Anda di halaman 1dari 5

“SENTRALISASI” KAITANNYA DENGAN PEMENUHAN

PARAMETER GCG :
Telaahan1 dalam rangka persiapan assessment GCG tahun 2021

A. Persoalan
1. Pada awal Oktober 2020 terjadi perubahan dan penyempurnaan struktur organisasi
PT Pupuk Indonesia2 yang secara signifikan mempengaruhi struktur organisasi anak
perusahaan. Pada ketetapan kesembilan menyatakan bahwa menginstruksikan
kepada Direktorat yang memiliki tugas mengkoordinir, menyelenggarakan dan/atau
mensinergikan fungsi anak perusahaan: (i) pemasaran dan penjualan komersiil (non
subsidi), (ii) penelitian dan pengembangan, (iii) supply chain management, (iv)
pengadaan, (v) keuangan dan audit serta manajemen risiko dan kepatuhan, (vi)
manajemen talenta dan pengembangan sumber daya manusia, dan (vii) hukum, agar
penyelenggaraan tugas pokok fungsi anak perusahaan tersebut dilakukan setelah
adanya pengesahan perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Indonesia dan anak
perusahaan serta Pedoman dan Prosedur terkait. Senada dengan hal tersebut juga
terlihat pada ketetapan kesepuluh yaitu yang menegaskan bahwa menginstruksikan
kepada Direktorat yang membawahi pemasaran untuk mengkoordinir,
menyelenggarakan dan/atau mensinergikan fungsi anak perusahaan khususnya terkait
penyaluran pupuk bersubsidi terhitung sejak tanggal 1 Januari 2021.
2. Secara resmi perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Kujang berdasarkan Notaris
tanggal 27 Oktober 2020 dan diterbitkan oleh Kemenkumham pada tanggal 29
November 2020. Perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Kujang pasal 11 tentang Tugas,
Wewenang, dan Kewajiban Direksi. Terdapat perubahan yang mendasar yaitu pada
ayat 2 huruf a angka 2 bahwa Direksi dalam melaksanakan tugas memiliki wewenang
“melaksanakan kepengurusan Perseroan, dengan ketentuan bahwa dalam
penyelenggaran bidang-bidang tertentu diatur dan ditetapkan oleh Pemegang
Saham Mayoritas”. Dan dipertegas dengan pasal dan ayat yang sama huruf b angka
2 yang menyebutkan “Direksi berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemegang Saham Mayoritas.
3. Pengaturan lebih lanjut setelah pengesahan Anggaran Dasar, maka diterbitkan surat
dari PT Pupuk Indonesia (Persero) No.5562/A/OT/E22/ET/2020 tanggal 23 Desember
2020 tentang Penyesuaian Pedoman Fungsi-fungsi tertentu Pupuk Inonesia. Melalui
surat tersebut meminta kepada Anak Perusahaan bahwa dalam rangka program
sentralisasi fungsi Pupuk Indonesia agar anak perusahaan dapat menyusun dan/atau
merevisi Pedoman dan Prosedur sebagaimana surat edaran No.SE-
11/A/KK/A11/SE/2020 dan SE-11/A/KK/A11/SE/2020, dan segera menyusun dan
mengesahkan Pedoman dan/atau Prosedur dimaksud paling lambat 28 Desember
2020. Dari kedua SE tersebut di atas, terdapat 23 Pedoman yang harus diacu oleh
anak perusahaan. Ke 23 Pedoman tersebut terkait dengan: (a) Fungsi PSO

1
Outline telaahan staf mengacu Permen BUMN No.PER-07/MBU/10/2019, tentang Pedoman Tata Naskah
2
Surat Keputusan Direksi PT Pupuk Indonesia (Persero) Nomor: SK/DIR/065/2020 tentang Penyempurnaan SK Direksi PT Pupuk Indonesia
(Persero) Nomor: SK/DIR/062/2020.

