PENULISAN
SKRIPSI, TESIS, & DISERTASI
PENANGGUNG JAWAB
Prof. Dr. Lahmuddin, M.Ed
PENYUSUN
Dr. Rubino, MA
Dr. Soiman, MA
Muhammad Putra Dinata Saragi, M.Pd
i
ii
KATA SAMBUTAN
DEKAN FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
v
2. Bagian Utama ................................................................................................ 15
3. Bagian Akhir .................................................................................................. 25
C. Format Proposal ................................................................................................. 26
1. Penelitian Kuantitatif. ................................................................................ 26
2. Penelitian Kajian Pustaka ........................................................................ 26
3. Penelitian Kualitatif. ................................................................................... 27
4. Penelitian Analisis Isi (Content Analysis).......................................... 27
vi
B. Pengetikan ............................................................................................................. 41
1. Penggunaan Huruf ...................................................................................... 41
2. Penulisan Bilangan ..................................................................................... 41
3. Baris dan Spasi ............................................................................................. 42
4. Penulisan Catatan Kaki (Khusus S.1)................................................... 42
5. Penulisan Judul Buku Dan Kata-Kata Asing ...................................... 42
6. Penulisan Judul Bab, Sub-Bab dan Bagian-Bagiannya.................. 42
7. Daftar Bacaan ................................................................................................ 42
8. Penomoran ..................................................................................................... 43
C. Penggunaan Bahasa ........................................................................................... 43
D. Pengefektifan Paragraf ..................................................................................... 45
E. Ketentuan Laporan Akhir Yang Dicetak .................................................... 45
vii
D. Pelaksanaan Kegiatan Pembimbingan ....................................................... 70
BAB IX LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Contoh Halaman Sampul Proposal
Skripsi/Tesis/Disertasi .................................................................................... 76
2. Lampiran 2 : Contoh Halaman Sampul Skripsi/
Tesis/Disertasi .................................................................................................... 77
3. Lampiran 3: Contoh Sampul Tugas Akhir yang Sudah Cetak ............ 78
4. Lampiran 4: Contoh Lembar Persetujuan ................................................ 81
5. Lampiran 5: Contoh Lembar Pengesahan (setelah sidang) ............... 82
6. Lampiran 6: Contoh Surat Pernyataan Keaslian .................................... 83
7. Lampiran 7: Contoh Abstrak/Contoh Sinopsis....................................... 84
8. Lampiran 8: Contoh Kata Pengantar........................................................... 85
9. Lampiran 9: Lampiran pedoman Transliterasi .................................... 87
10. Lampiran 10 : Contoh Penulisan Daftar Isi .............................................. 102
11. Lampiran 11: Contoh Penulisan Daftar Tabel ......................................... 103
12. Lampiran 12 : Contoh Penulisan Daftar Gambar ................................... 104
13. Lampiran 13: Contoh Penulisan Daftar Lampiran ................................ 105
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran yang jelas tentang ketiga penelitian itu, dapat dibaca dalam uraian berikut:
1. Penelitian Perpustakaan
Disebut penelitian perpustakaan apabila ingin menyelidiki, mengumpulkan data, bahan
seperti buku, dokumen, majalah, surat kabar dan surat-surat penting. Disebabkan
bahan itu biasanya tersimpan di perpustakaan, maka disebut penelitian perpustakaan
(library research). Untuk memudahkan dalam penelitian, seorang peneliti dituntut mengenal
dan memahami organisasi dan tata kerja perpustakaan. Hal ini adalah penting, agar lebih muda
memperoleh dan mengakses bahan atau sumber-sumber yang dibutuhkan.
Sistem pelayanan perpustakaan, biasanya ada dua macam, tertutup dan terbuka, pada
perpustakaan yang menerapkan sistem tertutup, peminjam tidak dibenarkan mengambil
buku secara langsung. Peminjam dapat melihat buku, pengarang dan identitas lainnya pada
katalog yang disediakan. Sedangkan pada sistem terbuka, peminjam dapat langsung mencari
dan mimilih buku atau sumber yang dibutuhkannya ke dalam ruangan buku. Perpustakaan
UIN Sumut Medan dan perpustkaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumut Medan pada
saat ini menerapkan sistem terbuka.
2
Selain itu, seorang peneliti atau peminjam harus mengenal ruang-ruang dalam
perpustakaan. Terkait dengan penempatan sumber atau bahan, perpustakaan dibagi tiga ruang:
ruang referensi, ruang majalah dan ruang buku. Bahan bacaan yang ditempatkan dalam
ruang referensi seperti kamus, ensiklopedia, atlas, indeks, dan petunjuk buku lainnya. Bahan
atau sumber tersebut hanya dapat dibaca di dalam uang referensi dan tidak boleh dipinjam
bawa pulang. Umumnya perpustakaan juga menyediakan ruangan majalah dan ruangan
surat kabar. Bagi peneliti yang membutuhkan kedua sumber tersebut dapat memperoleh
di ruangan itu, tetapi kedua sumber tersebut sebagaimana referensi tidak boleh dipinjam,
melainkan hanya untuk dibaca di perpustakaan. Sedangkan ruang buku merupakan ruang
utama dari sebuah perpustakaan. Penempatan telah diatur sedemikian rupa, berdasarkan
pembidangan keilmuan, selanjutnya diberikan kode-kode tertentu. Peneliti dapat dengan
mudah mengakses buku-buku yang dibutuhkan dengan cara memahami kode-kode yang
digunakan. Selanjutnya melalui sistem komputerisasi yang disediakan, seorang peneliti
melalui bantuan seorang petugas perpustakaan, dapat melacak jumlah buku tertentu. Sebab
semua buku telah dientri ke komputer dan dalam waktu beberapa menit dapat diketahui.
Jika peneliti ingin mengetahui judul dan jumlah buku karangan Hamka yang ada di
perpustakaan misalnya komputer akan segera menampilkannya.
Setelah mengenal perpustakaan, langkah selanjutnya seorang peneliti harus menentukan
pendekatan apa yang digunakan untuk penelitian perpustakaan. Penelitian perpustakaan,
untuk keperluan karya ilmiah tugas akhir bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sumatera Utara Medan dapat meneliti mengenai bidang kewahyuan, pemikiran atau filsafat
dan sejarah.
Bidang kewahyuan adalah meneliti mengenai teks-teks ayat Alquran yang berbicara
tentang masalah tertentu, misalnya metode dakwah dalam Alquran, objek dakwah dalam
Alquran, dai dalam Alquran dan lainnya. Untuk dapat melakukan penelitian ini harus
mengusai Bahasa Arab dan Tafsir. Sedangkan untuk penelitian bidang pemikiran atau filsafat,
adalah untuk mengkonstruksikan pemikiran seorang tokoh dalam bidang tertentu. Misalnya
pemikiran Yusuf Qardowi mengenai metode dakwah. Untuk melakukan penelitian
tersebut, harus ditetapkan satu atau beberapa buku Qardowi yang membahas tentang metode
dakwah, yang dijadikan sebagai sumber data primer. Sedangkan untuk sumber data sekunder,
peneliti dapat menyebutkan beberapa buku lainnya. Sumber data primer dalam peneltian ini
ialah buku-buku tentang pemikiran dakwah yang dikarang oleh Yusuf Qardowi. Sedangkan
buku-buku tentang pemikiran dakwah Yusuf Qardowi yang ditulis oleh orang lain sudah
tergolong kepada sumber data sekunder, termasuk juga kamus dan buku-buku penelitian yang
digunakan sebagai rujukan. Tidak jauh berbeda dengan penelitian pemikiran, penelitian
sejarah juga menggunakan dokumen atau buku sebagai sumber data. Kedua penelitian tersebut
biasanya menggunakan analisis (content analysis). Dalam menganalisis, dapat menggunakan analisis
perbandingan pemikiran misalnya M. Natsir tentang dakwah dibandingkan dengan pemikiran
tokoh lain yang sezaman dengannya.
Dalam penelitian perpustakaan ini, perlu ditempuh langkah- langkah sebagai
berikut:
a. Menginventaris naskah (buku, majalah, surat kabar dll) dari berbagai tempat
seperti perpustakaan, mesjid, museum dan sebagainya.
b. Mendiskripsikan naskah secara lengkap meliputi nomor, kode naskah, gambaran
keadaan fisik naskah, keadaan kertas dan sebagainya.
c. Mengelompokkan dan membandingkan naskah.
3
Ada beberapa kriteria naskah yang baik, yaitu isinya lengkap dan tidak menyimpang,
tulisannya jelas dan mudah dipahami, keadaan naskah baik dan utuh sesuai dengan sumber dan
fakta, bahasanya mudah dipahami, umur naskah lebih tua dan menggambarkan apa yang
diinginkan oleh pengarangnya. Perlu ketelitian dan kehati- hatian peneliti agar dalam
penyalinan atau pengutipan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya.
Beberapa faktor penyebab penyimpangan yang perlu dihindari ialah:
a. Menyalin atau mengutip dengan cara memberi koreksi.
b. Menyalin atau mengutip dengan menggunakan penafsiran sendiri.
c. Menyalin atau mengutip dengan jalan menambahkan unsur- unsur atau bagian cerita
baru yang berasal dari peneliti.
d. Menyalin dan mengutip dari tuturan lisan atau sumber yang berbeda.
Dengan demikian, dalam melakukan penelitian perpustakaan perlu ketelitian dan kehati-
hatian terutama dalam menentukan sumber data primernya, dan memahami isi yang
sebenarnya dari setiap sumber. Oleh sebab itu dalam penelitian perpustakaan ini, sudah
semestinya ada sumber data primer, sedangkan sumber data sekunder itu hanya sebagai data
pendukung.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian dengan mengumpulkan data
dari lapangan. Subjek penelitiannnya dapat berupa individu, keluarga, kelompok dan lembaga.
Penelitian mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara dalam rangka
penyelesaikan karya ilmiah tugas akhir berupa Skripsi, tesis dan disertasi selama ini umumnya
cenderung kepada penelitian lapangan. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu memahami
metodologi penelitian lapangan dengan benar.
Menurut Lawrence Neuman (1991:350), langkah-langkah penelitian lapangan adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan diri dan membaca literatur yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti.
b. Menentukan topik dan ruang lingkup penelitian yang jelas.
c. Pergi kelapangan dan membangun hubungan sosial dengan anggota masyarakat.
d. Mengambil peran sosial dan mempelajari kebiasaan masyarakat.
e. Mengamati, mendengar, melihat dan mencatat data.
f. Menganalisis data, membuat Generalisasi (mengambil kesimpulan dari khusus ke
umum ) dan menguji hipotesis.
g. Memfokuskan kepada suatu aspek tertentu dan gunakan sampel.
h. Melakukan wawancara dengan informan.
i. Meninggalkan lapangan penelitian.
j. Menyempurnakan analisis dan menulis laporan.
Sedangkan menurut Moloeng (2006), langkah-langkah penelitian lapangan adalah
sebagai berikut:
a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, yaitu:
1. Pembatasan latar penelitian. Peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu,
dan perlu mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental serta menguasai
persoalan etika penelitian dan etika masyarakat.
2. Penampilan. Penelitian menyesuaikan penampilannya dengan kebiasaan adat dan
nilai-nilai yang dianut masyarakat.
4
3. Pengenalan hubungan penelitian di lapangan. Jika peneliti menggunakan pengamatan
partisipan, maka hubungan akrab antara subjek dan peneliti perlu dibina, tapi tidak
boleh mengubah situasi yang terjadi pada latar penelitian.
4. Jumlah waktu penelitian. Batasi waktu, jangan sampai terlena dengan suasana lapangan.
b. Memasuki lapangan penelitian, meliputi:
1) Menjalin hubungan yang akrab.
2) Mempelajari bahasa, gunakan buku catatan khusus.
3) Peran peneliti. Peneliti harus mengambil peran sesuai situasi yang ada pada masyarakat,
jadilah anggota komunitas, jangan hanya menduga-duga apa yang terjadi.
b. Berperan serta sambil mengumpulkan data, yaitu:
1. Pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Mencatat data. Persiapan keperluan pencatatan selengkapnya; buku tulis, pulpen dan alat-
alat rekam kalau ada.
3. Ingat data dengan cara: buat catatan secepatnya, jangan berbicara ketika mencatat,
usahakan mengambil gambar dan diagram peristiwa yang diamati, buat garis besar dan
judul-judul yang diamati, buat anggaran waktu yang cukup untuk mencatat, buat singkatan-
singkatan dalam mencatat.
4. Kejenuhan, keletihan dan istirahat. Sediakan waktu untuk istirahat bahkan rekreasi.
5. Peneliti harus berusaha netral ketika meneliti suatu aspek yang di dalamnya terjadi
pertentangan.
6. Analisis di lapangan. Peneliti boleh membuat analisis data di lapangan, namun secara
intensif dilakukan setelah berakhir pengumpulan data lapangan.
5
3. Penelitian Laboratorium
Penelitian laboratorium (laboratory research) juga disebut dengan penelitian eksperimen.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium, lazimnya terhadap hal-hal yang bersifat eksakta,
namun saat ini ilmu sosial pun sudah dilakukan di laboratorium. Penelitian ini pada
hakekatnya adalah mengambil sampel di lapangan lalu penelitiannya dilakukan di laboratorium.
Untuk itu mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara M e d a n dapat
melakukan penelitian ini, khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta
jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI). Untuk jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam misalnya
dapat meneliti di laboratorium tentang unsur efektivitas komunikasi dan hambatan
komunikasi dakwah. Sedangkan untuk jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, misalnya dapat
meneliti mengenai jenis terapi yang tepat terhadap problem kelompok lanjut usia.
Akhirnya jenis penelitian apapun yang dipilih oleh seorang peniliti, yang penting adalah
mampu mendesain rancangan penelitiannya secara baik. Kemudian memilih metode, prosedur,
pendekatan, langkah, instrumen pengumpulan data, pengolahan dan analisa secara tepat. Sebab
jika hal itu salah atau keliru maka dapat berpengaruh kepada validitas suatu penelitian.
7
D. TUGAS AKHIR MAHASISWA
Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan terdapat tiga
jenjang, yaitu jenjang program sarjana (S1), magister (S2) dan doktor (S3). Pengertian
program sarjana, magister dan doktor, menurut Undang-undang No.12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut:
1. Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan
pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui penalaran ilmiah.
2. Program magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan
program sarjana atau sederajat sehingga mampu mengamalkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah.
3. Program doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan
program magister atau sederajat sehingga mampu menemukan, menciptakan
dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan, serta pengamalan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah.
Pada setiap jenjang program, ada masing-masing tugas akhir yang harus dikerjakan
oleh mahasiswa menjelang masa akhir studinya. Pada jenjang program sarjana, tugas akhir
yang harus dikerjakan yaitu membuat karya ilmiah berbentuk skripsi yang berupa hasil
kegiatan penelitian lapangan, studi literatur, studi kasus, atau penelitian
perancangan/model dengan melakukan analisis keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu
masing-masing. Namun sejak dikeluarkan Keputusan Rektor Universitas Islam negeri
Sumatera Utara Medan Nomor 325 tahun 2021 tentang Bentuk Tugas akhir Mahasiswa
program Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, ditetapkan bahwa tugas
akhir mahasiswa program Sarjana (S1) di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
tidak hanya bentuk skripsi, tetapi juga bisa dalam bentuk artikel jurnal terakreditasi
nasional yang berlaku untuk semua program studi.
