Tugas Sri Rahayu C1AB21030
Tugas Sri Rahayu C1AB21030
Oleh :
Sri Rahayu
C1AB21030
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan. Luka ini bisa diklasifisikan bedasarkan struktur anatomis, sifat, proses
kontaminasi;
1. Clean wounds ( Luka Bersih ) yaitu luka bedah takrinfeksi yang mana tidak terjadi
akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan Teknik aseptic dan
kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut,
inflamasi nonpurulen.
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah
jaringan tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka antara
lain dengan cara, makan makanan bergizi, mengikuti terapi dokter, minum obat
secara teratur.
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat luka. Berhenti merokok atau minum
alkohol serta hindari Stress. Lakukanlah cara merawat luka dengan benar. Makanan
yang bergizi yaitu makanan sumber protein dan vitamin C. Makanan sumber
protein terdiri dari Hewani dan nabati. Makanan sumber protein hewani seperti ikan
, ayam, ikan , telur dan lain-lain. Makanan sumber protein nabati seperti tahu,
1. Fase inflamantori: Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3-4 hari
2. Fase proliferative: Fase kedua ini berlangsung dari haro ke-3 atau 4 sampai hari-21
3. Fase Maturnasi: Fase maturnasi dimulai dari hari ke21- dan berakhir 1-
kerusakan jaringan atau organ serta usaha mengembalikan dalam kondisi homeostatis
sehingga dicapai kestabilan fisiologis jaringan atau organ yang pada kulit
fungsional yang menutupi luka. Sebagai respon terhadap jaringan yang rusak tubuh
memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengganti jaringan yang hilang.
luka
juga dapat melibatkan integrasi proses fisiologis, sifat penyembuhan pada semua
luka sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi luka, keparahan luka dan luas
cidera. Selain itu, penyembuhan luka dipengaruhi oleh kemampuan sel dan jaringan
bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang,
manual.
1. Usia
2. Nutrisi
3. Infeksi
5. Hematoma
6. Benda asing
7. Iskemia
8. Diabetes
9. Keadaan Luka
10. Obat
2. Absorbsi drainase
1. Gawat Darurat
Teknik merawat luka pada pasian gawat darurat, diawali identifikasi luka, irigasi dan
Untuk teknik perawatan luka pada pasien gawat darurat dengan luka bakar menjadi
cedera yang paling umum terjadi, terutama di usia anak-anak. Luka ini ditandai
dengan kerusakan kulit yang menyebabkan sel kulit yang terinfeksi menjadi mati.
Kebanyakan orang dapat pulih dari luka bakar tanpa konsekuensi yang serius,
bergantung pada penyebab dan tingkat cederanya. Perawatan luka bakar yang serius
Tingkat 1. Luka bakar ini bersifat ringan atau minor dan memengaruhi lapisan
kulit luar atau epidermis. Luka bakar ini hanya menimbulkan warna kemerahan
Tingkat 2. Jenis luka bakar ini memengaruhi epidermis dan lapisan kulit kedua
atau dermis. Ini dapat menyebabkan kulit bengkak dan merah atau putih.
Lepuhan dapat berkembang, rasa nyeri juga bisa parah. Luka bakar tingkat dua
Tingkat 3. Luka bakar ini mencapai lapisan lemak di bawah kulit. Area yang
terbakar mungkin akan berubah menjadi kehitaman, cokelat atau putih. Kulit
yang terinfeksi akan terlihat kasar. Luka bakar tingkat ini menghancurkan saraf
Kebanyakan luka bakar ringan dapat dirawat sendiri di rumah, dan bisa sembuh
dalam waktu beberapa minggu. Untuk luka bakar serius, setelah pertolongan
pertama, perawatan luka bakar dengan melibatkan obat mungkin diperlukan, seperti
pembalut luka, dan operasi. Tujuannya untuk mengendalikan rasa sakit, mengangkat
jaringan yang mati, mencegah terjadinya infeksi, dan mengurangi risiko jaringan
parut.
Untuk luka bakar yang sifatnya ringan, perawatannya bisa dilakukan dengan:
dingin. Oleskan kompres dingin dan basah sampai rasa sakitnya berkurang.
Lepaskan cincin atau benda ketat lain dari area yang terbakar sebelum area
infeksi, jika lepuhan ini pecah, bersihkan dengan air dan oleskan salep antibiotik.
Perban luka dengan kassa steril, bukan kapas halus. Bungkus dengan longgar
untuk menghindari tekanan pada kulit yang terbakar. Perban mencegah udara
keluar dari daerah tersebut, sekaligus mengurangi rasa sakit dan melindungi kulit
yang melepuh
Lindungi orang yang cedera dari bahaya yang lebih serius. Untuk luka bakar
karena sengatan listrik, pastikan sumber listrik padam sebelum kamu
mendekati orang yang terbakar.
Lepaskan semua perhiasan, ikat pinggang, dan barang lain terutama di area
yang terbakar dan leher karena daerah yang terbakar akan mengalami
pembengkakan dengan cepat.
