Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG HUBUNGAN KEHIDUPAN DUNIA DAN


AKHIRAT DALAM Q.S. AL-A'LA (87): 14-19, Q.S. AL-QASHASH (28): 77 DAN Q.S.
ALI IMRAN (3): 148 DAN HADIS TENTANG HUBUNGAN KEHIDUPAN DUNIA DAN
AKHIRAT RIWAYAT MUSLIM DARI ABU HURAIRAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Materi Qur’an Hadits

Dosen Pengampu:
Abdul Fattah, M.Th.I

Kelompok 4 :
Farhan Nabil Nur Sajida 210101110082
Anika Nabila 210101110138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW. Adapun makalah ini berisikan penjelasan mengenai “Ayat-ayat
al-Qur'an Tentang tentang Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-A'la (87): 14-
19, Q.S. al-Qashash (28): 77 dan Q.S. Ali Imran (3): 148 dan Hadis tentang hubungan kehidupan
dunia dan akhirat riwayat Muslim dari Abu Hurairah”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dengan harapan dapat
menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi penulis maupun pembaca. Tidak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam memberikan arahan
dan bimbingannya, khususnya kepada ustdaz Abdul Fattah, M.Th.I selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Materi Qur’an Hadits.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari teman-teman mahasiswa sekalian yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

Malang, 19 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
A. Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-A'la (87): 14-19 ............................. 3
B. Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-Qashash (28): 77 ............................ 5
C. Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. Ali Imran (3): 148 .............................. 6
D. Hadis tentang hubungan kehidupan dunia dan akhirat riwayat Muslim dari Abu Hurairah 8
BAB III ......................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia lahir dalam keadaan suci yang sudah dilengkapi dengan potensi baik
maupun potensi buruk. Orang bisa menjadi baik atau buruk tergantung seberapa cerdas
mereka mengolah potensi yang Allah SWT. berikan dalam kelahirannya. Jika seseorang
mampu mengolah potensi baiknya, maka ia akan menjalani hidupnya dengan lurus, jalan
yang diridhai Allah SWT. Begitu pula sebaliknya, jika potensi buruk diaktifkan dalam
dirinya, maka ia akan tersesat, bertentangan dengan aturan Allah SWT. Gaya hidup
merupakan ukuran seseorang termasuk kelompok masyarakat yang taat pada aturan Allah
SWT atau sebaliknya. Orang yang menaati aturan Allah maka ia tawadu', rendah hati dan
memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam hidupnya. Ia malu terhadap sesama manusia,
terutama Allah SWT. Namun di sisi lain, seseorang yang membangkang terhadap aturan
Allah SWT akan menunjukkan sifat angkuh, angkuh dan hanya mementingkan diri
sendiri. Gaya hidup materialistis, hedonistik, konsumtif adalah beberapa contoh sikap
yang jauh dari aturan Allah SWT. Tipe orang seperti ini sudah tidak peduli lagi dengan
orang lain, apalagi Tuhan. Dalam bab ini Anda akan belajar bagaimana seharusnya orang
beriman menjalani kehidupannya untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat,
agar tidak menganut gaya hidup materialistis, hedonistik, dan konsumeris.
Dalam menghadapi kehidupan ada yang hanya bereaksi untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia tanpa memikirkan seperti apa kehidupan setelah kematian. Namun
ada juga orang yang menyikapi kehidupan di dunia ini sedemikian rupa sehingga bahagia
di dunia dan bahagia di akhirat. Orang yang menyikapi kehidupan di dunia untuk
kehidupan di akhirat sesungguhnya akan mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Namun di sisi lain, orang yang hanya mengejar kepentingan dunia justru tidak akan
bahagia dunia akhirat. Kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah berbahagia baik di
dunia maupun di akhirat. Islam mengajarkan bahwa hidup harus seimbang antara dunia
dan akhirat. Dunia harus siap menuju kehidupan yang kekal dan abadi, yaitu akhirat. Kita