Adapun untuk mahasiswa jenjang program Magister ( S 2 ) tugas akhir yang harus
dikerjakan yaitu membuat karya ilmiah berbentuk tesis. Sedangkan mahasiswa jenjang
program doktor( S 3 ) tugas akhir yang harus dikerjakan yaitu membuat karya ilmiah
berbentuk disertasi.
Dari segi substansi, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi terletak pada kedalaman,
keluasan, kebaruan, orisinalitas, dan pendekatan penelitian yang digunakan. Skripsi memberi
jawaban terhadap pertanyaan “apa” dan bagaimana adanya. Dengan perkataan lain
pembahasan belum menjawab kepada pertanyaan “mengapa demikian” dan bagaimana. Skripsi
tidak sampai pada kajian analisis yang mendalam dan kemudian melahirkan teori baru.
Namun di harapkan dapat mendiskripsikan sesuatu dengan mengemukakan apa yang
dilihatnya tanpa membahas lebih jauh apa di balik itu.
Tesis memberi jawaban terhadap pertanyaan “mengapa’’. Sesuai dengan namanya, tesis
menekankan pembahasan akan pertanyaan- pertanyaan, bukan pernyataan. Pernyataan tersebut
dihimpun oleh seorang penulis yang berkaitan dengan tema sentral yang telah ditetapkan,
maka dengan sendirinya kecendrungan komparatif dalam tesis sulit dihindari, minimal
analisa antara tesa-tesa yang ada.
Disertasi memberi jawaban terhadap pertanyaan “bagaimana seharusnya” dan
menempuh liku-liku “mengapa demikian”. Karya ilmiah ini menempuh runtut pembahasan;
kecenderungan ruang lingkup pembahasan tentang indikasi dan kemungkinan trendnya di masa
8
akan datang. Seorang penulis disertasi dapat menawarkan suatu pemikiran baik dalam corak
sintesa maupun komparasi.
Bagi lulusan program sarjana harus memiliki kompetensi mengamalkan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui penalaran ilmiah, bagi lulusan program magister harus memiliki
kompetensi mengamalkan dan mengembangkan Ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
penalaran dan penelitian ilmiah, sedangkan program doktor harus memiliki kompetensi
menemukan, menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan serta
pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Semua
bentuk tugas akhir mahasiswa, baik pada jenjang S1, S2 dan S3 dicantumkan dalam Transkrip
Nilai mahasiswa yang bersangkutan, dan dilengkapi dengan Panduan dan Standar Operasional
Prosedur (SOP).
F. PENCEGAHAN PLAGIARISME
Plagiat atau penjiplakan adalah perbuatan yang dilakukan secara sengaja atau tidak
sengaja untuk memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah. Caranya ialah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah
pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai. Pelakunya dijuluki plagiator dan dapat berupa perseorangan atau kelompok yang
masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok, atau untuk dan atas nama
suatu badan. Di lingkungan FDK UIN Sumatera Utara, plagiat dapat dicegah karena FDK UIN
Sumatera Utara memberi sanksi bagi plagiator dalam upaya menjaga kredibilitasnya sebagai
perguruan tinggi agama. Peluang plagiat sangat besar akibat majunya teknologi informasi
lewat internet. Informasi sangat mudah dan cepat diakses, tetapi sumber dari internet tidak
bebas untuk dikutip. Selain sumber informasi dari internet, sumber umum plagiarisme dapat
diperoleh dari panduan laboratorium, tugas makalah mahasiswa lain, karya penulis
sendiri sebelumnya (self plagiarisme), artikel jurnal, buku, dan koran.
Ada beberapa cara untuk mencegah plagiarisme dalam penelitian. Cara tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kejujuran dan rasa tanggung jawab;
2. meningkatkan pemahaman bahwa plagiarisme akan berimplikasi moral;
3. meningkatkan kecermatan dan kesaksamaan untuk memilah dan menentukan pustaka
acuan;
4. mempunyai rasa percaya diri bahwa rencana penelitiannya bukan contekan;
5. memiliki keyakinan bahwa data yang diambil sahih dan cermat;
6. menghargai sumbangan data atau informasi dari peneliti lain dengan menyatakan
terima kasih atau menyebutkan sumber tulisan yang dikutipnya;
9
7. membuat catatan penelitian (logbook) agar semua yang dikerjakannya terekam dengan
baik untuk pembuktian bahwa tidak ada pemalsuan data atau hasil penelitian. Sama
halnya dengan penelitian, dalam penulisan karya ilmiah, juga ada cara untuk mencegah
plagiarisme.
Berikut ini adalah cara untuk mengatasi kecenderungan plagiarisme tersebut:
a. Mengarsipkan sumber-sumebr acuan asli agar terhindar dari kecerobohan yang
disengaja.
b. Memahami benar maksud tulisan orang lain agar tidak ada salah pengertian.
c. Mempelajari cara membuat parafrasa yang tepat untuk mengungkapkan rangkuman
dari berbagai tulisan atau pemikiran orang lain dari sumber yang dibaca dengan kata
kata sendiri, tidak sekadar mengganti beberapa kata.
d. Menghargai hak kepengarangan dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), termasuk
karya sesama mahasiswa dengan menuliskan sumber acuan.
Mahasiswa harus menghindari perbuatan plagiat. Selain akan mendapat sanksi moral dari
masyarakat, tindakan plagiat dapat berakibat fatal bagi mahasiswa yang melakukannya,
seperti mendapat sanksi akademik dan bahkan sanksi pidana. Upaya Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sumatera Utara melalui program studi untuk mencegah plagiarisme ialah
mewajibkan mahasiswa memeriksakan kemiripan naskah (proposal dan naskah siap unggah
ke repositori) dengan dokumen lain yang telah ada. Pemeriksaan kemiripan tersebut
dilakukan dengan menggunakan aplikasi “Turnitin”, dengan batas maksimal kemiripan
30% untuk S1 dan 25% untuk S2 dan S3. Pemeriksaan kemiripan naskah dimaksudkan
untuk mencegah plagiat, terutama pada karya ilmiah yang diperuntukan sebagai tugas akhir
penyelesaian perkuliahan, seperti skripsi, tesis dan disertasi. Selain karya ilmiah sebagai
tugas akhir, karya ilmiah lainnya misalnya, makalah seminar harus diperbaiki dan seminar
harus ditunda bila terindikasi adanya tindakan plagiat, baik pada tingkat kalimat, paragraf,
subbab, bab apalagi keseluruhan bagian makalah. Dengan perkembangan teknologi informasi
sekarang ini, setiap peneliti atau penulis dapat menggunakan alat perangkat lunak (software)
anti-plagiarisme untuk memastikan bahwa karya ilmiah yang dihasilkan bebas dari
plagiarisme.
10
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL
KARYA ILMIAH TUGAS AKHIR
1. Memilih Masalah
Memilih masalah merupakan langkah awal dari sebuah kegiatan penelitian. Tidak semua
masalah dalam kehidupan ini dapat diteliti secara ilmiah, yang perlu diteliti ialah yang
mempunyai masalah ilmiah. Apa itu masalah? Masalah ialah terjadinya kesenjangan antara das
sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang terjadi, antara
harapan dan kenyataan atau antara teori dengan praktek. Masalah diperoleh dari berbagai
sumber misalnya diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal yang aneh atau
didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja. Masalah juga diperoleh dari
membaca buku atau “diberi” orang lain. Akan tetapi yang lebih baik adalah datang dari diri
sendiri karena didorong oleh kebutuhan memperoleh jawaban. Dengan demikian maka
penelitian akan berjalan sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan memahami masalahnya
(Suharsimi Arikunto, 1996: 25-26).
Sebenarnya banyak masalah yang perlu diteliti berada di sekeliling kita, tetapi kadang-
kadang masalah itu tidak terdektisi oleh para calon peneliti, hal ini dipengaruhi oleh
kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah serta mengetahui sumber-
sumber di mana masalah penelitian diperoleh dengan mudah dan benar. Sumber-sumber di mana
masalah diperoleh antara lain; pengamatan terhadap kegiatan manusia, bacaan, analisa bidang
pengetahuan, ulangan serta perluasan penelitian, cabang studi yang sedang dikerjakan,
pengalaman dan catatan pribadi, praktek serta keininginan masyarakat, bidang spesialisasi,
pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti, pengamatan terhadap alam sekitar, dan diskusi-
diskusi ilmiah (Nazir, 1988: 140).
Secara sederhana setidaknya ada 4 (empat) hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya
masalah atau judul penelitian, yaitu harus sesuai dengan minat peneliti, harus dapat dilaksanakan,
harus tersedia faktor pendukung dan harus bermanfaat. Dua hal pertama bersumber dari
peneliti (faktor intern) dan dua terakhir bersumber dari luar peneliti (faktor ekstern). Berikut
ini diuraikan tentang 4 hal tersebut:
a. Masalah penelitian harus sesuai dengan minat peneliti, sebab jika permasalahan atau judulnya
tidak sesuai dengan minat, maka peneliti tidak akan bergairah untuk melaksanakannya.
Sebaliknya apabila peneliti memang berminat, akan melakukannya dengan tekun dan tidak
mudah putus asa jika menemui kesulitan dalam penelitian tersebut.
b. Penelitian dapat dilaksanakan. Ada 4 (empat) hal sebagai pertimbangan penelitian
dapat dilaksanakan atau tidak, ditinjau dari diri peneliti, yaitu:
1. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya mengusai teori
yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
11
2. Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
3. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan, dalam arti cukup kuat fisiknya untuk
merencana, menyusun alat pengumpul data, memumpulkan data dan menyusun
laporannya.
4. Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya transportasi, alat tulis-menulis, biaya
foto kopi dan lain-lain.
c. Tersedia faktor pendukung, yang dimaksud sebagai faktor pendukung yang bersumber
dari luar peneliti antara lain:
1. Tersedianya data sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.
2. Ada ijin dari pihak berwewenang, banyak hal yang menarik untuk diteliti tetapi peneliti
dibatasi oleh peraturan-peraturan, meungkin menyangkut masalah politik, keamanan,
ketertiban umum dan sebagainya.
d. Hasil penelitian bermanfaat, syarat ini penting sebab meniliti merupakan pekerjaan yang
tidak mudah, membutuhkan tenaga, waktu dan biaya, maka jika hasilnya tidak bermanfaat
maka hal itu adalah sia-sia belaka (Suharsimi Arikunto, 1996: 26-28)
Tidak semua masalah layak diteliti, masalah dalam penelitian lebih sekedar pertanyaan.
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang
menimbulkan tanda- tanda dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari suatu
jawaban.
12
a. Judul dibuat singkat jangan terlalu panjang dan judul juga harus konsisten dengan
rumusan masalah, informatif dan padat makna.
b. Judul harus bisa menggambarkan isi penelitian secara keseluruhan seperti: jenis dan
sifat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, tempat penelitian, dan kapan
penelitian dilakukan (tahun).
c. Judul harus berisi variabel-variabel yang akan diteliti.
d. Judul penelitian harus memperhatikan pendekatan yang dipilih kuantitatif atau
kualitatif. Kuantitatif (datanya berupa angka-angka) sedangkan kualitatif (datanya
pertanyaan-pertanyaan/ statemen).
e. Judul adalah penegasan bahwa masalah yang dijadikan penelitian penting untuk
diteliti.
f. Hendaknya judul mengandung satu variabel atau dua variabel yang akan dilakukan
penelitian, ini karena judul merupakan bagian isi penelitian secara keseluruhan.
g. Judul penelitian yang baik hendaknya menggunakan kalimat pernyataan. Hal ini
dikarenakan supaya lebih mudah dipahami oleh para pembaca.
h. Tidak memakai kalimat yang terlalu panjang: apabila memakai bahasa Indonesia, kata
yang dipakai tidak lebih dari 12 kata. apabila memakai bahasa Inggris, kata yang
dipakai tidak lebih dari 10 kata.
i. Diupayakan untuk menghindari penggunaan kata seperti: pendahuluan, studi, dan
Analisis.
j. Menarik minat peneliti. judul yang menarik dan diminati oleh peneliti akan
memotivasi peneliti untuk melanjutkan penelitian.
k. Mampu dilaksanakan oleh calon peneliti. judul yang gampang dilaksanakan oleh
peneliti akan memperlancar proses penelitian, sehingga kendala yang ada selama
penelitian sanggup diatasi atau setidaknya sanggup diminimalisir.
l. Tidak sama persis dengan judul penelitian lain yang sudah ada, untuk pengembangan
penelitian, sebaiknya memakai judul yang lebih spesifik.
m. Saat menentukan judul hanya memungkinkan tersedianya data lengkap yang sanggup
memudahkan peneliti.
Untuk menghasilkan judul penelitian yang baik, hendaklah diperhatikan hal-hal
berikut ini:
a. Menarik, singkat, mendorong peneliti untuk menelitinya, dapat membangkitkan
perhatian dan minat orang untuk membacanya.
b. Tematis, yakni mecakup suatu permasalahan pokok yang dapat dikembangkan dalam
pembahasan, sehingga judul lebih kecil daripada pembahasan.
c. Tegas dan jelas, maksudnya tidak mengandung pengertian atau makna ganda.
d. Harus menggambarkan isi dan memakai bahasa yang baik dan benar.
13
2. Bagi program sarjana telah duduk di semester VI atau telah menyelesaikan beban
studi minimal 100 SKS yang ditunjukkan dengan transkrip nilai sementara.
3. Telah lulus mata kuliah metodologi penelitian dan bagi program sarjana dengan
nilai minimal “C”
4. Tidak dalam status cuti kuliah, berhenti atau meninggalkan perkuliahan tanpa
informasi yang jelas selama masa.
14
g. Proposal tesis/disertasi yang telah selesai ditulis oleh mahasiswa diserahkan
ke program studi untuk ditentukan dosen pembacanya yang disetujui oleh
Wakil Dekan bidang akademik dan kelembagaan.
h. Proposal yang telah disetujui oleh dosen pembaca diserahkan ke program studi
untuk dilakukan ujian seminar proposal.
i. Setelah selesai ujian seminar proposal, program studi akan menentukan dosen
pembimbing/promotor I dan pembimbing/promotor II, melalui persetujuan
Wakil Dekan bidang akademik dan kelembagaan. Salah seorang pembimbing
tersebut adalah dosen pembaca proposal.
15
di lapangan. Alasan-alasan rasional betapa perlunya masalah tersebut diang kat ke
permukaan sebagai kajian ilmiah.
Beberapa ketentuan yang dapat dikembangkan dalam latar belakang ini adalah;
- adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan;
- sisi lain dari penelitian terdahulu;
- secara rasional penelitian ini dapat diteliti dan dipecahkan.
