Anda di halaman 1dari 288

INUS

TEKNIK PRODUK
PROGRAM TELEVISI
Sudah saatnya lahir produser, broadcaster, clan pencipta program televisi,
yang sungguh memahami arti profesinya bagi pengembangan bangsa yang
memiliki integritas. Buku inl sangat bermanfaat untuk itu.

44
FRED WIBOWO
irkMIK mom IKSi
-
K-1111111 UM .116 M.0 vire ma r

PROGRAMitiBIESI

1
TEKNIK PRODUKSI
PROGRAM TEILEVISI

FRED W1BOWO

PINUS BOOK PUBLISHER


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tabun 2002 tentang Hak Cipta

Lingkup flak Cipta


Pasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusil bagi Pencipta atau Pemegang Hak
Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul
secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan
Pidana Pasal 72:
1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, rnemamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima rat-us juta rupiah).

2
TEKNIK PRODUKSI PROGRAM TELEVISI
copy rights Fred Wibowo

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau isi seluruh buku ini tanpa izin tertulis dan
penerbit.

Lay outer: Ivanndut


Pemeriksa Aksara: Kenon BB
Editor : Artika Maya
Proofreader: Umar Tj's dan Fajar AF
Desain sampul: Alfikri

Cetakan I, Juli 2007

PINUS BOOK PUBLISHER


A Tegal Melati No. 118 C (Belakang Monjali) Yogyakarta
Telp. (0274) 867646 (Bag. Redaksi), (0274) 867151 (Bag. Marketing)
Fax : (0274) 869506
Email : rumahpinusayahoo.com

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan


PINUS BOOK PUBLISHER
Teknik Produksi Program Televisi / Fred Wibowo
Cetakan I- Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHER

140 X 210 mm

1. Komunikasi III. Wibowo, Fred


II. judul
Souvenir buat para sahabat
dan anak-istri tereinta

Semua tiran mengetahui hiburan adalah alai untuk meredam


ketidakpuasan. Namun tak pernah diduga bahwa akan terjadi situasi
di mana masyarakat tak peduli pada apa pun yang tidak menghibur.

Neil Postman

5
DE...Fri-EVEN P E 4-ERANG AN
41,ir.:CNESIA

lentn itionn
IAA b..1 GI I I L.0 IAA 11.4r,4111

PADA suatu kesempatan menyusuri desa-desa di Sumatra Barat,


saga tercengang melihat deretan antena parabola yang menghiasi
setiap rurnah, termasuk rumah-rumah yang sederhana.
Pernandangan serupa niscaya akan kita ternui di hampir setiap
penjuru nusantara.
Fenomena seperti itu merupakan cermin yang menunjukkan
betapa rakyat kita amat mendambakan hiburan dan informasi
yang tersaji melalui perangkat teknologi komunikasi mutakhir.
Oleh karena itu, suatu. buku berbahasa Indonesia yang dapat
clijadikan tuntunan dalam memproduksi siaran televisi sungguh
merupakan kebutuhan yang vital dan aktual.
Terlebih-lebih lagi pendekatan yang dilakukan penulis
berupa pendekatan kultural sehingga buku ini dapat secara
kern prehensif m er,cakup akna kor yaitu (1) dear,
(2) correct, (3) complete, (4) concrete, (5) consistent, (6)
continuous, dan (7) courteous.
Karena penulis menggelar pengetahuaruaya berdasarkan
pengalaman di bidang budaya audio visual, tidak perlu
ciiragukart lagi bahwa buku ini akan arnat berguna bagi para
pembacanya, baik yang awam maupun profesional. Terutama
bagi mereka yang meyakini bahwa informasi dan hiburan

7
bukanlah barang dagangan semata-mata, melainkan komoditas
kultural yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kepentingan masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.

DirektuJenderal
Radio - Televisi Film

Ir. Dewabrata

8
Kata Pengantar

ALASAN ketika memutuskan untuk menulis buku ini adaiah


karena kelangkaan buku-buku referensi pertelevisian berbahasa
Indonesia, terutama yang berisi pemikiran tentang bagaimarta
menciptakan program televisi yang serius. 13agi kebanyakan
orang, program televisi merupakan hiburan semata-mata.
Namun, sebagai hiburan, program televisi tetap dapat diciptakan
dengan mutu tinggi selaingga menjadi hiburan yang bermanfaat
bagi penonton tidak sekedar sebagai promosi dan iklan gaga
hidup yang rnengernbangkan sikap hidup kons-urntif.
Gagasan penulisan buku ini timbul karena beberapa hal,
antara lain, untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Fisipol j-
urusan Komunikasi dan institut-institut yang memiliki
jurusan komunikasi, kebutuhan banyak produser, broadcaster
yang bekerja di bidang televisi, juga karena adanya
pandanganpandangan praktis berdasarkan pengalaman
mengenai halhal yang menyangkut proses penciptaan
program televisi. Karena pengalaman tersebut saya hadapi
sendiri, buku ini pun memfokuskan perhatian pada gagasan
dan wawasan yang terus dapat dikembangkan, dilengkapi,
dan disempumakan dengan acuan pengalaman pribadi atau
dari gagasan-gagasan yang lain.

9
Umumnya buku tentang produksi program televisi lebih
menyoroti hal-hal teknis. Misalnya, bagaimana kerja kamera,
teknik, prinsip-prinsip menjalankan kamera, tata cahaya, dan
teknik penanganan tata suara (sound). Jarang ditemui buku-
buku tentang produksi program televisi yang mengetengahkan
pemikiran dan pengembangan gagasan-gagasan mengenai
bagaimana menciptakan suatu program televisi yang bermutu.
Apa yang saya coba tuliskan dalam buku ini merupakan pe-
mikiran dan pengembangan gagasan dalam menciptakan pro-
gram televisi. Oleh karena itu, hal-hal yang bersifat teknis (se-
perti penanganan peralatan) tidak diuraikan secara mendalam
dalam buku ini.
Saya berharap buku ini dapat bermanfaat, terutama bagi
calon produser, penulis, sutradara televisi, dan mahasiswa
Jurusan Komunikasi atau Media Massa. Buku ini juga dapat
digunakan oleh siapa pun yang merasa peduli dan ingin
mengetahui seluk-beluk program televisi dan bagaimana
mengembangkan gagasan-gagasan sehingga dapat menciptakan
sebuah program televisi yang bermutu.
Buku ini saya susun berdasarkan tulisan-tu1isan yang pemah
dimuat di media massa, materi kuliah, dan gagasangagasan
dari pengalaman memproduksi program televisi serta video di
Studio Audio Visual Puskat Sinduharjo Yogyakarta. Secara
khusus saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Pater Dr.
Ruedi Hofmann. SJ, guru dan sahabat saya yang gagasan-
gagasannya banyak mendorong perkembartgan proses pemikiran
kritis serta kreatif saya. Kepada beliau kepada Studio Audio
Visual Puskat buku ini saya persembahkan. Terima kasih yang
tidak terhingga untuk Ida, istri saya, dan Sandra, putri saya yang
selalu memberi dorongan semangat dan membantu penulisan
buku ini. Terima kasih juga kepada Dra. K. Riyatiningrum dan
Ari Irianti yang dengan tekun dan dedikasi tinggi membantu
merampungkan buku ini.

10
Akhir kata, kekurangan-kekurangan tidak mustahil untuk
terjadi. Oleh karena itu, saya menerima kritik dart saran untuk
kesempurnaan buku int Atas perhatian terhadap buku ini saya
ucapkan terima kasih

Yogyakarta, 29 Mei 1997

Fred Wibowo

11
Katy Pengantar
Cetakan Kedua

AT AS desakan beberapa kolega dan lakta masih iangkanya


buku-buku pertelevisian, buku saga berjudul Vasar-Dasar Prod
vizi Program Televtsi dicetak ulang dan d iterbitkan. kembali.
Says berterirna kasih kepada Grasindo yang telah mengijinkan
buku tersebu: untuk clicetak Wang. Says jug borterima ketsih kepada
Penerbit Pinus yang ra&-nerbitkan kembail buku
Terdapat beberapa perubehan pada isi dan materi dad buku
ini. Hat ini dilakukan rnenurut perkembangan teknik dart
program pertelevisian. Oleh karena itu, isi dan materi buku ini
bubeda dengan ceiak,al t perku I Id. MeSkip= pernikiran dasar, orientami.
idiologi, dan gagasan yang relevant masih te4-,ap dipakai sebagai
landasan kreatifitas penciptaan program dalam buku ini.
Program tplovisi (Pm-term* rnertarfipilkan hiburan oleh
pengaruh program televisi negara barat yang sangat
kapitalistik. lvleskipun gnasan clan pemikiran dalam buku
ini berkaitan dengan hiburart atau eritertairment, &lam
pengernbangan gagasan selalu dikernukakan sikap kritis
agar para pencipta program sejak awal menyadari kemungkinar.
timbulnya pengaruh negatif dari program ciptaannya.
lahir dan entitas ekortorni, naman isi prograrruiya
berada di wiiayah ranah publik. Oleh karena jai., program
televisi tidak boleh semata-mata naengikuti kecenderungan sifat
yang hanya mementingkan bisnis dan keuntungan finansial.
Kepentingan publik hams selalu diperhatikan. Itulah sebabnya
dalam buku ini banyak program entertainment akan diuraikan
teknis penciptaan dan penyajiannya, tetapi selalu diilcuti dengan
peringatan-peringatan kritis, kernungkinan-kentungkinan
negatif akibat pengaruh program hiburan tersebut.
Di awal buku ini saya kutipkan ucapan seorang pemikir kritis
terhadap program televisi, Neil Postman, yang menyatakan: "...
semua tiran mengetahui bahwa hiburan adalah alat untuk meredam
ketidak puasan. Narnun tak pernah diduga bahwa a/can terjadi
situasi ketika masyarakat tak peduli pada apapun yang tidak men
ghibur. Peringatan dari Postman ini dilanjutkan dengan peringatan
keras lainnya yang menyatakan: " ketika suatu masyarakat
hanya disibukkan dengan hal-hal yang remeh-temeh, saat
kehidupan kultural didefinisikan kembali hanya sebagai arus
hiburan tanpa henti, bila wacana serius publik seperti agama telah
dianggap seperti ocehan bayi dan acara televisi menjadi substansi dari
kehidupan, maka sebuah negara akan tiba di tepi jurang kematian
kebudayaannya. Peringatan keras ini hendaknya selalu diingat oleh
para produser dan pencipta program televisi, tak terkecuali
pemililc.nya. Sebab, di tangannya masa depan generasi muda dan
kehidupan berbangsa yang balk ditentukan.
Semoga buku ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan
referensi yang berguna bagi para produser dan pencipta program.

Jogjakarta, 27 April 2007


Penulis,

Fred Wibowo

13
rinn-ar Id1146111.

Kata ,Sambutan 7
Kata Pengantar ................................................................ 9
Kata Pengantar Cetakan Kedua ........................................ 12
Daftar Isi ......................................................................... 15
Pendahuluan ................................................................... 17

11 All 1

Produksi Program Televisi ............................................... 23


Bab 2
Program Seni Budaya dan Hiburan Pop ............................ 53
Bab 3
Program Talk C1, ,..r Al Teievisi ........................................ 67
Bab 4
Jurnalistik Televisi ........................................................... 88
Bab 5
Reporter ........................................................................ 113
YID _ 1_ /
DEW/

Piartyiar elan Ranyaji -------------------------------------------------------- 121


Bab 7
Program Berita ............................................................... 132

15
Bab 8
Program Dokumenter ........................................................................ 145
Bab 9
Program Feature ................................................................................. 186
Bab 10
Program Magazine .............................................................................. 196
Bab 11
Program Spot....................................................................................... 203
Bab 12
Program Doku-Drama ....................................................................... 216
Bab 13
Program Sinetron ................................................................................ 225
Bab 14
Penulisan Naskah Sinetron .............................................................. 236
Bab 15
Aktor dan Bintang Televisi .............................................................. 273

Siaran Kata ........................................................................................... 282


Dafta r Pusta ka ................................................................................. 284
Biografi Singkat ................................................................................... 286
Indeks ................................................................................................... 288

16
ELI t -ti vnin Equal uitAICII

Iii TELEVISI sebagai bagian dari

kebudayaan audio visual

merupakan medium paling berpengaruh dalarn rnembentuk sikap


dan kepribadian masyarakat secara ivas. Hal ini disebabkan
em+.1-if rl r-toreai-n .c7n rcnrlrcrr,hancran iarir0a-n cvvri ci vanes

menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang


dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh di
masyarakat. Apalagi sebetulnya yang esensial dari kultur ini pada
h.akikatnya suclah ciikenal sejak lama, sebelurn kebudayaan
tulis atau cetak menggesernya tinsur esensial dari kebudayaan.
televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus
dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi,
pengajaran, ilmu, dan hiburan. Sebeluni kebudayaan cetak dan
tulis bcrkcmbang, orang sudah menggunakan bahasa verbal
dan visual, misaLnya wayang pengajaran dengan rneng-
gunakan tembang, dan orang tua mendongeng kepada anak-
nya yang merupakan masa kebudayaan audio visual lama.
Seorang ahli mengatakan sebagai kebudayaan lisan pertaina.
Itulah sebabnya jaman audio visual dertgan media elektronik
disehUt lothudayaren lisan loytua.
Keunggulan kebudayaan lisan, baik pertarna maupun
kedua dibandingkan dengan kebudayaan tulis. Kebudayaan

17
lisan rnengernbangkan memori manusia. Sajian dalam bahasa
audiovisual lebih gampang diingat daripada apa yang ditulis dan
dibaca. Seorang cucu akan mudah sekali mengingat dongeng-
dongeng neneknya sebab mendengar dan rnelihat bagaimana
neneknya menghidupkan cerita. Dongeng yang biasanya tidak
terlalu panjang ini memberi kesan mendalam kepada anak.
Sementara itu, kebudayaan tulis sangat utal masuk dalam
persepsi pembacanya. Oleh karena itu, pembaca buku sering
cukup susah menangkap esensi dan sajian dengan buku.
Biasanya karena unsur merangsang kesan kurang, isi buku
sangat mudah dilupakan, kecuali buku itu dibaca berulang-ulang.
Sebagian besar prinsip yang digunakan dalam kebudayaan
lisan pertama masih digunakan dalam kebudayaan lisan kedua.
Namun, pengaruhnya menjadi lebih dahsyat karena penggunaan
medium elektronik sebagai ekstensi (perpanjangan) dari media
pribadi yang digunakan dalam kebudayaan lisan kedua.
Penggunaan medium elektronik ini memiliki kemampuan
memperkeras, memperluas, dan mempertajam materi yang di-
paparkan. Daya jangkaunya menjadi berlipat Banda ketika
digunakan satelit. Kemungkinan penggunaan trik dan keajaiban
medium elektronik, membangkitkan daya tarik yang luar biasa,
sehingga realitas terkadang kalah rneyakinkan dibandingkan
dengan kenyataan pura-pura yang tampil dalam medium audio
visual elektronik yang bemama televisi itu.
Kendati kebudayaan televisi disebut kebudayaan lisan
kedua, namun tetap terdapat perbedaan yang hakiki dengan
kebudayaan lisan pertama. Interaksi dalam kebudayaan Iisan
pertama sulit dimanipulasikan, sebab komunikasi berlangsung
secara tatap muka. Sementara dalam kebudayaan lisan kedua
interaksi sangat mungkin dimanipulasi dengan kemungkinan-
kemungkinan teknis dan trik yang sempurna. Karakter lain
yang merupakan keunggulan televisi adalah televisi mampu

18
memberi penekanan secara efektif terhadap pesan atau
maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau
memberi pemusatan pandangan. Da-tarn kebudayaan lisan
pertama semua objek terpapar see... total. Hanya otoritas sang
pembicara atau hebatnya cerita yang dapat diandalkan untuk
menekankan pesan. Televisi memberi banyak kemungkinan
ilustrasi visual, kaya akan tata gerak, tata wama, dan berbagai
bunyi suara. Hal ini tidak dimiliki oleh sajian atraksi dalam
kebudayaan lisan pertama. Apa yang berada di hadapan
penonton itulah seluruh sajian.
Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar
biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan
karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh
televisi. Manusia yang sudah terbiasa dengan televisi berarti
manusia yang memiliki ekstensi (perpanjangan) dari mata dan
telinganya. Sebagaimana manusia yang memiliki perpanjangan
kakinya, yaitu roda (ketika dia mengendarai motor atau mobil),
is menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih terburu. Demikian
juga manusia yang memiliki perpanjangan mata dan telinganya
secara psiki5 juga berubah. la ingin mendengar dan melihat
lebih luas, lebih banyak variasi dan lebih cepat. Maka, program
televisi juga menyesuaikan dengan karakter penonton.
Sayangnya tidak semua orang insyaf karakter spesifik dari
medium kebudayaan lisan kc-dua. Bisnislah yang sera
rrtenangkap karakter spesifik itu. Oleh karena itu, dibuat program
khusus dengan menggunakan sepenuhnya prinsip-prinsip spesifik
dari televisi untuk mempromosikan barang-barang produksinya,
itulah iklan televisi. Iklart televisi sangat pendek, cepat, bervariasi,
dan diulang-ulang. Iklart televisi sering lebil raudah dihafal oleh
anak-anak sekolah daripada pelajaran sekolah. Klip musik dan
banyak program serial menggunakan cara sajian yang sangat
disesuaikan dengan karakter televisi.

19
Bagi masyarakat umum, program televisi bukan sesuat-u
yang asing. Namur, bagaimana program itu dipersiapkan dan
kemudian diproduksi belum banyak yang mernahami. Sementara
itu, buku-buku mengenai cara memproduksi program televisi
berbahasa Indonesia sangat terbatas. Kebanyakan buku yang ada
cenderung menyajikan pengetahuan yang agak teknis. Padahal,
dibutuhkan pula referensi berupa konsep dan gagasan untuk
memberi insight terhadap permasalahan-permasalahan yang
bersangkut-paut dengan penciptaan program televisi.
Televisi sebagai produk kebudayaan lisan kedua
merupakan perpanjangan dari mata dan telinga manusia.
Perpanjartgan ini secara psikis melahirkan tuntutan kepada
para pencipta program televisi. Tuntutan ini bagi para pencipta
program televisi merupakan tantangan. Tidak cukup tantangan
itu dihadapi dengan bekal apa adanya. Diperlukan banyak
konsep dan gagasan untuk mengembangkan daya kritis dan
kreatif rnenghadapi tantangan itu.
Konsep dan gagasan tentang program televisi disusun dalam
buku ini sebagai referensi bagi para pencipta program televisi
(program maker) dalam pekerjaannya. Konsep tersebut disusun
pada tiap-tiap program dengan mengemukakan pengertian dasar
atas program-program itu, kemudian pengembangan
gagasannya. Dalam pengertian dasar bukan definisi-definisi yang
dikenaukakan, melainkan pemahaman-pemahaman atas segala
macam aspek yang bersangkut-paut dengan program. Kemudian
alternatif dan kemungkinan yang dapat dikembangkan dari
program itu diuraikan dalam pengembangan gagasan.
Dari pemahaman umum mengenai program televisi,
gagasan dikembangkan ke dalam program-program khusus.
Pemaparan gagasan diuraikan dalam corak esei untuk meng-
hindari tinjauan yang sifatnya teknis semata-mata. Diandaikan
tinjauan teknik mengenai peralatan seperti-kamera, mixer, dan

20
acuan yang tersedia, jika tidak clitindaklaniufi dengan sikap
kreatif tetap saja tidak akan terjadi sesuatu. Kebanyakan pencipta
program puas kalau sudah dapat menghasilkan suatu program.
Namur, pencipta program sejati berarti seorang seniman bare
puas kalau dapat menciptakan program bare yang bermanfaat
bagi masyarakat.

22
1-1
Bab
irive4 Ire"; Dr"' ririrs, Irv% '17;311 Aril;

M RLAA LiintaL I I v451 al l t

A. Pengertian Dasar
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang
produser profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus
yang mr.mcsrliikrt p=rnileirart mGr,rlalam yaitu rnateri praduksi,
sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi
pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.
Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang
produser professional, berarti mengembangkan gagasan bagai-
maria inateri produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi
suatu Raiiart yang bernilai_, rlan memiliki makna. Ana yang disebut
nilai itu akan tampil apabila sebuah produksi acara bertolak
dari suatu visi. Dengan kata- lain, produksi .yang bernilai atau
berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang
memiliki visi. Adakah produser yang tidak
visi? Tetatu saja setiap produser atau pertgar wig _men-
visi. Masalahnya, apakah visi itu tumbuh dari suatu acuan
mendalarn yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi, dan
pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk
menampilkan materi produksi. Atau, visi itu sekadar mengikuti
ants yang sedang mengalir. Yang kedua juga boleh disebut visi,
nArni memiliki yang kuat.
atau mengikuti arus boleh disebut tanpa visi.

23
Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang
menghadapi materi produksi akan membuat seleksi. Dalam
seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis
rnenentukan materi mana yang diperlukan dan mana yang
tidak. Kemudian akan lahir ide atau gagasan. Dilengkapi dengan
materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta
konsep berupa naskah untuk produksi. Naskah ini merupakan
bahan dasar yang perlu dipikirkan oleh seorang produser ketika
ia akan mulai berproduksi.
VHasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya.
Sikap inilah kekhasan dan keunikan dari produksi
Produksi yang tidak memiliki kekhasan atau keunikan
berarti produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja.
Tidak memukau dan memesona. Tidak mampu stop the eyes
and the'ears. 1. Materi Produksi
Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa
saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan
manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi
yang bermutu. Seorang produser profesional dengan cepat
mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya
akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang
produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti
musik, lagu atau lukisan, gagasannya mulai tergerak. Bahan
yang berada di hadapannya akan merangsang kepekaan
kreatifnya. Kemudian dengan segera ia melihat apakah musik,
lagu, atau lukisan itu dapat dicipta menjadi suatu program
musik atau program bunga rarnpai (feature) yang menarik.
Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi ini,
dimungkinkan oleh pengalaman, pendidikan, dan sikap kritis.
Selain itu, visi akan banyak menentukan kesanggupannya
menjadikan materi produksi itu berkualitas. Visi sangat menen-
tukan pilihan materi produksi. Seorang produser yang tidak

24
merniliki visi akan memilih materi produksi sembarangan saja.
Namun, seorang produser yang bervisi akan rnemilih materi
produksi sangat selektif dan kritis. la sungguh-sungguh memilih
mater i yang bermutu dan bernilafsebab hanya materi yang
bagus yang dapat diolah menjadi suatu produksi yang berbobot.
Suatu kejadian yang istimewa biasanya menipakan materi
produksi yang balk untuk program-program dokumenter atau
sinetron. Tentu saja kejadian itu masih hams dilengkapi dengan
latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu --untuk
menjadikan program itu sebuah program yang utuh. Untuk RU,
masih diperlukan riset yang lebal rnendalam agar serraua
data yang horcangicut-paut dengan rnateri prndoksi long:kap.
Semakin lengkap data yang diperoleh serriakin mudah diolah
menjadi program yang balk.
Dari basil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang
kemudian akan diubati menjadi tema untuk program dokUmerLter
atau sinetron (filrn LC31 V1.71j. MurLgkiry juga gagasan itu
langsung menjadi konsep program, se-perti gebyar dan gelar musik,
tars atau program hiburan yang lain. Tema ataupun
konseppraalzim kern udian day ujadkan m eniadi treatment. Treat-
ment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi
program. Olen karena itu, treatment untuk setiap format program

Dart treatment akan diciptakan naskah (script) atau


langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan
sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan
diwujudkan menjadi treatment. Dart sinilah penyempurnaan
kons,ep program dapat LiiIdic dI IdICdil sehingga ITierighasilkan
naskall atau program yang balk
2. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang
terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu

25
saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkart
gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu
mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser
menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya
seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu, sebuah daftar
lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan
harus dibuat.
Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat
produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan
perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Sebaiknya
setiap unit memiliki daftar peralatan (equipment list) sendiri-
sendiri. Daftar itu setiap kali dapat dipakai untuk mengecek
kelengkapan peralatan. Daftar itu dipakai untuk meneliti kembali
ketika produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan lagi
dengan lengkap. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini
menjadi pertimbangan utama seorang produser --ketika is rnulai
dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai
peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk
produksi luar studio dart unit studio dengan dekorasi untuk
produksi dalam studio.
Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya
bergantung pada program yang akan diproduksi. Produksi
musik live show memerlukan jumlah peralatan berlipat untuk
setiap unit dibandingkan dengan produksi Elektronic News
Gathering (ENG) untuk liputan berita yang sering kali hanya
menggunakan satu kamera, satu mik, dan satu lampu. Di dalam
perencanaan, daftar peralatan (equipment list) berikut ini
sangat perlu dibuat untuk mengetahui jumlah dan macam
peralatan yang dipakai. Sebab jumlah dan macam peralatan
yang dipakai ini, kemudian berpengaruh pada penentuan
jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan anggaran
produksi (production budget).

26
Daftar Peralatan
Jenis Peralatan
Nama Tipe Merek Warna Jumlah
Kamera DXC 637
D 35
D 50
DSR 125
DSR 175
AGDP 800
AG 450
VTR/VCR Betacarn
Degital [ 1

recorder SVHS
VHS
Mikrofon Handheld
Mikestand
Boom/shootgun
Clip-on/lavaliere
Pencahay-aan/lampu HMI
standard
Broadlight
Spotlight Frame'
Reflektor Televisi
Monitor

Pita/Tape Betacamsp
Degital Betacam
Mini DV
Perlengkapan a.
Tripod klunera
b.Tripod/Stan
d
lampu
c.Tripod/Stand
mike
d. Dolly
e. Filter lampu
1. Kabel-
kabel
Kamera
Audio
Lampu
Catatan
Daftar peralatan yang belum terisi, masih dapat dilengkapi
sesuai keperluan untuk produksi televisi.

"17
LI
Daftar peralatan tersebut sering kurang rnernperoleh
perhatian. Akibatnya beberapa kemungkinan terjadi. Sesudah
sampai di lokasi ternyata ada beberapa peralatan yang kurang atau
tidak terbawa. Sementara, checking tak mungkin tanpa suatu daftar
peralatan. Kemungkinan yang paling buruk dapat terjadi ketika
beberapa peralatan tak ada. Tidak jelas apakah peralatan itu
terbawa atau tidak, sebab tak ada daftar peralatan.
Apabila salah satu peralatan tidak ada, misalnya lensa
close-up, padahal sudah diketahui dalam shooting alat itu
diperlukan untuk pengambilan jenis-jenis hama tanaman, maka
petugas yang ditentukan harus berusaha untuk memperolehnya,
apakah dengan menyewa ataukah dengan membeli. Pada
dasamya alat tidak boleh menjadi penghambat berlangsungnya
proses kreatif dalam produksi. Meskipun bobot produksi sama
sekali tidak ditentukan oleh kecanggihan peralatan. Ukuran
standar, lain selebihnya kreativitas pribadi atau tim yang
menangani peralatan itu.
Berpikir tentang peralatan, seorang produser atau sutradara
sering tergoda oleh banyak kemungkinan dari peralatan bare yang
tents berkembang. Sementara untuk mengejar kemajuan peralatan,
biaya tidak mencukupi. Dalam hal ini, perlu kiranya seorang
produser atau sutradara bersikap realistis. Kalau mungkin
menyewa peralatan, memang lebih balk daripada tents membeli
dan satu tahun kemudian sudah harus diganti. Menyewa peralatan
sering lebih ekonornis. Setiap produser akan insyaf bahwa mereka
tidak boleh bergantung pada peralatan super canggih yang terns
berganti. Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan,
melainkan oleh kemauan dan kemampuan kreatif.
Akhirnya yang terpenting, the man behind the gun. Betapapun
kecanggihan peralatan, di tangan seorang yang hanya terampil,
tanpa kreativitas dan nisi, alat itu sulit menghasilkan sesuatu yang
bernilai. Sebaliknya, di tangan seorang yang terampil

28
dan merniliki visi, alat menjadi sarana yang mampu menyajikan
basil produksi secara rnaksirnal: bermutu dalarn kualitas, bernilai
dalam bobot.
3. Biaya Produksi
Tidak terialu sederhana merencanakan biaya untuk suatu
produksi. Dalam 1-Lal seorang prod-user dapat Inernikirkarl
samnai sei.anh mann nrnd-tiksi ih3 lthanva Pknn rnPrnnern1Ph
dukungan finansial dari suatu p-usat produksi atau stasiun televisi.
Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat
didasarkan pada dila kernungkinan, yaitu financial orinted dan
quality oriented.
a. Financial Oriented
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kernung-
kinan keuangan yang add Kalau keuangan terbatas berarti
tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harps pula
dibatasi, misalnya tidak menggunakan arils kelas satu yang
pembayarannya mahal; menggunakan lokasi shooting yang
tidak terlalu jauh; kon.sumsi yang tidak terlalu mewah. Segala
sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan.
b. Quality Oriented
Perencanaan biaya ---- produksi yang didasarkan atas tuntutan
kufiliti Irncil produksi F,ng maksirnal. nalarn ini, tidak i l l L L A

masalah keuangan. Produksi den_gan orientasi budget semacarn


ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan
mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun
finansial. Atau produksi yang diharapkan menjadi produksi yang
sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk
menghasiikan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu,
produser boleh melibatkan sernua orang nomor satu di hid
Angny..
Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan
video bagi produser atau rnanajer siapa pun merupakan hal

29
yang rumit. Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu
dapat terjadi. Suatu produksi televisi dengan video di luar studio
tidak hanya bergantung pada faktor manusia, melainkan faktor
alam juga mengambil peranan penting, seperti cuaca, lingkungan,
dan musim. Selain itu, bukan mustahil terjadi kecelakaan dalam
shooting atau kerusakan dan kehilangan peralatan yang harus
diganti. Mundumya suatu jadwal shooting atau kalau terjadi
penundaan, itu berarti akan membengkaknya biaya produksi.
Oleh karena itu, pos tidak terduga dalam perencanaan sebuah
produksi program televisi dengan video biasanya minimal
sebesar seperempat dari biaya produksi. Produser yang tidak
berani spekulatif biasanya mengalokasikan pos tak terduga ini
sebesar sepertiga dari seluruh biaya produksi.
Biaya sewa atau penggunaan peralatan, pembayaran
(berdasarkan kontrak) pada para artis, sewa lokasi dan pembelian
material produksi (kaset video, film), termasuk biaya tetap (fixed
cost). Sementara itu, transportasi, akomodasi, dan konsumsi ter-
masuk biaya tak tetap (variable cost). Akomodasi dan konsumsi
tergantung dari situasi harga setempat, sementara transportasi
tergantung dari frekuensi kesibukan. Biaya tak terduga hams
diperhitungkan minimal seperempat dari seluruhbiaya produksi.
Merencanakan anggaran (budget) merupakan suatu hal yang
tidak begitu mudah. Seluruh unsur yang memerlukan biaya harus
dihitung dan tidak boleh terlupakan; oleh siapa dan dari mana
biaya itu akan dibayarkan. Oleh karena itu, kita perlu memiliki
lembar perencanaan anggaran yang dipakai untuk
memperhitungkan semua biaya, berdasarkan pembedahan naskah
(script breakdown).
Apabila produksi berorientasi pada kemungkinan keuangan
yang ada (financial oriented) maka jumlah biaya produksi yang
sudah jelas itu harus diurai sehingga memenuhi semua ke-
butuhan termasuk biaya tak terduga. Apabila produksi

30
berorientasi pada kualitas produksi (quality oriented) rnaka
anggaran dapat disusun dengan kemungkinan yang iebih
lringgA r (Inn fig-kQii-u-1.
Agar semua kebutuhan tidak terlupakan, lembar
perencanaan anggaran berikut ini dapat memberi gambaran
kebutuhan apa dan berapa biaya kebutuhan itu. Dengan
perhitungan biaya yang dibuat, bukan berarti langsung membuat
keputusan terald-dr untuk menetapkan pemain, lokasi, peralatan,
dan crew. ,Azggarain ini monapalca-r, oefirrlasi :yang paling
realitas biaya produksi yang mungkin terjadi.

a. Peralatan lokasi shooting


Kamera : Rp ................................
Recorder : Rp .................................
KnQ.Ptitnpe Rp .................................
Audio : Rp ................................
Lampu : Rp ................................
Pe rlengkap an : Rp ..................................
Total : Rp ................................

c.zrcA7
Lokasi 1 : Rp ................................
Lo kasi 2 : Rp ..................................
Lokasi 3, dst. : Rp ..................................
Total : Rp ................................

Setting
Grafik : Rp ................................
Dekorasi : Rp ................................
Visual, dst. : Rp ..................................
Total : Rp ............................................

11
d. Transportasi
Sewa mobil : Rp ......................................
Bensin/solar : Rp ......................................
Parkir : Rp ......................................
Tiket pesaw-at - " ......................................
Tarif jalan tol R -n ..........................................
r-

Lain-lain Rp ......................................
Total : Rp ......................................

e. Akomodasi 7.0 hari shooting


Hotel 1/1L0.1i : Rp ......................................
Hotel lihari Rp ......................................
Total : Rp ......................................

f. Konsumsi 10 hari shooting


15 artis : Rp ......................................
cre14/ . 3
-"F ..........................................
7 staf produksi : Rp ---------------
Total : Rp .............................. .......

g. Property
Sewa meja kursi : Rp ......................................
Amar :n . Rl ikuo p
Senapan : Rp ......................................
Lain-lain : Rp ......................................
Total : Rp ......................................

h. Kerabat kerja(crew)
Kanerw,- 1Rpuxi
Kamerawan 2 : Rp ......................................
Audio man : Rp ......................................
Lighting man Rp .......................................

32
Kerabat kerja Rp ......................................
Tambahan : Rp ......................................
Total : Rp ......................................

i. Editing dan mixing


Fasilitas editing : Rp ......................................
Kerabat kerja : Rp ......................................
Bahan : Rp ......................................
Total : Rp ......................................

j. Musik
Komponis : Rp ......................................
Rekaman : Rp ......................................
Peralatan musik : Rp ......................................
B ahan Rp ......................................
Total : Rp ......................................

k. Administrasi
Telepon : Rp ......................................
Fax : Rp ......................................
Fotokopi : Rp ......................................
Stationary : Rp ......................................
Petugas : Rp ......................................
Total : Rp ......................................

1. Artis
3 peran kelas 1 : Rp .........................................
4 peran kelas 2 : Rp .........................................
3 peran kelas 3 : Rp .........................................
5 figuran : Rp .........................................
Total : Rp .........................................

33
m. Koaturn
Pembelian : Rp ......................................
Sewa : Rp .......................................
Total : Rp .......................................

n. Tata rias
Kosmetik : Rp .......................................
Salon : Rp .......................................
Total : Rp .......................................

o. Biaya tak terduga : Rp ..................................

p. Pajak, dll. : Rp ..................................

Total anggaran : Rp ...................................

Membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah


rnengharuskan mata dan -pikiran kita melihat hal-hal
tersembunyi atau yang sekir.anya tidak ketahuan dan yang
mungkin memerlukan biaya. Estimasi biaya yang tertera dalam
rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan
yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah
pemborosan. Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin
menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam
melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya.
4, Organisasi Pelaksanaan Produksi
Suatu. produksi program televisi rnelibatkan banyak
prang, misalnya para antis, crew, dan fungsionaris lembaga
penye-
_
lenggara, polisi, aparat setempat di mana lokasi shooting
dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan
masaTali'perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan

34
lancar, produser harus memikirkan juga penyusurtan
organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya.
Suatuorg_artisasi pelaksarta produksi yang tidak disusun
secara rapi akan rtienghambat jalannya produksi, berarti
kerugian waktu dan uang. Dalan -t hal ini, produser dapat
dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser
pelaksana atau production manager. la mendampingt sutradara
dalarn mengendalikan organisasi.
Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang
mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan. Sementara itu, sekretariat mengerjakan halhal yang
berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan
perijinart.Tariggung jawab uni . -dc. pelaksanaan dan organisasi
yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagia_n yang disebut
unit manager. Bagian ini menanggurtg tugas dari dua sisi
sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistik. la yang menjadi
penghubung antara unit organisasi di bawah sekretariat dan
produser pelaksana dengan unit artistik di bawah sutradara.
Bidang yang langsung di bawah koordinasi pelaksana unit
manager, misainya perijinan, transportasi, konsumsi, dan
akornodasi. Lokasi, setting/dekorasi, properti (perlengkapan),
kostum dan make-up, pelaksanaan lapangan berada dalam
koordinasi unit manager, tetapi segi artistik sepenuhnya di
bawah tanggung jawab art designer atau art director.
Sutradara dibantu sepenuhnya oleh art designer dan direc-
tor
of photography (kamerawan). Sementara kamerawan mem-
bawahi bagian pencahayaan (lighting) dart suara (sound).
Sutradara adalah penangg,i_mg jawab penult suatu produksi; is
bertanggung jawab terhadap produser (dalam hal ini, produser
harus sungguh-sungguh memikirkan bagaimana pekerjaan
sutradara dapat berjalan lancar berkat dukungan organisasi
yang rapi dan efisien). Jadi, di luar faktor alam semua

35
harus dapat seiesai pada wakta seperti yang sudah direncanakan.
Pen_gunduran waktu ..bera rti pembengkakan .angga ran .
Sebuah program yang baik pasti ditangani oleh seorang
sutradara yang baik, seorang kamerawan yang baik dibantu
pula oleh seorang pendorong dolly yang baik. Kendati sebuah
program banyak menampilkan "bintang" yang baik, tetapi
apabila tidak didukung oleh kerabat kerja (crew) yang baik,
tak mungkin sebuah program berhasil baik. Kerabat keija
yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah produksi. Masing-
masing kerabat kerja harus profesional dalam bidangnya dan
mampu bertanggung jawab sungguh-sungguh pada tugasnya.
Untuk itu, sebuah organisasi produksi inemeriukan
pembagian togas yang sangat rinci dengan tanggung jawab
yang jelas. Daftar anggota kerabat kerja dengan tugas
masingmasing diperlukan untuk mengontrol seluruh
pekerjaan sehingga kalau ada hambatan segera diketahui di
mana dan siapa yang bertanggung jawab. Lembar daftar
kerabat kerja dan tugas berikut ini dapat memberi gambaran
kebutuhan pekerja-pekerja di lapangan.
1. Sutradara
Asisten sutradara
2.. Kamerawan
Asisten karnerawan
Pembawa kabel
3. Penata cahaya
Asisten penata cahaya
Pengatur lampu
4. Penata suara
Asisten penata
suara Pengatur mik
5. Penanggung jawab teknik
Asisten penanggung jawab teknik ..................

36
6. Penata artistik (Art Disigner)
A LC1 L LC/ LC/ GLL LW- LLD.

Pekerja penata artistik


7. Penata pakaian (Costurn Director)
Asisten penata pakaian
Pekerja penata pakaian
S. Per ancang kosturra
9 Penata rise
Asisten penata rias
Pekerja rias
10. VCR operator
11. Pencatat shooting (script
boyj girl) Ma.nager
Asisten unit manager
13. Pernbantu produksi
(production assistance)
14. Pekerja perlengkapan
1,1_PCIJC1cipl.t X1/4eULILLLL
WU. I) 15 Sopir
16. Pelayanari umum
(menyiapkan makanan dan minuman)

Apabila biaya produksi tidak begitu besar, kerabat kerja


,1 a p a t d flair angi deng,rn merrikata si ri ri pekraln.
Narnun, subjek yang tertera dari nomor 1 sampai dengan 16
merupakan fungsionaris yang sangat diperlukan dalam sebuah
produksi program-program televisi.
Seorang produser profesional paham betul bagaimana mer,
geridalikM Orgardsasi. laa bcarus dapat berpikir masak-masak
ruenaenai artegaran, sistem pelaksanaan shooting serta seluruh
personal yang terlibat dalam produksi. Bahkan is yang memilih
sutradara dan bersama sutradara memilih dan menentukan

37
antis. Secara sederhana, skema organisasi pelaksana produksi
program televisi dengan video dapat disusun sebagai berikut

Irma" Palmas.]

11A4aharsAssAr

An Desliner A A A ,

Ye Tninseanin Astaaelaga kekso i.11iay PlaeArtiop 11111e4PAA AO 011aC41..

V Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di


studio memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut
pengarah program atau program director (PD). Fungsi dan
tugasnya mirip dengan sutradara. Hanya is bekerja di belakang
meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut Floor
Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan
pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pernbantu
Pengarah Program yang lain adalah switcher. la bertugas
membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di
meja kontrol. Dalam rekaman studio biasanya digunakan
multikamera, tiga atau empat kamera. Salah satu yang dipilih
untuk masuk rekaman atau on air di-switch oleh switcher atas
perintah Pengarah Program ke switch on air. Pelaksana produksi
lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya
pada jurniah kamerarnen. Deegan multikamera diperlukan dua
sampai empat kamerawan sekalitus.
5. Tahap Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak
peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain

38
memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap
pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap hams
jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya.
Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim
disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut:
a. pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan)
b. produksi (pelaksanaan)
c. pasta-produksi (penyelesaian dan penayangan).

OPra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)


Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini
dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari
produksi yang direncanakan sudah beres.
Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai
berikut ini. (1)Penernuan Ide
Tahap ini dirnulai ketika seorang prod-user menemukan
ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah
atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan
menjadi naskah sesudah riset.
(2 Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time
schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan antis, Iokasi, dan
crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi
merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara
hati-hati dan teliti.
(3) ;persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan
dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan set-
ting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan.
Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka
waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.

39
Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat
ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu.
Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering
mengabaikan hal yang sifatnya pemikian di atas kertas. Dalam
produksi program televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan.
Sebagian besar pekerja an dalarn produksi program tele-visi k1,
Iranshooting di lapangan. Shooting di lapangan hanya
memerlukan waktu 7 atau 10 hari. Namun, perencanaan dan
persiapan dapat makan waktu beberapa minggu dengan lebih
banyak menggunakan kertas-kertas dan pena daripada kamera
atau peralatan ACCl.U yd 1g lain.
Produksi
"
aru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul,
pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan
para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang di-
rencanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi
gambar, sustuTan garnbar y arlg dapat bercerita.
Dalam yelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan je.is
shooyan,g_ akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya
sutradara mernpersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) clan
setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam skenario (naskah
sinetron atau film cerita) dipecah menjadi empat shoot atau lebih.
remtnh:
Andi meminggirkan mobilnya ketika melihat Yuni
berialan kepanasan di lorong desa.
Kalimat itu dapat dibuat shoot sebagai berikut:
Long Shoot (LS) : Yuni berjalan sepanjang lorong desa,
sementara sebuah mobil kelihatan
rlatang Carl arab yang, cams..
Total Shoot (TS) : Mobil Andi ketika Andi kelihatan
menoleh ke samping dari balik kaca
mobilnya.

40 S.
Close-Up (CU) : Wajah Yuni kelihatan berkeringat
kepanasan.
TS : Mobil Andi mendahului Yuni dan
minggir ke arah Yuni.

Vi dalam pelaksanea..n lapangan penata cahaya b,arus


mempersiapkan wajah Yuni tidak terlalu kontras tampak di
kamera karena panas matahari. Bayangan yang terjadi perlu
dikurangi ketajaman kontrasnya dengan imbangan lampu yang
sangat diperhitungkan. Sementara itu, wajah Andi dari balik
kaca mobil periu kelihatan tanpa mengurangi kewajaran.
seperl-Li itu yar,g rayslu clipildrkan oleh bagian penata cahaya.
Demikian halnya dengan bagian sound. la perlu mem-
pertimbangkan tempat meletakkan mik agar suara mobil
kedengaran dari jauh mendekat. Sementara itu, suara angin tidak
terasa mengganggu dan mik tidak kelihatan oleh kamera.
Pengaturan semacam ini cukup rumit dan bukan mustahil
meinbuat senewen..
Semua shoot yang dibnat dicatat Olph bagian penratat.47aut
dengan mencatat time code pada saat mulai pengambilan, isi
shoot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu
(time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika
kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode
waktu multi akan 'oerg-aria pi naea
Biaganya garnhar basil sbnnting diknntrn1 qptiap ma'am
di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan
gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu peril" diulang
pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah
selesai diambil maka hasil gambar asli (original materiallrow
foot-age) dibuat catatannya (logging) untlik 1Kernu-
(-Han macllk dalam pretqp.i paqt prndurtirrn, yaitrf pc-EH-rig,

41
c. Pasca-PrOulcsi
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing
offline, editing online, clan mixing. Dalamhal ini, terdapat dua
rnacam teknik editing, yaitu: Pertama, yang disebut Editing
dengan teknik analog atau linier. Kedua, Editing dengan teknik
digital atau non tinier dengan komputer.
Editing offline dengan teknik analog
Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging,
yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan
catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor
kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan
dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat.
Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat
editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS
supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis
dan treatment. Materi hasil shooting laingsung_ dipilih dan
disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini
jadi, hasilnya dilihat dengan, saksama dalam screening. Apabila
masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat
langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah basil
editing offline itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat
editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian
untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi
musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario. Di
dalam naskah editing, gambar dan' nomor kode waktu, tertulis
jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian basil
shooting ash dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk
dibuat editing online. Kaset VHS basil editing offline digunakan
sebagai pedoman oleh editor. Biasanya editor mengerjakan editing
online menggunakan pita Betacam SP atau lainnya dengan
kualitas broadcast standard.

42
rililine rip-no-an telcrlik anaincr
Lb -cs
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shoot ing
asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene)
dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah
Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang
seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses
berlanjtit dohget
c31 Mixing (pencampuran gambar dengan suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga
sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online
sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam
naskah editing. Keseimbangan antara sound _effeet,_ suara
suara narasi usa- hams ihuat sedem4",9-7 nip?. seh;ngga
tidak sating mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses
mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post pro-
dUction sudah selesai. Secara menyeluruliproduksi juga sudah
selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam
preview tak acia lagi yang harusdiperbaiki. Apabila semua sudah
slap _
rnaka program ini siap juga untuk ditayangkan.
(4) Editing nfainp riengari teknik digital atan
Editing non-tinier atau editing digital adalah editing yang
menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing.
Mat editing tersebut_ bermacam-macam nama, jenis dan
fasilitasnya, misalnya: Pinacle - Matrox - Campus, ckil. Dengan
- -1_
aiaL eumng terseuUt clapaL taigunaRan uei dl macam program
editing herd cnrkan kehnt1 Flan spppr wi: A rinhe Pr prni pre -
Three D Max - After Effect dan banyak program lainnya.
Tahapan pertama, yang hams dilakukan adalah mernasukkan
seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam cacatatan atau logging
mernperoleh OK, ke dalam harclisk. Proses ini disebut cap-
turing atau digitizing, yaitu. mengubah hasil gambar dalam pita
menjadi,Te, yang; ketika diperiukan dapat dipanggil untuk

43
disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Dalam
editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak
hams mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog.
Tetapi mungkin saja dikerjakan dahulu urutan adegan yang di
tengah, baru bagian akhir lalu bagian awal. Sesudah tersusun
baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot
yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini
disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening.
Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi
dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi atau
menyisipi shoot yang diperlukan. Setelah semuanya
memuaskan boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan
offline dalam komputer langsung dibuat menjadi online.
(5) Editing online dengan teknik digital:
Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal
penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus
mixing dengan musik illustrasi atau efek gambar (misalnya
perlu animasi atau wipe efek) dan suara( sound effect atau
narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil
online ini kemudian dimasukan kembali darifi/e menjadi
gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas
broadcast standard. Setelah pragram dimasukan pita, boleh
dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian
dari pekerjaan di stasiun televisi.
Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame
waktu atau slot. Oleh karena itu, dalam screening hal ini juga
perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame
waktu yang disediakan, hams dipotong di tempat yang tidak
akan rnengganggu kontinuitas program. Biasanya slot waktu
dalam program televisi adalah 30 menit, 60 menit atau yang
terpanjang 90 menit sudah termasuk commercial break(waktu
untuk ildart). Program televisi biasanya dibuat 24 menit untuk

44
slot merit., 4g menit untuk .Slot 60 menit. Sisa waktu
diperuntukan commercial break. Selebihnya panayangan menjadi
tanggung jawab petugas dari stasiun televisi. Pemikiran tentang
editing secara lebih mendalam diuraikan dalam Pengembangan
Gagasan, Bab 8 Program Dokumenter.
Pernikiran-pemikiran tersebut merupakan hal yang sangat
pe1(61G Ud L seorarG produser, F.,errulis naskali, clan -
sutradara. Pemikiran itu Akan rnplahirkan ro_ekanisme keria yang
penuh pertirnbangan, teratur, sistematis dan tepat waktu. Semua
itu sangat diperlukan dalarn suatu produksi program televisi
dengan video.

B. Pengembangan Gagasan
progreim LCIC Y L31 Al Lerr"-1-i berbagai macarn
format dan materi. Tieberapa format program kadang-kadang memiliki
prosedttr atau tata laksana kerja yang berbeda. Namur, beberapa
format sama. Demikian halnya dengan materi program. Setiap
materi program perlu rnemperoleh perlakuankhusus berdasarkan
karakteristik dan spesifikasinya. Menciptakan suatu program dengan
materi musik pasti sangat berbeda ketika menciptakan program
dengan materi cerita atau talk show.
npraikiAn pula me-- r- program dengan format feature
berbeda ketika mernproduksi program dengan format
dokumenter murni. Masing-masing perlu pemahaman dan
pengolahan khusus.
Dalam hal ini terdapat dua sistem produksi yang disebut
sistem produksi ad lib dan sistem produksi blocking. Sistern produk' si
11 :L. /-7 \ -.A 14 A
4144 LIU 1,144,4 LlUILLIFIL ) OA-Leila" I nint.ciii. y cu. 1.5Lam...UW.1y CI Li3.4 car.

mungkin dit ulis secara lengkap. Micalnya, program wawancara


langsung atau talk show di dalam studio. Yang ditulis di dalam
naskah, hanyalah urutan sajian dengan garis besar uraian, yang
dinarnakan rundown sheet. Cue atau tanda-tanda yang

45
dipakai oleh sutradara untuk mulai dengan tune musik atau
kata terakhir dari "presenter/interviewer" atau kata
penutup program dan urutan program yang ditulis- Sistem
ad lib ini biasanya juga dipakai dalam program musik, talk
show atau humor dengan lawakan langsung.
Dalam sistem blocking naskah ditulis secara lengkap. Tanda-
tanda instruksi kamera, sudut perigambilan sampai dengan blocking
kamera dan pemain ditulis secara lengkap. Sistem blocking ini
biasanya digunakan dalam program studio drama atau fragmen.
Dalam anti tertentu shooting untuk sinetron menggunakan sistem
blocking.
Di dalam perencanaan produksi diandaikan sudah ada
naskah yang jadi atau sekurang-kurangnya gagasan yang
matang berupa treatment dari program yang akan diproduksi.
Namun, masalahnya sering sulit memperoleh naskah yang
bermutu dan gagasan yang balk. Hal irti terjadi karena sering
sulit menemukan rnateri produksi yang dirasa tepat.
Tidak semua produser atau penulis naskah melengkapi diri
dengan hal-hal yang dapat mendukung profesi. Sering
kelengkapan itu memang bukan sesuatu yang rnurah. Seorang
prodUser, film maker atau penulis naskah program televisi
seyogianya memiliki perpustakaan sandhi tempat sejumlah buku-
buku penting, kliping majalah atau surat kabar dan berbagai
informasi penting tersedia. Sekarang ini informasi juga dapat
cliperoleh melalui internet. Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi
Para broadcaster untuk selalu memburu infopnasi apa raja lewat
Internet, balk yang menyangkut bahan atau materi produksi,
maupun untuk mengikuti perkembangan kemajuan yang terjadi.
Jadi, ketika is memerlukan bahan referensi maka beberapa bahan
referensi langsung dapat ditemukan di perpustakaan atau lewat
internet. Dengan clemikiani is dapat menghemat waktu banyak.
Sekurang-kurangnya sebuah ensiklopecli dan beberapa buku
penting perlu dimiliki. Selebihnya

46
seorang produser perlu banyak masukan dan gagasan yang
akan membualnya semakin kritis dan kreatif lewat diskusi-
diskusi, seininar-siminar, atau berburu informasi di Internet.
Sekarang ini banyak sumber yang menyediakan materi-
naateribagus sebaga-i bahan reverensi atau datadata Ui
rrLenaii
s naskah_ Intprnot cipngan hprhagai mat-am ci hiR vane tprsprlia,
adalah bahan yang tak terbatas untuk melengkapi data atau
memperoleh informasi tambahan. Di samping itu lewat milis
dengan mereka yang memiliki email atau instansi yang memiliki
website dapat pula diperoleh berbagai informasi yang diperlukan.
Tantatan kernampuart yang finggi pada produser, fi1rn
maker atau nerlulis naskah bahkan setian hrnadragter, disebabkan
oleh tuntutan yang tinggi pula dari stasiun televisi atau
penonton dengan apa yang disebut kualitas. Quality atau
kualitas adalah istilah dari jaman Victoria. SelirLtas sepertinya
jelas maknanya. tiarangkali memang cukup jelas di masa Vic-
torian, ketika hampir setiap orang merniliki pera-ngkat standar
yang tidak Banat dicangkal, yang dipakai 11nt11k rnprilai Akan
tetapi, sekarang hal itu menjadi kabur maknanya ketika kita
mulai bertanya: Kualitas menurut siapa? Dalam keadaan
bagaimana? Kualitas macam apa? Hal int menjadi lebih kabur
lagi ketika kita berbincang tentang kualitas dalam media massa,
Pa, LU.0 U,7A ty Ct LCIC V

Filsafat Barat pada masa klasik hprpnrciangnn kualitac estetik


sebagai perwujudan dari tiga kuasa rnetafisis yang tak
terjangkau, yaitu kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Ketiga hal
itu membantu kita sedikit, tetapi tidak terlalu banyak di dalam
mencari gagasan masa kini mengenai apakah konstitusi dari
L.A.CLJ a L.1 yi4J &Lail LC1C 'Jib' ILL!. Lciy cli %al Lele V
dinilai balk, beberapa dinilai indah Lian hphprapa riiniTai i LPnnr
-

dalam arti tertentu. Meskipun semua tayangan televisi sebagian


selalu mengandung manipulasi dilihat dari perspektif yang lain.

47
Masih mungkin terjadi kesepakatan atas pertanyaan:
Apakah kualitas gambar itu bag-us atau jelek, juga dekorasi atau
lighting, akting, cerita dan komponen teknik dan artistik dari
suatu program memenuhi standar minimal tertentu yang dapat
diterima. Tetapi ketika sampai penilaian artistik pada level yang
lebih tinggi (khususnya ketika nilai budaya dan moral masuk ke
dalam gambar), ketika itulah ketidaksepakatan timbul. Kualitas
bagi penonton yang beragam berbeda berdasarkan apa maksud
mereka menggunakan medium itu. Di dalam masyarakat yang
plural, dengan banyak, atau sering bertentangan orientasi
nilainya, estimasi dari kualitas dalam program televisi menjadi
masalah yang ekstrem.
Kendatipun demikian, setiap orang ingin menonton pro-
gram yang bermanfaat dalam arti tertentu. Lembaga sensor
pemerintah ingin menjamin, stasiun menjadi bagian yang harus
bermutu dalam rangka tepat memberi muatan pesan
pemerintah. Sementara itu, cendekiawan atau budayawan ingin
makna yang memuaskan orientasi intelektual mereka daripada
menyaksikan wawasan dangkal tentang omong kosong. Jadi,
kualitas sukar didefinisikan atau dibakukan, tetapi setiap orang
dan mereka yang terlibat dalam televisi, sama-sama ingin
sesuatu yang berkualitas dan membutuhkannya. Pertanyaan
apakah yang dimaksud dengan kualitas dalam televisi bisa
dijawab hanya dalam konteks tujuan yang ditetapkan oleh
televisi menurut perspektif dan orientasi nilai-nilai tertentu.
Lord Reith dari British Broadcasting Corporation (BBC) menerang-
kan pengertian kualitas berdasarkan pada nilai-nilai kaum elite
Inggris pada masa hidupnya. Pengikut-pengikutnya di BBC
mencoba mengikuti kriteria ini. Namun, ternyata agreement
tentang standar nilai-nllai menjadi kabur akibat tekanan budaya
kontemporer plural yang terus meningkat. Stasiunstasiun yang
lain, seperti Nippon Hoso Kyoku(NHK), ternyata

48
menghadapi tantangan yang sama. Oleh karena itu, NHK
menciptakan sepuluh kriteria untuk mengukur kualitas pro-
gram:
1. Kesatuan antara gagasan dan kebenaran.
2. Kesatuan antara kemampuan daya cipta dan kemam-
puan teknis.
3. Relevan untuk setiap masa.
4. Memiliki tujuan yang jelas dan luh ur.
5. Mendorong kemauan belajar dan mengetahui.
6. .Mereduksi nafsu dart kekerasan.
Keaslian(originalitas).
8. Menyajikan nilai-nilai universal.
9. Menampilkan sesuatu yang baru dalam gagasan, for-
mat dan sajian.
10. Memiliki kekuatan mendorong perubahan yang
positif.
Kesepuluh kriteria tersebut memiliki bobot nilai yang
sama. Perbedaan kualitas program ditentukan oleh berapa
banyak sebuah program memenuhi kesepuluh kriteria tersebut.
Makin banyak kriteria yang dipenuhi, makin tinggi bobot
kualitas program. Landasan kriteria ini lebih jelas dan konkrit
sebagai sarana penilaian program.
Produser-produser televisi komersial di Amerika memiliki
pandangan yang berbeda tentang kriteria kualitas. Bagi mereka
kualitas adalah program yang paling banyak menarik penonton,
yang kemudian jumlah penonton tersebut dapat diubah menjadi
nilai, yang disebut rating, untuk dimanfaatkan dan dijual secara
komersial.
Kedua pandangan tersebut iidak berdiri sendiri-sendiri,
yang satu mendasarkan pengertian kualitas di tangan kelompok
masyarakat tertentu yang berpendidikan tinggi, sernentara yang
lain mendasarkan pengertian kualitas pada aturan

49
mayoritas yang diekspresikan melalui rating penonton. Tentu
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelemahan dari penilaian berdasar rating adalah, rating selalu
mudah dimanipula_sikan.
Produksi program-program yang balk dan kontinyu
membutuhkan biaya yang banyak. Ada sedikit perkecualian,
ada juga program yang baik yang hanya membutuhkan dana
sedikit, barangkali malahan program itu yang harus membayar
kepada stasiun televisi, yaitu program promosi suatu produksi
perusahaan, kegiatan atau sponsorship. Sementara, program
kebudayaan yang berkualitas, seperti uyon-uyon, tan klasik,
orkes simponi, dan diskusi yang mendalam tentang grafik, seni-
seni rupa, atau kesusastraan, sangat jarang ditayangkan. jika
akhimya clisiarkan di televisi swasta, penontonnya biasanya
hanya sedikit dan nilai komersialnya tidak mampu menutup
biaya produksi. Oleh sebab itu, program semacam itu jarang
ditayangkan, meskipun dengan pemikiran kreatif, program
semacam itu mungkin saja rnenguntungkan.
Pandangan Aristoteles mengenai tujuan manusia menikmati
karya seni, yaitu memperoieh kebahagiaan, tentu dapat juga
membantu memberikan kriteria kualitas suatu produksi seni
tayangan program televisi. Aristoteles membagi tiga tingkatan
kebahagiaan yang sekaligus dalarn tingkatan seberapa bermutu
muatan seni dapat digolongkan.
Tingkatan kepuasan yang paling rendah disebut
kesenangan. Kesenangan adalah tingkat kepuasan yang lebih
dipengaruhi oleh kecenderungan nafsu manusia, seperti
seksual, keserakahan, pemilikan, dan penguasaan. Apabila
sebuah karya seni hanya memiliki muatan untuk kebahagiaan
pada tingkat kesenangan maka karya itu hanya berkualitas
rendah. Tentu saja hal itu di dalam program televisi masih
ditambah persoalan teknis penguasaan peralatannya.