1
sebagai umat Islam harus menyadari bahwa kehidupan dunia bersifat fana. Maka dunia
harus dijadikan sebagai jembatan menuju kebahagiaan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-A'la (87): 14-19 ?
2. Bagaimana Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-Qashash (28): 77 ?
3. Bagaimana Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. Ali Imran (3): 148 ?
4. Bagaimana Hadis tentang hubungan kehidupan dunia dan akhirat riwayat Muslim dari
Abu Hurairah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-A'la (87):
14-19
2. Untuk mengetahui Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-Qashash
(28): 77
3. Untuk mengetahui Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. Ali Imran (3):
148
4. Untuk mengetahui Hadis tentang hubungan kehidupan dunia dan akhirat riwayat
Muslim dari Abu Hurairah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-A'la (87): 14-19
Surat Al-A’la adalah surat yang ke 87 dalam Al-Qur’an. Juumlah ayat dalam surat
Al-a’la ini sebanyak 19 ayat. Surat ini memiliki arti Yang Paling Tinggi. Kandungan
surat ini adalah penyucian Allah, penetapan Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya
menciptakan serta memberi tuntunan dan wahyu kepada para Nabi.
Surat ini juga menjelaskan bahwa Allah SWT telah memperingatkan agar
manusia tidak celaka dan terjerumus dalam dosa, dan melainkan bersiaplah untuk
menerima kehidupan kekal di neraka sebagai balasan bagi mereka yang selalu berbuat
dosa. Namun kebahagiaan datang kepada mereka yang beriman dan mensucikan diri.
Selain itu, surat ini juga mengingatkan kita agar tidak terlena dalam kehidupan duniawi.
Sesungguhnya dunia ini hanyalah sementara, dan kehidupan yang sebenarnya adalah
kehidupan di akhirat nanti.
Dalam buku Tafsir Al-Misbah karya Prof Dr. M. Quraish Shihab, Surat Al-A’la
ini merupakan surat yang disukai dan sering dibaca oleh Rosulullah SAW. Dalam buku
Tafsir tersebut menjelaskan bahwa Surat Al-A’la ini dibaca Rosulullah pada rakaat
pertama sholat Jum’at, sholat Ied, sholat witir dan dibaca sesekali dalam rakaat pertama
sholat Maghrib. Dalam surat ini ada beberapa hal yang akan dibahas terkait tentang bab
hubungan kehidupan dunia dan akhirat pada ayat ke 14-19. Berikut ini adalah isi dan
kandungan dari Q.S. Al-A’la : 14-19 :

‫قَذْ ا َ ْفهَ َح َي ٍْ ذ َضَ ّٰكى‬


(14) “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan diri (dengan beriman),”
Yang dimaksud ayat ini adalah menyucikan dirinya dari akhlak yang rendah (kurang
baik) dan mengikuti apa yang telah diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an.

‫صهّٰى‬
َ َ‫َٔرَ َك َش اس َْى َس ِتّ ّٖ ف‬
(15) “dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia menunaikan Sholat.”

3
Dengan mendirikan sholat yang tepat pada waktunya karena mengharapkan ridha Allah
dengan mentaati perintah-Nya dan Syariat-Nya.

‫تَ ْم ذُؤْ ثِ ُش ٌَْٔ ْان َح ٍٰٕج َ انذ ُّ ٍََْا‬


(16) “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.”
Kamu (orang kafir) lebih mendahulukan kepentingan dunia daripada akhirat dan
memandangnya sebagai tujuan hidup karena menurutmu dengan mendahulukan
kepentingan dunia terdapat kemanfaatan dan kemaslahatan kehidupanmu.

ٰ ْ َٔ
‫اْل ِخ َشج ُ َخٍ ٌْش َّٔا َ ْت ٰقى‬
(17) “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”
Bahwasannya allah telah memberikan kenikmatan yang lebih baik dan lebih kekal di
akhirat daripada kesenangan di dunia. Dunia itu pasti fana dengan waktu yang singkat,
sedangkan kehidupan yang kekal dan mulia adalah kehidupan akhirat. Jika kita mengaku
menjadi orang yang beriman hendaknya senantiasa menjauhi gaya hidup yang hedonis,
konsumtif, dan materialistik. Karena orang yang berfifat seperti itu tidak hanya rugi di
dunia akan tetapi juga di akhirat. Dan Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an (Q.S.
Yunus ; 7-8) bahwasannya orang yang gaya hidupnya hedonis dan konsumtif akan
bertempat di neraka.

