Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

NAMA : Andreas Angga Banjarnahor


NPM 140910220051
NAMA DAN NOMOR MODUL : 10 - DECODER DAN ENCODER
NAMA ASISTEN : Ezra Fachry Atthala
KELOMPOK : 12 - A
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Andreas Angga Banjarnahor
Ravendra Bayu Kresna
Steven

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

Oleh :
Andreas Angga Banjarnahor
140910220051

Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kredit semester genap Praktikum
Elektronika Digital pada Jurusan Teknik Elektro.

Nilai :

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Jatinangor, 4 Mei 2023

Asistem Laboratorium Dosen Pembimbing Praktikum

Ezra Fachry Atthala Dessy Novita, S.T., M.T., Ph.D.


BAB I
TUJUAN EKSPERIMEN

1.1 Tujuan Eksperimen


Mahasiswa atau praktikan memahami fungsi decoder dan encoder serta disain
rangkaian internal untuk encoding dan decoding.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Desain rangkaian


Desain rangkaian 10.3

Gambar 2.1.1 Desain rangkaian 10.3

Pada rangkaian ini dilakukan percobaan dengan 1 jenis IC yaitu IC 74138 (3-
to-8-line decoders). IC ini memiliki 6 input, yaitu 3 enable input dan 3 select input
dan menghasilkan 8 output. Pin-pin IC ini dihubungkan sebagai berikut:

Tegangan +5V dihubungkan dengan pin 6 (input E3) dan pin 16 (VCC),

Tegangan 0V (ground) dihubungkan dengan pin 5 (input E2) dan pin 8 (GND),

Input A0 dihubungkan dengan pin 1,

Input A1 dihubungkan dengan pin 2,

Input A2 dihubungkan dengan pin 3,

Input E1 dihubungkan dengan pin 4,

Pin 15 (output D0) dihubungkan dengan indikator,

Pin 14 (output D1) dihubungkan dengan indikator,

Pin 13 (output D2) dihubungkan dengan indikator,

Pin 12 (output D3) dihubungkan dengan indikator,

Pin 11 (output D4) dihubungkan dengan indikator,

Pin 10 (output D5) dihubungkan dengan indikator,

Pin 9 (output D6) dihubungkan dengan indikator, dan

Pin 7 (output D7) dihubungkan dengan indikator,
Desain rangkaian 10.4

Gambar 2.1.2 Desain rangkaian 10.4

Pada rangkaian ini dilakukan percobaan dengan 1 jenis IC yaitu IC 74148 (8-to-3-line
priority encoders). IC ini memiliki 9 input, yaitu I 0-I7 serta EI dan menghasilkan 5 output,
yaitu A0, A1, A2 serta GS’ dan EO’. Pin-pin IC ini dihubungkan sebagai berikut:

Tegangan +5V dihubungkan dengan pin 10 (input I0), pin 11 (input I1), pin 12
(input I2), pin 13 (input I3), pin 1 (input I4), pin 2 (input I5), dan pin 16 (VCC),

Tegangan 0V (ground) dihubungkan pin 8 (GND),

Input E1 dihubungkan dengan pin 5,

Input I6 dihubungkan dengan pin 3,

Input I7 dihubungkan dengan pin 4,

Pin 9 (output A0) dihubungkan dengan indikator,

Pin 7 (output A1) dihubungkan dengan indikator,

Pin 6 (output A2) dihubungkan dengan indikator,

Pin 14 (output GS) dihubungkan dengan indikator,

Pin 15 (output EO) dihubungkan dengan indikator,
2.2 Tabel tegangan
Tabel 2.2.1 tegangan rangkaian 10.3
E1’ E2’ E3 A0 A1 A2 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
0 0 +5 0 0 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 0 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 0 +5 0 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5
+5 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 0 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 +5 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5
0 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5
0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0

Tabel 2.2.2 tegangan rangkaian 10.4


EI’ I0’ I1’ I2’ I3’ I4’ I5’ I6’ I7’ A 0’ A1’ A2’ GS’ EO’
+5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0
0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5 0 0 0 +5
0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 0 0 0 0 0 +5
0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 0 0 0 0 +5
+5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5
2.3 Tabel kebenaran
Tabel 2.3.1 kebenaran rangkaian 10.3
E1’ E2’ E3 A0 A1 A2 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Tabel 2.3.2 kebenaran rangkaian 10.4