50
Tingkatan kepuasan yang lebih tinggi lagi disebut kemuliaan.
Dalam tingkatan ini muatan karya seni sudah menyangkut hal-hal
yang berhubungan dengan apa yang kita sebut nilai, seperti
persahabatan, perhatian, pengabdian, kesetiaan, clan -pengorbanan.
Karya seni daiam konteks kemuliaan bersentuthan
secara tvajar dengar, muatan itu.
Tingkat kepuasan yang paling tinggi disebut kebalikan.
Dalam tingkat ini, suatu karya seni mengandung manifestasi nilai
yang paling luhur dan hakiki, yaitu hakikat. hubungan manusia
dengan lingkungannya, integrasi dengan seluruh permasalahan
kehidupan secara uttuh dan jujur, serta menyajikan
kemanusiaan yang universal. Dalam hal ini, muatan program
menjadi re En "oagus rneskipun iebih suer rnem-produksinya
supaya tetap menar;,k.
Bertolak clari nemikiran klasik itu, ketiga tingkatan ini
mengandung apa yang dalam pemikiran klasik disebut baik,
benar dan indah. Kesulitannya, parameter untuk mengukur
sampai sejauh mana kadar muatan baik, benar dan indah itu
atau kesenangan, kemuliaan dan kebajikan itu, kurang begitu
jelas.
Seks dan kekerasan adalah realitas di dtmia kita sehingga
televisi mau tak mau berhubungan deng-1. itu juga.
Nany in, dal am prosesnya teiev, ..hanlcnvatidakmenoekcnlnitaci
kekerasan untuk memperoleh keuntungan, dan menghargai
kesucian seksualitas dalam kehidupan manusia.
Penghargaan terhadap kesatuan moral dan psikologis
penonton merupakan salah sate tantangan yang paling besar
bagi para pembuat program, justru karena adanya pluralisme
yang menjadi ciri dari penonton massa. Namun, pemilahan
penonton Utak loisa dirnaafkan demi presentasi yartg dipotong-
potong yang secara acak dan mensejajarkan yang stiri ilPngnn
yang tidak senonoh atau yang amat mendalam maknanya

51.
dengan yartg remettremel-t. Presentasi yang dipotong-potor
mengandung resiko ketidaklogisar dalam pengalaman tsar
seharusnya menjadi satu kesatuan dan dalam tranforma pesan
tertentu. Ketidaklogisan ini tidak hanya menggangg kesatuan
arti dalam program-program tertentu, tetapi ini ju{
menyebabkan hilangnya arti dart seluruh pengalaman medi
bahkan pengalaman seseorang dalam kehidupan- nyatany
Kalau ini hams terjadi, teievisi akan kehilangan kemampue
hun-LarLisrnenya yang pallig utzana dan rrLenjacii sebual-L
kekuate dPhiirnanigasi (Jan kArutalan_
Untuk dapat mencapai kualitas berdasarkan orientasi bai
benar, dan indah serta memenuhi kriteria kemuliaan da
kebajikan, tentu kata kuncinya di sini adalah daya cipta.

52
sajian yang dapat rnenghidupkan seni instalasi sebagai program
yang bagus. Dernikian halnya seal patung dan kriya.
Format lain yang dapat dipakai untuk menyajikan materi
produksi seni parneran adalah format dokumenter. Format
dokumenter rnemungkinkan penonton mengikuti proses
penciptaan mated seni itu, bahan bahannya, teknik membuat,
clan wawancara dengan seniman penciptanya. 8entuk
dokumenter semacarn ini sangat bagus untuk apresiasi seni.
Biasanya program dokumenter boleti diberi ilustrasi musik,
asalkan musik menyesuaikan diri dengan sajian mated produksi
seni pamerannya. Narasi dapat menceritakan proses penciptaan
itu. Jadi, penonton memahami bagaimana seni itu diciptakan
dan bagaimana seharusnya dinikmati,
2. Program Hiburan Pop
Program Hiburan Pop meliputi beberapa macam program
entertainment balk berupa lawakan, musik pop, 'node show
atau gabungan dari ketigatiganya. Setting atau tempat penyajian
program dapat indoor, di dalam studio khusus atau gedung
pertunjukkan, dapat juga outdoor, di lapangan terbuka dengan
pariggung pertunjukkan.
a. Program Hiburan Lawak
Program ini dapat disajikan dengan berbagai macam format:
format cerita atau kejadian, talk show lawak, lawak dengan
musik, parodi atau lawak sindiran dan masih banyak bentuk
lainnya lagi. Seorang produser biasanya akan mempertimbangkan
format berdasarkan kebiasaan grup lawak yang ditampilkan atau
menciptakan format sesuai dengan kemampuan pelawak yang
ditarapilkan. Sebab terdapat kelompok pelawak dengan
keniampuan intelektual tinggi, dalam hal ini dapat dipillh format
parodi seperti Republik Mimpi dari Metro TV, atau format
kejadian dalam bentuk komedi, seperti OB dariRCTI. Komidi
berbeda dengan lawakan biasa. Apa yang lucu dalam

58
dan selibriti adalah Extravaganza dari Trans televisi. Program
ini melibatkan banyak pemain dan banyak variasi sajian.
b. Program Hiburan Musik
Program hiburan musik, seperti musik dangdut misalnya,
biasanya rnerupakan program primadona di televisi. Sementara
musik jazz dan klasik sebagai program seni budaya masih
mencari format dan penggemarnya. Menciptakan program
musik pop atau dangdut dapat menggunakan berbagai macam
format. Yang paling umum biasanya digunakan format musik
klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek
atau ar,imasi sebagai latar belakang, dipadu dengaan penyanyi
dan back voice-nya mcrupakan format klip yang konvensional.
Sementara itu, untuk lagu-lagu yang bukan sekadar bercerita
tentang cinta dapat didptakan suasana yang lebih kreatif.
Format lain biasanya menggunakan bentuk life show, Stage
atau panggung, balk indoor di dalam gedung, rnaupun outdoor di
suatu lapangan, dengan tata pencahayaan yang warnawami,
dibuat lebih heboh dengan laser dan camera movement yang
sangat cepat geraknya. Dalam hal ini, yang perlu dipikirkan,
penonton di rumah tidal( hanya ingin menonton suasana,
melainkan juga artisnya. Banyak program musik yang hanya
menyugulakca-n bayangan dan ingar-bingar musik dengan asap
dry-ice tanpa pernah secara jelas memunculkan artis penyanyi-
nya. Maka jadilah sajian asap, bukan lagi program musik.
Sebagai entertainment, program hiburan pop, Lebih-lebih musik
pop atau dangdut, daya tariknya sering diarahkan pada daya tank
seksuai, balk melalui kostum maupun gerakangerakannya. Penari
latar belakang daripada memberi suasana lagu, lebih dipakai
sebagai daya tank seksual yang konon itu "berseni". Dalam live
show semacam ini digunakan beberapa kamera yang
memungkinkan sajian gambar menjadi sangat

60
bervariasi. Dalam tayangan bisa jadi tidak langsung, namun
rekaman gambar, dibuat sebagaimana program yang disiarkan
secara langsung.
Format lain untuk sajian musik adalah format feature dan
magazine. Bentuk format dapat dipelajari kemudian isian materi
produksinya benipa musik. Fommt feature atau magazine ;intik
rtrno -rarn rruncilc hiacanva cancral - rnisnarik IcarPna hPrvariasi dan
dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta
jenis musik itu. Wawancara tentang proses terciptanya lagu atau
riwayat hidup baik sang pencipta maupun penyanyinya
mernberika.n daya tarik tersendiri. Apalagi kalau penyanyi atau
grup musik yang bersangkutan, sedang in di kaiangan penggemar
musilcz. I'vleskipun program semacam lilt tidal( meny-ajikan
hArlynk larnl tpfapi IcArpnA rnonarripillcan cocain kb:IA-0g kohiciiipan
sang bintang, biasanya program semacam ini menjadi sangat
dinanti dart digemari.
3. Tata Laksana Produksi
Program seni budaya memiliki tata laksana produksi yang
agak spesifik. Produser atau sutradara yang memiliki gagasan unt-
uk 'Hemp' oduksi progtatu teisebut, hall-kb btbeV1 al 1,6 yang sungguh
paktain rnengerai materi produksi dart cabang seni budaya yang
akan dijadikan program acara televisi. Untuk itu, diperlukan riset
agar konsep perencanaan produksi menjadi jelas bagi sutradara
maupun crew yang akan melaksanakannya. Konsep dari produser
atau sutradara harus jelas diimplementasikan dalam perencanaan,
baik berupa floor plan maupun naskah, meskipun naskah
berbentuk rundown sheet karena sistern
nrnr1Illeci vanes rlicnimalcAn hiacariva ar/ lih

Akan sangat perlu apabila sebelum pelaksanaan produksi,


diadakan peninjauan latihan, sehingga kurang lebih para
kamerawan dan crew, memiliki pemahaman yang sama seluruh
jalan sajian. Sebab program semacam ini biasanya direkam atau

61
ditayangkan secara langsung dengan multikamera. Latihan
sangat perlu, untuk menentukan posisi lampu dan kamera serta
floor-plan. Banyak catatan perlu dibuat oleh sutradara untuk
menghindari kekacauan dalam pelaksanaan. Sangat mungkin
terjadi bahwa dalam sajian yang sungguh terjadi perubahan
spontan. Dalam hal ini sutradara dan kamerawan harus siap
untuk berimprofisasi dengan ketrampilan maupun
kecerdasanriya. Biasanya seorang sutradara akan
menempatkan sebuah kamera "keamanan" yang mengambil
gambar dengan sudut pengambilan total shoot, sebagai transisi
apabila terjadi perubahan mendadak di tempat pertunjukkan.
Di dalam produksi klip, dibutuhkan naskah berupa treat-
ment yang berisi teks lagu dan petunjuk tempat atau lokasi yang
menjadi latar belakang kegiatan artis. Kostum dan blocking artis
perlu ditulis juga di dalam treatment. Sementara untuk sajian
bentuk live show, dibutuhkan konsep treatment yang jelas
mengenai seluruh sajian yang harus disiapkan. Untuk program
yang tidak disiarkan secara langsung, beberapa kesalahan
dapat dibuang dengan mengedit gambar, asal sound tetap
dipertahankan kesinambungannya. Bahkan adegan atau sajian
yang kurang menarik dapat saja dihilangkan kalau perlu.
Sesudah planning berupa konsep dan treatment jelas maka
produksi dilaksanakan mengikuti treatment. Untuk produksi
live show di studio atau melalui OB-van (Out side Broadcasting-
van) di luar studio, pengambilan gambar mengikuti randown
sheet yang sudah disiapkan. Proses produksi sebagaimana
proses produksi acara biasa.
Pada saat shooting dilaksanakan, di dalam produksi musik
atau tari, kadang-kadang, untuk menghindari kesalahan,
musik atau nyanyian sudah direkam terlebih dahulu. Penyanyi,
penari dan pengiring rnusik hanya mengikuti hasil rekaman
suara. Sistem ini disebut play-back. Dengan sistem play-back,

62
lokasi shooting clapat berganti-ganti berdasarkan konsep
kreatif sutradara. Sistem ini juga menghindarkan gangguan
suarasuara yang tidak diirtginkan masuk, kefika shooting
sedang berlangsung. Di samping it kesalahan yang mungkin
terjadi pada penyanyi, salah ucap atau nada turun atau fals
kerena suatu sebab, dapat dihindari.
Post production untuk program yang tidak langsung
ditayangkan, berupa editing offline dan online dilakukan
untuk rnemberi tulisan pada layar televisi (caption), seperti
judul lagu, nama penyanyi, membuang atau rnemberi sisipan
(insert) garnioar yang buruk dark Inertyempurriakan
suaran.ya. lika trn.1-..1-p,,, daridan atau ctnck shnnt, rlalam
editing skrip perlu dituliskan kode waktunya sehingga saat
online materi dapat disisipkan. Setelah semua slap, diadakan
preview sebelum program ditayangkan.

B. Pengembangan Gagasan
Seni tradisional kita tumbuh elan berkernbang dalam
konteks situasi lingkungartriya. Terdapat iriteraksi sosiai yang
k, antara sap, Frarlicinnal clan maQyarAkAftlyA Sni trarlicinnal
ini meskipun muncul setelah Taman budaya tulis, namun masih
berpola pada kebudayaan lisan pertaina. Daya hidup dan daya
tarik banyak terganturtg dari terjadinya interaksi sosial. Tanpa
ini seni tradisional terasa sangat hambar dan kurang rnertarik.
Di dalam situasinya, seni tradisi ditonton oleh penonton
yang secara sungguh-sungguh meivangkan waktu untuk
menonton kesenian. Oleh 11<arerIa itu, lama Yak-+A sajian, 1-
wahrrapa ppnvilangan gprak atali arlegan; tirlak meniarii seal bagi
penonton. Lelucon atau kejadian hebat dalam adegan
biasanya rnendapatkan reaksi spontan dari penonton_
Dengan dernikian, pemain merasakan getar reaksi ini dan
memainkan peranan semakin hidup dan bergairah.

63
Ketika seni tradisional ini masuk ke dalam program televisi,
terdapat dua hal penting yang hilang. Pertama, interaksi yang
terjalin antara pemain dan penonton. Kedua, perpendekan lama
waktu sajian (duration) yang harus menyesuaikan dengan
kapling waktu atau slot di televisi. Itulah sebabnya, beberapa
seni tradisional mencoba tetap memasukkan unsur penonton di
dalam televisi agar tidak kehilangan interaksi, misalnya lenong,
kethoprak humor dan ludruk. Ternyata upaya ini cukup berhasil.
Spontanitas yang sangat hidup karena reaksi penonton membuat
pertunjukan ini menarik di televisi.
Upaya lain dengan memperpendek lama waktu sajian dan
mencoba mencampur dengan adegan-adegan Iuar studio.
Wayang orang dan kethoprak sudah mulai dengan cara-cara
seperti ini. Ternyata sajian itu cukup menarik. Trick terbang
dengan chroma key sangat menarik dan lebih memberi suasana.
Ini berarti seni tradisional itu menggunakan format sajian
televisi. Kendati demikian tetap terdapat beberapa hal yang
hilang. Keindahan dan ragam gerak tari hams dikurangi agar
jangan melampaui slot waktu, ilustrasi gamelan sering tidak
terdengar utuh, kecuali mereka yang sudah mulai dengan
menciptakan garapan gending gending (lap) khusus untuk
televisi.
Akan tetapi, upaya-upaya yang hampir berhasil itu rusak
oleh banjir sinetron kekerasan dan ABG di televisi. Pahlawan-
pahlawan dalam cerita tradisi kalah menarik dengan tokoh
cerita film kekerasan dan sinetron ABG. Apalagi setelah
sinetron dan hiburan musik muncul dengan unsur seksual yang
sangat menonjol. Tiba-tiba seni tradisi kita di televisi semakin
ditinggalkan penonton. Pada dasarnya seni tradisional bukan
jenis seni komersial, is akan kehilangan daya tarik ketika
berhadapan dengan program yang komersial. Apakah dengan
demikian seni tradisional kita akan hilang di televisi?

64
Isi pertanyaan itu ditujukan bagi pengelola stasiun televisi
dan para seniman seni tradisional. Dan pihak stasiun televisi
diharap kesediaannya tetap meniberi kapling pada seni tradisi-
onal, betapapun tidak mendatangkan keuntungan komersial
(meskipun bukan mustahil juga malahan laku dijual). Dari
pihak seniman, seni tradisi harus terus mengupayakan
pembaruan-pembaruan dari seninya untuk disesuaikan dengan
kemasan televisi.
Seni tradisional di televisi belum tamat apabila dikemas
secara balk dan disesuaikan dengan format dan karakter televisi.
Kethoprak Humor pernah muncul sebagai sajian yang paling
disukai penonton dan ratingnya tinggi. Padahal Kethoprak
Humor berangkat dari seni tradisi semacam ludruk atau lenong.
Mengapa Kethoprak Humor menarik? Pertama, cerita legenda
dengan keajaiban-keajaiban selalu menarik penonton. Kedua,
dengan humor dan lawakan yang memikat iangsung dihadapan
penonton sehingga penonton bereaksi spontan dan membuat
pertunjukkan jadi hidup dan segar. Ketiga, artistik diolah
dengan sangat memikat, seperti setting, kostum, dekorasi, dan
pemain yang sebagian terdiri dari para selibriti dan pelawak
ternama. Keempat, naskah dan pengadegan sungguh dibuat
dalam format televisi.
Seni tradisional kita biasanya iemah dalam naskah dengan
format televi.4. Pengadegan sangat lama, tetapi tidak
menwandang 5uspens dan surprise. Mungkin saja adegan agak
lama asalkan terdapat suspens dan surprise atau humor. Artistik
biasanya kurang memperhitungkan pola artistik televisi dalam
hubungan dengan warna, setting, dekorasi dan pemain. Tidak
jarang ucapan tokoh dalam cerita mengatakan kecantikan yang
luar biasa dari sang putri, tetapi temyata pemain sang putri sudah
tua dan kurang cantik menurut ukuran umum. Blocking dan
akting pemain di dalam seni tradisional kita kebanyakan sangat

65
teaterikal dan kurang mampu menciptakan gerak wajar sambil
bicara. Biasanya dialog diucapkan sebagaimana kalau mereka
main di panggung atau di tempat pertujukkan umum, kaku dan
kurang wajar. Bahasa sebetulnya bukan lagi merupakan
persoalan sebab dapat dibuat subtitle.
Masalah lain berupa langkanya sutradara seni tradisional
yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai bagaimana
memproduksi acara dengan format dan karakter televisi.
Masalah itu juga menyangkut pertanyaan siapa akan
memberikan pendidikan televisi kepada sutradara-sutradara atau
penulis naskah seni tradisional kita. Siapa membiayai mereka?
Sebab biaya pendidikan di bidang produksi televisi mahal.
Barangkali institusi-institusi kesenian perlu memasukan
kurikulum pemahaman tentang format pertunjukan seni tradisi
di televisi. Sehingga para seniman lulusan dari institusi tersebut
dapat menciptakan format sajian seni tradisi di televisi secara
tepat dan menarik.
Kemasan seni tradisional di televisi melalui beberapa
kemungkinan seperti itu pasti tetap menarik. Fenomena
Kethoprak Humor telahmembuktikan. Namun, kenyataannya
teori itu memerlukan pendidikan, praktek dan pengalaman.
Untuk hal yang pertama saja, pendidikan, bagi penulis atau
sutradara seni tradisional sudah kecil kemungkinannya. Apalagi
untuk praktek dan eksperimen sampai mereka sungg-uh
menemukan format dan karakter yang cocok bagi seninya dan
sesuai juga dengan format televisi.

66
sr% 1 ne
tiaD

Prngrnm Ath: chnw TeieVici

A. Pengertian Dasar
Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk
Program, meliputi banyak format, antara lain, vox-pop, kuis,
interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studio
clan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut
Program Wicara( The Taik Program). Program ini tampil dalarn
bentuk sajian yang mengetengahkan pentbiLcaclan be,7CUI OILS
atau merlgerai sesuatu yang menarik, sc.-clar,g .1-ngat A;bi-
ra raka n_ rnasyaralcat, Rini] tanya-jawall persoalan dengan
hadiah, yang disebut kuis. Apabila pembicaraan dilakukan oleh
satu orang, program itu dinamakan program uraian pendek atau
pernyataan (the talk program). Wawancara dilakukan oleh dua
orang clan diskusi oleh lebih dari dua orang. Sementara program
kuis di sajikan oleh seorang master kuis dan peserta. kuis.
1. Program Uraian Pendek atau pernyataan (The "Mk Pro-
gram)
.-.1.-vier;-;
ty acara LC1.CV paLta ociaL

rnurcul seorang presenter (penyaji) na.enc,qritakan sesuatti


;rang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program
feaiure di antara sajian acara musik, dan di awal suatu acara
sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang

67
disajikan secara khusus. Penonton ini sedang menyaksikan the
talk program. Uraian yang disajikan oleh seorang presenter di
dalam acara televisi biasanya sangat pendek.
Menceritakan sesuatu kepada penonton televisi tanpa ilustrasi
gambar yang berganti-ganti terasa sangat membosankan.
Membahas suatu kejadian secara panjang lebar di televisi tanpa
ilustrasi gambar, sangat riskan apabila pokok bahasan itu bukan
sesuatu yang sungguh menarik. Dalam situasi sehari-hari,
misalnya seorang sahabatbersedia mendengarkan cerita temannya
selama lima atau sepuluh menit, meskipun cerita itu tidak
menarik, bahkan sangat membosankan..., demi sopan santun.
Dalam hal ini, penonton televisi tak hams bersopan santun kepada
presenter di layar televisi.
Mereka memiliki kemungkinan untuk menonton program
lain yang lebih menarik di saluran stasiun televisi yang lain.
Mereka bebas memilih acara. Oleh sebab itu, acara mimbar di
televisi apabila tidak sangat menarik baik penyajinya maupun
materi bahasannya, hanya berarti memberi dorongan kepada
penonton untuk memindahkan saluran ke stasiun televisi lain.
a. Perencanaan
Untuk itu, penyajian suatu program uraian di televisi harus
memperhatikan beberapa hal sekaligus. Pertama, permasalahan
yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum.
Kedua, persoalan itu sangat penting dan penonton membutuhkan
penjelasan mengenai hal itu. Ketiga, uraian itu dapat membuat
gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji yang
menyenangkan maupun karena materi sajian yang memang lucu
dan membuat gembira. Sekilas Info, Renungan Bulan Puasa,
Yang Aneh dan Nyata, Kornentar atau Editorial adalah contoh
program uraian (the talk).
Untuk mengetahui ketiga hal itu seorang penyaji hams sering
mengadakan riset penonton. Seorang produser, pengarang

68
naskah atau presenter program televisi terus-menents rnengadakan
riset penonton betapapun riset itu sifatnya sederhana dan sangat
pribadi. Selalu ada hal bare yang menjadi perhatian penonton.
Penonton televisi sering kali mengalami perubahan-perubahan.
Jadi, produser atau presenter yang ingin acaranya selalu diikuti
oleh penonton harus terus-menerus berusaha mengetahui minat
pertonton.
Presenter yang bait memiliki hariyak cerita manarilc. riangart
cepat di antara program musik atau di awal program kuis is dapat
menyajikan suatu mated yang menarik dan lucu, secara impro-
visatoris. Akan tetapi, sungguh kurang bijaksana menyajikan
sesuatu kepada penonton televisi tanpa persiapan yang memadai
sebelumnya. Produser, broadcaster, presenter adalah seorang pens
ills naskah. Seyogianya is mempersiapkan dahulu apa yang akan
diuraikan dalam 1-,..rentuk naskah. Naskah itu kemudian dikuasai
clan inpniadi miliknya r Int; lk clicajilcan di "Ia.-Ivan penonton rirgrigan
seolah-olah sebagai suatu cerita spontan.
b. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Dalam mempersiapkan suatu uraian di televisi sebaiknya
produser atau presenter membuat out-line dari sajiannya terlebih
dahulu. Pertama-tama harus jelas maksud dad uraian ittE
informasi, entertainment (hiburan), atau sesuatu yang serius.
1,a3LunLLCI-U6A11yC1JCLIUULLMI.C1.1.SUb1,11LaiLSeL/c16c111,JUL114..LAL.

Presenter harusmemulai uraian rit,ngAn sesuatuatss nng


y

membangldtkan rasa ingin tahu dari penonton. Kalimat yang


rtantinya berupa ucapan pertama sebagai umpan ini biasanya
berupa sesuatu yang merangsang rasa humor, pertanyaan atau
isi pernyataan yang menantang pemikiran penonton.
Setelah awal sajian yang merupakan umpan disampaikan,
kemudian rnateri sajian yang sesungguhnya, bare diketengahican.
piasanya pengalatnark hidup seha-ri-hari merupaka-n cerita yang
MengPsAn knrPnA elPkAt dengar kehidiipan penord:on. Tidak

69
hares pengalaman pribadi presenter yang mesti diceritakan,
pengalaman orang lain, teman atau yang dibaca dari suatu
majalah dapat pula berguna. Selebihnya cerita rakyat, lelucon-
lelucon segar sebagai bahan-bahan yang menarik juga. Kalau
program ini merupakan sajian khusus, seperti dalam acara
Mimbar (agama, pengetahuan, keluarga, pendidikan), yang
perlu diingat temyata semua bahan atau cerita itu hams mem-
bantu memperjelas tema yang disajikan dan mendorong
penonton atau pendengar untuk mengikuti tams uraian itu.
Dalarn penalisan program uralan, setiap produser, presenter
atau penulis naskah terkadang memiliki kebiasaan yang berbeda-
beda. Beberapa langsung menulis pada komputer. Namun, ada
juga yang biasa menulis dengan tangan dahulu naskah program
acaranya, hal ini tidak menjadi soal. Yang penting sesudahnya
naskah itu hams dibaca kembali secara kritis dan dikoreksi.
Seorang penulis terkenal berkata, "Penulis yang benar tidak
rnenulis, melainkan menuliskan kembali!" Maksud dad ungkapan
ini jelas sekali, hanya dengan berkali-kali mengadakan koreksi dan
memperbaiki naskah kembali maka seorang penulis dapat lebih
memberikan bobot kepada hasil tulisannya.
Sesudah dirasa naskah bagus, presenter hams berusaha
memiliki dan menguasainya. lni berarti ia hams menghafai dan
beriatih membawakan serta met tyajikan naskah itu secara lancar
dan enak ditonton. Berbicara di televisi tidak semudah yang
disangka. Pekerjaan ini membutuhkan banyak latihan. Presenter
yang baik tak henti-hentinya mengadakan latihan sebagaimana
seorang atlet. Perbedaannya hanyalah materi latihan.
Sesudah seluruh bahan dikuasai kemudian rekaman
dilangsungkan. Ketika itu, presenter hams membayangkan ia
bukan sedang berhadapan dengan beratus-ratus penonton,
melainkan dengan seorang penonton yang ia kenal sebagai
sahabatnya. Artinya, dia tidak tampil dengan sangat kaku dan

70
resmi, melainkan rarnah dan penuh perhatian, meskipun yang
ada di studio saat itu hanya juru kamera dan sutradara. 2.
Program Vox-pop Suara Masyarakat
Vox-pop kependekan Clan vox populi dalam istiiah Indone-
sia se'oagai "suara masyarakat". Artinya, suatu program yang
mengetengahkan pendapat umum tentang silabi inncninh.
Tujuan dari program ird dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
vox-pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka penelitian.
Vox-pop sebagai program mengetengahkan serangkaian
pendapat umum mengenai suatu masalah yang sedang dibahas
dalana program kepada penonton dengan maksud agar
penonton juga dapat mengetahui bermacam-macam pendapat
dari berbagai ()rang atau grup sehingga dapat dikonfrontir
dertgan penuapafrLya serLdiri. rlaierLgan meragelcaLahui
loerbagai pendapat itu peTiontea, cliajak linfiik i-Larpilair flan
ITSPrrpPrtimbangkan, atau rnemilih pendapat mana yang sesuai dengan

pendapatnya. Dari pendapat-pendapat itu produser dapat


menarik kesimpulan mengenai tanggapan yang sebenarrtya dari
masyarakat terhadap problem yang dibahas.
Dari segi lain, vox-pop dapat pula dipakai untuk menunjukkan
masalah itu sebagai masalah yang penuh dengan kontradiksi, apabila
vox-pop tadi mengemukakan pandangan yang beriain-iainan
sama selcali arttara orang -yang satu ya-ng lain. J-adi, p e r,onton
dapat rnendudttkkan persoalan p,ada proporsi vanes sebenamya
bahwa masalah yang dibahas itu masalah yang pelik.
Vox-pop dengan tujuan dalam rangka penelitian dapat
merupakan umpan bank dalam proses komunikasi mengenai
suatu persoalan. Dalam hal ini, "masalah" bukan saja dibahas
sendirian oleh produser (broadcaster), melainkan produser juga
memperhatikan pula pandangan-pandangan dari berbagai
pihak. Dengan demikian, proses komunikasi berjalan secara
wajar (darn dua arah).

71
Meskipun vox-pop dapat merupakan program yang berdiri
sendiri, tetapi biasanya program ini menjadi bagian dari pro-
gram lain, yaitu program feature atau majalah udara (magazine).
Sebagai bagian dari program lain, tema Mari vox-pop harts
menyesuaikan dengan program utama. Apabila dibuat dengan
baik, meskipun vox-pop hanya merupakan bagian dari program,
tetapi isinya sering sangat menarik dan memberi aksentuasi
yang kuat pada tema.
Program vox-pop ini merupakan program yang dari tingkat
perencanaan sampai peiaksanaannya membutuhkan aktivitaa-
aktivita a kill kakis sahagai hpriki t.
a. Perencanaan
1. Menetapkan tema yang akan dipertanyakan. Untuk itu,
bahan-bahan hasil riset penonton dapat digunakan. Lebihlebih
kalau kita menginginkan terra yang benar-berkar aktual.
2. Menetapkan pertanyaan dari tema yang akan ditanyakan
'ice-pada masyarakat: pertanyaan jangakai tonal, panj artg,
Rpriprhana, mullah ditangicap dan dimengerti. Seyogianya
jangan membuat pertanyaan yang hanya menimbulkan
tanggapartijawaban "ya" atau "tidak", melainkan bertanya
mulai dengan kata-kata mengapa? dan bagaimana?
Sebailcnya hanya ada satu pertanyaan untuk program ini.
3. Mencoba pertanyaan itu kepada beberapa teman
teriebih dahulu dan tanyakan apakah me reka merasa
mengerti dengan jelas maksud pertanyaan itu. Jika
ternyata mereka merasa kurang jelas, perlu dibuat
rumusan pertanyaan yang lain.
4. Menailih, reporter yang cukup terlatih untuk melaksanakan
tugas Mi. Reporter ini akanmembawa kameramen ke lapangan.
5. Check-list "pertanyaan" -untuk -vox -pop.
Ap-.kAh. r,umusan pertanyaan eaves c cukup Prhn na

dan tidakterlalu paniang? Ya, tidak.

72
b. Apakah susunan kalimat pertanyaan cukup jelas?
c. Apakah sudah dibuat pertanyaan yang tidak
hanya menimbulkan jawaban "ya" dan "tidak"?
d. Apakah pertanyaan itu mengena untuk tema yang
dibahas?
e Apakah It anya satu .pertanya.an saja untuk tema
yang dibahas?
6. Menentukan siapa yang akan diberi pertanyaan. Untuk itu,
prod-user dapat rnenetapkan golortgan masyarakat yang
mana yang relevan untuk dimintai pendapat sesuai dengan
topik yang sudah ditentukan. Ivlisabnya, masyarakat petard/
pegawai, buruh, nelay70-9 pedagartg, pejabat, atau
kombinasi dari semua itu. Sedapat mungkin diperoleh
jawaban yang bermacam-macam: laki-laki, perempuan,
orang tua, orang muda, anak-anak (kalau diperlukan).
Semakin banyak macam jawaban yang diperoleh, semakin
program irti kedengarart "hidup" clan "objektifi.
7. Menentukan tempat di 1-Rana pertanyaan itu diajukan.
Sebaiknya pertanyaan diaj-ukan di tempat yang memberi
suasana kehid_upart dari orang yang dimintai pendapat
misalnya di kantor, di pabrik, dan di pinggir laut. Jadi,
penonton melihat suasana ini sebagai latar belakang dan
memberikan suasana "hidup" serta "sungguh-sungguh".

Persiapan
1. Melatih dan menghafal pertanyaan yang ditetapkan. Agar
tidak membuat suasana kaku dan menimbulkan
kekhawatiran orang yang diberi pertanyaan, reporter hams
menghatalican dan sebaiknya menguasai pertanyaan
yang diajukan. Sangat perlu bertanya serarnah-
rnmAhnyn. Tariff
rnPrPka riPngAn QPnAng (inn liPrAni
menjawab pertanyaan tanpa rasa curiga.

73
2. Berlatih teknik menggunakan kamera perekam video (video
recorder) dan mikrofon secara betul dan lancar, sangat
penting. Jika kamerawan dan reporter belum menguasai
penggunaan kamera perekam video dan mikrofon maka ia
mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan pada
seseorang. Selain itu, ia membuang waktu sia-sia bagi
dirinya dan bagi orang yang diberi pertanyaan apabila ia
masih sibuk mengurus ini dan itu dari peralatan (kamera,
perekam video dan mikrofon) yang tak dikuasainya.
3. Mempersiapkan dan meneliti sebaik-baiknya peralatan
sebelum berangkat "berburu". Hal ini sangat perlu,
jangan sampai ada alai yang kelupaan karena akan
mengganggu diri sendiri dan orang yang ditanyai, jika
reporter terpaksa menunda pertanyaan hanya karena
ada sesuatu yang ketinggalan. Peralatan terdiri atas
sebuah kamera, perekam video atau pada kamera
digital sudah menjadi sate dengan kamera, mikrofon
dan sebuah pita kaset video kosong. Dewasa ini untuk
keperluan seperti ini umumnya dipakai comcorder atau
perekam video yang di-dock (digabung) pada kamera.

c. Teknik Pelaksanaan
Menanyakan sesuatu hal kepada seorang yang belum
dikenal dan sedang berada dalam tugas, kesibukan atau suatu
urusan ternyata tidak mudah. Pertama-tama reporter harus
menunjukkan sikap ramah dan sebagai teman. Hal itu dapat
dilakukan jika dengan secara sopan dan simpatik ia memper-
kenalkan identitas dan mengemukakan keperluan secara jelas
dan meyakinkan. Kalimat-kalimat seperti berikut ini dapat
dipakai sebagai pembuka kata, "Selamat pagi (sore/rnalam)
Saudara (Pak, Bu, Mas, dan sebagainya). Kami dari (sebutkan
nama stasiun radio atau televisi Anda) dalam rangka program

74
(nama program) ... ingin mengajukan sebuah pertanyaan.
Apakah Anda tidak berkeberatan untuk memberi jawaban atau
tanggapan atas pertanyaan kami ini?"
Apabila pribadi itu menyatakan kesediaarinya, reporter dapat
langsung mulai mengajukan pertanyaan sambil memberi tanda
kepada kamerawan menyiapkan tombol kamera video. Pertanyaan
itu sendiri tidak perlu direkam. Akan tetapi, begitu selesai
mengucapkan kata terakhir dan pertanyaan, kamerawan harus
segera memijat tombol rekaman dan reporter mengacungkan
mikrofon pada jarak sekitar 30 cm di hadapan pribadi itu untuk
m.enangkap jawabannya.
Sesudah seseorang memberikan jawaban, seyogianya
kamerawan dan reporter mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besamya, kemudian ia boleh berlalu dari situ. Akan tetapi, jika
pribadi itu berkeberatan, tetap perlu mengucapkan terima kasih
dan permintaan maaf karena mengganggu waktunya, laiu reporter
boleh berlalu dari situ untuk mendapatkan pribadi lain.
Hal yang perlu diperhatikan jika membuat suatu rekaman
di sebuah pabrik, di pasar, atau di jalan raya yang sangat
ramai adalah jangan sampai suara pribadi hilang tertelan oleh
suarasuara yang seharusnya menjadi latar belakang saja.
Untuk itu, sebelum mulai menemui seseorang perlu dicoba
terlebih dahulu level suara yang paling cocok. Sebagai
percobaan reporter dapat merekam dahulu suara sendirL lalu
cek apakah suara itu tertelan oleh suara latar belakang atau
tidak. jika suara reporter cukup jelas kedengaran maka ia
boleh terus. Namun, jika suara latar belakang temyata sangat
mengganggu, lebih baik dicari tempat yang lebih tenang.
d. Editing.
Setelah diperoleh banyak jawaban dari berbagai lapisan
masyarakat sesuai dengan rencana dan hasilnya dirasa cukup
memuaskan, program dilanjutkan dengan tahap editing.

75
Editing dalam hal ini berarti mengadakan koreksi, mem-
perbaiki, membuang yang tidak memenuhi syarat dan tidak
perlu, kemudian menyusun kembali rangkaian jawabanjawaban
itu sesuai dengan rencana program. Boleh jadi jawaban dari
seorang pribadi terlalu panjang pause-nya. Pendapat yang lain
kedengaran terlalu lemah, yang lain lagi menjawab secara
panjang lebar dan bertele-tele. Di sinilah produser boleh
mengedit jawaban yang berupa pendapat-pendapat sehingga
kedengaran serasi dan jelas. Dalam editing program vox-pop,
ada enam hal yang perlu diperhatikan untuk membuat program
ini menjadi menarik.
1. Jangan sampai pendapat seseorang terlalu panjang lebar
sehingga terasa mendorninasi pendapat-pendapat yang
lain. Pendapat yang panjang boleh dipotong asal intinya
tidak hilang.
2. Keseimbangan, keserasian dan variasi para penjawab
harus diperhatikan. Misalnya dapat ditentukan jumlah
penjawab sesuai dengan waktu yang tersedia: 2 orang tua
perempuan, 2 orang tua laki-laki 2 perempuan muda, 2
lakilaki muda, masing setengah menit. Identitas pribadi
tidak perlu disebut atau ditulis dalam caption.
3. Boleh juga menyusun secara berturut-turut antara
pendapat-pendapat yang pro dan pendapat-pendapat
yang kontra.
4. Dua buah pendapat yang isinya sama persis boleh
dimasukkan dua-duanya justru untuk rnengekspresikan
kekuatan dari pendapat itu.
5. Jika terdapat jawaban yang lueu sebaiknya ditempatkan
di bagian akhir untuk menetralisasi pendengar dari
ketegangan pendapatpendapat yang pro dan kontra.
6. Program ini jangan dibuat terlampau panjang meskipun
diperoleh banyak pendapat. Qleh karena itu, sebaiknya

76
sejak semula ditentukan batas waktu. 1Jntuk program
duratinn tioa mcpit

3.Program Wawancara (Interview)


Macam program ini termasuk The Talk Show Program.
Bentuk yang lain adalah diskusi panel. Dalam hal ini terdapat
uua maLam Wc1.11Lcild, yanu vvawaia,ara Mai SLIALLIU UdU
wawancara di studio. Cara rnemprnduksi prngam wawancara
luar studio tidak jauh berbeda dengan cara memproduksi pro-
gram vox-pop. Namun, wawancara studio memiliki beberapa
persiapan dan cara memproduksi program yang berbeda.
Memproduksi program talkshow wawancara yang baik di
televisi irLerupakan. suatu kerja keras, karerLa program itu
memerlukan persiapan-persiapan yang cukup banyak. Tanga
persiapan yang sungguh-sungguh program ini hanya menjadi
program yang membosankan dan ditinggalkan para penonton.
Jika program ini disajikan dengan baik, penonton memperoleh
sesuatu yang sungguh-sungguh berguna, bermakna dan bukan
cAr ar l r rt r ne rr ir r, 3 1 11 f -1 1 1 - r narn1 - 1 1 1 . nno S Ar nle in, 1 1 1 n , cr

a. Perencanaan.
Pertama-tama seorang produser atau pewawancara hams
menentukan siapa tamu kita. Untuk itu, biasanya dipilih seorang
tokoh yang populer di masyarakat dalam bidangnya, atau bisa
jacii seorang tokoh kontroversi, di rnarta masyarakat 1oiasanya
ingin tahn pandangan-partdangannya mengenai suatu peristiwa
aktual. Setelah itu, produser atau pewawancara hams mencari
informasi sebanyak-banyaknya mengenai tokoh it-u.
Ada banyak kemungkinan untuk mengetahui tokoh yang
menjadi tamu dalam program wawancara ini, seperti buku,
majalah atau surat 1:-..abai yang pemalt memu.at teraang
tokoh itu. Jika tokoh itu kerap kali diundang ceramah atau
seminar, sering menulis di majalah atau surat kabar,. tulisan-

77
tulisannya dapat dipakai sebagai bahan untuk mengetahui
pandangan-pandangannya sebagai bahan reverensi.
Produser atau pewawancara ada juga yang mengenal
tc.man dari Vaketh ibi yang rInpnt MPnjoin4Art hPhPrnpA hal
menarik tentang tokoh itu, atau mengatakan tempat sebagai
sumber informasi berharga mengenai tokoh itu. Berdasarkan
semua catatan yang diperoleh dari surat kabar,buku, majalah,
atau dari teman sang tokoh, produser atau pewawancara
merencanakan sejuntlah perlarryaan.
Pribadi tokoh yang akan diwawancarai sering juga kurang
dikenal masyarakat. Jika demikian, produser atau pewawancara
hams memiliki alasan yang kuat mengapa tokoh itu diwawancarai.
Alasan-alasan itu perlu ditulis untuk menolong pewawancara
rnem.buat suatu daftar pertanyaan agar tokoh itu dapat
mombPriknn jnwahan gprara tPpAt clan TrWriglin.giC2pkari hal-
hal yang menarik karena menguasai bahan dan bidang yang
ditanyakan.
Kemungkinan yang lain tokoh- itu dipilih untuk memperoleh
informasi, pendapat atau kesaksian mengenai suatu kejadian yang
terjadi akhir-akbLir int. F.),alam hal ini, pro-haser atau
pewawancara bukan hanya harus mengenal baik hal kecil dari
kejadian, melainkan juga mengenal banyak hal tentang pribadi
tokoh itu terlebih dalam kaitannya dengan kejadian. Bagi
produser dan pewawancara profesional semua hal itu bukan
naerupakan kesulitan karena keloiasaan mereka membaca 1ouku,
rrinjalah, dan snrat kabar.
Produser atau pewawancara seharusnya bertanya kepada
audiens atau masyarakat, apa yang ingin mereka ketahui dari
tokoh itu. Dengan kata lain, produser atau pewawancara
sebaiknya bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang
diinginkan oleh para penontor d; vans
mengenai tokoh itu. Pewawancara yang baik akan pergi ke

78
supermarket, ke:luar kota, atau ke kelompok-kelompok mahasiswa
dan berbicara kepada beberapa orang tentang tokoh yang akan
diwawancarai. Dengan card ini produser atau pewawanuard mencoba
mengetahui dan menemukan apa van; dipikirkan dan ingin
diketahui oleh masyarakat atau penonton televisi.
Untuk mernperoleh informasi semacam ini, sering
pewawancara tidak perlu pergijauh. Seorang tamu yang
kebetulan bertamu di kantor atau teman sate klub olahraga
dapat mengatakan apa yang ingin ia ketahui dari tokoh yang
diwawancarai. Sopir taksi yang ditumparkg,i untuk pergi kar
,tor dapat memberikan beberapa rangsangan ide untuk mei-
Tustin rangkaian pertanyaan wawancara.
Informasi apa pun dapat sangat memberi bantuan kepada
seorang produser atau pewawancara yang sungguh-sungguh
ingin melayani penontonnya. la mencoba berpikir dari apa
yang menarik bagi penonton televisi dam bukan bagi dirinya
a
cPnrliri nrugnn kAta lAirlHHk trIlAk hca.pikitnyn pAri pPiniki
ran dari penonton prograranya..Hal itu dilakukan ketika ia
beketja menyusun pertanyaan.
b. Persiapan.
Setelah produser memiliki data lengkap
tentang tokoh yang diwawancarai dan
kurang lebih mengetahui pada apa a reg
ingin diketahui oleh pemmton atau rnasyarakat, serta
perrnasalahan apa yang ingin dimintakan penjelasan pada
sang tokoh, produser siap membuat pertanyaan-pertanyaan
untuk Program talk show wawancara.
Pertanyaan wawancara seyogianya disusun mulai dari
pertanyaan yang tidak terlalu berat. Satu atau dua pertanyaan
_31 1- -1- - -1.-
wsrai_akan uengan narapan WIWII LiCrupa penjcAasan
Atn11 ikhticar dari permasalahan yang dibaha. Lewat pertanyaan itu
diharapkan penonton kurang lebih memahami permasalahan
yang akan dibahas dan posisi tokoh dalam permasalahan itu.

79
Sesudah itu pewawancara hams masuk pada inti perma-
salahan yang menunjukkan jawaban spesifik atau opini dan
pandangan sang tokoh mengenai permasalahan. Per tanyaan-
pertanyaan perlu disusun dengan sangat kritis, meskipun
jangan sampai memojokkan sang tokoh. Pertanyaan kontro-
versial kadang-kadang sangat disukai penonton, namun
pertanyaan demikian sering membuat tamu kita kurang happy.
Pewawancara perlu menjaga agar dalam wawancara, tamu
tokoh kita tidak menjadi tersinggung atau dipermalukan. Oleh
karena itu, beberapa pertanyaan tajam dicobakan terlebih
dahulu kepada teman kita atau produser lain untuk melihat
reaksinya. Jika dirasa susunan pertanyaan sudah baik maka
sampailah kita pada tahapan pelaksanaan produksi.
c. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Dalam memproduksi program wawancara setelah tokoh
dipilih dan pertanyaan-pertanyaan tersusun dari hasil riset
terhadap tokoh, produser atau pewawancara kemudian
mengundang tokoh itu untuk melaksanakan program talk show
wawancara di studio televisi. Untuk program talk show interaktif,
biasanya sudah hadir penonton yang akan terlibat dalam
program tersebut. Atau mungkin program tersebut ditayangkan
tanpa penonton di studio televisi, tetapi interaktif dilaksanakan
melalui telepon. Dalam dua cara program talk show wawancara,
tokoh perlu diundang untuk familiarisasi dengan suasana
terlebih dahulu. Caranya dengan mengundang tokoh 30 menit
sebelum rekaman. Selama 30 menit pewawancara dapat
m.emberi kesempatan kepada tokoh untuk membiasakan diri
dengan suasana studio televisi untuk program talk show.
Kesempatan ini perlu lebih bagi tokoh yang baru pertama
masuk di studio televisi. Suasana, keributan persiapan, lampu-
lampu, dapat membuat sang tokoh menjadi gugup. Jika terjadi
demikian, pewawancara harus berusaha membuat santai

80
dengan sedikit humor atau mengajukan beberapa pertanyaan
informal yang membangkitkan antusiasmenya.
Jika semua sudah siap, program dapat dirnulai. Pertanyaan
demi pertanyaan dapat diajukan dengan tenang atau disela
sedikit dengan humor tanpa menyelewengkan permasalahan.
Dalam hal ini, pewawancara iddak boleh memberi komentar atau
arahan pada jawaban atau penjelasan tokoh. Pewawancara yang
balk akan disiplin pada pertanyaan-pertanyaan saja. Satu hal
lagi yang perlu, pewawancara biasanya menyediakan pertanyaan
surprise, balk bagi sang tokoh maupun bagi penonton tanpa
mempermalukan tokoh it-u.
Dalam program talk show Interaktif pewawancara harus
atau kapan memberi kesempatan, bails kepada penonton di stu-
dio televisi, maupun penonton di rumah untuk mengajukan
pertanyaan. Ia hams cekatan sekali mengambil alih pertanyaan
apabila pertanyaan interaktif dari telepon mengalami gangguan
atau terputus. Demikian juga is perlu sangat cekatan menanggapi
atau menetralisir suasana, apabila terjadi ketegangan antara
penonton di studio dengan tamu tokoh yang diundang. Hares
diingat, bahwa dalam Program talk show semacam ini kemung-
kinan terjadi ketegangan sampai saling pelotot, bukan mustahil
terjadi. Dalam hal semacam inilah kepiawaian seorang
pewawancara sangat menentukan. Sebab apabila sampai terjadi
kekacauan atau tindak kekerasan di studio televisi, akan sangat
mempermalukan siapa pun yang terlibat dalam program tersebut.
Pada akhirnya pewawancara menutup program dengan ucapan
terima kasih.
4. Program Panel Diskusi.
Program talk show diskusi atau panel diskusi di televisi
swasta menjadi program yang cukup sulit. Pertama, sebagai
program yang hanya rnenyajikan suatu pembicaraan sudah
bertentangan dengan prinsip televisi yang audiovisual. Gambar

81
hams cukup hidup berupa kejadian dan bukan duduk omong
melulu. Kedua, tempat pembicaraan dan orang yang berbicara
tidak berpindahpindah selama beberapa waktu dan belum tentu
wajah tokoh itu menarik, maka sangat mungkin penonton cepat
menjadi bosan apabila pemilihan topik diskusi tidak menarik
dan cara membawakan program tersebut juga tidak menarik.
Program talk show Diskusi atau panel diskusi sebetulnya
sebuah program yang dapat memperkaya wawasan penonton
akan suatu permasalahan. Namun, tetap saja program tersebut
tidak menarik jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk membuat
program menjadi menarik. Kunci utama dari kesuksesan pro-
gram ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter
dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap
segar, tetapi bisa jadi, juga tegang. Tentu saja topik dan
pemilihan tokoh yang saling berhadapan dalam topik tersebut
akan menjadikan perdebatan sangat menarik. Oleh karena itu
perencanaan juga merupakan bagian yang penting.
Program talk show Diskusi adalah program pembicaraan
tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. Dalam
program ini masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara
mengemukakan pendapat dan presenter berth-ak sebagai mod-
erator --yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau
membagi pembicaraan. Jadi, pembicaraan itu tidak hanya
dimonopoli oleh satu orang. Presenter juga hams mengetahui
kapan saat yang tepat untuk memberi kesempatan kepada
penonton terlibat dalam program ini, apabila program ini
interaktif. Sekali lagi dalam hal ini presenter hams cekatan dan
taktis menghentikan atau membelokan perdebatan apabila sudah
mengarah pada bahaya kemarahan dan tindakan fisik.
Dalam program ini suatu permasalahan dilihat dan bidang
yang berbeda oleh sejumlah ahli, narasumber, atau tokoh yang
menguasai bidang sendiri-sendiri. Kemudian presenter akan

82
mewakili penonton mengajukan pertanyaan kepada narasumber
sesuai dengan I.Adang rriasal, rrLerigenai perrnasalahan tersebut.
Boleh juga kadang-kadang presenter membandingkan atau
mengkonfrontasikan pendapat dari narasumber, apabila program
tersebut bukan interaktif. Pada akhir program talk show Diskusi
panel, presenter menyampaikan pula resume dan kesimpulan dari
apa yang dibicarakan.
Program itli dapat menjadi program yang membosankan
apabila tidak dilakukan upaya-upaya yang membuat program ini
menarik. Daya tank program talk show diskusi atau panel
diskusi, terletak pada topik pembicaraan atau permasalahan yang
dibicarakan. Dalam hal ini, ada tiga kategori untuk mengetahui
sampai seberapajauda permaszdaharlitu rnenarik. Pertama,
rnasalah itu merupakan masalah yang Sedans menjadi perg,linjingan di
masyarakat atau masalah yang sedang hangat di masyarakat,
Kedua, masalah itu mengandung kontroversial dart konflik di
antara masyarakat. Ketiga, masalah itu menyangkut atau
bersangkut-paut dengan kepentingan masyarakat banyak dan
masyarakat membutulikan informasi serta jawaban yang jelas
mengenai per-masalahan tersebut.
Selain permasalahan menarik, program talk show diskusi
panel juga harus menghadirkan tokoh yang menarik. Ada tiga
kategori tokoh yang menarik. Pertama, is adalah public figure
m asy a rakat. . . 1 1
atau t uunt kpanut an) iwaua, sat an sat u toxon yang
nalinr ahli afali (nano-cyan nalincr mpn cri Inca; biriano atall
permasalahan. Ketiga, tokoh yang kontroversi, kritis dan
vokal. Pembicaraan akan menjadi hangat, menarik dan penuh
tantangan lewat tokoh-tokoh semacam itu.
Seperti dikemukakan di muka program ini juga akan merrarik
apabila presenter, yang membawakan dart memoderatori
nrnOTAM ini. rnPna 'A/farm-Nil man crimhan ricrrolvie.a ra an .r,arab.ro-----

tokoh. Hal itu hanya terjadi jika presenter juga menguasai


bidangnya dan dapat mengajukan pertanyaan atau menyajikan

83
permas-alahan secara thenetrik. Presenter yartg tidak
meng,uasai permasalahan dalam program acara semacam ini
hanya akan menurunkan suasarta, membuat acara tidak
hidup dan membosankan.
Memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang dibicarakan
menambah daya tank dan menghidupkan program ini. Hustrasi
vi-sual dapat dipersiapkan walaupun program ini live. Karena
permasalahan atau topiknya sudah ditentukan. Sementara,
--
uupat pctLLct W C1.1%.1.U. C41.11_111.6, CIFCLUIla F14..161_0_111 LILT
Ainc.krr. Farinhih rlahiliii Marna rig pre-warn dapat 1Phit spmpl /ma
dan menarik apabila ilustrasi cukup lengkap. Oleh karena
dengan cara membuat rekaman dahulu program diskusi atau
panel pada hari sebelumnya. Setelah hasil rekaman ditranskrip,
berdasarkan transkrip itu dapat dicari ilustrasi visual dari
footages atau stock shoot yang ada. Apabila stock shoot tidak ada,
dapat dibuat liputan khusus untuk ilustrasi visual dari
pernbicara_an ILEA. Sesuclah itu, ilustrasi visualisisipkan 1..(e
pembicar-an yang sudah direkam. Hanya saja program yang
direkam tidak munekin dibuat interaktif langsung.
Kernungkinannya hanya dibuat interaktif di studio pada saat
rekaman dengan mendatangkan kelompok penonton.

B. Tata Laksana Produksi


Produser menentukan topik atau permasalahan diskusi
dengan riset. Hasil riset yang memenuhi kriteria materi prn..1
yang bail( dipakai sebagai topik. Denzan riset pula produser
menentukan tokoh-tokoh yang akan diundang untuk produksi
program talk show diskusi. Kemudian dipilih presenter yang
mertguasai permasalahan dan dibuat perencanaan produksi.
Produksi program talk show diskusi atau panel diskusi ini
biasanya juga menggunakan sistem ad-lib.

Ra
Presenter keniudian menvusun permasainhAn pernhicarann
berdasarkan bahan yang ia cari lewat buku-buku, surat kabar
dan riset masyarakat. Disiapkan pula pertanyaan-pertanyaan
apabila program itu berformat diskusi panel. la adalah wakil
masyarakat, sebab itu ia hams paham apa yang ingin diketahui
()Leh masyarakat mengertai permasalahan itu. Pertanyaan
Seyogianya disusun dengan mempertimbangkan tangga
dramatik, vaitu dad yang sederliana ke tJ yang semakftt
remit dan menegangkan. Pertanyaan-pertanyaan surprise perlu
disiapkan agar program menjadi lebih dinarnis dan menarik.
Pada hari penayangan atau rekaman produksi itu, seperti
dalam program talk show wawancara, tamu-tamu dibiasakan
terlebih dahulu dengan suasana studio. Sesudah itu barulah
produksi dimulai. Sesudah rekaman, transkripsi langsung
dikerjakan oleh asisten pengarah acura dart 1dugsLing dicarikan
Kahant ilvictraci Tici al Hari ctnek shnnt .mtal lip, itan pr,

gram direkam lebih dahulu. Di dalam editing. ilustrasi


visual disisipkan program utama. Kemudian siaplah
program itu untuk suatu preview sebelum ditayangkan.

C. Pengembangan Gagasan
Program the talk show di televisi menjadi sangat popuier
lebih ketika Opetuh Winfrey dan Larry King tampil sebagai pre-
ge.ntar ynng inPntnicublcari. Semula program wawan-
cara adalah program yang membosankan ketika
dibawakan seadanya, dengan tokoh yang tak menarik dan
presenter yang tidak mampu menghidupkan. program.
Kendatipun permasalahan atau topik menarik, apabila
presenter tidak tahu bagairnana menghidupkan suasana,
tetap saja program menjadi 4ak menarik.
Daya tarik dari program taik show di. samping topik dan
tamti toknh yang in enn rilc, adalah p,,,rtnnvnAn-pertanyaan

85
cerdas dan humor dari presenter. Kehebatan Winfrey adalah
kemampuanya mengorek sernua permasalahan tamunya,
sehingga sang tamu tak bisa berahasia lagi, meskipun tidak
tersinggung juga. Inilah seni bertanya yang sangat bagus dan
formula pertanyaan akurat, tetapi yang tidak menyinggung
perasaan.
Tentu saja kemampuan sedemikian ini, bukan hanya
bakat, melainkan juga latihan, eksperimen dan pengalaman,
sambil tak henti-henti terus belajar memperbaiki kemampuan
rnaupun kecerdasan. Membaca buku adalah salah satu kunci
penting dari kemampuan menjadi pewawancara di samping
latihan dalam tampil. Membaca buku berarti terus menambah
wawasan, kecerdasan, dan pengetahuan. Sehingga ketika kita
berhadapan dengan suatu bidang pengalaman, kita tidak
menjadi gagap, karena kita tahu berkat pengetahuan kita dari
hasil membaca.
Dalam program talk show banyak hal perlu dipersiapkan.
Sense of humor mernang bakat dan pembawaan, namun bukan
berarti tak bisa dipelajari. Kita dapat belajar dari para
pelawak kenamaan, bagaimana mereka memforrnulasikan
kata dengan susunan kalimat yang lucu dan bagaimana
kemudian kalimat itu dibawakan atau diucapkan dengan
tekanan yang tepat. Seorang atlet tak henti-hentinya berlatih
untuk menjaga stamina, kekuatan dan instingnya. Demikian
juga seorang presenter talk show yang baik. la takkan pernah
berhenti belajar dan berlatih.
Program talk show di masa kini tidak lepas dari humor.
Sebab kebanyakan talk show adalah hiburan. Namun, kendati-
pun hiburan, seorang presenter dapat tampil menghibur dengan
humor murah dan humor tinggi. Dalam hal ini kualitas dari
kecerdasan dan kemampuan ketrampilan presenter yang
menentukan. Biasanya penonton cepat bosan pada hiburan-

86
hiburan yang tidak kreatif. Kreatifitas hanya mungkin pada
seseorang yang memiliki kecerdasan dan tents menerus mencari.
Program talk show oieh karena banyak melibatkan pelawak
sobagai presenter. l`slamun pelawak biasanya lebih menekankan
segi humor saja, dibandingkan dengan topik serius yang menarik
karena humornya justru muncul dari perrnasalahan itu. Presenter
pelawak cenderung melucu, tetapi presenter yang baik
kelucuannya justru bukan karena is melucu, melainkan dari
pertanyaan atas topik yang serius itu.
Bentuk lain program the talk show, adalah hiburan murni.
Program kuis sebenarnya juga_menggunakan format talk show.
Namu_n,. dalam program ini segi hiburan sangat dorrdnan.
Pertanyaan pengetahuan sering hanya sekedar sarana untuk
menghibur dan kadangkadang promosi produk yang
mensponsori. Meskipun terdapat program kuis yang bermutu
juga, narnun kebanyakan program ini adalah hiburan.
Kemampuan presenter yang diperlukan dalam program ini,
iebih kemampuan dalam menghibur, melucu, membuat gairah
dan semangat, meskipun harts diakui, untuk menjadi master
kuis yang menarik juga tidak gampang. Diperlukan latihan,
kerja keras, dan pergaulan yang luas sambil nonton
pengalaman orang lain dalam menyajikan kuis.