1
Management (2 Pedoman), (b) Fungsi Startegik Marketing (1 Pedoman), (c) Fungsi
Commercial Marketing (1 Pedoman), (d) Funngsi Logistic Optimation (2 Pedoman, (e)
Fungsi Pengadaan (3 Pedoman), (f) Fungsi SDM (3 Pedoman), (g) Fungsi Teknologi
Informasi (3 Pedoman), (h) Fungsi Riset (1 Pedoman), (i) Fungsi Pengembangan (3
Pedoman), (j) Fungsi Keuangan (3 Pedoman), (k) Fungsi Hukum (1 Pedoman).
4. Dari serangkaian proses yang telah dijelaskan pada butir 1, 2, dan 3 tersebutr di atas,
bahwa di setiap pedoman dimaksud dilengkapi juga pembagian wewenang antara
Pupuk Indonesia dengan anak perusahaan. Dengan demikian, terjadi pergeseran
kewenangan dari anak perusahaan ke PT Pupuk Indonesia. Hal ini akan menjadikan
salah satu faktor yang menyebabkan tidak terpenuhinya beberapa parameter GCG3.
5. Selain pergeseran kewenangan, dinamika perubahan kebijakan pada level
Kementerian BUMN maupun PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai perusahaan induk
juga dapat mempengaruhi pemenuhan terhadap beberapa parameter GCG. Sementara
Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No.SK-16/8.MBU/2012 tidak sepenuhnya
mengikuti perkembangan dinamika perubahan kebijakan.
6. Dengan kondisi seperti dijelaskan di atas, sulit kiranya untuk mencapai target skor
GCG sebesar 92 pada assessment GCG tahun 2021 seperti yang telah ditetapkan oleh
PT Pupuk Indonesia4.
B. Praanggapan
Program “sentralisasi” yang telah diturunkan menjadi pedoman-pedoman, serta adanya
ketidak selarasan antara Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dengan dinamika perubahan
kebijakan menyebabkan beberapa parameter GCG tidak dapat terpenuhi dengan baik.
Berikut beberapa parameter yang dimaksud (Tabel 1).
Tabel 1. Beberapa Parameter GCG menurut Aspek Penilaian dan Sentralisasi Kewenangan
No. Parameter (PAR) Sentralisasi Kewenangan Aspek
1. PAR-39: Sentralisasi beberapa urusan operasional
Pemegang Saham/Pemilik seperti pengadaan barang dan jasa,
Modal tidak mencampuri pemasaran dan penjualan. Periksa AD Pasal
PS
kegiatan operasional 11 ayat 2, huruf a, angka 2, dan Pedoman
perusahaan yang menjadi Pengadaan Barang dan Jasa, hal.80.
tanggung jawab Direksi
2. PAR-100: o Periksa AD Pasal 11 ayat 2, huruf a,
Direksi menerapkan sistem angka 2.
tentang teknologi informasi o Periksa Pedoman Strategi Informasi,
Direksi
sesuai dengan kebijakan yang Pedoman Operasional Teknologi
telah ditetapkan Informasi, dan Pedoman Penggunaan
Aset Teknologi Informasi
3. PAR-102: o Periksa AD Pasal 11 ayat 2, huruf a,
Direksi melaksanakan angka 2.
pengadaan barang dan jasa o Periksa Pedoman Pengadaan Barang dan
yang menguntungkan bagi Jasa Direksi
perusahaan, baik harga
maupun kualitas barang dan
jasa tersebut

3
Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No.SK-16/8.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.
4
PT Pupuk Indonesia melalui surat Nomor 02579/A/MR/E42/ET/2021 perihal Perubahan Target Skor GCG Pupuk Indonesia Group.

2
No. Parameter (PAR) Sentralisasi Kewenangan Aspek
4. PAR-61: o Periksa Pedoman Pengadaan Barang dan
Dewan Komisaris/Dewan Jasa : hal. 87, Purchasing Group: 54,
Pengawas (berdasarkan usul Description Puchasing Group:
dari Komite Audit) Manajemen, Item Scope of Supply: 54D, Dekom
mengajukan calon Auditor dan pada Description Scope of Supply:
Eksternal kepada RUPS/Pemilik Akuntan Public.
Modal
5. PAR-68: o Penetapan indikator/parameter penilaian
Dewan Komisaris/Dewan dan evaluasi atas penerapan GCG
Pengawas mengusulkan (Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN
remunerasi Direksi sesuai No.:SK-16/S.MBU/2012), mengacu pada
ketentuan yang berlaku dan Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi,
penilaian kinerja Direksi Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas
BUMN yang saat itu berlaku adalah
Permen BUMN No.PER-07/MBU/2010.
Dekom
o Dalam perkembangannya, Permen BUMN
No.PER-07/MBU/2010 dinyatakan tidak
berlaku dengan terbitnya Permen BUMN
No.PER-04/MBU/2014. Terakhir Permen
BUMN No. PER-13/MBU/09/2021 tentang
Perubahan Keenam atas Permen BUMN
No.PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman
Penetapan Penghasilan Direksi