Penentuan latar belakang masalah adalah didasarkan kepada penentuan benang merah
yang menjadi masalah pokok yang akan dibahas. Namun perlu diingat bahwa latar belakang
masalah tidaklah sama dengan “masalah”. Latar belakang masalah lebih dahulu ada dari
masalah, baik secara konsepsional maupun rasional. Latar belakang masalah antara lain
memuat:
a. Rumusan konsep, maksudnya adalah nash Alquran dan hadis. Masalah apapun yang
akan dibahas/dipecahkan harus dikaitkan dengan Alquran dan hadis. Kemudian
Pancasila dan UUD 1945, dijadikan sebagai landasan idiil dan operasional.
b. Rumusan ilmiah, adalah bagian dari rumusan rasional yang diambil dari salah satu
pernyataan seseorang, kelompok, aliran, faham yang berkaitan langsung dengan pokok
masalah yang terkandung dalam rumusan masalah dan judul skripsi, tesis dan disertasi.
c. Rumusan subjektif, adalah bercorak rasional subjektif, yaitu rumusan pribadi yang
telah ditarik dari beberapa hal sebelumnya (nash, Pancasila, UUD 1945, Ilmiah dan
lainnya), sehingga itulah yang menjadi dasar penentuan judul skripsi, tesis dan disertasi.
Jika diperhatikan secara seksama, maka latar belakang masalah dalam karya ilmiah tugas
akhir akan menggambarkan; hal yang mendasar dari suatu masalah yang akan dibahas dan
dasar pemikiran yang akan ditetapkan oleh penulis.
3. Rumusan Masalah
Bagian ini menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam penelitian. Rumusan
masalah dirumuskan berdasarkan gejala masalah yang muncul. Gejala tersebut kemudian
didukung dengan teori dan logika berpikir yang tepat, sehingga rumusan masalah dapat
tersampaikan secara akurat. Terdapat tiga kriteria untuk menilai kualitas dari rumusan
masalah: relevan, dapat dijalankan dalam realitasnya, dan menarik. Rumusan masalah
dapat dikatakan relevan jika dapat berguna dari sudut pandang praktis, teoretis, atau
keduanya. Dalam menulis rumusan masalah, mahasiswa sekurang-kurangnya harus dapat
menjawab dengan jelas: “Apa yang menjadi masalah?” dan “Mengapa masalah tersebut
menarik perhatian?”
16
Berbagai masalah yang diungkap dalam ruang lingkup dan identifikasi kemudian
difokuskan pada bidang tertentu yang memang menjadi perhatian peneliti. Hal ini dilakukan
dengan maksud agar masalah dapat diungkap secara tuntas bila dibatasi, ditata sedemikian rupa
mana masalah primer dan mana pula masalah skunder. Peneliti harus menyadari bahwa
penelitian bukanlah pekerjaan yang mudah dalam berbagai hal untuk itu pertimbangan-
pertimbangan tentang waktu, biaya, tenaga dan kemampuan pengetahuan diharapkan menjadi
bagian dari pemilihan masalah yang akan diteliti. Beberapa ketentuan yang harus dikembangkan
dalam rumusan dan pembatasan masalah ini adalah: (1) rumusan ini dapat dituliskan
dalam kalimat tanya, (2) setiap rumusan harus menggambarkan variabel apa yang akan
diteliti, (3) rumusan inilah yang menjadi fokus utama penelitian sekaligus berarti menafikan
variabel lain.
Perumusan masalah dalam suatu penelitian adalah penting, karena hasilnya akan
menjadi penuntun bagi langkah- langkah selanjutnya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membuat rumusan masalah, yaitu:
a. Masalah harus singkat dan layak diteliti. b.
Rumusan hendaknya padat dan jelas.
c. Datanya diperkirakan tersedia atau dapat dicari.
d. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang dapat menarik perhatian peneliti.
4. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal yang
menjadi tujuan penelitian. Isi dari tujuan penelitian bersifat resiprokal dengan isi rumusan
masalah, tujuan penelitian dituangkan dalam kalimat pernyataan.
Penelitian sebagai kegiatan ilmiah juga merupakan tugas akademik bagi mahasiswa. Untuk
itu, karya ilmiah yang menjadi produk dari penelitian ini harus mencantumkan beberapa
tujuan yang akan dijadikan panduan bagi peneliti untuk mengembangkan hasil penelitian
nantinya. Dengan itulah maka peneliti harus menyusun secara tepat tujuan penelitian yang
memang menjadi harapan dari kegiatan penelitian dilakukan.
Beberapa hal yang dapat dikembangkan dalam penyusunan tujuan penelitian ini
adalah: (1) rumusan tujuan harus menggambarkan tujuan akademik, (2) rumusan tujuan harus
memberikan informasi awal tentang akhir dari keberhasilan penelitian, (3) rumusan tujuan
memberikan gambaran yang jelas dari rumusan masalah/pembatasan penelitian sebelumnya.
Selain hal yang harus diperhatikan dalam membuat tujuan penelitian harus
sejalan dengan rumusan masalah, latar belakang masalah maupun dasar pemikiran
penulis.Selainitu, tujuan penelitian harus diungkapkan dengan bahasa yang jelas, singkat dan
padat.
5. Batasan Istilah
Batasan istilah yang dimaksud dalam karya ilmiah tugas akhir (skripsi, tesis dan
disertasi) adalah batasan dalam pengertian operasional yaitu batasan yang dapat diamati dan
diukur. Contoh istilah salat, dibatasi salat fardu lima waktu saja. Dengan demikian, di samping
mengutip dari literatur juga masih diperlukan batasan operasional dari peneliti.
17
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam mengemukakan batasan istilah dalam karya ilmiah
tugas akhir (skripsi, tesis dan disertasi) dan karya ilmiah lainnya adalah menetapkan urutan
tingkat keutamaan sumber istilah. Misalnya istilah “Islam” diprioritaskan bersumber dari.
a. Kamus mufradat Arab “ Lisanul Arab”
b. Makna mufradat dan makna ijmali atau tafsili dalam kitab-kitab tafsir Alquran.
c. Pengertian yang dicantumkan dalam kitab-kitab Islam karya ulama dalam
berbagai disiplinnya pada abad ke 12 Hijriah.
d. Karya ilmiah yang ditulis oleh para ahli sesuai dengan keahlian pokoknya.
7. Sistematika Pembahasan
Pada bagian ini dicantumkan rencana laporan penelitian sebagai elaborasi dari
permasalahan yang akan diteliti. Dirumuskan dalam bentuk bab-bab dan masing-masing bab
dirinci ke dalam beberapa pasal. Sistematika pembahasan menggambarkan sistematika
laporan penelitian baik skripsi, tesis, maupun disertasi
2. Kerangka Pikir
18
Kerangka pikir dibangun dari teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya, kerangka
pikir ini pada akhirnya mengarah kepada pembentukan alur pikir peneliti dalam
menyelesaikan sebuah penelitian. Di dalam kerangka berpikir, peneliti secara argumentatif
menjelaskan mengapa sebuah gejala, masalah atau peristiwa muncul atau terjadi. Oleh karena
itu, kerangka teori dibangun sedemikian rupa akan membuahkan premis. Kerangka pikir
menjelaskan alur terjadinya sebuah gejala, masalah atau peristiwa, sehingga dengan alur
tersebut akan diperoleh gambaran proses penelitian selanjutnya.
19
hipotesis diperlukan jika yang dipermasalahkan menunjukan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya diskriptif, tidak perlu ditulis hipotesis.
Penelitian eksploratif yang jawabannya masih dicari dan sukar diduga atau bahkan sukar
ditebak tidak mungkin dihipotesiskan (Suharsimi Arikunto, 1996: 76)
Hipotesis adalah pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori tentang
jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis dikembangkan berdasarkan: (1) teori-
teori yang relevan, (2) logika kausal yang didasarkan pada teori yang ada, dan (3) penelitian
sebelumnya. Pembuatan hipotesis yang ilmiah hendaknya dilakukan dengan cermat, teliti,
terarah secara logis, dan dapat diuji. Kajian di bidang ekonomi dan bisnis pada umumnya
berangkat dari Hipotesis Alternatif (HA atau H1) tanpa perlu menyebutkan Hipotesis Nol
(H0). Terdapat dua macam pengujian hipotesis: pengujian hipotesis satu arah dan pengujian
hipotesis dua arah. Uji hipotesis satu arah digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah
diketahui arahnya, misal sudah diketahui bahwa suatu variabel mempengaruhi variabel
lain secara positif. Uji hipotesis dua arah digunakan untuk menguji hipotesis yang belum
diketahui arahnya.
20
3. Informan Penelitian, Populasi dan Sampel
Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan sampel
dan populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi
terhadap populasi. Hasil dari penelitian kualitatif adalah mendapatkan informasi yang
mendalam dari masalah penelitian yang dipilih. Pada penelitian kualitatif lebih dikenal
istilah “informan”, bukan populasi dan sampel.
Pengertian informan adalah subyek penelitian yang dapat memberikan informasi
mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Dalam penelitian
kualitatif, informan terbagi menjadi tiga yaitu: 1. Informan kunci 2. Informan utama 3. Informan
Pendukung. Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh
tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui
tentang kondisi/fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami informasi
tentang informan utama. Dalam pemilihan informan kunci tergantung dari unit analisis yang
akan diteliti. Misalnya pada unit sebuah organisasi, informan kuncinya adalah pimpinan
organisasi tersebut. Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan
pengetahuan dengan peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti. Untuk itu
sebaiknya dalam pengumpulan data peneliti sebaiknya memulainya dari informan kunci
untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati.
Dengan demikian terdapat empat kriteria dalam menentukan informan kunci (Martha &
Kresno, 2016):
a. Harus menjadi peserta aktif dalam kelompok, organisasi, atau budaya yang diteliti
atau telah melalui tahap enkulturasi;
b. Harus terlibat dalam budaya yang diteliti “saat ini”. Penekanan “saat ini” sangat penting,
karena jangan sampai informan kunci lupa dengan masalah yang akan diteliti;
c. Harus memiiki waktu yang memadai. Informan kunci tidak cukup hanya memiliki
kemauan, namun dapat memberikan informasi kapan pun saat dibutuhkan;
d. Harus menyampaikan informasi dengan bahasa sendiri (natural). Sebaiknya
informan yang menyampaikan informasi dengan “bahasa analitik” dihindari karena
informasi yang dihasilkan sudah tidak natural.
Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan “aktor utama” dalam sebuah
kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang mengetahui secara
teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Misalnya pada penelitian
tentang perilaku ibu dalam memanfaatkan pelayanan Posyandu sebagai informan utama
adalah ibu yang memlilki Balita, sedangkan sebagai informan kunci adalah kader posyandu.
Informan pendukung merupakan orang yang dapat memberikan informasi tambahan sebagai
pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian kualitatif.
Informan tambahan terkadang memberikan informasi yang tidak diberikan oleh
informan utama atau informan kunci. Misalnya pada penelitian tentang implementasi budaya
keselamatan pada pekerja bagian produksi di sebuah perusahaan manufaktur, sebagai
informan bisa dipilih dari bagian yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi atau
bagian yang menikmati output dari bagian produksi misalnya bagian gudang. Sementara
sebagai informan utama adalah karyawan bagian produksi dan sebagai informan kunci adalah
manajer produksi atau manajer HSE (K3).
Dalam penelitian kualitatif tidak harus terdiri dari tiga jenis informan di atas, hal ini
tergantung pada konteks permasalahan penelitian. Penggunaan ketiga jenis informan
di atas adalah untuk tujuan validitas data menggunakan metode triangulasi. Peneliti
21
sebaiknya mengumpulkan informasi dari informan tersebut secara berurutan mulai dari
informan kunci, informan utama, dan informan pendukung.
Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Keduanya merupakan dua hal yang sangat
menentukan dalam penelitian karena dapat memberikan generalisasi pada kesimpulan hasil
penelitian yang didapat. Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian, jika seseorang meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut
studi populasi atau studi sensus. Berdasarkan sifatnya populasi juga terbagi menjadi dua
bagian, yakni populasi homogen dan heterogen. Populasi homogen berarti populasi yang
memiliki unsur-unsur bersifat sama. Populasi jenis ini tidak mempersoalkan jumlah secara
kuantitatif. Penelitian di bidang eksakta memiliki populasi bersifat homogen seperti larutan
air, cairan, dsb. Sementara populasi heterogen berarti unsur-unsur dalam populasi tersebut
memiliki sifat yang beragam atau bervariasi. Populasi jenis ini memerlukan batas-batas
yang harus ditetapkan terlebih dahulu baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada
penelitian di bidang sosial populasi yang digunakan cenderung bersifat heterogen karena
subjeknya yang seringkali adalah manusia serta gejala-gejala sosial dalam kehidupan
manusia.
Adapun sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dinamakan penelitian
sampel apabila dilakukan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Penggunaan sampel diperlukan dalam penelitian kuantitatif karena akan sangat
menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya apabila peneliti harus meneliti seluruh
individu dalam suatu populasi. Informasi yang jelas terhadap karakteristik populasi sangat
diperlukan dalam sebuah penelitian. Informasi yang akurat tentang populasi akan menentukan
penetapan sampel penelitian. Oleh karena itu, sebelum sampel ditetapkan, sebaiknya
karakteristik populasi perlu diperoleh, umpamanya apakah populasi homogen dari berbagai
aspek. Jika karakteristik populasi sudah diketahui, selanjutnya ditetapkan sampel dengan
menggunakan berbagai teknik, baik teknik- teknik atau rumus dalam statistik, maupun teknik-
teknik tertentu tetapi relevan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran penetapannya
secara ilmiah.
22
▪ Data hasil kuisioner terhadap responden
▪ Data hasil wawancara langsung
▪ Data hasil survey
b. Data Sekunder
Pengertian Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak atau sumber lain yang
telah ada. Jadi penulis tidak mengumpulkan data langsung dari objek yang diteliti.
Biasanya data sekunder diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu dan data
diterima dalam bentuk jadi, seperti diagram, grafik, tabel.
Contoh:
▪ Data sensus penduduk oleh BPS
▪ Data penyakit kanker yang dikeluarkan oleh WHO
▪ Data startup di Indonesia yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan
Informasi
5. Definisi Operasional (khusus penelitian kuantitatif)
Definisi operasional digunakan untuk mengantisipasi adanya perbedaan pengertian atau
pemahaman terhadap istilah yang menjadi kajian dalam variabel penelitian. Istilah yang perlu
diberi penjelasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep pokok yang terdapat
dalam variabel penelitian. Adapun kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok
adalah apabila istilah tersebut berkaitan erat dengan masalah yang diteliti atau variabel
penelitian.
Definisi operasional dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti
terhadap variabel yang diteliti dengan berlandaskan teori-teori yang sudah ada. Secara tidak
langsung, definisi operasional akan menunjukkan alat pengambil data yang cocok digunakan
atau mengacu pada cara mengukur suatu variabel. Di samping itu, penyusunan definisi
operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa, sehingga yang dilakukan oleh
peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Biasanya, nama variabel yang menjadi fokus
penelitian disebutkan dan dijelaskan lebih dulu.
23
Teknik pengumpulan data apapun yang digunakan dalam pengumpulan data ini,
haruslah sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan. Hal ini
perlu diperhatikan, agar proses dan hasil penelitian ini terjawab menurut prosedur penelitian
ilmiah. Teknik pengumpulan data akan menentukan derajat kebenaran sebuah proses
penelitian ilmiah, oleh karena itu, teknik pengumpulan data harus ditetapkan secara akurat
sesuai dengan karakteristik masalah dan desain penelitian yang telah ditetapkan. Pada sub
pasal ini peneliti perlu menjelaskan bagaimana langkah-langkah yang ditempuh peneliti
dalam mengumpulkan data.