87
Bab 4
Ju nalistik Televisi

A. Pengertian Dasar
Ketika orang berpikir, suatu peristiwa perlu dimengerti dan
diketahui oleh banyak orang, dan bukan hanya satu orang
seperti kalau seseorang mengirim berita melalui surat, maka
orang mulai menciptakan suatu cara bagaimana berita-berita
atau informasi yang sangat penting dapat disampaikan kepada
banyak orang. Mula-mula kerja semacam ini dilakukan secara
manual. Orang menyampaikan informasi secara tertulis,
menggandakan secara manual dan disebarluaskan kepada orang
yang dianggap semestinya mengetahui informasi itu. Karena
informasi atau pesan itu ditulis dengan tangan (hams
diperbanyak dan cepat sampai kepada orang lain), isi pesan
hams sederhana (sitnplicihj), singkat (brevity), jelas (clarity),
dan tepat (accuracy). Inilah prinsip-prinsip dasar pertama yang
menjadi semacam asas penulisan jurnalistik (pers).
Penyebaran surat edaran dianggap sebagai embrio kegiatan
jurnalistik. Produk jurnalistik pertama dalam wujud surat
edaran terbit di Roma Kuno, pada 59 SM, bernama Acta
Diurna. Kemudian di Cina terbit Pula selebaran pendek yang
disebut Pao pada jaman Dinasti Tang. Surat kabar berkala
pertama terbit di Antwerp pada 1609 dan pada 1702 diterbitkan
surat kabar harian pertama yang bernama Tice Daily Courant.

88
Di samping itu, akhirnya orang merasa tidak sernua
peristiwa perlu disampaikan dan diketahui oleh banyak rang.
Peristiwa-peristiwa tertentu saja yang penting, esensial atau
berrnakna yang sepatutnya diinforrnasikan. Cara menginfor-
masikan pun perlu sangat jujur dan tidak bertentangan dengan
fakta yang sebenarnya terjadi. Dad jpell.6kildlliall kemudian
lahir QA jurnalistik dan pers tentang kejujuran (sincerity) dan
kebenaran (the truth). Kebenaran itu meneandung pernahaman
akan keseimbangan penyampaian informasi apabila terjadi
argumentasi yang saling bertentangan mengenai suatu fakta.
Dari pengalaman-pengalaman itu, penyampaian yang
berturut-turut dan secara terus-menerus ini, seperti orang
rnenuliskan sebuah buku atau catatan harian. Di dalam bahasa
Perancis catatan harian clisebut journal. PAL ilrnu me.ngirirn
informasi dan berita secara bias digabig jurrotktik_ ini
mengandung pemaharnan periunya hubungan di dalam rangka
sharing informasi yang merupakan wujud dari kemauan
berkomunikasi. Di dalam jurnalistik, penyampaian informasi
tidak hanya bersumber dari satu fakta, tetapi juga fakta-fakta
lain yang soiling berhubungan harus dikumpulkan, diolah,
disaning sehingga kejujuran dan kebenarannya terjamin.
Secara tar,retis, informasi berita it- harus objektif. 11 tilUll
karya jurnalistik yang baik. Pada kenyataannya hal itu sulit
terjadi sebab situasi politik, keamanan, kepentingan, dan
kekuasaan selalu saja dapat rnemengaz-uhi.
Seleksi fakta untuk dipilih menjadi bahan irdotinasi atau
berita akhirnya menggunakan beberapa asas yang menentukan
batasan-batasan sarnpai sejauh mana fakta itu penting. inilah
yang disebut nilai berita (news-value). Kejadian yang mertg-
anCbmg nilai hprita morlipalcan_ (unu5ual;
kejadian yang luar biasa. Terdapat beberapa alasan meneapa
hal itu menjadi luar biasa. Pertama, kedekatan (proximity)

89
dengan lingkungan masyarakatnya. Misalnya, berita huruhara
di tanah air lebih bernilai berita tinggi dibandingkan dengan
huru-hara di Brasilia. Selain kedekatannya juga
kemasyhurannya (prominence). Peristiwa-peristiwa yang ber-
sangkut-paut dengan nama-nama orang masyhur atau pembuat
beritanya orang ternama, biasanya bernilai berita tinggi.
Relevansi terhadap situasi sekarang (actual) dan makna yang
penting (esensial) bagi nilai-nilai yang hidup pada suatu
lingkungan, misalnya peristiwa-peristiwa manusiawi (human
interest). Secara ringkas nilai berita bersifat esensial (human
interest), unusual (kedekatan, kemasyhuran), aktual atau tepat
waktu (time liness). Dalam hal ini, yang disebut unusual atau
istimewa adalah sesuatu yang secara sederhana dapat
dilukiskan lewat suatu anekdot: kalau orang digigit anjing itu
bukan berita, tetapi kalau orang menggigit anjing, itu berita.
1. Jumalistik Media Cetak
Kegiatan jurnalistik yang terorganisasikan, kemudian
melahirkan apa yang dikenal dengan pers, yaitu usaha-usaha
penerbitan karya jurnalistik yang berupa informasi dan berita.
Usaha-usaha penerbitan atau pers itu memiliki kebijakan
dalam hubungan dengan struktur masyarakat dan negara.
Kebijakan itu kemudian menjadi orientasi dari karya jurnalistik
yang berada dalam lingkupnya. Sebutan pers berasal dari cara
kerja mesin cetak menekan huruf-huruf di atas kertas.
Selanjutnya semua usaha penerbitan yang berhubungan dengan
mesin cetak disebut pers.
Ketika Gutenberg membuat terobosan teknologi dengan
melahirkan mesin cetak, saat itu jurnalistik dan pers mengalami
revolusi yang hebat. Informasi, pemberitaan, dan pers agency
berkembang dan menjadi lahan yang mengandung masa depan.
Para pencari berita pun kemudian memperoleh suatu fungsi
yang sangat penting, dihormati, sekaligus ditakuti. Para

90
pencari berita ini disebut jurnalis atau ora_ng yang mernberikan
laporan peristiwa-peristiwa Kemudian mereka disebut reporter
atau wartawan. Mesldpun dunia jurnalistik dart pers berkembang
dengan pesat, tetapi asas-asas yang dipakai tidak berubah, justru
berkembang. Ada tiga prinsip jurnalistik media cetak yang
hingga sekarang masih diikuti.
1. Pembaca (man as reader). Dalam hal ini, pembaca betas
memilih topik, inforrnasi, atau berita yang &staked. Bertolak dari
hal itu makasajian inform asi dan berita yang menyangkut
berbagai bidang kehidupart sangat perlu disajikan sebagai _
Pembaca juga aktif memilih berita yang relevan bagi dirinya.
2. Prinsip right like your talk (bukan right as your talk). Yang
pertama mengandung pengertian naratif dan tak langsung,
sementara yang kedua mengandung pengertian deskriptif yang
langsung. Sebagai wartawan, ia seharusnya mencoba untuk
objektif, tidak boleh berpihak. Dalam kedudukan ini, ketika rrret-
rulis ia hart:Ls dalarrt posisi sebagai pit iak ketiga clan rnenuliskan
berii-anya deng-n 1-ngs..4-1g (indirect) dan. naratif
(menceritakan).
Penulisan berita dalarn jurnalistik memerlukan pemaharnan
mengenai karakter media itu. Beberapa prinsip penulisan ini
dapat pula dipakai untuk bahan ac-uan. penulisan di media
elektronik audio visual (televisi). Setelah wartawan memperoleh
bahan berita, yang pertarna-tama perlu dilakukan ialah
rnernastikan kebenaran berita dengan check and recheck ke
beberapa amber yang relevan dart sungguh terpercaya. Sesudah
itu, barulah ia menrasun konstruksi berita yang akan disajikart
Lead berita perhi menjarli pPrhAfian ntama, cpila1-1 fond sebagai
pengarah berita, di sampinz judul akan menjadi pertimbangan
yang menentukan dari pembaca untuk mengikuti berita itu atau
tidak. Oleh sebab itu, penulisan lead hams cermat, ringkas dan
menarik perhatian ke arah pokok utama dari berita

91
yang disajikan. Beberapa keterangan pelengkap dan ungkapan-
ungkapan tambahan perlu dihindari. Tidak bijaksana pula
memenuhi lead dengan terlalu banyak fakta. Dalam hal ini,
tidak perlu pula kita memasukkan prinsip 5W's H karena
kalimat lead justru akan menjadi rumit dan membingungkan.
Contoh:
"Telah terjadi bentrokan sent slang tadi di depan kantor
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat antara polisi dan pendukung
Megawati. Mereka protes karena tidak boleh masuk ke halaman
kantor pengadilan. Beberapa orang diamankan dalam
bentrokan tersebut."
Penulisan lead seperti itu terlalu rumit dan agak
berkepanjangan. Dengan konstruksi yang ringkas, lead dapat
lebih menarik dan mengena.
Contoh:
"Beberapa orang diamankan menyusul terjadinya
bentrokan seru, karena polisi melarang pendukung Megawati
memasuki halaman kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat."
Penulisan judul berita biasanya dikerjakan oleh redaksi.
Dalam hal ini, ada empat prinsip yang perlu dipahami untuk
menyusun judul berita dengan memuat unsur-unsur berikut
ini. Pertama, menarik perhatian pembaca. Biasanya pembaca
tertarik sesuatu yang menyangkut keamanan diri, lingkungan
dan negaranya, mengandung konflik atau kontroversial tentang
sesuatu yang dahsyat. Kedua, menyimpulkan isi berita. Ketiga,
menggambarkan suasana berita. Keempat, kalimat ringkas,
jelas, merangsang. Paling baik apabila judul terdiri tidak lebih
dari sepuluh kata. Judul sebetulnya merupakan sumber utama
informasi dari peristiwa-peristiwa yang hari itu terjadi. Oleh
sebab itu, bagi mereka yang tidak banyak waktu untuk
membaca seluruh isi surat kabar, membaca juduljudul
beritanya pun --kalau judul ditulis dengan baik sudah

92
dapat memperoleh gambaran kejadian-kejadian yang panting
hari itu_ Beberapa orang menyebut judul sebagai etalase,
meskipun dalam kenyataan lebih dari itu.
Selanjutnya dalam penulisan perlu menggunakan bahasa
yang benar dart kata-kata atau istilah yang tepat. Tidak perlu
menggunakan kata asing apabila kata itu tidal( menarnbah
kejelasan, melainkan justru membingungkan. Dalam hal ini,
lebih baik berpedoman sedikit kata banyak makna daripada
banyak kata sedikit makna. Demikian juga dalam menyusurt
kalimat, konstruksinya harus mudah diikuti dan logis.
Ungkapan panjang atau anak kalimat, tidak boieh memisahkan
pokok kalimat dan kata ketja (predikat). Katy sifat harus
berdekatan dengan kata yang diterangkannya. Alinea-alinea
harus disusun dengan sistematika yang benar dan setiap
kalimat dalam alinea hams sungguh koheren.
3. Rumus konvensional 5 W's H (What, Why, Who, When,
Where, How). Laporan jurnalis menyebutkan kejadian apa,
sthab-sebab dari kejadian mengapa itu terjadi, siapa saja yang
terlibat dalam kejadian, kapan kejadian itu terjadi, di many
kejadian itu berlangsung, dan bagairnana berlangsungnya
kejadian itu. Teknik penyajiannya dapat berbentuk piramida
tegak atau piramida terbalik dan kronologis. Sistem dengan
piramida tegak berarti penulisan naskah berita tidak terikat
oieh waktu (timeless). Penulisan dapat dimulai dart yang kurang
penting mengarah ke pokok permasalahan yang penting.
Teknik penyajian dengan piramida terbalik dibuat khusus
untuk berita yang penyajiannya sangat terikat waktu (time
concern). Penulisannya mulai dari pokok persoalan yang penting
sebagai lead. Kemudian menuju ke aspek-aspek lain yang
melengkapi. Untuk berita dengan teknik kronologis, sajiannya
berdasarkan pada urutan kejadian. Biasanya dipakai untuk
menjelaskan sebab-musabab terjadinya suatu peristiwa.

93
Di dalam jurnalistik kita sering membedakan antara yang
disebut .informasi dan berita. Secara umum dapat dikatakan,
perbedaan antara berita dan informasi terletak pada fakta dan
opini yang berupa pesan. Di dalam berita yang disajikan hanya
fakta-fakta. Informasi yang bersifat penerangan, selain fakta juga
terkandung opini. Jadi, secara singkat dapat dikatakan berita
adalah penyampaian kejadian-kejadian (fakta) yang bernilai
berita oleh wartawan melalui media massa.
Sementara itu, informasi atau penerangan memberikan
refleksi instruktif sedemikian rupa sehingga diharapkan pihak
kedua dapat memberikan tanggapan atau terjadi perubahan
sikap sebagai akibat adanya instruksi. Pemberitaan tidak perlu
demikian. Semua pemberitaan merupakan informasi, tetapi
tidak semua informasi atau penerangan disebut berita. Berita
hanya mengandung fakta, peristiwa dan bukti, sedangkan
penerangan adalah berita yang mengandung sugestivitas.

2. Teori-Teori Pers dan Jurnalistik


jurnalistik dan pers tidak dapat terlepas dari
hubungannya dengan struktur sosial dan politik lingkungan
masyarakat dan negara. Hubungan ini membentuk sistem
yang dianut oleh pers dan jurnalistik di lingkungan itu. Di
dalam perkembangan pers dan jurnalistik dikenal empat
macam teori yang menjadi acuan dari sistem-sistem pers dan
jurnalistik negara-negara di dunia.
a. Teori Otoritarian
Teori ini muncul diawal lahimya mesin cetak dan diakhir
masa Renaisans, ketika negara-negara Eropa kebanyakan masih
menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Berkembang
mula-mula di Inggris pada abad ke-16 dan ke-17 tatkala pers dan
karya jurnalistik digunakan oleh penguasa untuk membefi
informasi kepada rakyat tentang kebijakan-kebijakan yang

94
perlu diketahui dan dilaksanakart. Pars dan jurnalistik wajib
mendukung kebijakan. kerajaan. Paharn ini bertolak dari
anggapan, kebenaran adalah hasil dan sekelompok cendekiawan
dan orang bijak yang memiliki kewajiban membimbing dan
menentukan arah kehidupan rakyat kecil. Jadi, kebenaran tak
ada di Iingkurtgan rakyat kecil, melainkan dekat dengan pusat
kekuasaan. Penguasa langsung berwenang mengawasi dan
menentukan kebijakan pers dan jurnalistik. Dalam situasi itu
salah satu fungsi pers dan jurnalistik untuk menyampaikan
kebenaran objektif kepada masyarakat dan menjadi pengawas
pelaksanaan pernerintahan menjadi hilang. Kebebasan pers dan
jurnalistik sangat bergantung pada pemerintah yang memiliki
kekuasaan mutlak.
b. Teori Libertarian
Teori lahir ketika perturnbuhan demokrasi politik dan
paham kebebasan berkembang pada abad ke-17, sebagai akibat
revolusi industri dan digunakannya sistem ekonomi laissez-faire.
Kemerdekaan koloni-koloni di Amerika dan Revolusi Perancis
(1789) dengan semboyan liberty, egality, fraternity ikut serta
rnengembangkan pers libertarian. Di dalam Revolusi Perancis
dikeluarkan Declaration des droits de l'homme at citoyen, yaitu
pernyataan hak-hak manusia dan warga negara. Pemikiran
filsafat pada masa A.ufilarung semakin menurabuhkan iklim
kebebasan pers sebagai salah satu aspek dari hak-hak asasi
manusia. Kebenaran tidak lagi dianggap milik penguasa,
melainkan hak mencari kebenaran merupakan salah satu hak
asasi manusia. Manusia dianggap tidak perlu diarahkan sebab
memiliki akal yang memberi kesanggupan untuk menentukan
mana yang benar (kebenaran) jika dihadapkan pada buktibukti
yang sa_li_n_g bertentangan dan piliharapilihan altematif.
Kedudukan pers dan jurnalistik dalam hal ini sebagai mitra
dalam mencari kebenaran. Dengan demikian, pers hares babas

95
dari pengawasan dan pengaruh pemerintah. Agar kebenaran
muncul, semua pendapat hams memperoleh kesempatan yang
sama untuk dikernukakan. Hants ada pasar bebas pemikiran-
pemikiran dan informasi. Bukti dan argumen-argumen yang
menjadi landasan bagi masyarakat untuk menentukan
kebenaran dan mengontrol kebijakan pemerintah. Inilah
sebabnya di Amerika Serikat, pers menjadi semacam lembaga
keempat di dalam pemerintahan.
c. Teori Totalitarian (Pers Komunis)
Pers yang berpegang pada asas-kebenaran berdasarkan teori
Marais. Pers bekerja sepenuhnya sebagai alat penguasa, dalam
hal ini partai komunis. Partai komunis dalam pengertian Marxis
adalah rakyat. Berdasarkan pemahaman itu pers hares
mengikuti kebenaran rakyat, yaitu partai yang substansinya
adalah pemerintah. Teori pers dan sistem jurnalistik semacam ini
mirip teori otoritarian. Perbedaannya teori otoritarian me-
mungkinkan pers dimiliki oleh swasta. Usaha swasta itu hams
mendukung kebijakan pemerintah. Sementara itu, pers komunis
dikuasai dan dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah, yang dalam
teori disebut manifestasi dari kehendak rakyat. Itulah sebabnya,
menurut masyarakat komunis, pers Amerika Serikat tidak bebas,
karena tunduk pada kepentingan bisnis. jadi, mereka tidak dapat
menyatakan kebenaran menurut pandangan Marxis. Fungsi pers
komunis adalah memberi bimbingan secara cermat kepada
masyarakat agar masyarakat terbebas dari pengaruh-pengaruh
luar yang dapat menjauhkan masyarakat dari cita-cita partai.
Merturut orang Amerika Serikat, pers semacam itu merupakan
alat indoktrinasi pemerintah. Kedua sistem itu sama-sama
menggunakan kata kebebasan untuk masyarakat. Hanya bagi
Amerika Serikat kebebasan masyarakat berarti kepentingan
bisnis, sedangkan bagi masyarakat komunis berarti kepentingan
partai. Dalam hal ini, pers komunis

96
harus melakukan apa yang terbaik bagi partai dan
mendukung partai sebagai sikap dan perbuatan moral yang
berorientasi pada kepentingan rakyat. Menurut anggapannya
rakyat adalah partai.
d. Teori Social Responsibility (Tanggung jawab Sosial)
Berkernbang sebagai akibat kesadaran pada abad ke-20,
dengan berbagai macarn perkembangan media massa
(khususnya media elektronik), menuntut kepada media massa
untuk memiliki suatu tanggung jawab sosial yang bare. Para
pemilik danpengelola pers menentukan siapa-siapa, fakta yang
bagaimana, versi fakta yang seperti apa, yang dapat disiarkan
kepada masyarakat. Teori ini menganggap kebebasan mutlak
banyak mendorong terjadinya dekadensi moral. Oleh karena itu,
teori ird memandang perlu pers dan sistem jurnalistik
menggunakan dasar moral clan etika. Pers perlu melakukan tugas
sesuai dengan standar-standar hukum tertentu. Dalam hal ini,
kebebasan pers tetap dipertahankan dengan menambahkan
kewajiban, kebebasan yang .dimiliki perlu disertai tanggung
jawab sosial dan kecenderungan berorientasi pada kepentingan
umum, baik secara individual maupun kelompok.
Sementara itu, masyarakat perlu merasakan tanggung
jawab sosial secara nyata. Perti_mbaxtgan tanggung jawab
sosial tidak begitu mudah sebab kriterianya pada acuan
kepentingan masyarakat yang sangat plural. Selain itu, tetap
banyak kepentingan yang ingin menguasai pers sebagai alat
kepentingan tertentu. Standar-standar hukum, kesepakatan
sosial dan kepentingan kemanusiaan merupakan acuan-
acuan yang menjadi ukuran tanggung jawab sosial.
Empat teori pers itu menjadi acuan sistem dan orientasi
jurnalistik bagi pendukung-pendukungnya. Di Indonesia
berlaku sistem pers yang disebut Pers Pancasila. Sistem ini
mendasarkan sikap dan perilaku pers di Indonesia pada
nilai-

y7
nilai Pancasila dan UUD 1945. Kebebasan pers yang
merupakan hak asasi harus pula disertai kewajiban yang asasi,
yaitu tanggung jawab. Dengan demikian, konstruksinya adalah
kebebasan pers yang bertanggung jawab. Pers berfungsi
sebagai penyebar inform.asi yang benar dan objektif, penyalur
aspirasi rakyatdan kontrol sosial yang konstruktif.

3. jurnalistik Baru
Jurnaliatik baru merupakan gaya penulisan jurnalistik
dengan teknik penulisan novel sastra. Fakta dan realitas
konkret dikemas sedemikian rupa sehingga enak dibaca dan
kaya nuansa meski unsur realitas faktual tetap dijaga
keutuhannya. Reporter bukan raja sebagai pengamat,
melainkan juga mengadakan pendekatan langsung pada
peristiwa tempat is terlibat secara emosional. Dalam konteks
ini,.penataan laporan disusun sedemikian rupa sehingga hal
yang menyangkut sentuhan rasa terungkapkan.
Kekuatan jurnalistik baru terletak pada sentuhan rasa.
Dalam laporan biasa fakta didekati secara dingin. Masyarakat
diberi tahu agar mengetahui dan membuat seleksi sendiri
terhadap semua informasi yang disajikan dalam berita atau
karya jurnalistik yang lain. Namun, dalam format jurnalistik
baru secara emosional masyarakat dilibatkan pada peristiwa
sebagaimana keterlibatan emosional dari reporternya. Bukan
untuk memengaruhi masyarakat dalam rangka mendorong
suatu tindakan, melainkan mengembangkan interaksi moral
dan spiritual.
Muatan moral dan spiritual itu mengembangkan kembali
penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan.
Kalau sekelompok orang membaca berita dalam format jumalistik
baru tentang meletusnya gunung Merapi dan korban yang jatuh,
berarti bukan hanya agar mereka tahu dan menyatakan

98
"fAh kasihan, tapi untung daerah kits aman"; bukan pula agar
mereka tergerak untuk rnemberi bantuan, melainkan agar
secara moral terjadi keterlibatan social. jadi, siapa pun tanpa
membedakan kedudukan dan kedaerahan merasa menjadi
bagiani dari mereka <yang sedans- terkena musibah. sehingga
mamiliki kepPriiilinn Sprnra spiritirAl macyArakAt
akan ketidakberdayaan manusia terhadap alam dan Pencipta,
yang senantiagn menghargai keberadaannya di tengah
lingkungan. Dengan demikian, ketika dorongan nafsu serakah
untuk menguasai segala-galanya timbul, sentuhan perasaan
dari pengalaman bencana Merapi selalu menjadi pertimbangan.
jurnalistik baru mula-mula berkernbang di Amerika Serikat
1.0C1 LALLICIJ. 04:11.1 L-161.1 LLILI-PFGL Lla CL L. CLVI-IL11. F.C.L I. LA 11,7C11 LALL I.C111il Llh
hart] Gays
The Nev York Times. Bertolak dari
rnnninn wartawan 7

karangan Talese (1962) di majalah Esquire yang berjudul Joe


Louis: The King as Middle Aged Man, reportase yang bergaya
cerita pendek. Kernudianberkembang gaya-gaya penulisan
serupa yang akhimya diminati pula oleh banyak lingkungan
pembaca. Pelopor lain ialah Tom Wolfe dan Hunter 5. Thomson
yang mengembangkan gay-a penulisan jurnalistik baru.
1....atant juiluau trIU V271 6ay cl uLL p Lu. L Val L

hnnya lrTArat na ra mraTairilcari iga clan Vic, nT ya-rig nrt


sentuhan perasaan.

4. jurnalistik Televisi
Perkembangan media massa elektronik mendorong pemikiran
baru di bidang jurnalistik. Media massa elektronik terutama
televisi elemen yang berbeda dengan media massa cetak

`per').Mediairtassatelevisiadalahmediaaudic.)visual.Terdapatslamnna,l xy;

xrn NAnTI,1,111-ricrlea7-Narsirkfrvrty,ci

atauberita di dalam media televisi. Meskipm media cetak kadang-


kadang juga menggunakan elemen visual (foto, grafis, dsb.),
99
namun elemen utama yang menjadi sarana ungkap adalah
tulisan: kata-kata atau kalimat. Oleh sebab itu, media cetak
berorientasi pada kekuatan pemikiran dan ungkapan verbal,
sedangkan media audiovisual berorientasi lebih-lebih pada
pemikiran dan ungkapan visual. Elemen audio merupakan
pelengkap dari elemen visual.
Dalam elemen audio terkandung unsur penulisan (naskah)
yang menggunakan prinsip-prinsip pemikiran verbal. Oleh
karena itu, meskipun dalam media audiovisual, unsur visual
yang dominan, namun unsur verbal diperlukan untuk penyu-
sunan naskah audionya. Naskah itu dapat menambah informasi
atau kejelasan dari liputan visual yang muncul. Jadi, di dalam
jurnalistik televisi atau sebetulnya pada semua program televisi
elemen audio diperlukan sebagai pelengkap informasi dari
tayangan visual. Yang lebih penting, bagaimana menyusun dan
menyajikan tayangan visual sehingga dengan menyaksikan
gambar saja, penonton seolah-olah dibawa untuk menyaksikan
peristiwa yang terjadi.
jumalistik televisi bertolak dari orientasi audio visual. OIeh
sebab itu, apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita atau
informasi untuk mata dan telinga. Berbeda sekali dengan
jumalistik media cetak. Pembaca dapat mengulang kalimat atau
ungkapan tidak jelas yang dibaca dari majalah atau surat kabar.
Namun, penonton televisi tidak mungkin meminta penyiar
untuk mengulangi ungkapan-ungkapan dari berita yang Baru
saja disampaikan. Hal ini berarti sajian tayangan gambar atau
yang Iazim disebut image visual hams jelas (sudut pengambilan
tepat, fokus gambar tajam, gambar tidak goyang), urutan
tayangan gambar runtut (mudah dimengerti dan diikuti
perkembangan rangkaian gambar), materi visual cukup (tidak
diulang-ulang gambar yang sama untuk memberi ilustrasi pada
talking head atau penjelasan seorang otoritas), dan penjelasan

100
narasi atau laporan verbal tidak bertele-tele, sederhana dan
tepat. Berlaku rumus ELF: Easy Listening Formula.
Penulisan berita di surat kabar dan televisi sangat berbeda.
Yang perlu diingat kalau seseorang niembaca surat kabar,
meskipun di sekitarnya terjadi berbagai macam aktivitas, tetap
saja is dapat konsentrasi pada apa yang dibaca. Karena membaca
tidak menggunakan unsur pendengaran, sedangkan menonton
berita di televisi, seseorang hams menggunakan mata dan telinga.
itu berarti kejadian sekitar dan suara di sekitar akan mengganggu
telinga dan mata dalam mengikuti siaran berita. Oleh karma itu,
beberapa cara penulisan berita di surat kabar dan televisi tidak
sama. Meskipun demikian, prinsip dasar penulisan dengan bahasa
yang baik seperti diuraikan dalam jurnalistik media cetak tetap
saja dapat digunakan. Hanya bedanya media televisi
menggunakan bahasa tuturan yang komurdkatif.
Penulisan berita dalam jurnalistik televisi hams
menghindari sesuatu yang rumit. Di surat kabar menulis berita
bisa seperti berikut ini.
"Unjuk rasa mahasiswa di Universitas Anusapati membukbahwa
mereka cukup kritis menanggapi permasalahan sosial yang
timbul di negeri ini, demikian dikatakan oleh Prof Dr
Panyarikan, M.Kom., Rektor Universitas Anusapati, menjawab
pertanyaan beberapa wartawan".
Penulisan itu dapat dipahami oleh pembaca berita di surat
kabar sebab mereka dapat mengulangi membaca lagi kalirnat-
kalimat itu. Namun, bagi penonton televisi kalimat itu men
jadi cukup rumit untuk didengar diingat dan dimengerti.
Kalimat dan penulisan berita berikut ini lebih sederhana dan
sesuai bagi penulisan di televisi.
"Menurut Prof Dr Penyarikan, unjuk rasa mahasiswa
Universitas Anusapati membuktikan sikap kritis mereka
terhadap permasa.la_han sosial di negeri ire".

101
Di surat kabar sangat biasa disajikan gambar grafik dengan
angka-angka yang rumit. Pembaca dapat melihat dan mengerti
karena mereka dapat berkonsentrasi cukup lama pada materi itu
sampai paham sungguh-sungguh. Sementara itu, gambar grafik
di televisi dengan garis-garis yang rumit dan angkaangka yang
kecil tidak membantu banyak kepada penonton untuk
memahaminya karena waktu yang tersedia untuk melihat
sampai jelas sangat terbatas. Angka dan garis yang rumit di
pesawat televisi talc mungkin dilihat secara jelas.
Menyajikan informasi dan berita di televisi perlu menghindari
banyak hal yang rumit. Penonton hanya memiliki kemungkinan
dan kesempatan sekilas. Penulis naskah berita perlu menghindari
angka-angka pecahan, gelar-gelar yang panjang atau huruf di
tengah nama. Ungkapan angka U$ 17.177 kalau tidak begitu
penting dapat disebutkan dengan pembulatan 17 ribu dolar. Atau
dengan kata lebih kurang 17 ribu dolar. Demikian juga nama atau
jabatan, misalnya Rektor Universitas Anusapati
Prof.Dr.Penyarikan F Siahaan, M.Kom. dapat dipersingkat dengan
Rektor Anusapati Prof. Dr. Penyarikan, dan seterusnya.
Kalimat-kalimat panjang perlu pula dihindari. Beberapa
ahli berpendapat penulisan berita atau informasi di televisi
tidak tepat apabila menggunakan kalimat-kalimat panjang.
Idealnya setiap kalimat terdiri dari tidak lebih dari lima belas
kata. Masalahnya bukan sekadar jumlah kata, melainkan
kalimat yang panjang biasanya kesatuan pikirannya akan
menjadi kabur. Oleh karena itu, yang penting menyusun
kalimat dengan urutan Iogis, satuan pikiran yang mengalir
dengan runtut dari awal sampai akhir.
jurnalistik televisi adalah jurnalistik audio visual. Unsur
visual dalam sajian berita atau laporan di televisi mengandung
peranan penting. Dalam hal ini, hasil liputan audio visual yang
dilakukan oleh reporter dan juru kamera televisi menjadi bahan

102
utama dalam penyusunan berita. Oleh karena itu,"\kehadiran
reporter UL tempat kejadian clirasa member-k-- -nilai dan
dava tarik yang kuat pada hprita yang dicarnpaikart. nAlAm
hal ini, dikenal sistem ROSS dengan penyaji berita yang
disebut newscaster karena is juga pencari, penyeleksi,
pengolah dan penyusun berita.
ROSS singkatan dari
Report-er on Inc spot and un Lae screen
Reporter berada di lokasi dan miTnrill di televisi rnpia-
porkan sendiri kejadian di situ.
Reporter on the spot and off the screen.
Reporter berada di tempat kejadian, tetapi gambarnya
tidak rnuncul di iayar, hanya suaranya atau laporannya
dibacakan.

Reporter off the spot and on the screen


Reporter tidak berada di tempat kejadian, tetapi sebagai
redaksi yang menyusun dan menyampaikan laporan dari
sumber. Sumber berita.lewat telepon, teleks, faksimile dart
muncul di layar televisi.
pu r i-c VD 11i Jpuq. 14M4 Ull LUG butecri
Reportertidakberadaditemnatkeiadian dan tidak mu n cul
di Iayar televisi. Namun, is mengumpulkan, rnenyeleksi
dan menyusun berita yang diperoleh dari sumber-sumber
berita.
uaiam jurnalistik televisi, Unsur visual bukan sekadar
nsr tambahan atau dukungan pada berita verbal. TLinsur visual
merupakan sajiart berita itu sendiri, bukan sekadar ilustrasi
dari uraian berita verbal. Unsur visual justru memiliki nilai
berita yang iebih tinggi dan Iebih objektif. Betapapun kecilnya,
pembuat berita verbal masih mengikutsertakan opini di dalam
kalirnat-kalimat yang disusun. Namun, gambar
kejlian -1-1n art,' tertentu. clleh karena sudut

103
pengambilan clari kamerawan pada objeknya dan pemikiran
gambar untuk ditayangkan atau dibuang oleh editor, tetap
saja dapat dikatakan subjektif. Hanya bagaimanapun
peristiwa sebagai kejadian yang diliput tetap objektif.
Untuk sajian unsur visual dikenal empat materi berupa
gambar hasil liputan.
1. Visual Object and Hot News (VOHN). Materi visual basil
liputan peristiwa atau wawancara dan isi pernyataart saat
itu. Beberapa lingkungan masih menggunakan istilah
visual aids (gambar pembantu atau ilustrasi). Namun,
istilah itu kini tidak tepat lagi mengingat dalam jurnalistik
televisi gambar tidak lagi sekadar sebagai ilustrasi berita.
2. Shooting on the Field Operation Back-up (SFOB). Tambahan
liputan untuk melengkapi materi visual yang sudah ada.
Sering kali seorang otoritas menguraikan sesuatu yang
penting selarna satu atau satu setengah menit. Apabila
selama itu hanya wajah otoritas itu yang dimunculkan,
sajian akan terasa lamban. Oleh karena itu, diperlukan
gambar-gambar tarnbahan dari apa yang diuraikan.
3. Full Library Operation Back-up (FLOB). Seluruh rnateri
visual yang diperoleh dari kepustakaan, seperti stock
shoots, foot-ages, dan grafik yang lain.
4. Gabungan dari ketiga materi itu. Karena unsur visual
merupakan unsur yang cukup penting maka kerja sama
antara reporter dan kamerawan hams terjalin dengan
baik. Mata dan pikiran mereka seolah satu. Aneh sekali
jika kamerawan dalam rneliput suatu kejadian memiliki
point of interest sendiri, sedangkan reporternya memiliki
perhatian yang berbeda.
Suatu tim liputan biasanya terdiri dari dua atau tiga orang:
seorang reporter, seorang kamerawan, dan seorang pembantu.
Namun, sering terjadi hanya reporter dan kamerawan.

104
Sebetulnya dua-duanya reporter. Hanya yang seorang melapor-
kan kejadian secara verbal, sedangkan yang lain secara visual
atas peristiwa yang sama. Oleh karena itu, untuk menghindari
pusat perhatian yang berbeda antara dua orang yang se-
sungguhnya harus rnemiliki gagasan yang sama, diperlukan
saling berembuk secara tents-menents selama liputan
beriangsung. jadi, karnerawan menangkap gagasan reporter dan
reporter memahami rangkaian gambar yang dibuat oleh
kamerawan untuk sajian berita visualnya. Hampir semua
produksi program televisi, yang disebut kerja sama atau team
work merupakan sesuatu yang sangat panting. Tanpa itu
mustahil sebuah program akan berhasil.
Berkembangnya aliran jurnalistik baru, merembes pula
dalarrt jurnalistik televisi. Jurnalistik barn di televisi rnuncul
sebagai suatu laporan audiovisual dengan format film cerita.
Materi tetap berupa fakta dan sama sekali tidak dimainkan
kembali atau direkayasa seperti dalam dokumenter. Namun,
materi visual dari kejadian disusun sedemikian rupa dan
diceritakan seperti sebuah film. Sentuhan-sentuhan perasaan
terjadi karena gambar peristiwa yang diambil lewat kamera
sangat diperhatikan kontinuitas dan sudut pengambilannya.
Jadi, urutan peristiwa dan sajian gambar sungguh-sungguh
menyentuh perasaan.
Sajian jurnalistik barn di televisi memerlukast bahan yang
sangat lengkap, seperti rangkaian kejadian, wawancara dengan
pelaku peristiwa, bahan-bahan penunjang yang lain, dan gaya
narasi yang indah clan menyentuh. Wawancara dengan pelaku
peristiwa harus mampu menyajikan sisi-sisi yang berarti dan
paling menyentuh- perasaan atau berkesan dari orang itu. Ernosi
dari wajah orang itu kebka mengungkapkan perasaarmya
merupakan materi visual yang sangat menyentuh. Kelengkapan
bahan-bahan yang dapat mengungkapkan peristiwa secara

105
lebih mendalam memberi kekayaan nuansa pada peristiwa.
Apalagi kalau narasi disusun dengan pilihan kata -kata dan
susunan kalimat yang sungguh-sungguh mengena. Penonton
akan menyaksikan suatu laporan kejadian yang sungguh -
sungguh mengesan.
Tentu saja untuk mampu menghasilkan program yang
demikian diperlukan seorang jumalis atau reporter yang kritis,
kreatif dan memiliki bekal intelektual dan inteligensi yang
memadai. Selain itu, dibutuhkan pula kamerawan yang memiliki
selera artistik tinggi, menguasai bahasa visual dengan kecerdasan
intelektual, berani bekerja keras dan menempuh risiko. Gaya
jumalistik semacam ini akan semakin diminati di masa depan.
Siaran berita di masa sekarang sudah mengarah pada tuntutan
kepuasan sajian yang lebih tinggi. Bukan lagi sekadar kebutuhan
akan informasi. Ini diperlukan karena dunia semakin kurang
menghargai martabat manusia. Lewat program jumalistik barn
dikembangkan lagi sentuhan-sentuhan nilai hidup dan
kemanusiaan sehingga manusia tetap berada dalam fitrah sebagai
pemelihara dan pengembang kehidupan.

B. Pengembangan Gagasan
Sejak Electronic News Gathering (ENG) menjadi suatu
sistem, terjadi perubahan besar baik dalam teknologi dan
manajemen rnaupun filosofi siaran berita. Kaidah-kaidah
jumalistik televisi yang mapan mengalami perubahan besar pula.
Kemajuan peralatan elektronik untuk pengambilan gambar,
kecepatan pengiriman gambar dan kecanggihan peralatan editing
melipatgandakan makna dan kekuatan berita dan suatu kejadian.
Bahkan dengan satelit tak ada kesulitan lagi suatu kejadian
disaksikan dalam waktu yang sancta oleh penonton yang
jaraknya beribu-ribu kilometer dan dipisahkan oleh lautan.
Penggunaan teknologi satelit dalam pemberitaan atau Satellite

106
News Gathering (SNG) semakin melibatkan penonton pada
peristiwa yang terjadi pada saat itu juga. Dahulu berita _mem-
pertunjukka.n suatu kejadian pada penonton. Kini berita
seolah-olah membuat penonton mengalami kejadian yang
sedang berlangsung. Dahulu penonton hanya melihat suatu
kejadian, kini tak dapat dipungkiri penonton "terlibat" pada
kejadian yang tengah berlangsung.
Jurnalistik televisi sekarang tidak lagi menceritakan suatu
kejadian pada penonton, melainkan membawa mereka menjadi
bagian dari kejadian itu. Kalau dahulu unsur emosional, karena
kemungkinan teknis belum memadai, tidak muncul. Kini,
berkat kemungkinan teknis dari peralatan yang luar biasa
canggih, faktor emosional ini gampang sekali timbul, bahka.n
kemudian sering dieksploitasikan untuk kepentingan tertentu.
Misalnya demonstrasi menuntut suatu ketidakadilan, dengan
menyajikan adeganadegan represil dari aparat, sering
dimanfaatkan untuk menyerang suatu kebijakan tertentu.
Mengapa kini faktor emosional dengan mudah tirnbul
dalam din penonton siaran berita? Karena dahulu penonton
dipisahkan oleh jarak waktu antara kejadian yang berlangsung
dan saat mereka menonton, sementara dengan SNG, tidak lagi.
Dahulu berita disampaikan oleh perantara yang ada di studio
dan disebut announcer atau presenter, kini mereka diajak bicara
sendiri oleh jurnalis yang berada di tengah peristiwa dan oleh
pelaku peristiwa sendiri. Formula SW's H kini dilengkapi unsur
emosional yang memiliki kadar kekuatan pengaruh lebih hebat.
Dalam jurnalistik televisi di studio sebelum SNG orang
raasih pikir tentang Formula ROSS, dthantu formula-formula
lain, seperti VOHN dan FLOB. SFOB yang lebih memberi
tekanan, gambar sebagai ilustrasi dari berita. Jurnalistik
televisi dewasa ini lebih_ memberi kesempatan kekuatan' visual
bicara sendiri. Ternyata ini lebih menyentuh perasaan, apalagi
peniadaan jarak waktu kejadian dengan penggunaan satelit
sungguh memiliki kemampuan melibatkan penonton.

107
Kemungkinan barn ini melahirkan sistem dan mekanisme
kerja jurnalistik televisi menjadi lain. Dahulu reporter, announcer
(pembaca berita), editor, produser berita, teknisi (kamerawan,
penata suara) terpisah dalam mekanisme dan hubungan kerja
sendiri-sendiri. Sekarang reporter sekaligus dapat menjadi
produser dan announcer, bahkan kamerawan dan editor. Jumalis
televisi masa kini dituntut bukan saja ketangkasan pikir dan
inteligensia, melainkan juga kemampuan don keterampilan
teknis menangani peralatan. Dalam SNG ia secara langsung
melakukan pemilihan gambar dalam suatu peristiwa dan itu
artinya editing. Mekanisme kerja menjadi lebih menyatu.
Seorang jurnalis televisi kini dituntut bukan saja
kemampuan rnenulis secara deskriptif, tetapi lebih menyusun
suatu cerita balk dengan kata maupun gambar. Berita televisi
masa kini lebih dari sekadar menggali fakta dan memunculkan
serta menyusun kata di kertas. Namun, menggabungkan motion
picture (film cerita), kata, graphic dan laporan udara.
Tentu saja itu membawa konsekuensi manajemen yang
berbeda. Siaran berita masa kini menuntut profesionalisme
yang tinggi, akurasi, aktualisasi don biaya yang mahal.
Konsekuensi dari biaya yang mahal ini harus diinabangi dengan
pemasukan yang tinggi untuk dapat meng-cover semua
pengeluaran untuk berita. Inilah sebabnya kalau dahulu
kepentingan bisnis hanya terlibat dalam siaran hiburan, kini
bisnis campur tangan dalam urusan siaran berita.
Setiap sistem pernberitaan nasional memiliki karakteristik
khusus. Suatu sistem misalnya, memiliki tekanan pada peranan
dan kepentingan sosial. Beberapa yang lain didominasi oleh
kepentingan politik. Yang lain lagi oleh kepentingan budaya
dan lingkungan hidup. Namun, dewasa ini pertimbangan
ekononai dan bisnis mulai mengambil 1 peranan penting dalam
sistem pemberitaan.

108
Tak dapat disangsikan sukses Cable News Network (CNN)
membisniskan perang Timur Tengah lewat siaran beritanya.
Formula berita dan jurnalistik CNN kemudian diikuti oleh
beberapa news agencies yang lain. Siaran berita menjadi incaran
para produsen dan sponsor sebab dengan jurnalistik gaya CNN
prang menjadi keranjingan untuk mengikuti siaran berita.
Kekuatan pelibatan penonton pada kejadian yang disajikan
Irnembuat hampir semua orang crazy pada siaran berita. Tentu
saja bisnis tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk nebeng
bagi kepentingan barang-barang produksinya. News agency
tidak pula menyia-nyiakan kesempatan untuk juga mengeruk
uang dari pemasang iklan siaran berita. Siaran berita yang
dahulu iebih merupakan peiayanan sosial, kini dibahayakan
menjadi produk bisnis murrd.
Kalau semula bisnis nebeng siaran berita, yang terjadi
kemudian siaran berita berorientasi sepenuhnya pada bisnis.
Dalam orientasi ini bukan mustahil unsur emosional dikem-
bangkan dengan berbagai sensasi dan sadisme. Perang dan
pembunuhan yang mestinya menjijikkan, menjadi sajian yang
mengasyikan dan penuh suspens. Formula sensasi ini tidak sulit
diciptakan dengan kamera dan peralatan lain yang canggih.
Kalau semula siaran berita berusaha menyajikan gambar objektif
kini angle-angle tertentu memanipulasi kenyataan secara
sensasional.
Sayangnya kemudian orang mengharap adanya perang atau
kejadian aneh yang lain di dalam siaran berita. Barangkali kita
ingat dalam jurnalistik formula berita masa lalu, yaitu kalau
orang digigit anjing, itu bukan berita, tetapi kalau ada orang
menggigit anjing, itu barn berita, Formula ini kemudian diikuti
oleh sederet kriteria batasan, seperti berita harus berupa
kejadian yang luar biasa, istimewa, disajikan pada saat yang
tepat dan merupakan peristiwa yang panting diketahui

109
masyarakat. Deretan kriteria itu demi kepentingan daya tank
sensasional masih dilengkapi dengan pengambilan dari sudut
pandang yang merangsang emosi dan penggunaan kemungkinan-
kemungkinan lain yang tersedia berkat kecanggihan peralatan.
Pertanyaannya apakah berita itu sekarang? Kenyataan? Atau
manipulasi kenyataan?
Jurnalistik televisi dewasa ini dihadapkan pada campur
tangan kepentingan bisnis. Masih sanggupkah is berada pada
konteks kepentingan masyarakat kebanyakan? Seimbangkah
kepentingan profit dengan nilai-nilai yang dikorbankan?
Masihkah jurnalistik rnemperhatikan keseimbangan kebutuhan
masyarakat kebanyakan? Masih sederet pertanyaan lath yang kini
perlu dikemukakan sebelum jumalistik televisi menjadi sekadar
alat dari suatu kepentingan.
Sekarang ini kita berada pada jaman kebudayaan lisan kedua.
Televisi memberi kemungkinan tatap muka, meskipun kini lewat
layar kaca. Efek yang ditimbulkan tidak kalah dengan seseorang
yang bertatap muka dengan orang lain. Wujud visual memberi
kekuatan pada pesan yang disampaikan, lebih dibandingkan
dengan hanya mendengar dan membaca. Teknologi memberi
kekuatan yang lebih besar lagi dengan kemungkinan-
kemungkinannya. Siaran interaktif yang langsung dapat berdialog
sebagaimana tatap muka langsung, efeknya tak berbeda dengan
sebuah perjumpaan langsung. Chromakey misalnya, mampu
memanipulasi seorang jurnalis seolah-olah sungguh berada di
tempat kejadian, dengan proporsi yang tepat. Pesannya lebih
meyakinkan. Tentu saja tidak ada yang salah menggunakan
kemungkinan yang ada pada media. Masalahnya, siapakah yang
paling banyak memperoleh kesempatan menggunakan
kemungkinan itu? Apakah permasalahan, aspirasi, kegelisahan,
keingintahuan, kebutuhan masyarakat kebanyakan secara
seimbang juga memperoleh kesempatan tampil? Kuncinya

110
terietak pada orientasi jurnalistik televisi masa kini. Jurnalis
sekarang, sekaligus editor dan redaktur. la yang memilih gambar
dan kata. la juga yang menentukan siapa yang tampil dan bicara.
Adalah benar berita dewasa tat atraktif dan hiburan dengan
tampilnya unsur emosi, sensasi dan suspens, dan mudah
melibatkan penonton.
Akan tetapi, kalau demikian mengapa seorang jumalis
tidak memilih suatu kejadian dan situasi yang mampu
Inendorong solidaritas sosial? Idealisme semacam ini perlu
dikaji untuk meng-counter gays penuturan dan penyajian
jurnalistik televisi Barat yang lebih berorientasi bisnis.
Formula jurnalistik televisi sekarang bukan tak mungkin
digunakan untuk kepentingan masyarakat kebanyakan. Hanya
dengan demikian masihkah sponsor dan para produsen tertarik
untuk mern-back up siaran berita, sebab itu berarti dalam hal-
hal tertentu akan berlawanan dengan kepentingarmya.
Di Indonesia, TVRI jaman dulu(karena lembaga ini
merupakan media pemerintah) siaran beritanya lebih banyak
bernilai informasi daripada berita. Kepentingan pemerintahjelas
mendominasi hampir seluruh siaran berita nasional. Tentu saja
sajian yang demikian kurang menarik. Apalagi kemudian berita
televisi swasta menggunakan Direct Broadcasting Satellite
(DBS) dan menyiarkan sendiri siaran beritanya. Siaran berita
TVRI setelah merijadi televisi publik jauh lebih obyektif.
Kepentingan dan suara masyarakat mernperoleh tempat yang
semestinya, bukan didominasi lagi untuk kepentingan
penerangan pemerintah, Juga timbul kemungkinan yang paint
diwaspadai, bahwa siaran berita televisi swasta akan melulu
berorientasi pada kepentingan bisnis. Beberapa macam siaran
berita televisi swasta memang sudah tampak sangat bisnis
oriented, lebih yang dinamakan infotainment.

111
Terbukti kehebatan formula jurnalistik televisi CNN dan ini
dianut oleh hampir semua news agency. Sementara acara non-
berita hampir seluruhnya juga didominasi oleh hiburan demi
bisnis. Lalu apa yang tinggal bagi masyarakat kebanyakan?
Apakah jumalistik televisi juga ikut menenggelamkan mereka
dalam frustrasi atau masih adakah alternatif untuk memberi
kesempatan bagi kepentingan masyarakat kebanyakan untuk
tampil, waktu akan menentukan.

112
Lab 5
r v a e i l i r t C 1 r

F g a r l A .

P e n e e r t i a n D a s a r
Ketika seorang anak kepala suku Indian meninggal, dan
prajurit-prajurit suku itu berburtt bison, seorang ahli bahasa asap
diperintahkan mengirim berita dengan asap kepada para prajurit
yang berada di padang perburuan. Dijalankannyalah pengiriman
berita itu dengan segera. Para prajurit yang berada di padang
perburuan membaca berita lewat kepulan asap di langit, lalu
mengertilah mereka bahwa harus segera pulang ke kemahnya
untuk berduka cita. Seorang reporter boleh dikatakan sebagaimana
pengirim berita dengan asap api itu. Bedanya seorang reporter
membuat berita dengan menyusun kata-kata dan kalirnat,
sedangkan orang Indian itu menggunakan tanda-tanda dengan
asap.
Ada dua makna dart pekerjaan it -u. Pertama, pembuat berita
merasa berkewajiban rnenyampaikan berita kepada orang lain
karena pentingnya pesan itu. Kedua, orang lain merasa
memeriukan berita karena menaruh perhatian terhadap kejadian
yang penting dan menarik baginya. Berdasarkan makna itu
seorang reporter merniliki fungsi yang sangat penting di dalam
masyarakat. la sebagaimana rnusafir yang mengembara ke
mana-mana, kernudian menyampaikan cerita yang menarik

113
dari hasil pengembaraannya kepada orang lain yang ingin
mendengarkan ceritanya.
Karena fungsinya itu seorang reporter atau wartawan
dituntut untuk memiliki tanggung jawab terhadap apa yang
diceritakannya. Tanggung jawab itu meliputi kebenaran,
pentingnya (urgensi) dan relevansi terhadap situasi. Namun,
tidak begitu mudah untuk dapat memenuhi tangg -ung jawab
itu. Selalu ada kaftan dengan pihak-pihak yang bersangkut-
paut dan berkepentingan pada kejadian yang diberitakan.
Kebenaran misalnya selalu dipertanyakan: kebenaran menurut
siapa? Biasanya terdapat friksi antara kebenaran dari
penguasa yang menentukan kebijakan dan kebenaran dari
pihak yang lemah, biasanya masyarakat yang sama sekali
tidak berdaya. Seorang reporter harus mengambil keputusan
kebenaran mana yang harus disampaikan.
Sering terjadi pilihan-pilihan yang harus dibuat oleh
seorang reporter cukup mengandung risiko. Risiko sering
datang dari banyak pihak, seperti dari pihak yang tersangkut
pada kejadian, pihak penentu kebijakan, dan pihak atasan
sendiri yang harus mempertimbangkan secara luas dampak dari
berita yang disajikan. Hal ini yang menjadi pergulatan etika
jurnalistik secara universal. Sampai sejauh mana seorang
reporter boleh mengungkapkan suatu kebenaran. Misalnya,
suatu kali seorang pejabat mernberi sambutan tentang
emansipasi dan penghargaan terhadap wanita untuk Hari
Kartini. Padahal reporter yang hadir dalam pertemuan
mengetahui pejabat yang bersangkutan memperlakukan
istrinya secara semena-mena di rumah. la tidak pernah
memberi kesempatan istrinya untuk dapat tampil sejajar.
Mungkinkah kemunafikan semacam itu diungkapkan?
Menulis berita di televisi harus sangat efisien. Pendek dan
sederhana. Unsur visual yang perlu tampil dan bercerita sendiri.

114
Pertama-tama seorang reporter harus bertimbang pada apakah
yang paling penting harus ditulis mengenai suatu peristiwa agar
unsur visual yang muncul di layar televisi lebih jelas maknanya?
Sampai sejauh mana hal yang penting itu dibutuhkan dan
bermanfaat bagi rnasyarakat? Barangkali beberapa reporter
beranggapan paanulisan narasi atau 'manglingkapkart sesuatu
secara pendek, kurang bermutu, Namun, justru inilah
masalahnya. Mengungkapkan sesuatu secara pendek, tetapi
bermutu, temyata lebih sulit.
Dalam suatu liputan seorang reporter kadang-kadang
terlibat wawancara dengan seorang tokoh yang berbicara secara
panjang lebar. Sangat mungkin pembicaraan itu oleh reporter
dirasa bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, sepanjang
satu setengah menit, pembicaraan itu akan ditayangk an.
Namun, membiarkan wajah seseorang berbicara terns-rnenerus
di layar kaca selama satu setengah mertit akan sangat mem-
bosankan, betapa pun menariknya tokoh itu. Oleh karena itu,
reporter perlu memperhatikan dengan teliti isi pembicaraan agar
is kemudian dapat mencari visualisasi dart apa yang dibicarakan
oleh sang tokoh. Dengan dernikian, layar televisi tidak akan
dipenuhi oleh wajah sang tokoh selama satu setengah menu,
melainkan visualisasi dart apa yang dibicarakan.
Untuk melaksanakan program liputan, reporter bersama
kamerawan akan berada di tengah suatu peristiwa. Ketika itu,
hampir mustahil mengadakan persiapan yang memadai dan
usulan-usuial n perencanaan dan persiapan harus sudah
dikerjakan sebelum berangkat ke ternpat kejadian. Antara reporter
dan kamerawan seharusnya merupakan partner atau jodoh kerja
yang saling mernahami, memiliki persepsi yang kurang lebih sama
dan tahu selera visual masing-masing. Jadi, di lapangan dapat
dihindari kesalahpahaman dan pertikaian yang tidak perlu antara
reporter dan kamerawan. Di lapangan kamerawan

115
membuat liputan visual, sedangkan reporter membuat catatan-
catatan atau wawancara dengan beberapa narasumber untuk
memperoleh bahan-bahan yang lengkap. Semakin lengkap
bahan yang diperoleh, semakin mudah reporter menyusun suatu
laporan atau berita. Kepada kamerawan ia hams selalu
mengingatkan bahwa diperlukan visualisasi untuk pemyataan-
pemyataan dari narasumber yang sudah diambil gambarnya.
Sementara itu, kamerawan tidak benar hanya bekerja
berdasarkan interesnya. Sangat perlu ia melaksanakan saran dan
permintaan dari reporter. Kerja sama yang baik sangat
diperlukan dalam liputan di lapangan.
Reporter dan kamerawan dalam liputan sebenarnya
merupakan dua orang tapi satu (loro-loroning atunggal; bahasa
Jawa). Gagasan, pelaksanaan lapangan dan tugas dikerjakan
dalam satu kesatuan. Bukan mustahil di masa depan tugas
liputan hanya dikerjakan oleh satu orang yang menguasai
kemampuan intelektual sebagai konseptor, reporter, investiga-
tor (penyelidik) dan editor; serta kemampuan yang
menyangkut keterampilan sebagai kamerawan dan teknisi.
Teknologi liputan di masa depan bukan mustahil memberi
kemungkinan reporter yang dapat bekerja sendiri. Ini
mengandaikan reporter yang memiliki kemampuan luar biasa.
Pada dasarnya reporter hams memiliki pengetahuan yang
sangat luas. Hal itu dapat terjadi apabila ia rajin membaca,
mengikuti seminar dan berdiskusi dengan banyak orang. Untuk
itu, pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu apakah
reporter setiap hari mencoba meningkatkan kemampuannya.
Pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada diri sendiri sebagai
reporter, mengenai apa yang dikerjakan kemarin menyangkut
bidang tugasnya: Apakah kemarin saya membaca buku? Buku
apa yang saya baca? Berapa bab atau halaman saya membaca
buku? Apakah kemarin Anda membaca koran?

116
Berapa koran saya baca kernarin? Apakah saya menulis kemarin?
Tulisan tenting apa dan berapa banyak? Apakah saya nonton
film, mengikuti seminar atau ceramah kemarin? Tentang apa dan
input apa yang saya peroleh? Apabila pertanyaan-pertanyaan itu
banyak merriperoleh jawaban ya, niscaya pengetahuan Anda
cepat meningkat.
Kebanyakan reporter terlalu asyik memburu berita. ini tugas
utamanya. Selain itu, hal-hal lain yang dapat meningkatkan
pengetahuan hams terus dikaji. Reporter memiliki tanggung
jawab yang besar kepada rnasyarakat akan kebenaran yang ia
sampaikan. Jika ia memiliki pengetahuan pas-pasan saja, besar
kemungiciria:n pesan yang ia sampaikan mutunya juga pas-pasan
saja.

B. Pengembangan Gagasan
Reporter yang memiliki pengetahuan luas, biasanya
memiliki visi, sangat kritis dan kreatif. Banyak reporter yang
hanya mengandalkan kemampuan bakat alam. Namur, itu saja
tidak cukup. is akan semakin ketinggalan. .Kemajuan teknologi
yang rnenyebabkan dunia semakin global menuntut secara
terus-menerus peningkatan kemampuan jurnalis dart reporter.
Banyak permasalahan dan informasi-informasi baru yang
memerlukan pemahaman mendalam. Selain itu, lebih banyak
lagi pengetahuan barn. Jaman dahulu senjata reporter hanya
kamera dan mesin ketik. Jaman sekarang reporter dapat
menggunakan kamera canggih yang mampu pada scat yang
sama mengirirn gambar dan berita dan suatu kejadian, langsung
ke dalam setiap rumah. Atau berita dapat langsung diakses
sekaligus lewat tulisan, suara, dan gambar. Komputer memung-
kinkan semua itu.
Untuk itu, reporter perlu terus-rnenerus bekerja dan
belajar. Dalarn hal ini, terdapat lima cara reporter untuk
belajar, sekaligus juga rtu
begas mencari berita dengan mudah.