Jangan merendam luka bakar besar dalam air, karena dapat menyebabkan
hilangnya panas tubuh yang serius.
Perhatikan tanda syok, seperti pingsan, kulit memucat, dan bernapas dengan
terengah-engah.
2. Kronis
Dalam penatalaksanaan luka kronik, berbagai faktor lokal maupun sistemik harus
adalah luka yang tidak menyembuh sesuai dengan proses fisiologis dan anatomis
yang normal, baik dalam hal tahapan maupun waktu penyembuhan. Luka dianggap
dalam 30 hari. Contoh luka kronik adalah ulkus diabetikum, ulkus vena, dan ulkus
tekan.
Evaluasi Luka
Sebelum menentukan pilihan tata laksana yang sesuai, perlu dilakukan evaluasi
luka. Hal yang perlu dievaluasi adalah mekanisme terjadinya luka, risiko
gangguan fungsi, dan banyaknya jaringan yang hilang. Bila luka disebabkan oleh
Faktor-faktor seputar kesehatan pasien harus diperhatikan agar tata laksana bersifat
pasien dengan imobilisasi harus menjalani protokol perubahan posisi berkala atau
menggunakan kasur khusus untuk mencegah atau menghambat progresi ulkus
Untuk membantu evaluasi dan tata laksana luka dengan pendekatan yang
dianggap relevan untuk menjadi pedoman perawatan luka secara sekunder. [1,2]
(clinical decision support tool) TIME yang meliputi pendekatan ABCDE sebagai
berikut :
Evaluate: evaluasi hasil terapi dan tercapainya tujuan perawatan luka [4]
Tissue (Jaringan)
Aspek ini meliputi penilaian dan debridemen jaringan nekrotik, benda asing,
adalah jaringan nonviabel yang dapat memiliki warna dan tekstur bervariasi.
Warna slough dapat berupa kuning krem, coklat, hingga abu. Tekstur bisa basah
respon inflamasi. Keberadaan jaringan granulasi dan epitelialisasi luka juga turut
dinilai. Granulasi dapat berupa jaringan abnormal yang rapuh dan mudah berdarah,
dan pembersihan luka repetitif. Metode debridemen yang dapat dipilih antara lain :
luka. Terapi ini bersifat spesifik tetapi bekerja dengan lambat, dan membutuhkan
(dengan aplikasi kassa lembab pada luka untuk kemudian diangkat ketika sudah
dan gunting oleh dokter bedah yang berkompeten. Metode ini bersifat
nyeri
Agen-agen ini dapat menimbulkan nyeri dan memiliki efek toksik terhadap
jaringan sehat, tetapi dapat efektif bila digunakan untuk waktu singkat
Pembersihan luka harus dilakukan secara berkala. Tidak ada rekomendasi yang
[1] Larutan yang digunakan disarankan bersifat netral, misalnya cairan salin
normal. Larutan toksik dan iritatif seperti hidrogen peroksida tidak disarankan.
[2] Air keran tertentu dapat digunakan untuk irigasi luka dan mengurangi infeksi,
dengan keamanan sebanding air steril atau salin, tetapi harus hati-hati bila
NPWT (negative pressure wound therapy) adalah penggunaan tekanan negatif pada
luka yang ditutup dengan busa atau kassa. NPWT membantu drainase luka,
3. Akut
Teknik merawat luka akut diawali identifikasi luka, irigasi dan debridement luka,
Persiapan Pasien
yang dapat mempengaruhi kesembuhan luka dan risiko terhadap infeksi. Lakukan
atau imunokompromais.
Peralatan
Syringe 20-25 cc
Syringe 10 cc[3]
Needle holder
Gunting
Retractor
Kassa steril
Jenis-Jenis Benang
Tindakan jahit atau hecting merupakan standar penutupan luka secara primer.
teknik tergantung dari tipe luka, kedalaman, ketegangan jaringan dan hasil
kosmesis.
Standar penutupan luka terbaik luka akut adalah penutupan luka secara primer
luka yang minor. Pada luka laserasi linear di lokasi scalp dan ekstremitas dapat
dengan hecting.