24
yang digunakan sudah jelas, di mana analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dana tau
menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik
analisis data menggunakan metode statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis
hubungan antar dua variabel, bila datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah korelasi
Spearman Rank, sedang bila datanya interval atau rasio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila
akan menguji signifikansi komparasi data dua sampel, datanya interval atau rasio digunakan t-test dua
sampel, bila datanya nominal digunakan Chi-Kuadrat.
Pada penelitian kualitatif, analisis data bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data
tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah
hipotesis tersebut diterima atau tolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang
dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka
hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun terkadang lebih difokuskan selama proses di lapangan
bersamaan dengan pengumpulan data.
Ada beberapa model teknik analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh para ahli di antaranya
yaitu:
1. Analisis data model Spradley dengan tahapan 1. Analisis domain, 2. analisis taksonomi, 3. analisis
komponensial, dan 4. analisis tema kultural.
2. Analisis data model Miles dan Huberman yang meliputi 1. pengumpulan data (data collection), 2.
reduksi data (data reduction), 3. penyajian data (data display), dan 4. penarikan
kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification).
3. Analisis data model Creswell yang meliputi 1. mengorganisasikan dan menyiapkan data yang akan
dianalisis (organizing and preparing data for analysis) 2. Baca dan lihat seluruh data (Read and look
at all the data), 3. Membuat koding seluruh data (start coding all of the data), 4. Menggunakan
koding sebagai bahan untuk membuat deskripsi (used coding process to generate a description), 5.
Menghubungkan antar tema (Interrelating theme), 6. Memberi interpretasi dan makna tentang
tema (interpreting the meaning of theme).
4. Analisis data model Strauss dan Corbin khususnya dalam penelitian Grounded Theory terdiri atas
tiga jenis pengodean (coding) utama yaitu: 1. Pengodean terbuka (open coding), 2. Pengodean
berporos (axial coding), 3. Pengodean selektif (selective coding).
Sementara teknik analisa data dalam penelitian analisis isi dapat dilakukan secara dekriptif,
tabulasi silang (cross tabulation), korelasional dan sebagainya sesuai dengan tuntutan penelitian.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir proposal karya ilmiah tugas akhir terdiri dari daftar pustaka dan
lampiran.
25
a. Daftar pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam proposal penelitian dan
disusun ke bawah menurut abjad berdasarkan nama belakang penulis atau pengarang.
b. Lampiran (jika ada)
Lampiran memberikan beberapa penjelasan-penjelasan yang lebih detail yang dianggap
perlu di dalam penulisan proposal karya ilmiah tugas akhir, tetapi dirasa mengganggu jika
diletakkan di dalam proposal.
C. FORMAT PROPOSAL
1. Penelitian Kuantitatif.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Deskripsi Teoretis
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
C. Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Tempat dan waktu penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Definisi Operasional
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Pengumpulan Data
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
H. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
B. Sumber Data Penelitian
C. Metode dan Langkah-Langkah Kajian
D. Prosedur dan Teknik Analisis
DAFTAR PUSTAKA
3. Penelitian Kualitatif.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Batasan Istilah
G. Kegunaan Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teori Fokus Penelitian
B. Kajian Teori Sub Fokus 1
C. Kajian Teori Sub Fokus 2
(Acuan-acuan teoritik yang mendukung pelaksanaan penelitian)
D. Penelitian Terdahulu yang relevan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Informan Penelitian
D. Sumber data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
DAFTAR PUSTAKA
27
C. Definisi Konsep
D. Pengajuan Hipotesis (kalau ada)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
B. Metode dan Langkah-langkah Penelitian
C. Satuan Analisis
D. Prosedur dan Teknik Analisis
DAFTAR PUSTAKA
28
BAB III
SEMINAR PROPOSAL
30
BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA
ILMIAH TUGAS AKHIR
2. Bagian Utama
Secara umum, bagian utama terdiri atas pendahuluan, landasan teoritis, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, simpulan atau penutup, saran, dan daftar
pustaka. Tinjauan pustaka/landasan teori/kerangka teori/kerangka pemikiran dapat
ditambahkan sesudah pendahuluan dengan ketentuan, jumlah halaman bab tersebut tidak
melebihi 10% dari total halaman bagian utama naskah. Bagian hasil dan pembahasan dapat
digabung menjadi bab Hasil dan Pembahasan. Bagian simpulan atau penutup dan saran juga
32
dapat digabung menjadi bab Simpulan dan Saran atau Penutup dan Saran. Secara umum, isi
daripada karya ilmiah tugas akhir adalah:
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Kajian/Landasan Teoretis
BAB III : Metode Penelitian
BAB IV : Hasil/Temuan Penelitian Dan Pembahasan
Dalam penulisan hasil/temuan dan pembahasan dapat dipisah sebagai sub bab Hasil
dan sub bab Pembahasan, atau digabung menjadi bab Hasil dan Pembahasan. Pemisahan atau
penggabungan kedua bab ini bergantung pada bidang studi, atau ses uai dengan arahan
pembimbing.
1. Hasil.
Bagian ini hanya menampilkan data/temuan dan dapat dibagi dalam beberapa subbab
sesuai dengan tujuan. Hasil kegiatan penelitian dituliskan secara sistematis dan jelas sesuai
dengan tujuan dan data yang dipero leh. Data dapat disajikan dengan ilustrasi dalam bentuk
tabel atau gambar (peta, denah, foto, diagram). Tabel dan gambar harus disebut atau dirujuk
dalam teks yang bersangkutan. Data yang sudah dicantumkan dalam tabel tidak boleh
diduplikasi dalam bentuk gambar, atau sebaliknya, dan menekankan hanya hasil yang
penting dalam teks atau narasi.
2. Pembahasan
33
keteraturan atau kecenderungan dari fakta-fakta hasil penelitian/kajian. Dalam
menunjukkan struktur, peneliti menjelaskan lebih lanjut dari pola dengan menjawab
pertanyaan mengapa pola itu terjadi, dan faktor apa yang menyebabkan pola itu terjadi.
Pembahasan dengan menunjukkan struktur memerlukan dukungan teori atau rujukan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah teruji secara ilmiah. Sebaiknya, dalam
pembahasan juga dapat diberikan implikasi penerapan temuan baru dan segi-segi lain
yang perlu diteliti lebih lanjut.
Bila Hasil dan Pembahasan disatukan dalam satu bab, data/temuan disajikan dahulu,
diberi penjelasan yang cukup untuk temuan yang penting, dilanjutkan dengan penafsiran,
kemudian dengan pembahasan. Subbab dalam bab Hasil dan Pembahasan dikembangkan
secara sistematis, mengacu pada tujuan, dan mengarah pada simpulan. Dalam beberapa
program studi, hasil dan pembahasan dapat dituliskan dengan menampilkan judul-judul bab
pembahasan umumnya sesuai dengan tujuan tanpa menuliskan kata bab Hasil dan
Pembahasan.
BAB V: Penutup
A. Kesimpulan
Bagian akhir dari karya ilmiah dapat berupa simpulan atau penutup. Penutup
digunakan pada karya ilmiah yang berupa rancangan sosial dan rancangan ekonomi.
Simpulan bukanlah ringkasan hasil, melainkan jawaban dari tujuan yang sudah
ditentukan atau jawaban dari hasil pengujian berbagai hipotesis yang diuraikan secara
kritis sehingga tidak mengandung arti lain (ambigu). Jadi, harus dibedakan antara
dugaan, temuan, dan simpulan hasil studi. Khusus untuk disertasi, simpulan juga harus
memberi pernyataan yang jelas berkaitan dengan kebaruan yang diajukan dalam
pendahuluan dan seberapa besar kontribusi kebaruan tersebut pada perkembangan
ipteks. Pernyataan simpulan harus dikemukakan secara cermat dan hati-hati. Simpulan
ini dapat disampaikan sebanyak tiga kali, yakni dalam bab Pembahasan, Simpulan, dan
Abstrak/Ringkasan sehingga diperlukan kecermatan untuk menyajikannya dengan
ungkapan yang berbeda-beda. Simpulan atau penutup ditulis dalam bentuk paragraf yang
efektif sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk pola rangkaian penelitian, simpulan
diuraikan juga pada setiap subjudul penelitian. Di samping itu, ada juga bab Simpulan
Umum yang merangkaikan berbagai simpulan yang sudah disebutkan pada subjudul
sebelumnya. Untuk Simpulan Umum, penulis harus memberi pernyataan jelas yang
berkaitan dengan kebaruan yang diajukan dalam bab Pendahuluan
Dalam bab kesimpulan harus disimpulkan hasil penelitian dalam bentuk angka 1, 2,
3, dan seterusnya, sesuai jumlah rumusan atau tujuan penelitian. Penegasan apakah
hasil penelitian tersebut sesuai atau bertentangan dengan teori dalam bab dua. Kalau
sesuai berarti hasil penelitian dapat diterima, apabila tidak sesuai maka perlu meninjau
kembali pendapat teori yang ada.
B. Saran-Saran
Saran-saran berisikan saran peneliti kepada berbagai pihak yang terkait. Saran- saran
diberikan dalam upaya perbaikan, pembinaan atau peningkatan objek penelitian yang
didasarkan kepada hasil penelitian. Saran sebaiknya mengarah ke implikasi atau
tindakan lanjutan yang harus dilakukan sehubungan dengan temuan atau simpulan. Saran
yang berkaitan dengan tindak lanjut pelaksanaan atau hasil penelitian/kajian, sebaiknya
34
berupa penyempurnaan asumsi dan metode. Jadi, saran terkait penelitian lanjutan harus
diuraikan secara spesifik. Saran juga dapat berupa rekomendasi bagi para pemangku
kepentingan. Untuk itu, saran perlu menjelaskan bahwa hasil temuan dapat langsung
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau memerlukan penyesuaian tertentu.
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan bab terakhir dalam bagian utama dalam karya ilmiah. Tata
cara penulisan daftar pustaka dan pengacuan pustaka dijelaskan secara terperinci dalam bab
Pengutipan Pustaka dan Penyusunan Daftar Pustaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
daftar pustaka adalah sebagai berikut. Pustaka acuan harus memenuhi kriteria relevan,
mutakhir, dan dapat dipercaya (credible), serta memenuhi jumlah minimum pustaka yang
harus diacu. Jumlah minimum pustaka yang diacu untuk skripsi 20, tesis 40, dan disertasi 50.
Acuan yang digunakan harus relevan dengan topik penelitian/kajian, terutama yang terbit
dalam 1−10 tahun terakhir. Contoh acuan yang credible adalah artikel dalam jurnal ilmiah,
buku, monograf, paten atau makalah ilmiah yang sudah teruji oleh komunitas akademik
seilmu dan diterbitkan dalam jurnal atau penerbit yang bereputasi. Semua pustaka yang diacu
dalam naskah harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka dan tidak ada acuan dalam Daftar
Pustaka yang tidak terdapat dalam naskah. Bahan acuan yang tidak diterbitkan dan tidak
dapat diperoleh dari perpustakaan atau diakses dengan cara-cara lazim, termasuk
komunikasi pribadi hanya dicantumkan di dalam teks, tetapi tidak perlu dituliskan di dalam
Daftar Pustaka. Pencantuman pustaka dimaksudkan untuk memberi penghargaan dan
pengakuan atas karya atau pendapat orang lain serta sebagai sopan santun profesional.
Pencantuman pendapat orang lain tanpa mengacu sumbernya dapat digolongkan sebagai
plagiarisme karena pembaca beranggapan uraian tersebut merupakan pendapat sendiri.
35
4. Daftar pustaka diurutkan menurut abjad huruf latin untuk tulisan latin dan abjad huruf
Arab untuk tulisan Arab.
5. Daftar pustaka tulisan Arab dalam skripsi/tesis/disertasi yang menggunakan tulisan
latin adalah dengan menggunakan pedoman transliterasi.
b. Lampiran-lampiran
Hal-hal yang perlu dilampirkan antara lain ialah surat keterangan telah melakukan riset,
instrumen pengumpulan data, pengujian hipotesis, daftar riwayat hidup dan sebagainya yang
dipandang perlu. Lampiran menyajikan materi yang erat kaitannya dengan metode, hasil, dan
pembahasan yang dianggap terlalu terperinci atau terlalu panjang untuk disajikan di dalam
bagian utama naskah, tetapi menunjang pembahasan tersebut. Semua lampiran harus dirujuk
di dalam teks bagian utama.
Ketentuan yang terkait dengan lampiran: Materi lampiran dapat berupa contoh-
contoh perhitungan statistika, keterangan tambahan, contoh kasus, peta, analisis data
yang ekstensif, penurunan rumus, daftar pernyataan, program komputer atau bagan
alirnya, prosedur percobaan yang ditulis dalam format resep, spektrum senyawa, diagram
rangkaian alat, tabel besar dari satu set percobaan, borang kuesioner atau survei, dan
sebagainya yang kalau dimasukkan ke dalam tubuh tulisan akan mengganggu alur
paparan. Data mentah sering masih diperlukan untuk penelitian berikutnya, oleh karenanya
dapat dimasukkan ke dalam lampiran. Lampiran disusun dengan nomor urut dan nomor
halaman sesuai dengan urutan pembahasan di dalam bagian utama naskah. Judul lampiran
harus singkat dan jelas serta tidak menggunakan judul tabel atau gambar yang sama dengan
bagian utama. Semua judul lampiran baik berupa tabel maupun gambar ditempatkan di
bagian paling atas.
Riwayat Hidup. Dalam riwayat hidup dijelaskan tempat dan tanggal lahir mahasiswa,
putra dan putri ke berapa dari orang tua, nama kedua orang tua atau wali. Selain itu, dapat
ditambahkan nama suami atau istri dan anak jika mahasiswa sudah menikah. Untuk laporan
akhir dan skripsi pendidikan ditulis sejak sekolah menengah atas hingga terdaftar sebagai
mahasiswa, sedangkan untuk tesis dan disertasi ditulis sejak perguruan tinggi hingga
diterima di Program Magister/Doktor. Kegiatan penulis di luar akademik yang menunjang
pendidikan juga baik dicantumkan, terutama prestasi akademik yang pernah diraih selama
masa kemahasiswaan. Uraian tentang riwayat hidup tidak lebih dari satu halaman. Untuk
tesis dan disertasi, dituliskan juga nama program studi, beasiswa yang diterima, kegiatan
seminar dan lokakarya yang pernah diikuti, dan publikasi ilmiah yang merupakan bagian dari
tesis dan disertasi (baik yang sudah terbit maupun yang sedang diajukan untuk diterbitkan),
dan prestasi yang dicapai selama menempuh program pascasarjana.