‫ف ْاْلُ ْٔ ٰنى‬ ُّ ‫ا ٌَِّ ْٰزَا نَ ِفى ان‬


ِ ‫ص ُح‬
(18) “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,”

ࣖ ‫ف اِت ْٰش ٍِْ َْى َٔ ُي ْٕسٰ ى‬


ِ ‫ص ُح‬
ُ
(19) “(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
Allah SWT. telah menjelaskan bahwa kehidupan orang-orang yang beriman dan orang-
orang kafir sudah dijelaskan dalam kitab terdahulu yaitu pada kitab terdahulu yaitu dalam
kitabnya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

4
B. Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. al-Qashash (28): 77
Q.S. Al-Qashash merupakan surah dalam Al-Qur’an yang ke 28, dan diturunkan
di Kota Makkah sehingga disebut dengan surah Makkiyah. Surah ini terdiri dari 88 ayat
dan diturunkan setelah surah An-Naml. Surah ini diturunkan ketika kaum muslim dalam
keadaan lemah dan masih dibelenggu dari kekejaman kaum musyrik Mekkah sebagai
kuasa yang besar, kuat dan mewah. Allah menurunkan surah Al-Qashash ini sebagai
untuk perbandingan dengan kisah hidup Nabi Musa As dengan kekejaman Raja Fir’aun
dan akibat dari kemewahan Qarun serta menjanjikan akan kemenangan Nabi Muhammad
SAW nanti.
Dalam surah ini ada ayat menarik yang akan kita bahas, yaitu pada ayat 77 yang
akan membahas tentang kehidupan dunia dan akhirat. berikut ini adalah ayat beserta arti
dari Q.S. Al-Qashash Ayat 77 :
ٰ ْ ‫َّاس‬ ّٰ َ‫َٔاتْر َ ِغ فِ ٍْ ًَا ٓ ٰا ٰذىك‬
ِ‫ّٰللاُ اِنٍَْكَ َٔ َْل ذَثْغ‬ َ ‫َصٍْثَكَ ِيٍَ انذ ُّ ٍََْا َٔا َ ْحس ٍِْ َك ًَا ٓ ا َ ْح‬
ّٰ ٍَ‫س‬ ِ َ‫س‬ َ ُْ َ ‫اْل ِخ َشج َ َٔ َْل ذ‬ َ ‫ّٰللاُ انذ‬
ٌٍَْ‫ّٰللاَ َْل ٌُ ِحةُّ ْان ًُ ْف ِس ِذ‬
ّٰ ٌَِّ ‫ض ا‬ ِ ‫سادَ فِى ْاْلَ ْس‬ َ َ‫ْانف‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Ayat ini menjelaskan bahwasannya menyuruh manusia untuk berusaha mencari


harta dengan tujuan akhiratnya, yaitu dengan berinfak, bersedekah dijalan Allah seperti
membangun masjid, panti asuhan, pondok, sekolah, dan tempat yang bermanfaat lainnya.
Allah juga berpesan bahwa manusia juga tidak boleh menghabiskan semua hartanya
untuk beramal saja, akan tetapi juga harus disisakan untuk keperluannya, seperti pangan,
sandang, kendaraan dan tempat tinggal sesuai kebutuhannya. Allah juga mengingaktkan
bahwa janganlah berlebihan-lebihan dan sombong.
Selain itu, orang mukmin juga harus memperbaiki ibadah dan berusaha taat
kepada Allah SWT dengan bersikap baik kepada hamba-hambaNya serta melaksanakan
apa yang telah diperintah Allah dan meninggalkan apa yang telah dilarang-Nya. Dengan
hal ini Allah akan semakin mencintai hamba-Nya.
5
Menurut ahli Tafsir Al Madinah Al-Minawwarah atau Markaz Ta’dzim Al-
Qur’an dibawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz selaku professor
fakultas al-Qur;an Universitas Islam Madinah, ayat ini sedikit menyinggung dengan kisah
Qorun yang telah menghambur-hamburkan hartanya. Makna surah Al-Qashash ayat 77
ini adalah :
Hai Qorun, carilah kenikmatan yang kekal di akhirat lewat sedekah di jalan yang
baik, karena sebaik-baik harta kekayaan adalah yang digunakan untuk bersedekah dijalan
allah, sebab harta yang kamu punyai itu sebenarnya milik Allah. Dan bersyukurlah kamu
kepada allah SWT atas apa yang telah kau terima dapat membuatmu selalu untuk
bersedekah. Perintah ini juga membawa larangan untuk berbuat kerusakan di bumi ini.
Karena Allah tidak menyukai hamba-Nya yang merusak bumi ini dengan bersikap
sombong dan angkuh. Allah lah yang maha mengetahui dan akan memberikan
perhitungan kepada seluruh makhluk -Nya atas apa yang telah dikerjalakan

