Anda di halaman 1dari 8

MITOS KONTRASEPSI

1. Mitos Kontrasepsi Dapat Menyebabkan Kemandulan


Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman
yang semakin maju, saat ini telah banyak tersedia metode
kontrasepsi untuk memenuhi kebutuhan reproduksi pasangan usia
subur. Maka dari itu, itu sangat penting memastikan efek samping
dari penggunaan kontrasepsi setelah berhenti menggunakannya.
Berapa lama kembali subur setelah berhenti memakai kontrasepsi
menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam memilih jenis
kontrasepsi yang akan digunakan, khususnya bagi Wanita yang
menggunakan kontrasepsi untuk menunda dan menjarakkan
terjadinya kehamilan. Sebagian Wanita belum memahami dengan
baik tentang kembalinya kesuburan pascaputus pakai kontrasepsi.
Hal ini diketahui dengan masih banyaknya mitos negatif dan
kesalahpahaman terkait kontrasepsi dan adanya ketakutan
perempuan akan terjadinya ketidaksuburan pascaputus pakai
kontrasepsi.
Penggunnaan KB atau alat kontrasepsi sering kali membuat
banyak wanita menjadi khawatir akan efek samping yang ditimbulkan.
Banyak sekali bereda mitos dimasyarakat mengenai alat kontrasepsi,
salah satunya adalah mitos terjadinya kemandulan pascaputus
memakai kontrasepsi. Mitos ini menjadi hambatan yang cukup besar
bagi Wanita yang ingin menggunakan alat kontrasepsi. (Maria,2019).
Kecemasan akan hilangnya keseburan atau terjadinya kemandulan
pasca putus menggunakan kontrasepsi sudah pasti berdapak negatife
pada penggunaan kontrasepsi di Indonesia. Sebagian besar mitos
tersebut merupakan informasi yang tidak benar dan hanya
berdasarkan desas-desus.
Bedasarkan penelitian Maria Gayatri 2019 faktanya kontrasepsi
tidak menyebabkan kemandulan, hanya perlu waktu untuk seorang
perempuan menjadi subur kembali pascaputus pakai kontrasepsi.
Peluang terjadinya kehamilan pada satu tahun pertama untuk
kontrasepsi pil berkisar 75%-81%, untuk implan 72%-76%, untuk IUD
72%-85%, sedangkan untuk suntikan 65%-67%. Tingkat kehamilan
pada 2 tahun pascaputus pakai pada keempat kontrasepsi mencapai
82%-92%. Kembalinya kesuburan pascaputus pakai pil, IUD dan implan
terjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan suntikan, tetapi tingkat
kehamilan hampir sama pada 1-2 tahun pascaputus pakai kontrasepsi
baik metode hormonal maupun non hormonal.Durasi pemakaian
kontrasepsi tidak memiliki dampak negatif pada kemampuan
perempuan untuk hamil pascaputus pakai kontrasepsi. Kembalinya
kesuburan pada perempuan usia muda lebih cepat dibandingkan
perempuan yang lebih tua.
Metode kontrasepsi tidak menyebabkan infertilitas, akan tetapi
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu penyebab
infertilitas, oleh karena itu pemeriksaan rutin sangat penting untuk
deteksi dini terjadinya PMS. Infeksi menular seksual merupakan salah
satu jenis penyakit menular yang penularan utamanya melalui kontak
seksual. (Simbolon 2020)

2. Mitos Kontrasepsi Darurat Sama Dengan Abortus


Mitos mengenai kontrasepsi darurat sama dengan
menggugurkan kandungan atau abortus telah banyak beredar di
masyarakat, padahal hal itu tidak benar. Faktanya, kontrasepsi
darurat atau dalam dunia kesehatan dikenal dengan singkatan
kondar, merupakan salah satu upaya pencegahan kehamilan setelah
terjadinya persetubuhan yang tidak dilindungi alat kontrasepsi.
Berbeda dengan aborsi, kontrasepsi darurat bukanlah upaya
membunuh janin yang terlanjur terbentuk, tetapi mencegah
bertemunya sperma dan sel telur atau sama sekali mencegah sel telur
matang. Karena berlaku dengan mencegah bertemunya sel sperma
dan sel telur, maka biasanya ada batas waktu paling lama kontrasepsi
darurat digunakan, biasanya 3 hingga 7 hari.
Sebutan kontrasepsi darurat sendiri untuk menekankan
kepada masyarakat bahwa jenis kontrasepsi ini digunakan pada masa
atau keadaan yang tidak boleh ditunda, juga sebagai isyarat
bahwasannya cara KB ini lebih baik daripada tidak memakai KB sama
sekali.

3. Mitos Tidak Perlu Menggunakan alat kontrasepsi jika


berhubungan intim hanya sekali
Hal itu tentunya merupakan sebuah mitos, karena faktanya
seorang Wanita bisa hamil saat pertama kali berhubungan seks.
Setiap kali seorang Wanita melakukan hubungan intim dengan
seorang pria , dia akan beresiko hamil. Hal ini tidak dapat dipungkiri
sekalipun pria melakukan ejakulasi diluar, karena pada faktanya
sebelum sperma keluar terdapat cairan semen atau yang biasa
disebut pelumas yang didalamnya terkadang juga terdapat sel
sperma.