37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
38
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
PEDOMAN TRANSLITERASI (JIKA DIGUNAKAN)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Batasan Istilah
G. Kegunaan Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Acuan Teori Fokus Penelitian
B. Acuan Teori Sub Fokus 1
C. Acuan Teori Sub Fokus 2
(Acuan-acuan teoritik yang mendukung pelaksanaan penelitian)
D. Kajian Hasil-hasil penelitian yang relevan
E. Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Informan Penelitian
D. Sumber data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Teknik Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
B. Pembahasan (Temuan dikaitan dengan justifikasi Teoretis yang relevan)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-
LAMPIRAN
39
KATA PENGANTAR
PEDOMAN TRANSLITERASI (JIKA DIGUNAKAN)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Batasan Istilah
F. Kegunaan Hasil Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Deskripsi Teoretis
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
C. Definisi Konsep
D. Pengajuan Hipotesis (kalau ada)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
B. Metode dan Langkah-langkah Penelitian
C. Satuan Analisis
D. Prosedur dan Teknik Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Temuan Hasil Penelitian
C. Pembahasan Temuan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. S aran
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
40
BAB V
TATA CARA PENULISAN
A. BAHAN DAN UKURAN
1. Kertas Naskah
Kertas yang digunakan dalam skripsi adalah kertas HVS minimal 70 gram ukuran A4,
berwarna putih. Sedangkan diantara bab demi bab dapat dimasukan kertas warna lain,
seperti hijau pekat kecuali foto atau peta yang termuat di dalam skripsi. Jika dalam
laporan ada menggunakan kertas melebihi ketentuan sesuai dengan kebutuhan penulisan,
maka kertas harus dilipat sesuai dengan ukuran kertas naskah.
3. Jumlah Halaman Karya Ilmiah Tugas Akhir (skripsi, tesis dan disertasi)
Dalam penulisan karya ilmiah tugas akhir pada Fakultas Dakwah dan Komuikasi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, telah ditetapkan tentang batas minimal
jumlah halaman, yaitu:
a. Skripsi untuk isi saja jumlah minimal 60 halaman, tentu tidak masuk halaman
judul, pengesahan, kata pengantar, daftar isi, abstrak, daftar pustaka, daftar
riwayat hidup dan lapiran-lampiran.
b. Tesis untuk isi saja minimal 100 halaman, tidak masuk halaman judul,
pengesahan, kata pengantar, daftar isi, abstrak, daftar pustaka, daftar riwayat
hidup dan lapiran-lampiran.
c. Disertasi untuk bagian isi saja minimal 200 halaman, tidak masuk halaman
judul, pengesahan, kata pengantar, daftar isi, abstrak, daftar pustaka, daftar riwayat
hidup dan lapiran-lampiran.
B. PENGETIKAN
1. Penggunaan Huruf
Naskah tulisan Latin diketik dengan huruf jenis Times New Roman dengan ukuran font
12 (dua belas), berwarna hitam. Untuk pengetikan huruf yang belum ada dalam komputer,
seperti huruf jawa dan lainnya boleh menggunakan tulis tangan dengan tinta hitam.
Untuk tulisan Arab diketik dengan huruf Arabic Transparet dengan ukuran font 14,
berwarna hitam.
2. Penulisan Bilangan
Bilangan yang dapat ditulis dengan satu atau dua kata seperti: lima, empat belas
(kecuali untuk bab, sub bab, nomor gambar, tabel, ilustrasi atau dipakai secara berurutan)
harus ditulis dengan huruf, demikian juga dengan bilangan- bilangan pecahan yang berdiri
sendiri, seperti: seperlima bagian adalah hak orang lain.
41
Ketentuan ini tidak berlaku untuk nomor rumah, nomor kutipan, tanggal, tahun,
nomor tabel atau gambar, dan bilangan yang tiga angka atau lebih. Untuk bilangan-
bilangan yang empat angka atau lebih harus menggunakan tanda titik, misal 2.157–
243.560. Untuk bilangan desimal tidak menggunakan tanda titik, misal: 0,4678945.
b. Catatan kaki ditulis pada halaman yang sama dengan teks yang diberi catatan
kaki.
c. Judul buku dalam catatan kaki dicetak miring.
7. Daftar Bacaan
42
Dalam mengerjakan penelitian termasuk dalam menyusunan skripsi, tidak ada
satupun peneliti/penulis yang tidak membaca karya-karya orang lain yang berhubungan
dengan penelitian yang sedang/ akan dilakukan. Seorang peneliti seharusnya sudah
membaca tulisan- tulisan, buku-buku ataupun materi-materi lain yang berhubungan
dengan penelitiannya. Bacaan-bacaan tersebut sesudah diseleksi, harus dilaporkan
dalam laporan penelitiaannya. Jika yang ditulis hanya bacaan-bacaan yang dikutip
didalam teks, maka judul daftar bacaan tersebut adalah Daftar Bacaan. Daftar Bacaan
ditempatkan pada bagian akhir skripsi, yang disusun menurut abjad nama pengarang tanpa
nomor urut. Daftar bacaan yang disusun harus jelas dan dapat dicari dengan mudah oleh
orang lain jika ingin membaca keseluruhan isinya.
8. Penomoran
Setiap judul bab, daftar bacaan , kata pengantar nomor halaman di bawah. Nomor
halaman diletakkan pada batas akhir margin sebelah bawah pada posisi tengah (win
Position bottom of page/aligment center). Sedang nomor halaman pembahasan diletakan
pada posisi sudut kanan atas. (win. Position: top of page/eligment: right). Khusus untuk
nomor halaman dari lembar persetujuan sampai daftar isi digunakan huruf romawi (i, ii,
ii, dst). Bagian teks mulai dari pendahuluan sampai seterusnya, ditulis pada sebelah kanan
atas bagi skripsi tulisan Latin dengan jarak 2 spasi di atas baris pertama, khusus untuk
halaman yang memuat judul bab, nomor halaman ditulis di bagian tengah bawah halaman,
dua spasi di bawah baris terakhir
C. PENGGUNAAN BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah tugas akhir (skripsi, tesis, dan disertasi)
adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam penggunaan bahasa, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Kalimat-kalimat harus dibuat sederhana dan jelas serta menghindari
penggunaan kalimat yang terlalu panjang. Lebih baik menggunakan 2-3 kalimat
untuk menjelaskan sesuatu ide dari pada satu kalimat yang terlalu panjang, gunakan
paragraf yang pendek.
2. Hat-hati dalam menggunakan terminologi, berilah definisi terhadap terminologi
ilmiah supaya pengertian tidak meragukan.
3. Gunakan tata bahasa dan ejaan yang benar, penggunaan koma, titik dua sesuai
pada tempatnya berdasarkan ketentuan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
43
7. Kalimat yang kurang jelas, sehingga perlu dibaca berkali-kali untuk
memahaminya;
8. Paragraf yang terlalu panjang (mencapai ¾ halaman) atau terlalu pendek
(kurang dari 5 baris ketikan);
9. Kalimat yang bertele-tele dan tidak langsung menuju sasaran;
10. Menggunakan kata-kata yang terlalu umum (bahasa pasaran);
11. Pengulangan yang tidak perlu dari kata-kata atau kalimat yang sama;
12. Terlupa atau salah menggunakan kata penghubung;
13. Menggunakan kata penghubung di awal kalimat; dan
14. Menggunakan kata ganti orang.
Sumber acuan untuk pemakaian huruf, tata kata, pemenggalan kata, dan tanda
baca adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditetapkan
dengan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015, menggantikan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009) serta Keputusan Kepala Badan
Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 Tentang Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan. Dalam penulisan diupayakan tidak memenggal kata;
jika terpaksa, ikuti aturan pemenggalan kata di PUEBI.
Pemilihan kata yang tepat dalam kalimat akan memberi pengertian yang jelas
dan nalar bahasa yang benar. Makin tinggi jumlah kosakata yang dipakai makin ilmiah
sifat tulisannya. Kata salah, kurang tepat, tidak benar, atau keliru memiliki makna yang
serupa, tetapi pengaruh pemakaiannya sangat berlainan. Dalam setiap bahasa memang
terdapat seperangkat sinonim, yaitu kata-kata yang tidak selamanya sama artinya. Kata
ongkos, sewa, upah, belanja, biaya, anggaran bersinonim yang masing -masing
mempunyai makna dan pengertian khusus. Buku Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
dapat digunakan untuk memperluas kosakata penulis (dapat diakses di
http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/). Perbaikan khasanah kosakata dapat
dicapai dengan banyak membaca lalu mempelajari kata-kata yang sulit dengan
menggunakan kamus. Jika kita melihat kata hutan dalam kamus umum, akan terungkap
beberapa macam makna yang dimilikinya, baik sebagai kata benda (hutan jati), kata
kerja (menghutankan), kata sifat (ayam hutan), dan bentuk-bentuk turunannya
(kehutanan, perhutanan, penghutanan) lengkap dengan artinya. Jika penyimakan
diteruskan ke kamus istilah, akan terdapat bentukan perhutanian yang dipadankan
dengan istilah Inggris agroforestry. Jadi, dengan bantuan kamus umum, kamus
istilah, dan glosarium, akan dapat diketahui jenis, medan makna, ragam, cara
pemakaian, dan penjabaran kata untuk dipahami dan dikuasai dengan baik.
Pemilihan kata, peragaman struktur kalimat, dan penggunaan tanda baca
dengan tepat akan meningkatkan keefektifan kalimat. Adakalanya, kalimat dapat
lebih diefektifkan bila beberapa kalimat pendek digabung dan bagian-bagian yang
setara disejajarkan atau dipertentangkan, atau disusun dengan menekankan hubungan
sebab-akibat. Akan tetapi, penggabungannya harus berhati-hati agar tidak berlebihan
sehingga kalimat menjadi berkepanjangan, rancu, dan maksudnya tidak langsung dapat
ditangkap. Dalam penulisan ilmiah, gaya penulisan yang beremosi perlu dihindari.
Oleh karena itu, ungkapan seperti kesimpulan amat berarti, temuan mahapenting,
atau hasil sangat menarik harus dihindari.
44
D. PENGEFEKTIFAN PARAGRAF
Paragraf berfungsi sebagai pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan
secara sebab-akibat yang disertai dengan alasan yang logis dan efektif, serta objektif
untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Argumen penulis hanya dapat
dikembangkan melalui penyusunan serangkaian paragraf yang efektif, yaitu dengan
memanfaatkan fungsi paragraf pembuka, paragraf penghubung, serta paragraf penutup.
Paragraf itu sendiri didefinisikan sebagai satu unit informasi yang memiliki
kalimat topik atau pikiran utama. Kalimat topik dilanjutkan dengan beberapa kalimat
pendukung dan diakhiri dengan kalimat penutup. Jadi, tidak mungkin ada paragraf
yang hanya terdiri atas satu kalimat. Penulis harus dapat mengendalikan sendiri
panjang paragaf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah
yang ditulis. Paragaf yang terlalu panjang dan memenuhi seluruh halaman tidaklah
efektif. Untuk menghindarinya, kalimat topik seyogianya tidak terlalu umum dan
hendaknya terfokus pada segi tertentu.
45
BAB VI
PENGUTIPAN PUSTAKA DAN
PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA
A. TEKNIK PENGUTIPAN
1. Kutipan dan Teknik Pengutipan
Pengutipan tidak hanya menjadi tradis i penulisan, tapi juga sebagai keharusan
yang mesti dilakukan oleh siapa pun yang mengerjakan karya ilmiah. Mengapa
demikian? Alasannya adalah bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat akumulatif. Artinya,
penulis atau peneliti yang sekarang harus merujuk kepada penulisan atau hasil penelitian
terdahulu.
Oleh karena itu, penulis karya ilmiah mesti memahami teknik atau tatacara
menulis sumber rujukan. Seorang penulis karya ilmiah tidak boleh menulis sumber
rujukan, baik in-text notation (in-note), foot note, back note atau membuat daftar sumber
(bibliografi) semaunya sendiri, mengabaikan prinsip konsistensi, atau mencampur satu
model dengan model lainnya. Selama ini, cukup banyak penulis atau peneliti yang
mengabaikan hal tersebut.
Terdapat 2 (dua) jenis kutipan yang umum digunakan dalam menulis sebuah karya
ilmiah yaitu (1) kutipan langsung dan (2) kutipan tidak langsung. Cara penulisan nama
pengarang dan tahun harus mengikuti aturan pengutipan, sedangkan penulisan nomor
halaman teks yang dikutip boleh diikutkan pada tulisan tetapi harus dilakukan
secara konsisten pada seluruh kutipan.
a. Kutipan Langsung
Pengutipan langsung sama dengan bentuk aslinya, baik bahasa maupun ejaannya
dan tidak boleh melebihi satu halaman. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau
lebih, diketik satu spasi, dimulai lima ketukan margin kiri. Kutipan yang panjangnya
kurang dari enam baris dimasukkan dalam teks, diawali dan diakhiri dengan tanda
petik (“). Apabila penulis ingin menghilangkan beberapa bagian kalimat, maka pada
bagian yang dibuang diberi titik sebanyak tiga buah (…) untuk kutipan lainnya. Di akhir
kutipan harus diberi nomor kutipan/dituliskan sumber sebagaimana kutipan biasa.
Dalam pengetikan kutipan langsung perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris, ditempatkan di dalam teks di
antara tanda petik dengan jarak dua spasi.
Contoh : “Islam menuntut semua orang mempunyai kesanggupan supaya bekerja,
dan Islam menentukan, bahwa keuntungan ataupun kerugian tiap-tiap pribadi itu
bergantung kepada kerja yang dilakukan”¹.
b. Kutipan langsung yang panjangnya empat baris lebih, harus dipisahkan dengan
alinea baru. Diketik satu spasi tanpa meng- gunakan tanda petik. Contoh:
Aqidah makanan rohani yang sangat diperlukan jiwa, seperti keadaan badan yang
memerlukan makanan. Jiwa/hati adalah wadah yang dengan mudah masuk
kedalamnya aqidah yang salah tanpa disadari. Karena apabila anak-anak kecil
dibiarkan tanpa asuhan, menjadilah dia sasaran bagi aqidah yang batal.¹
46
c. Bila sumber rujukan berbahsa asing, sebaiknya kutipan diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia secara bebas sebagai kutipan tidak langsung. Jika terpaksa harus dikutip
secara langsung, maka pernyataan bahasa asing itu dikutip sesuai dengan aslinya
dan dicetak miring.
Contoh:
Pengaruh sastra dalam kehidupan manusia seperti terlihat dalam pernyataan
William the analoggy between women and the ear as surce of lif has always inspired the
myths and poems of men¹.
b. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung ialah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti
saduran, ringkasan, intisari atau pokok pikiran dari sumber yang dikutip dalam
kalimat yang disusun sendiri oleh pengutip. Dalam akhir kutipan harus diberi nomor
kutipan/dituliskan sumber sebagaimana kutipan biasa. Diusahakan agar kutipan tidak
langsung jangan melebihi satu alinea dan jangan sering membuat kutipan tidak
langsung, lebih baik menggunakan kutipan langsung. Kutipan tidak langsung tidak perlu
dibubuhi tanda kutip pembuka dan penutup, diketik dua spasi tanpa dipisahkan dari uraian
sebelumnya.
Contoh:
Orang-orang Kristen lewat topeng orientasi telah menuduh Muhammad sebagai nabi
palsu, penyebar benih, perselisihan, pengumbar nafsu, munafik, antek iblis dan lain- lain. Sebaliknya,
sedikit sekali tempat yang disediakan untuk memikirkan atau menguraikan Islam atau
apapun yang Islami secara simpatik¹.
