Anda di halaman 1dari 8

SEKILAS

KEHIDUPAN
Episode Tanah
Runtah
Apa Kata Murid Kami

PRODUCER PROGRAM EDITOR


ANNISA AYU KAMILA DIRECTOR FATIHA DWIKA

VEDA RAI ADHYAKSA BAGASKARA

Program dokumenter televisi


yang mengangkat tentang
kehidupan sosok yang LATAR
menginspirasi. Mengenai
perjuangan hidup seseorang
BELAKANG
yang harus bekerja keras dan
pantang menyerah demi
PROGRAM
bertahan hidup

Program yang berjudul "Sekilas


Kehidupan" penuh informasi dan
memiliki pesan moral di
dalamnya. Dikemas dengan tipe
dokumenter expository, akan
lebih mudah dipahami oleh
audiens.
OBJEK & SPESIFIKASI KARYA

JUDUL JENIS FORMAT JENIS


PROGRAM PROGRAM PROGRAM PRODUKSI

SEKILAS INFORMASI DOKUMENTER TAPPING


KEHIDUPAN
TARGET
Masyarakat perkotaan dan
pedesaan dengan usia 18 – 50
AUDIENCE
tahun dengan SES A – C dan
tertarik pada program informasi
yang menginspirasi berdasarkan
fakta mengenai sosok yang
dapat menginspirasi
WAKTU TAYANG

DURASI HARI TAYANG JAM TAYANG


30 MENIT SABTU 15.30 - 16.00
Program acara televisi
IDE DASAR dokumenter yang mengangkat
PROGRAM kisah nyata mengenai perjuangan
hidup seseorang yang harus
bekerja keras dan pantang
menyerah.

SINOPSIS EPISODE
"TANAH RUNTAH"
Bantar Gebang terkenal dengan gunung sampahnya yang sangat luas, disanalah tempat
pengolahan sampah terbesar di Indonesia, Tempat ini disebut juga TPST (Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu) Bantar Gebang. Mayoritas profesi disana adalah
pemulung, yang dimana pemulung tersebut sebagain besar merupakan pendatang dari
Indramayu, Jawa Barat. Para pemulung ini menjadikan TPST Bantar Gebang sebagai
tempat mencari nafkah. Kehidupan disana bisa dibilang jauh dari kata layak. Para
pemulung disana menyewa rumah kecil yang terbuat dari kayu atau kardus tanpa lantai.
Belum lagi pekerjaan mereka sangat berbahaya dikarenakan di TPST Bantar Gebang
tidak hanya ada pemulung, melainkan pekerja resmi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang menggunakan traktor dan alat berat lainnya. Tidak sedikit pemulung yang sudah
menjadi korban akibat terlindas traktor, tertimpa kayu, terlindas alat berat lainnya,
Namun para pemulung disana masih tetap gigih memulung disana untuk mencari nafkah
demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dari keluarga mereka.

Anda mungkin juga menyukai