Adhesive biasanya digunakan pada kasus luka sederhana terutama pada kasus
Posisi Pasien
Posisi pasien ditentukan oleh letak luka. Pastikan posisi pasien dan dokter yang
Prosedural
Prosedur terbagi menjadi beberapa yaitu penggunaan alat pelindung diri, irigasi
Dokter yang akan melakukan tindakan manajemen luka perlu melakukan tindakan
asepsis dan antisepsis. Cuci tangan sesuai dengan langkah yang ditentukan dan
Irigasi Luka
Masukkan cairan normal saline atau air bersih ke dalam syringe dan lakukan
irigasi pada daerah luka selama minimal 10 menit. Pastikan debris dan benda
asing sudah tidak ada. Pada beberapa kasus luka yang kotor, dapat digunakan
gunting diseksi atau scalpel untuk membuang benda asing yang menempel pada
Setelah irigasi dilakukan, lakukan asepsis pada daerah sekitar luka dengan
Pada beberapa kondisi, anestesi dapat dilakukan pada saat irigasi untuk membantu
bupivacaine 0,25%pada daerah luka pada daerah batas luka. Tunggu 2-3 menit
atau sampai pasien merasakan adanya kebas atau efek anestesi sudah terjadi.[8]
Penjahitan luka biasanya dilakukan pada luka laserasi yang > 5cm, luka pada
bagian dermis, atau lokasi yang sering terjadi fleksi atau tensi. Setelah dilakukan
Simple Interrupted
Jenis jahitan ini merupakan jahitan yang paling umum dan banyak digunakan,
terutama untuk menutup luka laserasi (kulit). Jarum dimasukkan secara tegak
kembali secara tegak lurus dari epidermis sisi luka yang berlawanan tersebut.
Terdapat dua jenis mattress suture, yaitu jahitan matras vertikal dan horizontal.
Pada matras vertikal masukkan jarum secara tegak lurus ke epidermis sekitar 10
mm dari tepi luka, kemudian masukkan sampai lapisan dermis atau subdermis.
Keluarkan jarum pada tepi sisi luka yang berlawanan (dengan jarak sama 10 mm).
Kemudian, masukkan kembali jarum dengan jarak yang lebih dekat pada tepi
Horizontal Sutures
Pada matras horizontal, jarum yang sudah terikat benang dimasukkan secara tegak
dari tepi luka. Keluarkan jarum pada tepi sisi luka yang berlawanan (dengan jarak
yang sama 10 mm). Kemudian, masukkan jarum secara horizontal pada sekitar
kedalaman yang sama pada daerah tepi luka yang berlawanan (sisi pertama kali
jarum dimasukkan).
Subcuticular Suture
subkutikuler dengan bentuk jahitan seperti matras horizontal. Tidak ada nada
walaupun pemberian antibiotik topikal dapat menurunkan infeksi pada luka pasca
diberikan antibiotik sistemik adalah gigitan manusia, gigitan hewan dan luka kotor
Follow up
Sebaiknya luka dalam keadaan lembab agar sel-sel tapi terhidrasi dengan baik,
Selama di rumah sebaiknya pasien menjaga agar luka tetap kering dan bersih.
Sebaiknya pada kasus manajemen luka yang memerlukan jahitan, pasien perlu
kembali ke dokter untuk melepas jahitan. Biasanya, jahitan pada daerah wajah dan
kulit kepala dilakukan lepas jahitan 5 hari setelah tindakan, sedangkan pada
4. Infeksi
Pengenalan infeksi penting terutama pada pasien dengan kondisi umum buruk
Bioburden :
Biofilm :
Biofilm adalah komunitas mikroba kompleks yang terdiri dari bakteria di dalam
faktor pendukung signifikan terhadap proses inflamasi persisten pada luka kronik.
Biofilm yang sudah matur dapat melepaskan fragmen biofilm dan mikrokoloni
sistemik dosis tinggi durasi panjang bila diperlukan, dan kombinasi agen
Antimikroba :
mikroba harus didiagnosis dengan biopsi jaringan atau kultur apus untuk
menentukan terapi antimikroba yang sesuai. Dengan meningkatnya resistensi
terhadap antibiotika, antiseptik topikal adalah metode yang lebih dipilih untuk
mengontrol bioburden luka.
Agen topikal spektrum luas yang dapat digunakan antara lain perak, iodine, dan
Moisture
Berbeda dengan luka kronik, cairan luka akut kaya akan leukosit dan nutrient. Luka
kronik memiliki kadar protease, sitokin proinflamasi, dan MMP yang tinggi. Hal ini
penyembuhan luka.
Eksudat berlebih akan merusak kulit sekitar luka dan meningkatkan risiko infeksi,
sementara eksudat yang terlalu sedikit menghambat aktivitas sel dan berujung pada
pembentukan eschar. Luka yang kering dan dehidrasi akan menimbulkan nyeri dan
gatal.
Keropeng kering juga menghambat penyembuhan luka karena epitel tidak dapat
suboptimal.
Sanguinous : berdarah
kelembaban yang sesuai, mencegah maserasi atau desikasi dasar luka, mencegah
diganti, nyaman dikenakan, menghilangkan bau, tidak perlu sering diganti, mudah
kondisi kulit sekitar luka menandakan efikasi perawatan luka serta kemajuan
yang paling jelas. Setelah 2-4 minggu, area luka seharusnya berkurang 20-40%. [1]
Tepi luka yang menebal (hiperkeratosis dan callus) akan memperlambat kontraksi
dan NPWT.
Aspek Lain
penilaian struktur yang lebih dalam, dan rekonstruksi penutupan defek. Tindakan
ruangan rawat bila intervensi luka tidak menimbulkan nyeri atau pasien memiliki