Abstract
This study aimed to determine the level of feasibility and response of chemistry
teachers to the performance appraisal instrument of the reaction rate practicum at
Mempawah Senior High School. This research took the form of research and
development (R & D) which adopted the development model of Borg & Gall. The
subject of this study was the student performance appraisal instrument assessed by
chemistry teachers at Mempawah Senior High School. The data collection instruments
used was the feasibility questionnaire and the chemistry teacher response
questionnaire. The results of data processing showed that the student performance
appraisal instrument on the reaction rate practicum developed was very feasible
(93.33%). The results of the initial trial of the chemistry teacher's response to the
product were obtained with a total score of 79.54% with interpretation classified as
good. While the main field tests, the teacher's response to the student performance
appraisal instrument was obtained with a total score of 81.22% with interpretations
classified as very good.
Keywords: Chemistry Teacher Response, Feasibility, Reaction Rate, Performance
Appraisal,
1
penilaian kinerja ini cocok digunakan untuk mencakup semua aspek. Wawancara juga
menilai ketercapaian kompetensi yang dilakukan terhadap beberapa siswa diperoleh
menuntut siswa untuk melakukan tugas informasi bahwa penilaian kinerja pada saat
tertentu seperti praktikum di laboratorium praktikum penting untuk dilakukan agar
(Kunandar, 2011). siswa dapat mengetahui nilai yang diperoleh
Menurut penelitian (Amelia dkk, 2015) saat praktikum. Guru juga menyatakan
sebagian besar guru belum membuat bahwa perlu dilakukan pengembangan
instrumen penilaian kinerja dan instrumen penilaian kinerja yang mudah
keterlaksanaan asesmen kinerja masih diaplikasikan.
rendah. Hal tersebut bersesuaian dengan hasil Penilaian kinerja dapat memberikan
studi pendahuluan yang dilakukan oleh lebih banyak informasi tentang kemampuan
beberapa peneliti yang mengungkapkan siswa baik dalam proses maupun produk.
bahwa umumnya kegiatan praktikum telah Penilaian kinerja memungkinkan siswa untuk
dilaksanakan oleh siswa, namun guru tidak menunjukkan keterampilannya dalam
maksimal dalam melakukan penilaian kinerja melakukan serangkaian langkah-langkah
(Novalia dkk, 2015). Sebagian besar guru praktikum. Selain itu, dapat memberi
hanya melakukan penilaian terhadap motivasi siswa untuk lebih meningkatkan
keaktifan siswa dalam bertanya atau kinerjanya sehingga keterampilan siswa
menyampaikan pendapat, kedisiplinan siswa, meningkat. Sudrajat (2011) berpendapat
dan kerjasama (Oktriawan dkk, 2015). Hal bahwa dengan adanya instrumen penilaian
ini disebabkan sebagian besar guru tidak kinerja, siswa diharapkan mengetahui apa
paham mengenai instrumen asesmen kinerja yang seharusnya dilakukan dan dipersiapkan
dan belum pernah membuat instrumen sesuai dengan panduan penilaian.
asesmen kinerja (Amelia dkk, 2015). Materi pokok yang dipilih untuk dibuat
Fakta tersebut diperkuat dengan penilaian kinerja yaitu faktor-faktor yang
penelitian pendahuluan pada tiga sekolah di mempengaruhi laju reaksi. Pemilihan
Kabupaten Memapawah yaitu SMAN 1 materi ini didasarkan hasil wawancara
Siantan, SMAN 1 Segedong, dan SMAN 1 dengan 3 guru kimia di SMA Negeri
Sungai Pinyuh. Dari hasil wawancara Kabupaten Mempawah dimana guru
diperoleh informasi bahwa kegiatan menyatakan bahwa praktikum faktor-faktor
praktikum jarang dilakukan. Guru yang mempengaruhi laju reaksi ini mudah
mengadakan kegiatan praktikum tetapi tidak untuk dilakukan. Alat dan bahan yang
melakukan penilaian kinerja siswa. Penilaian digunakan juga mudah untuk didapatkan.
yang selama ini dilakukan oleh guru hanya Selain itu, materi laju reaksi ini akan lebih
dilihat dari aspek melakukan tugas dengan mudah jika dijelaskan langsung melalui
baik, penguasaan materi, tepat waktu dalam praktikum jadi dapat mempermudah
tugas dan ketelitian. Penilaian kinerja pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
seharusnya memenuhi standar penilaian yang Pemilihan materi juga didasarkan pada
tercantum pada Permendikbud Nomor 66 kajian terhadap Kompetensi Inti (KI) dan
tahun 2011 yang menegaskan bahwa Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di
penilaian harus mengukur semua kompetensi silabus, dimana dalam pembelajaran
siswa berdasarkan proses dan hasil. menuntut untuk dilakukan praktikum.