117
Pertarna, menjalin persahabatatt Reporter perlu memiliki
banyak sahabat. Sahabat merupakart konsuitan, narasumber,
sekaligus informan, la perlu memiliki sahabat mulai dari rakyat
keel!, pemuka masyarakat, elitis, para pejabat, selebritis,
intelektual, orang-orang ternama dan tentu saja wartawan-
wartawan ternama. Dari sahabat is dapat tents belajar dan
bertukar pertgalamart, sekaligus juga rrterniliki narasumber
untuk kasus-kasus yang is hadapi. Sebagal sahabat mereka akan
menaruh kepereayaan. Jadi, informasi mereka akan sangat
akurat dan benar (jujur). Hal ini berbeda apabila seseorang itu
bukan sahabat. Mereka hanya akan memberikan informasi
sekedarnya dan sangat formal,
Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang besar. Reporter atau
penulis yang tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar menjadi
reporter yang pasif. Tak ada motivasi yang kuat untuk
berkembang. Sebaliknya, rasa ingin tahu mendorong reporter
untuk terus bertanya dan rnertcari jawab. la akan menjadi
penyelidik, sekaligus malls yang sangat peka terhadap
perkernbangan suatu peristiwa. Jadi, is dapat memprediksi
perkembangannya secara kritis. Kepekaan intuisi memprediksi
suatu peristiwa akan membuat porter selalu berada di ternpat yang
tepat dalam memburu berita.
Ketiga, memiliki perpustakaan sendiri. Dalam haI ini, tak
perlu dibayangkan sebuah perpustakaan besar dengan satu
kamar penuh ribuan buku. Bisa jadi buku-buku itu malahan
tak pernah dibaca.. Perpustakaan yang clitnaksud di sini
beberapa rak buku berisi buku-buku yang mengandung
banyak informasi dan kliping-kliping rnengenai bidang
pengetahuan atau peristiwa yang penting. Sebuah ensiklopedi
iriternasional dan beberapa kamus bahasa asing menjadi
sebagian isi yang penting. Buku-buku yang menyangkut
tinjauan sosial, politik, ekononii dart kebudayaan merupakan
r

F sebagian lain yang juga diperiukan. Selebihnya, buku-buku


pengetahuan popular yang sedang mern -peroleh perhatian
masyarakat. 1Perpustakaan mini itu hams dilengkapi d engan
berlangeanan beberapa surat kabar nasional dan asing yang
dapat diperoleh. Berkat perpustakaan mini itu kesulitan-
kesulitan informasi di ma'am hari dapat diperoleh jawabnya
tanpa perlu beranjak dari rumah ketika reporter sedang
membuat berita.
Keempat, menguasai sedikitnya satu bahasa intemasional.
Bahasa adalah jernbatan untuk n temperluas komunikasi. Kalau
reporter menguasai beberapa bahasa sekaligus, is sangat
beruntung sebab ia dapat berhubungan dan mernperoleh
informasi dari narasumber dan buku-buku asing. Lewat
kernampuan berbahasa asing, reporter juga dapat meningkatkan
karier karena ia dapat dikirim ke negeri yang menggunakan
bahasa yang dikuasainya. Dengan demikian, pengalamannya
semakin luas.
Kelitna, mem liki hubungan internasional melalui internet.
Dewasa ini hanyak somber berita rlapat diperoleh melalui internat.
Meskipun apa yang masuk di dalam internet belum tentu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, namun isu, berita babas,
berita gelap, kabar angin sering dapat merangsang suatu gagasan
untuk masuk dalam suatu kejadian. Dari internet banyak
kemungkinan dapat diperoleh, meskipun materi berita itu masih
harus dikonfirrnasikan, di-check dan recheck.
Kelima hal itu menjadi modal panting bagi reporter.
Ralehihnya, rapnrter hap s SoM111-,era a di tempat-tempat yang
ia perkirakan dapat diperoleh berita. Untuk itta ia hams tahu
sumber-sumber informasi yang dapat selalu ia harapkan memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ha/ panting yang
mamgkin terjadi. la hams memiliki hubungan dengan orang
penting di bandar udara domestik dan internasional. Dari

119
mereka is dapat memperoleh informasi tentang tamu-tamu
penting yang datang untuk suatu keperluan. Ia juga perlu rajin
mengikuti seminar, jamuan-jamuan atau jumpa pers yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga resmi atau orang-orang
ternama. la hams memiliki sumber di kepolisian untuk
mengetahui banyak hal yang menyangkut kejahatan dan
kecelakaan-kecelakaan.
Reporter ibarat seorang yang bisa tahu apa yang akan
terjadi. Hai itu disebabkan oleh insting jurnalisnya, kepekaan
intuisinya, tetapi yang lebih penting karena dia memiliki
sumber-sumber yang setiap kali dapat_dihubungi. Reporter
yang bekerja hanya di belakang meja tulis tidak akan banyak
berarti bagi bagian pemberitaan yang memerlukannya.
Dewasa ini yang diperlukan hanya reporter yang kritis,
kreatif dan penuh yitalitas untuk memperoleh berita yang
baru dan bermakna.

120
Bab 6
la F Jai trIW" u ua .11
.7 i Ilya;

ANNOUNCER menurut arti katanya, seorang yang meng-


umumkan atau memberitahukan suatu informasi. Boleh juga
seorang yang memberikan laporan atau rnemberi kabar tentang
suatu kejadian. Dalam bahasa Indonesia announcer disebut
penyiar, orang yang menyiarkan sesuatu berita, laporan,
informasi atau kejadian: Tidak selalu naateri yang disiarkan
merupakan basil tulisannya atau disusun olehnya sendiri.
Biasanya orang lain yang menulis atau menyusun apa yang
hams disiarkan. Path dasarnya apa yang disiarkan merupakan
sesuatu materi yang sudah jadi dan utuh. Oleh karena itu,
penyiar tidak boleh menambah kata-kata atau mengubah secara
spontan susunan kalimat dan isi dan apa yang hares disiarkan.
Jadi, announcer adalah penyiar.
Seseorang yang memiliki profesi rnirip penyiar, tetapi tidak
terlalu terikat pada materi yang hams disiarkan disebut anchor
atau telangkai. Telangkai adalah penghubung dari suatu acara ke
acara lain atau dari satu tempat reportase ke tempat reportase
yang lain. Misalnya, ia menghubungkan suatu program oiahraga
dari satu stadion ke stadion yang lain. Telangkai boleh memberi
kornentar pada materi siaran, asalkan ia meng-uasai materi
siaran: Jadi, profesinya setengah penyaji. Memiliki materi

121
yang harus disiarkan, tetapi is boleh sedikit berkomentar
dengan improylsasi. Telangkai sexing kali dibawakan oleh sate
atau dua orang.
Presenter menurut arti katanya, seorang yang mengantar
suatu sajian. Sajian itu bermacam-macam, seperti musik, aneka
program, feature, magazine, dan kuis. Sebagai pengantar sajian is
boleh menambah daya tank dart materi yang disajikan lewat kata-
katanya. Dal am bahasa Indonesia is disebut penyaji. Sebagai
penyaji tentu saja ia tidak terlalu terikat oleh materi yang disajikan
dalam arti apa adanya seperti announcer. Penyaji boleh memberi
pemanis suatu sajian program dengan kata-katanya. la harus
mampu menghidupkan suatu sajian program dengan kata-
katanya. la harus mampu menghidupkan suatu program, lebih-
lebih program yang dirasa "dingin", Penyaji hams mampu
menciptakan suasana tertentu. la harus dapat menciptakan humor,
tetapi juga suasana yang melankolis atau romantis.
Sebagai seorang yang m.enghidangkan sesuatu, penyaji
bertindak sebagaimana seorang teman, bukan seorang asing.
Seorang asing akan memberi penjelasan secara resmi. Audiens
(penonton atau pendengar) boleh menaruh minat atau tidak.
Sebaliknya, seorang teman akan menyajikan sesuatu secara
ramah. Oleh karena itu, audiens akan menerima dengan sedang
hati. Seorang teman tidak akan congkak, kerns kepala, menun-
jukkan kuasa, menggurui atau man menang. Namun, ia jujur,
terbuka, dan bersikap manis. Audiens akan merasa memperoleh
teman yang sangat memperhatikannya, ramah dan menarik. Oleh
karena itu, mereka pun akan memperhatikan teman tersebut.
Sementara itu, penylar bertindak sebagaimana teman yang
sedang menceritakan sesuatu. Bukan seorang asing yang sedang
memberi nasihat. Teman itu akan bercerita secara serius ketika
ia menceritakan kejadian-kejadian yang berlangsung di dunia
(siaran berita). Namun, keseriusan itu bukan seperti

122
menggurui atau seperti orang yang paling tabu. Kegagalan
seorang penyiar terjadi apabila audiens merasa ia seperti seorang
guru yang sedang menasihati atau menggurui. IVIenceritakan
sesuatu pasti tidak sama dengan menggurui atau menasihati.
Penyiar sering tampil dengan kesadaran sebagai seorang
isfimewa dan terpilih. Sikap ini dengan mudah ditangkap oleh
penonton lewat penampilan di televisi atau getar suaranya. Oleh
karena itu, penyiar yang baik akan mendudukkan diri sebagai
teman yang sangat rnernperhatikan sahabat. la perlu menceritakan
atau memberitahukan kejadian yang ia ketahui. Dalam hal ini, ia
tidak hams terus tersenyum, tetapi men.ampilkan suara dan sikap
sebagai seorang yang merasa perlu menyampaikan sesuatu sebagai
tanda perhatian kepada temannya, yaitu penonton.
Di daerah Sumatra kita mengenal suatu tradisi yang
bagus, yaitu berpantun. Anak-anak muda di sana pada
awalnya tidak belajar menulis pantun. Namun, yang pertama-
tama mereka kerjakan, yaitu cara menguasai bahasa yang baik
meskipun hal itu tidak perlu mereka pelajari secara sistematis
dan metodik seperti di sekolah. Mereka belajar dari kebiasaan
berbahasa sehari-hari dan pergaulan mereka dalam mernbuat
pa-ntun, sebagaimana mereka berbicara. Jadi, secara spontan.
Hal ini hanya mungkin kalau mereka benar-benar menguasai
bahasa dan rnemiliki kekayaan kosakata.
Jika kebiasaan ini dimiliki, sebagai penyiar atau
penyaji kita akan terbantu banyak. Kemampuan menyusun
patun Barra dengan yang diperiukan dalam menyusun
kata yang baik, komunikatif, menarik, dan menyentuh Fel
cicteu L. itulah semua yang perlu dimiliki oleh penyiar dan

penyaji, selain suara dan sikap yang baik juga.


Announcer atau presenter adalah seorang yang bekerja
dengan mertgandalkan suara dan kemampuan berbahasa
diiengkapi dengan keterampilan dalam membawakan suatu

123
acara. Untuk itu, ia perlu selalu menjaga agar suara dan
kemampuan berbahasanya tetap terjaga. Seorang atlet harus
latihan secara tetap dan teratur supaya kondisinya selalu terjaga.
Jadi, dalam setiap pertandingan ia dalam keadaan berenang yang
prima. la tidak berlatih pada bidangnya saja, seperti bagaimana
berlari, melompat, dan berenang. Namun, ia harus juga membuat
ototototnya kuat untuk melakukan sesuatu. Demikian halnya
seorang juru bersuara di televisi. Lidah, bibir, tenggorokan, dan
napasnya hams terlatih, sebagaimana seorang atlet selalu melatih
peralatan tubuhnya: tangan atau kakinya. Setiap orang dapat
berlari, tetapi seorang atlet hams tahu bagaimana berlari dengan
baik dan cepat. Setiap orang dapat berbicara, tetapi seorang juru
bersuara (announcer atau presenter) hams dapat berbicara secara
lebih baik, lebih jelas dan lebih indah atau memukau.
Jika seseorang berbicara kepada seorang teman, lalu
teman itu bertanya, "Apo yang kamu katakan tadi?" Berarti
apa yang dikatakan oleh pembicara tadi tidak begitu jelas
(kecuali kalau teman itu tidak sehat pendengarannya). Untuk
dapat berbicara secara baik, seseorang perlu mengerti
bagaimana memfungsikan lidah, bibir, gigi, tenggorokan,
napas, dan seluruh mulut. Salah satu cara terbaik untuk
meningkatkan mutu suara agar dapat berbicara dengan baik,
jelas dan indah tentu dengan bernyanyi. Banyak announcer
atau presenter televisi belajar bernyanyi, meskipun tidak ingin
menjadi penyanyi. Ada juga beberapa yang lain bergabung
pada salah satu grup paduan suara. Mereka mengakui
bernyanyi banyak membantu dalam rneningkatkan mutu suara.
Meskipun begitu, seorang yang memutuskan untuk menjadi
announcer atau presenter profesional hams berusaha lebih
banyak lagi daripada hanya bernyanyi. Melatih alat bersuara
(mulut dan sernua organnya) disertai kemampuan berbahasa
secara tetap dan teratur mutlak diperlukan.

124
Berikut ini latihan tetap setiap hari bagi seorang
profesional. Sediakan waktu sedikitnya 15 menit untuk melatih
suara. Latihan-latihan dapat dijalankan sebagai berikut.
1. Duduk dalam posisi bersimpuh, relaks laiu menarik napas
an-pnng dan dtampngdalarnprut Kenudianpngja u
lepaskan napas pelan-pelan sambil membunyikan suara aaa
atau ciao atau uuu. Bunyikan salah satu huruf hidup begitu
melepaskan napas pelan-pelan. Ulangi sampai tiga menit
2. Berdiri di muka cermin dan mengucapkan alfabet (a-z)
dengan satu kali tarikan napas. Atau membawakan sebuah
puisi yang sudah dihafal. Cara mengucapkan harus
dilakukan secara lebih ekstrem dari yang biasa dilakukan
dalam situasi normal. Latihan ini diperlukan untuk
memaksa lidah, bibir, tenggorokan dan seluruh mulut
bekerja. Jadi, otot-ototnya menjadi lebih kuat, tetapi
elastis. Latihan ini perlu dilakukan selama 15 menit
3. Melatih berbicara atau membaca puisi di muka kaca,
tetapi dengan mengatupkan gigi rapat-rapat. Tanpa gigi
bergerak hams cliusahakan :supaya kata-kata yang
diucapkan tetap jelas, meskipun hanya menggunakan
bibir. Cara berlatih ini untuk membuat artikulasi (ucapan)
menjadi selalu jelas. Latihan dilakukan selama lima menit
4. Berslui dan bernyanyi merupakan penutup latihan
harian. Untuk rnelatih otot bibir, dalam latihan ini perlu
disiulkan sebuah lagu yang dikenal dengan. sekeras-
kerasnya. Otot bibir yang Icuat, tetapi elastis dapat
membantu membuat ucapan-ucapan menjadi lebih jelas.
Latihan ini dilakukan sekitar dua menit
Tentu raja latihan itu bukan dimaksudkan supaya seseorang
menjadi berbicara aneh. Justru sebaliknya, latihan secara ekstrem
ini akan membuat seseorang kaiau kemudian berbicara biasa,
menjadi lebih jelas, meskipun disampaikan secara santai.

125
A. Mengubah Bentuk Suara
Mungkinkah mengubah bentuk suara? Kemungkinan
selalu ada, meskipun mengubah bentuk suara itu cukup sukar
dan memerlukan ketekunan serta kesabaran. Dalang wayang
kulit misalnya, ia mampu sekurang-kurangnya mengubah
suara sebanyak empat macam, bahkan kadang-kadang ia
dituntut untuk dapat bersuara lebih dari empat macam suara.
Demikian pula penyiar atau presenter dengan ketekunan
berlatih, besar kemungkinan suaranya dapat diubah-ubah
menurut kemauannya. Sutradara dan aktor Richard
Boleslaysky pemah berkata, "Aktor yang baik dapat
menguasai segenap peralatan tubuhnya dengan sempuma. la
mampu memerintah urat-uratnya untuk mengikuti
kemauannya." Jika penyiar atau presenter mampu melatih dan
menguasai alat-alat yang membentuk suara, niscaya ia akan
dapat mengubah bentuk suara menurut kemauannya.

B. Halangan Suara
Setiap penyiar atau presenter sangat mungkin mengalami
halangan bersuara, yaitu serak sehingga suaranya menjadi tidak
enak. Ada beberapa sebab yang dapat membuat suara menjadi
serak, misalnya sakit flu atau batuk, terlalu banyak bersuara keras
(memforsir suara) dan ketegangan otot suara.
Memulihkan suara untuk halangan suara karena sakit flu
atau batuk adalah dengan beristirahat dan mencoba meng-
hangatkan leher, seperti meminum atau memakan jahe.
Minurn air jeruk nipis merupakan salah sate cara untuk
memulihkan suara. Kalau serak terjadi karena terlalu banyak
bersuara keras maka satu-satunya jalan untuk memulihkan
suara adalah dengan beristirahat.
Akan tetapi, halangan suara yang disebabkan oleh
ketegangan otot suara merupakan halangan yang setiap saat dapat
menimpa penyiar atau presenter. Suara serak mudah sekali

126
terjadi pada kaum perempuan Namun, pada dasamya setiap
orang memiliki sedikit kecenderungan untuk serak. Halangan
suara karena tegangnya otot suara ini terjadi apabila sewaktu
berbicara penyiar atau presenter iriba-tiba ine.taba 6n6uy. Otot
narin Icjarnrioknriaan rnpnine-li taoano elan ciikar clicretarkArt. I-Ta1

ini menyebabkan bentuk suara mengalami perubahan.


Mengapa pada seorang perempuan hal ini mudah terjadi?
Kebanyakan perempuan mudah tersentuh perasaannya oleh
suatu peristiwa_ Oleh karena itu, jarang sekali penyiar atau
presenter perempuan ditugasi untuk menyajikan suatu reportase
dari peristiwa-peristiw-a yang ineneg-artgkan atau program
-nrriaratri vane mlirlah mantranhih Ptnnei-nva 4rlahr ylpri-a-nriincran

olahraga keras yang menegangkan, misalnya tinju, hampir tak


pernah reporter perempuan ditugasi untuk menyajikan program
semacam
Jika halangan suara seperti itu clialami, sebaiknya penyiar
atau presenter membuat tenggorokannya relaks, minum sedikit
dan rnelernaskan tubuh. auduk menyandarkwiloadan ke
kursi n rle rt kep.1a terloiN elenwn miiiii1 serlikit terb-Hk.
Demikian juga biarkan tanzan terkulai di samping tubuh. Kepala
diputar sebanyak tiga kali atau empat kali secara perlahanlahan.
Kemudian mencoba mengucapkan kalimat selembutlembutnya
sebagaimana kalau seorang ibu merajuk bayinya.

C. TvVarna suara
Wama s-ara -1 am berbicara ter-lengar sebagai sent-than
.rasa gairah-sedih-tertekan-bebas, dan sebagainya..Penyiar atau
presenter hams menunjukkan warna suara yang hidup, bebas
dan bergairah sehingga sahabat yang sedang sedih pun menjadi
tersentuh olehnya.
untuk dapat memperoieh warna suara yang demikian,
cobalah rttenemui -orarg atau satabat yang htidupnya bal-tagia,

197
bersemangat dan penuh gairah. Namun, jangan mencoba
menirukan suaranya! Cobalah merasakan getaran atau gelora
semangat yang membuat ia bergairah dalam hidup. Seseorang
yang bahagia dalam hidupnya akan berbicara dengan orang
lain secara tak disengaja rnengungkapkan gairah semangatnya,
seperti ekspresi wajah, tekanan-tekanan suara, dan keindahan
bahasa. Semua itu melukiskan kebahagiaannya. Demikian
pula apabila penyiar atau presenter merasa bahagia, hal itu
tampak dalam warna suaranya. Warna suara yang penuh getar
kebahagiaan dan kegairahan membawa suasana hangat di
hadapan penonton televisi.
Di samping itu, untuk memperoleh warna suara yang
bergairah penyiar atau presenter dapat berlatih dengan
mencoba belajar tertawa yang segar dan menyenangkan.
Tertawa segar dan renyah menumbuhkan keinginan penonton
menyaksikan program yang disajikan. Gunakanlah skala nada
(do, re, mi sampai do tinggi). Lalu mencoba tertawa dengan
mengikuti skala nada itu. Mula-mula dengan "he", lalu "ha" dan
berbagai variasi suara yang diinginkan. Mulanya perlahan-
lahan, lalu semakin wajar. Dengan latihan setiap hari niscaya
dicapai suara tertawa yang renyah menyenangkan. Seorang
musikus terus berlatih musik dan instrumermya. la
membiasakan diri dengan instrumen itu sehingga menjadi
bagian dari dirinya. Seorang atlet bekerja keras untuk berlatih
sport. Seorang juru bersuara yang baik hams bekerja dan
berlatih sama keras dan serius, apabila ia ingin suaranya
menjadi sungguh bagus. Bekerja keras dengan disiplin dan
semangat tinggi seagai dasar seorang profesional.
Penyiar biasanya tampil dengan naskah yang lengkap,
misalnya membacakan berita, pengumuman atau tinjauan acara.
Namur terkadang sesekali diperlukan pula membuat improvisasi
kata, pada tinjauan acara misalnya, supaya uraian tidak terasa
kaku. Untuk itu, ada baiknya penyiar berlatih improvisasi

128
bicara. Sebaliknya, presenter atau penyaji bertugas menyajikan
atau mengantarkan program agar program terasa hidup. Untuk
itu, ia harus mampu menguasai suasana lewat pembicaraan-
pernbicaraan yang memukau dan tidak kaku. Oleh karena itu,
bagi presenter kemampuan berimprovisasi bicara sangat
diperlukan.
Presenter dapat mempersiapkan naskah, kemudian naskah
dihafal luar kepala sebelum ia tampil menyajikan suatu pro-
gram. Namun, tak dapat dielakkan, suatu saat penyaji harus
berbicara secara spontan dalam mengomentari suatu kejadian
yang terjadi secara tiba-tiba. Kalau ia terpancang rnelulu pada
apa yang dihafalkan, sangat besar kemungkinan is kehilangan
suasana yang sungguh bagus yang dapat menghidupkan acara
lewat komentar spontan.
Ada ernpat hal panting yang perlu dilakukan untuk belajar
seni berbicara atau bercerita secara spontan.
1. Belajar menggunakan bahasa secara baik dan memahami
istilah-istilah ba'.
2. Meningkatkan kepekaan untuk melihat dan mendengar
sesuatu yang penting (selalu membaca koran).
3. Mencoba mengetahui lingkungan secara sungguh-sungguh,
seperti yang menyangkut aspek senibudaya, ekonomi, sosial
dan politik.
4. Menjalankan latihan-latihan secara tetap.

D. Latihan

Uraian mengenai latiha_n-latihan ini akan banyak membantu


seorang penyiar atau presenter untuk belajar seni berbicara atau
bercerita. Memang diperlukan perekam pita Outset recorder)
untuk merekam suara sendiri agar dapat sendiri pula membuat
tivaivasi. Sebaiknya latihan dijalankan secara tetap, sampai
Lkemarapuan berbicara secara spontan ini sungguh dikuasai.

1.29
Artinya, dalarn latihan, cerita atau uraian, dapat diekspresikan
secara wajar, lancar dan terasa hidup tanpa waktu pause yang
lama hanya untuk mengingat-ingat apa yang berikutnya mau
dikatakan. Caranya:
1. Memilih sebuah gambar, lukisan atau foto yang
menunjukkan orang sedang bekerja. Meletakkan gambar atau
foto tadi dihadapart kita lalu mencoba menceritakan isi gambar
itu secara lengkap. Jangan berhenti bercerita sampai kita
sungguh merasa bahwa tak ada lagi sesuatu yang dapat
diceritakan mengenai gambar itu. Ceritakan: siapakah orang
Au? Apa yang dikerakan sebelum dart sesudah pekerjaan yang
tampak dalarn gambar dilakukan? Tidak jadi soal kalau Anda
tidak tahu tentang pekerjaan itu. Anda di sini hanya melatih
imajinasi dart mengekspresikan secara spontan.
2. Latihan berikutnya, tuliskan nama dari teman atau salah
seorang anggota keluarga Anda. Letakkan kertas itu di muka
Anda dan cobalah menceritakan sesuatu mengenai orang itu.
Ceritakan: Siapa dia? Seperti siapa wajahnya? Bagaimana is
bekerja? Bagaimana is bicara? Di mana rumahnya? Apa yang
ingin is capai di kernudian hari? Dan segala sesuatu yang
penting serta menarik tentang dia.
3. Pergilah keliling kota atau ke suatu tempat. Bawalah
sebuah notes. Catat beberapa hal penting dan menarik yang
Anda jurnpai. Jangan terlalu banyak, cukup tiga atau empat
kata saja. Setiba di rumah, seperti latihan semula, cobalah
rnelihat catatan itu dart mencoba menceritakan kembali segala
sesuatunya secara mendetail dan lancar.
Dalam hal ini, ulangilah setiap latihan dua atau tiga kali
sampai Anda merasa cerita itu cukup tinggi mutunya atau
cukup berbobot. Di samping itu, cukup lancar pula Anda
bercerita.

130
Berl atilt di Setiap Vsraktu dan Tempat
Anda dapat berlatih bercerita di setiap waktu dan tempat.
Dalam hal ini, tidak memerlukan tape recorder, misalnya ketika
naik bus, berjalan jalan, dan menanti seseorang. Ceritakanlah
pemandangan yang Anda lihat dalam hati. Di dalam hati berpikirlah
mengenai kalimat-kalimat yang Anda pergunakan, sebagairnana
kalau Anda akan rnernbuat yrUgrain yang sungguhs-ungguK
Carilah sesuatu yang menarik untuk diceritakan.
Hal ini tidak hanya berguna untuk latihan Anda,
melainkan Anda juga akan menemukan bahwa di dalam bus,
waktu berjalan-jalan, atau menanti, banyak hal yang
menyenangkan dan menarik yang sebelumnya tak pernah
menjadi perhatian Anda. Kecuali itu, Anda juga melatih mata
dan pikiran untuk melihat sesuatu yang sebelurnnya tak
pernah menjadi perhatian Anda.

131
Bab 7
Program Berita

A. Pengertian Dasar
Ketika Ted Turner dengan CNN-nya berpendapat bahwa
untuk menyajikan suatu berita haruslah digali segala macam
kemungkinan yang membuat masyarakat, meskipun pernah
melihat berita itu dari stasiun lain, seperti belum pernah
mel$hatnya. Ketika itulah berita CNN dibuat sedernikian rupa
sehingga yang terpenting bukan saja menyajikan fakta atau
kejadian, melainkan jugs sesuatu yang menarik dan menghibur.
Dikenal apa yang dikatakan to do news like the world has never
seen news before. Bertolak dari gagasan itu, ketika menyaksikan
suatu kejadian, reporter tidak cukup hanya meliput kejadian itu.
Segala aspek penyebab dan akibat serta aspek-aspek lain
yang memengaruhi kejadiankejadian perlu diselidiki dan di
ungkapkan.
Dalam pengertian sederhanaiprogram news berarti suatu
sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai
berita (unusual, factual, esensiai) dan disiarkan melalui media
secara periodik, Pengertian penyajian fakta dan kejadian di
dalam berita bersifat objektif.,aLiputan gambar dari kejadian
biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya
tidak terlalu membuat shock Namun, objektivitas semacam

132
irti rnasih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana
kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan
subjektivitas dari peliput. Belum lagi susunan berita yang berupa
kalimat-kalimat verbal, sangat mungkin memperoleh tekanan-
tekanan tertentu berdasarkan pandangan subjektif dart reporter
yang melaporkan. Akhirnya tak dapat dihindari, kendatipun pro-
gram berita itu objektif, namun unsur-unsur subjektif sengaja
atau tak sengaja ikut serta mewarnai berita.
Hal lain yang membuat program news sebagai program yang
tidak murni objektif disebabkan broadcasting station policy atau
kebijakan stasiun pemancar yang dilaksanakan oleh bagian siaran
pemberitaan dengan editorial policy atau news policy-nya
(kebijakan pemberitaan), Ideologi stasiun pemancar sangat
memengaruhi seluruh corak program acara, termasuk program
berita. Ida karena itu, kebijakan bagian program siaran
pemberitaan (news department) akan sesuai dengan kebijakan
stasiun pemancar. Kebijakan stasiun pemancar menunjukkan
spiritualitas (ideologi dan orientasi) serta sikap dari stasiun
pemancar. Ideologi atau orientasi biasanya dimiliki oleh stasiun
pemancar. Inilah yang menyebabkan sebuah stasiun pemancar
berbeda dengan stasiun-stasiun yang lain. Di dalam program
berita, ideologi, orientasi dan sikap, tampak nyata terekspresi
rnelalui tekanan-tekanan susunan materi visual pada setiap
kejadian dan te_kanan-tekanan dalam susunan penulisan berita.
Dalam lingkup yang lebih besar ideologi dan orientasi ini kentara
dalam susunan materi, pengaturan komposisi dari materi berita.
Di negara yang menganut sistem demokrasi, kebijakan di
dalam pemberitaan cukup menjamin kebebasan jurnalistik.
Lebih-lebih di dalam negara yang menganut paham liberal.
Namun, di dalam negara yang menganut paham otoriter atau
yang kebijakannya lei bersifat otoriter, kebebasan di dalam
pemberitaan sartgat dikontrol. Pengontrolan dilakukan lewat

133
sensor dengan sanksi pembredelan atau pelarangan siaran
pemberitaan. Dalam kondisi pemberitaan sangat dikontrol,
stasiun pemancar hanya dapat menyesuaikan diri dengan
kebijakan penguasa atau pemerintah. Penguasa yang sebetulnya
menentukan kebijakan semua pernberitaan. (media massa).
/Kebijakart keredaksian menentukan acuan komposisi dari
setiap rubrik berita (newscast). Rumusan dari karakter rubrik
dapat berdasarkan informasi lingkup kawasan (lokal, nasional,
internasional), atau aspek bidang kehidupan (ekonomi, sosial,
politik dan kebudayaan), atau bidang khusus (olahraga, ke-
wanitaan, dan pariwisata)4 Rumusan karakter rubrik itu
disusun menjadi block. Susunan blok-blok ditata dengan mem-
pertimbangkan kemungkinan perhatian dari penonton. Oleh
karena itu, urutan blok disusun berdasarkan tangga dramatik.
Dalam hal ini, makna, aktualitas dan humanitas dijadikan titik
tolak dalam menilai berita.
/Susunan materi berita dapat dibuat variasi, misalnya dengan
menempatkan berita-berita aktual di bagian awal disusul oleh
berita-berita penting (bermakna) dan diakhiri dengan berita-berita
hurnanitas. Sangat sering sekali di bagian terakhir dari siaran
berita disajikan berita humanitas yang lucu untuk mengendorkan
ketegangan setelah menyaksikan peristiwa-peristiwa yang
ditayangkant Berita yang humoristis ini juga perlu untuk memberi
nuansa yang agak berbeda dengan berita-berita yang lain sehingga
program itu terns menarik sampai akhir.
Variasi susunan materi berita yang lain berkaitan dengan
berita berita aktual diselang-seling dengan berita-berita penting.
Demikian pula bidang kehidupan yang disajikan. Bukan hanya
berita politik dan pertikaian kekerasan yang diletakkan pada
awal program, melainkan juga berita-berita politik dan per-
tikaian kekerasan dapat diselang-seling dengan berita ekonomi,
perdagangan dan bencana alam atau kecelakaan besar, sedang-

134
Hard news (berita kerns) adalah berita yang mengandung
konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional serta
melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasybur. Berita-
berita semacam ini biasanya termasuk di dalarn kategori berita
yang merniliki high political tension, very unusual, dan
controversialiKetiga syarat itu raerupakan petunju.k bahwa
dengan cara penulisan tertentu berita tersebut dapat memberikan
sentuhan emosi kepacla masyarakate Tegangan politik tinggi,
sangat istimewa dart rnengandung konflik atau pertentangan,
sebagai berita merniliki days tank yang sangat tinggi. Secara
komersial berita semacam ini biasanya juga merniliki rating
tinggi, seperti: korupsi dari pejabat tinggi negara, Konflik politik
antara merited dan orang berpengaruh di masyarakat, Tindak
kekerasan dalam m.enangani kasus yang peka sehingga jatuh
banyak korban, dll.
Spot near s adalah berita singkat dan penting yang
memberikan informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa,
ketika redaktur atau editor merasa perlu untuk segera menyajikan
berita itu dan rnenyiarkan pada kesempatan pertarna sesudah editor
menyelesaikan editing: Biasanya disiarkan dalarn waktu tertentu
beberapa kali sehari, misalnya "Sekilas Info" dari Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI). Apabila suatu berita dirasa sangat
penting, berita itu dapat disiarkan segera tanpa rnenunggu waktu
siaran berita, dan menghen,tikan siaran lain yang sedang berlang-
sung. Berita semacam ini disebut Breaking News atau semacam
stop press di dalam surat kabar atau tabloit.
Berita dengan corak soft news biasanya tidak bersangkut-
paut dengan peristiwa-peristiwa yang menegangkan atau
mencengkam. Sering berupa berita ringan, menyenangkan dan
human interest. Sifat lunak dari corak berita ini bukan saja
karena fakta, melainkan juga cara penyusunan materi visual dan
pilihan gambar serta cara menyusun kalimat-kalimat berita.

136
Peristiwa yang seharasrry-a tenr,asuk di dalam 1rd nes --lewat
pilihan materi visual dan cara penyusunan gambar yang tidal(
menonjolkan segisegi yang menegangkan dengan narasi yang agak
umum-- dapat menjadi sajian berita lunak atau soft news_
Bandingkan dua berita dari peristiwa berikut ini.
Sembilan betas orang luka parah dan ringan serta ruang sidang
menjadi berantakan akibat perkelahian sengit disertai tindak brutal di
tengah sidang parlerne.n ibu Imtn Taipei tadi. cidang
yang berakhir dengan kekacauan dan tindak kekerasan an tar Para
anggota parlemen tersebut telah dua kali terjadi selama enam
bulan terakhir ini.
Dengan tekanan pada banyaknya korban, tindak kekerasan
yang. melibatkan tokoh masyarakat dan berapa kali peristiwa
memalukan itu terjadi, berita ini termasuk hard news. Apalagi
jika sligunan rnateri visual juga menyajikan kebrutalan nara
anggota parlemen dan beberapa orang yang terluka.
Sidang perlemen di ibu kota Taiwan, Taipei terhenti sore tali karena
konflik antara anggota sidang yang tak terselesaikan. Konflik tersebut
berakibat terjadinya bentrokan fisik yang menyebabkan beberapa
anggota parlemen teriuka.
Jika materi visual yang ditayangkanberapa sidang parlernen
dan akhir sidang --ketika sudah tak ada lagi perkelahian, kecuali
beberapa anggota keamanan yang tampak di antara kelornpok
anggota parlemen-- berita ini bercorak soft news, meskipun
peristiwanya termasuk hard news.
Kebijakan dalam sajian berita biasanya bersangkut-paut
dengan kepentingan penguasa. Peristiwa yang sesungg-ahnya
termasuk kAtPgnri bard e-aK, kalail rirternhahayakan posisi
penguasa dan membuka mata kritis masyarakat, sering justru
diberitakan dengan corak soft news. Dengan cara iht sentuhan
emosional yang mestinya terdapat di dalam peristiwa yang
berkategori hard news dinetralisasikan. Di dalam situasi ketika

1 27
kontrol terhadap siaran pemberitaan sangat ketat, berita-berita
biasanya ditampilkan dalam corak soft news. Pilihan beritanya
lebih banyak yang berupa upacara-upacara seremonial atau
pidato-pidato penerangan.
Berita dengan corak hard news memiliki kategori tertentu,
yaitu mengandung tegangan politik yang tinggi, sangat
istimewa, menyangkut tokoh termasyhur atau ternama dan
kontroversial (mengandung konflik). Jadi, berdasarkan fakta
saja sudah jelas peritiwa seperti apa yang termasuk hard news.
Sebagai suatu sajian, hard news lebih menarik daripada soft
news. Cara menyusun materi visual pun dapat dimulai dengan
liputan visual yang memberi sentuhan emosi pada penonton.
Demikiart pula penulisan beritanya. Lead berita mulai dengan
sesuatu yang merangsang perhatian, kemudian paristiwa
dijelaskan dengan rincian-rincian spesifik. Susunan berita yang
sangat umum biasanya kurang memberi rangsangan ernosi
untuk menarik perhatian penonton.
Gagasan tentang hard news (berita keras) sering hanya
diartikan sebagai berita-berita perang, pembajakan atau konflik
politik dan diplomatik yang cenderung terjadinya perpecahan.
Namun, lebih dan itu sebenarnya berita keras dapat diartikan
secara lebih mendalam sebagai berita yang bersangkut-paut
dengan ancaman terhadap kelestarian hidup manusia dan alam
lingkungan. Konflik politik antar-elitis dalam pemerintahan
memang berita keras. Selain itu, perusakan hutan,
penggusuran semena-mena dan bahaya pemusnahan
lingkungan oleh instalasi dan limbah nuklir, mengandung nilai
yang lebih esensial dan perlu menempati proporsi yang
seimbang di antara berita-berita keras yang disajikan.
Berita keras yang hanya menyajikan sadisme dalam
peperangan, daripada menyentuh perasaan kemanusiaan,
cenderung membiasakan manusia untuk menerima perilaku

138
sadis sebagai tindak kepahlawanan. Dalam hal ini, sudut
pandang seorang kamerawan dan laporan reporter tentang
kejadian semacam itu sangat menentukan. Apabila tim liputan
sekedar menyajikan peristiwa itu bertolak dari sudut pandang
sensasional, maka daripada menyentuh emosi kemanusiaan,
akibatnya cenderung lebih membuat penonton terbiasa
menyaksikan pembunuhan. Oleh karena itu, menyajikan hard
news selalu perlu bertolak dari sikap kemanusiaan bukan
keinginan membuat sensasi. Sikap ini merupakan bagian dari
etika jurnalistik yang perlu dimiliki oleh setiap jurnalis.
Hard news dan soft news sering menggunakan formula
campuran antara penting atau kurang pentingnya kejadian
dengan masyhur dan besar jumlahnya atau kurang masyhur
dan kecil jumlahnya orang yang terlibat dalam kejadian.
Kejadian penting yang menyangkut orang ternama termasuk
hard news. Kejadian penting yang menyangkut kepentingan
banyak orang termasuk hard news. Kejadian penting yang
menyangkut orang yang kurang masyhur dan jumlah kecil
termasuk soft news. Kejadian tidak penting yang menyangkut
orang kurang masyhur dan jumlah kecil, boleh diabaikan saja
karena tidak memiliki nilai berita.
Berita harian yang berbentuk indepth news atau berita
mendalam, menyajikan berita secara lebih lengkap
(komprehensif) dart bersifat multilinear. Kejadian yang memiliki
nilai berita, disajikan dengan mengetengahkan berbagai aspek,
latar belakang, hubungan dengan konteks yang lebih luas, dan
menempatkan kejadian atau fakta itu dalam kaitan dengan
berbagai kemungkinan kejadian-kejadian lain. Corak berita
semacam ini disebut berita mendalam yang komprehensif. Kupas
Tuntas dari Trans TV adalah salah satu contohnya.
Misalnya kasus kematian wartawan Udin dari harian 13ernas
Yogyakarta dikaitkan dengan masalah pemilihan bupati,

139
penyelewengan dana Inpres Desa Tertinggal dart beberapa kasus
yang lain. Peristiwa kematian Udin sendiri sudah merupakan
materi berita yang utuh dan menarik untuk dibuat berita. Apalagi
jika segala aspek yang berkaitan juga diungkapkan secara rind
dengan kesaksian-kesaksian dan bukti-bukti. Banyak
kemungkinan dan aspek lain dikaitkan sehingga modus
pembunuhan lama-kelamaan semakin kelihatan hubungan dan
latar belakangnya dengan peristiwa-peristiwa yang lebih besar.
'Berita mendalam (indepth news) yang mencoba
menyingkap hal-hal yang ditutup-tutupi daiirnenyelidiki fakta-
fakta yang tersembunyi disebut berita investigatifiCorak berita
ini bertolak dari suatu fakta yang diduga memiliki latar belakang
tidak beres. Untuk mengungkapkan ketidakberesan perlu
diturunkan suatu tim wartawan. Tim itu kemudian menyelidiki
fakta yang terlihat di permukaan dan fakta tersembunyi. Setiap
kali diperoleh temuan bare, temuan itu diperbandingkan,
dianalisis dan kemudian ditayangkan dalam siaran berita. Berita
investigatif mengandaikan adanya perkembangan laporan
mengenai peristiwa itu dalam setiap siaran berita sampai
peristiwa itu selesai tuntas.
Redaktur berita investigatif harus seorang yang sungguh
menguasai permasalahan. Ia harus berani mengambil risiko
dari setiap hasil penyelidikan para reporter. la harus peka untuk
memutuskan apakah laporan cukup akurat ditayangkan sebagai
suatu kebenaran. Redaktur berita investigatif adalah seorang
yang sungguh-sungguh mengabdi kepada kebenaran dan
kejujuran. Pekerjaannya mengandung risiko yang cukup tinggi,
baik karena pemecatan maupun karena tuntutan hukum apabila
is salah dalam penyelidikan dan analisis. Berita investigatif
yang bersifat hiburan atau ringan dapat dilihat pula dalam
program semacam infotainment tentang selebritis. Kisah
konflik antara Saiful Jamil dart istrinya Dewi Persik, sampai

140
proses ketika akan bercerai, situasi keluarga mereka, hingga
akhimya rukun kembali, dilaporkan hampir setiap hari oleh
beberapa stasiun televisi dengan berita perkembangan dan
analisis situasinya. Meskipun berbaubau strategi promosi
sebagai contoh investigating news yang bersifat entertainment
pas juga.
. /2. Berita Berkala
Berita yang bersifat time less (tidak terikat waktu) memiliki
kemungkinan-kemungkinan penyajian yang lebih lengkap dan
mendalam. Sajiannya juga dapat diolah secara lebih artistik.
Oleh karena itu, model berita berkala biasanya merupakan karya
jurnalistik yang artistik. Format dari karya jurnalistik, berupa
program dokumenter, feature, dan magazine. Ketiga program itu
memiliki kemasan dan tata laksana produksi spesifik. Berita
tentang mode dan perkembangannya, termasuk event mode show
yang terjadi, berita olahraga lengkap dengan tinjauan
pertandingan mingguan. Sering hanya di satu cabang olah raga
saja, sering beberapa cabang olahraga sekaligus.

B. Pengernbangan Gagasan
Straight news yang setiap hari ditayangkan dapat memiliki
peristiwa yang sangat bermakna bagi perkembangan masyarakat,
bangsa atau negara. Selain itu, bukan mustahil terdapat pula
beberapa berita yang sangat mencekam atau berpengaruh pada
beberapa bidang tertentu di dalam kehidupan masyarakat. Foot-
ages atau potongan berita-berita seperti itu selama satu minggu
dapat dikumpulkan dan disusun kembali dengan tambahan narasi
untuk menyegarkan, lalu disiarkan dalam bentuk berita berkala,
misalnya diberi judul Lintasan Peristiwa Sepekan atau Sepekan
Ragam Tayangan. Sering kali tayangan ulang peristiwa sepekan
sangat dinantikan oleh audiens yang pada saat peritiwa terjadi
dan ditayangkan tidak sempat

141
menonton. Padahal begitu besar dan pentingnya peristiwa itu.
Kalau pengumpulan peristiwa penting sepekan dirasa terlalu
singkat, dapat juga berita berkala itu berjangka dua pekan atau
satu bulan.
Kumpulan peristiwa penting selama satu tahun yang
disusun lagi dan disiarkan disebut kaleidoskop. Apabila begitu
banyak peristiwa penting yang perlu disusun dan ditayangkan,
sementara peristiwa itu meliputi peristiwa dunia dari berbagai
bidang kehidupan, kaleidoskop dapat dibagi menurut bidang-
bidang kehidupan khusus, seperti kaleidoskop ekonomi,
kaleidoskop olahraga, dan kaleidoskop politik. Program ini
selain berguna untuk semacam refleksi peristiwa-peristiwa
selama satu tahun, juga biasanya sangat digemari dan diminati
karena banyak orang ingin mengenang kembali beberapa
peristiwa penting yang terjadi pada tahun itu.
Hal lain yang dapat dikembangkan dari siaran berita, news
analysis atau analisis berita, komentar atau wawasan. Analisis
berita berbeda dengan berita analisis. Berita analisis adalahberita
yang mengetengahkan rangkaian fakta-fakta yang memiliki
kecenderungan terjadinya akibat tertentu atau serangkaian fakta-
fakta yang memberi indikasi sebagai penyebab dari suatu
kejadian tertentu. Sementara itu, analisis berita atau komentar
adalah wawasan seorang komentator atau ahli pada bidangnya
terhadap suatu kejadian yang disiarkan di dalam berita. Komentar
itu merupakan opini yang dikemukakan berdasarkan
perbandingan-perbandingan dengan kejadian-kejadian lain.
Analisis berita adalah suatu pandangan subjektif, meskipun
berdasarkan bukti-bukti argumentatif. Yang perlu diperhatikan
dalam hal ini, analisis berita hams bertolak dari suatu tayangan
berita, bukan suatu kejadian yang tidak diberitakan.
Banyak kemungkinan dapat dikembangkan dalam pro -
gram siaran berita. News department sesungguhnya dapat

142
menjadi simian yang dapat berdiri sendiri dalam suatu stasiun
televisi. CNN menjadi contoh yang paling nyata. News atau
pemberiblieldipat menghidupi did sendiri, bahkanberkeuntungan
melimp.h apabila beritanya sangat diminati oleh masyarakat.
Jadi, rnampu menarik banyak iklan. Stasiun-stasiun televisi
mulai mattibuka channel khusus siaran berita. Bahkan terdapat
beberapa stasiun yang khusus menayangkan siaran berita
olahragai Tentu saja dengan pengertian reportase suatu
pertandirgan dikategorikan sebagai suatu berita. Berita-berita
berbagatolahraga, diselingi tayangan reportase berbagai macam
pertandIttgan olahraga, dengan komentar dan tayangan latihan-
latihan untuk pertandingan besar dan wawancara, menjadi
.prograrri menarik. Apalagi bila terdapat beberapa sajian
dokumenter, feature, dan magazine olahraga.
Ternyata siaran berita yang di masa lalu merupakan siaran
formal yang sangat serius, kini dapat menjadi sajian yang kadar
hiburannya tinggi. Siaran berita dapat menjadi salah satu siaran
unggulan dari suatu stasiun televisi. Oleh sebab itu, sekarang
wasp stasiun televisi swasta mencoba mengembangkan news
depiiatawai-nya secara maksimal. Macam berita apapun dapat
dicIptakan menjadi tayangan menarik yang memiliki bobot
kameralal. Berita gosip dapat dijadikan program, meski stasiun
tick menyebut sebagai berita tetapi informasi, sebab unsur
subyektifitasnya tinggi, sementara kebenaran faktanya tidak
dapat MallId konsekuen dipertanggungjawabkan.
Program infotainment yang menjamur dan terdapat di
semua 'Whin televisi adalah bentuk dari komersialisme
informal'. Kalau pada waktu lampau stasiun televisi kita
dipadati Ojllh program informasi dari pemerintah yang ber-
nuansa propaganda pemerintah. Sekarang ini program televisi
kita dipadati oleh informasi bergaya hiburan dan sarat dengan
nuansa promos selebritis dan gaya hidup. Akurasi dan

1 43
kebenaran peristiwanya tak perlu dipikirkan, yang penting dari
program semacam itu adalah unsur sensasional dan penampilan
gaya hidup. Bahaya dari program semacam ini adalah, karena
beritaberita mengenai perceraian para selibriti dan perselingkuh-
arunya menduduki jumlah terbesar, akibatnya perselingkuhan
dan perceraian di kalangan masyarakatpun meningkat. Untuk
itu memang perlu kajian dan penelitian lebih serius.
Dengan sengaja buku ini tidak mau menyebut program
infotainment yang ada meskipun barangkali benar program
tersebut disenangi lebih-lebih di kalangan ABG atau ibu-ibu
rumah tangga. Namun maraknya program semacam ini tidak
banyak manfaatnya bagi generasi muda, selain rnengembangkan
gaya hidup konsumtif yang makin tinggi yang apabila tidak
kesampaian akan menimbulkan hal negatif yang tak terduga.
Masih banyak topik program menarik yang bermanfaat.

144
Bab 8
Program Dokumenter

A. Pengertian Dasar
Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua
hal, yaitu sesuatu yang nyata, faktual (ada atau terjadi) dan
esensial, bernilai atau memiliki makna. Suatu dokumen dapat
berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas
tertulis (ijazah, diktat, dan rontal catatan). Dapat pula berupa
gambar, foto dari suatu kejadian, mikrofilm, film atau film
video. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai.
Jadi, biarpun banyak catatan, foto atau materi lain yang berisi
rekaman peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua
materi itu memiliki nilai dokumenter. Hanya materi yang
sungguh bermakna bagi suatu lingkurtgart yang boleh disebut
bernilai dokumenter. Dalam hal ini, penentu kriteria materi itu
bermakna atau tidak bertolak dari pandangan lingkungan itu
sendiri. Maka memberi nilai apakah suatu materi itu memiliki
nilai dokumenter atau tidak, menjadi relatif.
Semestinya program dokumenter televisi dengan film atau
video mengarah pada suatu daya tarik dan suatu kesetiaan
atas aktualitas. Hal ini sangat berkebalikan dengan program
hiburan (entertainment) yang lebih menyajikan mirnpi. Sebuah
program dokumenter yang benar berarti bukan program yang

145
membanjirkan air mata. Bukan pula program untuk mempro-
mosikan suatu barang produksi atau mendorong aksi sosial; jugs
bukan program yang hanya berkepentingan menyajikan
objektivitas suatu peristiwa. Misalnya, suatu film atau rekaman
video faktual mengenai bagaimana buruh-buruh perusahaan
garmen bekerja membuat pakaian jadi disebut peristiwa
objektif. Namun, apakah film atau rekaman video itu memiliki
nilai dokumenter? Belum tentu. Sementara itu, belum begitu
jelas nilai mana yang ingin ditampilkan dalam rekaman video
atau film, selain suatu proses produksi yang sangat umum
terjadi sebagaimana yang terjadi di perusahaan-perusahaan
garmen yang lain.
Materi itu baru menjadi bernilai apabila proses itu
merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Sesuatu proses
yang spesifik atau istimewa (unusual). Proses itu merupakan
sesuatu yang istimewa karena misalnya proses itu sebagai
perkembangan awal dari usaha itu ketika masih digunakan
peralatan sederhana yang di saat ini ditinggalkan karena
penemuan mesin baru. Dengan demikian, proses itu memiliki
nilai kesejarahan. Atau nilai itu muncul ketika kondisi para
pekerja menjadi pokok permasalahan, ketika terlihat situasi
sosial yang spesifik para pekerja sebagai akibat dari proses
produksi perusahaan. Hal yang spesifik inilah yang membuat
rekaman video atau film itu bermakna.
Program dokumenter adalah program yang menyajikan
suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki
nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan,
lingkungan hidup dan situasi nyata. Program dokumenter
berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun
tentu saja menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak
mungkin. Kamerawan, editor, sutradara, atau produser adalah
sebagai penentu dari program yang disajikan. Bagaimana

146
mungkin sesuatu dapat objektif seratus persen, sementara dari
angle mana gambar diambil, sepenuhnya ditentukan menurut
selera kamerawan. Gambar mana yang dipakai dan mana yang
dibuang ditentukan oleh editor dan produser atau sutradara.
Oleh karena itu, objektivitas dalam hal ini berarti kejujuran
atau ketulusan dari sutradara, produser, kamerawan dan edi-
tor. Objektivitas berarti juga serangkaian gambar tentang
kebenaran hasil pilihart dengan nilai atau makna yang paling
tinggi dan apa yang dishooting dan bagaimana itu di-shooting.
Sastrawan dan penulis kenamaan TS Eliot mengatakan,
"Fungsi dari semua seni adalah untuk memberi kepada kita
pemahaman atas suatu nilai (makna, arti) dalam hidup, dengan
memberi tekanan nilai itu dalam seni." Emile Zola mengatakan,
"Suatu karya seni adalah suatu sudut dari alam atau realitas dilihat
melalui suatu watak tertentu." Jelas dalam kedua sikap itu kesatuan
pendapat dan pandangan kxitis mereka menyangkut kebebasan
ekspresi individu yang menentukan bentuk hasil sebuah karya seni
tidak lepers dari watak dan hail nurani si senima.n.
Ketika Joris Ivens dalam bukunya "The Camera and I"
mengatakan bahwa sebuah karya film dokumenter adalah
bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan terjadi proses
penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh pembuat film
dokumenter, sebenarnya is mau mengatakan juga, bahwa
sebuah film dokumenter kendatipun hares suatu fakta obyektif,
namun tetap saja unsur subyektivitas tak mungkin dihindari
dan sah terlibat dalam realitas yang tersaji pada karya tersebut.
Ucapan yang terkenal, "You can show what you are", memberikan
penjelasan bahwa obyektivitas tersebut adalah obyektivitas
berdasarkan penafsiran pencipta karya film dokumenter.
Masalahnya adalah sampai Batas mana subyektivitas tersebut
boleh campur tangan terhadap fakta obyektif dalam sebuah
karya film dokumenter.

147
Dari lain fihak, pertanyaan apakah semua kejadian,
sebagai fakta obyektif, memiliki nilai dokumenter. Biar pun
suatu peristiwa atau kejadian tersebut adalah realitas, namun
tidak semua memiliki nilai dokumenter. Mated tersebut menjadi
bernilai dokumenter ketika terasa betapa bermakna materi atau
peristiwa tersebut bagi sebuah lingkungan. Sebuah kejadian
sederhana tiba-tiba terasa menjadi bermakna, ketika dalam
sajian peristiwa tersebut, penonton merasakan sentuhan nilai
kemanusiaan yang luar biasa. Peristiwa sederhana menjadi luar
biasa karena sudah terjadi penafsiran oleh pencipta film
dokumenter. Sebab itu dikatakan bahwa sebuah karya film
dokumenter menyajikan suatu realitas kepada masyarakat yang
secara normal atau dalam keadaan biasa tidak menangkap
makna dari realitas tersebut. Jadi fungsi atau peranan dari
seorang pencipta film dokumenter adalah menyusun fakta atau
peristiwa, sehingga khalayak merasakan betapa pristiwa itu
menjadi sangat bermakna (essensial) bagi suatu lingkungan
kehidupan, dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan
fakta yang akhirnya memberikan makna bagi fakta-fakta
tersebut terhadap lingkungannya.
Dengan cara bagaimana seorang pencipta film dokumenter
menyajikan suatu peristiwa nyata tersebut sehingga khalayak
merasakan makna dari peristiwa atau fakta tersebut, merupakan
campur tangan subyektif dari seorang pencipta film dokumenter.
Campur tangan subyektif ini teknis sifatnya, bukan merekayasa
fakta atau peristiwa. Bukan memainkan kembali fakta atau
peristiwa. Melainkan dari sudut mana peristiwa itu diambil, cara
membuat seleksi fakta visual mana yang ditampilkan dan mana
yang dibuang, semua dilakukan oleh seorang pencipta film
dokumenter. Oleh karena itu sebuah fakta atau peristiwa yang
nampaknya biasa dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
oleh seorang pencipta film dokumenter yang

148
cerdas, akan dapat ditunjukkan makna tersembunyi yang
selama ini tidak pernah ditangkap oleh khalayak. Bahwa makna
tersebut sudah berada dalam peristiwa, adalah fakta. Sedangkan
peranan seorang pencipta film dokumenter adalah memberi
aksentuasi atau tekanan sehingga terjadi pemahaman atas nilai
tersebut, yang selama ini tak dilihat dan disadari.
Akan tetapi, produksi program dokumenter dipercayakan
hampir sepenuhnya pada lembaga produksi televisi untuk
menyajikan karyanya. Sementara itu, dugaan kebenaran boleh
jadi lebih kuat muncul sebagai hasil gambaran dari individu
(senimart) daripada hasil konsensus suatu tim, yang merupa-
kan permasalahan rumit bagi para pelaksana produksi di
pusat-pusat produksi televisi. Pemikiran ini ingin mengatakan
mana lebih objektif dalam produksi dokumenter antara hasil
pemikiran individual atau pemikiran tim kerja. Dewasa ini
individu-individu bekerja sendiri dalam menggarap program
dokumenter, hasilnya sering terasa lebih spesifik jujur dan
karakteristik, dibandingkan dengan kerja tim ketika mereka
sudah dilandasi oleh kepentingan bersarna dari lembaga atau
sponsor.
.1Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok

yang kernudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur


suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi,
antara lain:
1. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa, atau kegiatan dari
suatu lembaga.
2. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau
mikrofilm.
3. Pernyataan : individu yang berbicara secarasadar
di muka kamera.
4. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh
tidal( kelihatan.

149
5. Foto still foto-foto bersejarah.
6. TOokumen : gambar, grafik, kartun.
7, Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan
segerombolan orang.
8. Layarkosongisilhauette untuk memberi perhatian pada sound
atau silhouette karena pribadi yang
berbicara dibahayalcan keselamatarinya,
andaikata wajahnya kelihatan.

Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound, antara lain:


1. Narasi/reporter : dengan narator atau suara reporter/suara voice
over.
2. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanyadalana
gambar yang di-relay secara tersencliri, kemudian dipersatukan.
3. Sound effect : suara-suara suasana dan latar belakang;
4. Musik-lagu : hams diciptakan musik.
5. Kosong-sepi : untuk memberi kesempatan penonton memper-
hatikan detail.