47
Bentuk penandaan ini digunakan agar pembaca dapat mengetahui identitas sumber
rujukan secara langsung pada halaman tempat kutipan berada.
Prinsip-prinsip penulisan catatan kaki sebagai berikut:
1. Dipisahkan dari teks sebelumnya dengan jarak dua spasi dengan
menggunakan garis sepanjang 15 spasi dari margin kiri;
2. Diketik menggunakan ukuran font 11 dengan 1 spasi;
3. Penomoran dengan angka Arab, dimulai dari margin kiri setelah karakter
ketujuh sebagaimana awal paragraf. Bagian selanjutnya ditulis sejajar dengan
margin kiri;
4. Nomor dan teks catatan kaki tidak dipisahkan dengan spasi.
5. Penomoran catatan kaki dimulai dan diurutkan perbab, setiap berganti
bab catatan kaki selalu dimulai dengan nomor satu;
6. Penempatan catatan kaki tidak boleh melampaui margin bawah. Jadi,
tulisan catatan kaki paling akhir pada suatu halaman berjarak tiga sentimeter (3
cm) dari sisi kertas terbawah.
7. Nama pengarang ditulis sesuai dengan aslinya (tidak mendahulukan
nama belakang). Segenap gelar akademik yang berada di depan dan/atau
belakang nama seseorang tidak dicantumkan dalam catatan kaki.
8. Nama penerbit tidak perlu mencantumkan jenis usahanya, Seperti: PT, CV, PO, Fa.
dan lain-lain
Perhatikan contoh berikut ini :
______________
1Rila Setyaningsih, Psikologi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Perspektif
Pengarang pada catatan kaki nomor 1 tersebut sebenarnya memiliki gelar Rila
Setyaningsih, M.Si. Akan tetapi, gelar nama pengarang itu tidak boleh dicantumkan
pada catatan kaki.
Penataan unsur-unsur catatan kaki dalam naskah dipengaruhi oleh sumber
pustaka yang dijadikan bahan rujukan serta frekuensi penggunaannya. Dalam panduan
ini dicantumkan 14 pola penataan unsur catatan kaki sebagai berikut :
a. Buku
Catatan Kaki:
Pola : Nama lengkap, Judul Buku Dengan Sub Judul. (Tempat Publikasi: Nama Penerbit,
Tahun), Halaman dengan angka arab.
Contoh: Rila Setyaningsih, Psikologi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Perspektif
Islam. (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2019), 7.
48
Contoh: Rila Setyaningsih, Psikologi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Perspektif
Islam. (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2019), 7.
g. Majalah Cetak
Catatan Kaki:
Pola : Nama Penulis “Judul Tulisan dengan Sub judul jika ada,” Nama Majalah,
Tanggal Diterbitkan, halaman.
Contoh: Anhari Achadi “Komnas Pengendalian Tembakau Menjawab Mitos FCTC,”
Tempo, 15-21 Agustus 2016, 64-65.
h. Majalah Elektronik
Catatan Kaki:
Pola : Nama Lengkap Penulis “Judul Tulisan dengan Sub judul jika ada,” Nama
Majalah Elektronik, Tanggal Diterbitkan, tautan (link) laman web (tanggal di akses).
Contoh: Nathan Myhrvold, “Confessions of a Cybershaman,” Slate.com, 12 June
1997, http://www.slate.com/CriticalMass/97-06-12/CriticalMass.asp (Diakses 19
Oktober 1997).
49
i. Artikel Jurnal Cetak
Catatan Kaki:
Pola : Nama Lengkap Penulis “Judul Artikel dengan Sub judul jika ada,” Nama Jurnal
Cetak Volume, Nomor Isu (Bulan Tahun terbit): halaman.
Contoh: Muhammad Putra Dinata Saragi, “Pelaksanaan Aplikasi Instrumentasi,”
Enlighten: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 1, no. 1 (Juni 2018): 32-40.
m. Dokumen Pemerintah/Legal
Catatan Kaki:
Pola : Nama Lengkap Lembaga, “Judul Dokumen,” laman tautan dokumen (waktu
diakses).
Contoh: Badan Pusat Statistik, “Statistik Indonesia 2022,”
https://www.bps.go.id/publication/2022/02/25/0a2afea4fab72a5d052cb315/stat
istik-indonesia-2022.html (diakses pada 26 Maret 2022).
n. Video Film/Youtube
Catatan Kaki:
Pola : Nama Kanal. “Judul”. YouTube. Dimodifikasi Tanggal 10 Januari 2022. Diakses
Tanggal 22 April 2022. https://www.youtube.com/watch?v=XXXXXX.
Contoh: BBC News, “China reports first Covid deaths in Shanghai”. Youtube.
Dimodifikasi tanggal 18 April 2022. Diakses tanggal 22 April 2022.
https://www.youtube.com/watch?v=ayXCEeIH8XY&ab_channel=BBCNews
50
Perhatikan:
a. Nomor halaman tidak perlu mencantumkan kode p. atau hlm. Atau hal. Format
Turabian 8th tidak menggunakan hal tersebut.
b. Nomor catatan kaki tidak diakhiri tanda titik.
c. Antara nomor catatan kaki dengan huruf pertama nama pengarang sumber
rujukan tidak berspasi.
51
Pola: Nama belakang, Nama depan, et al. Judul buku dengan subjudul. Tempat
Publikasi: Nama Penerbit, Tahun terbit.
Contoh: Wertz, Frederick J., et al. Five Ways of Doing Qualitative Analysis. New York:
The Guilford Press, 2011.
g. Majalah Cetak
Pola: Nama Belakang, Nama Depan. “Judul Tulisan dengan sub judul jika ada,” Nama
Majalah. Tanggal Diterbitkan, halaman.
Contoh: Achadi, Anhari. “Komnas Pengendalian Tembakau Menjawab Mitos FCTC,”
Tempo, 15-21 Agustus 2016, 64-65.
h. Majalah Elektronik
Pola : Nama Belakang, Nama Depan Penulis “Judul Tulisan dengan Sub judul jika
ada,” Nama Majalah Elektronik, Tanggal Diterbitkan, tautan (link) laman web
(tanggal di akses).
Contoh: Myhrvold, Nathan. “Confessions of a Cybershaman,” Slate.com, 12 June
1997, http://www.slate.com/CriticalMass/97-06-12/CriticalMass.asp (Diakses 19
Oktober 1997).
i. Artikel Jurnal Cetak
Pola : Nama Belakang, Nama Depan “Judul Artikel dengan Sub judul jika ada,” Nama
Jurnal Cetak Volume, Nomor Isu (Bulan Tahun terbit): halaman.
Contoh: Saragi, Muhammad Putra Dinata. “Pelaksanaan Aplikasi Instrumentasi,”
Enlighten: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 1, no. 1 (Juni 2018): 32-40.
52
Contoh: Saragi, Muhammad Putra Dinata. “Pelaksanaan Aplikasi Instrumentasi,”
Enlighten: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 1, no. 1 (Juni 2018): 32-40,
http://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/enlighten/article/view/514.
m. Dokumen Pemerintah/Legal
Pola : Nama Lengkap Lembaga, “Judul Dokumen,” laman tautan dokumen (waktu
diakses).
Contoh: Badan Pusat Statistik, “Statistik Indonesia 2022,”
https://www.bps.go.id/publication/2022/02/25/0a2afea4fab72a5d052cb315/stat
istik-indonesia-2022.html (diakses pada 26 Maret 2022).
n. Video Film/Youtube
Pola : Nama Kanal. “Judul”. YouTube. Dimodifikasi Tanggal 10 Januari 2022. Diakses
Tanggal 22 April 2022. https://www.youtube.com/watch?v=XXXXXX.
Contoh: BBC News, “China reports first Covid deaths in Shanghai”. Youtube.
Dimodifikasi tanggal 18 April 2022. Diakses tanggal 22 April 2022.
https://www.youtube.com/watch?v=ayXCEeIH8XY&ab_channel=BBCNews
4. Penulisan Sumber Rujukan/Kutipan untuk Strata 2 dan Strata 3 (S2 dan S3)
Pengutipan tidak hanya menjadi tradisi penulisan, tapi juga sebagai keharusan
yang mesti dilakukan oleh siapa pun yang mengerjakan karya ilmiah. Alasannya adalah
bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat akumulatif. Artinya, penulis atau peneliti yang
sekarang selalu merujuk kepada penulisan atau hasil penelitian terdahulu. Tidak bisa
tidak. Oleh karena itu, penulis karya ilmiah mesti memahami teknik atau tatacara
menulis sumber rujukan. Seorang penulis karya ilmiah tidak boleh menulis sumber
rujukan, baik in-text notation (in-note), foot note, back note atau membuat daftar sumber
(bibliografi) semaunya sendiri, mengabaikan prinsip konsistensi, atau mencampur satu
model dengan model lainnya. Selama ini, cukup banyak penulis atau peneliti yang
mengabaikan hal tersebut.
Atas dasar alasan itu, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara
Medan, menetapkan bahwa untuk penulisan karya ilmiah tugas akhir pada jenjang
Magister (S2) dan program Daktor (S3) menggunakan in text atau bodynote, dengan
model penulisan American Psychological Association (APA) Edisi ke 7 atau APA 7 th.
dengan menggunakan software manajemen referensi zotero/mendeley/endnote.
53
Gaya American Psychological Association atau Gaya APA Style merupakan bentuk
sitasi yang dikeluarkan organisasi APA terutama untuk bidang psikologi dan sosial.
Gaya APA memiliki dua bagian utama dalam penulisan sitasi:
a. Sitasi dalam teks (In-text citations), yang mengarahkan pembaca untuk
menemukan informasi utuh sumber kutipan dalam daftar pustaka yang
digunakan penulis.
b. Daftar pustaka/ bibliografi (List of references), yang mengarahkan pembaca
untuk menemukan informasi daftar pustaka secara utuh tentang keseluruhan
sumber informasi yang disitasi oleh penulis. Umumnya List of references berada
pada halaman terakhir dari sebuah karya tulis.
Contoh Penulisan Nama
Pengutipan Pendek
Menurut Rasool (2021) “The health disparity and the social and economic
marginalisation of Muslims have compounded their burden of psychosocial and mental
health problems”.
54
Pengutipan Sumber Dua Penulis
Contoh:
Wegener and Petty (1994) menyatakan bahwa….
Atau
Mendukung (Wegener & Petty, 1994).
Jika Anda mengutip beberapa karya oleh penulis yang sama dalam kutipan tanda kurung
yang sama, berikan nama penulis hanya sekali dan ikuti dengan tanggal. Tidak ada
kutipan tanggal yang lebih dulu, lalu tahun, lalu kutipan yang dicetak.
Contoh :
….(Smith, n.d., 1995, 2002, in press).
Contoh:
Malory, T. (2017). Le morte darthur (P. J. C. Field, Ed.). D. S. Brewer. (Original work
published 1469-70)
4) Sebuah Terjemahan
Format:
Penulis, P. P. (Tahun penerbitan). Judul Karya: Huruf kapital juga untuk subjudul (T.
Translator, Trans.). Penerbit. (Karya asli diterbitkan TAHUN) DOI (jika tersedia)
Contoh:
Plato (1989). Symposium (A. Nehamas & P. Woodruff, Trans.). Hackett Publishing
Company. (Original work published ca. 385-378 BCE)
b. Artikel
1) Artikel Jurnal Versi Cetak
Format :
Penulis, A. A., Penulis, B. B., & Penulis, C. C. (Tahun). Judul artikel. Judul Berkala,
nomor volume(nomor terbitan), halaman.
Contoh :
Scruton, R. (1996). The eclipse of listening. The New Criterion, 15(3), 5–13.
57
Format :
Penulis, A. A., Penulis, B. B., & Penulis, C. C. (Tahun). Judul artikel. Judul Berkala,
nomor volume(nomor terbitan), halaman. https://doi.org/xx.xxx/yyyy
Contoh :
Baniya, S., & Weech, S. (2019). Data and experience design: Negotiating community-
oriented digital research with service-learning. Purdue Journal of Service-Learning
and International Engagement, 6(1), 11-16.
https://doi.org/10.5703/1288284316979
3) Artikel Di Majalah
Format:
Penulis, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Artikel di Majalah. Nama Majalah, Nomor
Volume(Nomor terbitan), Halaman.
Contoh:
Peterzell, J. (1990, April). Better late than never. Time, 135(17), 20–21.
4) Artikel Di Koran
Format:
Penulis, A. A. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul tulisan di koran. Nama Koran, Edisi,
Halaman.
Contoh:
Schultz, S. (2005, December 28). Calls made to strengthen state energy policies. The
Country Today, 1A, 2A.
c. Sumber Cetak
1) Kamus, Thesaurus, Atau Encyclopedia Dengan Penulis Individu
Format:
Nama lembaga atau organisasi. (Tahun). Judul entri. Dalam Judul karya referensi
(edisi, nomor halaman). Nama penerbit.
Contoh:
Merriam-Webster, Incorporated. (1997). Goat. In Merriam Webster’s collegiate
dictionary (10th ed., pp. 499-500). Merriam-Webster, Incorporated.
2) Abstrak Disertasi
Format:
Nama belakang, ND. NT. (Tahun). Judul disertasi. Abstrak Disertasi Internasional,
Vol., Hal.
Contoh:
Angeli, E. L. (2012). Networks of communication in emergency medical
services. Dissertation Abstracts International, 74, 03(E).
58
Angeli, E. L. (2012). Networks of communication in emergency medical
services. Dissertation Abstracts International, 74, 03(E).
8) Prosidings.
Format:
Nama Belakang, F. M., & Nama Belakang, F. M. (Eds.). (Tahun). Judul Prosiding.
Penerbit. URL (jika ada)
Contoh:
Huang, S., Pierce, R., & Stamey, J. (Eds.). (2006). Proceedings of the 24th annual ACM
international conference on the design of communication. ACM Digital
Library. https://dl.acm.org/citation.cfm?id=1166324&picked=prox
d. Sumber Elektronik
1) Situs Web Atau Bagian Konten Online
59
Format:
Nama Belakang, ND. NT. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul halaman. Nama situs. URL
Contoh:
Price, D. (2018, March 23). Laziness does not exist.
Medium. https://humanparts.medium.com/laziness-does-not-exist-3af27e312d01
2) Situs Web Atau Bagian Konten Online Yang ditulis Oleh Grup/Organisasi
Format:
Nama grup. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul halaman. Nama situs. URL
Contoh:
American Society for the Prevention of Cruelty to Animals. (2019, November
21). Justice served: Case closed for over 40 dogfighting
victims. https://www.aspca.org/news/justice-served-case-closed-over-40-
dogfighting-victims
3) Wikipedia Article
Format:
Judul artikel. (Tahun, Tanggal Bulan). Di Wikipedia. URL versi halaman yang
diarsipkan
Contoh:
Quantum mechanics. (2019, November 19).
In Wikipedia. https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Quantum_mechanics&ol
did=948476810
60
Nama Belakang, ND. NM. (Tahun, Tanggal Bulan). Judul artikel. Nama Portal Berita.
