Anda di halaman 1dari 2

Skenario 2

Ny. B, usia 46 tahun dirawat di RSJ Tampan Provinsi Riau dengan diagnosa medis Severe
Depressive Episode with Psychotic Symptoms yang merupakan gejala awal dari skizofrenia.
Gejala positif pasien saat itu berupa waham, halusinasi, dan perilaku yang tidak teratur.
Sedangkan gejala negative yang muncul berupa afek datar, tidak berminat dalam beraktivitas
serta menarik diri dari orang lain/masyarakat. Pasien di diagnosa sejak tahun 2023 tepatnya
pada bulan Mei 2023. Pasien sebelumnya telah menjalani pengobatan rawat jalan di RSJ
Tampan namun kurang berhasil karena tidak mengkonsumsi obat secara teratur, pasien juga
memiliki riwayat gangguan jiwa genetik dari ibu kandung. Riwayat pasien sebelum masuk
RSJ yaitu terjadi perubahan perilaku ±1 bulan terakhir, pasien bicara-bicara sendiri, tiba-tiba
menangis, keluyuran, gelisah, sering mengatakan ingin mati. Pasien mengatakan sering
mengalami KDRT dari suami sejak dirinya mengetahui suaminya menikah lagi 2 tahun yang
lalu. Pasien mengatakan dirinya dahulu memiliki keinginan untuk kuliah namun tidak
terwujud karena masalah ekonomi.

Pasien mengatakan dirinya diantar ke RSJ oleh keluarga. Pasien adalah anak ke 4 dari 4
orang bersaudara, pasien tinggal serumah bersama dengan 2 orang anak perempuannya, anak
laki-lakinya tinggal ngekost di luar kota tempat kuliah dan suaminya tinggal di luar kota
(tempat dinasnya). Pasien mengatakan selama ini ia mengurus rumah tangga selain itu juga
aktif mengikuti kegiatan perkumpulan seperti arisan persit, koramil, dan kodim. Pasien
mengatakan suaminya menikah lagi sejak 3 tahun yang lalu dan dirinya mengetahui itu sejak
tahun 2022 lalu. pasien mengatakan dirinya merasa tidak berharga karena suaminya memiliki
wanita lain. Pasien tampak banyak melamun.

Keluhan utama pasien saat ini adanya suara-suara tanpa wujud yang berkata-kata kasar
kepadanya dan menyuruhnya untuk bunuh diri. Suara yang didengar pasien adalah suara
perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang banyak. Suara yang didengar pasien tidak bisa
dikendalikan dan rasanya menekan. durasi dari suara-suara itu tidak menentu terkadang bisa
berlangsung selama 10-30 menit. Kemudian, suara-suara itu muncul saat pasien sedang
sendiri, suara sering muncul pada sore dan malam hari, dalam sehari pasien bisa mendengar
suara itu sebanyak 5-6 kali. Pasien mengatakan takut saat mendengar suara-suara itu muncul,
sehingga membuat pasien mengikuti isi suara tersebut. Pasien mengatakan pernah melakukan
percobaan bunuh diri dengan cara membenturkan kepala ke dinding, melompat dari sepede
motor saat sedang di bonceng dan melompat dari jembatan dikarenakan suara halusinasi yang
menyuruhnya untuk bunuh diri. Pasien mengatakan masih ada keinginan bunuh diri karena
suara itu selalu mengatakan dirinya bodoh, jelek, dan tidak berguna.

Saat dilakukan wawancara pasien tampak banyak menunduk, suara lemah, kontak mata
kurang, ekspresi tumpul, emosi labil, serta tidak mampu untuk memulai pembicaraan. Pasien
sadar dirinya sedang berada di RSJ, pasien mengetahui tentang dirinya dan keluarganya. TTV
pasien TD : 125/79 mmHg, HR : 82 kali/menit RR : 20 kali/menit S : 36,0 oC pasien
mendapatkan terapi farmakologis Trihexyphenidil 2 mg 2x1 tab, Risperidone 1 mg 2 x 1 tab,
Lorazepam 2 mg 1 x 1 tab, Sertralin 50 mg 1 x ½ tab.

Ners Mita yang merawat Ny.B menegakkan masalah keperawatan Halusinasi pendengaran,
Harga diri rendah, dan Risiko bunuh diri dan Masalah keperawatan yang lain (7 diagnosis).

Topik diskusi :
1. Skizofrenia
2. Penyalahguaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
3. Asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa : Waham, Risiko perilaku kekerasan,
Harga diri rendah kronis dan dan masalah keperawatan yang lain (7 diagnosis
keperawatan).

Anda mungkin juga menyukai