C.Hubungan kehidupan dunia dan akhirat dalam Q.S. Ali Imran (3): 148

ٍَࣖ ٍْ ُِ ‫ّٰللاُ ٌُ ِحةُّ ْان ًُحْ ِس‬ ْٰ ‫ب‬


ّٰ َٔ ِ‫اْل ِخ َشج‬ ِ ‫اب انذ ُّ ٍََْا َٔ ُحسٍَْ ث َ َٕا‬ ّٰ ‫فَ ٰا ٰذى ُٓ ُى‬
َ َٕ َ ‫ّٰللاُ ث‬
Artinya : “Maka, Allah menganugerahi mereka balasan (di) dunia1 dan pahala yang baik
(di) akhirat. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”.2

Al-Qur'an Surat Ali Imran (3): 148 menyatakan bahwa barang siapa yang ikhlas
dan sabar serta tetap berjuang di jalan Allah, maka Allah SWT memberikan pahala di
dunia dan kebaikan di akhirat3. Oleh karena itu, orang yang beriman hendaknya
bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan. Bersabar dan bersyukur akan mampu
membentengi diri dari perilaku materialistis, hedonis, dan konsumtif. Mereka yang
memiliki iman akan selalu tulus hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Mereka percaya
bahwa tidak ada tujuan hidup kecuali keridhaan Allah.

1
Pahala dunia dapat berupa kemenangan, harta rampasan, pujian, dan lain-lain.
2
Qur’an Kemenag
3
Usup Sidik “Al-Qur’an Hadis MTS Kelas VIII” 2020, Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, Hal 99.

6
Orang yang selalu berbuat baik ikhlas dan ikhlas karena Allah SWT, maka Allah
SWT akan membalasnya di dunia dan akhirat. Anda akan memperoleh kemudahan dan
kemenangan di dunia ini, seperti memperoleh kemenangan atas orang kafir, memperoleh
harta rampasan perang, memperoleh kehormatan dan sebagainya.
Adapun di akhirat, seperti yang telah Anda ketahui, pahala atau pahala di akhirat
yang diterima seorang muslim sebanding dengan amalan muslim tersebut di dunia. Selain
itu, seorang muslim dijanjikan oleh Allah SWT. pahala minimal 10 sampai 700 kali atau
bahkan lebih sebagai imbalan atas perbuatan baik atau ibadah yang dilakukan atau
disempurnakan oleh seorang Muslim. Bagaimana Anda bisa mendapatkan ini? Untuk
mencapai pahala di akhirat yang akan Anda terima, Anda dapat melakukannya dengan
melakukan shalat, peringatan, puasa, zakat dan ibadah lainnya kepada Allah.
Tapi di mana Anda akan mendapatkan pahala Anda di dunia ini? Pahala dunia
ternyata bisa kamu dapatkan dari orang-orang di sekitarmu, seperti berbakti kepada orang
tuamu saat melahirkan, membesarkan, dan membesarkanmu sehingga kamu bisa menjadi
manusia Alch. Anda harus mencintai orang tua Anda seperti orang tua Anda mencintai
Anda ketika Anda masih kecil. Anda juga harus membuat orang tua Anda bahagia, sama
seperti orang tua Anda membuat Anda bahagia dengan pemeliharaan yang mereka miliki.
Pahala dunia bisa berupa harta atau yang lainnya. Pahala dunia untuk mencapai
kebahagiaan duniawi harus dimulai dari diri sendiri. Misalnya, Anda membantu orang tua
Anda, keluarga Anda, saudara Anda, fakir miskin atau yatim piatu, baik dengan harta
atau tenaga Anda. Mereka akan dapat melihat kebahagiaan mereka ketika menerima
hadiah atau bantuan Anda. Itu berarti Anda telah membagikan beberapa penghargaan
yang Anda miliki dengan orang-orang di sekitar Anda. Anda mengundang orang-orang di
sekitar Anda untuk berbagi kebahagiaan yang Anda rasakan.
Pahala di dunia juga bisa menjadi kesempatan untuk beribadah. Beribadah setiap
hari, seperti sholat, dzikir dan berdoa. Semua hal tersebut merupakan sarana untuk
memperoleh ridha dan rahmat Allah SWT. Hasil dari semua ibadah Anda adalah bahwa
Anda dicintai oleh Allah SWT, bahwa Anda selalu dilindungi oleh Allah dan segala dosa
Anda diampuni oleh Allah SWT.