Guru menyatakan tidak paham Berdasarkan uraian di atas, perlu
mengenai intrumen penilaian kinerja dan dikembangkan instrumen penilaian kinerja
belum pernah membuat instrumen penilaian yang sederhana, efisien sehingga mudah
kinerja. Tidak terlaksananya penilaian kinerja digunakan oleh guru. Mengingat belum ada
ini menyebabkan penilaian terhadap yang melakukan pengembangan instrumen
kompetensi keterampilan tidak terpenuhi penilaian kinerja siswa, maka dalam
secara keseluruhan sehingga penilaian tidak penelitian ini akan dilakukan Pengembangan
memenuhi standar penilaian yang harus Instrumen Penilaian Kinerja Siswa pada
2
Praktikum Laju Reaksi Kelas XI di SMAN pernyataan, menghitung persentase perolehan
Kabupaten Mempawah. skor tiap pernyataan, dan menghitung
persentase rata-rata kelayakan. Kriteria
METODE PENELITIAN kelayakan tiap pernyataan ditentukan dengan
Bentuk penelitian yang digunakan interpretasi Akbar (dalam Suwasono, 2017)
adalah penelitian dan pengembangan yang sudah dimodifikasi.
(Research&Development). Langkah ∑X
P = ∑ Xi x 100%
penelitian dan pengembangan yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan Keterangan:
langkah penelitian Borg & Gall. Menurut P = persentase perolehan skor
Borg & Gall (dalam Emzir, 2013), prosedur ∑ X = jumlah perolehan skor (skor total) tiap
penelitian dapat dilakukan dengan lebih item
sederhana. ∑ Xi = jumlah skor ideal (skor tertinggi)
Subjek dalam penelitian ini adalah Kriteria:
instrumen penilaian kinerja siswa pada 85,01 - 100% = sangat layak
praktikum laju reaksi yang diujicobakan pada 70,01 sd 85,00%= cukup layak
lima guru kimia di SMAN Kabupaten 50,01 sd 70,00%= kurang layak
Mempawah. Teknik pengumpulan data dalam 01,00 sd 50,00%= tidak layak
penelitian ini yaitu teknik pengukuran, teknik Angket respon guru kimia diberikan
komunikasi tidak langsung, dan teknik kepada guru kimia pada saat uji coba awal
komunikasi langsung. Teknik pengukuran dan uji lapangan utama untuk mengetahui
dilakukan dengan pengisian lembar respon guru kimia terhadap instrumen
kelayakan instrumen penilaian kinerja siswa, penilaian kinerja siswa. Skala yang
teknik komunikasi tak langsung dilakukan digunakan pada angket ini adalah skala
dengan pengisian angket respon guru kimia, Likert. Penelitian ini menggunakan skala
dan teknik komunikasi tak langsung berupa Likert dengan empat skala penilaian
wawancara tidak terstruktur pada guru kimia (kriteria), yaitu SS (Sangat Setuju), S
yang mengisi angket respon. Alat pengumpul (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat
data yang digunakan yaitu lembar kelayakan Tidak Setuju) pada tiap pernyataan positif
instrumen penilaian kinerja siswa, angket dan negatif. menghitung skor total tiap-tiap
respon, dan draf wawancara. penyataan sesuai kriteria, menghitung
Lembar penilaian kelayakan instrumen persentase perolehan skor tiap pernyataan,
penilaian kinerja siswa dalam penelitian ini dan menghitung persentase total respon.
diisi oleh ahli untuk mengetahui kelayakan Kriteria respon tiap perryataan ditentukan
produk untuk diujicobakan. Hasil lembar dengan interpretasi Riduwan (dalam Reski,
penilaian kelayakan digunakan sebagai bahan 2016) yang sudah dimodifikasi.