4. Mitos Kontrasepsi Hanya dibutuhkan Wanita Hingga Berusia 35


Tahun
Mitos mengenai kontrasepsi hanya digunakan Wanita hingga
berusia 35 tahun ini tidak benar, karena faktanya perempuan masih
bisa hamil hingga berusia lebih dari 40 tahun, selama belum
memasuki masa menopause. Menopause sendiri didefensikan
sebagai berhentinya siklus mensturasi secara permanen sebagai
akibat dari hilangnya fungsi folikular ovarium atau penurunan
hormoon ovarium. Umumnya, menopause dialami perempuan ketika
berusia 40 tahun ke atas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
saat berusia 35 tahun , Wanita masih memerlukan kontrasepsi,karena
belum terjadi menopause. (Cory’ah , 2019)
5. Pil KB Menyebabkan Kenaikan Berat Badan
Selama ini telah banyak beredar info dimasyarakat jika pil KB
dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau kegemukan,
padahal faktanya belum ada secara medis yang menyatakan
bahwa pil KB dapat membuat berat bada bertambah. Kalo pun
terjadi kenaikan berat bada pada Wanita yang mengkonsumsi pil
KB, hal itu terjadi karena retensi cairan. Artinya, kenaikan ini
bukan kenaikan berat badan yang sesungguhnya.
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau
pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara
per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif
mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah . Pil KB yang
banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen
dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon
saja. Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi.
Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi,
maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai
pil dibilang hampir selalu efektif dalam mencegah kehamilan.
Yang depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya
jarang. Oleh karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan
obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu
mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering
ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping
estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala dan nyeri
payudara. Sedangkan efek samping progesteron menjadikan
perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah
sehingga mengalami obesitas, 6 muncul jerawat, menstruasi jadi
sedikit dan kemungkinan payudara mengecil .

6. AKDR atau IUD Dapat Menyebabkan Radang Panggul


IUD atau AKDR merupakan alat kontrasepsi yang cukup
Popular di Indonesia dengan sebutan KB spiral. Namun juga
banyak beredar kabar miring mengenai KB ini yang dapat
menyebabkan radang panggul. Padahal, faktanya AKDR/ IUD ini
sudah di desain sedemikian rupa agar aman digunakan oleh
Wanita. Bahkan, IUD/AKDR ini bisa tinggal didalam tubuh hingga
bertahun-tahun tanpa menyebabkan masalah apapun bagi
Kesehatan Wanita, termasuk radang panggul. Radang panggul
terjadi karena adanya infeksi bakteri pada vagina, Rahim, tuba
fallopi ataupun indung telur. Jadi, radang panggul bukan akibat
dari pemasangan AKDR/IUD.

7. KB suntik 3 bulan dapat menyebabkan darah kotor.


Ini hanyalah mitos. Tidak ada darah kotor yang tertahan dan
mengganggu kesehatan. Darah menstruasi sebenarnya adalah
bagian dinding dalam rahim yang menebal, untuk mempersiapkan
diri menjadi tempat berkembang janin jika terjadi kehamilan.
Penebalan ini terjadi ketika sel telur siap dilepas keluar dari
indung telur. Jika tak terjadi kehamilan, maka lapisan dalam ini
meluruh menjadi darah menstruasi.
Faktanya pada KB suntik, hormon mencegah lepasnya sel
telur dari indung telur. Ini membuat penebalan dalam dinding
rahim tak terjadi. Akibatnya, tak ada lapisan yang bisa meluruh
sehingga tak ada pula darah yang tertahan di dalam vagina.

8. Pil KB membuat siklus haid menjadi tidak teratur


Mitos mengenai hal ini tidaklah benar, karena faktanya pil KB
mengandung hormon esterogen yang dapat membantu siklus
mensturasi menjadi lebih teratur. Bahkan, penggunaan pil KB ini
dapat dijadikan pengobatan alternatife bagi Wanita yang siklus
haidnya tidak teratur.
9. Pil KB dapat mencegah infeksi menular seksual
Pernyataan ini adalah mitos, karena pil KB tiddak dapat
mencegah penularan penyakit seksual. Karena pada faktanya yang
dapat mencegah infeksi menular seksual adalah kondom, bukan pil
KB.

10. AKDR / IUD dapat bergeser sendiri ke perut.


Saat ini ramai dibicarakan dan berkembang rumor yang
mengatakan bahwa AKDR dapat bergeser sendiri hingga ke perut
atau abdomen sehingga menimbulkan perdarahan. Padahal,
faktanya AKDR dipasang di rongga Rahim yang tidak memiliki
lubang lain selain vagina dan apabila terjadinya pergerseran , maka
itu hanya disekitar rongga Rahim dan tidak menibulkan perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA

GAYATRI, M., MENEPIS MITOS KEMANDULAN AKIBAT KONTRASEPSI:


ANALISIS KESINTASAN DATA KALENDER KONTRASEPSI DAN KEHAMILAN SDKI
2007, 2012 DAN 2017
Simbolon, W.M. and Budiarti, W., 2020. Kejadian Infeksi Menular
Seksual pada Wanita Kawin di Indonesia dan Variabel-variabel yang
Memengaruhinya. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(2), pp.81-87.
Cory'ah, Fitra Arsy Nur, and I. Gusti Ayu Putu Sri Wahyuni.
"Hubungan Sindrom Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Menopause Diwilayah Kerja Puskesmas Ubung Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2018." Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Jember 3, no. 1 (2019):
8-16.
Suparman, E., 2021. Kontrasepsi Darurat dan Permasalahannya.
Medical Scope Journal, 3(1), pp.94-10

Anda mungkin juga menyukai