7
D. Hadis tentang hubungan kehidupan dunia dan akhirat riwayat Muslim dari Abu
Hurairah

ً‫ص ًَح‬ْ ‫سهَّى انهٓى أصهح نً دًٌُ انَّزِي ُْ َٕ ِع‬ َ ُ‫صهَّى هللا‬
َ َٔ ِّ ٍْ َ‫عه‬ ِ َّ ‫سٕ َل‬
َ ‫ّٰللا‬ ُ ‫عٍ أ َ ِتً ُْ َشٌ َْشج قَال َكاٌَ َس‬
ْ
َ ‫أ َ ْي ِشي ٔ أصهح نً دٍَاي انرً فٍٓا َيعَا ِشً ٔأصهح نً آخشذً انرً فٍِ َٓا َيعَادِي َٔا ْجعَ ِم ْان َحٍَاج‬
)‫ َٔاجْ عَ ِم ْان ًَ ْٕخَ َسا َححً نً ِي ٍْ كُ ِّم ش ٍ َّش (سٔاِ يسهى‬،‫ِصٌَادَج ٌ ِنً فًِ ُكٍ َخ ٍْ ٍش‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: “Ya Allah,
perbaiki bagiku agamaku yang menjadi penjaga urusanku, dan perbaiki bagiku duniaku
yang di dalamnya ada penghidupanku, dan perbaiki bagiku akhiratku yang kesana tempat
kembaliku, dan jadikanlah hidup ini selalu menambah kebaikan bagiku, dan jadikanlah
kematian sebagai kebebasanku dari kejahatan” (HR.Muslim).

Allah SWT adalah tempat meminta dan tempat bersandar. Tempat meratapi semua
masalah. Tempat mencurahkan kegelisahan dan ketakutan setiap hamba. Dalam situasi
seperti itu, berdoalah kepada-Nya. Allah SWT telah menunjukkan dalam QS. Ghafir
(40):60 sebagai berikut:

ࣖ ٌٍَْ‫َٔقَا َل َستُّ ُك ُى ادْ ُع ْٕ َِ ًْٓ اَ ْسرَ ِجةْ نَ ُك ْى ا ٌَِّ انَّ ِزٌٍَْ ٌَ ْسرَ ْك ِث ُش ٌَْٔ َع ٍْ ِعثَادَ ِذ ًْ َسٍَذْ ُخهُ ٌَْٕ َج ََُّٓ َى دَ ِاخ ِش‬
Artinya : “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan
bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina
dina.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya.
Dan Allah mengutuk orang yang sombong karena mereka tidak mau berdoa kepada-Nya.
Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah mengisyaratkan lima hal
penting yang harus menjadi permintaan kepada Allah dalam doa kita.4
1. “Ya Allah, perbaiki bagiku agamaku yang menjadi penjaga urusanku”.
Ini menunjukkan betapa pentingnya menaati agama Allah. Ketika agama seseorang
rusak, maka hidupnya juga rusak, baik di dunia maupun di akhirat. Maka jika

