Anda di halaman 1dari 31

Dr. RENI ZULFITRI, M.Kep., Sp.

Kom
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
KONSEP KELOMPOK
 Kelompok atau agregat: sekumpulan individu yang
berinteraksi pada suatu daerah/institusi atau
mempunyai karakteristik khusus yang merupakan
bagian dari masyarakat (Stanhope&Lancaster, 2016)
 Kelompok khusus: sekumpulan masyarakat yang
karena keadaan fisik, mental maupun sosial budaya
dan ekonominya perlu mandapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan
keperawatan, karena ketidaktahuan dan
ketidakmampuan mereka dalam memelihara
kesehatan dan keperawatan dirinya.
KERENTANAN DAN POPULASI RENTAN
 Kerentanan: interaksi antara keterbatasan fisik dan
sumber lingkungan, sumber personal, sumber
biopsikososial berupa ada tidaknya penyakit dan factor
genetic (Stanhope & Lancaster, 2015)
 Populasi rentan (vulnerable population): bagian dari
populasi yang lebih mudah mengalami masalah
Kesehatan akibat terpapar risiko atau akibat buruk
dari masalah Kesehatan (stanhope & Lancaster, 2015)
 Populasi rentan: populasi yang memiliki karakteristik
lebih memungkinkan berkembangnya maskes, dan
lebih mengalami kesulitan dalam menjangkau yankes,
social ekonomi lemah, dan atau masa hidup lebih
singkat akibat peny. Ttt (Maurer & Smit, 2013)
Kesimpulan Populasi Rentan
(Vulnerable Population)
 Populasi Rentan: Populasi yang memiliki karakteristik
tertentu sebagai akibat dari hasil interaksi
keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, personal
dan biopsikososial sehingga memiliki risiko
mengalami maskes ttt, kesulitan menjangkau yankes,
penghasilan menurun dan memiliki masa hidup yang
lebih singkat.
LEVEL PENCEGAHAN KERENTANAN
1. Pencegahan Primer: upaya pencegahan yang
ditujukan kepada kelompok masyarakat yang masih
sehat dalam upaya mempertahankan kesehatannya.
Bentuk Tindakan yang dilakukan: Pendidikan
Kesehatan, promosi Kesehatan dan proteksi
Kesehatan.
2. Pencegahan sekunder: Upaya pencegahan yang
ditujukan pada kelompok masyarakat yang sudah
memiliki tanda gejala masalah Kesehatan atau
penyakit ttt. Bentuk Tindakan yang dilakukan:
pemeriksaan kes berkala, rujukan, dsb
samb
3. Perncegahan tersier: upaya pencegahan yang
ditujukan pada kelompok masyarakat yang berada pada
masa pemulihan setelah mengalami peny atau maskes
ttt serta mencegah tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
dari masalah yang dialami.
Bentuk Tindakan: Upaya rehabilitasi pasca perawatan di
yankes, untuk mencegah ketidakmampuan,
ketidakberdayaan atau kecacatan lebih lanjut. Contoh
pada kelompok penderita stroke.
KARAKTERISTIK POPULASI RENTAN
DI INDONESIA
 Status social ekonomi: kurangnya sumber daya social,
Pendidikan, ekonomi yang memadai, sehingga menjadi
rentan maskes.
 Usia: Karakteristik usia ttt dapat rentan terhadap maskes
ttt. Kerentanan seseorang semakin meningkat sesuai
dengan meningkatnya usia kronologisnya (Miller, 2012)
 Kesehatan. Kondisi Kesehatan akibat proses penyakit
mengakibatkan rentan terhadap berbagai maskes ttt
 Pengalaman hidup: Berbagai pengalaman hidup yang tidak
menyenangkan berrisiko terhadap terjadinya trauma,
penurunan kondisi biopsikososial pada kelompok ttt.
JENIS PELAYANAN YANG
DIBUTUHKAN KELOMPOK RENTAN
 Yankes bersifat promotive: pada kelompok rentan yang
masih sehat. Seperti: Pendidikan Kesehatan dan
berbagai keg promosi Kesehatan
 Yankes bersifat Preventif: Pada kelompok yang sudah
berrisiko. Jika tidak dilakukan intervensi akan
mengalami maskes ttt. Seperti: Skrining Kesehatan,
imunisasi, vaksinasi, dsb
 Yankes bersifat Kuratif: pada kelompok yang sudah
sakit sebagai upaya penyembuhan dan pelaksanaan
pengobatan
Samb Jenis Pelayanan
 Yankes bersifat Rehabilitatif: upaya untuk mengembalikan
status Kesehatan dan optimalisasi fungsi tubuh akibat
penyakit tertentu dan kecacatan
 Konseling: memberikan kesepatan pada klien untuk
mengeksplorasi, menemukan, dan mengklarifikasi jalan
hidup yang lebih bermakna dan memuaskan. Berfokus
pada penyembuhan dan perawatan Kesehatan secara
holistic
 Pembentukan kelompok pendukung, terutama kelompok
orang yang memiliki maskes yang sama untuk
membangun harapan, motivasi dan meningkatkan kualitas
hidup.
STRATEGI PERAWATAN KES PADA
POPULASI RENTAN
 Pendidikan Kesehatan
 Pemberdayaan
 Kemitraan
 Proses kelompok
 Bina suasana
 Advokasi
PERAN PERAWAT
 Penemu kasus
 Pendidik Kesehatan
 Konselor
 Pemberi layanan keperawatan
 Manajer kasus
 Advokat
 Kolaborator
 Pengembang kebijakan kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN
KELOMPOK
 Askep kelompok: Bentuk pelayanan keperawatan
profesional menggunakan metode penyelesaian
masalah kesehatan yang ditujukan kepada suatu
kelompok dengan menitikberatkan pada upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
 Menggunan pendekatan proses keperawatan:
pengkajian sd evaluasi
TUJUAN
 Untuk meningkatkan kemampuan kelompok dalam
menolong diri mereka sendiri (mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan) sehingga tidak
bergantung pada pihak lain.