1. Persiapan
Tata laksana produksi dokumenter biasanya mengikuti
prosedur dari suatu pusat produksi. Pertanyaannya, manakah
kemungkinan yang lebih bai.k produksi dokumenter individual
atau dengan suatu tim? Tata laksana produksi dokumenter
secara individual memang jauh lebih mudah dan lebih cepat,
tetapi point of interest sepenuhnya tergantung dari individu.
Artinya, apabila individu, adalah orang yang menguasai
permasalahan dan sungguh cerdas, maka hasilnya sangat bagus:
spesifik, karakteristik dan mendalam. Sebaliknya, jika individu
bukan seorang yang berpengalaman dan kurang menguasai
permasalahan maka hasilnya kurang maksimal. Sementara flu,
jika produksi dokumenter dikerjakan oleh tim, sexing lebih

150
banyak diperlukan waktu untuk menyesuaikan ide antara anggota
lira yang satu dan yang lain. Tanpa kesamaan pandangan dari tim
program dokumenter akart kurang baik hasiinya.
Akan tetapi, apabila tim itu berhasil menemukan point of
interest yang sama, produksi program dokumenter menjadi
sangat menarik karena lebih kaya, mendalam dan lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Ada tiga istilah teknis yang dalam uraian-uraian lebih
lanjut akan sering disebut, yaitu: sinopsis-treatment-skenario.
Secara singkat ketiga hal itu dijelaskan sebagai berikut.
Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam program dokurnenter
orang tidak menggunakan istilah sinopsis, melainkan kerangka
gagasan atau pemikiran. Program dokumenter bukanlah suatu
cerita, melainkan susunan kejadian-kejadian. Maka kerangka
pemikiran bagaimana kejadian-kejadian itu disusun, inilah yang
pertama-tama hams dibuat oleh pencipta (producer) program
dokumenter. Kerangka penulisan semacam itu dalam produksi
film cerita, berupa ringkasan cerita atau disebut sinopsis.
Treatment adalah istilah yang sama-sama dipakai, baik
dalam program dokumenter maupun dalam program film cerita.
Treatment mengandung pengertian impiementasi dari kerangka
pemikiran atau sinopsis. Kalau dalam kerangka pemikiran atau
sinopsis urutan pengadegan yang disebut sekuen (sequence)
belum tersusun rind, di dalam treatment cukup rind, meskipun
dialog-dialog atau rincian shoot (gambar) belum tercantum.
Indikasi lokasi (tempat pengadegan), tokoh-tokoh yang terlibat,
perlengkapan khusus yang diperlukan semua tertulis di dalam
treatment. Istilah bahasa Indonesia yang agak mendekati treat-
ment berarti pengelolaan, yaitu uraian bagaimana kerangka
pemikiran atau synopsis itu diselenggarakan atau dilakukan.
Skenario adalah naskah lengkap dan rinci dari sebuah
pruduksi cerita. Program dokumenter tidak selalu perlu skenario

151
untuk rnulai shooting di lapangan. Namun, program cerita mutlak
perlu skenario kalau mau baik, sedangkan program dokumenter
cukup menggunakan treatment untuk shooting di lapangan.
Dalam skenario, selain pengadegan, seluruh dialog lengkap dan
petunjuk pengambilan gambar tercantum di dalamnya.
2. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Keterangan mengenai tata laksana produksi program
dokumenter sebagai berikut.
Pertama, pencipta dokumenter perlu menentukan tema
dari program yang diproduksi.
Kedua, melakukan riset, baik riset lapangan maupun riset
kepustakaan mengenai tema yang dipilih. Kalau perlu meng-
hubungi pribadi-pribadi penting yang berkaitan erat dengan
tema yang mau digarap dan meminta penjelasan secara rind
mengenai hal itu.
Ketiga, menetapkan tesis. Menyusun bahan dan membuat
kerangka. Di dalam sinetron tahap ini berarti tahap penulisan
sinopsis. Program dokumenter memerlukan sinopsis juga,
tetapi lebih berbentuk kerangka pernikiran.
Keempat, dari kerangka pemikiran kemudian dibuat
treatment. Di dalam treatment seluruh perencanaan dan rincian
setiap sekuen atau skene ditulis dengan jelas. Treatment ini
dipakai untuk pegangan pengambilan gambar dan memper-
siapkan semua pekerjaan.
Kelima, pengambilan gambar (shooting) dengan berpegang
pada treatment. Produksi gambar mulai dapat dibuat.
Keenam, setelah semua bahan visual diperoleh kemudian
dibuat seleksi, mana gambar yang baik dan mana yang tidak
baik menurut logging, baru kemudian gambar-gambar itu
mulai di edit dalam tahap editing offline.
Ketujuh, basil editing offline ditulis dalam naskah. Apabila
perlu narasi, uraian narasi itu juga ditulis dalam naskah. Naskah

152
lengkap yang berisi susunan gambar dan narasi disebut
editing script.
Kedelapan, berdasarkan editing script atau naskah editing
kemudian dibuat editing online. Dalam editing ini, semuanya
harus sudah pasti. Jadi, editing online merupakan editing final.
Kesembilan, setelah editing online proses berikutnya mixing.
Di dalam mixing, narasi d an musik ilustrasi dimasukkan dart
dicampur di ternpat yang direncanakan dalam editing script.
Sesudah mixing ini siaplah sebuah produksi dokumenter.
Di dalam produksi film terdapat dua macam editing, yaitu:
1. Editing konthnuiti, dalam editing ini susunan dari adegan-
adegan menentukan jalannya cerita atau urutan sajian.
Editing kontunuiti menghubungkan shoot-shoot yang satu
dengan yang lain dalam scene, dan menghubungkan scene
dan scene yang lain yang kemudian mernbentuk sequence.
Kadangkadang antara satu shoot dengan shoot yang lain
dengan sengaja disisipi shoot dari suasana atau obyek
tertentu yang tidak secara langsung menghubungkan shoot
yang satu dan shoot yang lain meskipun obyek itu berada
di sating yang sama. Sisipan ini disebut cut away.
Di dalam editing kontunuiti harus diperhatikan apa yang
disebut screen direction, yaitu arah dari pandangan atau
gerakan obyek dan kiri ke ka.nart atau sebaliknya.
Sambungan shoot yang direction gerakan obyeknya dari kiri ke
kanan muculnya dalam shoot berikut hams mengikuti arah
yang sama. Apabila terjadi perbedaan posisi pada arah obyek
dan arah pandangan, maka akan berakibat gambar seperti
rnelo-ncat, maka akibat ini disebut jump cut atau jamping.
2. Editing kompilasi. Editing ini tidak terlalu terikat pada
kontinuitas gambar. Biasanya editing kompilasi dipakai
untuk program dokumenter. Gambar disusun berdasar
editing script di dalam program dokumenter dan tidak begitu

153
terikat pada kontinuitas gambar yang didasarkan atas screen
direction. Meskipun corak gambar harus diperhitungkan
berdasarkan kerangka pemikiran yang ada pada treatment,
namun lokasi dan kontinuitas gambar sepenuhnya berdasar-
kan pada naskah yang telah tersusun sesudah editing offline
selesai.
Dengan dernikian editing kompilasi lebih mudah
dibandingkan dengan editing kontinuiti. Sebab editing kompilasi
dalam penyusunan gambarnya sepenuhnya berdasarkan kerangka
pemikiran dan naskah yang sudah disusun tanpa hams mem-
perhatikan banyak faktor yang ada hubungannya dengan screen
direction.

B. Pengembangan Gagasan
Proses menemukan gagasan dari _pencipta program ber-
macam-macam caranya, seperti membaca, menemukan suatu
permasalahan yang menarik, menyaksikan suatu kejadian unik
atau langka, dan terangsang oleh suatu peninggalan yang akan
lenyap (padahal peninggalan itu perlu diketahui generasi
mendatang maka sebaiknya dibuat dokumentasinya). Gagasan ini
kemudian dikonkretkan menjadi suatu tema.
Misalnya, ketika pencipta program menyaksikan
bagaimana petani menyemprot sawah mereka dengan racun
pembunuh hama (pestisida) tanpa proteksi, tiba-tiba timbul
pertanyaan apakah dengan cara penyemprotan seperti itu, tidak
terjadi kontaminasi racun dalam tubuh petani? Gagasan berupa
pertanyaan itu sangat merangsang sikap kreatifnya, kemudian
is berusaha memformulasikan pertanyaannya menjadi satu
tema konkret, yaitu Pengaruh Pestisida dalam Tubuh Petani.
Membuat tema jangan terlalu panjang. Kalau sebuah tema
tidak dapat diformulasikan secara singkat, berarti tema itu kurang
jelas atau sukar. Menggarap tema yang kurang jelas,

154
biasanya hasilnya tak jelas pula. Sebaiknya tema ditulis
sepanjang tidak lebih dari lima belas kata. Dengan lima belas
kata, orang yang membaca hams mengerti arti dan maksudnya.
Setelah tema pasti (sreg), kemudian pencipta dokumenter
menjalankan riset untuk mencari bahan-bahan yang diper-
lukan program dokumenternya. Riset meliputi riset kepusta-
kaan, riset lapangan dan konsultasi-konsultasi dengan otoritas
yang al-di mengenai tema itu. Penyelidikan terhadap mereka
yang terkena akibat penggunaan pestisida dan data klinis
sangat diperlukan. Pencipta program dokumenter, selain
bertindak sebagai peneliti dan analis, sebenarnya juga penyelidik
yang mengkombinasikan kemampuan intelektual, inteligensi,
dan keterampilan. Sebuah program dokumenter yang tidak
didukung oleh fakta dan data yang lengkap akan kurang
mutunya. Kekuatan sebuah program dokumenter terletak pada
dukungart fakta dan data yang akurat.
Setelah bahan-bahan cukup lengkap, pencipta program
kemudian menetapkan tesis. Dari hasil riset dapat ditetapkan
tesis: Penggunaan pestisida ternyata meracuni manusia dan
lingkungannya. Berdasarkan tesis itu pencipta program
menyusun kerangka pemikiran atau gagasan. Berdasarkan
kerangka pemikiran ini bahan-bahan itu dikelompokkan dan
disusun. Susunan kelompok-kelompok bahan ini disebut sekuen.
Susunan sekuen lengkap dengan berbagai penjelasan
kebutuhankebutuhan pengambilan gambar di lapangan disebut
treatment. Dengan treatment ini sutradara dokumenter biasanya
dapat mulai melaksanakan shooting (lihat contoh kerangka
pemikiran dan treatment pada halaman ...).
)udul program biasanya diciptakan setelah shooting
berakhir, ketika sutradara atau produser selesai menyusun
editing script. Editing script disusun berdasarkan catatan
pelaksanaan shooting yang disebut rundown sheet dan catatan

155
hasil shooting yang disebut logging. Judul biasanya harus
merangsang rasa ingin tabu penonton. Misalnya, untuk tema
pengaruh pestisida dalam tubuh petard diberi judul "Dalam
Bayang-Bayang Racun".
Seorang pencipta program dokumenter ternama mengata-
kan, "Bagaimanapun yang akan muncul dalam produksi Anda
adalah pribadi Anda sendiri." Ucapan ini tidak jauh berbeda
dengan pendapat Emille Zola bahwa dalam kesenian karak-
teristik pencipta yang mewarnai ciptaannya merupakan
kekhasan dan keunikan dari nilai keseniannya. Hal ini berarti
objektivitas sebuah dokumenter tetap merupakan cerminan
pandangan subjektif penciptanya. Sebuah film mengenai suku
bangsa di Irian yang dibuat oleh orang Jakarta, hasilnya berupa
suku bangsa di Irian menurut pandangan orang Jakarta. Hasil
itu sering justru cukup berbeda dengan.realitas yang dirasakan
sendiri oleh suku bangsa tersebut. Seorang pencipta program
dokumenter dapat memberi kesan betapa terbelakangnya
kehidupan di tengah hutan dari suku Mentawai. Padahal bagi
suku itu sendiri hutan menjadi bagian yang integral dari hidup
dan kepercayaan agamanya. Maka membabat hutan di
lingkungan suku itu sama dengan "memperkosa" perasaan
kepribadian dan budaya masyarakatnya, meskipun dengan dalih
meningkatkan kualitas kehidupan suku itu. Maka sebenarnya
memberi penenkanan keterbelakangan suku itu tidak tepat.
Mereka yang merusak hutan dan lingkungan suku itulah yang
sebenarnya tidak beradab.
Sebuah karya dokumenter tidak berbeda dengan karya seni
yang Ilan. Karya itu merupakan cerminan visi dari penciptanya.
Visi ini yang kemudian membuat karya itu bernilai. Karya dari
seorang pencipta yang tidak memiliki visi biasanya tidak
bermutu juga. Masalahnya adakah pencipta yang tidak memiliki
visi? Semua pencipta seni tentu memiliki visi. Namun, suatu

156
visi yang tidak memiliki landasan yang kuat, dasar pandangan
yang jelas atau sekadar mengikuti arus biasanya disebut tidak
memiliki visi. Suatu ciptaan sederhana, tetapi memiliki kekhasan
dengan dasar pandangan yang kuat akan terasa bobot visinya.
Kelemahan suatu karya dokumenter biasanya disebabkan
oleh sang pencipta semata-mata rnenyaiikan fakta tanpa
menggali banyak aspek yang melatarbelakangi dan kemudian
mempertajam aspek yang memiliki kandungan nilai ke-
manusiaan. Kandungan nilai kemanusiaan ini yang memberi
bobot pada karya itu. Inilah point of interest dari seorang
pencipta karya dokumenter. Kandungan nilai kemanusiaan ini
yang menyentuh hati nurani dan menumbuhkan kesan yang
mendalam. Selebihnya, kekentalan dan keutuhan karya sebagai
sajian yang enak diikuti, mendesak, penting dan menarik yang
rnelengkapi kesempurnaan sebuah program dokumenter.
Suatu program dokumenter bukan produksi acara hiburan,
fiksi, pendidikan atau penerangan biasa. Karya dokumenter
termasuk juga sebagai karya jurnalistik. Itulah sebabnya di
dalam persiapan, pengolahan dan sajian, banyak digunakan
prinsip-prinsip jurnalistik, misalnya dari segi isi, sebuah
dokumenter yang baik menyangkut tuna-tema yang urger,
penting dan menarik. Dari segi sajian, karya dokumenter itu
hams tepat (akurat), jelas, jujur/benar dan ringkas. Dalam hal
tertentu prinsip 5 W's + H (what, why, who, when, where, dan
how) biasanya dipakai. Itulah sebabnya, seorang pencipta karya
dokumenter selain produser atau sutradara, sebenarnya la juga
seorang jurnalis.
Akhir-akhir ini muncul suatu trend program yang s.ering
disebut sebagai program dokumenter televisi. Program itu
bermacarn-macarn isinya. Beberapa program bercerita tentang
I
flora dan fauna, program lain bercerita tentang daerah-daerah
I dan pedalaman, beberapa bercerita tentang suku, adat-istiada,

I 157
5
tradisi, dsb. Dalam sajiannya isi program secara selintas saja
dimunculkan karena yang muncul dalam sebagian besar pro-
gram itu adalah presenter yang sering mengajak beberapa orang
dan menceritakan tentang bermacam-macam pengalaman
tersebut. Dalam konteks ini patut dipertanyakan sebenamya film
dokumenter ini adalah dokumenter tentang pencerita yang
sedang melakukan perjalanan atau melakukan suatu
penyelidikan atau tentang suatu obyek yang ingin dijelaskan
kepada masyarakat. Sebab pencerita yang biasanya selebritis
lebih mengambil peranan d.ari pada obyek yang diceritakan.
Pencipta program ini tentu saja berorientasi lebih untuk
menekankan daya tank dari tokoh selibriti yang bercerita supaya
program itu laku dijual untuk iklan. Inilah yang disebut psedou
documentary. Seolaholah sebuah sajian dokumenter namun
sebetulnya sajian selebritis yang sedang jalan-jalan. Program
semacam ini dalam arti tertentu tidak memiliki nilai dokumenter,
meskipun barangkali nilai komersialnya tinggi.
Naskah dalam program dokumenter ditulis paling akhir
sesudah editing selesai. Naskah biasanya merupakan uraian
penjelasan, informasi atau komentar terhadap kejadian yang
disajikan secara visual. Naskah itu kemudian direkarn dengan
pembawa suara seorang penyiar atau presenter dan dipersatukan
dengan gambar tanpa pemunculan pembawa suaranya (voice
over). Naskah uraian hanya melengkapi tayangan visual yang
belum jelas atau perlu spesifikasi karena gambarnya terlalu
umum. Untuk tayangan visual yang sudah jelas, uraian tidak
diperlukan. Biarkan gambar berbicara sendiri.
Apabila tayangan visual itu berupa suatu pemandangan atau
rangkaian kejadian yang sudah jelas, sound asli dari kejadian itu
merupakan kelengkapan yang sangat menghidupkan gambar.
Musik sebaiknya dipakai hanya kalau suasana tayangan gambar
terasa kosong dan math Dalam situasi ini musik dapat

158
membantu memberi suasana yang menghidupkan. Dalam hal
ini, berlaku prinsip musik tidal( boleh lebih menarik
dibandingkan dengan sajiannya. Jangan menggunakan lagu
ilustrasi yang sudah dikenal. Sebaiknya diciptakan ilustrasi
musik secara khusus. Musik sekadar ilustrasi untuk memberi
suasana. :Vika pilihan musik lebih menarik maka isi program
itu justru menjadi kurang memperoleh perhatian. Kadang-
kadang suasana sepi dan kosong diperlukan. Suasana demikian
sering memperkuat kesan terhadap unsur visual. Jika demikian,
musik kurang diperlukan. Akhirnya, pencipta dokumenter yang
menertukan bagaimana program itu dapat sunggul.
men
L
gesankan, menarik
_clan bermanfaat bagi masyarakat.
Berikut ini dilampirkan contoh treatment dan editing script
dari sebuah program dokumenter berjudul Dalam Bayang-
Bayang Racun.

Contoh. Treatment
Treatment
Proyek Video FAO/Bappenas
(Panitia Nasional PHT)

Terna
Pengaruh Penggunaan Pestisida-Insektisida terhadap
Kesehatan Petani (Health-Impact)

Permasalahan
Peningkatan hasil pertanian dikaburkan oleh kepentingan
bisnis bahan kimia (pupuk, pestisida-insektisida) sehingga
kepentingan petard dan lingkungan hidup diabaikan.
Akibatnya, ancaman bagi penurunan kesehatan para petani
dan pencemaran.

159
Tesis
Penggunaan pestisida-insektisida ternyata meracuni
manusia dan lingkungan.

Bahan Dasar
Penelitian FAO/Bappenas di Kabupaten Tegal dan Brebes.

Judul
"Dalam Bayang-Bayang Racun" (Sementara)

Audiens
Umum/petani dan pengambil keputusan

Jenis Sajian
Dokumentasi film video

Pelaku
Warga desa; responden penelitian dan para ahli serta
petugas lapangan di tempat kejadian berlangsung.

Lokasi
Kabupaten Tegal dan Brebes, desa Larangan, Boyong, Turi,
dan sekitarnya.

Teknik
Wawancara langsung; pengambilan kejadian langsung

Peralatan
ENG + unit indoors, lighting + VAN
Jangka Pengambilan Gambar
1 musim tanam: April-Agustus 1992

160
1. Ringkasan Sajian
Maksud baik pemerintah meningkatkan hasil pertanian,
khususnya palawija dan keinginan petani memperoleh hasil
maksimal dari lahan mereka, rnern. beri peluang agrebisnis
bahan kimia (pupuk, pestisida-insektisida) mengarnbil
keuntungan dari situasi ini. Lebih-lebih ketakutan petari akan
hama tanaman merupakan peluang bagi formulator yang
memotivasi petani dengan menggunakan bahan-bahan kimia
pertanian untuk membunuh barna. Pada kenyataannya untuk
tanarnan palawija terdapat banyak harna. Namur; motivasi
mendorong kegiatan penyemprotan yang berlebihan. Lebih parah
lagi karena belum semua petani tahu dan dengan sendirinya
tahu cara menggunakan bahan kimia tanpa merusak lingkungan
dan membahayakan dirinya. Dan hasil penelitian banyak petani
yang belum tahu cara menyeraprot, mencampur dan menyimpan
bahan-bahan itu secara aman. Selain itu, kecerobohan
penggunaan bahan-bahan kimia ini sangat mengancam, baik
kesehatan petani maupun kesehatan konsunen palawija.
Rangkaian dari kisah berikut ini menunjukkan praktek-praktek
kegiatan yang tidak benar dan akibat-akibatnya.

2. Rangkaian Cerita
a. Sekuen I
Snap-shoot keinginan beberapa petani meningkatkan hasil
lahan mereka. Ketakutan terhadap hama. Motivasi dari for-
mulator untlik menggunakan pestisida dan rnaksud baik
pemerintah membantu petani. Namun, akibatnya terjadi
penurunan kesehatan.
Isi Pokok Sekuen
1. Maksud dan keinginan yang balk tanpa sikap kritis
dapat menbawa akibat yang tak terduga.
2. Hati-hati terhadap segala macam promosi agrobisnis.

161
Judul
"Dalam bayang-bayang racun"
b. Sekuen II
Lahan subur yang menghasilkan tanaman palawija.
Berbagai usaha dijthankan agar hasil dapat berlimpah. Namun,
seperti dikatakan beberapa petani, palawija memiliki hama
seperti daun menjadi keriting. Itulah sebabnya perlu setiap kali
disemprot. Menurut iklan ada banyak bahan-bahan kimia yang
dengan efektif dapat membunuh hama. Apalagi ada beberapa
demplot dari formulator pestisida yang membuktikan kehebatan
jenis pestisida. Petani modern adalah petani yang dapat
menggunakan hasil teknologi modern untuk lahan mereka. Hal
ini tercermin pada patung petani yang sedang menyemprot.
Propaganda itu mendorong frekuensi penyemprotan meningkat.
Apalagi menurut beberapa petani mencampur sendiri beberapa
macam pestisida, hasilnya sangat memuaskan. Daun tidak
menjadi keriting dan kaku. Tarnbahan pula bahaya pestisida
sama sekali tidak diketahui maka menyemprot sembarangan
tidak menjadi masalah.
Isi Pesan
1. Motivasi yang tidak berorientasi pada kepentingan
petani secara menyeluruh dan melulu demi kepentingan
bisnis sangat berbahaya.
2. Tidak semua petani mengerti dengan sendirinya cara
menggunakan bahan kimia supaya agak aman.
3. Sekadar berorientasi pada hasil, menciptakan praktek-
praktek pencampuran kimia dan penyemprotan yang
membahayakan.
Shoot-Shoot Penting untuk Sekuen II
1. Iklan dalam kalender cara penyemprotan yang salah.
2. DempIot formulator.
3. Patting petani menyemprot (Karawang).

162
4. Menyemprot tanpa proteksi.
5. Mengoplos berbagai macam pestisida.
6. Membuang sembarangan bungkusibotol pestisida.
7. Ivienyimpan pestisida sembarangan.
c. Sekuen III
Belum banyak masyarakat yang sadar akan bahaya
pestisida, seperti memakai bekas bungkus pestisida atau pupuk
kimia untuk bungkus makanan kecil yang kemudian dibeli oleh
anak kecil. Masih menyemprot hasil panen yang akan dijual ke
pasar sehingga kaiau kemudian basil panen itu dibeli dan
dimasak di rumah tidak sehat lagi, misainya apabila dimakan,
mentah sebagai lalapan. Akibatnya, dapat membuat pencemaran
di tubuh manusia dan membahayakan keselamatannya. Oleh
karena itu, perilaku yang benar dalam menyemprot dan meng-
hindari penyemprotan patut diupayakan.
Isi Sekuen
I. Kecerobohan dalam menjaga kesehatan dan keamanan
lingkungan.
2. Altematif menghindari pencemaran lingkungan.
Shoot-Shoot Penting untuk Sekuen III
1. Menyemprot basil panen sebelum dijual. Macamnya,
kubis, brambang atau bawang.
2. Thu berbelanja sayur-sayuran.
3. Thu memasak.
4. Sekeluarga makan dengan lalapan.
5. Upaya menghindari pencemaran. Memberi penjelasan
bahaya menyemprot.
d. Sekuen IV
Beberapa ahli berdasarkan basil penelitian membenarkan
timbulnya bahaya bagi kesehatan manusia dan hidup manusia
akibat keracunan pestisida. Bagaimana racun itu mengkontaminasi
palawija dengan prosentase dan penyeraparmya ditunjukkan

163
lewat grafis. Sejauh mana racun itu dapat merusak jaringan
tubuh, hasil-hasil penelitian dalam jangka panjang sedang
membuktikan hal itu. Namun, dalam kenyataan gejalanya sudah
terlihat semakin jelas. Selain itu, dikemukakan oleh para ahli
beberapa hal yang perlu untuk menghindari akibat buruk itu.
Isi Sekuen
1. Menunjukkan bagaimana pestisida mencemari produksi
pangan.
2. Hasi l peneli t i an par a ahl i bahwa pencemar an i ni
sungguh ber bahaya ba gi kesehat an manusi a.
Shoot - Shoot Penti ng unt uk Se kuen IV
1. Wawancara dengan pakar.
2. Grafik animasi di studio.
3. Ilustrasi dari mereka yang sakit akibat pestisida.
e. Sequence V
Sebagai akibat cara pemakaian bahanbahan kimia itu,
berdasarkan penelitian dan pengalaman para petani terjadi
kelainankelainan dalam tubuh mereka. Gejala sakit mulai terasa,
seperti sesak napas, puling, dan mual. Secara fisik bahkan ada
yang sangat tampak, yaitu bercakbercak pada kulit yang terasa
sangat gatal. Bahkan ada petani yang hingga sekarang tidak
tahan lagi kalau mencium bau pestisida. Gejala ini dikuatkan
oleh isi pernyataan dari beberapa dokter puskesmas. Ada
kecenderungan pasien yang keracunan pestisida rneningkat,
lebih-lebih pada musim tanam bawang. Pada umumnya gejala
yang dirasa sama seperti apa yang dikatakan para petard.
Isi Sekuen
1. Penyemprotan yang sembarangan membawa akibat buruk
pada kesehatan petani.
2. Gejala gangguan yang muncul jelas karena racun pestisida.
3. Gejala cenderung meningkat kalau tak segera diambil
tindakan.

164
Shoot-Shoot Penting untuk Sekuen V
1. Penyemprotan dengan proteksi dan tanpa proteksi serta
akibatnya musing (wawancara).
2. Gejala yang tampak pada tubuh (beberapa orang dengan isi
pernyataan yang bersangkutan).
3. Isi pernyataan beberapa dokter puskesmas.
Musik
Digarap dengan musik kreatif Jadug Feriyanto.
Suasana Sederhana.

D. Contoh Naskah Editing Online


Dalam Bayangbayang Racun
Produksi : PHT Panitia Nasional
(FAO-Bappenas) : Fred
Naskah Sutradara Wibowo : Studio Audio
Pelaksana Produksi Visual Puskat
Duration : 20 menit

Sekuen I
Skene: 1
1. CU Pemilik Toko Pestisida 1. Penjual Pestisida:
SI: Penjual Pestisida 08- Seperti Dursban itu memang setiap
1920.00 (nomor time code) bulannya itu cukup lumayan.
Kadang-kadang sampai 20 dos,
kadang-kadang sampai 30 dos

2. MCU Formulator I Pestisida 2. Formulator I:


SI: Formulator Pestisida Untuk Rovral ini diperkirakan
07-14.31.42 kurang lebih 1 bulan dalam wilayah.
Larangan dan sekitamya ini, kurang
lebih sekitar 1/2 ton.
3. CU Petani Penyemprot 3. Petani Penyemprot:
SI: Petani Penyemprot Obatrtya memakai insektisida,
11-04.10.19 mereknya Monitor
Begitu saya merasa mual

165
perutnya, langsung kepala
saya pusing melihat tanah
sampai muter-muter begitu.

4. MCU Bapak Komarudin 4. Komarudin:


SI: Komarudin, Kasi PKL Dalam hal ini untuk
Dinkes,Brebes 13- tahun 1990.
20.13.17 Jumlah keracunan bertambah
banyak, hampir 70%
masyarakat, yang diperiksa
keracunan atau terpapar oleh
pestisida.
Skene: 2
5. Tangan Pegang Botol 5. Musik:
Tuang Cairan ke Dalam Smash! Sique: Opening Theme
Jeriken Tilt Down Botol Setiap ganti gambar
Indod as ada sting)
SI: Judul:
Dalam Bay ang-
Bayang Racun
6. CU Penyernprot
Menuangkan Pestisida
ke Dalam Tangki
SI: Produksi:
Program Nasional
Pengendalian Hama
Terpadu
08-20.17-10
7. TS Para Petani sedang
Menyemprot
SI: Pelaksana Produksi
Studio Audio Visual Puskat
09-3.58
8. CU Penyemprot sedang
Mencuci Tangki di Pant
08-10.00-15
SI: Naskah/Sutradara:
Fred Wibowo

166
Sekuen II
Skene: 3
9. IS Ladang Bawang yang 6. Musik:
Leas di Daerah Guci Melankolis-suling
12: 05-11-09
10. LS-Pan Hamparan Ladang 7. Announcer:
Bawang Merah Hasil bumi adalah sumber
05: 01-01-02 hidup yang
sangat menentukan bagi petani.
11. TS Petani Menyirami Tanpa mengenal lelah
Tanaman dan dengan
09:15-38 berbagai cara mereka
berusaha memperoleh
basil yang
sebesar-besarnya.
12. Petani sedang Hanya dengan basil
Mengikat Bawang maksimal mereka
08 : 12-44-10 untuk dipasarkan
dapat membayar
kredit mereka kembali
yang untuk tanaman
bawang memerlukan
modal yang cukup
besar.
13. TS Petani Memikul
Bawang Merah 04 :
07-19-09

Skene: 4 8. Ann:
14. Suasana Desa Sementara itu, sejak revolusi
03: 02: 59:19 hijau
para petani telah didorong
untuk menggunakan bahan
kimia sebagai pembasmi Kama
clan penyakit tanaman serta
pupuk penyubur tanah.

167
15. MS Penjual Pestisida Dengan mudah
clan Poster mereka dapat
03: 13: 09 : 01 memperoleh bahan
kimia berupa
pupuk, pembasmi
hama dan penyakit
tanaman, hingga di
warung-warung
pelosok desa.
16. Poster Pestisida 9. Musik
Ampuh Pilihan
Petani
03: 06-26-22
17. Poster Pestisida pada 10. Ann:
Kalender di Ruang Tamu Begitu hebatnya
09: 19-38-11 promosi racun kimia
ini sampai ke dalam
keluarga, sehingga
petani sangat
perannya manfaatnya
sebagai penyelamat
produksi pertanian
mereka.
18. CU Kalender Pestisida
Bayer 09:17-44-22
19. CU Tulisan Deconil
Vondazeb 13G
Penyemprot 04: 15-43-02
20. Demonstrasi Pestisida
Dursban (Poster)
03:10-28-12
Skene: 5
21. Kelompok Petani Apalagi
dengan Formulator 07: hampir setiap hari beberapa
04-53-18 formulator pestisida
secara intensif
mendorong para petani untuk

168
menyemprot. Berbagai
demonstrasi di lahan dan
bujukan-bujukan,
SE: Sangat Lembut rnemojokkan petani sehingga
mereka merasa bersalah kalau
tidak menyemprot.
22. CU Formulator 11. Formulator:
SE: Dikeraskan Nah, sebagaimana kalau tadi
07 : 05-3-4-19 saya sebutkan, Pak. Jadi, kalau
untuk altematif Bapak
menggunakan ini
Pak, Rovral!
11. Ke[ompok Petani Kok sekarang Bapak
dan Formulator 07: kok tidak pakai
04-M09 Rovral alasannya
gimana gitu?
12. Petani:
Ala sannya mahal.
13. Formulator:
Oh, mahal gitu. Nah, sekarang
perbandingkan ya, Pak, ya!
Daripada Bapak dengan
modal seician, umpamanya
dua ratus, bawang Bapak
rusak, `kan lebih baik kita
mengatasinya sedini
mungkin.
12. Formulator Dursban 14. Ann:
07 : 09-30-44 Setiap formulator seolah
mempersalahkan petani
kalau tidak
SE: Lembut Dahulu menggunakan
Sanwa! Announcer produknya. Maka
selesai barn diperkeras
para petani cenderung
Selesai Baru Diperkeras semakin berani
memakai berbagai

169
macam bahan-bahan
kimia
15. Formulator:
Pak itu juga pakai,
Pak? Nggak pakai
Dursban, Pak? Nggak
kenapa, Pak? Nggak
kenapa nggak pakai
Dursban, Pak? Belum
pernah pakai
Dursban, Pak? Sudah?
Sekarang nggak pakai,
kenapa Pak?
16. Petani:
Lalat tidak math
17. Formulator:
Oh, untuk lalat? Pakai
berapa cc, Pak? Oh,
pakai 2 sendok campuran itu sama
lalat nggak matt. Lha itu Pak, kalau
misalnya pakai Dursban khusus
seharusnya memang dua sendok itu
kurang dosisnya, iya Paid Kalau
untuk pakai Dursban itu per
tangkinya Pak, kalau misalnya 17
itu minimal satu ini sama
setengahnya, Pak. Jadi, minimal 30
cc per tangki Pak.
25. Desa dan Patung 18. Ann:
Petani Penyemprot Dorongan yang memojokkan ini
15:04-19-08 masih dilengkapi dengan image
bahwa petani modern adalah
petani yang menggunakan slat
modern seperti alat penyemprot.
Patung sang pahlawan tarsi
Iengkap dengan senjata
penyemprot racun

170
kimia ini semakin
memantapkan kebanggaan
petani untuk menyemprot.
Maka bahkan sebelum terjadi
suatu gejala serangan hama
pun petani sudah
menyemprot.
26. Petani Penyemprot A 19. Petani B:
03: 16-42-23 Saya melakukan
penyemprotan ilu dua hard
satu kali, tents itu supaya
mulus gitu daunnya. Saya
takut ada hama gitu!
27. Petani Penyemprot B 20. Petard A:
04: 03-30-03 Pada waktu musim palawija,
saya menggunakan
semprotan itu satu minggu tiga
kali. Kalau tidak satu minggu
tiga kali mungkin daunnya tidak
lemas jadi takut serangan-
serangan hama yang clan
palawija.
28. Petani Penyemprot C 21. Petani C:
06: 01-16-13 Pak, saya menyemprot
semingg,u dua kali. Kalau
sekali ulatnya banyak.
Skene: 6
29. TS Banyak Orang 22. Ann:
Mencampui Oleh karena itu, hampir setiap
Pestisida pagi terjadilah upacara yang sama
09: 00-22-14 di kalangan para petani
penyemprot. Iviengopios
sejumlah racun kimia
pembasmi hama dan penyakit
tanaman.
30. Melepas Tutup Botol

171
Langsung Menuang Cairan
09: 02-28-07
31. TS Seseorang Mengaduk Semua aturan dan tata cara
09: 06-20-13 meramu racun kimia pembasrni
hama dan penyakit tanaman, tidak
dipedulikan lagi. Sarung
tangan, penutup hidung dan
mulut justru dirasa
mengganggu
32. MCU Seorang Merokok
09 : 02-58-20
33. CU Jiriken-ZO LS Orang
orang Meletakkan Ember
34. Banyak Botol Bekas Kalau dirasa hama
Pan ke Banyak cukup mengkhawatirkan
Orang Mengoplos maka mereka menambah
Racun Kimia menambah sendiri
dosis racun kimia
09: 03-58-08 itu menurut perasaan
saja. Atau mencampur dengan
bahan kimia lain dan masih
ditambah perekat supaya racun
tahan menempel lama
di tumbuh-tumbuhan.
35. C U T u a n g C a i r a n Sering terjadi hasil
dalam Jeriken 09: oplosan itu, kekuatan
07-58-12 pembunuhnya dua,
tiga kali lebih kuat dari
sejumlah pestisida atau
insektisida yang
sudah dilarang
pemerintah.
36. TS Rombongan Kemudian mulailah
Penyemprot Berjalan prosesi pembasmian.
09: 09-01-05
37. TS Sawah dan
Pemandangan

172
38. TS Semprot Menyemprot Dan di sawah berkilo-kilo racun
09: 12-57-03 kimia disebarkan
tanpa menyadari
bahayanya bagi
kehidupan.
39. LS Banyak Penyemprot 23. SE: Spray!
09: 14-58-16 Ann:
Racun pembunuh
serangga banyak yang sudah
dilarang di Amerika dan Eropa.
Tetapi di Indonesia justru
seeing dipromosikan sebagai
obat tanaman. Sementara
industri kimia nasional dan
internasional beranggapan
sudah ada kesadaran masyarakat
di bidang keselamatan dan
lingkungan. Itulah sebabnya
mengapa 80% dari pestisida
beracun digunakan di negara
berkernbang.
Skate: 7 24. Formulator Rovral
23. MS Formulator Rovral Untuk penggunaan fungisida
07: 14-40.18 terutama Rovral inl, diperkirakan
kurang lebih satu bulan dalam
wilayah
SI : Formulator larangan dan sekitarnya ini
PT Ron Poleng Agro Cup kurang lebih sekitar setengah ton.
24. MS Formulator 25. Formulator Dursban:
PT Pasific Chemical hid. Dursban itu diperkirakan kalau
07 :18-03-10 musirn-rnusim ramai itu kios-kios
sekitar wilayah larangan ini, itu
SI: Formulator mungkin setiap harinya itu,
PT Pasific Chemical Ind mencapai satu sampai dua boks
Pak, jadi sekitar 10 sampai 20
liter habis.

173
42. MS Formulator 26. Formulator
07: 15-31-08 Larvin: Untuk wilayah Larangan
sendiri, yah
SL Formulator terutama untuk skup Brebes
Yang
PT Ron Poling Agro Cup kami ketahui, saw bulan kira-
kira untuk larvin, ya 1 tonan
Pak.
43. MS Penjual Pestisida 27. Penjual Pestisida:
08:19-15-10 SI: seperti Dursban itu memang
Penjual Pestisida setiap bulannya kami cukup
lumayan. Kadang-kadang
sampai 20 dos, kadang-kadang
sampai 30!
44. Peta Jawa
45. Peta Brebes 28. Ann:
Dapat dibayangkan setiap
satu bulan di kecamatan yang
tidak seberapa leas, untuk
satu merek pestisida rata-rata
laku setengah ton. Sementara
itu, terdapat lebih dari 20
merek pestisida yang beredar
dengan efektivitas promosi yang
tinggi. Tidakkah dengan
demikian satu kecamatan akan
disiram oleh Iebih dari 10 ton
racun kimia setiap bulan?
46. CU Dr. Ida Nyoman Oka 29. Wawancara Dr. Ida.

Sekuen III
Skene : 8
47. MCU Ibulbu Membagi Bibit 30. Ann:
Bawang Merah Para petani tak bersalah.
Mereka
10: 18-35-01 diberi image secara berlebihan

174
tentang bahaya hama
tanaman supaya
menggunakan pestisida.
48.TS Petani Tvlempersiapkan Peralatan yang sedikit
Sernprotan yang rusak ntsak atau bocor, tidak
menjadi seal asal masih
13 (Akhir) dapat dipakai.
49. 13 Petani Mengangkat

i'vleskipun punggungnya hams


Jeriken Air Tumpah tersiram racun,
di Punggungnya sebelum akibatnya
terasa mereka tidak
13 (Lanjutan) peduli.

50. TS Menyemprot tanpa Menyemprot tanpa


Penutup Hidung penutup hidung
adalah pemandangan
yang sangat biasa di
13 (Lanjutan) sawah. Mereka tidak
51. Dua Petani insyaf bahwa
Salina Menyemprot menyemprot sating
09: 13-37-18 berhadapan berarti
sating meracuni.
52. MCU: Orang Merokok tambahan racun pada
Sehabis Mengisap waktu istirahat.
Menyemprot
01 06-45-10
53. Mencuci Tangki di Parit Dan semakin
04:05-22-18 memperluas pencemaran
dengan membuang sisa
racun di pant yang
menuju sungai.
54. Katak Mali di Pant 31. Musk Smash!
04: 05-22-18
55. CU Ciba Geigy 32. Ann:
Perlengkapan yang dianggap
am an
56. Memikul dan Menyusun berdasarkan peraturan,
175
Hasil Fallen di Pinggir tak rnungkin digunakan oleh
Jalan para petani kecuali untuk
04: 08-33-20 dernonstrasi. Selain
mahal juga terlau panas untuk
udara di Indonesia
57. Jemuran Bawang Merah 33. Ann:
Disemprot Sehabis dipanen dan
04: 14-33-00 siap untuk dijual pun masih
ada tambahan ekstra racun
untuk membunuh telur hama
yang masih tinggal.
Skene : 9
58. Ibu Membeli Brambang Di rumah tangga, bawang yang
di Warung sarat racun ini dikonsumsi oleh
05:15-56-15 siapa pun.
59. Ibu Mengiris Bawang
CU: Pestisida di Sudut
05: 10-37-20
60. Keluarga Sedang Makan
05 : 13-47-13
61. Membuang Bungkus Bekas bungkus pestisida
Raclin di Sampah dibuang seenaknya di tempat
dengan Ayam-Ayam sampah terbuka.
di dekatnya
09 : 06-58
62. CU Bungkus
Antracol 09: 03-58
63. Bekas Kaleng- Tidak jarang bekas
kaleng Pestisida kaleng pestisida
09: 03-58 dipakai bermain oleh
anak-anak.
64. Anak Germain Petasan dengan 34. SE: Door!
Kaleng Pestisida
08: 10-00-15
Skene: 10
65. Toko Penjual Makanan 35. Ann:
dan Pestisida Di kampung-kampung
penjual bahan pupuk.

176
03:05-59-15 pembasmi dan hama dan dan
penyakit tanaman sering
11: 05-55-21 tidak peduli pada aturan,
seperti menjual bahan kimia
bersama bahan makanan.
66. Warung Kelontong dan
Warung Bahan Kimia 11:
06-05-06
67. G u d a n g M a k a n a n Bahkan mereka menyimpan
dan Pestisida 09: bahan makan dan
16-40-01 bahan kimia dalam
satu gudang.
68. Dua Orang Pemilik toko tidak
Bapak Menakar peduli atau tidak
Racun Kimia tahu bahwa mengernasi bahan
kimia
11: 06-05-06 tanpa penutup hidung
dan di tempat
11: 07-31-19 terbuka, berbahaya
bagi yang
bersangkutan dan
(prang lain serta
lingkungan.
69. Coca Cola berdekatan
dengan Oplosan Racun
11 : 06-48-23
70. Anak Kedl Membeli Yang penting bagi
Permen di Toko Pestisida di Toko Pestisida penjual bahwa
menjual bahan kimia untuk
agrobisnis in
05 : 18-59-19 sangat menguntungkan.
71. MCU Penjual Wanita 36. Penjual Pestisida:
SI : Penjual Pestisida Dulu itu juga menjual
bahan makanan,
05: 16-50-07 juga pestisida. Namun, jual bahan
makanan tidak begitu
menguntungkan, jadi ya jual
pestisida saja.

177
72. MCU Penjual Pria SI: 37. Penjual Pestisida:
Penjual Pestisida Kalau memang musimnya itu
08: 12-49-12 sedang musim tanam, obat-obat
seperti Dursban, perbulannya
kami omzetnya cukup lumayan
Pak ya. Buat, imbuhannya bisa
untuk menyekolahkan anak kami.
Sekuen IV
Skene: 11
73. Suasana di Puskesmas 38. Ann:
02 : 13-36-02 Penyebaran racun kimia ke
hampir seluruh Iingkungan
hidup, bukan tanpa akibat,
lebih lagi petani penyemprot.
74. MCU Dr. Puskesmas 39. Dr. Puskesmas:
SI: Dr. Puskesmas Dari beberapa petani yang me-
Larangan Brebes meriksakan ke puskesmas dan
02 :16-05-10 ke praktek, ya ada beberapa
petani yang mengeluh gejala
keracunan pestisida.
75. Suasana Puskesmas Menurut saya, sejauh ini
02:17-17-02 memang ada kecenderungan
untuk keracunan pestisida di
daerah ini cenderung agak
meningkat karena penggunaan
pestisida yang secara berlebihan.
76. MCU Bapak Komarudin 40. Bapak Komarudin:
SI: Komarudin Seperti diketahui, 80%
Petugas Kesehatan pestisida yang beredar, atau
Lapangan yang dipergunakan oleh
Kabupaten Brebes petani di Kabupaten Brebes
06: 17-30-07-06 ini terdiri dari tiga
macam.
77. Snapshoot Beberapa Golongan organophospat,
Pestisida Ripcord-B organoclorin dan
ay carb Dursban carbonet. Namun
Hostation yang banyak digunakan di sini,

178
yaitu golongan organophospat.
16: 02-11-08
78. Menuang Campuran Dan golongan organophospat
Darah dan Cairan inilah
Lalu Memeriksa yang dapat mengganggu
dengan Alat kelancaran kerja suatu angium
Kintometerkit yang berada dalam tubuh kita,
(Beberapa Snapshoot) yaitu suatu bentuk

12: 15-10-19 angium katalis biologic yang di


dalam jaringan tubuh
berperan untuk menjaga agar
oto-totot atau kelenjar-
kelenjar dan sel-sel saraf
bekerja terorganisasi dan
harmoni
Skene: 12
79. TS Wawancara Peneliti 41. Ann:
dengan Penyemprot Sehubungan dengan itu,
Bawang suatu penelitian untuk
14: 04-25-06 rnengetahui sejauh mana
pencemaran pestisida itu
berpengaruh terhadap
kesehatan petani telah
dijalankan di dua kabupaten:
Brebes dan Tegal.
41. CU Sambani 42. S a m b a n i : K e s a n -
SI : Sambani kesan saya
Monitoring Team selama penelitian
14: 05-12: 12 ini adalah banyak hal yang kita
tangkap di lapangan, terutama
kita tidak menduga sama sekali
bahwa ternyata dengan
penyemprotan itu sendiri
menyebabkan petani betul-betul
keracunan.

179
Kita rekam semua
81. CU Oplosan Obat Diaduk
peristiwa yang
14: 06-33-15 ada dalam
penyemprotan itu.
82. CU Petani Setelah itu, kita
tanyakan gejala apa
14: 05-36 yang dirasakan
sebelum menyem
CU Peneliti sedang prot, saat mcnyemprot.
Mewawancarai Kemudian
14: 09-07-20 kita ada istilah follow up satu.
83. 'IS Petani sedang Jadi, satu jam
Menyemprot setelah kita amati
Diarrtati Peneliti penyemprotannya
kita tanyakan lagi
14:12-15-03 gejala apa yang dirasakan dalam
tubuh responden.
84_ TS Petani sedang Setelah itu, selang
Menyemprot satu hari, kita kunjungi Iagi
14: 12 15.19 responden itu.
51
;. TS Peneliti Menanyai Kita tanyakan lagi
Petani Sesudah gejala apa yang
Menyemprot dirasakan dan tanda
apa yang muncul
14 : 15-58-17 dalam tubuh
dcngan Variasi Shoot responden.
CU Petard clan Pei :any Kita juga menangkap
bahwa di dua desa saja kita sudah
menangkap 40 lebih petani yang
mengalami ktaracunan.
86 MCU Prof. Dr. Norbert 43. Prof. Dr. Norbert:
Si: Prof. Dr_ Norbert
Konsultan FAO
16:03-30-15
87. Grafik I Simpton Pernapasan
88. Grafik II Gejala Peniaku

180
Agile: 13
89. Grafik III Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia,
penggunaan peStisida dalam
tingkat paling berbahaya
adalah 6,1%; sangat berbahaya
a 0 / _ . S 2 0 / _ .
..,c . - m a..ay a
berbahaya 1,2%. Jadi, hanya
48% pestisida digunakan secara
wajar darI 'ddak
membahayakan, baik
lingkungan maupun
kehidupan..
90. Penyelidik Cholinesterase 44_ Ann:
16: 12-13-09 Di samping itu, di Kabupaten
Brebes dan legal telah
diadakan hula penelitian oleh
Dinas Kesehatan, yaitu
pemeriksaan cholinesterase
rnh.
darah,
91. CU Bapak Komarudin 45. Bapak Komarudin
SI: Nama Pemeriksaan cholinesterase darah
16: 02-25-11 bertujuan untuk melihat sarnpai
berapa jauh para petani
penyemprot bawang dan lombok
yang terpapar oleh pestisida.
92. Grafik Persentase Keracunan 46, Ann :
SI: Pemeriksaan Sementara itu, tahun
Cholinesterase 19-91 turun menjadi
26%. Persentase ini
naik turun karena bergantung
pada kapan dilakukan
pemeriksaan. Dalam
musim penyemprotart
kecenderungan
krrn el inan,
persentasenya akan
naik.

181
93. Grafik: Cholinesterase Tallun 1992, 88%
Tegal petani keracunan dalam tingkat
sedang dan ringan. Dalam hal ini,
keracunan berat tidak pernah
dapat terarnati sebab biasanya
dalam tingkat keracunan berat
petani akan pingsan atau sudah
langsung dibawa ke rurnah sakit.
Sekuen V
Skene: 14
94. Petani Menyemprot Bagi petaani sendiri
Tanpa Tutup Hidung keracunan dalam tubuh mereka,
baru mereka rasakan
03: 12-23-02 setelah gejala sakit
muncul.
95. MCU Petani A 47. Petani APada
03: 18-55-30 waktu saya habis
menyemprot Indahnya
banyak, tapi kepalanya
pusing, perut mual, ototnya
itu kencang dan badan saya
ada gatalgatalnya.
96. MCU Petani B 48. Petani B:
04: 02-46-11 Ya, aetelah saya menyemprot i
itu ada rasakan saya jadi
perutnya mual-mual terus
kepaia its pening gitu.
97. Luka-Luka Gatal 49. Ann:
Beberapa Snapshoot Tumpahan bahan kimia sedikit
demi
02 : 02-58-18 sedikit lama-kelamaan
menimbulkan akibat yang
Suara di Belakang cukup parah.
Dulu Sampai Ann Selesai
50. Penderita Gatal:
lama-kelamaan saya nggak
kuat lagi karena gatal sebadan.

182
Nah, di situ saya berobat sampai
berulang kali ke mana saja.
98. CU Tangan Menggaruk Nah, sehabis sembuh,
Luka saya bekerja
02: 03-21-09 dan lagi, ditimpa sakit lagi.
Nah, sampai
01 : 03 -39-16 sekaran g apala gi kita bi sa
m en yem pro t, tahu baunya
saja bisa pusing. J adi,
sam pai sekarang ya bo le h
dikatakan tidak bisa
bekerja di bagian
pen yem pro tan.
99. CU : Tersiram Pestisida 51. Penderita B:
06: 0-29-07 Pak, saya kalau menyemprot
pakai campuran DDT super,
Hostation, Dustic, Detan.
100. Luka Gatal-Gatal Saya
tadinya nyemprot airnya
06: 04-14-42 nyiram ke badan terus gatal-
gatal terus nggak lama pada
intekak.
101. Petani Penyemprot
52. Petani Penyemprot:
Tulisan Nama Sudah delapan tahun saya
nyemprot dan mulai 1985
16: 07-10-19 saya kena penyakit gatal. Saya
pernah juga mengobati
Dan Ilustrasi penyakit gatal ini terus saya
suntik ke puskesmas dan waktu
itu saya obatnya masih. Kalau
obatnya masih ada, mulai
mendingan begitu. Tetapi
setelah habis, kambuh lagi
penyakit gatal inf.
102. Penderita Mati Separo
53. Ann:
SL Nama Pada tingkat keracunan berat
bahan kimia pembasird
hama 183
10: 07-23-21 akibat yang tak terduga
Berjalan clad Dalam dapat terjadi pada siapa pun.
ke Luar
103. CU Penderita 54. Penderita Mati Separo:
10: 05: 19: 00 saya merasakan kena obat
saat saya menyemprot cabe,
saya merasa kena gejala obat.
Obatnya memakai insektisida,
mereknya Monitor. Begitu
saya merasa mual perutnya,
langsung kepala posing,
melihat tanah muter-muter,
begitu saya langsung pulang.
54. Ilustrasi Tangan Diobati di rumah tidak bisa
sembuh
Kaku 10: 16-51-02 terns saya dibawa ke rumah
sakit.
dan Setelah dibawa ke rumah
diobati di .sana. Saya bisa
10: 08-04-21 sadar dan saya bisa pulang
kembali. Begitulah sampai
sekarang saya jatuh sakit tidak
bisa jalan dan tulang-tulang
saya sudah kaku.
55. CU Tini Hadat 55. Wawancara Tini Hadat.
56. CU Mochtar Lubis 56. Wawancara Mochtar
Lubis.
57. Snapshoot dari Nomor berikut 57.Arin
09 : 00-22-08 Kita tak clapat menghitung
berapa ribu ton
09 : 12-57-13 setiap hari racun kimia
dihamparkan ke tanah
09: 14-58-11 04: dihamparkan ke tanah ini.
14-33-00 Peta
Dialiri Racun Tanah, lingkungan, dan hidup
LukaGatal manusia sangat dibahayakan.
Hidup kini dalam bayang-bayang
racun bukanlah jeritan dan
penderitaan para petani,

184
melainkan keprihatinan kita
semua
10: 88-04-21
Hamparan Bawang clan
Pemandangan

Selesai
29 September 1993

185
Bab 9
Program Feature

A. Pengertian Dasar
Feature adalah suatu program yang membahas suatu
pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai
pandangan yang saling melengkapi, rnengurai, menyoroti secara
kritis, dan disajikan dengan berbagai format. Dalarn satu
feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan merangkai
beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara
(interview), show, vox-pop, puisi, musik, nyanyian, sandiwara
pendek, atau fragmen.
Hal yang perlu diperhatikan dalam feature adalah setiap
format yang disusun harus membicarakan pokok bahasan yang
sama, tetapi dari sudut pandang dan tinjauan yang berbeda.
Apabila dua format atau lebih ternyata menguraikan aspek
tinjauan yang sama, program akan menjemukan, karena over
lapping. Oleh karena itu, dalam setiap format harus jelas aspek
mana dari pokok bahasan yang akan disoroti.
Feature merupakan satu program. Oleh karena itu,
diperlukan penghubung atau link untuk menghubungkan
format yang satu dengan lainnya. Penghubung atau link harus
merupakan benang merah yang mempersatukan format-format
program sehingga program sungguh terasa satu.

186
Feature merupakan gabungan antara unsur dokumenter,
opini dan ekspresi. Karya puisi, musik dan nyanyian merupa-
kan ungkapan ekspresi dari pokok bahasan yang disajikan,
namun kurang bernilai faktual. Unsur ekspresi biasanya lebih
dipakai untuk menciptakan suasana. Sementara itu, opini
dalam bentuk uraian, vox-pop atau wawancara dapat
merupakan sajian yang diharapkan saling memperkaya
pandangan dan mempertajam pokok bahasan yang disajikan.
Sebaliknya, kejadian-kejadian dan fakta-fakta merupakan
unsur dokumenter yang memberikan bukti dan memperkuat
argurnentasi mengenai pokok bahasan
1. Riset
Sebagaimana program yang lain, feature yang baik
seyogianya berdasarkan suatu riset. Suatu riset (baik untuk
mengetnhul pokok bahasan maupun tema apa yang ingin
dibahas oleh penonton), seperti riset bahan untuk melengkapi
data, kejadian, pengalaman, perlu dibuat dengan teliti dan
serius berdasarkan kejadian nyata dan kesaksiankesaksian
sehingga feature ini sungguh suatu sajian yang lengkap, aktual
dan faktual. Semakin aktual pokok bahasan yang disajikan dan
semakin faktual bahark-bahan yang menjadi isi sajian, semakin
bermanfaat program int. Yang perlu diingat, pro-gram feature
bukan hiburan semata. Kalaupun disajikan musik di dalamnya,
musik itu berkaitan erat dengan pokok bahasan.
2. Susunan Feature
Sebuah feature disusun dengan merangkai berbagai format
yang berisi tinjauan, uraian, sorotan dan pandangan atas satu
pokok bahasan dilertgkapi dengan musik atau lagu mengenai
tema itu. Menyusun berbagai format program perlu selalu
diperhitungkan jangka waktu (duration) dari setiap format. jadi,
program feature enak dilihat dan proporsional. Yang dirnaksud
dengan proporsional bukan berarti jangka waktu untuk setiap

187
format sama, tetapi dicoba untuk memberi waktu yang
memadai untuk format-format yang penting dan menarik.
Program feature, bukan magazine kalaupun ada musik atau
lagu dalam program, itu hanya dipakai sebagai ilustrasi atau
penguat suasana yang diungkapkan. Unsur ekspresi dan emosional
dengan format puisi dan fragmen misalnya, di dalam feature harus
berkaitan erat dengan pokok bahasan, jangan sampai unsur
permainan ini lebih menarik dari pokok bahasannya.
Di samping itu, format feature seyogianya disusun ber-
dasarkan urutan logis: dari yang sederhana berkembang
semakin rumit, dari yang ringan ke semakin berat. Meskipun
unsur-unsur yang membuat acara itu menjadi terasa segar
hams selalu dipikirkan, misalnya dengan menyajikan
peristiwaperistiwa yang mengundang humor.
3. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan produksi dimulai dengan riset penonton untuk
menentukan pokok bahasan atau tema. Setelah itu, sajian
disusun dengan mengatur format-format program yang akan
dipakai. Riset kedua dijalankan untuk mencari bahan pengisi
format-format itu, seperti siapa yang diurtdang untuk mengisi
format wawancara? Lagu apa yang sesuai untuk dipakai? Apakah
perlu menciptakan lagu khusus? Siapa yang menyampaikan
uraian (talk). Kejadian apa yang perlu ditampilkan? Semua hasil
riset, kemudian dipilih dan ditentukan untuk mengisi format
yang mana, dengan pokok bahasan apa?
Shooting studio untuk bahan pernyataan, nyanyian atau
shooting bahan di luar dimulai, sesudah masing-masing format
jelas pengisinya. Vox-pop dan wawancara lapangan perlu dibuat
dengan sangat hati-hati. Latar belakang suasana sangat diperlu-
kan agar masuk dalam rekaman gambar. Namun, jangan sampai
latar belakang itu mengganggu bahan pokoknya. Sesudah semua
bahan diperoleh, mulailah membuat penilaian atas isi

188
semua bahan dan kemudian mengedit bahan itu. Segala hal
yang tidak bereuna atau akan mengaburkan pokok bahasan
dibuang. Sementara itu, bahan yang balk mulai disusun.
Setiap bahan kemudian perlu dihubungkan dengan uraian
penghubung atau link sehingga menjadi satu kesatuan. Uraian
untuk penghubung dapat disajikan secara voice over atau
penyaji muncul sebagai pembawa program. Dalam menyusun
naskah feature uraian penghubung ini, ditulis paling akhir.
Sesudah naskah lengkap, mulailah rekaman produksi gambar
di studio dengan presenter yang baik.

B. Pengembangan Gagasan
Materi pokok bahasan atau tema dalam program feature
dapat berupa benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, tempat
kejadian, hasil karya atau manusia. Misalnya, seorang produser
program feature tentang flora dan fauna berkesimpulan bahwa
banyak penonton ingin mengetahui tentang harimau Sumatra
(Panthera Sumatraensis) maka binatang itu merupakan materi
produksinya. Berdasarkan materi produksi, is kemudian
berusaha mencari tema atau pokok bahasan yang menarik.
Pokok bahasan atau tema yang menarik dapat diperoleh
dengan menjawab pertanyaan: Apa yang ingin diketahui oleh
penonton tentang harimau Sumatra? Populasinya?
Kehidupannya? Habitatnya atau bagaitnana sifat-sifatnya? Di
dalam program feature semua akan dijelaskan secara sepintas.
Namur, berdasarkan tema atau pokok bahasan tertentu uraian
akan mengarah secara rind dan luas mengenai salah satu aspek
dari harimau Sumatra. Misainya, dari basil riset disimpulican,
penonton ingin mengetahui populasi harimau Sumatra.
Produserpun kemudian menentukan tema program feature itu:"
Populasi dan Perkembangbiakan Harimau Sumatra" Dengan tema itu,
habitat dan kehidupan harimau Sumatra juga disinggung, tetapi

189
tekanan pokoknya pada populasi dan perkembangbiakan
harimau Sumatra: Berapa jumlahnya sekarang? Berdasarkan
penyelidikan oleh siapa saja? Bagaimana pendapat para ahli?
Terjadi penurunan atau kenaikan jumlah harimau? Mengapa?
Bagaimana mereka berkembang biak? Apa musuh-musuhnya?
Bagaimana menjaga populasi agar tidak terjadi kepunahan?
Gagasan berupa pertanyaan-pertanyaan itulah yang kemudian
dikembangkan di dalam treatment program feature.
Untuk memperoleh tema atau pokok bahasan sudah
diperlukan suatu riset. Riset pertama ini belum suatu riset yang
sangat ilmiah. Riset penonton dalam hal ini dilaksanakan secara
lebih sederhana dengan mengajukan pertanyaan yang sederhana
juga. Misalnya, kepada teman atau kelompok orang yang sedang
mengagumi harimau Sumatra di kebun binatang atau kelompok
pelajar dan mahasiswa yang mempelajari Biologi.
Riset kedua, sesudah memperoleh tema, dilaksanakan
secara lebih serius. Riset kedua ini bertujuan untuk mengurn-
pulkan data faktual, hasil penyelidikan para ahli dan
pengamat langsung kehabitat harimau Sumatra yang
sesungguhnya. Tentu saja mencari bahan penelitian untuk
tema yang cukup sulit itu dibutuhkan waktu yang lama.
Namun, perolehan data yang akurat dan aktual memudahkan
penulis naskah feature menyusun suatu sinopsis dan
kemudian treatment yang tepat serta cukup rinci.
Seperti pada umumnya naskah program televisi, naskah
program feature memerlukan suatu uraian gagasan ringkas atau
kerangka pemikiran. Sinopsis ini memudahkan penulis naskah
mengontrol tema dan membatasi permasalahan. Kerangka
pemikiran merupakan ringkasan gagasan yang disusun
berdasarkan perolehan data dari riset pertama. Untuk program
feature sepanjang 30 menit, penulisan kerangka pemikiran
(sinopsis) seyogianya panjangnya jangan lebih dari 25 kalimat.