∑X
evaluasi untuk kemudian dilakukan P = ∑ Xi x 100%
perbaikan. Komponen standar kelayakan Keterangan:
instrumen penilaian kinerja siswa dalam P = persentase perolehan skor
penelitian ini adalah kelayakan isi, penyajian, ∑ X = jumlah perolehan skor (skor total) tiap
dan kebahasaan. Penyusunan lembar item
penilaian kelayakan dalam penelitian ini ∑ Xi = jumlah skor ideal (skor tertinggi)
disesuaikan dengan standar kelayakan bahan Kriteria:
ajar dari Badan Standar Nasional Pendidikan 0 - 20,00% = tidak baik
(BSNP) yang disesuaikan dengan kebutuhan 20,01% - 40,00%= kurang baik
penelitian. 40,01% - 60,00%= cukup baik
Hasil penilaian kelayakan dianalisis 60,01% - 80,00%= baik
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 80,01% - 100% = sangat baik.
menghitung frekuensi skor penilaian tiap-tiap Prosedur dalam penelitian ini mengacu
pernyataan, menghitung skor total tiap pada prosedur menurut Borg and Gall
3
(Setyosari, 2015) yang terdiri dari tujuh tahap HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu: (1) Tahap penelitian dan pengumpulan Kelayakan Instrumen Penilaian Kinerja
informasi yang terdiri dari studi pustaka dan Siswa
studi lapangan, (2) Tahap perencanaan yang Kelayakan instrumen penilaian kinerja
terdiri dari menentukan tujuan penggunaan siswa pada praktikum laju reaksi dilihat dari
produk, menentukan pengguna produk, hasil validasi yang dilakukan oleh validator
mendeskripsikan komponen-komponen pada aspek kelayakan isi, aspek kelayakan
produk yang akan dikembangkan, (3) Tahap penyajian, dan aspek kelayakan kebahasaan.
pengembangan format produk awal yang Validator pada aspek isi dan penyajian satu
terdiri dari membuat instrumen penilaian orang dosen pendidikan kimia FKIP Untan.
kinerja siswa, validasi, dan revisi, (4) Tahap Validator aspek kebahasaan satu dosen
uji coba awal dilakukan pada tiga sekolah pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Untan.
yaitu SMAN 1 Siantan, SMAN 1 Segedong Penilaian kelayakan dilakukan oleh ahli
dan SMAN 1 Sunyai Pinyuh, (5) Tahap revisi tujuannya untuk menilai kelayakan dari
produk yaitu melakukan revisi berdasarkan instrumen penilaian kinerja siswa pada
komentar dan saran dari angket respon, (6) praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi
Tahap uji lapangan utama dilakukan pada laju raaksi yang ditinjau dari aspek materi (isi
lima sekolah yaitu SMAN 1 Siantan, SMAN dan penyajian) dan aspek bahasa. Hasil
1 Segedong, SMAN 1 Sunyai Pinyuh, SMAN penilaian kelayakan menunjukkan bahwa
1 Anjungn, dan SMAN 1 Mempawah, (7) instrumen penilaian kinerja siswa sangat
Tahap revisi produk yaitu melakukan revisi layak digunakan dengan persentase 93,33%.
berdasarkan komentar dan saran dari angket Hasil penilaian kelayakan disajikan pada
respon guru kimia. tabel 1.
4
Tabel 2. Hasil Penilaian Validasi Materi terhadap Aspek Isi Produk
Skor
No. Butir Penilaian ∑X ∑Xi P(%) Kriteria
V
1. Sesuai indikator pembelajaran 5 5 5 100 Sangat
Layak
2. Operasional dan dapat diukur 5 5 5 100 Sangat
Layak
3. Kejelasan petunjuk 5 5 5 100 Sangat
instrument Layak
4. Kesesuaian dengan prosedur 5 5 5 100 Sangat
praktikum Layak
5. Pemberian skor jelas dan 5 5 5 100 Sangat
lengkap Layak
6. Kejelasan aspek yang dinilai 5 5 5 100 Sangat
Layak
7. Skor sesuai dengan tingkatan 5 5 5 100 Sangat
kemampuan Layak
8. Ditulis dalam bahasa yang 5 5 5 100 Sangat
jelas Layak
Rata-Rata 100 Sangat
Layak
5
3. Kelayakan Bahasa bagian yang perlu diperbaiki adalah daftar isi
Berdasarkan hasil penilaian bahasa, dan daftar pustaka, hal ini terkait dengan
dapat diketahui persentase kelayakan bahasa pengetikan daftar isi dan penulisan daftar
pada instrumen penilaian kinerja sisw secara pustaka. Menurut ahli bahasa, dalam
keseluruhan adalah 80% yang berarti pengetikan daftar isi sub judul harus sejajar.
termasuk dalam kriteria layak, hal ini Penulisan daftar pustaka spasi atau jarak
menunjukkan bahwa dari aspek kelayakan yang digunakan dalam satu daftar pustaka
bahasa, instrumen penilaian kinerja siswa menggunakan satu spasi. Maka dilakukan
yang dikembangkan layak untuk revisi pada daftar isi dan daftar pustaka.
diujicobakan. Saran dari ahli bahasa yaitu
Rata-Rata 80 Layak
Uji Respon Guru Kimia Uji angket respon guru kimia terhadap
Setelah melakukan validasi produk, produk ini digunakan untuk melihat respon
selanjutnya dilakukan uji coba tujuannya guru terhadap instrumen penilaian kinerja
untuk mengetahui respon guru kimia siswa pada praktikum laju reaksi dengan
terhadap produk pada kelas XI IPA di SMAN memberikan angket respon guru kimia.
