Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASESMEN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


MATA KULIAH DASAR-DASAR SAINS
DOSEN PEMBIMBING: ALIK MUSTAFIDAL LAILI, S.Si., M.Pd.

OLEH :

1. ILHAM FIRDAUS TATYA ADMAJA (18184206001)


2. NURMA ANDHITA NOVITASARI (18184206006)
3. MOH. SYAFI’I PERISHAI MUNDIKA (18184206007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asesmen atau penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi
informasi untuk menentukan sejauhmana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan
untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi
peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang
diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan
umpan balik kepada pendidik agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses pembelajaran.
Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara. Misalnya
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper
and pencil test), penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Makalah ini diharapkan akan dapat membantu pembaca untuk memahami
tentang asesmen atau penilaian, khususnya penilaian kinerja.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud asesmen kinerja?
2. Apa saja keunggulan dan kelemahan asesmen kinerja?
3. Bagaimana langkah-langkah penyusunan asesmen kinerja?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian asesmen kinerja.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan asesmen kinerja.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan asesmen kinerja.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asesmen Kinerja


Asesmen kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang
ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli, penilaian kinerja
merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan, dan
keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun
produk. Asesmen kinerja bertujuan untuk mengetahui seberapa baik peserta
didik telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai
dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada
penilaian secara langsung, yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa
yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan
mengkaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta
didik.
Penilaian tersebut mengacu kepada standar tertentu. Standar diperlukan
dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasikan secara jelas apa yang
seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan.
Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan
sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria
performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas
gradasi mutu kinerja siswa mulai dari kinerja yang paling buruk hingga
kinerja yang paling baik disertai skor untuk setiap gradasi mutu tersebut.
Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja
peserta didik. Selain dari rubrik, penilaian kinerja terdiri atas komponen
lainnya yaitu task (tugas-tugas). Task merupakan perangkat tugas yang
menuntut siswa untuk menunjukkan suatu performance (kinerja) tertentu.
Berdasarkan cara melaksanakannya, asesmen kinerja dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Asesmen kinerja klasikal, digunakan untuk menilai kinerja siswa secara
keseluruhan dalam satu kelas.
b. Asesmen kinerja kelompok, untuk menilai kinerja siswa secara
berkelompok.
c. Asesmen kinerja individu, untuk menilai kinerja siswa secara individu.

2.2 Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Kinerja


Asesmen atau penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk
pembelajaran. Pada pembelajaran sains, asesmen kinerja lebih menekankan
pada proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara
langsung tentu lebih baik karena dapat memantau siswa secara otentik.
Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut tidak
dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama
sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah.
Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha
siswa dapat dilakukan terhadap produk. Melalui produk yang dihasilkan
dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan-tahapan
penyelesaian. Hal ini menyebabkan asesmen kinerja memiliki keunggulan
untuk pembelajaran sains jika dibandingkan dengan tes tradisional yang
berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
a. Keunggulan dari asesmen atau penilaian kinerja, antara lain:
1. Penilaian kinerja dapat mengukur kemampuan yang tidak dapat
diukur menggunakan alat penilaian lainnya.

2. Penggunaan penilaian kinerja sesuai dengan teori belajar modern.


3. Penggunaan penilaian kinerja memungkinkan hasil dalam pengajaran
yang lebih baik.
4. Dengan penilaian kinerja dapat mencapai pembelajaran bermakna dan
membantu memotivasi siswa.
5. Penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran.
b. Kelemahan dari asesmen atau penilaian kinerja, antara lain:
1. Sukar untuk melakukan penyekoran penilaian kinerja dengan cara
yang reliabel.
2. Dalam penilaian kinerja, sukar untuk membuat generalisasi tentang
keterampilan dan pengetahuan proses siswa.
3. Penilaian kinerja cukup memakan waktu dan sangat kompleks.
4. Pada kenyataannya ada hal-hal yang dapat membatasi penggunaan
penilaian kinerja, seperti persyaratan dan material peralatan yang
dibutuhkan.

2.3 Penyusunan Perangkat Asesmen Kinerja


Perangkat asesmen atau penilaian kinerja dapat dikembangkan dengan
melakukan uji coba dalam pembelajaran. Guru dapat menguji dan
mengembangkan task (tugas) dan rubrik penilaian kinerja agar cocok dengan
kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Hasil uji coba
dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar
menjadi lebih mudah dikerjakan, lengkap, dan aman dilakukan.
Metode-metode yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja antara
lain: observasi, interview, portofolio, penilaian essay, ujian praktik, penilaian
proyek, kuisioner, daftar cek (check list), penilaian oleh teman (peer
assessment), penilaian diskusi, dan penilaian jurnal kerja ilmiah siswa.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja,
antara lain:
a. Menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa.
b. Memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau
keduanya).
c. Memilih tingkat realism yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat
keterkaitannya dengan permasalahan nyata yang dihadapi siswa).
d. Memilih metode observasi, pencatatan, dan penskoran.
e. Menguji coba task dan rubrik berdasarkan hasil uji coba untuk digunakan
dalam pembelajaran berikutnya.
Pada praktiknya bentuk penilaian kinerja yang paling sering dilakukan
adalah dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak) dan skala penilaian.
a. Daftar cek
Pada penilaian kinerja menggunakan daftar cek (ya – tidak) peserta didik
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat
diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak,
misalnya benar-salah, atau dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan
demikian tidak terdapat nilai (kemampuan) tengah. Contoh penilaian
kinerja dengan menggunakan daftar cek:
Berilah tanda (√) pada kolom ”Ya” atau ”Tidak” sesuai dengan kegiatan
praktikum yang telah dilakukan!