C. Fakta yang Mempengaruhi


1. Pemenuhan terhadap parameter GCG diukur dengan Faktor Uji Kesesuaian (FUK) dan
Unsur Pemenuhan (UP) serta dapat ditunjukkan dengan evidence berupa Kebijakan,
Rencana Kerja, Pelaksanaan (Risalah, Hasil Telahaan,Laporan, Surat, dsb). Meskipun
pengukuran dilakukan pada pemenuhan FUK, akan tetapi simpulan oleh assessor
dilakukan pada tingkat parameter.
2. Dari lima parameter yang telah disebutkan di atas, berikut disampaikan pengukuran
FUK dan UP yang sulit dipenuhi terkait dengan adanya program sentralisasi
kewenangan.
Tabel 2. Parameter GCG, Faktor Uji Kesesuaian (FUK), dan Penjelasan atas Fakta
Sentralisasi Kewenangan.
No. PAR FUK Penjelasan atas Sentralisasi Kewenangan
1. 39 Tidak terdapat instruksi secara Dalam program sentralisasi, terdapat beberapa
tertulis/surat/keputusan dari instruksi yang bersifat operasional/transaksional.
Pemegang Saham yang bersifat Misalnya: pengambilan keputusan dalam bidang
transaksional /operasional yang pengadaan, harga, pemasaran, SDM, dan sebagainya,
tidak berdasarkan usulan dari yang sebelumnya menjadi wewenang Direksi.
Direksi. Apabila ada
instruksi/surat/keputusan PS terkait
dengan operasional perusahaan
tanpa ada usulan Direksi, maka hal
tersebut merupakan intervensi
Pemegang Saham
2. 100 Perusahaan memiliki kebijakan o Pengelolaan TI dilakukan secara terpusat oleh
teknologi informasi: Unit Kerja TI PI, mencakup perencanaan,
o perusahaan menetapkan IT pengembangan dan pengoperasian TI atas
Master Plan, seluruh entitas didalam grup
o Desain arsitektur sistem o Unit Kerja TI PI sebagai Business Driver
informasi sampai dengan level berkolaborasi secara aktif dengan Unit Bisnis
data dan keamanan. untuk menghasilkan ide beserta solusi TI yang

3
No. PAR FUK Penjelasan atas Sentralisasi Kewenangan
o Arah penggunaan dan tidak sekedar memberikan nilai tambah serta
pengadaan teknologi informasi meningkatkan efektivitas bisnis dan operasi PI
yang digunakan telah Group tetapi juga memberikan kontribusi
direncanakan dengan langsung terhadap perluasan pasar ataupun
memperkirakan trend peningkatan layanan terhadap pelanggan
perkembangan teknologi
o Ada kebijakan pengelolaan
data, prosedur pengelolaan
data, dan pelaporan TI.
3. 102 Secara substansial, FUK menjelaskan Didalam sentralisasi pengadaan barang terdapat
bahwa proses pengadaan barang skema-skema yang dibedakan bnerdasarkan
dan jasa merupakan salah satu kewenangan anak perusahaan dan sentralisasi: (i)
aktivitas perusahaan yang sangat Skema Sistem Pengadaan Barang Stock yang Tidak
penting, maka Direksi harus Disentralisasi atau Barang Sentralisasi dengan Nilai
menciptakan suatu pengendalian Transaksi Kurang Rp 500.000.000, (ii) Skema Sistem
terhadap pelaksanaan barang dan Pengadaan Barang Non Stock yang Tidak
jasa tersebut. Untuk memastikan Disentralisasi atau Barang Sentralisasi dengan Nilai
pelaksanaan pengadaan barang dan Transaksi Kurang Rp 500.000.000, (iii) Skema Sistem
jasa telah sesuai dengan ketentuan, Pengadaan Jasa Pabrik Sentralisasi Dengan Nilai
maka dilakukan audit/reviu secara Transaksi Kurang dari RP 500.000.000 atau Jasa
berkala baik terhadap pelaksanaan Pabrik Tidak Sentralisasi, (iv) Skema Sistem
barang dan jasa tersebut maupun Pengadaan Barang/ Jasa Melalui User/ Kompilator dan
efektivitas pengendaliannya. Departemen Pengadaan, (v) Skema Sistem
Pengadaan Barang/Jasa Oleh Unit Kerja, (vi) Skema
Sistem Pengadaan Barang/ Jasa melalui Blanket
Order, Kontrak Payung & Konsinyasi, (vii) Skema
Sistem Pengadaan Barang Stock Sentralisasi dengan
Nilai Transaksi Lebih dari RP 500.000.000, (viii)
Skema Sistem Pengadaan Barang Non Stock
Sentralisasi dengan Nilai Transaksi Lebih dari RP
500.000.000, (ix) Skema Sistem Pengadaan Jasa
Sentralisasi dengan Nilai Transaksi Lebih dari RP
500.000.000
4. PAR-61 Terdapat kebijakan dan prosedur Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang
Dewan Komisaris mengenai proses dan/atau Jasa di Grup PT Pupuk Indonesia (Persero),
penunjukan calon auditor eksternal No.Dokumen PI-ADA-PD-002, tanggal 10 Desember
dan/atau penunjukan kembali 2020 yang telah diratifikasi oleh PT Pupuk Kujang
auditor eksternal dan penyampaian dengan Pedoman Pengadaan Barang, No.Dokumen
usulan calon auditor eksternal PK-TEK-PD-002, tanggal 19 Februari 2021, disebutkan
kepada RUPS/Pemilik Modal bahwa pengadaan akuntan public merupakan
kewenangan PT Pupuk Indonesia.
5. PAR-68 o Terdapat kebijakan Dewan Implementasi Permen BUMN No. PER-
Komisaris mengenai pengusulan 13/MBU/09/2021 tentang Perubahan Keenam
remunerasi Direksi. atas Permen BUMN No.PER-04/MBU/2014
o Dewan Komisaris melakukan
tentang Pedoman Penetapan Penghasilan
telaah terhadap remunerasi
Direksi
Direksi. Bahwa penetapan besaran honorarium
o Dewan Komisaris Direksi saat ini telah ditetapkan oleh Pemegang
menyampaikan usulan saham (periksa Surat Direktur Utama PT Pupuk
remunerasi (gaji, tunjangan dan Indonesia kepada Direktur Utama PT Pupuk
fasilitas serta tantiem/insentif Kujang No.13192/A/SM/E12/ET/2021 tanggal
kinerja) Direksi kepada RUPS. 11 Oktober 2021 hal Penetapan Gaji/
Honorarium, Tunjangan, dan Fasilitas Direksi &
Dewan Komisaris Tahun 2021 serta Insentif
Khusus atas Kinerja Tahun Buku 2020.