4
Ibid,. Hal. 112-114.

8
agamanya baik, maka hidupnya di dunia dan di akhirat juga akan baik. Sangat penting
untuk berpegang teguh pada agama.
Dalam QS. Ali Imran (3):85 Allah berfirman:
ٰ ْ ‫اْلس ََْل ِو ِدًٌُْا فَهَ ٍْ ٌُّ ْقثَ َم ِي ُّْ ُ َُْٔ َٕ فِى‬
ٍَ ٌْ ‫اْل ِخ َشجِ ِيٍَ ْان ٰخس ِِش‬ ِ ْ ‫غٍ َْش‬
َ ‫َٔ َي ٍْ ٌَّ ْثر َ ِغ‬
Artinya : “Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak
akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.
Oleh karena itu, sudah selayaknya kita meminta agar selalu mendapat pertolongan
Allah untuk memperbaiki agama. Semakin baik agama kita, semakin baik pula
kehidupan di dunia ini. Kita akan selalu menjalani kehidupan dunia sesuai dengan
perintah Allah, namun semakin lemah agama kita, semakin jauh kita menyimpang
dari ketaatan kepada Allah.
Untuk memperbaiki agama adalah mengikuti Al-Qur'an dan Hadits. Keduanya
merupakan pedoman hidup untuk keselamatan dunia dan akhirat. Rasulullah Saw.
bersabda dalam hadis riwayat Muslim:

ُ ‫سَُّحَ َس‬
ِّ ‫س ْٕ ِن‬ ُ َٔ ‫ّٰللا‬
ِ ّ ‫اب‬ َّ ًَ َ ‫ضهُّ ْٕا َيا ذ‬
َ َ ‫ ِكر‬: ‫س ْكر ُ ْى ِت ِٓ ًَا‬ ِ َ ‫ذ َ َش ْكدُ فِ ٍْ ُك ْى أ َ ْي َشٌ ٍِْ نَ ٍْ ذ‬
Artinya: “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat
selama berpegang dengannya, yaitu Kitabullah (Al-Qur‟an ) dan sunnah
Rasulullas Saw.”
2. “Ya Allah perbaiki bagiku duniaku yang di dalamnya ada penghidupanku”.
Ini menyiratkan bahwa kita boleh meminta kepada Allah agar urusan dunia ini baik.
Mintalah makanan yang halal, cukup, dan bermanfaat. Meminta keluarga Sakinah,
Mawadda, Warahmah. Mintalah agar kebutuhan dunia, sandang, papan serta pangan
dan pekerjaan, dekat dengan Allah SWT. Mintalah ilmu yang bermanfaat untuk
menuju akhirat. Sehingga dunia menjadi tenang dan damai penuh kepuasan.
Dalam QS. An-Nahl (16): 97 Allah berfirman:

‫س ٍِ َيا‬ َ ً ‫صا ِن ًحا ِ ّي ٍْ رَ َك ٍش ا َ ْٔ ا ُ َْ ٰثى َُْٔ َٕ ُيؤْ ِي ٌٍ فَهَُُحْ ٍٍََُِّّٗ َح ٍٰٕج‬


َ ‫طٍِّثَحً َٔنََُج ِْضٌََُّ ُٓ ْى اَج َْش ُْ ْى ِتا َ ْح‬ َ ‫ع ًِ َم‬ َ ٍْ ‫َي‬
ٌَْٕ ُ ‫َكاَُ ْٕا ٌَعْ ًَه‬
Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya

