Oleh :
Andreas Angga Banjarnahor
140910220051
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kredit semester genap Praktikum
Elektronika Digital pada Jurusan Teknik Elektro.
Nilai :
Pada rangkaian ini dilakukan percobaan dengan 1 jenis IC yaitu IC 74138 (3-
to-8-line decoders). IC ini memiliki 6 input, yaitu 3 enable input dan 3 select input
dan menghasilkan 8 output. Pin-pin IC ini dihubungkan sebagai berikut:
Tegangan +5V dihubungkan dengan pin 6 (input E3) dan pin 16 (VCC),
Tegangan 0V (ground) dihubungkan dengan pin 5 (input E2) dan pin 8 (GND),
Input A0 dihubungkan dengan pin 1,
Input A1 dihubungkan dengan pin 2,
Input A2 dihubungkan dengan pin 3,
Input E1 dihubungkan dengan pin 4,
Pin 15 (output D0) dihubungkan dengan indikator,
Pin 14 (output D1) dihubungkan dengan indikator,
Pin 13 (output D2) dihubungkan dengan indikator,
Pin 12 (output D3) dihubungkan dengan indikator,
Pin 11 (output D4) dihubungkan dengan indikator,
Pin 10 (output D5) dihubungkan dengan indikator,
Pin 9 (output D6) dihubungkan dengan indikator, dan
Pin 7 (output D7) dihubungkan dengan indikator,
Desain rangkaian 10.4
Pada rangkaian ini dilakukan percobaan dengan 1 jenis IC yaitu IC 74148 (8-to-3-line
priority encoders). IC ini memiliki 9 input, yaitu I 0-I7 serta EI dan menghasilkan 5 output,
yaitu A0, A1, A2 serta GS’ dan EO’. Pin-pin IC ini dihubungkan sebagai berikut:
Tegangan +5V dihubungkan dengan pin 10 (input I0), pin 11 (input I1), pin 12
(input I2), pin 13 (input I3), pin 1 (input I4), pin 2 (input I5), dan pin 16 (VCC),
Tegangan 0V (ground) dihubungkan pin 8 (GND),
Input E1 dihubungkan dengan pin 5,
Input I6 dihubungkan dengan pin 3,
Input I7 dihubungkan dengan pin 4,
Pin 9 (output A0) dihubungkan dengan indikator,
Pin 7 (output A1) dihubungkan dengan indikator,
Pin 6 (output A2) dihubungkan dengan indikator,
Pin 14 (output GS) dihubungkan dengan indikator,
Pin 15 (output EO) dihubungkan dengan indikator,
2.2 Tabel tegangan
Tabel 2.2.1 tegangan rangkaian 10.3
E1’ E2’ E3 A0 A1 A2 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
0 0 +5 0 0 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 0 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 0 +5 0 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5
+5 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 0 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 +5 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
+5 0 +5 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5
0 0 +5 0 0 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5 +5
0 0 +5 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5 +5
0 0 +5 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0 +5
0 0 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 0
𝟒 𝟓 𝟔 𝟕
= 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟐′𝐈𝟑′𝐈𝟔′𝐈𝟕′̅ + ̅𝐈̅′𝐈 ′𝐈 ′ +̅ ̅𝐈̅′𝐈
𝟓 𝟔 ′𝐈𝟕′
𝐀𝟐′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟕′(𝐈𝟔′ + ̅𝐈′)(𝐈𝟓′ + ̅𝐈′ + ̅𝐈′)(𝐈𝟒′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′)
̅
𝟒 𝟔 𝟕
𝟕 𝟔 𝟓 𝟔 𝟕
𝟕
= 𝐄𝐈′ + 𝐈𝟒′𝐈𝟓′𝐈𝟔′𝐈𝟕′
𝐆𝐒′ = 𝐄𝐈′ +̅ 𝐈̅ 𝟎′𝐈𝟏̅ ′𝐈 𝟐′𝐈𝟑′𝐈𝟒′𝐈𝟓′𝐈𝟔′𝐈𝟕′
𝐄𝐎′ = 𝐄𝐈′ + 𝐈′ + 𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′ + ̅𝐈̅′
𝟎 𝟏 𝟐 𝟑 𝟒 𝟔 𝟕
𝟓
Rangkaian
10.4
3.1 Prosedur
3.1.1 Prosedur dengan MultiSIM
Langkah-langkah dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
Buka multiSIM,
Susunlah sirkuit seperti gambar 2.7.1 s/d 2.7.2 di file MultiSIM yang berbeda
setiap rangkaiannya,
Lengkapi tabel tegangan dari rangkaian pada tabel,
Ubah semua tabel tegangan yang didapat dari bagian eksperimen ke tabel
logika pada tabel,
Bandingkan hasil yang didapat dengan teori, dan
Ulangi langkah di atas untuk semua rangkaian.