URL
Contoh:
Richards, C. (2019, December 9). Best music of 2019: Lana Del Rey sings lullabies
about the end of America. Washington
Post. https://www.washingtonpost.com/entertainment/music/best-music-of-
2019-lana-del-rey-sings-lullabies-about-the-end-of-
america/2019/12/06/6e82c5ec-15d8-11ea-a659-7d69641c6ff7_story.html
9) Data Grafis (Misalnya Peta Interaktif, Infografi, Dan Representasi Data Grafis
Lainnya)
Format:
• Nama Organisasi. (Tahun). Judul info grafik. Sumber grafi. URL
• Sumber. (n.d.). [Nama Lokasi]. Diakses pada 12 Januari 2022.
Contoh:
• HatchMed. (2017). 8 ways to improve patient satisfaction [Infographic].
HatchMed.com. https://www.hatchmed.com/blog/2017/1/30/8-ways-to-
improve-patient-satisfaction
• Google. (n.d.). [Google Map Universitas Islam Negeri Sumatera Utara].
Retrieved January 12, 2020,
from https://goo.gl/maps/r6XpRCKGN9Gfej5v9
10) Twitter
Format:
Nama belakang, Nd. Nt. atau Nama Grup [@namapengguna]. (Tahun, Tanggal
Bulan). Posting konten hingga 20 kata pertama[Tweet]. Nama situs. URL
Contoh:
National Geographic [@NatGeo]. (2020, January 12). Scientists knew African grays
are clever, but now they’ve been documented assisting other members of their
61
species—even strangers [Tweet; thumbnail link to article].
Twitter. https://twitter.com/NatGeo/status/1216346352063537154
62
Lushi, K. [Korab Lushi]. (2016, July 3). Albatross culture 1 [Video].
YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=_AMrJRQDPjk&t=148s
3) TV Berseri
Format:
Produser Eksekutif, P.P. (Produser Eksekutif). (Rentang tanggal rilis). Judul serial
[serial TV]. Perusahaan produksi.
Contoh:
Sherman-Palladino, A., Palladino, D. (Executive Producers). (2017-present). The
marvelous Mrs. Maisel [TV series]. Dorothy Parker Drank Here Productions; Picrow,
Amazon Studios.
4) TV Episode Berseri
Format:
Penulis, P. P. (Penulis), & Sutradara, D. D. (Sutradara). (Tanggal siaran). Judul
episode (Nomor musim, Nomor episode) [Episode serial TV]. Dalam P. Produser
Eksekutif (Executive Producer), Judul Seri. Perusahaan produksi.
Contoh:
Korsh, A. (Writer & Director). (2019, September 25). One last con (Season 9, Episode
10) [TV series episode]. In D. Liman & D. Bartis (Executive Producers), Suits. Untitled
Korsh Company; Universal Content Productions; Open 4 Business Productions.
63
5) Video Youtube
Format:
Orang atau kelompok yang mengunggah video. (Tanggal publikasi). Judul video
[Video]. Tuan rumah situs web. URL
Contoh:
Tasty. (2018, March 7). 7 recipes you can make in 5 minutes [Video].
Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=9_5wHw6l11o
64
BAB VII
PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR
2. Ketentuan Pembimbing.
a. Dosen pembimbing diusulkan oleh program studi, disetujui oleh wakil dekan
bidang akademik dan kelembagaan dan di buat Surat Keputusannya oleh Dekan
b. Dosen pembimbing dapat digantikan dosen lain dengan persetujuan ketua
program studi berdasarkan alasan yang dapat diterima setelah melalui
konfirmasi dengan dosen yang bersangkutan. Pergantian pembimbing
65
tersebut harus melalui tahapan usul mahasiswa yang diketahui ketua prodi
dan penerbitan Surat Keputusan (SK) penetapan pembimbing baru yang
ditandatangani dekan.
c. Alasan penggatian pembimbing disebabkan karena dosen pembimbing yang
bersangkutan meninggal dunia, pensiun, berhalangan tetap (sakit atau tugas
di luar kota dalam waktu yang lama), tidak memberikan pelayanan bimbingan
maksimal 1 bulan, permintaan dosen itu sendiri secara tertulis, dan atau
permintaan mahasiswa yang disetujui oleh dosen yang bersangkutan.
d. Pembimbing 1 harus memiliki bidang keilmuan dan/atau keahlian
yang linier dengan topik penelitian mahasiswa. Bidang keilmuan dapat dilihat
dari ijazah terakhir dari dosen yang bersangkutan sedangkan bidang keahlian
tercermin dari penelitian yang ditekuni selama ini.
e. Jika topik penelitian mahasiswa merupakan bagian dari penelitian dosen,
maka dosen yang bersangkutan secara otomatis menjadi pembimbing.
f. Satu dari dosen pembimbing merupakan dosen penasihat akademik dari
mahasiswa yang bersangkutan.
g. Apabila diperlukan, dekan atas usul ketua prodi dapat menunjuk salah
satu pembimbing dari prodi dan/atau fakultas lain dalam lingkungan UIN
Sumatera Utara Medan
h. Apabila diperlukan, dekan atas usul ketua prodi dan ketua jurusan
dapat menunjuk salah satu pembimbing dari instansi lain yang memiliki
jabatan akademik sebagai dosen atau peneliti.
i. Pembimbing diangkat dan diberhentikan dengan surat keputusan dekan atas
usul ketua program studi.
67
objek penelitian yang ditulisnya dalam buku tertentu. Kemudian contoh judul yang
harus meng- gunakan pendekatan empiris seperti “Aktifitas Dakwah Muda Mudi Islam di
Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan”. Konsistensi penggunaan pendekatan dalam
setiap penelitian menjadi tugas utama Pembimbing/Promotor I bukan
Pembimbing/promotor II. Jika ada kesilapan, Pembimbing/promotor II tetap
mempunyai hak untuk memberikan arahan kepada mahasiswa yang dibimbingnya
tanpa harus merasa segan dengan Pembimbing/promotor I.
6) Memastikan rumusan masalah telah terjawab dengan tuntas pada bab hasil
penelitian.
68
2. Tugas-tugas Pembimbing/Promotor II
Pada prinsipnya tugas-tugas pembimbing II adalah memberikan arahan kepada
mahasiswa dalam bidang metode penelitian, kajian terdahulu, teknik penulisan dan format
karya ilmiah tugas akhir dan rinciannya sebagai berikut :
1) Memastikan relevansi latar belakang masalah dengan rumusan masalah.
Mahasiswa harus diberi arahan supaya dapat memberikan rumusan masalah yang
sesuai dengan latarbelakang masalah yang telah dikemukakan. Jika di latar belakang
masalahnya ada kesenjangan tentang strategi dakwah. Mahasiswa tidak boleh
membuat rumusan masalahnya mengenai sistem dakwah atau lainnya. Dalam hal
ini harus ada konsistensi antara keduanya dan tidak boleh menyimpang masalah
lain. Rumusan masalah hendaklah dibuat dengan kalimat tanya seperti :
bagaimanakah strategi dakwah Rasul sewaktu di Madinah, apakah yang melatar
belakangi paradigma Abu Zahrah tentang urgensi dakwah bil-hal.
2) Memastikan kesesuaian rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian.
Pembimbing/promotor II dituntut untuk memberikan arahan kepada mahasiswa
dalam merumuskan tujuan dan guna penelitian. Rumusan pada tujuan yang akan
dicapai hendaklah diarahkan pada sasaran yang akan diteliti, sedangkan gunanya
adalah manfaat setelah sasaran tersebut diperoleh. Misalnya, tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah mengetahui pengaruh kejiwaan bagi narkoba yang sudah akut.
Gunan ya antara lain untuk memberikan masukan bagi pengelola panti insyaf dalam
penyembuhan korban narkoba. Hal ini yang perlu diingat, tujuan, dan guna penelitian
hendaklah dirumuskan dengan bentuk statemen dan tidak boleh dengan bentuk
pertanyaan.
3) Memastikan kesesuaian kajian terdahulu dengan judul yang sedang diteliti, jumlah
kajian terdahulu yang dikutip, dan komponen-komponen yang harus ada dalam
kajian terdahulu.
4) Memastikan kesesuaian metode penelitian
Pembimbing/promotor II harus memberikan arahan metode penelitian yang
tepat sesuai dengan jenis dan pendekatan penelitiannya, waktu dan tempat
penelitiannya, informan penelitian atau populasi dan sampel penelitiannya, sumber
data, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, uji validitas dan
reliabilitas instrumen (khusus penelitian kuantitatif), teknik pengumpulan data,
dan teknik pengecekan keabsahan data (khusus penelitian kualitatif)
5) Memastikan Penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
Pembimbing/Promotor II harus memberi arahan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik. Ejaan yang telah disempurnakan harus dijadikan pedoman baku
menggunakan bahasa yang komunikatif. Menurut K.J. Method bahasa yang
komunikatif ditandai dengan kalimat yang tidak perlu panjang dan idealnya cukup
14 suku kata dalam satu kalimat. Bahasa yang digunakan tidak boleh menggunakan
yang sukar dipahami dan kalau ada bahasa asing hendaklah ada penjelasan di dalam
kurung. Kalimat yang terlalu panjang, berinduk beranak, bercucu dan banyak
menggunakan kata-kata yang sulit dipahami dapat mengurangi nilai ilmiah satu tulisan.
Harus pula diberikan informasi kepada mahasiswa bahwa tulisan ilmiah tidak boleh
bersifat emosional dan menggunakan bahasa pasaran. Misalnya tulisan tentang
dakwah M.Natsir sangat bernilai tinggi tidak ada tandingannya, masyarakat Medan
besikap cuek aja dengan susunan kabinet Gus Dur.
69
6) Memeriksa Teknik Penulisan.
Pembimbing/Promotor II juga berkewajiban memeriksa teknik penulisan
skripsi sesuai dengan buku pedoman penulisan yang ada. Mahasiswa menggunakan
bentuk kutipan dengan model catatan kaki di bawah (footnote) atau in tex (bodynote).
Teknik mengutip langsung atau tidak langsung, penggunaan koma, titik koma, jarak
spasi, margin kiri kanan, atas bawah.
6) Mengarahkan Dalam Membuat Kesimpulan dan Abstrak yang benar.
Selain tugas-tugas di atas, pembimbing/promotor II hendaklah mengarahkan
mahasiswa dalam membuat kesimpulan dan abstrak yang benar. Kesimpulan tidak boleh
bernomor, tetapi berbentuk deskripsi, harus menjawab permasalahan penelitian, aspek-
aspek yang di teliti dan hasil- hasil penelitiannya. Bentuk abstrak tetap deskriptif dan
diketik satu spasi yang berisikan tujuan penelitian, teori, metode penelitian, hasil
penelitian, dan kata kunci.
7) Memastikan kebenaran penggunaan transliterasi Arab-Latin.
Pembimbing/promotor II, juga harus memeriksa dan memastikan kebenaran
dalam penggunaan transliterasi dari huruf Arab ke huruf latin.
70
untuk program Strata 3 (S3), di luar bimbingan proposal penelitian, baik sebelum
maupun setelah seminar proposal.
71
BAB VIII
BENTUK TUGAS AKHIR ARTIKEL ILMIAH
SARJANA (S1)
2. Evaluasi:
a. Bentuk dan Prosedur
Evaluasi TA Artikel Jurnal dilaksanakan terhadap artikel jurnal
dalam satu Kolokium yang dilaksanakan oleh Program Studi:
1) Mahasiwa mendaftarkan diri untuk mengikuti Kolokium, dengan
mengisi Formulir pendaftaran dan melampirkan hard copy artikel
serta halaman depan dan daftar isi jurnal.
2) Program Studi membentuk Panitia Pelaksana Kolokium TA.
3) Program Studi menunjuk 2 orang penguji TA Artikel Jurnal yang terdiri
atas:
a) Dosen Pembimbing TA, dan
b) Satu orang dosen dengan keahlian yang relevanterhadap topik TA.
b. Variabel Penilaian
Penilaian TA Artikel Jurnal didsarkan pada dua variabel, yakni
kredibilitas jurnal dan penguasaan mahasiswa.
1) Kredibilitas Jurnal:
Kredibilitas mengacu kepada peringkat jurnal ilmiah dalam
SINTA pada saat artikel diterbitkan. Perubahan status jurnal dalam
SINTA sesudah waktu penerbitan artikel tidak diperhitungkan.
Peringkat jurnal dalam SINTA dikonversi ke dalam nilai angka (dalam
skala 0-100), sebagai berikut:
a) Sinta 6 = Nilai 50
b) Sinta 5 = Nilai 60
c) Sinta 4 = Nilai 70
d) Sinta 3 = Nilai 80
e) Sinta 2 = Nilai 90
f) Sinta 1 = Nilai 100
Mahasiswa yang berhasil menerbitkan artikelnya dalam jurnal
Sinta 1 bebas dari kewajiban Kolokium.
73
2) Penguasaan Substantif:
Penilaian Penguasaan Substantif dalam Kolokium merujuk pada
tiga variable, dengan persentase nilai masing-masing:
a) Originalitas Gagasan = 40%
b) Kedalaman Analisis = 30%
c) Kemampuan Mengkomunikasikan Gagasan = 30%
74
BAB IX
LAMPIRAN-LAMPIRAN
75
Lampiran 1 : Contoh Halaman Sampul Proposal Skripsi/Tesis/Disertasi
2 ketukan spasi
Times New Roman, 14pt
PROPOSAL PENELITIAN
2 ketukan spasi
2 ketukan spasi
Times New Roman, 12pt
Oleh:
-------------------------
Times New Roman, 12pt
NIM:
Rata Tengah
Pembimbing/Promotor I Pembimbing/Promotor II
----------------------- --------------------------
NIP : NIP.
5 ketukan spasi
Pengaturan Kertas:
Atas : 3cm, Bawah: 3cm, Kanan: 3cm, Kiri: 4cm, Spasi: 1,5
76
Lampiran 2 : Contoh Halaman Sampul Skripsi/Tesis/Disertasi
2 ketukan spasi
Times New Roman, 14pt
SKRIPSI/TESIS/
DISERTASI
2 ketukan spasi
2 ketukan spasi
OLEH:
-------------------
Times New Roman, 12pt
NIM:
3 ketukan spasi
3 ketukan spasi
PROGRAM STUDI…………………………..
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2022
Pengaturan Kertas:
Atas : 3cm, Bawah: 3cm, Kanan: 3cm, Kiri: 4cm, Spasi: 1,5
77
Lampiran 3: Contoh Sampul Tugas Akhir yang sudah dicetak.
1. Skripsi
78
2. Tesis
79
3. Disertasi
80
Lampiran 4 : Contoh Persetujuan Pembimbing
PERSETUJUAN
Skripsi/Tesis/Disertasi berjudul:
……………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
Oleh
………………………………………
NIM……………………………….
Dapat disetujui dan disahkan untuk diujikan pada sidang Munaqasyah Skripsi/
Sidang Tesis/sidang terbuka (promosi) Doktor Guna memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)/Magister Sosial (M.Sos)/Doktor (Dr) pada prodi….
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan
Pembimbing/Promotor I Pembimbing/Promotor II
------------------------------------ -----------------------------------
NIDN: NIDN:
81
Lampiran 5 : Contoh Lembar Pengesahan (setelah sidang)
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate 20371
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi/Tesis/Disertasi yang berjudul:……………………………………….