9
kehidupan yang baik421) dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih
baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan”.
Tujuan hidup seorang muslim adalah akhirat. Surga adalah puncak cita-cita seorang
muslim. Maka seorang muslim berpendirian “Padahal kehidupan Akhirat itu lebih
baik dan lebih kekal” QS. Al-A‟la (87):17. Dan mereka yakin bahwa cinta dunia
hanya akan membawa bencana.
3. “Ya Allah perbaiki bagiku akhiratku yang kesana tempat kembaliku.”
Ini adalah permohonan kepada Allah agar selalu bisa beramal sampai ajal menjemput.
Apapun yang kita miliki, mintalah kepada Allah untuk membimbing kita menuju
kebahagiaan akhirat.
4. “Ya Allah jadikanlah hidup ini selalu menambah kebaikan bagiku.”
Ini adalah permohonan agar umur yang Allah berikan bisa digunakan untuk selalu
berbuat baik. Dapat beribadah kepada Allah baik secara langsung melalui shalat,
puasa dan haji maupun melalui sesama manusia dengan infak dan sedekah.
5. “Ya Allah jadikanlah matiku sebagai kebebasanku dari kejahatan”
Terkandung dalam doa ini adalah harapan bahwa ketika kematian datang, Tuhan akan
membebaskan dan mengampuni kejahatan, kesalahan dan kesalahan selama hidup di
dunia. Dengan datangnya kematian seseorang dapat benar-benar kembali kepada
Allah dengan husnul khatimah. Dan dengan kematian sebagai akhir dari perilaku
yang tidak sesuai dengan perintah Allah.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Surat Al-A’la adalah surat yang ke 87 dalam Al-Qur’an. Juumlah ayat dalam surat
Al-a’la ini sebanyak 19 ayat. Surat ini memiliki arti Yang Paling Tinggi. Kandungan
surat ini adalah penyucian Allah, penetapan Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya
menciptakan serta memberi tuntunan dan wahyu kepada para Nabi.
Q.S. Al-Qashash merupakan surah dalam Al-Qur’an yang ke 28, dan diturunkan
di Kota Makkah sehingga disebut dengan surah Makkiyah. Surah ini terdiri dari 88 ayat
dan diturunkan setelah surah An-Naml. Surah ini diturunkan ketika kaum muslim dalam
keadaan lemah dan masih dibelenggu dari kekejaman kaum musyrik Mekkah sebagai
kuasa yang besar, kuat dan mewah. Allah menurunkan surah Al-Qashash ini sebagai
untuk perbandingan dengan kisah hidup Nabi Musa As dengan kekejaman Raja Fir’aun
dan akibat dari kemewahan Qarun serta menjanjikan akan kemenangan Nabi Muhammad
SAW nanti.
Al-Qur'an Surat Ali Imran (3): 148 menyatakan bahwa barang siapa yang ikhlas
dan sabar serta tetap berjuang di jalan Allah, maka Allah SWT memberikan pahala di
dunia dan kebaikan di akhirat. Oleh karena itu, orang yang beriman hendaknya bersyukur
dan bersabar dalam setiap keadaan. Bersabar dan bersyukur akan mampu membentengi
diri dari perilaku materialistis, hedonis, dan konsumtif. Mereka yang memiliki iman akan
selalu tulus hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Mereka percaya bahwa tidak ada tujuan
hidup kecuali keridhaan Allah.
Allah SWT adalah tempat meminta dan tempat bersandar. Tempat meratapi
semua masalah. Tempat mencurahkan kegelisahan dan ketakutan setiap hamba. Dalam
situasi seperti itu, berdoalah kepada-Nya.

11
DAFTAR PUSTAKA

H. Aminudin, H. S. (2019). Al-Qur'an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: PT


Bumi Aksara.
Qur’an Kemenag https://quran.kemenag.go.id/
Sidik, U. (2020). Al-Qur'an Hadis MTS Kelas VIII. Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah.
https://www.google.co.id/books/edition/Al_Qur_an_Hadis_Madrasah_Tsanawiyah_Kela/boNDE
AAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=al+a%27la+ayat+14&pg=PA67&printse
c=frontcover
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-ala-ayat-14-
19.html#:~:text=Sesungguhnya%20beruntunglah%20orang%20yang%20
membersihkan%20diri%20%28dengan%20beriman%29%2C,kehidupan%
20akhirat%20adalah%20lebih%20baik%20dan%20lebih%20kekal
https://tafsirweb.com/7127-surat-al-qashash-ayat-77.html

12

Anda mungkin juga menyukai