190
Sistematika susunan feature harus sudah tampak dalam kerangka
(sk-topsis) itu. Berikut ini dipaparkan eontoh dari sebuah si -
nopsis
" Selcelompokpengunjung kebun binatang yang mengagutni harin wu
Sumatra sangat ingin tahu berapa jumlah harimau Sumatra saat ini, dan
apakah musih berkembang di habitatnya?" Keingintahuan serupa juga
sating tercetus di kalangan para pecinta binatang atau mahasiswa dan
pelajar yang sedang mempelajari Biologi: Berdasarkan beberapa penye-
lidilcan yang ada dari para ahli, jumlah harimau Sumatra kini tinggal tidak
lebih dari 1000 ekor. ftu pun berdasarkan penyelidikan terakhir jumlahnya
semakin menurun. Berdasarkan observasi di beberapa tempat yang
diperkirakantnasih rnerupakan habitat binatang itu, diperolehinformasi
bahwa sudah jarang rang dapai trtenemukan .kelompok-kelompok
binatang itu sedang minum di sungai atau di telaga, tempat pada jarnan
dahulu binatang-binatang minum. Dari keterangan masyarakat di sekitar
habitat itu dikatakan masih sering terdengar auman harimau di tengah
hutan. Namun, sudah jarang penduduk yang tnenjumpai atau kehilangan
ternaknya. Duni beberapa pemburu diperoleh keterangan bahwa masih
sering dijumpai beberapa kelompok yang kemudian menghilang, meski dari
pengamatan masih sering dijumpai telapak-telapak kakinya. Para ahli
berkesimpulan, menurunnya populasi harimau Sumatra disebabkan
semakin sempitnya habitat binatang itu karena terdesak perumahan
penduduk, semakin tipisnya persediaan makanan binatang bunian karena
berebut dengan pemburu, ulah pemburu liar yang hanya menginginkan kulit
harimau untuk dilceringkart. Konon sutu harimau utuh dapat laku 25
sampai 40 juta, apalagi lcalau tanpa cacat karena peluru atau jeratan. Para
ahli semakin pesimis, populasi harimau ini akin tents menurun. Oleh karena
itu, sangat perlu dilakukan upaya-upaya agar harimau yang semakin langka
dan sangat rnengagumkan karena kegagahannya tidak menjadi punah
karena ulah manusia".
Kerangka penairan itu disusun berdasarkan riset pertama
dari kepustakaan dan dokumen-dokurnen yang ada. Sementara

191
itu, dapat dilakukan observasi dan riset untuk memperoleh
data yang lebih aktual. Berdasarkan kerangka pemikiran itu,
penulis sudah dapat menyusun suatu treatment program fea-
ture dengan aneka format. Sementara itu, sajian sudah dapat
dimasukkan, meskipun isi konkret secara visual dari isi sajian
masih hams dicari datanya dan diambil di lapangan dengan
shooting.
Program feature, bukan dokumenter, melainkan program
di mana berbagai macam format, baik yang bersifat opini
maupun ekspresi dapat disajikan. Oleh karena itu, format
yang disusun dapat beraneka bentuk. Berikut ini dipaparkan
suatu treatment dengan susunan sajian berupa format-format
yang berbeda mengenai tema itu. Durasi dalam setiap format
tidak selalu sama, tetapi berdasarkan proporsi dan kebutuhan
yang tepat.
Judul :Yang Gagah dan Hampir Punah
Duration : 30 menit.
Format 1 : Dokumenter tentang daya tarik harimau
Sumatra terhadap masyarakat, para pecinta binatang dan
para ahli dewasa ini (tiga menit).
Format 2 : Vox-pop pendapat masyarakat mengenai harimau
Sumatra (satu menit).
Format 3 : Wawancara dengan beberapa ahli mengenai populasi
dan cara berkembang biak harimau Sumatra (tiga menit) .
Format 4 : Dokumenter tentang beberapa habitat binatang dan
bukti-bukti visual dari keberadaannya (sepuluh menit) . Format
5 : Pemyataan kesaksian dari penduduk di lingkungan
habitatnya mengenai keberadaan binatang itu (dua menit) .
Format 6 : Wawancara dengan pemburu mengenai pengalaman
perburuannya (tiga menit).
Format 7 : Dokumenter pasar penjualan kulit binatang dan
binatang yang dikeringkan serta bagaimana binatang-binatang

192
itu dipasang di rumah-rumah orang kaya (tiga menit).
Format 8 : Pernyataan para ahli tentang bagaimana upaya-
upaya yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan
harimau Sumatra (tiga menit).
Format 9 : Link dart judul (dua merit).
Treatment itu merupakan pedoman untuk riset lebih lanjut,
sekaligus pegangan sutradara dan kamerawan untuk shooting di
lapangan. Di dalam program feature untuk shooting lapangan
tidak diperlukan skenario yang rind. Wawancara-wawancara dan
isi pernyataan pasti tidak dapat dituiis terlebih dahulu sebagai
naskah. Narnun, wawancara dan isi pemyataan itu akan diambil
langsung dalam shooting. Rahasianya terletak pada persiapa_n
sutradara dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat,
yang menghasilkan jawaban dari hasil pertanyaan-pertanyaan itu
sesuai dengan isi (content) setiap format yang direncanakan.
Persiapan Pelaksanaan Lapangan
Seorang sutradara atau produser untuk memulai shooting
berdasarkan treatment yang dibuat dimulai dengan rnempersiapka_n
terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan sistematis yang mengarah
pad:a isi setiap format yang sudah direncanakan. Misalnya sebagai
berikut.
Format 2 Vox-pop
Untuk format ini hams dipersiapkan satu pertanyaan yang
akan dilontarkan kepada beberapa orang dalam lingkungan yang
berbeda-beda. Pertanyaan itu diandaikan jawabnya sesuai
dengan isi format vox-pop yang direncanakan. Kemungkinan
pertanyaan itu sebagai berikut.
Bagaimana kesan Anda kaiau menyalcsilcan harimau Sumatra
ini? Kemungkinan jawaban dari anggota masyarakat seperti berikut

1. "Wah, menakutkan tapi kelihatan hebat juga."


2. "Sangat menakutkan

193
3. "Gagah dan garang. Bulunya sangat indah."
4. "Seram. Kalau lepas pasti menakutkan."
5. "Galak, tapi terkesan hebat dan berwibawa, cocok
dinamakan Raja Hutan."
Jawaban yang beraneka dapat memperkaya persepsi penonton
mengenai harimau Sumatra. Kemungkinan pertanyaan lain
sebagai berikut.
Menurut Anda, di mana letak daya tarik harimau Sumatra?
Dalam vox-pop hanya hams dipilih satu pertanyaan saja
untuk ditanyakan kepada beberapa orang dari lingkungan
yang berbeda-beda. Kemudian jawaban dipilih dengan
berbagai variasi sehingga sungguh mewakili opini masyarakat.
Format 3 dan 6 Wawancara
Wawancara dengan para ahli mengenai populasi dan cara
berkembang biak harimau Sumatra dapat dirancang
serangkaian pertanyaan sebagai berikut.
1. Menurut penyelidikan terakhir masih berapa banyak
jumlah harimau Sumatra itu?
2. Melalui indikasi apa jumlah itu dapat diperkirakan?
3. Dengan cara bagaimana penyelidikan jumlah harimau
Sumatra itu dijalankan?
4. Bagaimana harimau itu berkembang biak?
5. Bagaimana mengikuti laju atau kendomya
perkembangbiakan harimau Sumatra?
6. Apakah hambatan-hambatan dari penyelidikan untuk
mengetahui populasi dan perkembangbiakan harimau
Sumatra. Apakah antara penyelidikan yang sate dan yang
lain sering berbeda hasilnya?
Pertanyaan-pertanyaan pokok itu dengan berbagai variasinya
diajukan kepada tiga atau empat ahli harimau. Demikian juga
pertanyaan wawancara kepada pemburu harimau disusun secara
sistematik sesuai dengan profesinya. Wawancara ini selain

194
untuk memperoleh data sekaligus juga mengambil gambar
atau visualisasi dari ahli-ahli itu dalam bentuk (format)
wawancara. Format 1, 4, dan 7 Dokurnenter
Dokumenter merupakan bagian yang cukup panjang clan
diharapkan juga sangat mengesan. Di sini kepada penonton
diperlihatkan secara visual fakta-fakta dan habitat dan
kehidupan harimau Sumatra. Menyusun treatment dokumenter
untuk keperluan shooting lapangan dalam program feature tidak
berbeda dengan persiapan untuk program khusus dokumenter.
Perbedaannya, program dokumenter dalam program feature
hanya merupakan bagian dari menu atau sajian. Namun, shooting
lapangan seyogianya tidak terpancang hanya memenuhi treatment
untuk bagian format dokumenter. Bukan mustahil stock shoot
yang bcrlebih dapat berguna untuk ilustrasi pernyataan dari
para ahli dan wawancara-wawancara. Jadi, jangan pernah
turun ke lapangan tanpa perencanaan dan persiapan yang ma
tang. Improvisasi di lapangan hanya menghasilkan pemborosan
dan kesia-siaan.
Shooting adalah sebaRaimana pelaksanaan shooting doku-
menter karena program feature sebagian isinya merupakan
program dokumenter. Untuk program flora dan fauna memang
kurang tepat memasukkan format ekspresi, seperti flagmen;
puisi atau nyanyian. Namun, musik tetap diperlukan untuk
memberi suasana tertentu pada sajian.
Skenario tidak pernah ditulis dalam program feature. Yang
kemudian ditulis adalah editing script. Besar kemungkinan apa
yang tertulis di daiam treatment berubah ketika sutradara
dan penulis naskah melihat hasil shooting, sehingga kemudian
akhimya editing script perlu menyesuaikan dengan hasil shooting,
meskipun sinopsis dan treatment tetap dijadikan pedoman
utama.

195
Bab 10
Program Magazine

A. Pengertian Dasar
Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program
majalah udaraw Contoh bentuk dari program itu, seperti acara
Apresiasi Film dan Spektrum di TVRI. Sebagaimana majalah cetak,
program magazine memiliki jangka waktu terbit, mingguan,
bulanan, dwi bulanan, tergantung dari kemauan produser.
Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang
berisi bahasan-bahasan.,Program magazine mirip dengan
program feature,t Perbedaannya, kalau program feature satu pokok
permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat
berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya
menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas
satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan
musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan
disajikan lewat berbagai format/
Dalam program magazine, musik mingguan misalnya,
ditampilkan secara tetap melalui rubrik "Gebyar dan Gelar"
berisi kegiatan dan tinjauan perkembangan musik di Tanah
Air, "Karya dan Pencipta" berisi karya-karya musik baru
dengan menampilkan juga penciptanya, dan "Bintang Kita"
menampilkan seorang penyanyi atau pemusik yang sedang

196
in, pengalaman kariernya dan salah satu lagu topnya. Tvlasih
sederet rubrik lagi yang dapat dipajang dalam program itu
tergantung waktu (durasi) yang tersedia. Biasanya program
magazine berdurasi antara 30 sampai 50 menit. Setiap rubrik
dapat disajikan dengan format yang berbeda-beda, misainya
wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. Yang perlu diingat
program magazine bukan majalah cetak, melainkan majalah
udara audi visual. Kalau dalam majalah cetak dua-tiga foto cukup
sebagai ilustrasi, dalam program magazine seluruhnya berupa
gambar. Hind.ari talking head (kepala yang berbicara) yang terlalu
panjang sebab dapat membuat acara terasa lamban dan
menjemulcan. Suatu uraian dari seseorang sedapat-dapatnya 75
persen tersaji dalam wujud gambar-gambar ilustrasi dan uraian.
Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine
diantarkan oieh satu atau dua presenter (penyaji) yang
sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik yang satu ke
rubrik yang lain. Penyaji akan lebih bagus kalau dipilih mereka
yang cukup mengenal bidang bahasan.?Program magazine
bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian, penampilan
dan kostum penyaji juga perlu menyesuaikan dengan
spesifikasi program itu.
1. Perencanaan
Produser program magazine - sebagair' narta produser news
(siaran berita) - memiliki redaktur (desk) tertentu, beberapa
reporter, dan pembahas. Mereka yang bertugas mencari,
mengumpulkan dan menyeleksi materi produksi sebelum
direkam-: Produser menyusun rubrik dan materi produksi yang
terseleksi sedemikian mpa sehingga antara format yang satu
dart format yang lain cukup bervariasi dan semakin meningkat
daya tariknyae Karena durasi yang cukup panjang apabila
sebuah program kurang bervariasi dan menarik, pasti
ditinggaikan penontonnya.

197
- Desk yang bertanggung jawab pada rubrik tertentu dalam
pro-gram magazine tidak perlu menunggu tugas dari produser
untuk membuat liputan peristiwa yang berhubungan dengan
rubriknya; Belum tentu peristiwa atau liputan itu dipakai dalam
edisi minggu ini. Namun, minggu berikut mungkin sekali
liputan itu dipakai. Tentu saja tidak sembarang peristiwa yang
berhubungan dengan rubrik itu harus diliput. Peristiwa menarik
dan istimewa saja yang diliput dan kemudian disimpan sampai
dibutuhkan untuk mengisi tayangan di suatu edisi. Dengan
demikian, lemari dek tidak dipenuhi oleh sesuatu yang tidak
berguna.
Penanggung jawab dek berarti semacam redaksi yang terus-
menerus harus membuat rencana untuk edisi berikutnya. )
Bersama produser sebagai pengarah atau ketua redaksi, para
penanggung jawab desk merencanakan format dan susunan
sajian setiap edisi. Dalam perencanaan, rubrik-rubrik itu harus
tersaji dengan seimbang dan menarik. Rubrik yang kurang
memikat perlu dikurangi waktunya. Sementara itu, rubrik yang
menarik boleh diperpanjang sedikit. Keseimbangan dalam hal
ini bukan didasari oleh waktu yang sama, melainkan daya tarik
program.
Para reporter bekerja sama dengan kamerawan secara terus-
menerus hunting (berburu) peristiwa atau hal-hal yang rnenarike
Memperhatikan tokoh-tokoh dan isi pernyataan penting. Liputan
tidak hams berupa kejadian, melainkan juga wawancara
lapangan dengan tokoh masyarakat dan orang yang terlibat
dalam suatu peristiwa. Hasil wawancara apabila itu tidak
berhubungan dengan peristiwa aktual (tetapi pandangan tertentu
yang sifatnya tidak terikat waktu), basil videonya dapat
disimpan untuk digunakan atau dipakai dalam edisi yang tepat.
Rubrik News dalam magazine tetap menuntut aktualitas
mated berita. Meskipun begitu, jangka waktu aktualitas tidak

198
secepat straight news yang setiap waktu dan jam perlu terus
dipantau. Materi berita dalam magazine berjangka waktu tetap
aktual sepanjang satu terbitan ke terbitan yang berikutnya. Oleh
karena itu, peristiwa-peristiwa rnenarik sepanjang minggu dalam
jangka satu edisi dapat menjadi mated berita yang aktual.
'vAgar sajian program magazine tidak terasa berat, program
musik atau tarian pendek merupakan selingan yang
menyegarkan4 Dalam hal ini, perlu dipilih jenis musik atau tarian
yang sesuai, ada kaitan atau tidak terlalu menyimpang isinya
dengan jenis bidang kehidupan yang rnenjadi pembahasan
program magazine. Selingan yang terlalu berbeda akan terasa
mengganggu dalam program yang dikemas sebagai satu kesatuan
sebagaimana program magazine ini.
Daiam tayangan selama 30 menit, sebuah program magazine
biasanya memiliki empat sampai dengan enam rubrik. Seyogianya
jangka waktu 30 menit jangan diisi ku rang dari empat rubrik
sebab duration setiap rubrik akan terlampau panjang. Apabila
setiap rubrik terlalu panjang maka sajian program terasa lamban.
Sebaliknya, kalau jangka 30 menit diisi lebih dad enam rubrik
maka setiap rubrik terialu pendek sehingga terkesan tergesa-gesa
dan berat. Program magazine harus cepat dan bervariasi, tetapi
tetap jelas dan mudah ditangkap.
2. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Di dalam pertemuan perencanaan, produser menentukan
terlebih dahulu sajian utama dari program yang diproduksi.
Kemudian setiap reporter mulai mencari dan mengumpulkan
mated produksi. Apabila program itu mingguan, cukup berat bagi
para reporter untuk dapat memenuhi rubrik-rubrik yang ada.
Majalah udara, bukan majalah cetak yang berisi karangan atau
uraian. Uraian dalam program magazine berarti rekaman gambar
ilustrasi yang raenarik, sepanjang uraian atau wawancara
yang ada. Kekurangan gambar berarti program dapat

199
menjemukan. Dalam hal ini, berdasarkan bidang kehidupan
yang menjadi program magazine tersebut, redaksi dek-dek
dapat terus mengumpulkan bahan dari kejadian atau
peristiwa setiap hari yang ada hubungannya dengan deknya.
Simpanan foot-ages tersebut adalah bahan untuk sajian yang
diperlukan terbitan minggu itu.
Setelah materi terkumpul, kemudian diseleksi. Materi
produksi yang kurang memenuhi syarat, baik dari segi isi
maupun teknis harus dibuang. Mentoleransikan materi yang
jelek, sama dengan membiarkan kecerobohan yang
menyebabkan penurunan kualitas program. Kelemahan
produser-produser kita, kebanyakan terlalu mentoleransikan
hasil jelek. Setelah materi yang terseleksi cukup, dimulailah
menyusun dan memasukkan materi-materi itu ke dalam rubrik
yang tersedia. Penulisan naskah untuk presenter dilakukan
paling akhir sesudah penyusunan bahan selesai. Naskah sajian
disusun untuk mempersatukan, menghidupkan dan memberi
makna pada program itu. Setelah semua siap, kemudian
program direkam dart diedit.

B. Pengembangan Gagasan
Produser program magazine perempuan memiliki banyak
kemungkinan untuk menyusun rubrikrubriknya secara ber-
variasi. Sementara itu, gaya sajiannya dapat bermacam-
macam. Pemilihan rubrik yang tepat dan gaya sajian yang
menarik membuat program ini sangat disukai. Dengan
bahasan pada bidang kehidupan pererrtpuan, dapat disajikan
rubrik-rubrik, seperti mode, tokoh dan karier, kejadian
menarik, musik dan berita (news).
Sajian pengantar dan penghubung (link) oleh para penyaji
dapat dilakukan secara agak formal di dalam studio rekaman
video. Jika yang diinginkan oleh produser berupa sajian pro-

200
gram magazine yang lebih santai maka penyaji dapat mem-
bawakan sajian di alam terbuka. Untuk itu, presenter dapat
ditampilkan dua orang: pria dan perempuan. Namun, dapat
juga sate orang. Dua cara itu dapat sama-sama menarik.
Tergantung dari sejauh mana presenter dapat menghidupkan
program
Biasanya program magazine dimulai dan diakhiri dengan
rubrik yang ringan dan menyenangkan. Rubrik musik atau
mode menjadi pilihan untuk itu. Di dalam rubrik musik sajian
dapat berupa klip atau pertunjukan panggung. Yang panting
diperhatikan, isi Iag-u yang disajikan seyogianya sesuai dengan
bidang kel-ddupan yang dibahas, sernentara sajian rubrik mode
yang paling menarik apabila program yang ditampilkan berupa
mode show.
Rubrik "Tokoh dan Karier" merupakan rubrik serius.
Rubrik ini dapal disajikan dalam format wawancara dengan
ilustrasi kejadian visual, seperti yang diceritakan. Paling
menarik apabila tokoh yang ditampilkan merupakan tokoh
yang sungguh memiliki keunikan, keistimewaan dan sesuatu
yang spesifik. Sukses dalam karier tidak selalu dalam konteks
jenjang jabatan, atau tingkatan pendidikan, melainkan dapat
juga arti keberadaannya dalam suatu lingkungan masyarakat,
pengabdian yang telala dilakukan sehingga suatu lingkungan
terbebas dari suatu kesulitan. Misalnya wawancara dengan ibu
Eroh, yang memperoleh Penghargaan Kalpataru karena jasanya
mengalirkan air dari suatu sumber air, yang berkilokilo
jauhnya, sampai ke desanya, sendirian. Ketika sebuah Program
magazine Perempuan berhasil menyajikan program yang isinya
bukan gaya hidup dugem dan selebriti, melainkan perempuan
berprestasi, pekerja dan pejuang di kalangan rakyat kecil,
penemu suatu penemuan yang sangat berarti bath masyarakat.
Magazine ini sungguh akan menjadi rruzgazine yang

201
bermanfaat sungguh, bukan hanya bagi perempuan melainkan
juga bagi generasi muda.
Format dokumenter dan narasi voice over akan membuat
program magazine menjadi lebih kaya. Dokumenter itu harus
merupakan rangkaian kejadian atau peristiwaperistiwa yang
menarik. Misalnya, dalam magazine perernpuan, dihadirkan
dokumentasi dari peninggalan sejarah R. A. Kartini (tempat
mengajar, rumah, surat-surat, kerabat dekat dan makna
keberadaannya), yang dirasakan gadis-gadis dan kaum
perempuan pada umumnya di Indonesia.
Banyak kemungkinan yang dapat dibuat dengan program
magazine. Magazine dan feature merupakan dua format
program yang sangat kaya dan sungguh bercorak audio visual,
yaitu cepat, bervariasi, kaya, mendalam, dan menarik. Oleh
karena itu, program tersebut sebenarnya menarik minat
banyak penonton sekaligus bermanfaat. Namun, memproduksi
program semacam ini dengan hasil maksimal cukup mahal
clan tidak gampang.

202
Bab I
Program Spot

A. Pengertian Dasar
Spot adalah suatu program yang ingirt memengaruhi dan
inendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk
tujuan-tujuan tertentur Spot merupakan program yang sangat
pendeko Duration suatu spot berkisar antara 10 detik sampai
paling panjang 1,5 menit.-
-' (1) Jangka Waktu Perhatian
Suatu spot sangat berguna sebab pendengar radio atau
penonton televisi memiliki jangka waktu perhatian yang sangat
pendek.rJangka waktu perhatian adalah jarak waktu ketika
seseorang tetap tertarik dan menonton televisi atau mendengarkan
radio/ Seorang pendengar atau penonton memiliki jangka waktu
perhatian yang lebih pendek sewaktu ia mendengarkan radio atau
menonton televisi daripada kalau ia sedangberbicara dengan teman
atau menonton film di gedung bioskop.
Seorang produser hams mengerti jangka waktu perhatian
pendengar, atau penonton tidak sama antara yang satu dengan
yang lain. Mereka hares mempelajari bahwa:
* jangka waktu perhatian anak-anak kecil lebih singkat
daripada anak remaja.
* jangka waktu perhatian seorang terpelajar jauh lebih lama
daripada orang yang tak terpclajar

203
Orang yang lebih terpelajar jangka waktu perhatiannya
lebih lama lagi untuk mendengarkan atau menonton sesuatu
hal yang ia rasa bermanfaat. Jika seseorang tertarik pada apa
yang dikatakan, ia akan mendengarkan atau menonton lebih
lama daripada jika ia belum tertarik. Seorang politikus akan
mendengarkan dan menonton program siaran berita atau
tinjauan politik lebih lama daripada seseorang yang tidak
bersangkut paut dengan bidang dan permasalahan tersebut.
Oleh karena itu, suatu program spot merupakan program
yang sangat efektif untuk mencapai pendengar atau penonton
yang biasanya tidak tertarik pada subjek; tidak berpendidikan
cukup dan belum cukup dewasa, dalam arti dapat mencernakan
suatu isi program. Meski dalam hal ini hams diingat bahwa spot
juga seperti pisau bermata dua. Efektif dalam menjangkau
penonton, tetapi jika isinya menyesatkan, juga efektif dalam
mencelakakan penonton.
Memang tidak selalu dapat dikatakan demikian. Ada
banyak pendengar atau penonton yang tak terpelajar atau masih
muda, yang memiliki perhatian dan mendengarkan atau
menonton dengan jangka waktu perhatian yang panjang. Apa
yang lebih penting mau dikatakan di sini, adalah suatu
peringatan yang hams selalu disadari dalam diri seorang
produser, ketika ia mempersiapkan sebuah program, akan
terbatasnya jangka waktu perhatian pendengar atau penonton.
Sebab itu sangat perlu menciptakan program spesifik, yang
untuk kepentingan tertentu, dapat secara efektif mencapai
penonton dan difahami pesan yang ingin disampaikan. Program
spot, antara lain, diciptakan untuk kebutuhan tersebut.
Kalau orang berbicara tentang program spot, yang muncul
di benaknya tentu sebuah sarana promosi komersial. Untuk
sebagian memang benar. Namun program spot belum tentu
program komersial. Karena terdapat berbagai macam program

204
spot. Spot komersial, spot sosial, spot propaganda politik, dll.
Semuanya didptaka.n dengan pemaharnan bahwa program ter-
sebut sangat efektif mencapai penonton dan memiliki ke-
unggulan keunggulan dibandingkan program yang lain.
(2) Keunggulan Program Spot
a. Spot dapat mencapai penonton yang banyak sebab spot tidak
membutuhkan jangka waktu perhatian yang luas.
b. Penonton rnenerima pesan sebelum is berubah menjadi
bosan.
c. Spot dapat diulang beberapa kali, dan kemungkinan diingat
lebih mudah.
d. Suatu ide yang singkat dapat memiliki kekuatan yang besar
jika dikerjakan dengan baik dan mengemukakan hanya satu
subjek.
e. Spot mudah diletakkan di antara program atau digunakan
sebagai slingan jika tersedia waktu yang singkat.
C' Spot biasanya dibuat dengan biaya yang tidak begitu mahal.
Namun, suatu spot reklarne dapat menghasilkan pernasukan
yang besar.
Di negara-negara ketika stasiun televisi .memiliki program
komersial, spot digunakan untuk mereklamekan atau menawark
an hasil produksi suatu perusahaan pada penonton. Apa yang
dikemukakan berikut ini sangat berguna untuk tugas seseorang,
baik sebagai broadcaster televisi non-komersial yang khusus
melayani masyarakat, maupun sebagai broadcaster televisi
komersial.
Kenyataannya, apa yang akan dipelajari mengenai bagaimana
menggunakan
pengalaman program
stasiun spotketika
televisi di televisi
merekabiasanya berasal spot
menggunakan dan
untuk komersial.

L Perencanaan

Berikut ini dikemukakan beberapa ca_ra ketika spot 205


digunakan
oleh stasiun televisi nonkomersial. Program spot digunakan
untuk kepentingan sebagai berikut:
a. Menceritakan/memberitahukan kejadian atau program
penting yang akan disiarkan (program promo).
b. Menceritakan/memberitahukan tempat dimana
masyarakat dapat memperoleh keterangan-keterangan
tentang sesuatu yang diperlukan (informasi).
c. Memberikan komentar atau kritik ringan terhadap peristiwa,
perbuatan, dan hal-hal lain yang ada di masyarakat agar
masyarakat menyadari hal itu (spot pelayanan masyarakat).
a: Meyakinkan masyarakat akan suatu kebenaran
(misalnya dalam religious spot) atau pandangan tertentu
mengenai persoalan masyarakat atau politik.
Kadang-kadang sulit untuk menyatakan perbedaan antara
suatu program spot dan suatu uraian pendek. Namun, batasan
berikut ini dapat menolong membedakan antara spot dengan
uraian atau the talk.
a. Program spot sering diulang beberapa kali oleh stasiun
televisi, dan kadang-kadang dapat mencapai pendengar
secara luas karena ulangan-ulangan itu.
b. Sering tak ada hubungan yang langsung dengan program
lain ketika spot diputar, bahkan sangat sering ditayangkan
di antara dua program.
c. Sering tidak disertai pembuka kata dan penutup kata,
tetapi dengan cara sederhana langsung menyampaikan
pesan. Selain itu, program spot biasanya ditulis dengan
gaya penulisan yang cepat.
2. Persiapan
Ada kecenderungan dalam penggunaan suatu program spot,
produser memberi informasi sembarangan saja, dengan cara
yang gampang. Mungkin kita dapat menjual sesuatu seperti
halnya kalau kita menjual pasta gigi. Walaupun demikian,

206
ternyata kita tidak dapat sungguh mengubah sesuatu dalam
kehidupan masyarakat. Untuk mencapai sesuatu yang rnendalam
dalam kehidupan penonton, produser hams dapat menyentuh
imajinasi mereka, emosi, dan inteligensi. Hams diakui, hal itu tidak
gampang dikerjakan dalam suatu program spot yang singkat.
Aria yang ditulis dalam hams sesuatu yang mudah
ditangkap dan dicernakan. Pilih kata-kata yang spesifik dengan
ungkapan yang menarik, misalnya:
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Bersakitsakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Siapa tertawa paling belakang, is yang menang:
Soalnya bukanlah Tuhan selalu bersama kita, tetapi apakah
kita selalu bersama Tuhan.
Sampaikanlcah hanya satu subjek dalam satu spot.
Usahakan informasi yang cukup jelas, sederhana dan menarik.
Secara teknis hal berikut ini perlu dipersiapkan.
Jingle : Musik yang diciptakan secara khusus untuk
spot. Musik ini menjadi ciri khas dari spot tertentu.
Umpan : Program spot biasanya dimulai dengan satu
kejadian yang membuat penonton tertarik. Mu_ngkin dengan
riset penonton atau melihat hal-hal yang sering dibuat atau
diciptakan dalam program spot komersial, dapat ditemukan
beberapa ide atau cara untuk membuat umpan.
Inform asi : Informasi disampaikan dengan ungkapan
yang menarik dan menggembirakan dari seorang tokoh.
Ungkapan itu kedengaran sangat penting, tetapi jangan
rnelebihi kepentingan informasinya.
Motivasi : Memberi alasan seseorang dengan jalan
menunjukkan/men2emukakan ide yang membuat is ingin
mclakukan sesuatu yang kita rnaksudkan. Dalain adegan dan
kalimat akhir dari program spot seyogyanya dicoba untuk
memberi semangat kepada penonton melakukan sesuatu.
Penutup : Program di up dertgan musik pendek dart

207
kejadian menarik. Musik pembuka atau penutup harus
menarik untuk merangsang perhatian penonton.
3. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Menciptakan spot biasanya dimulai dengan membuat outline
atau treatment dari program itu setelah bahan peristiwa dan
tokohnya dipilih. Adegan-adegan dibuat sangat cepat dan
dinamis. Manipulasi visual dengan menggunakan trik-trik efek
spesial dipakai untuk menambah (Jaya tarik gambar. Semua itu
ditulis dalam treatment.
Berdasarkan treatment itu dilaksanakan shooting adegan-
adegan, rekaman musik jingle dan narasi. Setelah shooting dan
rekaman suara, hasil gambar dipilih dalam editing offline.
Meskipun duration spot pendek, tetapi bahan hasil shooting
biasanya cukup banyak untuk memberi kemungkinan pilihan
gambar adegan yang paling sempurna dan meyakinkan.
Editing online dibuat berdasarkan hasil editing offline yang
direvisi beberapa kali. Dalam editing online, trik-trik dan tulisan
mulai dimasukkan dalam gambar. Manipulasi image visual dalam
spot merupakan seni tersendiri. Biasanya untuk itu digun- alcan
komputer grafts yang sangat canggih dengan berbagai program
efek animasi.
Narasi dan musik dicampur (mixing) sesudah editing gambar
selesai. Sering kali ilustrasi musik dan musik jingle diciptakan
setelah editing online. Cara ini juga menguntungkan karena
musik sungguh-sungguh dapat disesuaikan dengan gerak
gambar. Kalau spot itu berupa sajian kartun dengan animasi,
untuk ilustrasinya dapat diciptakan musik yang lucu dan segar.
Spot dengan animasi kartun kalau dibuat sangat sempurna tak
kalah menarik dibandingkan kejadian dalam kehidupan.
Sesudah mixing seluruh proses produksi spot selesai. Yang
perlu diperhatikan dalam produksi program semacam ini
berupa kecermatan dan kualitas tinggi. Oleh karena itu, pro-

208
gram semacam ini, meskipun pendek, tetapi memerlukan biaya
yang tidak kecil.

B. Pengembangan Gagasan
Setiap pengusaha dagang ingin agar barang laku sebanyak-
banyaknya. Hal itu mengandaikan, barang itu memiliki banyak
pembeli. Agar suatu barang (dagangan) memiliki banyak
pembeli, barang itu harus cukup dikenal di kalangan luas.
Bagaimana membuat barang itu menjadi barang yang dikenal
oleh masyarakat luas? Barang itu hams diperkenalkan dengan
segala macam cara yang mungkin. Inilah yang disebut reklame,
iklan, promosi atau pengenalan.
Semula reklame ini dijalankan dengan cara seorang
berteriak-teriak menerangkan barang, memuji dan mendorong
agar orang- mau membeli barang itu. Namun, semakin maju
peralatan teknik, cara pengenalan berubah-ubah Pula Lebih
setelah jaman kita sekarang ini beralih ke jaman audio visual.
Segala media audio visual digtmakan untuk kepentingan itu.
Dengan demikian, orang pun menjadi mengenal bermacam-
macam reklame berdasarkan media. Untuk media radio atau
televisi, program reklame semacam itu disebut program spot
komersial atau iklan televisi. Ada lima macam spot komersial,
seperti radio spot komersial, telespot komersial, film spot komersial,
slide spot komersial, dan magazine/newspaper advertisment.
Tentu saja setiap macam spot komersial hams dibuat sesuai
dengan medianya. Spot komersial radio berbeda dengan spot
komersial televisi dan lain lagi dengan iklan di majalah.
Terdapat dua macam corak spot sebagai berikut:
1. Provocative Comercial
Komersial yang paling menghasut.
Agak tidak jujur dan kadang-kadang tidak sopan.
2. Institutional Comercial

209
Menyerahkan sesuatu pada penonton/pendengar.
Cukup sopan, meski kecenderungan untuk tidak jujur;
jenisnya ada:
a. Description, dengan cara melukiskan/menceritakan
b. Information, menerangkan mengenai barang itu.
Seseorang yang akan mempromosikan barang harus
mengetahui kebutuhan umum dari manusia (atau kerinduan
manusia). Bertolak dari kerinduan tersebut, apa yang akan
dipromosikan, secara meyakinkan ditunjukan sebagai solusi.
Motif kerinduan manusia antara lain, seperti berikut ini.
1. Motif untuk keselamatan diri, kesehatan jasmani terjamin
dan kelanjutan usia.
2. Motif untuk menikmati kemerdekaan dan bebas dari
tekanan.
3. Motif membela diri dart kesadaran harga diri (dihormati,
punya kedudukan sosial).
4. Motif untuk menikmati hidup yang rnenggembirakan
(nikmat/ menyenangkan).
Kecuali itu, seorang pencipta iklan harus mengetahui
situasi calon konsumen. Sebab situasi konsumen akan
menentukan corak dan isi program. Atau dari perspektif lain,
is harus menentukan tujuan dari promosi tersebut dan hasil
atau target yang ingin dicapai. Biasanya hal itu disebut target
audiens. Secara garis besar situasi konsumen dapat
dikategorikan sebagai berikut ini.
1. Belum/tidak membutuhkan barang; netral.
2. Membutuhkan barang tetapi tidak tahu/kenal.
3. Sudah tahu dan pemah membeli barang itu.
Dengan mempertimbangkan situasi calon konsumen atau
masyarakat yang menjadi sasaran promosi, pencipta iklan televisi
atau radio kernudian menentukan tujuan dan target audiens.
Dalam hal ini terdapat tiga tujuan iklan komersial tersebut.

210
1. Mendorong orang yang beIumitidak m4 (netral)
agar merasa menjadi butuh atau 1 mencoba
dengan membeli barang tersebut. 1Lan1s kuat,
rnaka biasanya dipakai cara pert tive
commercial.
2. Mendorong orang yang membutuhkan barang untuk segera
membeli dan tidak mernitih yang lain, karena spesifikasi dan
kualitas barang tersebut sesuai dengan yang diperlukan.
uipaisai 17eitan La pruvut,utiv 4.-- turturcraCii,

3. Mendorong orang yang sildah tahu/pernah membeli untuk


tetap menjadi langganan. Ditempuh dengan memberi
keyakinan bahwa produk tersebut tetap memenuhi standar
kualitas dan tampilan yang dibutuhkan. Biasanya dipakai
card kedua (institutional commercial).
Mongingat motif nrnum ciari manucia makes aria tiga qifat
Bari suatu commercial (komersial) yang harus diperhatikan,
yaitu
a. interesting (menarik);
b. entertaining (menghibur);
r amusing (menyenangkan).
Seorang pencipta iklart pada saat ini memang Mennliki
formula yang berbeda. lkIan_ atau spot commercial di masa
lampau lebih menekankan spesifikasi dari barangnya. Jangan
sampai _karena bagusn.ya iklan, penonton tidak tabu barang
aria y.arg Clipromosikan. Tone sampai progr a MIA y S a at. menarik,
justru produknya dilupakan,
I love Claudia Cardinalle but I don't know what's tea she drink?
Saya suka kamar Christine Hakim, tapi di mana
dibeiinya mebel yang dipakai?
want to be a modern manI likes. beer ... but what's beer?
Untuk menghindarkan kejadian itu, terdapat emp at prinsip
yang hams dibuat dalam suatu komersial.

211
1. Informasi, menjelaskan dan memperkenalkan bahan atau
produk yang dipromosikan dengan sifat-sifat dan ke-
unggulannya. Misalnya:
a. Mascot memberi rasa yang rnenyegarkan.
b. Rinso mencuci lebih bersih.
2. Menunjukkan suatu keinginan atau kerinduan manusia
pada umumnya dan ini dihubungkan dengan produk itu.
Misalnya:
a. Kecantikan Ursulla Andress merupakan kecantikan
V.0.5 (motif 3: kesadaran harga diri)
b. Ibu-ibu kini tahu bagaimana menghemat uang untuk
perlengkapan kamar tamu: is selalu rnembeli mebel dari
Toko Mebel Elka. (motif 1: keselamatan diri/tidak man rugi)
c. Kenikmatan bercinta merpati di alam bebas menjadi
kenikmatan Anda bercinta karena bebas dari bau badan
berkat Rexona. (motif 2 dan 4)
3. Menunjukkan prestasi, seperti basil atau penernuan
baru. Misalnya:
a. Sedikit sabun banyak cucian berkat Rinso.
b. Pepsodent, mengandung Irlium dan LI) 3.
c. Furnitur dari Elka selalu cetnerlang sebab dilapis dengan
bahan pericampur pelitur baru varoline.
d. Prodent mengandung epsilon.
4. Menjual satu ide saja, jangan bermacam-macam ide. Perlu
diciptakan ungkapan-ungkapan menarik yang khas dan
rnenyepadankan konsumen dengan selebriti yang sedang
top. Commercial spot jaman sekarang lebih menekankan
gaya hidup sebagai pendorong. Cermati contoh berikut ini.
Pandangan baru bagi keindahan.
Prestasi baru dalam pernilaian.
A new look in Luxury.
A new high in value.

212
- You've never seen Furniture like this at a price like this $100.
Now people changin Alto Furniture.
This is a new Luxury in your room!
Of course it's expensive, but that's the problem!
Memang ini mahal, tetapi itulah persoalannya!
Anda menghemat 50.000 untuk kamar tarnu Anda!
Mengapa tamu-tamu- selalu terpesona?
Mengapa tamu Sharon Stone tak pernah bosan, sebab mereka
merasakan harmoni harmoni antarakeramtikan SharonStone dan
keindahan furnitur Alto di kamar tamunya.
- Orang bijaksanu tuhu di mana is harus memilih furniture paratarnu I

j udilah bijaksana seperti Gerd Muller (famous personality).


Jadilah bijaksana seperti Frans Beucenbouer.
Apa yang dicontohkan di sini lebLl, berbentuk kata atau
kalimat. Dalam program commercial spot untuk televisi, tentu
saja semua kata tadi harus dibayangkan sebagai gambar atau
sajian visual. Tentu saja semuanya dapat didiskripsikan dalam
wujud uraian atau grafik. Sebab biasariya sebuah program spot
dalam perencanaannya menggunakan planning board atau story
board, dengan kartu kartu yang berisi urutan visual213
gambargambar yang akan di shooting. Sementara diskripsi
gambar dituliskan juga dalam kartu-kartu itu termasuk narasi.
Dikemukakma di muka bahwa terdapat formula commer-
cial spot televisi yang lebih menampilkan gaya hidup.
Penampilan yang memesona dari gaya hidup yang serba
mewah dan gemerlap dirasa lebih berpengaruh dari pada
rnempertunjukkan kualitas produk. Lebih untuk produk
yang sosoknya tak boleh tampil, seperti rokok.
Gaya hidup juga muncul secara lebih halus ketika yang
dipertontonkan bukan kemewahan. Beberapa produk merasa
tebih bagus menampilkan gaya hidup yang menunjukkan si kap
dart perilaku ideal dari seorang tokoh. Niiai-nilai luhur seperti
persahabatan, pertolongan, simpati, kegembiraan bersama,
kasihsayang lebih terasa berpengaruh positif dibandingkan
kemewahan.
Corak lain dari tampilan yang tak langsung menampilkan
sosok produknya adalah dengan menyajikan padanan sifat
atau spesifikasi produk dengan sosok manusia, sebagaimana
untuk melukiskan kekuatan produk, divisualisasikan dengan
tokoh olah raga yang memiliki prestasi dari kekuatannya.
Berikut ini adalah contoh naskah spot dalam bentuk
diskripsi tulisan
Contoh Naskah Video
"Spot"
TS Penganugerahan Penmas - VO Anxxa:
Seseorang menerima dan Tangan Penmas semula rnerupakan
anugerah tertinggi bagi karya
jurnalistik bermutu dalam
teknik pengolahan bahan dan
cita rasa tinggi.
TS Tepuk Tangan
CU Tangan Mengangkat Penmas Putar-flash-Penmas.
CU Lingkaran Penmas VO Anxxa::
Penmas kini.
Superimpose: VO Anxxa
Penmas di Atas Teh Panas Hadir setiap pagi dan sore di.
Dalam cangkir tengah keluarga

TS Keluarga Bahagia:
Bapak, Putra Putri dan
Thu Menghidangkan Teh

CU Bapak Meminum Teh


dengan Rasa Nikmat

214
MS Putra Putri Minura
dengan Rasa Nikmat

CU Ibu Tersenyum Bahagia lbu:


Anugerah tertinggi bagi
keluarga memberi
kenikmatari dan sekaligus
menjaga keseha tan.
Flash Teh Perunas dalam VO Anxxa:
Tiga Macam bungkus Tiga macam teh Penmas: Teh
Hijau, Teh Merah, dan Teh
Wangi dengan khasiat
berbecla. Penmas lambang
mutu dalam teknik
pengolahan bahan dan bercita
rasa tinggi.
TS Keluarga Bahagia: Sekeluarga:
Bapak, Ibu, dan Tatra Putri Penmas hhnurartnurd!

215
Bab 12
Program Doku-Drama

A. Pengertian Dasar
Doku-drama kependekan dari dokumenter drama.
Maksudnya, dokumenter yang didramakan. Suatu kejadian
yang pernah terjadi sungguh-sungguh, terdapat peninggalan-
peninggalan dan bekas-bekasnya secara faktual, beberapa
tokohnya masih hidup, tetapi kejadiannya sudah lampau.
Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai maka kisah
itu dimainkan kembali di tempat yang sama dengan tokoh
yang sama pada saat kurang lebih sama juga dengan waktu
kisah itu terjadi. Memainkan kembali dan memproduksi kisah
itu sebagai program televisi atau video, nama program itu
disebut doku-drama.Tidak sepenuhnya dokumenter; tetapi
juga tidak sepenuhnya drama karena memiliki kebenaran
faktual. Sementara itu, materinya dinamakan faksi,
kependekan clari fakta dan fiksi.
Program doku-drama dewasa ini mulai disenangi karena
orang jenuh pada cerita-cerita sinetron yang hanya beranjak dari
soal cinta cengeng ke kekerasan dan kesedihan yang berlebih-
lebihan. Kebanyakan permasalahan sangat dangkal danjauh dari
realitas kehidupan. Program doku-drama menyajikan kerinduan
orang akan realitas yang diungkapkan kembali lewat

216
jalur cerita yang runtut. Sebagai program televisi, dalam
tampilannya, doku-drama tak jauh berbeda dengan sinetron.
Perbedaan yang mencolok bahwa doku-drarna bertolak su
ngguh dari suatu pengalarnan nyata atau kejadiari. Shooting
juga mengambil lokasi di ternpat kejadian sungguh-sungguh
dan kadang-kadang dimasukkan pula adegan-adegan nyata dari
footages dokumenter kalau ada atau dokumen-dokumen yang
lain. Iviemprocluksi program doku-drama agak mirip dengan
memproduksi program. dokumenter. Namun, dalam program
doku-drama adegan yang terjadi di masa Ialu boleh direkayasa.
Pada program dokumenter murni hal itu mengurangi nilai
faktual dan esensial dari program dokumenter.
/ Anak Serum Pulau sebagai contoh program dc.iku-
draina yang digarap agak romantik. Bertolak dari pengalaman
nyata anak-anak clari suatu lingkungan, disusun cerita yang
runtut. Kesulitan yang pertama-tama dijumpai, bagaimana
ulangan adegan dari kejadian atau pengalaman yang lampau
itu dimainkan kembali secara wajar. Kalau kejadian itu menye-
nangkart barangkali tidak ada kesulitan. Namun, apabila
kejadian mengakibatkan scsuatu yang traumatik dan justru
dicoba untuk dilupakan, memainkan kembali adegan itu bukan
sesuatu yang gampang. Padahal biasanya kejadian-kejadian
yang mencekam sernacam itu yang menarik clan mengundang
perhatian penonton dalam sebuah program televisi.
Dalam program d.oku-drama penulis skeriario tidak perlu
rnerekayasa tema atau tesis seperti dalam sinetron. Namun, riset
pengalaman yang terjadi di lapangan akan mernunculkan tema
dengan sendirinya. Tinggal tema yang muncul dipertajarrilcan
sehingga menarik sebagai cerita. Penajaman tema atau konflik
cerita dalam program doku-drama inilah salah sate unsur yang
membuat doku-drama bukan sebuah karya dokumenter murni.
Juga memainkan kembali kejadian membuat program

217
ini disebut doku-drama. Yang merrthuat program ini lebih bernilai
dari sinetron disebabkan program ini bertolak dari realitas
kehidupan, bukan fiksi dan
Lewat program doku-drama sebnarnya penonton bukan
hanya diajak menikmati suatu cerita, rnelainkan juga mengenal
pengalaman hidup nyata dari suatu situasi. Selain itu,
penonton juga belajar latar belakang budaya dan nilai-nilai dari
suatu lingkungan. Program doku-drama bukan saja menghibur,
melainkan juga memperkaya pandangan hidup dan membuka
cakrawala kepedulian sosial. Bagi penonton yang terbiasa
menonton opera sabun, sinetron yang penuh glamor dan gaya
hidup mimpi, tentu kurang menyukai program yang menya-
jikan realitas kehidupan. Namun, b agaimanapun program
doku-drama penting untuk memberi Teferensi pada dongeng-
dongeng yang penuh dengan manipulasi kehidupan.
1. Perencanaan
Sebuah gagasan cerita untuk dotku-drama muncul dari
realitas kehidupan. Biasanya produser tertarik pada suatu
lingkungan kehidupan. Misalnya, kehidupan dari anak-anak
pekerja di bawah urnur. Gagasan itu rnuncul karena perasaan
sin-Tali atau karena adanya serangkaian pertanyaan kritis:
Mengapa anak-anak yang semestinya masih bersekolah harus
melakukan pekerjaan sambilan, bahkan meninggalkan
sekolahnya dan bekerja mencari uartg? Anak-anak pekerja
semacam itu biasanya berusia sekitar 7 sampai 15 tahun.
Mereka biasa berjualan koran di dekat traffic light atau menjadi
penyemir sepatu atau pekerjaan-pekerjaan lain. Tidakkah anak-
anak itu memiliki masa depan? Mengapa orang tua merelakan
mereka berjualan? Mereka berjualan karena dorongan keinsyafan
sendiri atau karena terpaksa, baik oleh keadaan maupun
paksaan dari orang lain? Tidakkah negara hams campur tangan
di dalam persoalan ini? Sampai sejauh rnana pelaksanaan UUD

218
yang mengatakan bahwa negara bertanggung jawab atas
pendidikan generasi mudanya?
Untuk dapat menyajikan suatu kehidupan nyata dalam
cerita, sederetan pertanyaan hams dijawab melalui suatu riset
lapangan. Riset ini dilakukan dengan membuat wawancara-
wawancara informal, seperti kepada anak-anak yang
bersangkutan, orang-orang tua dare anak-anak, dan instansi-
instansi yang bersangkut paut dengan togas-tugas sosial dan
pendidikan. Hasil wawancara informal dapat merupakan
bahan-bahan yang salah satunya dipilih untuk dibuat cerita
drama atau lakon.
Lakon dalam doku-drama bukan. fiksi seperti di dalam
sinetron. Lakon itu hams merupakan kisah nyata pilihan dari
hasil riset pada pengalaman anak-anak pekerja di bawah umur.
Pengalaman yang baik dalam hal ini berarti kenyataan
kehidupan yang dialami oleh tokoh anak pekerja di bawah
umur yang terpilih itu sangat menyentuh perasaan, kaya
nuansa kehidupan, penuh konflik yang mencekam sehingga
riwayat itu akan mampu membuat penonton doku-drama
tertarik untuk mengikuti.
Setelah tokoh pekerja anak-anak di bawah usia dengan
riwayat kehidupan nyata terpilih, penulis naskah kemudian
membuat sinopsis. Yang perlu diingat sinopsis di sini bukan
cerita rekayasa, melainkan suatu riwayat hidup nyata yang
dialami oleh seorang anak di dalam suatu situasi. Semua
kejadian yang dituturkan di dalam sinopsis sesual dengan hash
riset terhadap sang tokoh. Setelah sinopsis dirasa memuaskan
kemudian mulailah dibuat treatment.
Di dalam treatment, cerita dari pengalaman hidup nyata itu
dipecah menjadi kumpulan adegan-adegan yang disebut sekuen.
Urutan sekuen-sekuen hares menggambarkan peristiwaperistiwa
nyata yang dialami oleh tokoh di lingkungannya.

219
Susunan sekuen-sekuen hams sangat runtut sehingga muclath
diikuti. Selain itti, perlu menempatkan adegan-adegan nyata
yang menegangkan atau mengandung konflik berat pada
puncak urutan sekuen. Jadi, lakon dari pengalaman hidup
nyata ini tetap mengikuti kaidah sebuah lakon drama yang
diselatit iramn .barn the T-1,ak.,-Arama rr-r. Takan
drama sehingga penulisan dan penggarapannya tiaras diandaikan
akan cukup mampu memberi sentuhan yang mendalam pada
para penonton.
Dengart nu itu sebuah gagasan sudah siap -antuk
di-laksanakan. Sebagaimana halnya proses produksi dokumenter,
program doku-drama tidak harus menggunakan skenario secara
lengkap. Rangkaian urutan sekuen yang runtut di dalam treatment
sudah cukup sebagai pengarah pengambilan gambar.
soAapat-rlapntnyn Aimiinriilkan qi.rsra Ciri Cirul 1

dari tokoh anak lewat pertanyaanpertanyaan yang terarah. Oleh


sebab itu, sebelum pelaksanaan produksi, pertanyaan-
pertanyaan yang terarah dipersiapkan terlebih dahulu.
Sebaiknya, treatment atau urutan kumpulan adegan-adegan
dibicarakati dengan tokoh yang menjadi lakon cerita. Di dalam
pernbicaraan itu seyogianya tidak terjadi pemaksaan, tetapi
tokoh diingatkan untuk mengulangi kejadian-kejadian yang
pernah dialami sebagaimana yang is ceritakan di dalam riset.
Sementara itu kerabat kerja yang lain memperalapkan
perlengkapan dan kelengkapan lain yang diperlukan di dalam
pelaksanaan produksi. Peninjauan lokasi tempat kejadian,
pelibatan tokoh-tokoh lain dan kerelaan mereka untuk ikut di
Lt UL I JI [Wt. II IA, DV.L La "JCL DAGLIJW L PLAGSCLL r - aLAIUBal L y al Lb arscLL L

persis seperti adegan yang pernah teriadi, dilakukan dengan


kecermatan dan ketelitian. Sangat mungkin harus melatih
terlebih dahulu mereka yang tampil dalam adegan yang
gambarnya akan diambil. Meskipun mereka pernah mengalami

220
peristiwa itu, ketika mereka harus mengulangi lagi peristiwa
untuk di-shooting, biasanya mereka menjadi agak kaku dan
kurang wajar memainkan kejadian.
Produser atau sutradara harus sungguh cermat dan sabar
untuk mempersiapkan pelaksanaan produksi. Ketelitiannya
membuat produksi ini persis sebuah dokumenter, meskipun
sebenarnya adegan merupakan rekayasa dan ulangan. Selain
itu, kerja tim sangat diperlukan agar pelaksanaan produksi
dapat berjalan dengan lancar. Beberapa program info kriminal
di beberapa stasiun televisi, sekarang juga menggunakan
prinsip doku-drama. Kisah pcnangkapan atau penggerebegan
penjahat, dimainkan kembali seperti saat penangkapan terjadi.
juga dalam peristiwa pembunuhan dan latar belakangnya.
Cerita tidak hanya diucapkan tetapi juga dimainkan kembali.
2. Tata Laksana Produksi
Setelah gagasan menjadi sebuah treatment maka siaplah
gagasan untuk mulai diwujudkan menjadi sebuah produksi.
Berdasarkan treabnent produser dapat meinperkirakan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk produksi program doku-
drama. Beaya produksi ini meliputi pengeluaran-pengeluaran
untuk kerabat kerja atau crew dan juga para tokoh pelaku
dari lakon yang diproduksi. Seyogianya diiakukan kontrak
dengan para pelaku, meskipun para pelaku sebagai tokoh
yang sesungguhnya bukan seorang bintang film. Namun,
justru pengalaman mereka yang patut dihargai selayaknya.
Selain itu, kontrak yang jelas juga mengamankan produksi
dari tuntutan-tuntutan yang tidak selayaknya.
Setelah persiapan usai, mulailah dengan pelaksanaan shoot-
ing. Ketika shooting berlangsung seharusnya para pelaku tidak
terlalu diarahkan oleh sutradara. Sutradara hanya mengingat-
kan kejadian-kejadian yang akan diambil. Kalaupun ada
pengarahan, hal itu bersifat teknis sap., di dalam hubungan

221
dengan posisi kamera, pencahayaan, dart penataan suara. Pal-
ing bail( kalau pelaku dapat mengingat kembali kejadian yang
pernah berlangsung dan dilakukan lagi, sebagaimana yang
dulu dialami. Bukan mustahil karena para pelaku bukan
bintang film, meskipun kejadian itu is alami, tetap saja is
merasa kaku. Dalam situasi itu, sutradara dapat memberikan
pengarahan, meski tidak boleh dikatakan sebagai rekayasa.
Dukungan tempat kejadian nyata, suasana dan seluruh potensi
pendukung lain akan menghidupkan cerita ini sebagaimana
realitas yang pernah terjadi. Kemudian ketika seluruh cerita
selesai, jadilah suatu sajian yang menarik.
Setelah shooting selesai, proses editing offline dilakukan
sebagaimana layaknya tata laksana produksi biasa (standard
operasional prosedure). Berdasarkan offline disusunlah editing
script dengan memasukkan dialog-dialog spontan yang tedadi di
dalam shooting. Juga kutipan wawancara-wawancara dan isi
pernyataan yang dimasukkan di dalam cerita, ditulis secara
lengkap pada editing script. Berdasarkan editing script, editing
online dilaksanakan dan dilanjutkan dengan mixing musik atau
narasi yang perlu dimasukkan. Siaplah produksi program
doku-drama irii, setelah seluruh proses editing dan mixing usai.
Doku-drama yang dibuat secara cermat dan teliti hasilnya tidak
kalah dengan sinetron yang dimainkan oleh para aktor dan
bintang. Nilai tambahnya pada kisah ini bukan cerita rekaan,
melainkan realitas kehid-upan. Setiap kali kita melihat realitas
kehidupan di layar televisi, kita memperoleh suatu pengalaman
dan bahan refleksi yang lebih masuk akal dan nyata, sehingga
memperkaya pengalaman hidup clan batin kita.

B. Pengembangan Gagasan
Mencari inspirasi untuk menciptakan sebuah karya
semacam program doku-drama ini memerlukan kepekaan pada

222
setiap kejadian yang berlangsung di sekeliling kita. Seorang
pengarang pernah dengan berang mengatakan, "Maaf, jangan
ganggu saya. Saya sedang mencari inspirasi." Ketika itu, dia
sedang duduk melamun di kamar, sementara temannya datang
untuk mengunjungi. Sikap demikian tidak salah, tetapi terasa
berlebih-lebilyan. Seharusnya inspirasi itu justru datang dari
temannya yang berkunjung tadi. Senn terjadi ilham atau
gagasan muncul berkat adanya dialog. Namun sebaliknya,
sering pula terjadi bahwa ilham yang dicari-cari sambil mere.
nung hanya menghasilkan kisah rekaan yang tak masuk akal.
Cara mencari inspirasi yang lebih realistis, adaiah dengan
turun ke jalan. Bergaul dengan masyarakat, mendengarkan
keluhan masyarakat, kegelisahan mereka, cita-cita mereka,
penderitaan mereka dan segala aspek kehidupan yang lain.
Semakin kerap kali kita berternu dengan manusia, semakin
kaya kita akan pengalaman dan pandangan banyak orang,
yang menghadapi berbagai macam situasi. Semua itu, bisa
menjadi ilham yang tidak pernah kering. Mencari inspirasi
yang benar berarti riset dan observasi.
Seorang produser atau pengarang naskah tidak pernah
melepaskan satu kejadian pun di dalam kehidupan, untuk tidak
dicatat atau diingat. la yakin bukan mustahil pada suatu kali
peristiwa itu menjadi suatu gagasan yang baik bagi ceritanya.
Sidney Sheldon, seorang pengarang yang sangat produktif
bahkan secara khusus, selama berbulan-bulan, ia menjalani
hidup dan bergaul di tengah-tengah masyarakat penggemar
musik klasik yang sangat asing bagi dunianya. Semua itu ia
lakukan agar tokob di dalam novel yang berprofesi seorang
pemain piano klasik menjadi sangat hidup. la merekam seluruh
suasana kehidupan di Iingkungan para pencinta musik klasik.
Dan benarlah, karangannya itu menjadi sangat hidup dan
mertgena. Bagi seorang pengarang pergaulan sosial di dalam
kehidupan_nya merupakan salah sata sumber inspirasi.