No Kriteria Ya Tidak
Tahap Persiapan Praktikum:
Mengecek dan membersihkan alat-alat praktikum yang
1.
akan digunakan dengan kain lap/tissue.
Membaca lembar kerja siswa tentang praktikum yang
2.
akan dilakukan.
Tahap Pelaksanaan Praktikum:
Menekan karet pipet dengan jempol dan telunjuk
1. sebelum ujung pipet dimasukkan kedalam larutan yang
akan diambil.
2. Meneteskan zat dengan teliti sehingga tidak berceceran.
Memasukkan tabung ke penjepit tabung dari arah
3.
bawah.
Memanaskan tabung dengan posisi tabung dimiringkan
4.
dari sumber api.
Memanaskan tabung dengan posisi tabung tidak
5.
mengarah ke diri sendiri maupun siswa lain.
Membandingkan warna larutan seluruh tabung dengan
6.
menggunakan latar belakang kertas putih.
7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Mencatat hasil pengamatan dengan mematikan sumber
8.
api terlebih dahulu.
Mematikan sumber api dengan cara menggunakan tutup
9.
pemanas dan tidak mematikannya dengan cara meniup.
10. Melakukan kegiatan praktikum tepat waktu.
Tahap Akhir Praktikum:
1. Mencuci alat dengan air dan sabun.
2. Mengeringkan alat dengan kain lap/tissue.
3. Menyimpan alat yang telah dipakai pada tempatnya.
4. Membersihkan meja dan lantai di laboratorium.
5. Membuang sampah bekas praktikum pada tempatnya.

b. Skala penilaian
Penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan guru untuk
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena
pemberian nilai ini dengan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang
tersebut misalnya, sangat baik – baik – cukup – kurang. Penilaian
sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subyektivitas
dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian dengan skala
penilaian yang baik pada dasarnya masih harus dilengkapi dengan rubrik.
Contoh:
Rubrik penilaian pada praktikum enzim katalase

Keterampilan Sko
No Rubrik
yang dinilai r
1 Persiapan 30 - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan
percobaan keperluannya.
(menyiapkan alat - Rangkaian alat percobaan tersusun dengan
bahan) baik dan benar.
- Bahan-bahan tersedia di gelas kimia
dengan konsentrasi yang sudah
ditentukan.
20 Ada 2 aspek yang tersedia
10 Ada 1 aspek yang tersedia
2 Pelaksanaan 30 - Menggunakan centrifuge dengan tepat.
percobaan - Membuat ekstrak hati sehingga menjadi
supernatant yang dilakukan dengan benar.
- Menggunakan H2O2 ke dalam tabung
reaksi dengan konsentrasi yang tepat.
- Mengamati hasil percobaan dengan tepat.
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia
3 Kegiatan akhir 30 - Membuang larutan atau sampah ke
praktikum tempatnya.
- Membersihkan alat dengan baik.
- Membersihkan meja praktikum.
- Mengembalikan alat ke tempat semula.
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek yang tersedia
BAB III
PENUTUP

Adapun kesimpulan dari makalah ini, antara lain:


1. Asesmen kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang
ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Asesmen kinerja bertujuan untuk
mengetahui seberapa baik peserta didik telah mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang
telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung.
2. Keunggulan dari asesmen kinerja salah satunya adalah dapat menilai proses
dan produk pembelajaran, sedangkan salah satu kelemahannya adalah
penilaian kinerja cukup memakan waktu dan sangat kompleks.
3. Perangkat asesmen atau penilaian kinerja dapat dikembangkan dengan
melakukan uji coba dalam pembelajaran. Guru dapat menguji dan
mengembangkan task (tugas) dan rubrik penilaian kinerja agar cocok dengan
kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Hasil uji coba
dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar
menjadi lebih mudah dikerjakan, lengkap, dan aman dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen. Pendidikan Dasar dan Menengah,. 2015. Panduan Penilaian untuk


Satuan Pendidikan Menengah Atas. Kemendikbud.

Permendikbud Nomor 23 tahun 2016. Standar penilaian Pendidikan.


Kemendikbud.

Rustaman, Nuryani Y. 2010. Assesmen Pendidikan IPA. Bahan Diklat NTT 04.
Bandung: FPMIPA UPI.

Anda mungkin juga menyukai