Derajat kesehatan kelompok yang setinggi-tingginya


SASARAN
 Kelompok masyarakat khusus yang
berrisiko terhadap munculnya masalah
kesehatan:
1. Kelompok masyarakat yang terikat dalam
institusi
2. Kelompok tidak terikat dalam suatu
institusi
SASARAN
 Sasaran yang tidak terikat institusi:
- Kelompok balita, kelompok bumil, kelompok lansia,
atau kelompok penderita penyakit ttt di masyarakat
 Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu
institusi:
- Kelompok masyarakat sekolah, tempat kerja,
pesantren, panti asuhan, panti jompo, rumah tahanan
atau lembaga pemasyarakata
SASARAN
 Kelompok khusus:
- Dengan kebutuhan kesehatan khusus akibat tumbuh
kembang: kelompok bayi baru lahir, balita, usia
sekolah, remaja, dan kelompok lansia
- Memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
askep: kelompok penderita peny ttt (penyakit
menular dan tidak menular: TBC, AIDS, Jantung,
DM, Hipertensi, cacat, dll; Klp yg berrisiko terserang
peny, sep: WTS, pengguna NAPZA; Lembaga sosial,
perawatan, dan rehabilitasi
SASARAN
 Kelompok Rawan kesehatan: Kelompok masyarakat
berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan
kondisi yang kurang memiliki kemampuan
mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko
bencana atau ancaman bencana. Penekanan pada
“berisiko tinggi” karena kelompok jenis ini akan
menanggung dampak terbesar dari munculnya risiko
bencana atau akan terdampak oleh sebuah ancaman
bencana dibanding kelompok masyarakat lain, seperti:
kelompok masyarakat didaerah kumuh, padat
penduduk, rawan gempa dan bencana, kelompok
masyarakat miskin, dsb..
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KELOMPOK
 Fase awal dan utama dalam proses keperawatan
 Tujuan: mengidentifikasi kebutuhan kelompok,
mengklarifikasi mas-kes kelompok, mengidentifikasi
kekuatan dan sumber-sumber yang ada di kelompok,
serta mengidentifikasi risiko masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada kelompok tsb
METODE PENGUMPULAN DATA
 Wawancara informan
 Observasi partisipan
 Survey
 Windshield survey
 FGD
 Data sekunder
 Pemeriksaan Fisik
KOMPONEN PENGKAJIAN
 Data Dasar Anggota Kelompok: Nama, JK, tgl lahir,
pendidikan, agama, suku, kead umum, TTV, status gizi,
riwayat penyakit, alat bantu yang digunakan, pola olahraga,
pola tidur
 Data pengkajian terkait Upaya peningkatan kesehatan:
Faskes yang ada, yankes yang dimanfaatkan klpk, fasilitas
pendidikan yang ada dan yang dpt dimanfaatkan,
lingkungan sekitar tempat tinggal anggota klpk, status sosial
ekonomi, status sosial budaya dan spiritual, komunikasi,
fasilitas rekreasi yang tersedia
 Data pengkajian terkait perilaku kesehatan atau kebiasaan
dalam kelompok
ANALISIS DATA
NO. DATA PENUNJANG DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Kelompok Data hasil pengumpulan data