An………………. NIM……………, Program Studi………………………………. telah diujikan dalam
sidang Munaqasyah Skripsi/Ujian Tesis/Ujian Sidang Tertutup Disertasi program
Sarjana/Magister/Doktor Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan pada tanggal …………, dan diterima sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)/Magister Sosial (M.Sos.) pada Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan.
(Khusus program Doktor) Disertasi ini telah diperbaiki dan diterima untuk
memenuhi syarat mengikuti Sidang Terbuka/Promosi Doktor pada program
studi…………………. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan.
Ketua Sekretaris
……………………. …………………….
NIDN:….. NIDN:…..
Anggota Penguji
1. …………………………………………………………….. 1. ………………………
NIDN
2. …………………………………………………………….. 2. ………………………
NIDN
3. …………………………………………………………….. 3. ………………………
NIDN
4. …………………………………………………………….. 4. ………………………
NIDN
Mengetahui
Dekan
……………………………………………………
NIDN:
82
Lampiran 6: Contoh Pernyataan Keaslian Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama : ……………………………………………………
NIM : ..… … … … … … … … … … … … … … … … . .
Program Studi : ……………………………………………………
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi : ……………………………………………………
…………………………………………………….
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi/tesis/disertasi yang saya serahkan ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasan-ringkasan
yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan skipsi/tesis/disertasi ini hasil hasil plagiasi, maka gelar dan ijazah yang
diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Materai
10000
………………………….
NIM:
83
Lampiran 7: Contoh Abstrak/Contoh Sinopsis
ABSTRAK
Nama :
NIM :
Fak/Program Studi :
Pembimbing/Promotor I :
Pembimbing/Promotor II :
Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi :
Secara umum penelitian disertasi ini bertujuan untuk menemukan komunikasi organisasi pada ormas
Islam dalam mengatasi konflik dan pencitraan di Sumatera Utara. Secara khusus untuk menemukan dan
menganalisis: bentuk koordinasi tugas-tugas ormas Islam dalam mengatasi konflik dan pencitraan di Sumatera
Utara; alur pembagian informasi ormas Islam dalam mengatasi konflik dan pencitraan di Sumatera Utara; cara
mengatasi konflik, internal dan eksternal, antardua atau tiga ormas Islam, dan antarormas Islam dengan
masyarakat Muslim di Sumatera Utara; bentuk komunikasi hubungan antarormas Islam di Sumatera Utara; dan
cara pencitraannya di Sumatera Utara.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif guna mendapatkan gambaran
(deskripsi) data secara mendalam. Data diperoleh melalui wawancara, studi dokumen, dan observasi.
Wawancara secara purposive terhadap pengurus yang ditunjuk oleh Ketua PW ormas Islam di Sumatera Utara.
Observasi nonpartisipan untuk mendapatkan data dari aktivitas di dalam dan luar kantor sejauh yang teramati.
Sedangkan studi dokumen digunakan untuk menemukan sejarah, visi-misi, struktur kepengurusan, dan program
kerja utama ketiga ormas Islam yang diteliti. Analisis data penelitian ini menggunakan versi James Spradley
dengan beberapa modifikasi. Penelitian dimulai dari catatan-catatan data hingga dituangkan dalam catatan-
catatan melalui langkah-langkah: collects, rereads, constructs, organizes, hingga process builds up untuk
mendapatkan hubungan yang logis (logical relationships).
Hasil penelitian menunjukkan, ketiga ormas Islam—Muhammadiyah, NU dan Al Washliyah—
berkoordinasi secara horizontal, vertikal, dan diagonal untuk mengatasi konflik dan pencitraan di Sumatera
Utara. Al Washliyah lebih terstruktur, sebab menyebutkan “Rapat Koordinasi” secara konkret di AD/ART,
sedangkan Muhammadiyah dan NU tidak. Melalui surat-menyurat dan pemanfaatan media cetak, elektronik,
dan online/medsos khususnya FB dan WA, informasi disebarluaskan, baik internal atau eksternal, untuk
mengatasi konflik dan pencitraan di Sumatera Utara. Namun Muhammadiyah dan NU memiliki unit tersendiri
menanganinya, sedangkan Al Washliyah tidak. Upaya mengatasi konflik internal dilakukan secara hierarkhis,
sedangkan upaya mengatasi konflik eksternal, baik antarormas Islam maupun dengan masyarakat lebih
mengedepankan kegiatan bersama dan komitmen kebersamaan dalam bidang-bidang agama, sosial, ekonomi,
dan politik. Hubungan antarorganisasi melalui kebersamaan dalam bidang agama, sosial, ekonomi, dan politik.
Pencitraan organisasi diupayakan melalui pelaksanaan program sebaik-baiknya, di samping memanfaatkan
media massa untuk kepentingan ormas maupun kepentingan media itu sendiri.
84
Lampiran 8: Contoh Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulisan disertasi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Selawat dan salam
penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang telah memberi petunjuk jalan
kebenaran.
Skripsi/Tesis/Disertasi ini berjudul “…………………………………………..”. Diajukan
sebagai tugas akhir dan sekaligus persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)/Magister Sosial (M.Sos)/Doktor (Dr) program studi……………… Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian skrisp/tesis/disertasi ini, penulis sangat menyadari banyak kendala
yang dihadapi, namun berkat kerja yang maksimal dan bantuan serta doa dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi/tesis/disertasi ini dapat juga diselesaikan. Dengan selesainya penulisan
Skripsi/Tesis/Disertasi ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus dan
mendalam pertama sekali kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda…… dan ibunda……… yang
telah membesarkan dan mendidik penulis, semoga ini menjadi amal kebaikan yang terus mengalir
pahalanya bagi mereka. Juga kepada kakak ………. dan keluarga, abang ……….. beserta
keluarga, dan adik ………beserta keluarga, yang turut membantu baik moril maupun materil.
Mudah-mudahan Allah membalaskan kebaikan mereka dengan berlipat ganda dan dimudahkan
segala urusannya.
Begitu juga kepada semua pihak, baik perorangan maupun lembaga yang ikut berjasa
dalam proses penyelesaian studi saya ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak/Ibu………………selaku Rektor yang telah menerima penulis untuk menimba ilmu
di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
2. Bapak/Ibu………………, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera
Utara Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk belajar
dan menggali ilmu sekaligus menyelesaikan pendidikan di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan
3. Bapak/Ibu…………., selaku pembimbing/promotor I yang telah banyak memberikan
kontribusi kepada penulis dalam rangka penyelesaian skripsi/tesis/disertasi ini, berupa
masukan, arahan, dan sebagainya. Mudah-mudahan segala masukan yang telah diberikan
menjadi amal dan dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan wawasan keilmuan
khususnya ilmu……………..
4. Bapak/Ibu…………, selaku pembimbing/promotor II yang telah banyak memotivasi dan
membimbing penulis dalam proses penyelesaian studi dan skripsi/tesis/disertasi ini.
Mudah-mudahan hal tersebut menjadi amal jariyah dan diberi pahala oleh Allah dengan
berlipat ganda.
5. Bapak/Ibu………………….. sebagai informan penelitian ini, yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan data dan informasi, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Mudahan-mudahan hal tersebut menjadi amal kebajikan dan diberi pahala oleh Allah
dengan berlipat ganda.
85
6. Bapak/Ibu………dan Bapak/Ibu………selaku ketua dan sekretaris Program Studi
………… Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan, yang telah
membantu dan memberikan pelayanan di Prodi, dalam proses penyelesaian studi ini.
7. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan yang telah
mencurahkan ilmunya sehingga penulis mendapat bekal dalam menyelesaikan
skripsi/tesis/disertasi ini.
8. Seluruh staf dan pegawai di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera
Utara Medan yang telah banyak membantu dan memberikan pelayanan administrasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sumatera Utara Medan.
9. Rekan-rekan seperjuangan terkhusus……………yang telah banyak memberikan motivasi
dan masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi/tesis/disertasi ini. Mudah-
mudahan Allah memberikan kemudahan terhadap segala urusan mereka di dunia ini.
10. Teristimewa (jika ada) kepada…………………… yang telah menjadi sumber motivasi
dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi/tesis/disertasi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi/tesis/disertasi ini masih terdapat kekurangan,
karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kontribusi yang konstruktif demi
kesempurnaannya.
Medan, 22 Agustus 2022
24 Muharram 1444
Pe n u l i s
…………………………..
NIM
86
Lampiran 9: Lampiran pedoman Transliterasi
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Huruf Latin
Huruf dalam abjad bahasa Indonesia ada 26 seperti dalam tabel berikut.
Huruf
Kapital Nonkapital Nama Ucapan
A A A A
B B Be Be
C C Ce Ce
D D De De
E E E E
F F Ef Ef
G G Ge Ge
H H ha Ha
I I i I
J J je Je
K K ka Ka
L L el El
M M em Em
N N en En
O O o O
P P pe Pe
Q Q qi Ki
R R er Er
S S es Es
T T te Te
U U u U
V V ve Fe
W W we We
X X eks Eks
Y Y ye Ye
Z z zet Zet
87
B. Huruf Vokal Latin
Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
Contoh Penggunaan
Huruf Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi Lusa
e* enak petak Sore
emas kena Tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi Ibu
*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik (ê) yang
dilafalkan [ə].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras.
Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank Indonesia.
Kami menonton film seri. Pertandingan itu berakhir seri [sêri].
Seret saja barang itu jika berat!
Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt].
Contoh Penggunaan
Huruf Konsonan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga mug
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra Benuaq
r raih bara putar
96
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon marxisme Max
y yakin payung alay
z zeni lazim juz
*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu. Huruf x pada
posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir diucapkan [ks].
2. Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Contoh Penggunaan
Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Ai Aikido kailan pandai
Au Audit taufik harimau
Ei Eigendom geiser survei
Oi Oikumene boikot koboi
ب Ba B be
ت Ta T Te
د Dal D de
س Sin S es
ف Fa F ef
ق Qaf Q qi
ك Kaf K ka
ل Lam L el
98
م Mim M em
ن Nun N en
و Waw W we
ە Ha H ha
ي Ya Y ye
― fatḥah a a
― Kasrah i i
و
ḍammah u u
―
2. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf,
transliterasinya berupa gabungan huruf yaitu :
Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama
―ﻯ fatḥah dan ya ai a dan i
3. Maddah
Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harkat huruf, transliterasinya berupa
huruf dan tanda, yaitu :
99
ﺎ
fatḥah dan alif atau ya ā a dan garis di atas
Contoh:
qāla : ﻗﺎﻝ
ramā : ﺮ ﻤﺎ
qīla : ﻗﻴل
4. Ta marbūtah
Transliterasi untuk ta marbūtah ada dua:
1) Ta marbūtah hidup
ta marbūtah yang hidup atau mendapat ḥarkat fatḥah, kasrah dan «ammah, transliterasinya
(t).
2) Ta marbūtah mati
Ta marbūtah yang mati mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah (h).
3) Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata yang menggunakan kata
sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūtah itu ditransliterasikan
dengan ha (h).
Contoh:
− rauḍah al-aṭfāl - rauḍatul aṭfāl: ﺮﻭﻀﺔﺍﻻﻄﻔﺎ ﻝ
− al-Madīnah al-munawwarah : ﺍﻠﻣﺩﻴﻨﻪﺍﻠﻣﻨﻭﺮﺓ
− ṭalḥah: ﻂﻠﺣﺔ
5. Syaddah (tasydid)
Syaddah atau tasydid yang pada tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda
syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda tasydid tersebut dilambangkan dengan huruf,
yaitu yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
− rabbanā : ﺮﺑﻨﺎ
− nazzalā : ﻨﺯﻝ
− al-birr : ﺍﻠﺑﺮ
− al-hajj : ﺍﻠﺣﺦ
− nu’’ima : ﻨﻌﻢ
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: ﺍﻝ, namun dalam
transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan
kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.
1) Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu
huruf (I) diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang
itu.
2) Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
100
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang
digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiah maupun
qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan
tanda sempang.
Contoh:
− ar-rajulu: ﺍﻠﺮﺠﻝ
− as-sayyidatu: ﺍﻠﺴﺪﺓ
− asy-syamsu: ﺍﻠﺸﻤﺲ
− al-qalamu: ﺍﻠﻘﻠﻢ
− al-jalalu: ﺍﻠﺠﻼﻝ
7. Hamzah
dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya
berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata,
ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
− ta′khuzūna: ﺗﺎﺨﺫﻮﻥ
− an-nau′: ﺍﻠﻨﻭﺀ
− syai’un: ﺸﻴﻰﺀ
− inna: ﺍﻥ
− umirtu: ﺍﻤﺮﺖ
− akala: ﺍﻜﻝ
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim (kata benda), maupun hurf, ditulis
terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan
dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini
penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf
tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya:
huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama
itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
− Wa mā muhammadun illā rasūl
− Syahru Ramaḍāna al-lażi unzila fihi al-Qur’ānu
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya
memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf
atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital yang tidak dipergunakan.
Contoh:
− Naṣrun minallāhi wa fatḥun qarĩb
− Lillāhi al-amru jamĩ’an
− Wallāhu bikulli syai’in ‘alim
101
Lampiran 10 : Contoh Penulisan Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Fokus Masalah.................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
F. Batasan Istilah .................................................................................. 7
G. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7
H. Sistematika Pembahasan ................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORETIS ..................................................................... 10
A. Deskripsi Teoretis ................................................................................... 10
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................. 15
C. Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................... 16
D. Hipotesis Penelitian................................................................................. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 19
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 19
B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................. 20
C. Informan Penelitian/Populasi dan Sampel Penelitian ...................... 22
D. Definisi Operasional (Kuantitatif) .................................................... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 25
F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 27
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen (Kuatitatif) ....................... 28
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 29
I. Teknik Pengujian Keabsahan Data (Kualitatif) ............................... 30
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................ 32
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 32
B. Temuan Penelitian ................................................................................... 45
C. Pembahasan Temuan Penelitian.............................................................. 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 61
A. Kesimpulan .............................................................................................. 61
B. Saran-Saran .............................................................................................. 62
C. Rekomendasi ............................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 64
DAFTAR RALAT .................................................................................................... 67
LAMPIRAN .............................................................................................................. 68
102
Lampiran 11 : Contoh Penulisan Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X1 ............................................................... 25
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X2 ............................................................... 25
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y ................................................................ 25
Tabel 4. Kriteria Penilaian Variabel X1 ................................................................................... 26
Tabel 5. Kriteria Penilaian Variabel X2 ................................................................................... 26
Tabel 5. Kriteria Penilaian Variabel Y ..................................................................................... 26
Tabel 6. Dekskripsi Data Variabel X1 ...................................................................................... 32
103
Lampiran 12 : Contoh Penulisan Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Cover Buku Kliping Gambar ................................................................................. 10
Gambar 2. Isi Buku Kliping Gambar ...................................................................................... 11
Gambar 3. Rancangan Nonequivalen Control Group Design .................................................. 12
104
Lampiran 13: Contoh Penulisan Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ............................................................................................. 10
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dari Instansi ...................................................................... 11
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian ....................................................................................... 12
Lampiran 4. Verbatim Wawancara........................................................................................... 12
105