijabat oleh Wakil Bupati Kediri; (3) Sekretaris, dijabat oleh

Sekretaris Daerah; (4) anggota, terdiri dari: (a) Asisten Pemerintahan dan

Kesejahteraan Rakyat; (b) Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan; (c)

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kediri; (d) Kepala Bappeda

Kabupaten Kediri; (e) Kepala Bagian Hukum; (f) Camat setempat yang

berbatasan; (g) Kasubbag Tata Pemerintahan pada Bagian Administrasi

Pemerintahan; (h) Kasubbag Toponimi dan Kodefikasi Wilayah pada

Bagian Administrasi Pemerintahan; (i) Kasubbag Kerja Sama pada


Bagian Administrasi Pemerintahan; (j) Dua orang tenaga surveyor; (k)

Tiga orang staf pada Bagian Administrasi Pemerintahan; (l) Satu orang

staf dari Bappeda.

Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten Kediri tersebut

mempunyai kewenangan sebagai berikut: (1)

menginventarisasi/menyiapkan dokumen batas daerah; (2) menyiapkan

dan melakukan pengkajian terhadap dokumen batas untuk menentukan

titik-titik koordinat sementara pada peta; (3) menyajikan peta kerja batas

berikut titik-titik koordinatnya dan menentukan garis batas sementara di

atas peta dasar; (4) melakukan supervisi teknis/lapangan dalam

penegasan batas daerah; (5) menyiapkan dan menandatangani berita

acara atau menugaskan pejabat lainnya untuk menandatangani berita

acara yang terdiri dari berita acara penyiapan dokumen, berita acara

pelacakan secara kartometrik, berita acara pelacakan secara survei

lapangan, berita acara pengukuran dan penentuan posisi batas secara

kartometrik, berita acara pengukuran dan penentuan posisi batas secara

survei lapangan, berita acara pembuatan peta batas, berita acara

penyelesaian perselisihan batas dan berita acara verifikasi lapangan; dan

(6) melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada bupati.

5.2.9.2 Kewenangan Tim Penegasan Batas Daerah Pusat

Khusus untuk Tim Penegasan Batas Daerah Pusat mempunyai

kewenangan meliputi: (1) memfasilitasi penegasan dan penetapan batas

daerah; (2) menyiapkan dan melakukan pengkajian terhadap dokumen

terkait penegasan dan penetapan batas daerah; (3) melakukan supervisi

teknis/lapangan dalam penegasan dan penetapan batas daerah; (4)


melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam penegasan dan penetapan

batas daerah; (5) melakukan pembinaan terhadap Tim PBD Provinsi dan

Tim PBD Kabupaten/Kota; (6) melaporkan hasil pelaksanaan tugas

kepada Menteri Dalam Negeri; (7) memfasilitasi penyiapan rancangan

kesepakatan bersama kepala daerah antar provinsi yang berbatasan

tentang penetapan batas daerah; dan (8) melakukan verifikasi hasil

kegiatan penegasan batas dan menyiapkan rancangan Peraturan Menteri

Dalam Negeri tentang Batas Daerah.

Dalam Permendagri 141/2014 Pasal 19 ayat (1) dinyatakan bahwa

kewenangan Tim Penegasan Batas Daerah Pusat adalah: (a)

memfasilitasi penegasan batas antar daerah Provinsi; (b) memfasilitasi

penegasan batas antar daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Provinsi

atas permintaan Gubernur kepada Menteri; dan (c) memfasilitasi

penegasan batas antar daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah

Provinsi yang berselisih dan diserahkan penyelesaiannya oleh Gubernur

kepada Menteri.

Permendagri 141/2014 Pasal 18 ayat (1) keanggotaan Tim

Penegasan Batas Daerah Pusat terdiri atas: (a) Ketua : Menteri Dalam

Negeri; (b) Wakil Ketua : Direktur Jenderal Bina Administrasi

Kewilayahan; (c) Sekretaris : Direktur Toponimi dan Batas Daerah; (d)

Anggota : (1) Kepala Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri; (2) Kepala

Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial; (3) Kepala

Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL; (4) Direktur Topografi Angkatan

Darat; (5) Kepala Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara Lembaga

Antariksa dan Penerbangan Nasional; dan (6) Pejabat dari kementerian

dan/atau lembaga pemerintah non kementerian terkait lainnya.

Anda mungkin juga menyukai