EI’ I0’ I1’ I2’ I3’ I4’ I5’ I6’ I7’ A0’ A1’ A2’ GS’ EO’
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
2.4 Persamaan Boolean
Persamaan Boolean rangkaian 10.3
𝐃𝟎 = 𝐀 𝟎 + 𝐀 𝟏 + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟏 = ̅𝐀̅𝟎̅ + 𝐀 𝟏 + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟐 = 𝐀 𝟎 + ̅𝐀̅𝟏̅ + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟑 = ̅𝐀̅𝟎̅ + ̅𝐀̅𝟏̅ + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟒 = 𝐀 𝟎 + 𝐀 𝟏 + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟓 = ̅𝐀̅𝟎̅ + 𝐀 𝟏 + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟔 = 𝐀 𝟎 + ̅𝐀̅𝟏̅ + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟕 = ̅𝐀̅𝟎̅ + ̅𝐀̅𝟏̅ + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅

Persamaan Boolean rangkaian 10.4


𝐀𝟎′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟕′(𝐈 ̅𝐈̅′𝟔+ ̅𝐈̅′)(𝐈 ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅𝟔 ′
̅ 𝟓′ +
̅ ̅ ̅ 𝟕 𝟑′ ̅ + 𝐈′ ̅ +𝟒𝐈′ + 𝐈𝟓′ + 𝐈′)(𝐈 𝟏 𝟕
+ 𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′)
𝟐 𝟑 𝟒 𝟔 𝟕
𝟓
= 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟏′𝐈𝟑′𝐈𝟓′𝐈𝟕′ + ̅𝐈̅′𝐈 ̅̅
𝟐 𝟑 ′𝐈𝟓 ′𝐈𝟕 ′ + 𝐈′𝐈
̅̅ ′
𝟒 𝟓 ′𝐈𝟕 ′ + 𝐈′𝐈
𝟔𝟕
̅ ̅
𝐀𝟏′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟕′(𝐈𝟔′̅ + 𝐈′)(𝐈 ̅ ̅
𝟕 𝟑̅ ′ + 𝐈̅ ′ +
̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
𝟒 𝐈′ +𝟓𝐈′ + 𝐈𝟔′)(𝐈𝟐′𝟕+ 𝐈′
̅̅
̅
+ ̅𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′)
𝟑

𝟒 𝟓 𝟔 𝟕
= 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟐′𝐈𝟑′𝐈𝟔′𝐈𝟕′̅ + ̅𝐈̅′𝐈 ′𝐈 ′ +̅ ̅𝐈̅′𝐈
𝟓 𝟔 ′𝐈𝟕′
𝐀𝟐′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟕′(𝐈𝟔′ + ̅𝐈′)(𝐈𝟓′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′)(𝐈𝟒′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′)
̅
𝟒 𝟔 𝟕
𝟕 𝟔 𝟓 𝟔 𝟕
𝟕
= 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟒′𝐈𝟓′𝐈𝟔′𝐈𝟕′
𝐆𝐒′ = 𝐄𝐈′ +̅ 𝐈̅ 𝟎′𝐈𝟏̅ ′𝐈 𝟐′𝐈𝟑′𝐈𝟒′𝐈𝟓′𝐈𝟔′𝐈𝟕′
𝐄𝐎′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈′ + 𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′
𝟎 𝟏 𝟐 𝟑 𝟒 𝟔 𝟕
𝟓