D. Analisis
1. Berdasarkan Tabel 1 tersebut di atas, dapat dijelaskan keterkaitan beberapa
parameter GCG yang harus dipenuhi dengan aturan yang berkaitan dengan program
“Sentralisasi”. Apabila kita periksa lebih jauh, terlihat bahwa pada beberapa parameter
GCG tersebut telah beralih sebagian kewenanagannya ke Pemegang Saham. Hal ini
berimplikasi terhadap pemenuhan parameter GCG yang berdasarkan Keputusan
Sekretaris Kementerian BUMN No.:SK-16/S.MBU/2012 kewenangan masih melekat
pada Direksi dan Dewan Komisaris.

4
2. Apabila kita telisik lebih jauh ke Faktor Uji Kesesuaian (FUK) GCG seperti tercantum
pada Tabel 2 di atas. Paling tidak terdapat 5 parameter GCG yang FUK nya sulit
dipenuhi pada assessment GCG tahun 2021.
Lebih prinsip lagi karena Penetapan indikator/parameter penilaian dan evaluasi atas
penerapan GCG diberlakukan pada 6 Juni tahun 2012 (Keputusan Sekretaris
Kementerian BUMN No.:SK-16/S.MBU/2012), sementara perkembangan peraturan
perundangan telah berubah dengan cepat yang menyebabkan tidak selaras lagi
dengan indikator/parameter GCG. Sebagai contoh Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN yang saat itu berlaku adalah
Permen BUMN No.PER-07/MBU/2010, sementara telah mengalami perubahan yang
terakhir bedasarkan Permen BUMN No. PER-13/MBU/09/2021 tentang Perubahan
Keenam atas Permen BUMN No.PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan
Penghasilan Direksi. Dalam kasus ini Dewan Komisaris merekomendasikan bahwa
penetapan besaran honorarium Direksi saat ini yang ditetapkan oleh Pemegang saham
telah sesuai dengan besarnya tanggung jawab dan kewenangan dan cakupan area
kerja Direksi Pupuk Kujang5.
E. Simpulan dan Saran
1. Dalam mencapai target skor GCG sebesar 92 yang telah ditetapkan oleh PT Pupuk
Indonesia (Persero), sulit kirannya dicapai dalam masa transisi program “sentralisasi”.
2. Perlu upaya koordiinasi antara PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Indonesia, dan Assessor
GCG untuk menyepakati masa transisi program “sentralisasi” ini dengan menciptakan
“konvensi indikator” penilaian yang dapat mengakomodasi masa transisi ini.

28 Januari 2022.

Achmad Djauhari

5
Surat Dewan Komisaris No.110/PK/DK/XII/2021 perihal Penetapan Gaji/Honorarium Direksi PT Pupuk Kujang beserta Telaahannya.

Anda mungkin juga menyukai