773
Sumber inspirasi lainnya berkaitan dengan kepustakaan.
Buku-buku hash penelitian dari para ahli, penyelidikan-
penyelidikan, pendeknya semua kejadian menjadi bahan-bahan
yang menunjang seluruh kegiatan kerjanya. Pengalaman nyata
yang dijumpai oleh para peneliti, dapat digunakan sebagai
bahan referensi dari pengalamannya, yang akan diwujudkan
menjadi sebuah naskah untuk program televisi.
Pengalaman seorang pengarang ketika ia menyaksikan
bagaimana salah satu suku di sebuah pulau dengan hutan
tropis, mengadakan upacara yang sangat khusyuk ketika akan
menebang pohon, memberi ilham padanya untuk menciptakan
karya doku-drama tentang adat istiadat suku itu, sehubungan
dengan kecintaan terhadap lingkungan. Kejadian-kejadian di
hutan yang penuh dengan kedamaian dan kecintaan terhadap
kehidupan dan alam semesta, dapat ia kontraskan dengan
nafsu serakah para pengusaha kayu lapis yang menghancurkan
hutan demi keuntungannya. Penghancuran hutan bukan
hanya pemusnahan tumbuh-tumbuhan, melainkan juga
pemusnahan suatu suku yang kehidupannya sangat terlibat
dengan alam lingkungan.
Gagasan semacam itu dapat menjadi sebuah program
doku-drama yang sangat sarat akan nilai kemanusiaan dan
lingkungan hidup, serta cukup menarik karena sangat
menyentuh perasaan. Banyak inspirasi atau gagasan dapat
ditemukan dalam kehidupan ini dan lewat kejadian dalam hidup
seharihari, apabila seorang produser atau pengarang cukup peka,
untuk melihat peristiwa sehari-hari itu sebagai sesuatu yang
inspiratif. Lewat kenyataankenyataan seperti itulah sebuah
program yang baik, dalam arti menarik dan berguna, akan
dilahirkan. Ini berbeda sekali dengan program-program yang
hanya dibuat untuk mengejar kepentingan komersial.

224
Rah 1
nv- In C La^ In

U 0.51"Cini oirlitu 011

A
Pen.gertian r -lasar
Di masa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu
nama program sinetron belum clikenal. Program semacam itu
di jaman TVRI disebut drama televisi, teleplay atau sandiwara
Produksi program drama televisi pada -waktu itu juga
sal mat bcrbcda dengan produksi sinetron. Program drama
-

televisi biasanya diproduksi sepenulanya menggunakan setting


indoor, di dalam studio televisi. Tiga atau empat set dibangun
untak kepentingan produksi ILU. Pelaksariaan produksinya
dapat dilakukan untuk siaran langsung ataupun direkam lebih
dahulu. Jarang sekali terjadi, produksi drama televisi dibuat
dengan menggunakan film atau video dan shooting-nya
mengg,unakart setting outdoor, di lua-r studio teievisi.
Siaran program drama televisi secara langsung membutuhkan
keterampilan yang sungguh-sungguh clan_ kerabat kerja yang
terlibat dalam produksi itu. Kalau sampai terjadi kesalahan,
kecelakaan itu langsung disaksikan oleh semua pen.onton televisi
di seluruh Indonesia. Kerabat kerja yang bersangkutan akan
menjadi dipermalukan juga karenanya. Oleh sebab itu, sebelum
program disiarkan secara langsung, biasanya diadakart latihan
bentIang-ulang, baik latLhan kering (taripa kamera

225
dan peralatan lain) maupun latihan basah (dengan kamera
lengkap seperti ketika siaran). Latihan-Iatihan itu dilaksanakan
untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi. Ke-
untungan dari produksi siaran langsung, pada kerabat kerja
yang mengalami situasi itu, mereka menjadi terbiasa bekerja
secara cermat dan hati-hati, akibat positif sampingannya,
keterampilannya menangani peralatan menjadi hebat.
Naskah drama televisi atau teleplay dalam studio, sedikit
mirip dengan naskah drama panggung. Hal ini bisa dipahami
karena keterbatasan setting atau tempat adegan yang biasanya
berjumlah maksimal empat set di dalam studio televisi. Hal itu
berarti, tempat adegan di dalam naskah drama televisi tidak
lebih dari empat macarn. Bagi pengarang naskah drama televisi,
penggunaan pemikiran verbal di dalam situasi itu, lebih banyak
daripada pemikiran visual. Kebanyakan adegan atau konflik
dipenuhi oleh kata-kata. Jarang sekali drama televisi
menyajikan suatu kejadian. Kejadian yang mestinya
berlangsung dan muncul di layar kaca, di dalam situasi dan
kondisi pertelevisian pada waktu itu, biasanya diceritakan
secara verbal oleh para tokoh dengan dialog-dialognya.
Akan halnya sinetron setelah terjadi perkembangan
pertelevisian di Indonesia, di dalam tata laksana produksi dan
konsepnya, menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan drama
televisi. Sinetron, kependekan clan sinema elektronik. Berdasarkan
makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh berbeda
dengan penggarapan film layar putih. Demikian juga penulisan
naskah. Naskah sinetron disebut juga skenario, seperti skenario
dalam film layar lebar. Dernikian juga tahapan penulisan dan for-
mat naskah. Yang berbeda hanyalah film layar lebar menggunakan
kamera optik, bahan film seluloid dan medium sajiannya memakai
proyektor dan layar putih di dalam gedung bioskop. Sementara itu,
pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik

226
dengan video rekorder. Bahannya, pita di dalam kaset. Penyaji-
annya dipancarkan dari stasiun teievisi, dan diterima melalui
layar kaca pesawat televisi di rurnah-rurnah. Karena perbedaan
karakter dan mediumnya, cara penggarapan film layar putih
dengan sinetron agak berbeda pula. Secara ekstrem biasanya
dikatakan produksi film layar putih, pengambilan gambarnya,
kebanyakan dengan angle lebar, sedangkan sinetron diarnbii
dengan angle close shoot.
1. Perencanaan
Memproduksi sinetron, tata laksana kerjanya hampir sama
dengan memproduksi film layar putih. Diperlukan
perencanaan dan persiapan yang matang sebelum produksi
berlangsung. Produksi program sinetron biasanya dimulai dari
lahirnya sebuah gagasan. Lewat suatu, riset, gagasan diolah
hingga menjadi skenario, dengan proses seperti yang terjadi
dalam penulisan naskah sinetron. Ketika skenario sudah siap,
maka produser --orang yang bertanggung jawab pada produksi
program-- kemudian mengumpulkan staf untuk memilih
sutradara, menentukan jadwal kerja dan menetapkan estimasi
biaya produksi. Setelah terjadi kesepakatan bersama dengan
sutradara, lalu diadakan perundingan untuk menentukan
kerabat kerja (crew) dan pemain. Dalam hal ini, penentuan
pemain selalu berorientasi pada kemungkinan estimasi biaya.
Wewenang untuk memilih pemain biasanya dipercayakan
penuh kepada sutradara. Namun, tidak jarang produser
mengusulkan narna-nama pemain yang diperkirakan secara
komersial dapat membuat sinetron menarik minat banyak
penonton. Bukan mustahil di dalam pemilihan terjadi per-
tentangan antara sutradara dan produser. Sutradara
biasanya melihat kualitas artistik dari pernain, sedangkan
produser lebih melihat nilai komersialnya. Paling tidal< repot
apabila produser sekaligus sutradara.

227
Hal lain yang perlu menjadi perhatian dari perencanaan
produksi, berkaitan dengan jadwal kerja yang sedapat-dapatnya
harus ditaati. Penguluran waktu, berarti pembengkakan biaya
produksi. Musim dan cuaca ketika produksi itu dibuat, harus
menjadi pertimbartgan di dalam penjadwalan kerja. Produksi yang
dibuat pada musim kemarau biasanya lebih lancar dibandingkan
dengan produksi yang dikerjakan pada musim penghujan.
Banyak faktor alarn yang menyebabkan hambatanhambatan.
Demikian juga peralatan yang digunakan, hams peralatan yang
memiliki kualitas tinggi. Hasil produksi dengan peralatan yang
berkualitas pasti menentukan kualitas gambar, yakni kualitas
broadcast (broadcast quality). Merek-merek kamera dan video
tertentu menjadi merek standar kualitas broadcast.
Akan tetapi, kelayakan tayang bukan hanya ditentukan
oleh kualitas standar broadcast dari peralatan, melainkan juga
isi cerita, mutu permainan para pemain dan pengolahan
sinematografi, sangat menentukan apakah sinetron layak
tayang atau tidak. Namun, sexing terjadi kualitas program tidak
hanya ditentukan oleh nilai kultural, tetapi juga oleh rating
(nilai industrial), artinya, biarpun mutu cerita kurang bagus
atau berbobot menurut ukuran kualitas seperti dijelaskan di
awal buku ini, tetapi kalau bintang-bintangnya sedang
disenangi penonton, maka bobot cerita tidak lagi jadi penentu.
2. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Setelah perencanaan selesai, dimulailah tahapan persiapan.
Dalam tahapan persiapan ini semua kontrak untuk semua
pemain dan kerabat kerja sudah diselesaikan. Apabila program
sinetron ini dijual ke stasiun televisi untuk ditayangkan, jangan
sekali-kali tidak membuat kontrak yang jelas, baik dengan pemain
maupun kerabat kerja. Bukan mustahil ketika terjadi perselisihan
diakhir produksi, tanpa kontrak yang jelas siapa pun dapat
menggunakan kesempatan untuk menuntut bermacam-

228
macam kemungkinan. Dalarn hal ini, produser bisa sangat
dirugikan. Kepengurusan kontrak ini diurus oleh asisten
produser bagian hukurrt.
Proses selanjutnya, proses yang bersarna-sama dilaksanakan
antara para pemain dan kerabat kerja dalam kegiatan yang
berbeda. Para penaain menjojankan latihan yang dipimpin olds.
sutradara. Beberapa pemain dan sutradara beranggapan, latihan
itu tidal( penting. Kadang-kadang latihan dijalankan menjelang
pelaksanaan shooting suatu adegan. Namun, banyak pula
sutradara dan pemain yang beranggapan latihan dalam tahap
persiapan tetap penting. Dalarn latihan, penyesuaian perkem-
bangan karakter yang terjadi pada setiap adegan masih dapat
dikontrol. Sementara itu, latihan di lapangan hanya khusus
untuk adegan yang di-shooting, sering sulit mertjairtin
perkembangan karakteristik lakcm dan tokoh-tokohnya. Apalagi
sering terjadi pemain dalam sinetron pada waktu yang sama juga
memainkan peran-peran lain dalam sinetron yang berbeda.
Kerabat kerja mempersiapkan peralatan dan tugas-tugas
yang hams diselesaikan. Art designer atau art director di Indone-
sia dikenal sebagai penanggung jawab artistik membuat desain
artistik dari kostum dan tempat adegan, seperti bentuk rumah
dan bentuk properti. Peiaksana untuk menyediakan lokasi
shooting, properti dan kebutuilan-kebutultan lain disebut unit
manager. is memiliki pembantu untuk mencari semua
kebutuhan yang diperlukan di dalam adegan-adegan sinetron.
Nilai artistik hams selalu dikonsultasikan kepada art designer.
Yang paling penting, di dalarn pelaksanaan produksi pro-
gram sinetron adalah team work. Kerja sama tim yang baik
membuat produksi menjadi lancar. Kerja sama yang baik hanya
terjadi apabila di dalam perencanaan dan persiapan berlang-
sung saling pemahaman antara produser, sutradara, para
kerabat kerja dan para pcmain. Di dalam kenyataan sering

229
terjadi di tengah-tengah shooting timbul banyak salah paham
dan kortflik. Kejadian semacam ini akan menimbulkan banyak
Ann tp.rhrn1-11-riya prem.:4.w. TPhih balk rrwn-
cuba untuk rrierniliki persepsi yang sama sebelum pelaksanaan
produksi, daripada setelah pelaksanaan produksi terjadi halhal
yang tidak diinginkan.
Tahap pelaksanaan produksi di lapangan dipimpin oleh
Palakcartaan 4-inting caftan arlo,gan I-iprjalart laricar apabila masing-
masing orang yang terlibat bertanggurtg jawab pada waktu
yang ditentukan. Ketika shooting berlangsung, pencatat
adegan sangat perlu bekerja dengan teliti. Catatannya seteiah
shooting selesai akan sangat bergana untuk menyusur --1
paelcall pAitina. Selain is hams selaln rrierioingatkan sutradara
akan hal-hal penting yang dituntut oleh adegan yang sedang diambil.
Lebitebih dalarn sinetron lags, peranan pencatat adegan sangat
penting. Sebab is hares selalu mengingatkan pula kamerawan dan
sutradara, dalana meletaldcan pusisi k.amera yang akan licTsangknt pant
dengan grreen dirertiom cobab ana bila terjadi kesalahan screen director,
pada saat editing, editor dan sutradara akan mengalami kesulitan.
Peranan pencatat adegan tak kalah dengan asisten sutradara dalam
hal ink. Kamerawan, adalah mata seorang sutradara. Sebeium -
pengeunbilan gambar, la tiaras selalu koncriltaci tiabnln riengart
sntradara_ 17i dalam procrram sinetron, wide angle hanya dibuat
apabila sangat diperlukan. Sementara itu, adegan-adegan banyak
diambil dengan angle medium shoot atau dose shoot. Kontinuitas
adegan hams selalu diperhatikan dengan selalu menhat arah gerak -
pernain screen direction, agar tidak terjadi jumping ketika proses editing.
Ole_h sebab itu dalam setiap scene, sutradara hams selalu memiliki
"shoot keamanan". Biasanya shoot keamanan adalah dos shoot dark
bagian atau posisi netral. Setelah sernua adegan selesai diambil,
sampailah produksi pada tahapan post production, yaito editing
offline, editirig online, dark ruzikin,.

230
Proses post production tidak berbeda dengan program-program
yang lain. Mixing biasanya dilakukan untuk memberi suasana
dengan ilustrasi musik khusus. Setelah melihat scluruh basil
editing, pencipta ilustrasi yang diminta oleh produser untuk
memberi ilustrasi musik pada sinetron, -menciptakart musik tema
dari sinetron au. Melodi dari, tema diubah-ubah rnenurut suasana
adegan yang dikehendaki. Setelah sernua slap musik ilustrasi
kernudian di-mix ke dalam adegan-adegan. Sejauh dalam produksi
sinetron tersebut sound atau suara para pemain diambil secara
langsung(direct sound), ketika shooting berakhir, suara sudah
terekam bcrsama gambar dart diproses bersama, dalam proses
editing. Tetapi, ketika pengambilan gambar tidak disertai
suaranya(indirect sound), biasanya terjadi untuk sinetron laga,
maka sesudah editing offline, masih harus dilakukan pengisian
suara yang disebut dubbing. Sesudah dubbing selesai, barulah
proses editing online dilaksanakan. Sampai di sini selesztilah proses
produksi program sinetron_

B. Pengembangan Gagasan
Teina-tema program sinetron sebetulnya sangat luas.
Namun, sering para calm pengarang dan pengarang muda salah
paham mengenai cara bagaimana dapat menemukan gagasan
untuk tema dan mengolah gagasan dengan riset. Caton
pengarang atau orang awam mengira bahwa memperoleh
gagasan itu dapat dilakukan dengan merenung. Padahal tidak
selalu dernikiare Merenung memang kadang-kadang memberi-
kan inspirasi. Namun, mencari gagasan yang benar sebetulnya
harus menjalankan riset.
Riset bagi seorang pengarang dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan diberbagai lapangan. Riset kepustakaan meru-
pakan salatt sate bentuk riset yang paling sederhana caranya.
Riset kepustakaan bersifat pribacli dan tidak berhubungan dengan

231
orang lain. jadi, Se.el.I.LALL6 dapat melakukan kapan raja
perpustakaan itu buka. Scorang pengarang yane series biasanya
menjadi anggota lebih clan tiger perpustakaan. Bahkan scring di
rumah sandhi rnemiliki perpustakaan pribadi. Bukubuku sangat
berguna kalau seorang pengarang ingin basil k..-tayanya,
meskipun itu adalah fiksi tetapi masuk akal dan logis.
Misalnya, seorang penearang yane tidak pernah mernbaca
buku-buku hokum atau mengetahui seluk-beluk perkara di
pengadilan, ketika is mengarang suatu adegan yang berkaitan
dengan hukurn dan pengadilan, karangannya akan terasa
janggal 'Mak logis T arigka aclegan serta dialog-dialogrlya.
Riset yang Lain berkaitan dengan riset lapangan. Riset ini
dapat dijalankan dengan berbagai cara, seperti bergaul dengan
banyak orang di berbagai Iingkungan sosial, berbicara atau
membriat interview dengan otontas yang bersangkut-paut, dan
bertanya kepada orang-orang yang rraernilild per.galanian.
Hasil riset lapangan ini biasanya dapat memberi gagasan
tentang tema yang baik. Bukan mustahil alur cerita dart
kejadian yang kebetulan dia dengar ketika sedang mengobrol
dengan orang lain, menjadi bahan yang baik untuk cerita.
Kebanyakan tarifa sinetron di Indonesia berkisar tentang cinta
antara laki-laki dan perempuan atau balas dendam yang
melahirkan adegan-adegan kekerasan. Padahal banyak tema yang
dapat digarap, kalau di dalam riset mata kita jell untuk melihat
kejadian-kejadian yang menarik. Semua itu tergantung dari
kreativitas pengarang. Para pengarang yang setiap kali mengarang,
sungguh-sungguh menjalankan riset, karangan sinetron atau
skenario yang diciptakan pasti terasa hidup, logis, tidak terpisah
dengan realitas yang ada di masyarakat. Meskipun karangan
bersifat fiksi, karena didukung oleh riset yang sungguh-
raa raza a..zkah
ei -rrenr, iek - maker n cz; I EA n 1n
elan .in
- - -
56 1.41..1.

akan disenangi dan mendapat pujian dari penonton.

232
Sebenarnya terdapat banyak tat-ma dart kejadian yang
dapat diolah menjadi sinetron. Bukan hanya persoalan cinta
dan balas dendam, melainkan juga irtasalah penindasan,
penggusuran, ketidakadilan, pengkhianatan dan lingkungan
hidup. Itulah terra-terra yang tidak pernah habis digarap. Ada
beberapa pakem yang dapat dikembangkan untuk khazanah
lakon di Indonesia. Pakem legenda, merniliki berbagai cerita
yang sangat menarik untuk dibuat sinetron. Pakem sejarah
klasik Indonesia mulai dari Tarumanegara hingga Mataram
Islam, menjadi bahan yang tak pernah habis dibuat cerita.
Pakem penjajahan dan perjuangan, mulai dari jaman VOC,
jaman Jepang sampai dengan jarnan. kemerdekaan. Pakem
cerita wayang, pakem cerita rakyat dan cerita untuk anak
kecil. Cerita-cerita tentang situasi jaman sekarang yang
berkaitan dengan situasi sosial-budaya, merupakan terra-
tema yang menarik juga, apalagi jika sentuhan kemanusiaan
dan daya tarik kejadian, cukup berbobot. Namun, sampai
sekarang pakem-pakem itu belum dikembangkan secara
rnaksirnal. Semuanya masih selalu diarahkan ke
permasalahan balas dendam dan cinta. Jadi, cerita yang
mestinya sangat kaya nuansa menjadi miskin dan dangkal.
Film-film Amerika Serikat merniliki lima pakem cerita yang
mampu melahirkan beratus-ratus film dengan berbagai aspek
dan kekayaann nuansa yang luar biasa. Misalnya, pakem Perang
Vietnam. Dari pakem ini muncul ratusan film, baik yang
langsung menyangkut Penang Vietnam maupun yang hanya
niemakainya sebagai Tatar beiakang. Namun, tema yang
disajikan sangat bervariasi dan tidak hanya tema cinta dan balas
dendam. Penderitaan para cacat veteran yang menimbulkan
problematik sosial di Amerika, menjadi salah satu dari tema
berlatar belakang Perang Vietnam yang menarik. Gangguan
mental dan kejiwaan akibat Perang Vietnam, merupakan prob-

233
lem psikologi yang menarik. Dari sejarah perkembangan negara
Amerika, lahir berbagai cerita wild-west dengan berbagai macam
nuansa. Pakem-pakem lain seperti Perang Dunia II, konflik
Timur-Barat, yang melahirkan berbagai macam cerita detektif
dan spionase, pakem science fiction, pakem konflik Timur
Tengah, dapat melahirkan berbagai macam tema yang sangat
kaya nuansa. Apakah tidak munglcin dilcembangkan cara yang
sama untuk pakem-pakem yang ada di Indonesia?
Kebanyakan pengarang Indonesia kurang begitu suka
menjalankan riset yang serius sehingga menemukan aspek yang
berbeda dari kejadian yang sama. Riset pun jarang sekali yang
sampai tuntas seperti apa yang dilakukan para novelis dari
negara Barat: John Grisham, Michael Crichton, dan Sidney
Sheldon. Dalam novel Congo, Michael Crichton sungguh-
sungguh menggunakan hasil riset mengenai bahasa primata
dan intan biru sebagai bahan energi laser di masa depart.
Dengan latar belakang hasil riset, ceritanya menjadi sungguh-
sungguh hidup dan menarik. Tidak ada permasalahan cinta dan
balas dendam dalam cerita itu. Sementara itu, kebanyakan
novel Indonesia bercerita seputar tema-tema cinta dan balas
dendam saja. Karena hanya tema-tema itu yang bisa dikerjakan
tanpa perlu susah-susah mengadakan penelitian.
Program sinetron di dalam televisi memiliki berbagai corak.
Sinetron lepas adalah sinetron yang satu kali tayangan selesai.
Sementara Itu, terdapat sinetron serial. Sinetron serial memiliki
format yang berbedabeda pula. Yang disebut telenovela adalah
bentuk sinetron yang corak sajiannya sebagaimana novel.
Sinetron bercorak telenovela episode-episodenya bisa berjumlah
banyak, tetapi bisa juga berjumlah sedikit atau sering disebut
miniseri, biasanya berjumlah tidak lebih dari enam episode.
Telenovela sebagaimana sebuah novel adalah sinetron
dengan cerita bersambung. Jadi, apabila penonton tidak

234
mengikuti dua atau tiga episode, meskipun tokoh utamanya
sama, mereka akan kehilangan alur cerita_ Berbeda dengan
sinetron serial, mcskipun tokoh utamanya sama, tetapi setiap
episode memiliki terra-tema lepas. Penonton dapat mengikuti
episode secara meloncat-loncat tanpa kehilangan alur cerita.
Sinetron serial biasanya memiIiki benang merah untuk
mencrl-rubunccan episode yang sahi dengan encode ;rang lain.
Benang merah ini dapat menggunakan tiga kemungkinan.
Pertama, tempat kejadian yang menjadi seluruh latar belakang
cerita, misalnya hotel, losmen, pondokan. Kedua, tokoh yang
menjadi central figure atau tokoh utama dalam cerita, misainya Me
rin,er, Wong Pei Hung, jonny, Si Kabayan. Ketiga, kejadian Mails-us
yang selalu menjadi pokok permasalahan, misalnya The X-file
(cerita-cerita tentang UFO). Pengarang naskah sinetron dapat
memilih berbagai macam benang merah dan format bare. Di In-
donesia rnasih banyak kemungkinan-kemungkinan terra yang
sangat relevan untuk. masyarakat Misalnya, tentang lingkungan
hidup. Jarang sekali penulis cerita sinetron yang menuliskan
kisah dengan latar belakang lingkungan hidup. Dernikian juga
terra cerita anak-artak naasih sangat kurang digarap oleh para
penulis naskah di televisi. Dengan selalu mencari format barn
sinetron, kita menjadi sangat kaya ke-mungicir' tan.
Mengembangkan sinetron di Indonesia agar menjadi lebih
kaya makna dan tidak dangkal, membutuhkan kerja keras dari
para penulis naskah. Namun, tidak cukup itu saja, produser
yang rnenyediakan dana untuk produksi sinetron perlu
rnernbuat seleksi yang sungguh-sungguh kalau ingin
mengembangkan mutu skPnarin sinetron_ Selama sinetron
Indonesia hanya bercerita dari itu ke itu bukan mustahil nasib
yang menimpa perfilman layar putih di Indonesia, dialami pula
oleh sinetron. Gejala kejenuhan mulai tampak kalau tema-
tema sinetron kita tax segera berubah.

235
Bab 14
Penulisan Naskah Sinetron

A. Pengertian Dasar
Seseorang yang menjalankan suatu penelitian akan
berhadapan dengan fakta-fakta, kesaksian dan data. Sesudah
itu, is akan melakukan seleksi atas fakta-fakta, kesaksian dan
data menurut apa yang diperlukan untuk mendukung suatu
tesis. Kemudian secara deskriptif, is menyusun semua fakta,
kesaksian dan data dalam suatu laporan yang memudahkan,
baik bagi dirinya maupun pembimbing untuk melihat bahan
itu secara menyeluruh dan hubungan serta relevansi dari
masing-masing bahan. Membuat deskripsi semacam ini tidak
sulit karena bahannya konkret.
Hal yang perlu menjadi pertimbangan sebetulnya, dengan
cara macam apa bahan-bahan itu hams disusun supaya enak
diikuti dan dilihat. Apakah disusun secara kronologis, sebab
akibat, mulai dari hal yang sederhana ke hal yang '1E-Lakin
rumit atau mulai dari permasalahan yang leas ke
permasalahan yang sempit, terbatas. Terdapat banyak cara
untuk menyusun deskripsi secara verbal semacam itu. Namun,
ketidaktepatan rnemilih cara dan mengategorikan bahan-bahan
akan menyebabkan laporan atau deskripsi ini menjadi sulit
untuk diikuti.

236
Apabila seluruh bahan sudah disusun secara rinci, perlu
dilihat lagi tidak adakah overlapping. Jika ada, bahan yang
sama, salah satu harus dibuang. Selain itu, perlu dilihat
apakah setiap bahan semakin melengkapi bahan sebelumnya.
Jika tidak, tak ada gunanya memasang bahan tersebut karena
akan membosankan. Dengan cara penyusunan seperti itu
sebuah laporan dapat menarik minat pembaca. Namun, sebuah
tulisan deskriptif yang isinya penuh overlapping dan sangat
datar tidak menarik minat orang untuk membaca.
Menyusun deskripsi verbal tidak ada kesulitan karena
bahannya konkret. Sebuah skenario sebetulnya sebuah tulisan
deskriptif juga. Bedanya yang disusun bukan bahan yang
konkret, melainkan gambaran yang abstrak, yaitu imajinasi.
Menyusun imajinasi, inilah yang sulit. Imajinasi adalah
bayangan atau gambaran-gambaran yang cukup jelas di
pikiran seseorang. Supaya gambaran-gambaran itu dapat
menjadi konkret, imajinasi itu hams dituliskan. Sayang tidak
begitu mudah menyusun imajinasi dalam pikiran secara rinci
dan teratur. Itu sebabnya, untuk membantu supaya imajinasi
ini lebih gampang dituliskan dan disusun, pengarang
memerlukan suatu susunan ringkas dahulu dan kisah yang
dideskripsikan secara lengkap. Susunan ringkas inilah yang
disebut sinopsis. Membaca sinopsis orang hams sudah tahu
awal kejadian atau cerita, isi cerita dan bagaimana akhirnya.
Di dalam sinopsis rincian peristiwa-peristiwa belum perlu
diuraikan, demikian juga tokoh-tokohnya. Hanya tokoh yang
paling penting yang sudah disebut. Namun, tokoh-tokoh lain
secara lengkap akan diuraikan dalam penjabaran sinopsis,
yaitu dengan apa yang disebut treatment. Sinopsis merupakan
ringkasan seluruh gagasan atau ide setelah pengarang
berhadapan dengan materi produksi dan memilih tema.

237
Treatment adalah rineian global dari sinopsis. natant treat-
ment cerita sudah dibagi dalam kumpulan adegan-adegan yang
disebut sekuen. Di dalam sekuen diuraikan kejadian-kejadian
dan isi yang ingin diungkapkan dibagian sekuen itu. Urutan
sekuen yang tersusun akan menjadi cerita dengan adegan-
ad_egannya, tokoh-toknhnva sudah lehih rind dikerniikAkArt.
Selain itu, setting dari setiap kejadian atau peristiwa, sudah
disebutkan. Bahkan beberapa hal khusus yang menyangkut
perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dalam setiap
sekuen hams jelas. Yang belum ada dalarn treament berupa
diaing mail kad-a-katn Ari 1-nk-nh. TiQ pf.Inhirrn nr t"kraltr4Mh, rai
dalam treatment masih berupa kalimat tak langsung. Juga for-
mat gambar, sudut pengambilan dari kamera belum disebut-
sebut. Dari kalimat-kalimat verbal dalam sinopsis dan treat-
ment inilah kemudian gagasan visual dirnunculkan. Biasanya
1inbak _+ rigunakan alat yang disebut story fooard, yaitu papan
dengan kertas-kertas sebesar kartu pos yang berisi sketsa dari
gambar yang dibayangkan nantinya akan merupakan visuali-
sasi gagasan yang ada di dalam treatment.
Jadi, story board atau papan cerita adalah proses yang
konkret p,eralihan dad gagasan verbal ke gagasan visual.
Proses ini disebut proses picturisasi atau penzgambaran.
Gagasan verbal yang diwujudkan menjadi gambar-gambar.
Kemudian kartu pos bergambar itu disusun pada papan dan
dapat dilihat dengan jelas susunannya. Kalau dirasa susunan
gambar meloncat, maka dapat disisipkan gambar-gambar yang
dapat menjembatani loncatan atau jumping. Sementara itu,
jika terjadi overlapping atau pengulangan maka gambar dapat
dicabut sehingga cerita bergambar itu terasa lebih lancar.
Adapun fungsi story board adalah sebagai berikut.
1. meniutUdliNd I gx1g,c1S4111. VCII/c11 pctUct gagasan VISUAL.

238
2. Memiliki fungsi sebagai pengontrol kontinuitas cerita
bergambar.
3_ Pedoman dalam penulisan skenario. Ada pengarang
yang malas menggunakan proses story board. Itu
memang mungkin juga kalau sudah menjadi
kebiasaan. Namun, bagaimanapun story board perlu
untuk lebih mengkonkretkan gagasan.
1. Pemikiran tentang lakon
Di dalam seni drama konvensional terdapat sekurang--
kurangnya empat unsur yang terlibat di dalam suatu
pementasan sebagai berikut.
a. Lakon atau cerita yang ditampilkan berwujud sebuah
naskah.
b. Pemain adalah orang yang membawakan lakon itu.
c. Panggung tempat para pemain yang membawakan
lakon itu melakukan tindakan-tindakan seperti yang
tertulis di dalam lakon.
d. Penonton adalah sekelompok orang yang menyerahkan
sebagian dari kemerdekaannya untuk menjadi bagian
dari tokoh yang tampil dalam suatu lakon dart menik-
matinya..
Lakon ditulis oleh seorang pengarang berdasarkan apa
yang dilihat, apa yang dialami dan apa yang dibaca atau
diceritakan kepadanya oleh orang lain. Penulis kemudian
mencoba menyusun rangkaian kejadian sehingga semakin lama
semakin menarik dart semakin lama semakin rumit sehingga
pada puncaknya ia kemudian masuk ke dalam penyelesaian
cerita_ Penting sekali dalam susunan ini bahwa seorang penulis
lakon hares sabar untuk melangkah, dari satu kejadian ke
kejadian lain, dalam suatu perkembangan yang logis, tetapi
semakin lama semakin gawat, sehingga akhirnya ia sampai ke
puncak yang disebut klimaks.

239
dalam lakon Iota borplrapa ciita hal Plartarna lvja rl ia n yang
saling mengait. Kedua, tokoh yang disebut karakter atau
protagonis yang terlibat di dalam kejadian-kejadian. Jadi, ada
dua hal yang diciptakan oleh penulis lakon, yaitu kejadian dan
tokoh yang terlibat dalam kejadian. Menciptakan kejadian
bert-olak dari suatu cerita, begitu Fula% arnur mencipta kap
senrarkg tokoh yang logis dengan latar belakang masa larripau,
hari ini, cita-cita dan pandangannya, bukan suatu hal yang
gampang. Seorang tokoh ciptaan yang tidak masuk akal,
biasanya tidak akan dimengerti atau dirasakan oleh penonton,
karena tokoh itu terialu jauh dari realitas kehidupan. Akan tetapi,
0..apa4-. juga seor.ang tokoh diciptakan sonar, urik, deng,an
berpegane pada kaidah Aristoteles, bahwa realitas adalah prinsip
kreatif. Maka, menciptakan kernbali prinsip kreatif yang lebih
sempurna dark yang ada, atau dengan kata lain mencipta-

kanmanusiasebagaimanaseharusnya,bukansebagaimana---itElyinlit111.SLIdLLI/41ec1LIVyd./LE,11{.1c11.111e1Lynal.pctiLE,ucia
4

renlitn-Q co-nr1 iri Trii lah yang: Daring kita furnpai ri a 1 a m tnkrthtokoh
yang karikatural sifatnya, atau yang aneh, tetapi masuk
akal.
Ketika mendptakan lakon kita perlu memperhatikan dua
hal, yaitu kejadian dan tokoh. Ualam hal kejadian biasanya
penulis lakon bertola.k dari prinsip Atistoteles ya_rs rnembuat
susun barkgun sebuah lakon seperti berikut ini.
Ml klai darieksposisi -> penggawatan-> klimaks ->
penyelesaian. Bangunan segitiga ini dapat dilukis sebagai berikut.
Lakon drama biasanya mulai dengan suatu kejadian yang
membuka perrnasalahan dan awal terjadirtya konfiik. Di bagian
aural
ini, pen"nt^n lica-konalan dPng-an tokfth-toknh ya
terlibat dalam lakon, dengan latar belakang masing-masing.
Pengenalan tokoh-tokoh dan permasalahannya di bagian
awal lakon disebut sebagai tahap eksposisi.

240
Permasalahan dan konflik bersambung dengan
permasalahan baru dan konflik yang semakin seru. Ketegangan
terasa meningkat sehingga menjadi semakin gawat. Oleh
karena itu, bagian ini disebut sebagai tahap penggawatan atau
rising action. Puncak dari seiuruh konflik dengan permasalahan
yang semakin ruwet melahirkan klimaks.
Setelah klimaks biasanya irarria dramatik dari lakon mulai
turun menuju penyelesaian. Terdapat banyak kemungkinan
sebagai akhir dari sebuah lakon. Akhiran yang sedih untuk
lakon-lakon tragedi. Sementara lakon komedi biasanya berakhir
dengan happy ending atau akhiran yang menyenangkan,
mungkin sekali akhir lakon diserahkan kepada penonton..
Biarlah penonton mengkonstruksi sandhi bagaimana lakon itu
berakhir menurut pengamatannya. Di samping itu, banyak juga
lakon biasa yang berakhiran menyenangkan.

KlimaIcs

Pengga

Eksposisi Pcnyelesaian

Penulisan
Iakon dengan bangunan seperti formula yang dikemukakan
Aristoteles ini masih berlaku hingga sekarang dan diikuti oleh
banyak pennlis lakon. Lakon drama konvensional biasanya dibangm
berdasarkan atas kesatuan tempat dan waktu. Namun, asas ini
berubah ketika sistem panggung (stage) memungkinkan untuk
perubahan-perubahan tempat kejadian secara cepat.
Di dalam film movie atau program video drama yang lazim ebut
sinetron, kemungkinan perubahan tempat kejadian ini lebih

241
besar lagi. Untuk itu, adegan-adegan biasanya ditampilkan secara
singkat dengan tidak dibatasi lagi oleh faktor waktu dan ternpat.
Oleh karena itu, di Laakana sinuon pembagia-n babak atau adegan
tidak didasari oleh perubahan waktu dan tempat, melainkan oleh
beralihnya pola pikir dari sate adegan ke adegan yang lain.
Perubahan ini di dalam sinetron disebut sequence (sekuen) dan
scene (skene). Di dalam karangan verbal sekuen ini dapat
&salrat:km LICE igan paragraf, skerke u LL dapat disarnakan
dengan subparagraf. Atau dalam satuan kecil sekuen dapat
diperbandingkan dengan alinea, skene dapat disamakan dengan
kalimat, sedangkan shoot dapat disamakan dengan kate.
Rangkaian kejadian di dalam sinetron tetap dapat disusun
Clel le:II l pin ink}, II Lel 1611.I.IL1 1.1.114 .1-1.11 Lu Lele. f I diL Le Lap., ul
dalarn sinetron adegan-adegan dapat dinecah-necah sehingga lebih
bervariasi dan tidak membosankan. Namun, dibutahkan garis
merah yang jelas sehingga adegan yang terputus-putus itu
tetap dalam kesatuan yang utuh.
r eNi:14 atau reIllil
newasa ini- datarrk setiap pernilicnn, prngra-m aliclin visual
yang berbentuk drama, seorang penulis selalu dihadapkan pada
persoalan-persoalan: apakah is akan menyampaikan pesan atau
sekadar memaparkan sebuah terra? Masing-masing memiliki
konsekuensi send iri-s endi ri.
Ppn_garang knnwriginn_Al biAcanya qPn.Artg- ImPrnhprikAn
pesan. Pemikiran ini bertolak dari paradigma komunikasi
konvensional ketika ada sumber yang menyampaikan pesan
kepada penericna melalui media. Inisiatif ada pada surnber,
meskipun boleh jade inisiatif itu berangkat dari kebutuhan
pralPrirna. Pnln ini IP1-111-ti-urQifat inQtriikQirmal linaar Vr1-ikq
dart top-down. Selalu ada kecenderungan menggurui dalam
menyampaikan pesan. Kemudahannya, semua argumentasi
den kejadian dikarang dari kamar pengarang sendiri.
Tujuan dari penulisan yang menyampaikan pesan, adalah
untuk menanamkan suatu ide pada penonton, memengaruhi opini
penonton. Oleh karena itu, penulisan semacam ini hams
sedemikian sugestif sehingga dengan cepat dapat mengubah
pendapat, bahkan sikap penonton. Dalam hal ini, penonton kurang
ditantang untuk mengembangkan pola pikir dan sikapnya sendiri
Sebaliknya, pemaparan sebuah tema lebih bertolak pada
pemikiran yang dialogis sifatnya. Kejadian nyata atau fakta
dipaparkan sebagai tema dengan adegan-adegan yang terbuka
untuk ditafsirkan, disoroti dan didiskusikan. Pendekatan yang
demikian terasa tidak menggurui dan lebih horizontal sifatnya.
Namun, tidak begitu mudah untuk penulisan semacam ini.
Karena sajian program semacam ini menuntut pemikiran
penonton, biasanya penonton kurang begitu senang.
Kekurangsenangan penonton dikarenakan mereka sudah
terlalu terbiasa menjadi penikmat dan kurang ditantang oleh
program. Masalahnya, kembali kepada penulis sendiri. Apakah
is ingin memengaruhi atau apakah is ingin berargumentasi
secara Iebih demokratis.
Lakon dengan pesan sering kita jumpai dalam sinetron-
sinetron di televisi. Terkadang muatan pesan itu sedemikian
berat sehingga ceritanya hanya menjadi semacam frame
(bingkai) atau bungkus yang dipakai sekadar untuk pemanis
pesan. Tentu saja lakon semacam ini biasanya kurang
bermutu. Lakon semacam ini Iebih bersifat propaganda
daripada penyajian sebuah cerita. Arah cerita biasanya sudah
jelas dan mudah ditebak. Tak banyak unsur suspens dan
surprise sehingga sering membosankan.
Sementara itu, lakon yang bertolak dari tema biasanya
banyak menyajikan unsur surprise dan suspens (kejadian yang
tak disangka-sangka dan penuh tegangan). Sajian biasanya
banyak menampilkan kejadian-kejadian daripada hanya

243
omong-omong. Beberapa sinetron TVRI dengan lakon yang
bertolak dari tema, misalnya Sayekti dan Hanafi. Akhiran dari
kisah itu tetap terbuka bagi penonton untuk menafsirkan sendiri.
Lakon ini sungguh menyajikan suatu kejadian, serangkaian fakta
dan sungguh menegangkan serta penuh kejutan.
3. Plot dan Esensi
Setiap lakon sebagaimana karya penulisan cerita pada
umumnya memiliki dua unsur, yaitu plot atau jalannya cerita
dan esensi atau isi cerita. Plot adalah rangkaian kejadian yang
kait-mengait dalam hubungan kausal (sebab akibat) atau
hubungan dengan permasalahan pokok. Plot atau cerita inilah
yang melahirkan tokoh-tokoh dengan latar belakang dan
perwatakan masing. Tokoh-tokoh itu adalah tokoh-tokoh yang
terlibat dalam kejadian-kejadian mengenai suatu permasalahan.
Kejadian-kejadian menimbulkan tegangan dan komplikasi yang
semakin gawat menuju puncak penggawatan yang disebut
klimaks. Tegangan dan komplikasi permasalahan yang semakin
gawat inilah yang membuat sebuah lakon menarik. Namun,
sering penulis sebegitu asyik bermain dengan cerita sehingga
esensi dari cerita dilupakan, lakon yang demikian disebut
kedodoran. Kebesaran baju daripada isinya. Lakon-lakon
semacam ini biasanya terdapat dalam lakon-lakon anak muda
yang lebih menyajikan permasalahan pacar dan seks atau film-
film kekerasan. Ceritanya ramai, berurai airmata, bentakan,
darah, tetapi tak ada isinya. Tak ada yang bisa dipetik.
Esensi biasanya diterangkan sebagai isi cerita. Isi cerita
inilah yang menjadi muatan dari cerita atau sering disebut bobot
cerita. Dalam esensi inilah pesan atau tema disampaikan. Esensi
yang sangat mendalam dan mengandung nilai humanisme yang
kuat biasanya menjadikan plot atau cerita berbobot. Esensi
inilah yang menentukan apakah sebuah lakon atau cerita
dikatakan berkualitas. Sementara itu, terdapat beberapa

244
pengarang besar yang sungguh-sungguh hanya mongutarnakan
esensi sehingga plotnya kurang begitu menarik. Lakon atau kisah
yang demikian dikatakan sesak. Lebih besar isi daripada bajunya.
Cerita-cerita yang demikian biasanya terdapat dalam karya-karya
yang disebut sebagai karya sastra. Contoh dari saiian kisah yang
demikian dapat kita baca dalam karangan Ernest Hamingway,
The Old Man and The Sea (Orang Tua dan Laut).
Lakon yang ideal, apabila baik jalan ceritanya (plot) maupun
isinya (esensi) seimbang. Lakon dernikian, enak untuk dinilcmati,
tetapi juga banyak manfaatnya karena mengandung nilai yang
berbobot. Hants diakui menulis lakon yang demikian tidak begitu
gampang. Diperlukan banyak pengalaman berupa kejadian dart
membaca buku-buku, seperti filsafat, sosiologi, kebudayaan, dan
buku-buku ilmu pengetahuan yang lain. Bakat alamiah saja tak
cukup untuk dapat melahirkan karya cipta yang sungguh-
sungguh bermutu.
4. Mengembangkan Gagasan.
Bagi seorang penulis, tak, ada suatu kejadian yang dilihat
dan dialami, dilepas begitu saja. Setiap pengalaman dalam
suatu kejadian merupakan ilham naskah baginya. Kejadian
seharihari dalam kehidupannya sebagai objek clari
observasinya. Suatu kejadian sepele mungkin saja menjadi
suatu gagasan yang besar. Tergantung dari bagairnarta ia
mengembangkan kejadian itu menjadi gagasan dan
mengernbangkan gagasan itu menjadi cerita yang bermutu.
Misainya, pada suatu kali seorang penulis se-pintas mem-
perhatikan beberapa anak yang sedang bermain di halaman
rumahnya. Sementara itu, ia membaca artikel di koran tentang
kebudayaan tradisi dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung
di dalamnya, terdesak oleh kebudayaan televisi yang sangat
kornersial. Kecuali itu, is membaca di kolom lain, kehadiran misi
mahasiswa Selandia Baru ke Indonesia untuk pamer

245
kehebatan mereka dengan memainkan musik tradisional
daerah gamelan. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan beberapa
anak perempuan yang sedang main rumah-rumahan boneka.
Ternyata beberapa anak Iaki-laki telah berbuat nakal dengan
mengambil beberapa rumah dan boneka. Tentu saja penulis itu
tidak tinggal diam. Ditegurnya anak-anak laki-laki itu supaya
mengembalikan boneka dan rumah-rumahan. Akhirnya,
semua beres. Salah seorang anak perempuan itu bercerita, tadi
mereka sudah dimintai karet gelang untuk bermain gamparan
karet dan sudah diberi. Namun, daripada berterima kasih,
mereka malah berbuat nakal dengan merebut boneka. Diingat
betul oleh si penulis, kata anak perempuan itu, "Says sudah
baik hati ia malah membalas nakal!"
Tiba-tiba beberapa hal yang ia baca dart alami itu terpadu
menjadi sebuah gagasan. Ungkapan kekesalan anak perempuan
itu menjadi suatu tesis. "Tidakkah jaman ini kebaikan justru
dibalas dengan kejahatan? "Pertanyaan ini kemudian menjadi
gagasan yang lebih besar dan universal mengacu pada apa yang is
baca dari surat kabar. Kita memberikan resourche (sumber alam
dan budaya) yang baik bagi negara industri besar, tetapi yang
diberikan kepada kita atau negara-negara dunia ketiga yang lain
adalah sampah. Apakah itu sampah plastik dan nuklir atau
sampah program televisi seks dan kekerasan. Tidakkah ini
kebaikan yang dibalas dengan kejahatan?" Memang itu terjadi
karena keteledoran kita juga. Lalu tiba-tiba si penulis ingat
dongeng kancil yang pernah ia dengar waktu kecil dahulu.
Seekor banteng menolong buaya karena tertimpa pohon.
Namun, daripada berterima kasih, buaya malahan mau rnemakan
banteng ketika dia digendong ke sungai. Untung kemudian kancil
dengan akalnya yang cerdik mampu menolong dan menyelamatkan
banteng. Jadi, rupanya dongeng kuno itu memberi solusi terhadap
tesis dengar kecerdikan kancil. Artinya, "kalau kita lemah, harus
cerdik supaya tidak dikuasai oleh yang kuat."

246
Jadilah semua bahan itu sebuah sinopsis. Beberapa anak di
sebuah desa sedang bermain. Anak laki-laki menggoda anak-anak
perempuan dengan menyembunyikan boneka, meskipun anak-anak
perempuan itu baru saja memberi karet. Anak perempuan menangis dan
minta tolong Mas Didik, salah seorang pemuda yang populer di kalangan
anak-anak karena pintar main wayang kancil. Akhirnya, persoalan
dibereskan Mas Didik Oleh Mas Didikpernyataan salah seorang anak
perempuan, "Ia telah berbuat baik, tapi dibalas dengan kejahatan",
dijadikan lakon dalant wayang kancilnya "Kisah Banteng dan Buaya". Di
desa itu wayang kancil sangat populer. Hampir seluruh anak desa
menyenangi. Lebih-lebih Anang, cucu pemilikwayang kancil itu.
Namun, malang tak dapat ditolak. Pak Leman pemilik
wayang kancil itu hams mengembalikan utang yang cukup besar
karena membantu kejatuhan usaha orang tua Anang. Sementara
seorang asing dari suatu negeri industri ingin membeli wayang
kancil itu untuk yayasan anak-anak yang ia pimpin. Wayang kancil
akhirnya dilepas ke negeri asing. Anak-anak seluruh desa sedih
terlebih Anang. Desa menjadi terasa sepi bagi anak-anak. Mereka
kehilangan kancil idola mereka. Sampai pada suatu kali Anang
memiliki ide cemerlang untuk mengirim surat kepada kancil di
negeri orang. ide ini disebarluaskan di antara teman-temannya.
Seluruh anak desa berkali-kali mengirim surat kepada kancil dan
meminta ia pulang.
Usaha ini ternyata merigharukan beberapa anggota yayasan
di negeri industri itu. Mereka mendesak pimpinan yayasan
supaya mengembalikan wayang. Sebab di negeri itu wayang juga
kurang populer. Akhirnya, wayang dikembalikan ke desa Anang.
Anak-anak sangat gembira. Kemudian Mas Didik memainkan
cerita kancil lagi di tengah luapan kegembiraan anakanak desa
yang cerdik seperti kancil, lalu sinopsis ini diberi judul Kisah
Sang Pelanduk.
Kisah ini mengandung dua cerita. Cerita harafiah, yaitu
kisah Anang, wayang kancil dan anak-anak desa. Kisah kedua,

247
kisah simbolis yang melukiskan kebudayaan dan nilai yang
hilang tergadai, namun akhirnya kernbali lagi kalau kita
cerdik. 5. Menyatukan Kejadian dalam Tarrutan Gagasan yang
Rurttut
Cerita Kisah Sang Pelanduk merupakan sinopsis. Sebelum
sinopsis dijadikan naskah yang dapat dimainkan oleh pemain
dan dijadikan pedoman oleh sutradara scrta kamerawan, untuk
pengambilan gambar, terlebih dahulu perlu dibuat naskah
antara yang merupakan rincian teknis dan penguraian cerita,
menjadi adegan-adegan. Lewat naskah antara itu penulis dapat
lebih mudah dan terkontrol men.uliskan naskah iengkapnya.
Naskah antara itu dalam istilah film dan televisi disebut
treatment, sedargkan naskah lengkapnya disebut skenario atau
teleplay.
Yang termuat dalam treatment adalah judul, lama sajian
(aura tion), tokoh-tokoh atau karakter cerita, lokasi adegan,
ringkasan cerita, beberapa kebutuhan prinsip yang harus
tersedia, seperti yang bersangkut paut dengan kostum, property
(barang--barang yang dipakai dalam cerita), set dekorasi, dan
kebutuhan peralatan teknik (misalnya rel-kamera dan penderek
kamera atau crane). Selain itu, yang paling panting di dalam
-

treatment, bah as mita sudah dipecah-peca.h menjadi adegan-


ade ean yang di dalam istilah film atau video disebut sekuen.
Sekuen adalah kumpulan adegan-adegan, yang secara
menyeluruh mengandung maksud atau isi pokok tertentu,
untuk membangun kisah dart isi cerita yang utuh. Di dalam
sekuen ada beberapa adean. Adegan-adegan itu di dalam film
disebut dengan istilah skene. Sebuah sekuen terdiri dari
beberapa skene. Ibarat suatu karangan sekuen adalah alinea,
skene adalah kalimat dan shoot adalah kata-kata. jalinan dari
sekuen yang saling berhubungan membentuk sebuah cerita
utuh.

248
Berdasarkan sinopsis "Kisah Sang Pelanduk" dapat
disusun treatment sebagai berikut.
Judul : "Kisah Sang Pelanduk"
Duration : 25 menit
Tokoh-Tokoh Cerita : Pak Leman, Anang, Bu Leman dst.
Lokasi : Balai Budaya Minomartani, desa
Pondok -Slernan; kios jalan
Mataram Yogya; jalanan desa
MinornartaniSIernan; perusahaan
Peti Kemas Starind.o, Yogyakarta;
salah satu kantor perusahaan.
Property khusus : kotak wayang kancil; seperangkat
wayang kancil; lambang Yayasan
cerita anak-anak Australia; boneka
dan rumah-rumahan.
Peralatan : outdoor dan indoor iengkap.
Sinopsis lihat contoh sinopsis penulisan
naskah (4).
Urutan sekuen sebagai berikut.
Sekuen I
Di lingkungan anak-anak desa Pondok, wayang Kancil
sangat populer. Mas Didik dan Mbak Nining adalah dalang
wayang kancil idola anak-anak. Oleh karena itu, cerita yang
dimainkan oleh Mas Didik dan Mbak Nining menjadi panutan
perilaku anak-anak. Wayang kancil itu rnilik Pak Leman.
Karena kecintaan Pak Leman pada anak-anak dan cucunya
Anang, wayang kancil itu boleti oleh tvlas Didik
dan Mbak Nining untuk anak-anak.
Sekuen II
Malang tak dapat ditolak. Pak Leman harus membantu orang
tua Anang membayar utang yang cukup besar. Sementara itu,
sebuah yayasan cerita anak-anak dari Australia menginginkan

249
wayang itu untuk koleksi mereka. Akhirnya, dengan berat
hati wayang kancil terpaksa dijual kepada yayasan asing
itu. Sekuen III
Anak-anak desa Pondok sangat sedih karena kehilangan
cerita panutan mereka. Mas Didik dan Mbak Nining sering
mencoba bercerita kancil tanpa wayang. Namun, anak-anak
merasa tak puas. Demikian pula Anang, cucu Pak Leman
merasa sangat kesepian kehilangan wayang kancilnya. Pak
Leman kemudian memperoleh ide supaya Anang berkirim surat
kepada kancil di Australia yang alarnatrtya masih disimpan.
Sekuen IV
Anang lalu mengirim surat ke Australia. Ketika teman-teman
Anang mendengar cerita bahwa Anang berkirim surat ke Aus-
tralia, mereka pun kemudian beramai-ramai berkirim surat ke
Australia. Membanjirnya surat anak-anak itu menimbulkan
keharuan di antara pengurus Yayasan cerita anakanak di Aus-
tralia. Karena mereka merasa, manfaat wayang itu di Australia
kurang dibanding kebutuhan anak-anak desa Pondok.
Akhirnya, mereka mernutuskan mengembalikan wayang kancil
itu dan menghadiahkan kepada anak-anak desa Pondok.
Sekuen V
Anak-anak bersorak riang gembira menyaksikan Mas
Didik dan Mbak Nining memainkan wayang kancil yang
mereka cintai. Mereka tenggelam dalam nyanyi dan suka cita
karena idola dan panutan mereka telah kembali.
Kisah Sang Pelanduk di dalam treatment terbagi menjadi lima
sekuen. Kelima sekuen itu oleh penulis naskah akan dipakai
sebagai pedornan untuk membuat skenario atau teleplay, ketika
rincian adegan dan dialog sudah tertulis lengkap. Jadi, urutan
sekuen dalam treatment itu merupakan pedoman atau batasan
penulis dalam menulis skenario. Format treatment biasanya
cukup sederhana. Yang penting, sutradara, produser dan

250
penulis naskah dapat mengembangkan cerita dengan meng-
gunakan treatment itu.
Mengembangkan Cerita dalam Adegan Adegan
Tujuan sebuah naskah program televisi/video yang dalam hal
ini berupa suatu program cerita (teleplay), adalah memudahkan
sutradara dan kerabat kerjanya serta para pernain, mewujudkan
naskah secara visual, di layar (Iayar kaca). Oleh karena itu,
semakin Iengkap naskah itu memuat rincian penjelasan mengenai
apa yang seharusnya tampak di layar, semakin baik. Namun, ada
juga sutradara yang tidak menyukai sebuah naskah teleplay atau
skenario yang memberi perintah secara rind. Naskah itu dianggap
mernatikan dan tidak mengembangkan ide sutradara atau
perkembangan proses yang texjadi di lapangan. Meskipun dapat
juga, kalau mau, sutradara merombak sebuah skenario, tetapi
biasanya ada perasaan tidak etis kepada pengarangnya. Lebihlebih
jika cerita ditulis oleh orang lain. Ada banyak kejadian penulis
cerita atau skenario merasa sangat kecewa karena naskahnya
diporak-porandakan sutradara. Ada juga sutradara yang mengeluh
karena naskah yang hams disutradarai dirasa kurang dinamis,
sementara dia terpaksa hares mengikuti naskah itu.
Bagaimanakah seharusnya menulis sebuah skenario atau
teleplay? Terdapat kemungkinan jalan tengah untuk menjem-
batani kepentingan penulis teleplay/skenario dengan sutradara.
Penulisan teleplay/skenario tidak perlu mencantumkan instruksi
angle kamera. Jadi, teleplay/skenario bersih dad instruksi angle
kamera. Konsekuensinya, sutradara perlu membuat satu naskah
lagi yang disebut shooting script (naskah shooting). Kalirnat-
kalimat skenario dipecah-pecah dalam shoot-shoot yang disertai
jenis angle kamera yang diinginkan. jadi, shooting script sungguh
merupakan persiapan sutradara membuat rangkaian gambar-
garnbar untuk mewujudkan secara visual apa yang ditulis di
teleplay/skenario. Bagi sutradara, ini berarti pekerjaan

251
ekstra. Tetapi ia akan lebih puas karena tidak terlalu
dibatasi dan didikte oleh skenario.
Sementara itu, penulis skenario juga lebih ringan karena
tidak perlu mencantumkan dan memikirkan hal-hal teknis,
kecuali ia perlu menulis dengan jelas dalam skenario,
suasana seperti apa yang diinginkan untuk mendukung
adegan itu. la tidak perlu memikirkan apakah adegan itu
memerlukan close-up (CU) atau medium close-up (MCU) dari
tokoh utarnanya atau perlu membuat angle tertentu untuk
menciptakan kesan yang kuat. Biarlah hal itu diolah dalam
shooting script dan menjadi kepedulian sutradara.
Berikut ini diketengahkan bagaimana cara memecah
sekuen dalam treatment menjadi adegan-adegan di dalam
skenario. Misalnya, sekuen 1 dari Kisah Sang Pelanduk dapat
dipecah menjadi beberapa scene di dalam skenario.
Sekuen
Di lingkungan anak-anak desa Pondok, wayang kancil
sangat populer. Mas Didik dan Mbak Nining adalah dalang
wayang kancil idola anak-anak. Oleh karena itu, cerita yang
dimainkan oleh Mas Didik dan Mbak Nining menjadi
panutan perilaku anak-anak. Wayang kancil itu milik Pak
Leman. Karena kecintaan Pak Leman pada anak-anak dan
cucunya, Anang, wayang kancil itu boleh dimainkan oleh
Mas Didik dan Mbak Nining untuk anak-anak.
Sekuen ird dapat dipecah menjadi empat scene sebagai
berikut. Skene 1
Beberapa anak sedang bermain di halaman Balai Budaya,
empat anak perempuan bermain rumah dan boneka, lima
anak lakilaki bermain gamparan dengan karet. Seorang anak
lakilaki kehabisan karet, lalu minta karet yang sedang dipakai
sebagai gelang anak-anak perempuan. Oleh salah seorang
anak perempuan karet itu diberikan semua.

252
Skene 2
Sementara itu, Mas Didik dan Mbak Nining sedang
mempersiapkan dan mengatur wayang kancil bersama Pak
Leman dan Anang, cucunya. Pak Leman selalu merelakan
wayang itu dipinjam untuk pertunjukan anak-anak dan besok
pagi hari Minggu memang akan ada pertunjukan.
Skene 3
Anak lakilaki yang meminta karet itu rnembujuk temannya
untuk menggoda keasyikan anak-anak perempuan bermain
rumah dan boneka. Mereka merebut boneka dan merusak
rumah-rumahan yang dibuat oleh anak-anak perempuan itu.
Lalu mereka melarikan diri. Anak-anak perempuan itu
menangis, dan ini mengejutkan Mas Didik dan Mbak Nining.
Anak-anak perempuan itu menceritakan, mereka telah berbuat
baik, tetapi dibalas dengan perbuatan rtakal.
Skene 4
Mas Didik dan Mbak Nining memainkan wayang kancil
Kisah Banteng dan Buaya. Perbuatan baik yang dibalas dengan
perbuatan jahat.
Der-Tan contoh itu ternyata satu sekuen dapat dipecah
menjadi beberapa adegan. Sementara itu, adegan-adegan di
dalam shooting script akan dibagi menjadi shoot-shoot.
7. Menciptakan Watak Tokoh
Dalam suatu cerita biasanya kita bertemu dengan banyak
tokoh. Di antara tokoh-tokoh itu, kita dapat segera mengenali
beberapa tokoh utama. Tokoh utama biasanya tokoh yang
pertgalamannya diikuti secara terus-menerus di dalam cerita.
Atau is menjadi tokoh yang terlibat dalam hampir semua
kejadian di dalam cerita. la adalah figur sentral.
Biasanya terdapat dua figur sentral yang sating bertentangan di
dalam cerita. Cerita akan terasa datar tanpa adanya pertentangan.
Di dalam lakon drama pertentangan, yang biasanya disebut

253
konflik, sangat perlu untuk naernbangun klimaks. "No conflic,
sin drama" Rata pen,,4is lak,art terkenal .-Earl Inggris George Bel"-

n.ard Shaw. Tokoh-tokoh yang saling bertentangan ini


biasanya disebut protagonis dan antagonis. Pertentangan
yang paling fundamental berupa pertentangan pandangan
atau gagasan. Pertentangan ini kemudian rneningkat menjadi
pertentangan yang lebih fisik sifatnya.
Dari uraian itu jelas bahwa clalarri rnerntiliskan naskah
cerita untuklakon, baik untuk dimainkan di atas panggung,
maupun untuk dimainkan di layar kaca (sinetron), kita perlu
tokoh-tokoh yang saling bertentangan. Sernentara itu, tokoh lain
rnempaRan tokoh pe-ndukung atau tokoh yang menyebabkan
irnronik ihs
""ma"" lrnrnnlelcc Di seaa-iping tokoh, kita juga perlu mencari
penyebab konflik atau surnber konflik. Sementara watak clari
tokoh yang saling bertentangan itu, untuk mempertajam suasana
perlu kita kontraskart. Untuk menghidupkan cerita, setiap watak
dari tokoh-tokoh yang terlibat kejadian di
U0 (.1 !WI L Lai .t.1/111. 1_16,41111d d, senutgga

nenonton rnudah meneenal tokoh-tokoh itn.