2.5 Diagram Blok


Diagram blok rangkaian 10.3

Gambar 2.5.1 Diagram blok rangkaian 10.3


Diagram blok rangkaian 10.4

Gambar 2.5.2 Diagram blok rangkaian 10.4

2.6 Diagram logika


Diagram logika rangkaian 10.3

Gambar 2.6.1 Diagram logika rangkaian 10.3


Diagram logika rangkaian 10.4

Gambar 2.6.2 Diagram logika rangkaian 10.4

2.7 Gambar rangkaian dalam MultiSIM


Rangkaian 10.3

Gambar 2.5.1 Rangkaian 10.3


Rangkaian 10.4

Kedua rangk Gambar 2.5.2 Rangkaian


10.4 MultiSIM ini dirangkai s ebagaimana yang dijelaskan
aian dalam
pada penjelasan gambar 2.1.1 untuk rangkaian 10.3 dan gambar 2.1.2 untuk
rangkaian 10.4 Rangkaian dalam MultiSIM ini keduanya menggunakan Word
Generator sebagai tegangan input dan Four Channel Oscillloscope sebagai
indikator untuk mengetahui tegangan output serta VCC sebagai input pin VCC.
Pada kedua rangkaian ini masing-masing menggunakan 2 buah Four Channel
Oscilloscope yang diatur agar tegangan yang ditampilkan dapat terlihat dengan
jelas. Pada rangkaian 10.3 semua channel pada dua Four Channel Oscilloscope
digunakan. Kedua Four Channel Oscilloscope pada rangkaian ini diatur dengan y-
pos 2,2 div untuk channel A, 1,2 div untuk channel B, 0,2 div untuk channel C, dan
-0,8 div untuk channel D. Kemudian pada rangkaian 10.4 menggunakan 3 channel
pada Four Channel Oscilloscope 1 dan 2 channel pada Four Channel Oscilloscope
2. Pada rangkaian ini Four Channel Oscilloscope 1 diatur dengan y-pos 2,2 div
untuk channel A, 1,2 div untuk channel B, dan 0,2 div untuk channel C serta ini
Four Channel Oscilloscope 1 diatur dengan y-pos 2,2 div untuk channel A dan 1,2
div untuk channel B. Channel yang digunakan tersebut diatur dengan skala 10
V/div dan 2 ms/div pada rangkaian 10.3 serta 1 ms/div pada rangkaian 10.4
2.8 Gambar rangkaian dalam praktik komponen asli
Rangkaian 10.3

Gambar 2.8.1 Rangkaian 10.3

Rangkaian
10.4

Gambar 2.8.2 Rangkaian 10.4

Kedua rangkaian dalam praktek komponen asli ini dirangkai sebagaimana


yang dijelaskan pada penjelasan gambar 2.1.1 untuk rangkaian 10.3 dan gambar
2.1.2 untuk rangkaian 10.4. Rangkaian dalam praktek komponen asli ini keduanya
menggunakan Power Supply sebagai tegangan input dan LED sebagai indikator
untuk mengetahui tegangan output. Power Supply tersebut diatur 5V yang
digunakan sebagai sumber tegangan untuk pin VCC dan pin input saat ingin
mendapatkan input logika HIGH. Kemudian Ground Power Supply dihubungkan
dengan pin ground dan pin input saat ingin mendapatkan input logika LOW. Pada
rangkaian 10.3 digunakan 8 buah LED yang digunakan sebagai indikator
dihubungkan dengan 8 pin output dan pada rangkaian 10.4 digunakan 4 buah LED
yang digunakan sebagai indikator dihubungkan dengan 4 pin output. LED yang
digunakan sebagai indikator tersebut saat output berlogika HIGH LED menyala dan
saat output berlogika LOW LED padam.
BAB III
PROSEDUR, OBSERVASI, DAN DATA

3.1 Prosedur
3.1.1 Prosedur dengan MultiSIM
Langkah-langkah dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
 Buka multiSIM,
 Susunlah sirkuit seperti gambar 2.7.1 s/d 2.7.2 di file MultiSIM yang berbeda
setiap rangkaiannya,
 Lengkapi tabel tegangan dari rangkaian pada tabel,
 Ubah semua tabel tegangan yang didapat dari bagian eksperimen ke tabel
logika pada tabel,
 Bandingkan hasil yang didapat dengan teori, dan
 Ulangi langkah di atas untuk semua rangkaian.

3.1.2 Prosedur Praktik dengan komponen asli


Langkah-langkah dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
 Siapkan komponen yang akan digunakan,
 Susunlah sirkuit seperti gambar 2.8.1 s/d 2.8.2,
 Variasikan input dengan menghubungkannya ke sumber tegangan dan
ground secara bergantian,
 Ubahlah variasi input sampai semua kombinasi input dijalankan,
 Lengkapi tabel tegangan dari rangkaian pada tabel,
 Ubah semua tabel tegangan yang didapat dari bagian eksperimen ke tabel
logika pada tabel,
 Bandingkan hasil yang didapat dengan teori, dan
 Ulangi langkah di atas untuk semua rangkaian.

3.2 Daftar peralatan yang digunakan


3.1.1 peralatan dengan MultiSIM
Peralatan yang digunakan pada eksperimen ini adalah sebagai berikut:
 IC 74138 3-to-8-line decoders,
 IC 74148 8-to-3-line priority encoders,
 Four Channel Ocsilloscope,
 VCC,
 Word Generator, dan
 Ground.
3.1.1 Pelaratan dengan komponen asli
Peralatan yang digunakan pada eksperimen ini adalah sebagai berikut:
 IC 74138 3-to-8-line decoders,
 IC 74148 8-to-3-line priority encoders,
 LED,
 Power Supply,
 Protoboard, dan
 Kabel.