Kabupaten Mempawah tahun ajaran Semua guru tersebut diberikan instrumen
2018/2019. Uji coba respon guru kimia penilaian kinerja siswa pada praktikum laju
terhadap produk ini dilakukan dua tahap reaksi yang telah direvisi berdasarkan saran
yaitu uji coba awal dan uji lapangan utama. para ahli pada uji kelayakan.
Uji coba awal sampel yang digunakan Uji coba awal diperoleh hasil
sebanyak 3 sekolah. Sekolah yang dipilih perhitungan terhadap aspek kontruksi
yaitu SMAN 1 Siantan, SMAN 1 Segedong, menunjukkan hasil 81,67%. Artinya,
dan SMAN 1 Sungai Pinyuh. Pada uji penyusunan butir-butir instrumen penilaian
lapangan utama sampel yang digunakan kinerja siswa secara keseluruhan jelas dan
sebanyak 5 sekolah yaitu SMAN 1 Siantan, dapat dipahami. Pada aspek isi diperoleh skor
SMAN 1 Segedong, SMAN 1 Sungai Pinyuh, total yaitu 77,78%. Hal ini menunjukkan
SMAN 1 Mempawah, dan SMAN 1 bahwa dalam instrumen penilaian kinerja
Anjongan. siswa ini materi praktikum yang disajikan
6
mudah dipahami dan dilakukan, materi isi siswa ini tidak terdapat kalimat dan bahasa
sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan yang bersifat ambigu, penjelasan kalimat
informasi yang disajikan jelas.Aspek menggunakan kalimat yang mudah dipahami,
selanjutnya yaitu aspek bahasa dengan skor dan istilah kata yang digunakan mudah
rata-rata 79,17%. Hal ini menunjukkan dipahami. Data hasil respon guru kimia pada
bahwa dalam instrumen penilaian kinerja uji coba awal disajikan pada grafik 1.
85%
84%
83%
81,67%
Persentase Respon
82%
81%
80% 79,17%
79%
77,78%
78%
77%
76%
75%
Kontruksi Isi Bahasa
Grafik 1. Hasil Angket Respon Guru Kimia terhadap Produk
7
85%
84%
83%
82%
81,67%
Persentase Respon
82%
81%
80%
80%
79%
78%
77%
76%
75%
Kontruksi Isi Bahasa
Grafik 2. Hasil Angket Respon Guru Kimia terhadap Produk
8
Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi. Asesmen Kinerja pada Praktikum
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Pengaruh Luas Permukaan Bidang
Kimia. 4(2): 543-555. Sentuh terhadap Laju Reaksi. Jurnal
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pendidikan dan Pengajaran Kimia. 4(2):
(2006). Intrumen Penilaian Tahap 1 593-604.
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar Reski. (2016). Pengembangan Suplemen
dan Menengah. Jakarta: BSNP. Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal
Emzir. (2013). Metodologi Penelitian Pada Materi Biosintesis Eikosanoid.
Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb
Jakarta: Rajawali Pers. /article/view/17641/15054. Diakses 27
Kunandar. (2011). Guru Profesional Oktober 2018.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Setyosari, P. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Pendidikan dan Pengembangan Edisi ke
Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Wali Empat. Jakarta: Prenadamedia Group.
Pers. Sudjarat, A. (2008). Pengembangan Bahan
Kusaeri dan Suprananto. (2012). Pengukuran Ajar Materi Pembelajaran Mapel
dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta:
Graha Ilmu. UNY.
Novalia, R., Fadiawati, N., dan Rosilawati, I. Suwasono. (2017). Pengembangan Media
(2015). Pengembangan Instrumen Ajar Line Follower Analog Pada Mata
Asesmen Kinerja pada Praktikum Pelajaran Perekayasaan Sistem Robotik
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Kelas Xii Teknik Elektronika Industri.
Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Pengajaran Kimia. 4(2): 568-580. dan Pengembangan. 2(1): 58-64.
Oktriawan, T., Fadiawati, N., dan Rosilawati,
N. (2015). Pengembangan Instrumen