dari berbagai metode pengumpulan data:
-Hasil survey
-Hasil observasi/windshield survey
-Hasil wawancara
- Data sekunder. dsb
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELOMPOK
 Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perlu
melakukan analisis data hasil pengkajian
 Diagnosa keperawatan : Clinical judgment yang
berfokus pada respon manusia terhadap kondisi
kesehatan (NANDA, 2015-2017), tanpa etiologi
 Jenis/label diagnosa keperawatan:
- Aktual: Ketidakefektifan pemeliharaan kes
- Risiko: Risiko jatuh
- Potensial/wellness: Keamanan lingkungan yang efektif
PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN KELOMPOK
Menurut Stanhope & Lancaster (2004; 2016), terdapat 6
kriteria dalam menentukan prioritas:
1.Kesadaran kelompok terhadap masalah
2.Motivasi kelompok dalam menyelesaikan masalah
3.Kemampuan perawat utk mempengaruhi atau memberikan
solusi
4.Tersedianya keahlian utk menyelesaikan maskes
5.Keparahan atau keseriusan masalah yg dihasilkan jika tdk
diselesaikan
6. Kecepatan masalah dapat diselesaikan
Masing-masing kriteria diberi skor 1 – 10, sehingga total skore
max adalah 60.
PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEP 1 2 3 4 5 6 TOTA RK
L G
1.

2.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
KELOMPOK
1. Menentukan kriteria hasil (NOC)
2. Menentukan intervensi berdasarkan NIC
STRATEGI INTERVENSI KELOMPOK

 Pendidikan kesehatan/keperawatan
 Proses kelompok
 Kemitraan/kerjasama (Partnership)
 Pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
 Intervensi profesional keperawatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
KELOMPOK
DATA DIAGNOSA NOC/ NIC/INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL

Prevensi Primer -3 level prevensi


- Mengacu pada
Prevensi sekunder strategi
intervensi
Prevensi tersier keperawatan
kelompok
- Berdasarkan NIC
- Intervensi untuk
pencapaian NOC
PLANNING OF ACTION (POA)
DX. KEP TUJUAN KEGIAT WAKTU TEMPAT SUMBER PJ
AN DANA
IMPLEMENTASI
 Kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
 Mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
 Menerapkan strategi intervensi keperawatan:
- Pendidikan kesehatan
- Proses kelompok
- Pemberdayaan masyarakat
- Partnership
EVALUASI
 Proses untuk mengukur keberhasilan asuhan
keperawatan kelompom yang telah dilakukan
 Jenis:
1. Evaluasi Formatif (proses): Pada saat proses
pelaksanaan program. Tujuan: untuk memperbaiki
pelaksanaan selanjutnya
2. Evaluasi Sumatif : Dilakukan saat pelaksanaan
program sudah selesai. Tujuan: untuk menilai hasil
pelaksanaan program mengacu ke tujuan
GOOD LUCK!!!

Anda mungkin juga menyukai