3.3 Perhitungan
3.3.1 Perhitungan rangkaian 10.3
Persamaan Boolean
𝐃𝟎 = 𝐀 𝟎 + 𝐀 𝟏 + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟏 = ̅𝐀̅𝟎̅ + 𝐀 𝟏 + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟐 = 𝐀 𝟎 + ̅𝐀̅𝟏̅ + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟑 = ̅𝐀̅𝟎̅ + ̅𝐀̅𝟏̅ + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟒 = 𝐀 𝟎 + 𝐀 𝟏 + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟓 = ̅𝐀̅𝟎̅ + 𝐀 𝟏 + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟔 = 𝐀 𝟎 + ̅𝐀̅𝟏̅ + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟕 = ̅𝐀̅𝟎̅ + ̅𝐀̅𝟏̅ + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅

Perhitungan tabel 2.3.1 baris ke-6


𝐃𝟎 = 𝟏 + 𝟎 + 𝟏 + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
𝐃𝟏 = 𝟏̅ + 𝟎 + 𝟏 + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
𝐃𝟐 = 𝟏 + 𝟎̅ + 𝟏 + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
𝐃𝟑 = 𝟏̅ + 𝟎̅ + 𝟏 + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
𝐃𝟒 = 𝟏 + 𝟎 + 𝟏̅ + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
𝐃𝟓 = 𝟏̅ + 𝟎 + 𝟏̅ + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟎
𝐃𝟔 = 𝟏 + 𝟎̅ + 𝟏̅ + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
𝐃𝟕 = 𝟏̅ + 𝟎̅ + 𝟏̅ + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏̅ = 𝟏
3.3.2 Perhitungan rangkaian 10.4
Persamaan Boolean
𝐀𝟎′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟏′𝐈𝟑′𝐈𝟓′𝐈𝟕′ + ̅𝐈̅′𝐈 𝟐 𝟑 ′𝐈𝟓 ′𝐈𝟕 ′ + ̅𝐈̅′𝐈 ̅ ̅𝟔 ′
𝟒 𝟓 ′𝐈𝟕 ′ + 𝐈′𝐈 𝟕
𝐀𝟏′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟐′𝐈𝟑′𝐈𝟔′𝐈𝟕′ + 𝐈′𝐈 ̅ ̅ ̅
𝟒 𝟔 ′𝐈𝟕 ′ + 𝐈′𝐈
̅ 𝟓 𝟔 ′𝐈𝟕′
𝐀𝟐′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟒′𝐈𝟓′𝐈𝟔′𝐈𝟕′
𝐆𝐒′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈̅ 𝟎′𝐈𝟏′𝐈 𝟐′𝐈𝟑′𝐈𝟒′𝐈𝟓′𝐈𝟔′𝐈𝟕′
𝐄𝐎′ = 𝐄𝐈′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′
𝟎 𝟏 𝟐 𝟑 𝟒 𝟔 𝟕
𝟓

Perhitungan tabel 2.3.2 baris ke-3


𝐀 𝟎 ′ = 𝟎 + 𝟏. 𝟏. 𝟏. 𝟏 + 𝟏̅. 𝟏. 𝟏. 𝟏 + 𝟏̅. 𝟏. 𝟏 + 𝟎̅. 𝟏 = 𝟏
𝐀 𝟏 ′ = 𝟎 + 𝟏. 𝟏. 𝟎. 𝟏 + 𝟏̅. 𝟎. 𝟏 + 𝟏̅. 𝟎. 𝟏 = 𝟎
𝐀𝟐′ = 𝟎 + 𝟏. 𝟏. 𝟎. 𝟏 = 𝟎
𝐆𝐒′ = 𝟎 + 𝟏. 𝟏. 𝟏. 𝟏. 𝟏. 𝟏. 𝟎. 𝟏 = 𝟎
𝐄𝐎′ = 𝟎 + 𝟏̅ + 𝟏̅ + 𝟏̅ + 𝟏̅ + 𝟏̅ + 𝟏̅ + 𝟎̅ + 𝟏̅ = 𝟏
BAB IV
HASIL DAN DISKUSI