Kita ambil contoh bagaimana menciptakan watak tokoh-
tokoh dalam sinopsis Kisah Sang Pelanduk. Dalam kisah ini kita
dapat menentukan beberapa tokoh utarna, yaitu Mas Didik, Pak
Leman, Ivibak iNining dan Anang. Selain itu, terdapat t-akith-
Vak,ala penyebab konflik, yaitu orang tua Anang (anak Pak
Leman) dan orang asing yang meminati wayang kancil.
Sementara objek dari konflik adalah wayang kancil.
Mas Didik adalah pemuda yang suka cerita. Dikatakan
dalam sinopsis is adalah dalang wayang kancil yang menjadi llLlJld
Fanak-imak. Pvlaka ia harus clihidupkan sebagai tokoh yang
sirnpatik, sal-Jar, fetani periang, Hijakqana ri An hlrmnric M,---nn iki
rasa cinta yang besar terhadap anak-anak dan pandai. Dengan
watak itu maka tokoh Mas Didik adalah tokoh yang terpelajar,

254
memiliki sikap yang kuat, dan pengalarnan yang cukup. Watak
itulah yang harus dibangun dan kentara di dalam cerita.
Mbak Nining adalah tokoh pernudi yang juga menjadi
idola anak-anak di dalarn cerita. la perlu memiliki watak yang
serupa dengan Mas Didik. Hanya Mbak Nining mungkin perlu
kelihatan Iebih lembut terhadap anak-anak. Perasaan kewani-
taannya perlu lebih ditonjolkan. Narnun, sebagairnana Mas
Didik, sikap dan kepribadian yang kuat hams tercermin
dalam watak tokoh Mbak Nining ini. Kedua orang itu
merupakan simbol ideal dari generasi muda yang mencintai
martabat bangsanya.
Pak Leman adalah tokoh yang merupakan cerminan
generasi tua. la adalah tokoh yang rela berkorban dan merasa
harus berkorban kepada anak muda, termasuk orang tua
Anang. Ia adalah tokoh yang penuh konflik dalarn dirinya
untuk menentukan pilihan-pilihan dan keputusan.
Sebetulnya, ia adalah tokoh yang sirnpatik, tetapi latar
belakang kehidupannya rnenempatkan dirinya pada posisi
yang sulit. Matra ia menjadi tokoh yang kurang tegas dan
terkesan raguragu, meski ia juga seorang pecinta anak-anak.
Anang juga tokoh yang seharusnya menjadi idola anak-
anak. Seorang anak yang simpatik. Sangat mencintai wayang
kancil seperti kakeknya, Pak Leman. Ia korban dari situasi
yang tak dimengertinya. Anang anak yang romantik memiliki
kesan mendalam karena cintanya pada wayang kancil.
Seorang yang cerdas dan berani. Masih sekolah di SD dan
akrab dengan teman-temannya. la mengalami akibat dari
konflik perebutan kepentingan atas wayang kancil.
Demikian setiap watak tokoh harus diciptakan secara
khusus supaya dalam penampilan, perbedaan-perbedaan watak
itu membuat cerita lebih hidup dan menarik. Cerita yang
memiliki tokoh dengan watak yang tidak jelas, sering terasa

255
datar, lamban, dan tidak menarik. Namun, cerita dengan
watak-watak yang khas dari tokoh-tokohnya memudahkan
penonton untuk mengingat dan mengidentifikasi tokoh-
tokoh itu. Lebih-lebih apabila tokoh-tokoh itu kemudian
terlibat dalam konflik yang menarik.
Di dalam cerita atau lakon sering terjadi perubahan atau
perkembangan watak dari tokoh-tokohnya. Hal ini sering dibuat
untuk membuat kesimpulan atau penyelesaian cerita secara
positif. Hanya hal itu perlu dilakukan secara hati-hati dan logis.
Kalau tidak, cerita justru terasa dangkal, dipaksakan, dan tidak
masuk akal. Sayang sekali apabila sejak semula watak sudah
diciptakan secara kuat, tetapi akhirnya berkembang menjadi
sajian yang dangkal. Watak yang dimiliki oleh seorang tokoh
sepanjang hidupnya, tidak mungkin berubah dalam sekejap
kalau tidak karena penyebab yang luar biasa.
8. Format Skenario
Teleplay atauskenario dibuat dengan format khusus.
Format ini dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan,
baik pemain maupun sutradara untuk menggarap naskah.
Oleh karena itu, terdapat bagian yang khusus, di dalam
naskah, petujuk yang merupakan pengarah bagi sutradara
atau kamerawan dalam pengambilan gambar. Petunjuk itu
disebut direction. Di samping itu, di dalam naskah terdapat
bagian dialog yang diucapkan oleh para tokoh.
Direction atau pengarah berisi uraian deskriptif tentang
suasana, tempat adegan, berlangsungnya kejadian dalam scene
atau adegan, dan tokoh yang terlibat dalam adegan. Petunjuk
untuk kamera kadang-kadang ditulis juga, tetapi biasanya
hanya beberapa shoot yang penting dan spesifik. Berikut ini
contoh direction sebuah scene dari Kisah Sang Pelanduk.
Sekuen II
Skene 3: Out door - Halarnan Balai Budaya - Sore Hari

256
SEKELOMPOK ANAK PEREMPUAN SEDANG
BERMAIN RUMAH DAN BONEKA DI HALAMAN BALAI
BUDAYA. DI ANTARANYA ADALAH IRA, YANG TAMPAK
MENGENAKAN GELANG KARET DI TANGANNYA.
SEMENTARA ITU, BEBERAPA ANAK LAKILAKI TAMPAK
PULA SEDANG BERMAIN "GAMPAR" DENGAN KARET.
YONO DALAM PERMAINAN TERAKHIRNYA KELIHATAN
BINGUNG KARENA KEHABISAN KARET. TIBA TIBA
TERLIHAT BANYAK KARET DI PERGELAN GAN TANGAN
IRA. YONO LALU MENGHAMPIRI IRA.
15. Yono:
"Minta karetnya, Ir!"
SAMBIL MASIH ASYIK DENGAN BONEKANYA, IRA
MENGELUARKAN KARET DARI TANGANNYA.,
MEMANDANG YONO SEKILAS, LALU MEMBERIKAN
KARETNYA.
16. Ira:
"Nih!"
Bagian yang disebut direction adalah bagian yang ditulis
dengan huruf kapital semua. Sementara itu, bagian dialog
yang diucapkan tokoh, ditulis di bawah nama tokoh dengan
huruf biasa.
Meskipun dalam direction tidak secara eksplisit diberikan
instruksi untuk sudut pengambilan kamera, tetapi seorang
sutradara langsung dapat membuat shooting list sesuai dengan
direction. Dalam hal ini, penulis skenario sekaligus memberi
kesempatan kepada sutradara untuk berkreasi dan tidak sekadar
mengikuti bayangan penulis skenario, seperti di dalam naskah
yang sudut pengambilan kameranya sudah ditulis lengkap.
Oleh sutradara direction itu kemudian dipecah menjadi shoot.
la dapat menambah shoot tidak sekadar mengikuti direction, kalau
dirasa tambahan shoot itu bermanfaat. Di dalam skenario hampir
separo halaman bagian kiri berupa ruang kosong.

257
Format itu dibual demikian bukan tanpa maksud. Di ruang
kosong itulah sutradara rnembuat rencana pengambilan garnhar
dengan menuliskan kode-kode sudut pengambilan kamera.
Terdapat banyak kode atau istilah dalam produksi film atau
televisi dengan video. Berikut ini empat macam kode sudut
pengambilan kamera yang langsung dipakai sebagai contoh.
1. T
S: long shoot - sudut pengambilan luas.
2.
TS: total shoot - sudut pengambilan penuh
untuk manusia utuh.
3.
M5: medium shoot - shoot sebatas pinggang ke atas.
4.
CU: close up - shoot scbatas leper ke atas.
f'ontoh bag mern,,-.11 direction secara cPriPrhnrIn kg
dalam shoot dengan kode sudut pengambilan kamera dapat dilihat
seperti berikut ini.
SEKELOMPOK ANAK PEREMPUAN SEDANG 13
ENIV1AIN RUMAH-RUMAHAN DAN
1 - 11: A T p2v1AN 1 I 11 - 14yA/ T)T
Cu: Ira ANTARANYA IRA/ SEMENTARA ITU,
BEBERAPA ANAK LAKI-LAKI TAMPAK
PULA SEDANG BERMAIN "GAMPAR"
T S DENGAN KAREL/ YONO DALAIVI PERIvIAINAN
T E R A re-r_fr i m,r,y . K E T T H A T A N T L I N C I T W C :

KARENA KEHABISAN
MS: Yono KARET/ 1113A-'11BA TERLIHAT BANYAK
MS: Ira dan teman KARET DIPERGELANGAN TANGAN IRA
TS YONO / LALU MENGHAMFIRI
1
CU: Yon() Minta karetnya, Irl"/
SAMBIL MASIH ASYIK DENGAN
BONEKANYA, IRA MENGELUARKAN MS: Ira
dan temannya KARET DARI TANGANNYA /
_NIEMAN-
CU: Ira DANG YONO SEKILAS,/ LALU
MEMBERIKAN KARETNYA
16. Ira
T S "Nihri
Instruksi kamera itu kemudian dituliskan di dalam shoot-
ing list sehingga baik sutradara dan kerabat kerja terutama
kameramen memperoleh pedoman pengarah shooting.

B. Contoh Naskah Sinetron


Wa yang Kancil
Sinetron
Naskah : Fred Wibowo
Duration : 25 menit
Skuen
Skene 1 : Credit Title
Balai Budaya Kita.
Episode : Wayang Kancil
Naskah : Fred Wibowo
Para Pemain
Kanjeng Sindhu : Fred Wibowo
Pak Waji : Wiryadi
Pak Leman : Ledjar
Sani : Sandr a
Bu Sindhu :Martha
Anang : Nanang
Mas Didik : Bambang S.
Mbak Ninin : Retno Dwiastuti
Orang asing : Jessica + Rachel
Beberapa figurari orang tua dan anak -anak Skene
2: Outdoor - halaman Balai Budaya - sore hari
IRA SEDANG BERMAIN BONEKA DAN RUMAH -
RUMAHAN DENGAN TEMANNYA, SEMENTARA

259
BEBERAPA ANAK LAKI-LAKI BERMAIN ADU KARET .
YONO KEHABISAN KARET DAN MELIHAT IRA
MEMBAWA KARET BANYAK . IA MENDEKATI IRA DAN
MEMINTA.
Yono : Ira minta karetnya!
Ira (MENYERAHKAN KARETNYA) Nih!
YONO MENERIMA KARET SAMBIL KETAWA
NAKAL. TIBA-TIBA YONO DAN TEMANNYA LARI
SAMBIL MENGGULINGKAN RUMAH-RUMAHAN DAN
BONEKA. IRA DAN TEMANNYA BERTERIAK
Ira Yono nakal! Jahat!
IRA MENANGIS, SEDANGKAN TEMANNYA
MENGUMPULKAN KOTAK RUMAH-RUMAHAN ITU.
SEMENTARA ITU, MBAK NINING DAN MAS DIDIK
DATANG.
Mbak Nining : Ira kenapa menangis?
Ira : (TERISAK) ...Yono jahat.
Mas Didik : Jahat bagaimana?
Ira : Tadi sudah saya tolong, saya kasih
karet, malah rumah boneka saya
dirusak.
Mbak Nining : Oh, begitu.
Ira : Saya sudah baik, dia malah membalas
jahat.
Mas Didik Sudah. Sekarang rumah
bonekanya
dikumpulkan lagi nanti Mas Didik
cerita.
Skene 3: Indoor/outdoor - tempat penonton - pagi hari
PARA PENONTON YANG TERDIRI DARI ORANG TUA,
REMAJA DAN ANAK-ANAK TAMPAK SEDANG ASYIK
MENIKMATI PERTUNJUKAN WAYANG KANCIL YANG
DIMAINKAN OLEH MAS DIDIK DAN MBAK NINING. DI
260
ANTARA PENONTON TAMPAK PAK WAJI DAN SANI,
AKTIVIS BALAI BUDAYA, PAK LEMAN DAN ANANG,
PEMILIK WAYANG KANCIL, KELIHATAN DI DEKAT
DALANG.
Skene 4: Indoor - di pendopo BBM-pagi hari
MAS DIDIK DAN MBAK NINING SAMPAI PADA
ADEGAN TERAKHIR DI MANA KANCIL MENYURUH
BANTENG MENYINGKIRKAN POHON DART PUNGGUNG
BUAYA. BUAYA BERJANJI TIDAK AKAN SEMENA-MENA
TERHADAP YANG LEMAH.
ANAK-ANAK BERNYANYI BERSAMA KANCIL DAN
HEWANHEWAN MENJELANG PERTUNJUKAN SELESAI.
MEREKA BERSORAKSORAI SESUDAH MAS DIDIK
MENANCAPKAN KAYON. BEBERAPA DI ANTARA ANAK-
ANAK LALU MENGERUMUNI MAS DIDIK DAN MBAK
NINING MAU MEMEGANG KANCIL. MAS DIDIK DAN MBAK
NINING MELAYANI DENGAN SABAR.
Skene 5: Indoor - Balai Budaya-siang hari
MAS DIDIK DAN MBAK NINING BARU SAJA SELESAI
MEMBENAHI WAYANG KETIKA PAK WAJI DATANG
BERSAMA BU KANGJENG SINDU DAN PAK RUSLAN.
Pak Waji : Mas Didik, ini Bu Kanjeng Sindu.
Behan dari Sulawesi.
Mas Didik : Didik.
Mbak Nining : Nining.
Bu Sindu : Hebat permainan kalian. Saya senang
sekali. Sebetulnya saya pun punya
macam-macam cerita kancil dari
Sulawesi yang disebut pulandok.
Mbak Nining :Wah sebetulnya kalau Thu dapat
bercerita kepada kami, kami senang
sekali.

261
Bu Sindu : 0, tentu, saya senang kok. Begird
Kilian dating- saja KC nimaEL besok.
sore, saya akan meneeritakan banvak
dongeng kancil.
Skene 6 : Outdoor - jalanan dekat Balai Budaya - sore
han SEBUAH COLT ANGKUTAN UMUM BERHENT1 DI
'MX TAT A 'AT T3 A ir 1 11 1%. A A 111 T1 111) 1 IT, I 1 I 1-'1-1 I ' I 9 A 1.) 1
I-11N J/-11.d-11 1. LEAVI_Z-IIN L.//-5.1X1.

ARAH LAIN KELIHATAN NINING DAN SANI PAKAI SEPEDA


DAN BERTERIAK
Mbak Nining : Pak Leman, Pak Leman!
PAK LEMAN BERHENTT, MENENGOK ARAH SUARA,
T A T TT 'T'r99 TN/T Th 4 1....TEXTTN-Tr- 7-'-% A -NT C A 7,-TT TT T17T 71.0 1-1 A 13-r
L.1-11_,LO I ILI\ 0.1....LN 1 l../1 Vi . 1 N 11 NI 'LT L./19,1N J29.1,4 1 L L.111.1-J 1V L4!IAA I

SEPED A DA N JAL AN BERI RI NGAN DE NG AN P AK L


EMA N.
Mbak Nining : (ANTUSIAS) Wah kami dapat cerita
kancil baru. Lucu.
e : ic AILTc^AT 12VT)CUTor Al Tr" AM\
Jdl ll \ - . 7 . ( 31 L / La/

Sulawesi. Hebat, Pak. Karrii dari mmah


Mas Didik .dan Mas Didik sudah
setuju untuk membuat pertunjukan
bulan depan.
tvlbak . Lan-}.a ada sat-a binatareg yang
harus dibuat baru, Pak. Soalnya
binatang itu tidak ada di Jawa.
Pak Leman : Oo, kalau hanya menatah satu
binatang saja saya masih sanggup.
Mbak . Nlas Didik yang n-rernbawa gambar
foto binatang itu.
Pak Leman : Ya, ya, jadi pertunjukan rnendatang
akan disajikan kancil cerita dari
Sulawesi. tiagu_s!
Mereka b.tiga memasub' Balai Budaya.

262
Sekuen II
Skene 7: Indoor - rumah Pak Leman - slang han
ANANG, CUCU PAK LEMAN KELIHATAN SEDANG
BERMAIN-MAIN DENGAN WAYANG KANCIL. IA
SEDANG MENCOBA MENIRUKAN APA YANG
DIMAINKAN OLEH MAS DIDIK DAN MBAK NINING.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SEORANG TAMU
MENGETUK PINTU. ANANG MEMBUKAKAN PINTU
DAN ORANG ITU BERTANYA
Orang Asing : Betul ini rumah Pak Leman?
Anang : Betul.
Orang Asing : Oh, boleh saya ketemu.
Anang : Sebentar ya, mari masuk! Mbah!
Mbah tamu!
ANANG MASUK KE DALAM. SEMENTARA ORANG
ASING MELIHAT LIHAT WAYANG YANG BARU SAJA
DIMAINKAN OLEH ANANG.
PAK LEMAN KE LUAR BERSAMA ANANG DAN BER-
SALAMAN DENGAN ORANG ASING ITU.
Pak Leman : Leman! Mari silahkan duduk. :
Orang Asing Barbara, saya dari Lembaga
Penelitian Cerita Anak Anak Australia.
Saya tertarik Wayang Kancil
Pak Leman : Kami barn saja pertunjukan di Balai
Budaya.
Orang Asing : Ya, saya nonton. Saya pikir
wayang ini juga bagus untuk anak-
anak di Australia. Karena itu, saya
tanya alamat Bapak dan cari ke sini.
Pak Leman : Maksudnya!
Orang Asing : Apa bisa wayang itu dibeli?
PAK LEMAN AGAK TERTEGUN. IA MEMANDANG
CUCUNYA. ANANG PUN KEBETULAN MEMANDANGNYA

263
Anang : Aja Iho, Mbah!
Pak Leman : Oh, oral!
PAK LEMAN MEMANDANG ORANG ASING ITU
SERAYA BERKATA
Pak Leman : Wah, kami tidak menjualnya karena
sering dipakai di Balai Budaya dan
cucu saya sangat meneintai wayang
ini.
Orang Asing : Bapak 'kan gampang beli lagi.
Pak Leman : Wah, ini peninggalan orang tua.
Sekarang sudah sulit untuk
mendapatkan lagi yang lengkap
seperti ini.
Orang Asing : Ya, saya mau yang lengkap. Jumlah
berapa?
Pak Leman : Ada 130 wayang.
Orang Asing Begini, saya beli 7.000 dolar. Bapak
`km bisa sunlit buat lagi orang ahli.
Pak Leman Oh, maaf, wayang ini tidak akan
saya jual.
Orang Asing Balk, saya tak paksa. Tapi dua
minggu lagi saya datang. Barangkali
Bapak mau menjual. Saya masih cari
macam-rnacarn permainan untuk
anak-anak. Okey. Begitu dulu, saya
permisi.
Pak Leman : Ya, ya! Selamat jalan.
TAMU BERSALAMAN DENGAN PAK LEMAN DAN
ANANG LALU PERGI. PAK LEMAN MENGAWASI TAMU ITU
LALU MEMANDANG CUCUNYA BEGITU PULA ANANG.
ANANG MENGANGKAT SI KANCIL SAMBIL BERGUMAM.
Anang : E... banteng, saya itu mau diajak ke

264
Australia! Jangan mau Cil! Nggak, enak
aja!
Fade Out
Skene 8: Outdoor - pinggir jalan sekitar Balai Budaya -
siang hari
WAWAN, SANI DAN NINING BARU SAJA SELESAI
MEMASANG POSTER PERTUNJUKAN WAYANG KECIL.
BEBERAPAANAK DATANG MENGERUMUNI.
Anak 1 : Ada wayang kancil lagi Mbak?
Sani : Ya, dan ceritanya dari Sulawesi.
Anak 2 : Cihuy, kita nonton ya!
Wawan : Jangan lupa ajak teman-teman lain
juga.
Anak 1 : Ya, aku mau nonton dengan
kakakku.
Anak 3 : Aku dengan teman-temanku.
Mbak Nining : Bagus. Ayo adik-adik.
WAWAN, SANI, DAN NINING NAIK SEPEDA
MENINGGALKAN ANAK-ANAK YANG MASIH
MENGERUMUNI POSTER.
Anak 3 : Wah, ini tentu hebat.
Anak 2 : Yuk, kita beri tahu teman-teman.
Semua : Yuk!
ANAK ANAK MENGHAMBUR SAMBIL BERSERU
Anak Anak Hidup kancil! Hidup kancil...!
Fade Out
Skene 9: Indoor - Rumah Pak Leman - malam hari
BU ARDI SEDANG MEMINTA SESUATU PADA PAK
LEMAN. PAK DAN BU LEMAN MENDENGARKAN.
Bu Ardi : Bagaimana lagi, Bapak dan Thu tahu
'kan pikiranku hanya supaya utang kami
dapat

265
Pak Leman : Lalu butuhmu berapa?
Bu Ardi : Lima puluh juta, Pak.
Pak Leman : Lima puluh juta.... Lima puluh juta
ikan sama dengan 7.000dolar. Padahal
rumah ini belum selesai kuangsur, jadi
nggak bisa kujual.... Wah, susah

Bu Ardi : Tolonglah, Pak. Ini satu-satunya


harapan.
PAK LEMAN MEMANDANG JAUH MENERAWANG. Fade
Out
Skene 11: Indoor - Starindo - pagi hari
Pak Leman : Selamat slang.
Petugas : Ada yang bisa saya bantu.
Pak Leman : Ya, terima kasila. Saya rnau rnengirim
barang.
Petugas : Barangnya apa, Pak?
Pak Leman : Kotak wayang. Satu kotak wayang
isinya wayang kancil.
Petugas : Dikirim kepada siapa?
Pak Leman : Kepada Miss Barbara Winston,
Sidney Australia. Ini alamatnya.
DISSOLVE TO
Skene 12: Outdoor - peti kemas - pagi hari
PETI KEMAS KELUAR DART GARASI.
Fade Out
Sekuen IV
Skene 13: Indoor - pendopo Balai Budaya - pagi hari
ANAK-ANAK KELIHATAN BERKUMPUL DI BALAI
BUDAYA MENGERUMUNI MAS DIDIK DAN MBAK NINING.
DI ANTARANYA KELIHATAN ERNA, WAWAN, SANI, PAK
WAJI DAN PAK RUSLAN. MEREKA KELIHATAN

266
SEDIH, TETAPI MAS DIDIK DAN MBAK NINING
MENCOBA RIANG MENYEMANGATI ANAK ANAK.
Mas Didik : Nah, jadi hari ini Mas Didik dan
Mbak Nining akan cerita saja
tentang si kancil.
Anak 1 : Tapi kancilnya nggak ada!
Mbak Nining : Kancilnya sedang berkunjung ke
Australia. Jadi,nggak bisa menemani
kalian.
Anak 2 : Perginya lama?
Mas Didik : Mungkin lama.
Semua : Waaaah.
Anak 3 : Kancil kok boleh pergi.
Anak 4 : Kancil pulangnya kapan?
Mas Didik : Mbak Nining sama Mas Didik
nggak tahu. TapiMas Didik dapat
bercerita yang bagus sekarang.
Nah, supaya kalian nggak kecewa
Mas Didik bercerita ya!
PAK WAY BERGUMAM PADA SANI DAN PAK RUSLAN.
Pak Waji : Kasihan anak-anak.
Sani : Yah, mereka sangat cinta pada
kancil.
Pak Ruslan : Sayang kancil sudah pergi dan
mungkin selamanya.
Fade Out
Sekuen V
Skene 14: Indoor - kamar Anang-malam hari
ANANG KELIHATAN MURUNG MENGGAMBAR
KANCIL DI BUKU TULISNYA. PAK LEMAN MASUK
KAMARNYA MEMPERHATIKAN.
SAMBIL DIAM ANANG MENOLEH MBAHNYA.

267
Pak Leman : "Kau tidak belajar, Nang!"
Anang (MENGGELENG) "Kancilku
sekarang sedang apa ya, Mbah?"
Pak Leman "Karen malam, ya sedang tidur."
Anang : "Kok tidak kembali, Mbah?"
Pak Leman : (MENARIK NAPAS PANJANG)
"Kamu kirim surat saja. Saya 'kan
punya alamatnya di Australia.
Anang : Oh, boleh mengirim surat, Mbah?
Aku mau! Aku sudah pingin
ketemu kancil lagi je, Mbah.
ANANG DAN MBAR LEMAN SALING MEMANDANG.
PAK LEMAN MEMBELAI RAMBUT ANANG. TIBA-ITBA
MEREKA SALING BERANGKULAN.
Fade Out
Skene 15: Indoor - pendopo Balai Budaya - sore hari
ANAKANAK KELIHATAN SEDANG LATH-IAN TARI
BERSAMA MBAK ERNA DIBANTU SANI. BEGITU SELESAI
MEREKA MASIH BERICUMPUL KUMPUL.
Anak 1 Mbak Sani kapan kancil pulang?
Anak 2 Katanya sudah nggak pulang lagi
ya?
Sani Mbak Sani tidak tahu. Tapi
mungkin lebih baik kamu kirim
surat saja.
Erna Ya, nanti saya mintakan alamat Pak
Waji.
Anak 3 Saya juga minta ya, Mbak.
Anak 4 : Saya juga, Mbak. Australia itu `kan
jauh ya, Mbak?
Sani : Coba kamu kirim surat saja semua.
Siapa tahu kancil juga rindu pada
kalian.

268
Anak-Anak : Ya, saya mau. Ya, saya mau.
Cut to
Skene 16 out door - halaman Balai Budaya - sore hari
Adi : Nang kapan kancil pulang!
Anang : Aku sudah kirim surat ke Australia."
Ridwan : Aku juga mau kirim surat, Nang
Anang : Kirimlah surat rame-rame! Nand
kukasih alamatnya.
Semua Baik! Yuk ke rumahku!
Fade Out
Sekuen IV
Skene 16: Indoor - ruang lembaga riset Australia - pagi
hari
Lambang Kanguru dengan tulisan:
"Child Folklore Research Institute"

TAMPAK DALAM RUANG, MRS. BARBARA SEDANG


MENGAMATI SUATU BONEKA DARI INDIA. MISS ANNA
DATANG MEMBAWA SETUMPUK POSTCARD.
Anna : Barbara... ini sembilan surat lagi dari
anak-anak Indonesia.
Barbara : Untuk kancil.
Anna : Ya, clan aku catat sudah delapan
puluh tiga surat yang tanya tentang
kancil. Ada nama-nama sama yang
sudah kirim surat post card sampai
lima kali.
Barbara : Rupanya mereka. Mereka sangat
mencintai kancil, coba dengar ini
suratnya: Kancil apa kabar? Aku
sudah rindu kamu, Cil. Kapan kamu
pulang! Di sini kamu senang, tapi aku

269
dan teman-teman sedih semua. Aku
senang sekali kalau kamu mau pulang
lagi, Cil. Lalu kau cerita tentang
Australia. Udah ya sampai di size dulu.
Salam sayang. Santi. (Surat itu
diterjemahkan dalam bahasa hvgris
kepada Anna).
Anna : Barbara... aku pikir kalau wayang
itu di sini hanya sesekali dilihat anak-
anak... dan tidak ada yang bisa
main....
Barbara : Tapi aku dulu membeli wayang itu
cukup mahal.
Anna : Mungkin di Indonesia jauh lebih
bermanfaat daripada di sini. Apalagi
anak-anak itu `kan dari keluarga
sederhana yang tak punya banyak uang
untuk membeli atau membuat wayang
yang baru.
Barbara : Tapi agak sulit mengembalikan
wayang itu karena aku harus
mempertangg ungjawabkan
keuangan.
Anna : Yach, tapi kalau anak-anak Indonesia
lebih membutuhkan.
Skene 18: Outdoor - halaman. Balai Budaya - sore hari
ANAK ANAK MENUNGGU MAS DIDIK BERSAMA MBAK
NINING. MEREKA NGOMONG-NGOMONG DI TEMPAT
DUDUK PENONTON. SESAAT KEMUDIAN MAS DIDIK
DATANG BERSAMA BEBERAPA ANAK. BEBERAPA ANAK
YANG DUDUK MELIHAT MAS DIDIK LARI MENGHAMBUR
Anak 1 : Mas Didik, mana kancilnya?

270
Mas Didik : Sebentar...! Sini, sini duduk manis
dulu.
Anak 2 : Saya sudah kepingin ketemu kancil.
Mas Didik : Begini, Mas Didik akan cerita saja
kepada kalian.
Sernua : Waaaahh... cerita lagi.
Anak 3 : Kalau cerita, ibu juga sudah cerita
setiap malam.
Mbak Nining : Habis kancil masih di
Australia.
Anak 4 : Ehm.... Kalau cuma cerita aku nggak
mau.
Anak 2 : Mas Didik, kancil disuruh pulang.
Anak 1 : Sudah dikirirni surat juga nggak
pulang.
KETIKA ITU, KELIHATAN PAK WAJI MENGHAMPIRI
MEREKA SAMBIL MEMI3AWA SURAT
Pak Waji : Dengar anak-anak, aku membawa
sesuatu.
ANAK ANAK MELIHAT PAK WAJI.
Pak Waji : Dengar, aku membawa surat dari
kancil di Australia.
Cut Rhime
Skene 19: Indoor Pertunjukan kancil - pagi hari
KELIHATAN ANAK ANAK BERSORAK DAN GEMBIRA
BERSAMA. KETIKA MELIHAT KANCIL MENARI, BEBERAPA
ORANG TUA JUGA KELIHATAN GEMBIRA.
: Teman-teman kita ketemu kembali,
Mbak Nining aku rindu pada kamu.
Anak-Anak : Aku juga, Cil. Terima suratku
nggak. Cil, jangan pergi lagi ya!
Mbak Nining : Aku juga terima surat kalian. Terima

271
kasih bahwa kalian mencintaiku. Aku
juga mencintai kalian, dan sejak
sekarang aku tidak akan pergi lagi.
Anak-Anak : (BERSORAK)
Mbak Nining : Senang kalau aku tidak pergi?
Anak-Anak : Senang!!
Mbak Nining : Bagus! Aku tidak pergi malahan aku
membawa kawan dari Australia. Ini
kuperkenalkan, namanya Kanguru.
Mas Didik : Coba tirukan teman-teman.
Namaku, Kanguru!
Anak-Anak : Kanguru!! Kanguru!! Kanguru!!
Kancil teman Kanguru... Kancil dan
Kanguru.
SEMUA ANAK TENGGELAM DALAM KEGEM-
BIRAAN. MEREKA BERNYANYI BERSAMA KANCIL
DAN KANGURU. PAKWAJI KELIHATAN BERSAMA
KANJENG SINDU DAN ISTRINYA. KANJENG SINDU
TAMPAK TERTEGUN MENYAKSIKAN KEBAHAGIAAN
ANAK ANAK SEMENTARA ITU, MAS DIDIK DAN MBAK
NINING BERDIRI MEMBER' KESEMPATAN ANAK ANAK
MEMEGANGI KANCIL DAN KANGURU DENGAN
GEMBIRA SEMUA HANYUT DALAM KEGEMBIRAAN.
Credit Title: Selesai

272
Bab I S
Aktor dan Bintang Televisi

SUTRADARA ternama dari _Laboratorium Teater, Richard


Boleslaysky dalam bukunya 6 Pelajaran Pertama bagi Seorang
Aktor mengatakan, untuk menjadi bintang seseorang tak perlu
bekerja keras. Cukup apabila is berparas cantik atau berwajah
tampan, selebihnya faktor keberuntungan. Sebaliknya, seorang
aktor, untuk dapat disebut sebagai aktor, seorang harus
sungguh bekerja keras agar dirinya. mampu menjadi tokoh apa
pun secara meyakinkan. Seorang bintang akan menjadi pudar
ketika usianya berangkat menjadi tua. Sebaliknya, seorang
aktor, semakin tua usianya akan semakin mengagumkan.
Apa yang dikatakan oleh Richard Boleslaysky, seolah-olah
aktor dan bintang merupakan dua profesi yang secara ekstrem
bertolak belakang dan memiliki karakter yang sangat berbeda.
Sayang sekali apa yang dikatakan itu benar. la tidak
berlebihan. Namun, dalarn hal ini bukan untuk membedakan
antara pemain drama panggung itu aktor, sementara pemain
film atau sinetron sebagai bintang. Oleh karena itu, pemain
drama panggung lebih bermutu dari pemain film atau sinetron.
Aktor dan bintang adalah atribut yang dapat diterapkan baik
pada pemain drama maupun pemain film atau sinetron.
Akan tetapi, Boleslaysky ingin mengatakan suatu sikap
mental dan kualitas profesi. Sikap mental dan kualitas profesi

273
seorang aktor dan seorang bintang. Aktor bukan seorang yang
memamerkan ketampanan dan kecantikannya, melainkan
kemampuan dalam memerankan tokoh yang ia hidupkan dan
hadirkan dalam realitas seni pertunjukan. Sebaliknya, bintang
adalah seorang yang dikenal bukan karena kehebatan dalam
menghidupkan tokoh yang dimainkan, melainkan karena
ketampanan dan kecantikan. Seorang aktor film atau sinetron
berbeda dengan seorang bintang dalam film atau sinetron.
Mengapa Boleslaysky merasa perlu untuk memberi istilah
berbeda untuk pemain seni pertunjukan itu.
Kebanyakan orang mengira mudah memerankan suatu
tokoh dalam seni pertunjukan di panggung, film atau sinetron.
Begitu besar hasrat pemuda-pemudi menjadi pemain sinetron
supaya dapat tenar dan dikagumi. Benar akan demikian apabila
ia seorang yang tampan dan cantik. Sebab film atau sinetron
dapat memublisitaskan dan memopulerkan ketampanan dan
kecantikannya dengan cepat. Narnun, kekagurnan ini akan
memudar dan bergeser dengan cepat apabila ada wajah barn
yang lebih muda dan dengan demikian lebih tampak tampan
dan cantik. Ketika selera publik bergeser, tak ada sutradara
atau produser yang rnau memakainya pula. Kualitas profesi
semacam inilah yang disebut bintang. Oleh sebab itu, seorang
yang berkualitas bintang suka berulah aneh-aneh dan macam-
macam untuk rnenarik perhatian dan mempertahankan
popularitas. Dengan demikian, ia masih menarik produser atau
sutradara untuk melibatkarmya dalam produksi, karena masih
disebut-sebut.
Begitu menariknya profesi bintang ini sehingga sangat
diingini oleh pemuda-pemudi. Mereka mengira dapat menjadi
tenar dan terkenal seperti bintang-bintang yang mereka kenal
di masa kini. Mereka tidak tahu, ada ratusan bintang yang
gagal dan hidup tak menentu. Kehidupan mimpi dan penuh

274
kepura-puraan ini membius banyak anak muda sehingga
kalau perlu mengorbankan segalanya. Berbagai macam cara
dilakukan untuk dapat main film atau sinetron. Hanya mereka
tak mau bekerja keras untuk itu. Kebanyakan anak muda tak
suka berlatih dan bekerja keras untuk membentuk dirinya
menjadi berkualitas. Mereka hanya ingin main. Itulah yang
menyebabkan akhirnya mereka hanya berkualitas bintang.
Sementara itu, seorang aktor tumbuh dari kemampuannya
yang meyakinkan berkat suatu kerja keras, pendidikan dan
usaha mengembangkan diri secara terus-menerus. Itulah
sebabnya, seorang aktor semakin tua semakin terasa berbobot.
Marlon Brando, Dustin Hoffman, Richard Burton, dan Alpacino
adalah aktor-aktor yang tidak pemah pudar karena usia.
Biasanya seseorang lalu bertanya: kerja keras macam apakah
supaya seseorang memiliki kualitas seorang aktor?
Pertama, seorang aktor sebagaimana namanya harus
memiliki kemampuan dengan kualitas ahli dalarn seni berakting.
Kemampuan ini tidak cukup dipelajari satu-dua bulan, melainkan
bertahun-tahun dan terus-menerus. Untuk itu, seseorang dapat
menempuh pendidikan seni pertunjukan/teater dan film secara
akademis. Di samping itu, bergabung dengan grup-grup teater
yang serius, memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat.
Selebihnya, berlatih sendiri secara pribadi dan terus-menerus
sepanjang hidup.
Kedua, menempa diri dalam kemampuan intelektual dan
inteligensia. Membaca buku apa raja terlebih buku-buku seni,
fiLsafat dan ilmu-ilmu sosial menjadi sangat penting. Kemajuan
intelektual akan meningkatkan daya pikir dan kepekaan analisis
seorang aktor, ketika is menghadapi peran-peran yang sangat rumit.
Seorang aktor yang tidak memiliki intelektualitas dan inteligensia
tinggi akan menjadi tanggung dan sulit berkembang. Malas membaca
itu kelemahan kebanyakan pemain film atau sinetron.

275
Banyak para remaja, pemuda atau mahasiswa yang pernah
menyatakan, mereka ingin ikut main dalam sinetron. Mereka
bertanya, apa syaratnya untuk dapat menjadi bintang sinetron.
Sama dengan Boleslaysky, jawabarmya seperti berikut ini.
"Untuk menjadi bintang Anda hanya perlu wajah cantik atau
tampan. Kalau Anda merasa itu Anda miliki, silakan datang ke
rumah produksi (production house) atau sutradara yang sedang
menggarap serial sinetron dan mengadu keberuntungan Anda!
Menjadi bintang hanyalah masalah keberuntungan. Namun,
menjadi aktor dituntut banyak syarat."
Ternyata di antara para pelamar, ada beberapa yang menya-
takan ingin menjadi aktor. Mereka bertanya, syarat apa yang
harus dipenuhi dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
belajar? Pertanyaan ini berat dan cukup mendasar. Jawabannya,
syarat menjadi aktor adalah mengabdikan diri sepenuhnya
dengan seluruh kemauan, ketekunan dan kesetiaan untuk terus
belajar dan mencipta. Berapa lama waktu yang diperlukan,
adalah sepanjang usia kits! Apakah jawaban itu berlebih-lebihan.
Tentu sama sekali tidak.
Seorang aktor adalah seorang seniman. Seorang yang terus-
menerus mencari. Mencari berarti meneliti, belajar dan mencipta.
Proses ini terus berjalan sepanjang hidupnya dan tak pernah
berhenti. Ketika seorang seniman berhenti mencari, ia sampai
pada stagnasi yang hams ia pertanyakan pada dirinya apakah di
sini batas kapasitas proses kreatifnya? Atau ini sekadar
perhentian untuk suatu pertcarian yang lebih mendalam lagi dari
kesenian yang ditekuninya. Seorang Dustin Hoffman, Alpacino,
atau Kevin Costner tidak pernah berhenti mencari. Oleh sebab
itu, ia akan tetap menjadi legenda yang tak pernah hilang dari
kurun masa dunia kesenian yang ditekuninya. Sementara itu,
bintang-bintang lain datang dan beberapa saat kemudian pergi,
silih berganti, tanpa meninggalkan bekas.

276
Nama-nama abadi, seperti Marlon Brando, Toshiro
Mifune, Franco Nero, John Barrymore merupakan nama-nama
para aktor yang tak pernah berhenti mencari. Orang menonton
mereka bukan karena ingin menonton wajahnya, melainkan
akan menikmati karakter yang dimainkannya. Dustin Hoffman
dalam The Graduate tentu bukan Dustin Hoffman dalam The
Rainman. Brando dalam The God Father berbeda dengan
Brando dalam The Last Tango in Paris. Dalam film Throne of
Blood (Kumonosujo) yang kita saksikan adalah tokoh Lord
Washizu bukan Toshiro Mifune. Demikian juga dalam film
Tsubaki Sanjuro, Mifune tenggelam dalam tokoh Sanjuro yang
diperankannya. Seorang aktor dikenal bukan karena dirinya,
tetapi karena tokoh atau karakter yang berhasil dihidupkannya.
Mendengar isi pernyataan itu sebagian minat calon untuk
menjadi aktor biasanya sudah turun dari separo. Namun, ini
malahan baik, sehingga mereka yang sungguh -sungguh
berminat menjadi aktor adalah mereka yang su ngguh teruji.
Sementara yang setengah-setengah Iebih baik tidak, daripada
menambah kelompok gagal yang kemudian tak tabu hams ke
mana. Sebab nama-nama yang sekarang dikenal, hanyalah
segelintir di antara nama-nama yang tak pernah disebut karena
gagal sebagai bintang.
Bagaimana proses mencari itu dapat dimulai. Paling baik
kalau kita ingin menjadi aktor adalah masuk dalam kelompok
teater yang konsisten di samping berguru secara pribadi kepada
tokoh-tokoh teater atau film yang sungguh berpengalaman,
mengikuti program akademis dan terus-menerus membaca buku
dan mencari buku yang berhubungan dengan profesi yang ingin
digeluti. Terjun dalam pergaulan seniman akan memperluas
wawasan dan orientasi. Ini berarti untuk menjadi seorang aktor,
seseorang hams bekerja keras, baik secara fisik karena hams
menjalani latihan-latihan dengan tetap, maupun

277
secara intelektual karena ia hams belajar berbagai disiplin ilmu,
mulai dari sastra, filsafat sampai ke ilmu-ilmu lain yang dapat
melengkapi perbendaharaan pengetahuannya dalam rangka
analisis dan sintesis, ketika ia sampai pada proses penciptaan.
Seorang aktor yang hanya mengandalkan kemampuan
keterampilan akting, tanpa dilengkapi oleh kemampuan intelektual
akan cepat berhenti. Kesulitan dari para calon aktor di Indonesia,
biasanya mereka malas membaca. Padahal semakin banyak
seorang aktor memiliki referensi bacaan, semakin lengkaplah
bahan olahannya dalam mencipta. Sebab memerankan suatu
karakter adalah mencipta.
Satu hal lagi yang diperlukan bagi seorang calon aktor,
bahwa keberangkatannya sebagai aktor sebaiknya bukan
dilandasi oleh hasrat supaya menjadi ternama atau kaya.
Kalau demikian, ia mudah patah di jalan. Motivasi semacam
itu ada pada seorang bintang. Namun, seorang aktor adalah
pejuang yang terus-menerus dalam proses mencipta. Kalau ia
ternama bukan karena itu yang ia cari pertama-tama,
melainkan hasil karya ciptanya yang sungguh bermakna.
Sebagaimana seorang presenter atau announcer, seorang
aktor memiliki latihan rutin sendiri di samping latihan di dalam
grup teater. Latihan di dalam grup teater biasanya merupakan
latihan untuk suatu pementasan atau latihan mengembangkan
suatu metode dan langkah peningkatan kualitas keaktoran.
Namun, sebagai seorang profesional, aktor seharusnya memiliki
latihan rutin di rumah. Latihan rutin ini berguna untuk tetap
menjaga kelenturan tubuh, stabilitas suara dan kepekaan
perasaan serta peningkatan pengetahuan. Jadi, latihan rutin ini
meliputi latihan fisik atau tubuh dan latihan pemikiran.
Untuk seorang yang ingin sungguh menjadi profesional,
latihan rutin untuk tubuh meliputi latihan senarn, senam
irama, gerak indah, sebagai sarana olah tubuh. Kemudian

278
dapat dipilih, sesuai dengan kemungkinan yang paling mudah
bagi yang bersangkutan, latihan tan, balet, silat atau anggar.
Mengapa? Keempat macam latihan itu, selain melatih tubuh
juga kepekaan, kekuatan, kecepatan dan pemikiran. Latihan
rutin ini hams secara disiplin dilakukan setiap hari sekurang-
kurangnya satu jam. Di sela-sela porsi latihan tetap ini, perlu
juga diseling beberapa latihan improvisasi gerak dan pantomim.
Latihan suara untuk seorang aktor perlu disertai latihan
pernapasan. Mempelajari pernapasan dengan metode yoga
akan banyak membantu dalam latihan vocal. Kemudian
metode latihan vokal seperti untuk presenter dan announcer,
dapat pula dipakai sebagai latihan vocal dalam teater.
Perbedaannya di dalam teater semuanya perlu dilakukan
secara lebih keras dan kuat.
Bernyanyi lagu seriosa tetap merupakan metode latihan
vokal yang paling baik bagi seorang aktor. Membaca puisi,
latihan mengucapkan petikan dialog panjang dari suatu
naskah dengan intonasi dan diksi yang benar, harus
merupakan kebiasaan seharihari. Gunakanlah waktu paling
sedikit 30-45 menit sehari untuk latihan vokal ini.
Latihan rutin yang lain berupa latihan ernosi. Mengkom-
binasikan dua atau tiga emosi secara berturut-turut dan mencoba
mengekspresikan sebaik-baiknya dalam improvisasi dengan gerak.
Latihan mencipta dengan emosi dart gerak, merupakan latihan
rutin yang sangat bagus untuk melatih kepekaan kreatif dan
terus-menerus menantang dan menumbuhkan sikap kritis dan
kreatif. Latihan ini dapat dijalani 30 menit sampai satu jam setiap
hari. Dengan uraian itu, untuk seorang profesional diperlukan
sedikitnya dua jam hanya untuk latihan fisik.
Untuk mempertajam hal-hal yang sifatnya pemikiran tak
ada cara yang lebih bagus, selain membaca. Yang ideal apabila
seorang aktor memiliki bibliotik sendiri. Tetapi hams diakui,

279
harga buku mahal, maka apabila membeli buku tak mungkin,
menjadi anggota dari semua perpustakaan yang ada merupa-
kan jalan terbaik. Perpustakaan universitas biasanya memiliki
buku-buku filsafat dan ilmu sosial yang diperlukan oleh
seorang aktor. Sebagai selingan, membaca novel bermutu dari
pengarang dalam negeri atau luar negeri, akan sangat berguna.
Membiasakan diri membaca buku pada jam tertentu setiap
harinya merupakan latihan dan tambahan pengetahuan yang
tak pernah ada batasnya. Paling bagus membaca buku antara
pukul 22.00-23.30. Bagi seorang aktor, membaca seharusnya
merupakan kebutuhan utama. Oleh karena itu, ada baiknya
sekurang-kurangnya 1,5 jam setiap hari disediakan untuk
membaca buku yang bermanfaat. Membiasakan selalu
membawa novel atau buku saku setiap bepergian merupakan
kebiasaan yang balk juga. Karma pada saat-saat harus
menunggu, waktu dapat digunakan untuk membaca.
Membaca selalu ada hubungan dengan menulis. Ketika
kita banyak membaca buku, maka sebetulnya kita juga
berpeluang untuk menulis. Kita dapat menulis untuk surat
kabar atau majalah mengenai bidang pengalaman, dengan
referensi buku-buku yang sudah dibaca. Menulis sebenarnya
memiliki beberapa kegunaan sekaligus mengasah kemampuan
kreatif; mengendapkan dalam pikiran dan memunculkan
kembali apa yang sudah dibaca dan dipelajari dari buku;
menghasilkan uang dari hash karangan. Seorang aktor yang
memiliki juga kemampuan menulis, memiliki keuntungan
ganda, kemampuan kreatif dan pemikirannya meningkat,
sementara is juga memperoleh penghasilan dari karya tulisnya.
Di samping itu, seorang aktor hams rnelengkapi kemam-
puannya dengan berbagai pengetahuan seni yang lain. Ada
baiknya apabila is banyak menyaksikan pameran-pameran
seni, seperti pameran lukisan, pameran seni rupa dan juga

280
pergelaran-pergelaran tari dan musik. Selain untuk keperluan
peningkatan apresiasi seni yang lain, aktifitas ini juga untuk
melatih agar semakin menjadi peka oleh berbagai rangsangan
karya cipta yang lain, yang akan melengkapi keseniannya.
Semakin banyak ia memiliki pengalaman dalam berinteraksi
dengan cabang kesenian lain, semakin utuh ia menjadi seorang
aktor, seniman, dan pencipta.

281
Siaran Kata

KETIKA Ted Turner membuktikan, siaran berita memiliki nilai


komersial tinggi dan tidak berbeda dengan siaran hiburan,
ketika itu hampir semua program televisi dicari konteks
hiburannya agar layak jual. Apa yang di masa lalu
dikategorikan dengan siaran kata, yang memiliki pengertian
pendidikan dan informasi series, kini tidak dikenal lagi.
Barangkali hanya pidato menteri atau presiden yang masih
murrti sebagai siaran kata. Selebihnya semua menjadi sangat
komersial. Program interview dan diskusi bahkan menjadi
program the talk show yang sangat komersial.
Dunia sudah berubah. Ukuran keberhasilan produksi
kini, dinilai dari rating, artinya keuntungan komersial yang
dapat diraih. Kendatipun demikian, masih banyak produser
yang tetap berpegang pada ukuran kualitas kultural. Mereka
insyaf, apabila semua program televisi hanya mendasarkan
muatan programnya pada kepentingan komersial, akhirnya
televisi akan kehilangan fungsinya sebagai medium yang
berguna bagi perkembangan hidup manusia dan pelestarian
alam lingkungan. Banyak produser dan masyarakat di dunia
sekarang menyadari bahaya televisi, apabila semata-mata
berfungsi demi kepentingan bisnis dan komersial.

282
Dari lain pihak, televisi yang lahir dari entitas ekonomi,
tak mungkin lepas dari kebutuhan pembeayaan yang tinggi.
Masalahnya, bagaimana pembeayaan yang tinggi tersebut,
dapat menghasilkan bukan sebuah omong kosong atau gaya
hidup konsumtif yang menyesatkan, melainkan suatu sikap
moral dan etika yang mengembangkan kecintaan pada seluruh
kehidupan dan alam lingkungan di bumi ini. Sehingga siapa-
pun yang menonton televisi, akan selalu berupaya ikut serta
melestarikan kelangsungan kehidupan yang berkelanjutan.

283
Daftar Pustaka

Assegaff, H. Dja'far. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Cetakan


Jakarta: Galia Indonesia.
Boleslaysky, Richard. 1949. The First Six Lessons. New York:
Theatre Art Book.
Brady, Ben & Lance Lee. 1988. The LInderstructure of Writing
for Film and Television. Austin: University of Texas Press.
Burrows/Wood/Gross. 1989. Television Production-Disciplines
and Techniques. Fourt Edition. Wm C Brown Publishers.
Caruso, James R.-Mavis E. Arthur. 1990. A Beginner's Guide
to Pro-ducing televisi. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall.
Hester, Albert L & Wai Lan J. To. 1987. Handbook for Third
World Journalists. The Center for International Mass
Communication Training and Research.
Junaedhie, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Kennedy, Thomas. 1989. Directing Video. White Plains, New York
10604-11SA: Knowledge Industry Publications, Inc.
Postman, Neil. 1985. Amusing Ourselves to Death. Viking Pen-
guin, Inc.

284
Rabiger, Michael. 1987. Directing The Documentary. Boston,
Lon-don: Focal Press.
Rosental, Alan. 1988. New Challenges for Documentary. Califor-
nia: University of California Press.
Siebert. Fred, Theodore Peterson, Wilbur Schramm. 1986.
Empat Teori Pers (terjemahan). Jakarta: Intermasa.
Wahyudi, JB. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra
Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1996. Dasar-Dasar Jusnalistik Radio dan Televisi. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Wurtzel, Alan-Stephen R. Acker. 1989. Television Production.
Third Edition. McGrawhill, Inc.
Yuri, Gabriel. 1973. Thinking about Television. London: Oxford
University Press.

285
Biografi Singkat

FRED WIBOWO, dilahirkan di


Yogyakarta, 30 November 1948.
Pendidikan: Fakultas Hukum UGM.
Melanjutkan studi di bidang komunikasi,
radio, televisi dan film di Sint Gabriel's
College-Hatch End, London, Inggris; Studi
Komunikasi dan Audiovisual di Commu-
nication Foundation for Asia-Manila,
Filipina; Studi Bidang Teater di Philippines Educational
Theatre Association-Manila, Filipina; Studi Program Televisi
di Kwangchi Program Service-Taipei, Taiwan.
Menekuni bidang drama dan drama televisi sejak 1964.
Memproduksi serial program televisi dengan film hitam putih
berjudul "Sandra", 36 episode di TVRI Yogyakarta (1977).
Menjadi Wakil Ketua Dewan Kesenian Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (1979-1997), Ketua Umum Dewan
Kesenian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1997-2002).
Bekerja di Studio Audio Visual Puskat dengan jabatan terakhir
Direktur Utama(hingga 2002) dan bertanggung jawab pada
training untuk RCTI dan TPI. Selain itu, is juga mengajar di
Universitas Atmajaya Jurusan Komunikasi(1996-2001), D3

286
Universitas Gadjah Mada(1997-2001) dan Institut Seni Indo-
nesia Fakultas Media Rekam(1997-2001) Mengajar SII Univer-
sitas Sanata Dharma Bidang Studi Religi dan l3udaya(1999-
2001). Menjadi Direktur Radio Sonora Yogyakarta dan Menjadi
Direktur Indriya Production Media Center(2002-hingga seka
rang).
Memproduksi sinetron dan film dokumenter, beberapa di
antaranya meraih International Award Film Festival di Berlin untuk
jenis documentary. Film Learning from Borobudur memperoleh
Special Award dalam Prix Futura International Film Competition di
Berlin (1991). Clean Water of The Family, Farm-ers Laboratory, How
to Save The Produce and Preserve The Environment, memenangkan
dua Golden Award dalam Green Week International Film
Competition (1992). Film Farmers Laboratory memperoleh Special
Award dari USA. Menggarap film co-production dengan housetop,
Inggris. Menulis dan menyutradarai sinetron lepas untuk Indosiar.
Menulis dan menyutradarai film serial Sultan Agung. Menulis
beberapa buku dan artikel di media massa.

287
indeks

A
D
ABG 64, 144
DBS 1 11
Adobe Premiere 43
Dinasti Tang 88 Doku-
After Effect 43 Anak
Drama 216 Doku-
Seribu Pulau 217
drama 216, 220, 224
ANTV 135 Aristoteles
50, 240, 241 Audio
E
Visual 10, 286
Editing online 44, 208
audio visual 99, 102
E LF 1 01
Aufklarung 95
E NG 1 6 0
equipment list 26
B
Extravaganza 60
BBC 48
Betacam SP 42
F
Bi ol og i 1 90
Feature 57, 67, 122, 189,
Boleslaysky, Richard 126, 273
192, 196
Brando, Marlon 275
Financial Oriented 29
Br asili a 9 0
fixed cost 30
broadcaster 9, 46, 205
FLOB 104
Floor Director 38
C
Floor plan 55
camera blocking 55
Format Skenario 256
close-up 28, 252
CNN 109, 132, 143
G
crew 34, 40
Grisham, John 234
Crichton, Michael 234

288
H P
Hamingway, Ernest 245 production budget 26
Hoffman, Dustin 275, 276 production manager 35
Program Vox-pop 71
I program vox-pop 76, 77
Inggris 94 Program Wawancara 45,
77 Program wicara 67
J
Jenny 235 Q
quality oriented 29
K
Kaset VHS 42 R
Kethoprak Humor 55, 65, 66 RCTI 58, 135, 286
King, Larry 85 Renungan Bulan Puasa 68
Kupas Tuntas 135 Republik Mimpi 58
Revolusi Perancis 95
L Roma Kuno 88
Laboratorium 273 ROSS 103, 107
Teater Liputan 6, Rumah Kita 56
135 live show 26, Rumah Unik 56
60 long shoot 258
S
M script breakdown 30
Magazine 196 Sekilas Info 68
magazine 61, 141, 196, 200 Selandia Baru 245
M a r xi s 9 6 sendratari 55
Mc Giver 235 Seputar Indonesia 135
Metro TV 58 Serikat, Amerika 96, 233
Mixing 43 Sheldon, Sidney 223, 234
Shoot, Total 40
N Si Kabayan 235
NHK 48 SNG 107
SO P 2 1
013-van 62 Spektrum 196
offline 42, 44, 63, 208 Sumatra 123, 189
online 43, 44

289
T
Talese, Gay 99
Talk Show 67, 77, 81
Timur Tengah 109 The
Daily Courant 88 The
New York Times 99
The X-file 235
Three D Max 43
Thomson, Hunter S.
99 TOPIK 135
Trans TV 135
Treatment 151, 155, 159
Turner, Ted 132, 282
TVRI 111, 196, 225, 244

U
UUD 98, 218

V
variable cost 30
video VHS 42
VOHN 104

Wayang Kancil 252, 259


Winfrey, Operah 85
Wolfe, Tom 99
Wong Fei Hung 235

Y
Yang Aneh dart Nyata 68

Zola, Emilie 156

290
Daya tank dan pengaruh program televisi sangat besar bagi
masyarakat. Namun kebanyakan program lebih menitikberatkan pada
segi-segi hiburan. Program semacam itu sangat kuat
mengembangkan gaya hidup mewah dan pola hidup konsumtif.
Tidak banyak program televisi yang sungguh bemilai. Sebab
memproduksi program yang sungguh baik, dalam anti menarik,
menghibur, tapi juga bertnanfaat bagi kehidupan, tidak sangat
mudah. Dibutuhkan kerja keras, ketekunan, dan keluasan padangan
atas dasar pengetahuan dan pengalaman untuk menciptakan program
yang baik. Oleh karena itu, menciptakan program dengan tanggung
jawab yang tinggi pada masa depan generasi muda dan
kelangsungan kehidupan manusia hams sangat menjadi perhatian.
Buku ini ingin mempersiapkan para produser dan pencipta
program yang baik. Sadar terhadap tanggung jawab profesinya, dan
memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana menciptakan
program televisi yang baik, dengan seluruh latar belakang persiapannya.
Apa yang dipaparkan dalam buku ini, di samping pengetahuan, juga
pengalaman dan latihan-latihan yang diperlukan oleh seorang produser,
broadcaster, dan pencipta program televisi yang professional. Tentu saja
bagi mahasiswa j urusan komunikasi dan broadcasting, buku ini
merupakan referensi yang sangat bermanfaat.
01 7-8

.rumahpinus0:yalloo.com
FRED WIBOWO TEKNIK PRODUKSI PROG

Anda mungkin juga menyukai