3.3 Perhitungan
3.3.1 Perhitungan rangkaian 10.3
Persamaan Boolean
𝐃𝟎 = 𝐀 𝟎 + 𝐀 𝟏 + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟏 = ̅𝐀̅𝟎̅ + 𝐀 𝟏 + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟐 = 𝐀 𝟎 + ̅𝐀̅𝟏̅ + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟑 = ̅𝐀̅𝟎̅ + ̅𝐀̅𝟏̅ + 𝐀 𝟐 + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟒 = 𝐀 𝟎 + 𝐀 𝟏 + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟓 = ̅𝐀̅𝟎̅ + 𝐀 𝟏 + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟔 = 𝐀 𝟎 + ̅𝐀̅𝟏̅ + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
𝐃𝟕 = ̅𝐀̅𝟎̅ + ̅𝐀̅𝟏̅ + ̅𝐀̅𝟐̅ + 𝐄𝟏 ′ + 𝐄𝟐 ′ + 𝐄̅𝟑̅
Gambar 4.2.1 Hasil eksperimen rangkaian 10.3; input A2A1A0 (a) 000, (b) 001, (c) 010, (d) 011 (e)
100, (f) 101, (g) 110, (h) 111
Berdasarkan hasil tersebut, rangkaian 10.4 ini juga berfungsi dengan benar sebagai
encoder. Hal tersebut juga dapat dibandingkan dengan tabel kebenaran berdasarkan teori
dan perhitungan berdasarkan persamaan Boolen yang juga didapatkan kesamaan. Tabel
kebenaran tersebut dapat dilihat sebagaimana seperti yang tertera pada tabel 2.3.2.
Sedangkan tabel tegangan dapat dilihat sebagaimana yang tertera pada tabel 2.2.2, tetapi
tabel ini hanya untuk percobaan dengan MultiSIM. Sedangkan perhitungan berdasarkan
untuk lebih jelasnya tentang encoder dan decoder sebegai berikut Secara umum, Encoder
adalah sebuah perangkat atau proses yang mengubah data dari satu format menjadi format
lainnya. Dalam dunia elektronika digital encoder merupakan sebuah rangkaian yang yang
berfungsi untuk menerjemahkan bahasa input menjadi menjadi bit-bit biner yang
dimengerti oleh perangkat pemroses data. Encoder terdiri dari beberapa input line, akan
tetapi hanya salah satu dari input tersebut yang diaktifkan dalam waktu tertentu yang
selanjutnya akan menghasilkan kode output berupa jumlah bit biner. Secara sederhana
encoder dapat diartikan membuat kode atau sandi. sedangkan untuk decoder Decoder
adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan mengaktifkan salahsatu
outputnya sesuai dengan input kode binernya. Secara sederhana decoder dapat dikatakan
sebagai pemecah sandi atau kode Sebagai contoh seperti encoder diatas, decoder biner ke
oktal yang memiliki 3 buah jalur input atau masukan dan 8 buah jalur output atau
keluaran
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini akan dibahas dan dilakukan percobaan tentang encoder
dan decoder dimana praktik dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan multisim dan
yang kedua menggunakan komponen dan alat langsung dengan merangkai rangkaian
sesuai dengan prosedur. Pada praktikum ini digunakan IC 74138 dan IC 74148
dimana IC 74138 sebagai decoder dan IC 74148 sebagai encoder, mahasiswa
melakukan percobaan dengan prosedur yang telah ada, praktikum berjalan dengan
semestinya hingga selesai.