4.1 Gambar hasil MultiSIM


Hasil eksperimen rangkaian 10.3

Hasil eksperimen rangkaian 10.4


4.2 Gambar hasil praktek komponen asli
Hasil eksperimen rangkaian 10.3

Gambar 4.2.1 Hasil eksperimen rangkaian 10.3; input A2A1A0 (a) 000, (b) 001, (c) 010, (d) 011 (e)
100, (f) 101, (g) 110, (h) 111

Hasil eksperimen rangkaian 10.4


4.3 Analisis
Sebagai indikator kebenaran menggunakan lampu LED dimana ketika bernai 1 maka
lampu LED akan menyala begitu pula dengan sebaliknya ketika berlai 0 maka lampu
LED akan padam perrcobaan dilakukan dengan menggunakan 2 metode dimana yang
pertama menggunakan multisim sebagai gambaran awal untuk praktikum dan yang
selanjutnya menggunakan komponen asli pada lab dengan menggunakan alat dan
komponen yang ada dengan merangkai rangkaian sesuai dengan posedur. pada rangkaian
4.2.1 merupakan rangkaian decoder dengan jenis IC 741383 dengan 6 input dan 8 output
yang mana input tersebut yaitu A1, A2, E1, E2, E3 dan outputnya yaitu D0, D1, D2, D3,
D4, D5, D6, dan D7 sedangkan untuk rangkaian 10.3 juga sebagai decoder
pada praktikum yang dilakukan di laboratorium untuk rangkaian yang pertama
menggunakan IC 741383 dimana menggunakan 8 buah lampu LED yang dihubungkan
pada masing masing output dan untuk kaki satu laki di LED dihubungkan dengan GND,
selain itu tegangan 5V dihubungkan dengan kaki VCC dan juga pin 6 (E3) dan pin 5
dihubungkan dengan GND untuk inputnya sendiri memiliki 4 buah input yaitu A0, A1,
A2 dan E1 yang mana setiap input akan dihubungkan dengan VCC dan GND sesuai
dengan tabel yang ada. setelah mengikuti semua prosedur didapat hasil yang sesuai pula.

Berdasarkan hasil tersebut, rangkaian 10.4 ini juga berfungsi dengan benar sebagai
encoder. Hal tersebut juga dapat dibandingkan dengan tabel kebenaran berdasarkan teori
dan perhitungan berdasarkan persamaan Boolen yang juga didapatkan kesamaan. Tabel
kebenaran tersebut dapat dilihat sebagaimana seperti yang tertera pada tabel 2.3.2.
Sedangkan tabel tegangan dapat dilihat sebagaimana yang tertera pada tabel 2.2.2, tetapi
tabel ini hanya untuk percobaan dengan MultiSIM. Sedangkan perhitungan berdasarkan

untuk lebih jelasnya tentang encoder dan decoder sebegai berikut Secara umum, Encoder
adalah sebuah perangkat atau proses yang mengubah data dari satu format menjadi format
lainnya. Dalam dunia elektronika digital encoder merupakan sebuah rangkaian yang yang
berfungsi untuk menerjemahkan bahasa input menjadi menjadi bit-bit biner yang
dimengerti oleh perangkat pemroses data. Encoder terdiri dari beberapa input line, akan
tetapi hanya salah satu dari input tersebut yang diaktifkan dalam waktu tertentu yang
selanjutnya akan menghasilkan kode output berupa jumlah bit biner. Secara sederhana
encoder dapat diartikan membuat kode atau sandi. sedangkan untuk decoder Decoder
adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan mengaktifkan salahsatu
outputnya sesuai dengan input kode binernya. Secara sederhana decoder dapat dikatakan
sebagai pemecah sandi atau kode Sebagai contoh seperti encoder diatas, decoder biner ke
oktal yang memiliki 3 buah jalur input atau masukan dan 8 buah jalur output atau
keluaran
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini akan dibahas dan dilakukan percobaan tentang encoder
dan decoder dimana praktik dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan multisim dan
yang kedua menggunakan komponen dan alat langsung dengan merangkai rangkaian
sesuai dengan prosedur. Pada praktikum ini digunakan IC 74138 dan IC 74148
dimana IC 74138 sebagai decoder dan IC 74148 sebagai encoder, mahasiswa
melakukan percobaan dengan prosedur yang telah ada, praktikum berjalan dengan
semestinya hingga selesai.

Anda mungkin juga menyukai